• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM IDENTIFIKASI PENYAKIT TANAMAN PADI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM IDENTIFIKASI PENYAKIT TANAMAN PADI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM IDENTIFIKASI PENYAKIT TANAMAN PADI DENGAN

MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

1Ika Arthalia, 1Aristoteles, 2Radix Suharjo

1Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Unila

2Jurusan Agroteknologi FP Unila

Abstract

Rice plant diseases can be identified from their symptoms. To find out exactly the rice plant disease, it will need agricultural experts. Numbers and distributions of agricultural expert are very limited and they cannot overcome the problems optimally, so that a system containing knowledge as what experts do is required. This research was to design web-based experts system by using forward chaining method and certainty factor. Data processed in this system were 16 diseases and 26 of disease symptoms. This system which was developed had superiorities and easiness in accessing it, user friendly and displaying certainty levels from diagnosis results with 81% of customer’s satisfaction.

Kata Kunci –experts, expert system, forward chaining, rice plant diseases.

1.

Pendahuluan

Indonesia merupakan Negara Agraris yang memiliki potensi yang baik dibidang pertanian. Sebagian besar penduduk Indonesia bekerja sebagai petani. Namun saat ini area persawahan sudah jarang sekali kita temui terutama di daerah perkotaan. Banyak lahan persawahan yang sudah menjadi pabrik-pabrik ataupun perumahan. Berkurangnya area sawah membuat hasil produksi menjadi menurun, belum lagi dengan banyaknya penyakit yang ada pada tanaman di persawahan.

Berdasarkan Gambar 1.1 produksi bahan pangan yang terdiri dari: padi, jagung dan ubi kayu meningkat selama 2003 sampai dengan 2008 dan tanaman padi merupakan tanaman yang paling produktif di antara tumbuhan-tumbuhan serealia lainnya. Dikarenakan tingginya tingkat kebutuhan penduduk Indonesia akan padi, maka petani perlu dukungan yang maksimal untuk dapat menghasilkan padi yang berkualitas baik dengan kuantitas panen yang maksimal pula. Salah satu masalah yang dihadapi petani secara umum yaitu masalah dalam mengatasi serangan penyakit terhadap tanaman padi mereka [1].

Jika petani tersebut memiliki pengetahuan lebih mengenai serangan penyakit, maka serangan tersebut ini akan langsung dapat diatasi. Sebaliknya jika petani kurang memiliki pengetahuan mengenai serangan penyakit, maka petani tersebut cenderung membutuhkan bantuan orang yang lebih ahli untuk mengatasi masalah ini. Pada kenyataannya, saat ini banyak petani Indonesia yang membutuhkan bantuan para ahli untuk mengatasi masalah pertanian mereka, tetapi jumlah ahli dan penyebarannya terbatas menyebabkan permasalahan ini belum dapat diatasi dengan maksimal.

Pada penelitian ini dilakukan perancangan sistem pakar yang diharapkan dapat menjadi acuan bagi petani atau orang yang ingin belajar bertani tahu bagaimana cara mengidentifikasi penyakit padi beserta solusinya sebelum bertanya pada seorang pakar agar memperoleh produksi secara maksimal dengan menerapkan faktor kepastian (Certainty Factor) dalam pengambilan keputusannya. Certainty Factor menunjukkan ukuran kepastian terhadap suatu fakta atau aturan. Certainty Factor membuat penggunanya mendapat solusi dari permasalahannya dan dapat mengukur sesuatu apakah pasti atau tidak pasti dalam mendiagnosa[2].

(2)

Gambar 1 Grafik Tahan Pangan dan Gizi [1]

Sistem Pakar tanaman padi adalah sistem yang dapat mengidentifikasi penyakit tanaman padi berdasarkan gejala-gejala yang ada serta memberikan solusi berdasarkan jenis penyakit layaknya seorang pakar. Dengan bantuan sistem pakar, diharapkan bahwa orang awam pun dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang sebenarnya hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para ahli.

Tujuan pengembangan sistem ini adalah membangun program aplikasi yang dapat mengidentifikasi penyakit yang menyerang tanaman padi berdasarkan gejala yang diberikan dan memberikan solusi terhadap penyakit yang menyerang tanaman padi dengan mendistribusikan pengetahuan manusia ke dalam sistem.

1.1 Sistem Pakar

Sistem pakar berasal dari istilah knowledge-based expert system, yaitu sistem yang menggunakan pengetahuan manusia yang terekamdalam komputer yang digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang biasanya membutuhkan keahlian manusia[3].

Sistem pakar dapat ditampilkan dalam dua lingkungan, yaitu: pengembangan dan konsultasi. Lingkungan pengembangan digunakan oleh pembangun sistem pakar untuk membangun komponen dan memasukkan pengetahuan kedalam basis pengetahuan. Lingkungan konsultasi digunakan oleh orang yang bukan ahli untuk memperoleh pengetahuan dan berkonsultasi. Komponen-komponen yang ada pada sistem pakar dapat dilihat pada Gambar 1, yaitu:

1. Akuisisi Pengetahuan. Digunakan untuk memasukkan pengetahuan dari seorang pakar dengan cara merekayasa pengetahuan agar bisa diproses oleh komputer dan meletakkannya ke dalam basis pengetahuan dengan format tertentu.

2. Basis pengetahuan (knowledge base). Berisi pengetahuan yang diperlukan untuk memahami, memformulasikan dan menyelesaikan masalah. Basis pengetahuan terdiri dari dua elemen dasar yaitu fakta dan rule atau aturan.

3. Mesin inferensi (Interference Engine). Ada dua cara untuk melakukan inferensi, yaitu:

a. Forward Chaining (Pelacakan ke depan): Teknik ini memulai pencarian dengan fakta yang diketahui untuk menguji kebenaran hipotesa, kemudian mencocokkan fakta tersebut dengan bagian IF dari rule IF-THEN. Teknik ini cocok digunakan untuk menangani masalah peramalan (prognosis) dan pengendalian (controlling).

Padi Jagung Kedelai Kc. Tanah Ubi Kayu Ubi Jalar Sayur Buah-buahan Minyak Sawit Gula Pasir 2003 52138 10886 672 786 18524 1991 8575 13551 10540 1632 2004 54088 11225 723 837 19425 1902 9060 14348 11807 2053 2005 54151 12524 808 836 19321 1857 9102 14787 11862 2393 2006 54455 11609 748 838 19987 1854 9564 16171 13391 3350 2007 57157 13288 593 789 19988 1887 9941 17352 14152 3784 2008 59877 14854 724 772 20795 1906 10234 19279 19805 4465 0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 R ib u to n

(3)

b. Backward Chaining (Pelacakan ke belakang): Teknik ini memulai pencarian dari kesimpulan (goal) dengan mencari sekumpulan hipotesa-hipotesa yang mendukung menuju fakta-fakta yang mendukung sekumpulan hipotesa tersebut.

4. Daerah kerja (Blackboard). Area pada memori yang berfungsi sebagai basis data. Ada tiga tipe keputusan yang dapat direkam pada blackboard yaitu rencana, agenda dan solusi.

5. Antarmuka (User Interface). Sebagai media komunikasi antara pengguna dan sistem pakar. Program akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dnan sistem pakar akan mengambil kesimpulan berdasarkan jawaban dari user.

6. Subsistem penjelasan (Explanation Subsystem). Subsistem penjelasan berfungsi member penjelasan kepada user, bagaimana suatu kesimpulan dapat diambil.

Lingkungan Lingkungan

Konsultasi Pengembangan

Gambar 1 Komponen dalam sebuah sistem pakar [3-4] 2. Metodologi Penelitian

Tahapan penelitian pada perancangan sistem ini dapat dilihat pada Gambar 2. Tahapan perancangan aplikasi dilakukan dengan perancangan Context Diagram, Data Flow Diagram. Data Context Diagram (DCD) disebut juga DFD level 0, karena merupakan data arus awal. DCD ini memiliki sebuah proses yaitu identifikasi penyakit padi dan dua external entity yaitu user dan admin/pakar. Perancangan diagram konteks dapat dilihat pada Gambar 2.

Data Flow Diagram (DFD) merupakan penjabaran lebih rinci dari DCD sistem identifikasi penyakit tanaman padi. Pada DFD tersebut dijelaskan proses-proses apa saja yang dilakukan di dalam sistem dan tabel-tabel dalam database yang digunakan di dalam sistem tersebut. DFD dapat dijabarkan dalam beberapa level sesuai dengan kebutuhan.Perancangan data flow diagram dapat dilihat pada Gambar 3 dan 4. Akuisisi pengetahuan Fakta-fakta tentang kejadian tertentu User Antarmuka Aksi yang direkomendasi Fasilitas penjelasan Motor inferensi Blackboard Rencana Agenda Solusi Deskripsi masalah Basis Pengetahuan Fakta : Apa yang diketahui

tentang area domain Rule : logical reference

Rekayasa Pengetahuan Pengetahuan pakar Perbaikan pengetahuan

(4)

MULAI STUDI LITERATUR WAWANCARA PERANCANGAN APLIKASI IMPLEMENTASI (TAHAP PENGEMBANGAN) SEMUA KEBUTUHAN TERSEDIA PENGUJIAN SISTEM SEMUA FUNGSI BERJALAN PENULISAN LAPORAN SELESAI TIDAK YA YA TIDAK Gambar 2 TahapanPenelitian

USER SISTEM IDENTIFIKASI ADMIN/PAKAR

PENYAKIT TANAMAN PADI Data_gejala Ip_user, jawaban Hasil_konsultasi Data_gejala Data_root Data_gejala_penyakit Data_rule Data_solusi Data_penyakit Data_rule Data_gejala_penyakit Data_penyakit, data_solusi Data_root Data_gejala

Gambar 2 Diagram Konteks Sistem Identifikasi Penyakit Tanaman Padi

USER

1.0 Tanya jawab user dan sistem dari data gejala

2.0 Menghitung nilai CF masing-masing Gejala YA 3.0 Menghitung rata-rata

nilai certainty factor (CF) 4.0 Menampilkan hasil konsultasi 1 | Master Gejala 2 | Master Penyakit 4 | Jawaban 6 | Gejala Penyakit 8 | Hasil Konsultasi Ip_User, Jawaban Data_gejala Data_penyakit Ip_User, Data_jawaban Ip_User, Data_jawaban Data_gejala_penyakit

Ip_user, data_jawaban, data_gejala_penyakit

Info_hasil_konsultasi Hasil_konsultasi Data_gejala 5 | Rule Data_rule Data hasil_konsultasi

Ip_user, data_jawaban, data_gejala_penyakit, nilai_CF

3 | Master Root Data_root 7 | Tmp_CF Data_nilaiCF 9 | Master Solusi Data_solusi

(5)

USER 1.1 Menampilkan pertanyaan dari gejala 1.2 Menyimpan jawaban 5 | Rule 4 | Jawaban Data_rule Ip_user, jawaban Ip_user jawaban Data_gejala 1 | Master Gejala 2 | Master Penyakit Data_gejala Data_penyakit 3 | Master Root Data_root

Gambar 4 Data Flow Diagram Level 2 untuk user

3.

Pembahasan

3.1 Analisa Kebutuhan Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi data penyakit padi, data gejala, data nilai peluang terjadinya penyakit dan nilai relasi antara penyakit dan gejala. Data-data tersebut diperoleh dengan beberapa cara, yaitu dengan melakukan wawancara langsung terhadap pakar penyakit tanaman padi dan mendapatkan pengetahuan dari buku, jurnal ilmiah, laporan, dan sebagainya. Sebagian data diperoleh dari Semangun (1993) dan Sudarma (2013).Data yang diperoleh yaitu 16 penyakit dengan 26 gejala. Data-data tersebut kemudian akan diolah untuk dijadikan data yang berbentuk tree agar lebih mudah dalam memasukkan ke dalam sistem. Dalam sistem ini ada 4 tree yang masing-masing root dibedakan berdasarkan bagian utama tanaman padi yang terinfeksi yaitu daun, batang, malai dan pertumbuhan abnormal.

3.2 Representasi Pengetahuan

Dari data penyakit dan gejala tanaman padi yang diperoleh dapat direpresentasikan relasi. Representasi pengetahuan digunakan untuk menentukan proses pencarian atau menentukan kesimpulan dari identifikasi yang dilakukan. Dalam penelitian ini representasi pengetahuan yang digunakan adalah dengan kaidah produksi. Kaidah produksi dituliskan dalam bentuk jika-maka (if-then). Berdasarkan penyakit dan gejala terdapat 16rule beserta nilai CF.

3.3 Implementasi Sistem

Sistem identifikasi penyakit tanaman padi dibangun mengunakan bahasa pemrograman php dan database MySQL. Dalam implementasinya aplikasi ini dapat diakses menggunakan web browser seperti Google Chrome, Mozilla Firefox dan lainnya. Pada sistem identifikasi penyakit tanaman padi ini memiliki dua hak akses yaitu pakar dan petani. Pakar bertugas untuk menambahkan data-data penyakit, gejala dan penambahan aturan-aturan yangakan digunakan oleh petani dalam konsultasi. Sedangkan petani dapat mengakses sistem untuk berkonsultasi dan melihat daftar penyakit tanaman padi saja.

3.4 PengujianSistem

3.4.1 Pengujian Fungsional

Pengujian yang dilakukan hanya sebatas fungsional utama dari sistem apakah hasil yang diperoleh pada saat melakukan konsultasi sesuai yang diharapkan atau tidak dan fungsi dalam penambahan dan perbaikan rule.

1. Konsultasi

Tahap paling awal yang dilakukan dalam proses konsultasi adalah memilih bagian tanaman yang terinfeksi. Selanjutnya akan tampil pertanyaan-pertanyaan berdasarkan root yang dipilih seperti pada

(6)

Gambar 5. Jika pertanyaan untuk root yang terpilih sudah dijawab semua, maka akan menghasilkan hasil konsultasi berupa jenis penyakit, penyebab, persebaran,gejala dan pengendalian dari panyakit tersebut seperti ditunjukkan pada Gambar 6.

2. Rule

Akuisisi pengetahuan digunakan untuk memasukkan pengetahuan yang diperoleh dari seorang pakar ke dalam basis pengetahuan pada sistem dengan format tertentu. Tahap awal akuisisi pengetahuan dalam sistem ini adalah memasukkan data master penyakit dan data master gejala yang akan direlasikan. Selanjutnya menambahkan rule dari setiap penyakit yang kemudian akan dilanjutkan dengan memasukkan nilai hubungan antara gejala dan penyakit. Pengujian untuk input rule disediakan pada Tabel1.

Gambar 5 Tampilan proses konsultasi

(7)

Tabel 1Pengujian Rule

Fungsi yang diuji Input Output Hasil

Penambahan Rule Root Parent Child = Ya = Data root = Data gejala

Sistem memberikan informasi bahwa

sistem telah berhasil menyimpan data BERHASIL

Root Parent Child = Tidak = Data root = Data gejala

Sistem memberikan informasi bahwa

sistem telah berhasil menyimpan data BERHASIL

Root Parent Child = Tidak = Data root = Data penyakit

Sistem memberikan informasi bahwa pengguna harus memasukkan nilai-nilai gejala yang berkaitan dengan penyakit.

BERHASIL

Penambahan Rule

Tidak memilih parent

Field untuk memilih data child tidak

akan muncul dan sistem akan memberikan informasi bahwa pengguna harus memasukkan data dengan lengkap

BERHASIL

Tidak memilih child

Sistem akan memberikan informasi bahwa pengguna harus memasukkan data dengan lengkap

BERHASIL

Penambahan Nilai Gejala-Penyakit

Nilai <0

Sistem akan memberikan informasi bahwa nilai yang dimasukkan harus antara 0 sampai 1

BERHASIL

Nilai>1

Sistem akan memberikan informasi bahwa nilai yang dimasukkan harus antara 0 sampai 1

BERHASIL

Penambahan Nilai

Gejala-Penyakit Tidak memasukkan nilai

Sistem akan memberikan informasi

bahwa field nilai masih kosong BERHASIL

Penghapusan Rule Menghapus rule yang masih memiliki child

Sistem akan memberikan informasi jika rule tersebut tidak bisa dihapus karena masih memiliki child. Dan sistem akan menuju ke halaman dengan parent = child yang akan dihapus tersebut

BERHASIL

Penghapusan Rule

Menghapus rule yang sudah tidak memiliki

child

Sistem akan memberikan informasi

bahwa rule tersebut berhasil dihapus BERHASIL

3.4.2 Pengujian Keakuratan Hasil

Pengujian keakuratan hasil dilakukan dengan cara melakukan percobaan beberapa test case ke dalam sistem dan melihat hasil konsultasi apakah hasil sesuai dengan yang diharapkan. Pengujian diagnosa dilakukan hanya dengan melakukan 10 percobaan dikarenakan dengan melakukan 10 percobaan tersebut sudah mewakili keempat root yang ada di dalam sistem ini. Hasil pengujian test case ditunjukkan pada Tabel 2.

Hasil pengujian ini dicocokkan dengan decision tree, nilai CF dan interpretasi yang dihitung secara manual. Interval untuk interpretasi dari nilai CF pada pengujian ini berdasarkan wawancara seorang pakar yaitu sebagai berikut:

- Pasti (Definitely) = 1 ≥ CF > 0,8

- Hampir Pasti (Amost Certainly) = 0,6 < CF ≤ 0,8 - Kemungkinan Besar (Probably) = 0,4 < CF ≤ 0,6 - Mungkin (Maybe) = 0,2 < CF ≤ 0,4

- Tidak Tahu (Unknown) = -0,2 < CF ≤ 0,2

- Kemungkinan Tidak (Maybe Not) = -0,4 < CF ≤ -0,2

- Kemungkinan Besar Tidak (Probably Not) = -0,6 < CF ≤ -0,4 - Hampir Pasti Pasti (Amost Certainly Not) = -0,8 < CF ≤ -0,6 - Pasti Tidak (Definitely Not) = -0,8 ≥ CF

(8)

Tabel 2 Test case pengujian keakuratan hasil

No Input Output yang diharapkan Output Sistem

1 - PERTUMBUHAN ABNORMAL - Perpanjangan tanaman - Daun berwarna hijau

kekuningan atau pucat

FUSARIUM

Fusarium

CF = 0,8444 Pasti

2 - BATANG

- Terdapat bercak nekrotik di pangkal batang

HAWAR UPIH DAUN DAN BUSUK BATANG

Hawar Upih Daun dan Busuk Batang

CF = 0,7777 Hampir Pasti 3 - DAUN

- Terdapat Bercak pada daun - Bercak berbentuk jorong - Bercak bercincin - Ada titik-titik sklerotium

LAPUK DAUN Lapuk Daun CF = 0,7554 Hampir Pasti 4 - PERTUMBUHAN ABNORMAL - Tanaman kerdil

- Jumlah anakan berkurang - Daun berwarna kuning

sampai orange TUNGRO Tungro CF = 0,75 Hampir Pasti 5 - MALAI - Malai terhambat pertumbuhannya - Malai menyerupai batang

kembang api berwarna putih kelabu KEMBANG API Kembang Api CF = 0,7352 Hampir Pasti 6 - DAUN

- Terdapat Bercak pada daun - Bercak berbentuk jorong - Bercak bercincin STACKBURN Stackburn CF = 0,7286 Hampir Pasti 7 - PERTUMBUHAN ABNORMAL - Tanaman kerdil - Jumlah anakan berlebih - Daun berwarna hijau atau

kuning pucat KERDIL RUMPUT Kerdil Rumput CF = 0,4333 Kemungkinan Besar 8 - MALAI - Tidak membentuk malai/malai tidak keluar - Tanaman kerdil KERDIL RUMPUT Kerdil Rumput CF = 0,3047 Mungkin 9 - BATANG

- Batang mudah patah - Pangkal batang mengkerut

dan berwarna coklat kehitaman BLAST Blast CF = 0,2666 Mungkin 10 - MALAI - Tidak membentuk malai/malai tidak keluar

BERCAK COKLAT

Bercak Coklat

CF = 0,2083 Mungkin

Dari 10 percobaan konsultasi, berdasarkan test case yang diberikan, sistem ini dapat mendiagnosa dengan baik dan perhitungan nilai CF yang dihasilkan sesuai dengan perhitungan yang dilakukan secara manual serta interpretasi yang ditampilkan sesuai dengan aturan interpretasi yang telah ditentukan berdasarkan wawancara dengan seorang pakar.

3.4.3 Pengujian Kepuasan Pengguna

Pengujian tingkat kepuasan pengguna dilakukan kepada petani yang berasal dari salah beberapakelompoktani yang ada di Lampung dengan jumlah responden keseluruhan dari pengujian ini adalah 20 orang.

(9)

Tabel 3. Hasil Jawaban Kuisioner dengan empat pilihan pertanyaan No Pertanyaan Jumlah Responden = 20 Total Skor Skor SS S KS TS 4 3 2 1

1 Apakah anda merasa mudah dalam menjawab

pertanyaan yang diajukan oleh program ini? 7 9 3 1 62 2 Apakah anda terbantu dengan petunjuk yang

disediakan pada program ini? 13 7 0 0 73 3 Apakah hasil diagnosa program ini sesuai

dengan hasil pendeteksian yang dilakukan di lapangan?

5 12 2 1 61

4 Apakah anda merasa terbantu dengan adanya

program ini? 5 9 4 2 57

Tabel 4. Hasil Jawaban Kuisioner dengan dua pilihan pertanyaan

No Pertanyaan Jumlah Responden = 20 Total Skor Skor Y T 2 1 5

Apakah anda ingin menggunakan program ini kembali untuk mengetahui penyakit tanaman padi anda di lapangan?

16 4 36

Hasil kuisioner akan dianalisa ditentukan kriteria penilaian responden terhadap sistem ini. Interval penilaian antar kelas dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :

=

=33,33%

Dari hasil perhitungan interval penilaian adalah sebesar 33,33%, maka dapat ditentukan kriteria penilaian responden terhadap sistem identifikasi penyakit tanaman padi sebagai berikut :

a. Buruk skor 0– 33,33% b. Baik skor 33,34 – 66,66% c. Sangat Baik skor 66,67 – 100%

Dari jawaban kuisioner yang telah didapat selanjutnya dianalisis yakni dihitung persentase pertanyaan yang selanjutnya akan disesuaikan dengan kriteria penilaian yang telah dihitung sebelumnya. Persentasihasilanalisis pertanyaan dalam kuisioner ditunjukkan pada Tabel 5.

Tabel 5. Persentasi hasil analisa pertanyaan kuisioner

Pertanyaan Persentase Kategori

1 77 % SangatBaik 2 91 % SangatBaik 3 76% SangatBaik 4 71% SangatBaik 5 90% SangatBaik Rata-rata persentase 81 % SangatBaik

4.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian dan analisis pada sistem identifikasi penyakit tanaman padi dengan menggunakan metode forward chaining, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Telah berhasil dibangun sistem identifikasi penyakit tanaman padi dengan menggunakan metode forward chaining berbasis web yang mampu menghasilkan hasil analisa dengan baik berdasarkan gejala yang dimasukkan oleh pengguna.

(10)

2. Berdasarkan hasil pengujian tingkat kepuasan pengguna, sistem identifikasi penyakit tanaman padi ini masuk dalam interval sangat baik dengan rata-rata persentase 81%.

3. Semakin lengkap basis pengetahuan yang dimiliki sistem, maka akan semakin baik hasil analisa yang dihasilkan.

5.

Referensi

[1]

Hanani. 2009. url: http://www.paskomnas.com/id/berita/Gambaran-Umum-Pangan-Dunia.php. Diakses pada 20 September 2014

[2] Kusrini. 2008. Aplikasi Sistem Pakar. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.

[3] Sutojo, T., Edy M., dan Vincent S. 2011. Kecerdasan Buatan. Semarang: ANDI Yogyakarta. [4] Siswanto, 2010. Kecerdasan Tiruan Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Gambar

Gambar 1 Grafik Tahan Pangan dan Gizi [1]
Gambar 1 Komponen dalam sebuah sistem pakar [3-4]
Gambar 2 Diagram Konteks Sistem Identifikasi Penyakit Tanaman Padi
Gambar 4 Data Flow Diagram Level 2 untuk user  3.  Pembahasan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Untuk tingkat rasionalitas penggunaan obat indikator peresepan WHO di tiap Puskesmas Kota Kendari pada parameter jumlah obat tiap resep yang mencapai standar adalah

Pasar Uang Antar bank Ber- dasarkan Prinsip Syariah (PUAS) adalah kegiatan investasi jangka pendek dalam rupiah antar peserta pasar berdasarkan prinsip Mudha- rabah,

3 Artinya, data tersebut diperoleh dari sumber asli seperti guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dan peserta didik melalui wawancara langsung untuk

Jumlah PTS di Jakarta ini belum termasuk PTS yang ada disekitar Tangerang, Bekasi, Depok yang jumlahnya terus bertambah.Dalam memilih perguruan tinggi swasta

Dari hasil estimasi pada tabel 3 terlihat bahwa variabel curah hujan merupakan variabel iklim yang berpengaruh signiikan secara parsial untuk keempat model dalam

Pemerintah Diharap Komitmen Dorong PTN Menuju Kelas Dunia UNAIR NEWS – Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS) sebagai anggota baru dari sebelas Perguruan

 Transformasi Laplace adalah metoda operasional yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan diferensial linier..  Dapat mengubah fungsi umum (fungsi

Metode ini dilakukan cara melakukan pengamatan untuk mengetahui peluang usaha distro kaos, daerah pemasaran dan kebutuhan masyarakat akan kaos yang bertema