• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama oleh para calon guru, guru baru, dan bahkan guru yang telah berpengalaman, karena calon guru, guru baru, dan guru yang telah berpengalaman berkeinginan agar para peserta didik dapat belajar dengan optimal. Dalam artian guru mampu menyampaikan bahan pelajaran dan dapat diterima oleh peserta didik dengan baik.

Penciptaan kelas yang nyaman merupakan kajian dari manajemen kelas. Sebab manajemen kelas merupakan serangkaian perilaku guru dalam uapayanya menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik untuk belajar dengan baik.

Dalam kelas segala aspek pembelajaran bertemu dan berproses; guru dengan segala kemampuannya; murid dengan segala latar belakang dan potensinya; kurikulum dengan segala komponennya; metode dengan segala pendekatannya; media dengan segala perangkatnya; materi dengan segala sumber belajarnya bertemu dan berinteraksi di dalam kelas. Sementara itu, hasil pembelajaran ditentukan pula segala sesuatu yang terjadi di kelas. Oleh karena itu, selayaknyalah kelas dimanajemeni secara baik, profesional, dan berkelanjutan. Untuk sampai pada tujuan yang dimaksud terlebih dahulu diperlukan pemahaman akan hal-hal umum/prinsip-prinsip manajemen kelas

(2)

sebelum sampai kepada pemahaman yang lebih khusus. Pemahaman akan konsep dasar manajemen kelas ini penting dikuasai sebelum hal-hal khusus diketahui.

Tugas guru adalah menyangkut segala sesuatu yang berhubugan dengan sarana pengajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Semua tugas guru itu akan optimal jika ia mampu mengatur Peserta Didik dan mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan sehingga tercapailah tujuan pembelajaran.

Guru yang baik akan berusaha menguasai kelas dalam proses pembelajaran dengan keterampilan mengelola kelas yang optimal. Sehingga manajemen kelas yang baik akan membawa guru dan Peserta Didik pada keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Suasana kelas terasa nyaman, peserta didik belajar penuh dengan semangat, diliputi perasaan menyenangkan, guru yang mengajar akan merasa puas karena tujuan belajar dapat dicapai oleh Peserta Didik.

Namun demikian, jika guru tidak mampu mengelola kelas dengan baik maka akan timbul permasalahan-permasalahan baik itu permasalahan yang sifatnya sementara dan tidak mengganggu, hingga ke permasalahan yang serius dan terus menerus. Hal ini akan menyebabkan dampak-dampak buruk bagi peserta didik dan guru tentunya. Dampak terburuk dari gagalnya manajemen kelas seorang guru adalah tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang diajarkan saat itu.

(3)

Oleh sebab itu, guru yang baik akan sangat memperhatikan pentingnya manajemen kelas, berusaha untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal, serta selalu berusaha menggembalikan perilaku- perilaku yang mulai menyimpang kepada keadaan belajar yang optimal.

SDN-1 Majangkan merupakan suatu lembaga sekolah yang memiliki peserta didik yang berkarakter berbeda-beda, dan karakter itu yang cendrung mengarah kepada sikap dan perilaku yang tidak di inginkan terjadi di dalam kelas. Guru tidak bisa memanajemen kelas sebelum proses pembelajaran, sehingga kegaduhan di kelas sering terjadi. Hal ini berdampak pada rendahnya hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu, diperlukan seorang guru yang mampu mengoptimalkan kondisi belajar yang maksimal dalam proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Pelaksanaan manajemen kelas seperti apa yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran, bagaimanakah pengaruhnya kepada peserta didik, serta mampukah tehnik yang digunakan itu mengoptimalkan kondisi belajar.

Peneliti memilih SDN-1 Majangkan sebagai tempat yang tepat untuk menganalisis keadaan tersebut. Karena SDN-1 Majangkan peneliti anggap tepat untuk tempat penelitian disebabkan karena sekolah ini merupakan sekolah yang memiliki karakter peserta didik yang berbeda-beda, sikap dan tingkah laku yang masih perlu untuk dikontrol melalui pelaksanaan manajemen kelas yang tepat dalam proses pembelajaran di kelas IV.

Oleh karena itu diperlukan suatu penelitian yang lebih lanjut mengenai permasalahan manajemen kelas ini di SDN-1 Majangkan. Penelitian ini

(4)

dilakukan untuk meneliti Pelaksanaan Manajemen kelas dalam proses pembelajaran di kelas.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik meneliti tentang “Pelaksanaan Manajemen Kelas dalam Proses Pembelajaran (Studi Deskriptif Kelas IV SDN-1 Majangkan) Tahun Pelajaran 2013/2014”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka fokus masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pelaksanaan manajemen kelas dalam proses pembelajaran di kelas IV SDN-1 Majangkan tahun pelajaran 2013/2014 ?

2. Faktor-faktor apa saja yang menghambat pelaksanaan manajemen kelas dalam proses pembelajaran di kelas IV SDN-1 Majangkan tahun pelajaran 2013/2014 ?

C. Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian ini memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoretis

a. Bagi penelitian selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan dasar bagi penelitian Selanjutnya yang lebih mendalam.

b. Bagi pengembangan keilmuan, penelitian ini untuk menambahkan pengetahuan dan wawasan pengembangan ilmu dalam teoretis tentang pelaksanaan manajemen kelas dalam proses pembelajaran di kelas IV.

(5)

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Kepala Sekolah, agar dapat memberikan motivasi dan masukkan kepada guru untuk meningkatkan kemampuan mengajar dalam melakukan pelaksanaan manajemen kelas dalam proses pembelajaran.

b. Bagi Guru

Meningkatkan kemampuan guru untuk manajemen kelas dalam proses pembelajaran.

c. Bagi Peserta Didik

Untuk mengubah perilaku peserta didik agar peserta didik lebih disiplin dalam belajar di sekolah.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini untuk mendeskripsikan :

1. Pelaksanaan manajemen kelas dalam proses pembelajaran di kelas IV SDN-1 Majangkan tahun pelajaran 2013/2014.

2. Faktor-faktor apa saja yang menghambat pelaksanaan manajemen kelas dalam proses pembelajaran di kelas IV SDN-1 Majangkan tahun pelajaran 2013/2014 ?

E. Definisi Operasional 1. Manajemen Kelas

Manejemen kelas adalah mengacu kepada sesama suasana atau kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik dalam kelas tersebut dapat belajar dengan efektif.

(6)

2. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh guru sebagai pendidik dan peserta didik sebagai anak didik dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan sarana dan fasilitas pendidikan yang ada untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum.

(7)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Analisis Teoretis 1. Manajemen Kelas

a. Pengertian Manajemen Kelas

Menurut Adnan Sulaeman (2009:22) mendefinisikan manajemen kelas merupakan “serangkaian perilaku guru dalam upaya menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik mencapai tujuan belajar mencapai tujuan belajar secara efesien atau memungkinkan pesrta didik belajar dengan baik”. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, (2006:44) mendefinisikan manajemen kelas adalah “suatu usaha yang dilakukan penanggung jawab kegiatan belajar mengajar apa yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi yang optimal, sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen kelas adalah seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan memertahankan ketertiban suasana kelas melalui penggunaan disiplin (pendekatan otoriter), yang terdiri atas perangkat-perangkat, yakni (1) Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas melalui intimidasi (pendekatan intimidasi). (2) Seperangkat kegiatan guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa

(8)

(pendekatan permisif). (3) Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan suasana kelas dengan cara mengikuti petunjuk/ resep yang telah di sajikan (pendekatan buku masak). (4) Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan suasana kelas yang efektif melalui perencanaan pembelajaran yang bermutu dan dilaksanakan dengan baik (pendekatan instruksional). (5) Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik yang diinginkan dengan mengurangi tingkah laku yang tidak diinginkan (pendekatan pengubahan tingkah laku). (6) Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio emosional kelas yang positif (pendekatan penciptaan iklim sosioemosional). (7) Seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan memertahankan organisasi kelas yang efektif (pendekatan sistem sosial)

b. Tujuan Manajemen Kelas

Tujuan manajemen kelas pada hakekatnya sudah terkandung pada tujuan pendidikan secara umum. Menurut Sudirman (2000:11), tujuan manajemen kelas adalah “penyediaan pasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa”.

(9)

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, (2004:22) berpendapat bahwa tujuan manajemen kelas adalah “agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien”.

c. Ruang Lingkup Manajemen Kelas

Menurut Suharsimi Arikunto, (2004:22) ruang lingkup manajemen kelas yaitu :

1) Manajemen kurikulum

Kurikulum adalah suatu cakupan kerja yang digunakan oleh seorang guru sebagai pedoman yang akan dicapai di dalam proses belajar mengajar. Jadi manajemen kurikulum adalah sebuah perencanaan atau pengarahan untuk menyelesaikan kurukulum tersebut.

2) Manajemen peserta didik

Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia baik dari jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Jadi, manajemen peserta didik adalah suatu proses kegiatan yang rencanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinu terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti PBM dengan efektif dan efesien.

3) Kegiatan akademik

Kegiatan akademik dikategorikan sebagai kegiatan PBM (teaching), diantaranya membuat persiapan sebelum mengajar, melaksanakan pengajaran yang telah dipersiapkan, dan menilai sejauh mana pelajaran yang sudah disajikan itu berhasil dan dikuasai peserta didik

4) Kegiatan administratif

Kegiatan administratif dikategorikan sebagai kegiatan "non teaching" sebagai kondisi-kondisi yang perlu diperhatikan guru bagi kelancaran mengajarnya seperti kegiatan-kegiatan prosedural, dan kegiatan organisasional.

Imam Gunawan, (2009:22) ruang lingkup manajemen kelas dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu :

(10)

1) Fisik, pengelolaan kelas yang memfokuskan pada hal-hal yang bersifat fisik mencakup pengaturan siswa dalam belajar, ruang belajar, dan perabot kelas.

2) Nonfisik pengelolaan kelas yang memfokuskan pada aspek interaksi siswa dengan siswa lainnya, siswa dengan guru dan lingkungan kelas atau sekolahnya sebelum, selama, dan setelah pembelajaran. Atas dasar ini aspek psikologis, sosial, dan hubungan interpersonal perlu diperhatikan.

2. Pendekatan dalam Manajemen Kelas

Guru yang baik pasti sudah memahami dan memiliki keterampilan dalam pengelolaan kelas,serta terampil didalam memilih bermacam-macam pendekatan didalam pemecahan masalah manajemen kelas, sehingga pendekatan apa yang cocok digunakan seorang guru dalam pemecahan masalah tersebut. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2006:33) adapun pendekatan berbagai pendekatan lain tersebut adalah seperti dalam uraian berikut:

a. Pendekatan Otoriter

Pendekatan otoriter memandang bahwa manajemen kelas sebagai suatu pendekatan pengendalian perilaku peserta didik oleh guru.

b. Pendekatan Intimidasi

Pendekatan intimidasi adalah pendekatan yang memandang manajemen kelas sebagai proses pengendalian perilaku peserta didik.

c. Pendekatan Permisif

Pendekatan permisif adalah pendekatan yang menekan perlunya memaksimal kebebasan peserta didik.

d. Pendekatan Buku Masak

Pendekatan buku masak adalah pendekatan yang berbentuk rekomendasi berisi daptar hal-hal yang harus dilakukan atau yang tidak harus dilakukan oleh seorang guru apabila menghadapi berbagai tipe masalah manajemen kelas.

e. Pendekatan Instruksional

Pendekatan instruksional adalah pendekatan yang mendasarkan pada pendirian bahwa pengajaran yang di rancang dan dilaksanakan dengan cermat akan mencegah timbulnya sebagian besar masalah manajemen kelas.

(11)

f. Pendekatan Pengubahan Perilaku

Pendekatan pengubahan perilaku didasarkan pada prinsip-prinsip psikologi behaviorisme.

g. Pendekatan Iklim Sosio-Emosional

Pendekatan iklim sosio-emosional dalam manajemen kelas berakar pada psikologi penyuluhan klinik, dan karena itu memberi arti yang sangat penting pada hubungan antar pribadi. 3. Standar Proses Pembelajaran

Menurut Badal Ibrahim, (2003 : 21) standar proses pembelajaran sebagai berikut :

a. Guru mempunyai dokumen pengembangan silabus, disertai dengan berita acara kegiatan pengembangan silabus oleh guru secara mandiri atau oleh kelompok guru.

b. Guru menyusun dan mengembangkan RPP yang memuat : identitas mata pelajaran; Standar Kompetensi (SK); Kompetensi Dasar (KD) dari silabus yang akan dicapai; indikator pencapaian kompetensi; tujuan pembelajaran; materi ajar; alokasi waktu yang diperlukan; metode pembelajaran; kegiatan pembelajaran; penilaian hasil belajar dan yang terakhir sumber bahasa.

c. Guru menyusun RPP dengan memperhatikan prinsip-prinsip penyusunan RPP: memperhatikan perbedaan individu siswa; mendorong partisipasi aktif siswa; mengembangkan budaya membaca dan menulis; memberikan umpan balik dan tindak lanjut; keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, materi dan pengembangannya, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian; dan sumber belajar dan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.

d. Guru menggunakan buku teks pelajaran

e. Guru membiasakan siswa menggunakan buku-buku dan sumber belajar lain yang ada di perpustakaan sekolah/madrasah.

f. Guru melaksanakan pengelolaan kelas dengan mengikuti kaidah:

g. Guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran

h. Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar siswa

(12)

i. Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dan kepatuhan pada peraturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran;

j. Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung;

k. Guru menghargai siswa tanpa memandang latar belakang agama, suku, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi;

l. Guru menghargai pendapat siswa;

m. Guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi;

n. Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang dijadwalkan

o. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran, meliputi : 1) Kegiatan pendahuluan. 2) Kegiatan inti, dan 3) Kegiatan penutup.

4. Faktor-faktor Pendukung Manajemen Kelas

Rohani dan Ahmadi, 1992: 152-154) faktor-faktor pendukung manajemen kelas sebagai berikut:

a. Kurikulum

Kurikulum merupakan acuan guru untuk proses pembelajaran b. Gedung dan Sarana Kelas

Gedung dan sarana kelas merupakan tempat berlangsungnya proses pembelajaran.

c. Guru

Guru merupakan seorang pendidik dan pengatur dalam proses pembelajaran.

d. Peserta didik

Peserta didik merupakan objek yang belajar e. Dinamika Kelas

Dinamika kelas merupakan salah satu yang mempengaruhi proses pembelajaran.

Dengan demikian kelas tidak akan berlangsung secara statis, rutin dan membosankan. Kreativitas dan inisiatif yang baik perwujudannya tidak sekedar terbatas didalam kelas sendiri, tetapi mungkin pula dilaksanakan bersama kelas-kelas yang lain atau oleh seluruh kelas.

(13)

Setiap kelas harus dilihat dari dua segi. Pertama, kelas sebagai satu unit atau satu kesatuan utuh yang dapat mewujudkan kegiatan berdasarkan program masing-masing. Kedua, kelas merupakan unit yang menjadi bagian dari sekolah sebagai suatu organisasi kerja atau sebagai subsistem dari satu total sistem. Kedua sudut pandang itu harus sejalan dalam arti semua kegiatan kelas yang dapat ditingkatkan menjadi kegiatan sekolah harus dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi semua peserta didik.

5. Faktor-faktor Penghambat Manajemen Kelas

Rohani dan Ahmadi, (1992: 152-154) faktor-faktor penghambat manajemen kelas sebagai berikut:

a. Tipe kepemimpinan guru

Tipe kepemimpinan guru berdampak pada proses pembelajaran. Guru yang otoriter dapat berdampak negatif terhadap psikologis peserta didik.

b. Gaya guru yang monoton

Guru mengajar monoton lebih banyak menjelaskan materi terpaku pada buku pelajaran.

c. Kepribadian guru

Kepribadian guru dapat berdampak pada hasil belajar yang diperoleh peserta didik, karena pribadi guru merupakan cerminan diri untuk dijadikan contoh.

d. Pengetahuan guru

Pengetahuan guru juga berdampak pada hasil belajar peserta didik. Semakin banyak ilmu pengatahuan yang guru miliki, maka semakin banyak bahan pembelajaran yang diajarkan.

e. Pemahaman guru tentang peserta didik

Pemahaman guru atau pengenalan guru terhadap karakteristik peserta didik dapat menangani permasalahan belajar peserta didik.

f. Peserta didik

Peserta didik merupakan objek yang belajar untuk diberikan ilmu pengetahuan.

g. Fasilitas

Fasilitas yang ada merupakan faktor penting upaya guru memaksimalkan programnya, fasilitas yang kurang lengkap akan

(14)

menjadi kendala yang berarti bagi seorang guru dalam beraktivitas. Kendala tersebut ialah :

1) Jumlah peserta didik di dalam kelas yang sangat banyak 2) Besar atau kecilnya suatu ruangan kelas yang tidak sebanding

dengan jumlah siswa

3) Keterbatasan alat penunjang mata pelajaran

B. Penelitian yang Relevan

Berdasarkan hasil penelitian Yesli, (2011) menyimpulkan bahwa “manajemen kelas dalam pembelajaran sangat penting, karena pengaturan dalam pembelajaran harus di utamakan. Di SDN – 10 Palangka manajemen yang diterapkan belum maksimal sehingga proses pembejaran belum tercapai dengan baik”.

(15)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan dari bulan Desember tahun 2013 sampai dengan bulan Mei tahun 2014, rancangan penelitian terlampir.

2. Tempat Penelitian

Penelitian mengambil lokasi observasi di SDN-1 Majangkan. Alasan peneliti memilih sekolah tersebut sebagai tempat penelitian berdasarkan fenomena tentang manajemen kelas dalam proses pembelajaran.

B. Alur Penelitian

SDN-1 Majangkan berlokasi di Provinsi Kalimantang Tengah Desa Majangkang Kecamatan Gunung Timang yang lokasinya jauh dari perkotaan.. Peneliti memilih lokasi ini sebagai tempat penelitian karena didasarkan pada fenomena yang peneliti temukan setelah observasi yang dilakukan pada bulan Desember tahun 2013 bahwa di sekolah ini manajemen kelas dalam proses pembelajaran kurang baik.

(16)

C. Metode dan Prosedur Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan keseluruhan cara atau kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian mulai dari rumusan masalah sampai dengan penarikan kesimpulan. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Menurut Iskandar (2008 : 203), menyatakan bahwa :

Kualitatif yang terus menerus memiliki prinsip yaitu peneliti harus menjadi partisipasi yang aktif bersama objek yang diteliti, disini peneliti mampu melihat sesuatu fenomena di lapangan secara structural dan fungsional. Struktur adalah peneliti yang harus melihat fenomena sosial dengan tidak melepaskan diri dari struktur bangun yang lainnya. Sedangkan fungsional adalah peneliti harus mampu memahami suatu fenomena dari pandangan fungsinya dengan fenomena lain responden.

Jadi, metode penelitian kualitatif merupakan pendekatan yang bertujuan mengamati permasalahan yang terjadi di sekolah dan datanya dipaparkan secara terperinci agar didapatkan cara penanganan masalah tersebut.

2. Prosedur Penelitian

Ditinjau dari jenisnya penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Maman, (2003 : 3) bahwa “penelitian deskriptif kualitatif berusaha menggambarkan suatu gejala sosial”. Metode deskriptif kualitatif ini memberikan informasi yang mutakhir sehingga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih banyak diterapkan pada berbagai masalah. Peneliti dalam penelitian

(17)

deskriptif kualitatif bertindak sebagai alat pengumpul data dan penafsir data.

D. Data dan Sumber Data Penelitian 1. Data Penelitian

Data penelitian merupakan sumber informasi akurat untuk pengumpulan data penelitian. Data penelitian ini yaitu :

a. Guru Kelas IV SDN-1 Majangkan

b. 11 Orang peserta didik kelas IV SDN-1 Majangkan 2. Sumber Data Penelitian

Data merupakan sesuatu yang sangat penting dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini data berfungsi sebagai bahan atau materi yang akan diolah untuk menghasilkan suatu laporan penelitian. Data yang di peroleh akan dianalisis sehingga akan diperoleh makna yang terdapat dalam data tersebut. Pada penelitian kualitatif data yang diperoleh dapat berbentuk narasi atau kalimat yang bersumber dari informan penelitian.

Hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan peserta didik kelas IV dalam menerima materi pelajaran, sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :

a. Sumber Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber-sumber asli. Sumber asli di sini diartikan sebagai sumber pertama dimana data tersebut diperoleh. Hal tersebut juga didukung oleh pendapat Sugiyono, (2009:225) yang menjelaskan bahwa “Data primer yaitu sumber data

(18)

yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (peneliti), misalnya seperti kepala sekolah, guru dan peserta didik”.

b. Sumber Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini juga berperan sangat penting. Data sekunder digunakan sebagai pendukung dari data primer yang telah diperoleh peneliti dari informan. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan Sugiyono (2009:225) yang mengatakan bahwa “Data sekunder yaitu sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data (peneliti), misalnya melalui orang lain atau melalui dokumen”.

Mengacu pada pendapat di atas, data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini meliputi daftar nilai peserta didik kelas IV SDN-1 Majangkan guna mendukung informasi yang diperoleh dalam penelitian ini.

E. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data 1. Observasi (Pengamatan)

Observasi atau pengamatan yang dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai cara untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara langsung di lapangan dan hasilnya di catat sebagai hasil pengamatan.

Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (2004 : 109), “Observasi sebagai alat pengumpul data yang banyak digunakan untuk mengukur tingkat individu atau pun proses terjadinya suatu kegiatan yang diamati baik dalam situasi sebenarnya maupun situasi buatan”.

(19)

Observasi bertujuan untuk mengetahui permasalahan awal yang terjadi sebelum penelitian dilaksanakan.

2. Wawancara

Menurut Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2003 : 35 ) menyatakan bahwa :

Wawancara adalah pengumpulan data dengan proses tanya jawab yang berlangsung secara lisan oleh kedua orang atau lebih bertatap mulai mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan dari objek yang di teliti.

Wawancara yang dipakai peneliti bersifat terbuka maksudnya ialah memberikan jawaban sesuai pendapatnya atas pertanyaan yang diberikan peneliti dalam rangka memperoleh informasi yang faktual. Adapun indikator wawancara yaitu :

a. Tipe kepemimpinan guru b. Gaya guru yang monoton c. Kepribadian guru

d. Pengetahuan guru

e. Pemahaman guru tentang peserta didik f. Peserta didik

g. Fasilitas 3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data secara tertulis berupa arsip-arsip, buku-buku tentang pendapat teori yang berhubungan dengan masalah penyelidikan, seperti tehnik yang digunakan dalam pengumpulan

(20)

data dengan cara melihat catatan-catatan yang ada pada sekolah yang menjadi subjek penelitian.

F. Prosedur Analisis Data

Analisis data diluar lapangan merupakan kelanjutan secara lengkap terhadap seluruh data yang terkumpul, baik melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian kualitatif yang dikemukakan oleh Nasution (2003:126) yaitu :

Tidak ada satu cara tertentu yang dapat dijadikan pegangan bagi semua peneliti. Salah satu cara dapat dianjurkan ialah mengikuti langkah-langkah berikut yang masih bersifat umum, yakni (1) reduksi data, (2) display data, (3) pengambilan keputusan dan verifikasi.

Teknik analisis data dalam penelitian ini dengan langkah-langkah yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2009: 246) yaitu dapat digambarkan pada gambar di bawah ini:

Periode Pengumpulan

Reduksi Data

Antisipasi Selama Setelah

Display data Analisis

Selama Setelah Kesimpulan/verifikasi Selama Setelah

Gambar I

Komponen-komponen analisis data model Alir Sumber : Miles and Huberman dalam Sugiyono (2009 : 246)

(21)

Analisis kualitatif dilakukan untuk memperoleh suatu kesimpulan masalah yang diteliti, maka analisis data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian. Dalam hal ini analisis data dilakukan dengan 3 tahapan yaitu:

1. Reduksi data

Reduksi data yaitu sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang kita temukan awal dengan melakukan pencatatan. Proses ini untuk mengarahkan dan mengorganisasi data sehingga dapat disajikan secara cermat dan sistematika.

2. Display Data (Penyajian Data)

Display data dimaksudkan sebagai sistematisasi data yang telah diperoleh mengenai jumlah informasi yang disusun secara cermat agar dapat ditarik kesimpulan.

Sistematika data merupakan tahap kedua, peta tahap ini ada yang telah di redaksi pada tahap pertama di kelompokkan sehingga diperoleh sebuah komponen data yang terstruktur.

3. Pengambilan Kesimpulan dan verifikasi

Pengumpulan data di tetapkan sebagai komponen yang merupakan data, penelitian harus terlihat langsung untuk melakukan perbandingan hasil pengumpulan data reduksi kemudian data tersebut di organisasikan dalam bentuk penyajian data (Display data) setelah melakukan tahap akhir yaitu penarikan kesimpulan.

(22)

G. Pemeriksaan Keabsahan Data

Data serta informasi yang telah diperoleh peneliti dari lapangan harus dilakukan pengecekan keabsahan temuan untuk mengetahui tingkat keaslian temuan dari lapangan. Berikut ini beberapa cara yang akan digunakan peneliti untuk mengetahui tingkat keaslian data dan informasi yang diperoleh dari lapangan:

1. Triangulasi

Tahap awal yang digunakan peneliti untuk mengetahui tingkat kredibilitas adalah dengan melakukan triangulasi terhadap data dan informasi yang telah diperoleh. Data dalam penelitian kualitatif sangat luas sehingga diperlukan lebih dari satu tehnik yang digunakan untuk menggali data dan mendapatkan hasil penelitian yang optimal.

Menurut Wiliam Wiersma dalam Sugiyono (2009 : 273) mengatakan bahwa “triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu”.

2. Member Check

Member check merupakan salah satu cara yang penting dalam pengecekan keabsahan data. Melakukan member check atau cek ulang adalah salah satu cara untuk meminimalisasi kesalahan dalam menafsirkan data serta informasi yang diperoleh penelitidari informan. Pentingnya member check juga dikemukakan oleh Sugiyono (2009 : 276) di bawah ini :

(23)

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah agar informasi yang diperoleh dan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.

Member check yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan pengecekan terhadap informasi yang diperoleh peneliti dari lapangan sekaligus konfirmasi dalam menarik kesimpulan dari informasi yang telah direkam oleh peneliti.

3. Teman Sejawat

Diskusi dengan teman sejawat mengenai data dan informasi yang diperoleh dari lapangan yang dimaksudkan agar memperoleh kritik serta saran agar kualitas analisis dapat lebih dipertanggung jawabkan. Teman sejawat yang terlibat dalam diskusi ini berperan untuk mencari kelemahan dan tafsiran yang kurang jelas. Dengan membicarakannya dengan teman sejawat diharapkan dapat mempertahankan objektivitas peneliti. Teknik ini mendukung maksud sebagai salah satu teknik pemeriksaan data. Hal tersebut sebagaimana yang dijelaskan oleh pendapat berikut :

Dengan melakukan diskusi dengan teman sejawat akan menghasilkan : (1) pandangan kritis terhadap hasil penelitian, (2) temuan teori subtantif, (3) membantu mengembangkan langkah berikutnya, (4) pandangan lain sebagai pembanding, (Moleong dalam Jam’an Satori & Aan komariah, 2010 : 172).

Referensi

Dokumen terkait

Walaupun semua tahapan dalam proses pertanggungjawaban uang muka dinas telah dilakukan dengan baik, tetapi dalam pelaksanaannya Proses Pertanggungjawaban Pengeluaran

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) kompetensi widyaiswara dalam mengelola pembelajaran di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Daerah Istimewa

Exertainment Indonesia ialah untuk membantu strategi bisnis agar lebih menuju kepada visi dan misi yang dimiliki perusahaan, dengan menggunakan teknologi informasi yang

Adapun kemampuan sistem ini adalah membantu mempercepat pembuatan formulasi nilai hasil dan kurva-S, mempercepat proses pembagian distribusi keselesaian pekerjaan,

Melaui pemaparan di atas dan didasari pada kenyataan bahwa model pembelajaran problem based learning dan kemampuan berpikir kritis dapat membawa siswa untuk

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan fasilitas belajar adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang digunakan secara langsung dalam kegiatan belajar

Persediaan barang yang ada dalam perusahaan distribusi tersebut akan mempengaruhi tingkat pelayanan kepada pelanggan karena hal ini berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan

Beberapa hambatan tersebut antara lain, sebagian siswa kurang percaya diri untuk berinteraksi dengan guru ketika proses belajar mengajar berlangsung, sebagian siswa