Good Faith vs Bad Faith;
Aspek Pertanggungjawaban Hukum
Dalam Mitigasi Pandemi Covid-19
(Optik HTN & HAN)
Umbu Rauta Dosen & Peneliti Pusat Studi Hukum & Teori Konstitusi UKSW
Pokok Materi Dalam Webinar Nasional Pusat Studi Hukum Ekonomi UKSW, Senin 08 Juni 2020
Produk Legislasi & Regulasi
• UU No. 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.
• PP No. 21 Tahun 2020 tentang PSBB Dalam Rangka Percepatan
Penanganan Covid-19.
• Keppres No. 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease.
• Keppres No. 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Nonalam
Penyebaran Corona Virus Disease 2019 sebagai Bencana Nasional.
• Permenkes No. 9 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial
Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus
Produk Legislasi & Regulasi
• UU No. 2 Tahun 2020 tentang Penetapan Perppu No 1 Tahun 2020 tentang
Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk
Penanganan Pandemi Covid-19 dan/atau Dalam Rangka Menghadapi
Ancaman Yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas
Sistem Keuangan.
• PP No. 23 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi
Nasional Dalam Rangka Mendukung Kebijakan Keuangan Negara untuk
Penanganan Pandemi Covid-19 dan/atau Menghadapi Ancaman Yang
Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem
Keuangan serta Penyelamatan Ekonomi Nasional.
• Perpres No. 54 Tahun 2020 tentang Perubahan Postur dan Rincian
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2020.
• Permendagri No. 20 Tahun 2020 tentang Percepatan Penanganan Covid-19
di Lingkungan Pemerintah Daerah.
Takrif Good Faith & Bad Faith
• Good Faith:
… an honest belief, the absence of malice and the absence of design to defraud or to
seek an unconscionable advantage, and an individual's personal good faith is concept of his own mind and inner spirit and, therefore, may not conclusively be determined by his protestations alone .”
• Bad Faith:
… generally implying or involving actual or constructive fraud, or design to mislead or
deceive another, or a neglect or refusal to fulfill some duty or some contractual obligation, …”
Makna Itikad Baik
• KBBI; Kejujuran, Keikhlasan, Kepatutan, Kepantasan
• PerUU:
• KUHPerdata (Pasal 1338); bersifat subyektif & obyektif.
• UU Pengampunan Pajak (Penjelasan Pasal 22): Dalam melaksanakan tugasnya didasarkan pada iktikad baik jika Menteri, Wakil Menteri, pegawai
Kementerian Keuangan, dan pihak lain yang berkaitan dengan pelaksanaan Pengampunan Pajak, dalam melaksanakan tugasnya tidak untuk mencari keuntungan bagi diri sendiri, keluarga, kelompok, dan/atau tindakan lain yang berindikasi korupsi, kolusi, dan/atau nepotisme.
• UU Advokat (Penjelasan Pasal 16): Iktikad baik adalah menjalankan tugas profesi demi tegaknya keadilan berdasarkan hukum untuk membela
Itikad Baik
–
Optik HTN
Ragaan URT WEWENANG • Atribusi • Delegasi • Mandat Konstitusi State Organ (Pejabat) • Pengaturan • Pengurusan • Peradilan • dllSumpah & Janji Jabatan
Itikad Baik
–
Optik HAN
Ragaan URT Asas-asas HAN Tindakan Pemerintah - Pengaturan - Penetapan - Pelayanan Kepentingan Umum Good Faith - Legalitas - Diskresi - AUPBAsas-asas Umum Pemerintahan Yang Baik
(
Algemene Beginselsen van Behoorlijk Bestuur)
Koentjoro Purbopranoto 1. Asas Kepastian Hukum
2. Asas Keseimbangan
3. Asas Kesamaan Dalam Mengambil Keputusan 4. Asas Bertindak Cermat
5. AsasMotivasi Untuk Setiap Keputusan
6. Asas Tidak Mencampuradukan Kewenangan 7. AsasPermainan Yang Layak
8. Asas Keadilan & Kewajaran
9. Asas Kepercayaan dan Menanggapi Pengharapan Yang Wajar 10. Asas Meniadakan Akibat Suatu Keputusan Yang Batal
11. Asas Perlindungan atas Pandangan atau Cara Hidup Pribadi 12. AsasKebijaksanaan
13. Asas Penyelenggaraan Kepentingan Umum
Philipus M Hadjon
1. Asas Persamaan 2. Asas Kepercayaan
3. Asas Kepastian Hukum
4. Asas Kecermatan / Ketelitian
5. Asas Pemberian Alasan / Motivasi
6. Larangan Penyalahgunaan Wewenang (detournement de pouvoir)
7. Larangan Bertindak Sewenang-wenang (willekeur)
Asas-asas Umum Pemerintahan Yang Baik
UU No. 23/2014 - Ps. 58
a. Asas kepastian hukum;
b. Asas tertib penyelenggara negara; c. Asas kepentingan umum;
d. Asas keterbukaan; e. Asas proporsionalitas; f. Asas profesionalitas; g. Asas akuntabilitas; h. Asas efisiensi;
i. Asas efektivitas; dan j. Asas keadilan.
UU No. 30/2014 - Ps. 10
a. Asas Kepastian Hukum b. Asas kemanfaatan;
c. Asas ketidakberpihakan; d. Asas kecermatan;
e. Asas tidak menyalahgunakan kewenangan;
f. Asas keterbukaan;
g. Asas kepentingan umum; dan h. Asas pelayanan yang baik.
Imunitas Pejabat
• Dalam hal tertentu,
Pejabat memiliki hak kekebalan
untuk tidak
dituntut secara hukum (Hak Imunitas).
• Dalam hukum internasional dikenal adanya: The State Immunity
Act 1978.
• Dalam hukum Indonesia,
Hak Imunitas
diatur dalam berbagai
peraturan perundang-undangan.
• Hak Imunitas tidak berlaku manakala tindakan pejabat
memenuhi sejumlah unsur dalam hukum (pidana).
Pasal 27 UU No. 2 Tahun 2020
1) Biaya yang telah dikeluarkan Pemerintah dan/atau lembaga anggota KSSK
dalam rangka pelaksanaan kebijakan pendapatan negara termasuk kebijakan di bidang perpajakan, kebijakan belanja negara termasuk kebijakan di bidang
keuangan daerah, kebijakan pembiayaan, kebijakan stabilitas sistem keuangan, dan program pemulihan ekonomi nasional, merupakan bagian dari biaya
ekonomi untuk penyelamatan perekonomian dari krisis dan bukan merupakan kerugian negara.
2) Anggota KSSK, Sekretaris KSSK, anggota secretariat KSSK, dan pejabat atau
pegawai Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, serta Lembaga Penjamin Simpanan, dan pejabat lainnya, yang berkaitan dengan
pelaksanaan Perppu ini, tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun
pidana jika dalam melaksanakan tugas didasarkan pada iktikad baik dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3) Segala tindakan termasuk keputusan yang diambil berdasarkan Perppu ini bukan merupakan objek gugatan yang dapat diajukan kepada peradilan tata usaha negara.
Kaidah Imunitas Pejabat / Profesi
• Barangsiapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan ketentuan undang-undang, tidak dipidana.
Pasal 50 KUHP
• Advokat tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana dalam menjalankan tugas profesinya dengan iktikad baik untuk kepentingan pembelaan klien di dalam maupun di luar sidang pengadilan (Putusan MK 26/PUU-XI/2013).
Pasal 16
UU 18/2003 tentang
Advokat
• Menteri, Wakil Menteri, pegawai Kementerian Keuangan, dan pihak lain yang berkaitan dengan pelaksanaan Pengampunan Pajak, tidak dapat dilaporkan, digugat, dilakukan penyelidikan, dilakukan penyidikan, atau dituntut, baik secara perdata maupun pidana jika dalam melaksanakan tugas didasarkan pada iktikad baik dan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 22 UU 11/2016
tentang
Kaidah Imunitas Pejabat / Profesi
• Dalam rangka pelaksanaan tugas dan wewenangnya, Ombudsman tidak dapat
ditangkap, ditahan, diinterogasi, dituntut, atau digugat di muka pengadilan.
• Ketentuan ini tidak berlaku apabila Ombudsman melakukan pelanggaran hukum.
Pasal 10 UU 37/2008
tentang Ombudsman
• Gubernur, Deputi Gubernur Senior, Deputi Gubernur, dan/atau pejabat Bank Indonesia tidak dapat dihukum karena telah mengambil keputusan atau kebijakan yang sejalan dengan tugas dan wewenangnya sebagaimana dimaksud dalam
undang-undang ini sepanjang dilakukan dengan iktikad baik.
Pasal 45
UU 23/1999 tentang
Bank Indonesia
• Dalam rangka kegiatan akademik, dosen mendapat perlindungan untuk
menggunakan data dan sumber yang dikategorikan terlarang oleh peraturan
perundang-undangan.
Pasal 75 (6)
UU 14/2005 tentang
Guru & Dosen
Kaidah Imunitas Pejabat / Profesi
• Anggota MPR tidak dapat dituntut di depan pengadilan karena pernyataan, pertanyaan, dan/atau pendapat yang dikemukakannya baik secara lisan
maupun tertulis di dalam sidang atau rapat MPR ataupun di luar sidang atau rapat MPR yang berkaitan dengan wewenang dan tugas MPR.
Pasal 57 UU 17/2014
tentang MD3
• Anggota DPR tidak dapat dituntut di depan pengadilan karena pernyataan, pertanyaan, dan/atau pendapat yang dikemukakannya baik secara lisan maupun tertulis di dalam rapat DPR ataupun di luar rapat DPR yang
berkaitan dengan fungsi serta wewenang dan tugas DPR.
Pasal 224
UU 17/2014 tentang
MD3
• Anggota DPD tidak dapat dituntut di depan pengadilan karena pernyataan, pertanyaan, dan/atau pendapat yang dikemukakannya baik secara lisan maupun tertulis di dalam rapat DPD ataupundi luar rapat DPD yang
berkaitan dengan fungsi serta wewenang dan tugas DPD.
Pasal 290
UU 17/2014 tentang
MD3
Pertanggungjawaban State Organ
–
Optik HTN
Legislatif
Majelis KehormatanBadan KehormatanDewan * Review Norma * Keluhan (ORI)
Eksekutif
KASN Kompolnas Komisi Kejaksaan KPK DPR - MPR * Administrative Beroep * Keluhan (ORI) * Adjudikasi (Gugatan) * Review *PemakzulanYudikatif
Majelis KehormatanKomisi YudisialHakim
* Upaya Hukum * Constitutional
Complain * Keluhan (ORI)
Pertanggungjawaban Administrasi Negara
• Setiap Tindakan Administrasi Negara harus diawasi dan wajib
dipertanggungjawabkan (akuntabilitas) secara hukum.
• Pengawasan dapat dilakukan oleh:
• Lembaga / Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (Inspektorat &
BPKP).
• Lembaga Pengawasan Ekternal/Mandiri (KPK, BPK)
• Lembaga Politik (DPR, DPD, DPRD)
• Masyarakat (Perorangan, Kelompok, Lembaga).
• Pertanggungjawaban secara: moral, politik & hukum (pidana,
perdata, administrasi negara, tata negara).
Bahan Bacaan;
• Produk Legislasi dan Regulasi terkait Penanganan Covid-19 • Kamus Besar Bahasa Indonesia (Versi Daring).
• Black’s Law Dictionary, sixth edition, 1991.
• Umbu Rauta, Bahan Kuliah Hukum Administrasi Negara, FH UKSW, 2020. • UU No. 23 Tahun 1999 tentang Ban Indonesia
• UU No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat
• UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen • UU No. 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman
• UU No. 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD • UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
• UU No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan • UU No. 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak