• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNAIR Mewisuda 15 Mahasiswa Asing

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UNAIR Mewisuda 15 Mahasiswa Asing"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

UNAIR Mewisuda 15 Mahasiswa

Asing

U N A I R N E W S – L a n g k a h U n i v e r s i t a s A i r l a n g g a m e n u j u internasionalisasi semakin gencar diwujudkan. Terbukti, jumlah mahasiswa asing yang menjalani perkuliahan semakin bertambah dari tahun ketahun. Pada wisuda periode ini, Juli 2016, UNAIR mewisuda sejumlah mahasiswa asing yang terdiri dari berbagai negara serta jenjang pendidikan.

Ke-15 mahasiswa asing tersebut masing-masing terdiri dari 10 mahasiswa asal Timor Leste, 1 Nepal, 1 Sudan, 1 Myanmar, 1 Pakistan, dan 1 Pantai Gading. Mereka mengambil program studi bermacam-macam, diantaranya S-2 Ilmu Hukum, S-2 Perubahan dan Pengembangan Organisasi, S-2 Sains Psikologi, S-2 Sains Manajemen, S-2 Ilmu Politik, S-2 Ilmu Kesehatan, S-3 Keperawatan, dan S-3 Ilmu Ekonomi.

Moro Kadjo Daniel Bitty mengungkapkan kegembiraannya setelah prosesi wisuda usai. Ia merupakan wisudawan terbaik jenjang S-3 UNAIR asal Pantai Gading yang mengambil program studi Ilmu Ekonomi. Meskipun tidak ada kerabat yang dating dari Pantai Gading, namun ia bersyukur dikelilingi kerabat dan teman dekat.

“Saya senang dan lebih bersyukur. Mendapat sebuah gelar adalah tanggung jawab. Kita diberi gelar tersebut dan harus diperjuangkan. Saya berterima kasih bisa menjalani studi di Indonesia, terutama di UNAIR,” ujar laki-laki yang lulus dengan IPK sempurna, 4.00.

Pada kesempatan ini, ibu dan bapak kos tempat Daniel menetap di daerah Kacapiring, Surabaya turut hadir dalam prosesi wisuda anak kosnya tersebut. “Saya sangat bangga menjadi ibu wakil dari Daniel. Dia ikut saya 3 tahun, selama ia studi S-3. Sudah saya anggap anak saya sendiri. Kos di daerah Kacapiring.

(2)

Dia sangat lucu sekali dan tidak pernah membuat orang kecewa. Dia selalu membuat saya bangga,” ujar Budiyo Santoso selaku ibu kos Daniel.

Ketika kuliah, kesibukan lainnya yaitu mengajar berbagi ilmu dengan mahasiswa S-2 yaitu sebagai dosen di UNAIR.

Selain Daniel, ada Madiha Mukhta, wisudawan asal Pakistan yang menempuh studi S-2 Keperawatan. Di UNAIR, Madiha memperoleh beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB). Ia mengaku sangat bersyukur bisa merampungkan studi S-2 di UNAIR. Diakuinya, penguasaan bahasa adalah problem utama selama Madiha menempuh studi dan hidup sementara di Indonesia.

“Language problem the first one. Karena budaya kami (Pakistan) dengan di sini berbeda. Kadang-kadang mereka mau bilang sesuatu dan itu beda dengan penangkapan kami. Kadang, like

feeling sad. Namun ini budaya mereka, dan ini kami. Setelah

satu tahun kami bisa adaptasi di sini, dan mereka juga mengerti budaya kami,” ujarnya.

Ada pula Sanju Kumar Singh, mahasiswa S-2 yang menempuh program studi Sains Manajemen asal Nepal. Sanju mengaku, setelah studi masternya selesai, ia belum ada rencana untuk kembali ke negara asalnya.

“Masih ingin jalan-jalan di Indonesia karena sangat indah sekali. Saya ingin lanjut studi di sini lagi (di UNAIR, -red),” ujarnya.(*)

Penulis : Binti Q. Masruroh Editor: Defrina Sukma S.

(3)

Dekan FF UNAIR Tanggapi

Maraknya

Peredaran

Obat

Ilegal di Online Shop

UNAIR NEWS – “Belilah obat di apotek!” Itulah pernyataan yang terlontar dari Dekan Fakultas Farmasi (FF) Universitas Airlangga (UNAIR) Dr. Hj. Umi Athijah, M.S., Apt., ketika menanggapi maraknya peredaran – termasuk penjualan – obat-obatan via dalam jaringan (online, -red).

Seperti yang diketahui, tak sedikit akun di media sosial yang banyak menjual produk farmasi jenis obat dalam, khususnya obat peninggi dan pelangsing badan, hingga penambah stamina. Penjualan tersebut bukan berarti tak laris, karena ada pula pelanggan yang benar-benar membeli dan mengonsumsi obat dalam tersebut.

Mengutip Tempo.co, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dibantu oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI telah mengidentifikasi 214 laman yang digunakan dalam penjualan dan peredaran obat ilegal. Sedangkan, pada tanggal 30 Mei – 7 Juni 2016, telah disita 1.312 barang farmasi ilegal, termasuk yang palsu dengan nilai ekonomi lebih dari Rp 56 miliar.

Ditemui UNAIR NEWS (23/9), Umi menjelaskan bahwa pengertian produk ilegal dan palsu itu sendiri masih membingungkan. Meski demikian, Umi menggarisbawahi bahwa pemalsuan produk farmasi itu didasari motif ekonomi semata.

“Palsu itu kriterianya banyak. Pabrik obat itu diberi kewenangan untuk memproduksi obat jenis tertentu. Nah, yang membuat tidak punya ijin untuk itu. Kedua, pada kemasan tertulis kandungan sekian milligram, tapi ternyata kandungannya bisa kurang atau lebih dari itu. Rentang yang namanya palsu itu luas. Ada pula yang antara kemasan dengan isinya tidak sama, seperti vaksin. Masyarakat memalsu itu

(4)

karena aspek ekonomi. Mereka hanya ingin untung,” terang Umi. Ia menyayangkan hal itu terjadi begitu marak, karena produk farmasi seperti obat-obatan tidak sama dengan komoditas lainnya seperti makanan. Oleh karena itu, ia menyarankan pihak terkait untuk memperbaiki pengelolaan obat.

“Harus ada apoteker. Namun, sistem itu belum sepenuhnya berjalan. Tidak semua apotek ada apotekernya. Sumber daya mumpuni bernama apoteker ini belum disebar merata,” tutur Dekan FF UNAIR. Selain pemerataan apoteker, Umi menyarankan agar pemerintah juga harus membenahi pengawasan industri farmasi baik kecil maupun menengah.

Terkait dengan peredaran dan penjualan obat ilegal yang marak di daring, ia mempertanyakan legalitas atau surat ijin yang dimiliki penjual dan pengedar. Pasalnya, di apotek resmi, pihak apoteker dan asisten apotekerlah yang bertanggung jawab atas penjualan obat. Untuk itu, Umi menyarankan agar masyarakat langsung membeli obat di apotek resmi.

“Maka belilah obat di tempat yang ada penanggung jawabnya. Toko obat itu juga ada penanggung jawabnya, apoteker dan asisten apoteker. Makanya yang dijual di toko obat belum tentu sama dengan yang di apotek. Beli obat-obatan keras pasti ada di apotek karena ada penanggung jawabnya,” tegas pengajar “Pharmaceutical Management in Health System” di FF UNAIR itu. Dalam kaitannya dengan sumber daya apoteker yang berkualitas, Umi mengatakan bahwa mahasiswa FF UNAIR saat perkuliahan sudah dibekali dengan banyak mata kuliah dan praktikum dalam penjaminan mutu. “Itu sudah dikenalkan sejak semester satu, sehingga unsur ketelitian, kehati-hatian, sudah disiapkan dengan detail. Kurikulumnya memang mengarah ke sana,” tutur Umi. (*)

Penulis: Defrina Sukma S. Editor: Nuri Hermawan

(5)

Fermentasi Jerami Padi Dukung

Swasembada

Daging

di

Indonesia

UNAIR NEWS – Kebutuhan konsumsi protein hewani bagi masyarakat Indonesia semakin hari terus meningkat. Sayangnya, untuk memenuhi konsumsi tersebut hingga saat ini pemerintah masih “menambalnya” dengan impor daging karena jumlah populasi sapi di Indonesia belum sebanding dengan jumlah pertambahan penduduk setiap tahunnya. Untuk itu diperlukan upaya penambahan jumlah ternak, khususnya sapi, untuk mencapai swasembada daging di Indonesia.

Demikian disampaikan Prof. Dr. Mirni Lamid, drh., MP, dalam orasi ilmiah pengukuhannya sebagai Guru Besar, hari Sabtu (10/12), di Aula Garuda Mukti, Rektorat UNAIR. Dalam mengiringi jumlah populasi ternak, khususnya sapi, dipandang penting adanya inovasi bioteknologi pakan. Untuk itu, Guru Besar FKH UNAIR ini menyampaikan orasinya dengan tema “Peran

Bioteknologi Pakan Ternak terhadap Pertambahan Berat Badan Sapi sebagai Upaya Pemenuhan Konsumsi Daging nasional”.

Menurut Mirni, untuk meningkatkan populasi sapi di Indonesia, kendala yang dihadapi peternak umumnya masalah kualitas pakan, dimana di Indonesia sangat bergantung pada musim. Ketika musim penghujan, kebutuhan pakan tidak menjadi kendala, sebab rumput banyak tersedia. Namun muncul masalah ketika musim kemarau, sedangkan rumput merupakan makanan pokok sapi, disamping konsentrat sebagai makanan pelengkap.

Ia sukses mengembangkan enzim dalam penelitiannya untuk menghasilkan kualitas pakan yang mampu menambah berat badan

(6)

sapi. Kelompok enzim lignoselulase atau fibrolase itu merupakan produk riset Mirni dan timnya yang diberi nama

Excelzyme 2. Keunggulan Excelzyme 2 ini dapat menurunkan

kandungan serat kasar, sehingga meningkatkan nilai nutrisi limbah pertanian dan agroindustri.

Hasil riset Mirni dan tim yang dilakukan sejak 2008 hingga sekarang, penggunaan probiotik ML-08 (Bacillus pumilus sp dan

Actinobacillus sp) mempunyai kemampuan untuk mendegradasi

bahan pakan berserat tinggi. Fermentasi jerami padi menggunakan probiotik ML-08 mampu meningkatkan 3 protein kasar sebesar 3.5% dengan penurunan serat kasar sebesar 4%. Hal ini membuktikan bahwa fermentasi jerami padi dapat digunakan untuk pakan penggemukan sapi potong.

”Terobosan enzim ini sudah pernah dilakukan sejak tahun 2010. Kami mengembangkan apa yang disebut integrated farming, dimana pemanfaatan limbah nanti merupakan suatu siklus yang akan bergulir dan menjadi suatu produk pangan lagi,” ucapnya.

Prof. Mirni menggunakan complete feed atau paket lengkap. Keunggulannya, lengkap ini bisa tersedia sepanjang waktu, terutama pada musim kemarau dengan memanfaatkan bahan baku lokal yang ada di daerah. Ini membuka peluang bagi peternak yang umumnya berada di desa. Selain itu, penggunaan produk ini akan mampu meningkatkan pertambahan berat badan sapi, sehingga pendapatan peternak juga akan meningkat.

“Ini membuktikan bahwa seandainya peternak mau mengelola ternak sapinya, maka tidak kalah penghasilannya dengan yang diperoleh ketika ia bekerja di kota. Ini memberi peluang, bukan saja pendapatan peternak meningkat tetapi juga dalam rangka membantu upaya swasembada pemerintah dalam rangka konsumsi daging di Indonesia,” katanya. (*)

Penulis: Binti Quryatul Masruroh Editor: Bambang Bes

(7)

Departemen Gizi FKM UNAIR

Gelar Seminar Gizi Olahraga

UNAIR NEWS – Seorang atlet membutuhkan perhitungan gizi yang sesuai dengan kondisi fisik dan jenis olahraga yang ditekuni. Itulah yang menjadi intisari dari seminar “Sportsnutrition: Penatalaksanaan Gizi Olahraga pada Atlet untuk Meningkatkan Performa dalam Bertanding”, Sabtu (17/12).

Seminar diselenggarakan oleh akademisi Departemen Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, di Aula Kahuripan 300. Seminar itu dihadiri oleh peserta dari berbagai kalangan yang menggeluti dunia olahraga dan gizi, seperti atlet, mahasiswa pendidikan olahraga, dan umum.

Seminar itu dihadiri berbagai pakar di bidangnya di antaranya adalah Dr. Sri Adiningsih, dr., MS, MCN sebagai ahli gizi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur yang juga dosen Gizi FKM UNAIR, Dr. Bambang Purwanto, dr., M.Kes dosen Fakultas Kedokteran UNAIR dan pengurus KONI Jatim, Prof. Dr. Hardinsyah., MS Ketua Umum PERGIZI PANGAN, Mury Kuswari, M.Si Ketua Umum Asosiasi Nutrisionis Olahraga dan Kebugaran Indonesia (ANOKI), Nazhif Gifari, S.Gz, M.Si dan Albert Juwono atlet dance sport peraih tiga medali emas PON XIX Jawa Barat. Dekan FKM UNAIR Prof. Dr. dr. Tri Mariana, MS, yang turut hadir dan membuka acara itu menjelaskan, penatalaksanaan gizi sudah terbukti pada pelaksanaan PON XIX Jabar. “Dengan jumlah 47 medali yang diperoleh oleh mahasiswa UNAIR, salah satunya dari FKM yang memperoleh satu medali perak,” imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Departemen Gizi Dr. Annis Catur Adi, Ir., M.Si, menyampaikan, gizi diperlukan untuk mencapai kecerdasan dan kesehatan fisik. “Sangat perlu asupan

(8)

gizi apalagi untuk atlet karena yang harus kita ingat atlet bukan sebagai alat, namun sebagai aset,” ungkap Annis.

Dosen FK UNAIR memaparkan, tentang acid atau alkali water dalam kaitannya dengan rehidrasi pasca olahraga. “Sekarang ini banyak sekali kemasan minuman mengklaim menjadi minuman yang cocok untuk diminum setelah olahraga. Hal tersebut terjadi karena ketidaktahuan masyarakat,” imbuhnya. (*)

Penulis: Akhmad Janni Editor: Defrina Sukma S

Rektor:

Mutu

Institusi

Pendidikan

Dilihat

dari

Kualitas Lulusan

UNAIR NEWS – Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga melantik sebanyak 120 orang dokter spesialis baru di Aula FK UNAIR, Kamis (22/3). Dalam kesempatan ini, Rektor UNAIR Prof. Dr. H. Mohammad Nasih MT., SE., Ak., CMA., turut menyaksikan jalannya prosesi penyerahan ijazah dokter spesialis. Di hadapan para lulusan, Prof. Nasih menyampaikan bahwa baik buruknya perguruan tinggi atau institusi dilihat dari kualitas lulusannya, reputasi serta cara masyarakat dunia menilai. Maka dari itu, kunci pencapaian ada pada upaya meningkatkan

employer reputation.

“Kami berharap FK UNAIR menjadi yang terbaik, paling tidak masuk 100 terbaik dunia, ini tantangan bagi kita,” ungkapnya. Dalam meningkatkan reputasi, peran alumni dinilai sangat berpengaruh. Namun dari pengamatan Prof. Nasih sejauh ini,

(9)

lulusan UNAIR dinilai kurang berani dalam menonjolkan ke-UNAIR-annya. “Jika lulusan kita ‘melempem’ dan tidak memunculkan ke-UNAIR-annya, saya khawatir nama UNAIR di tahun 2020 tidak akan bisa bersanding dengan institusi terbaik dunia. Nama UNAIR tidak dapat terlacak di peta dunia,” ungkapnya.

Dunia kedokteran adalah dunia pengabdian. Prof. Nasih berharap, para dokter spesialis baru berani menampilkan hasil kerja yang optimal dalam pengabdiannya kepada masyarakat. Ketika pada akhirnya masyarakat dapat merasakan buah pengabdian dari para dokter FK UNAIR ini, dengan begitu dunia akan mengenal keunggulan UNAIR.

Sementara itu, menanggapi Perpres Nomor 4 tahun 2017 yang mengatur soal wajib kerja dokter spesialis, Dekan FK UNAIR Prof. Dr. Soetojo, dr, SpU (K) berharap, para lulusan dokter spesialis ini serius untuk mengabdikan diri di wilayah terpencil.

Mengingat penyebaran dokter spesialis di Indonesia belum merata dan masih terpusat di kota-kota besar, maka diberlakukannya peraturan tersebut bertujuan untuk mempercepat pemerataan tenaga kesehatan, terutama dokter spesialis, di daerah perbatasan, terluar, dan tertinggal. Karena wajib, maka semua dokter spesialis harus mengikuti program ini tanpa terkecuali. Jika tidak mengikuti program tersebut, akan dikenakan sanksi.

“Bagi dokter spesialis yang tidak mengikuti program ini, maka sanksinya Surat Tanda Registrasi (STR) yang bisa digunakan untuk praktik hanya di keluarkan satu saja, harusnya dapat tiga. Akibatnya dokter tersebut hanya bisa praktik di rumah sakit yang ditentukan oleh Kemenkes,” ungkapnya.

Untuk lokasi penempatan, tersedia 144 rumah sakit yang diusulkan sebagai lokasi penempatan wajib kerja dokter spesialis. “Masa kerja minimal 1 tahun. FK UNAIR kebagian

(10)

wilayah jawa Timur, Maluku dan Papua Barat,” ungkapnya.

Prof Soetojo menghimbau, lulusan dokter spesialis yangn baru saja dilantik ini untuk segera mendaftarkan diri. “Kami harap, meskipun para dokter spesialis ini sudah lulus dan bekerja, kalian tetap aktif mempublikasi penelitian atau laporan kasus untuk meningkatkan intensitas publikasi. Dengan begitu, dukungan alumni untuk pencapaian World Class University tetap tersambung,” ungkapnya.

Penulis: Sefya Hayu Editor: Nuri Hermawan

Perkuat Komitmen, UNAIR-BI

Perpanjang MoU

UNAIR NEWS – Bank Indonesia (BI) kembali melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Universitas Airlangga. MoU kali ini merupakan bentuk perpanjangan kerjasama sebelumnya.

Wakil Rektor II Dr. Muhammad Madyan, dalam sambutannya mengatakan bahwa kerjasama UNAIR dan BI sebenarnya sudah lama berjalan, khususnya dalam bidang penyusunan kurikulum kebanksentralan.

“Kami telah melakukan kerja sama dalam hal penyusunan kurikulum kebanksentralan sejak tahun 2005. Selanjutnya, kami terus melakukan kolaborasi dan kerja sama seperti menggelar kuliah tamu, riset, magang, dan banyak hal lainya,” terang Madyan.

(11)

Indonesia Dr. Perry Warjiyo mengatakan bahwa kerjasama yang dilakukan BI dengan UNAIR bukanlah hal yang baru, melainkan sebuah upaya komitmen agar lebih baik ke depannya.

“UNAIR merupakan perguruan tinggi pertama yang menyambut kerjasama dari kami untuk menyusun kurikulum kebanksentralan. Adanya kerja sama ini sebagi bukti bahwa BI pun tidak bisa lepas dari dunia akademik,” tutur Perry.

Perry menambahkan, ada tiga aspek yang ditekankan dalam kerjasama kali ini. Selain pengembangan kurikulum kebanksentralan, kali ini BI juga berkomitmen memberikan bantuan baik sumber daya manusia maupun buku-buku diktat. “Bantuan yang kami berikan juga berbentuk pendanaan untuk penelitian dan beasiswa yang masuk dalam program sosial riset,” jelasnya.

Selain penandatanganan kerjasama yang dilaksanakan di Aula Fajar Notonegoro, Jumat (19/5), berlangsung pula Kuliah Umum yang mengangkat tema “Perekonomian Indonesia: Prospek dan Bauran Kebijakan”.

Dalam kuliah umum tersebut hadir Dra. Eva Kusuma Sundari, MA. MDE., alumnus UNAIR yang menjadi anggota komisi XI DPR-RI. Eva mengatakan bahwa kiprah BI sebagai bank sentral sangatlah luar biasa, utamanya dalam mengembangkan SDM.

“BI telah berkiprah luar biasa, dari dunia pendidikan hingga sosial kemasyarakatan. Dan hal yang terpenting dari semua itu adalah investasi di bidang SDM,” tegasnya.

(12)

FKG Adakan Kuliah Tamu

Regenerasi Gigi

UNAIR NEWS – Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga menyelenggarakan kuliah tamu bertajuk “Perkembangan Penelitian B i d a n g K e d o k t e r a n G i g i R e g e n e r a s i ” . K u l i a h t a m u diselenggarakan pada Rabu (19/7) di Aula Garuda Muka FKG.

Dekan FKG UNAIR Dr. R. Darmawan Setijanto, drg., M.Kes., mengatakan kuliah tamu ini merupakan sarana untuk berbagi ilmu dan pengalaman antar sivitas akademika. “Pengalaman yang mereka bagikan adalah hasil dari penelitian yang mereka (pembicara) kembangkan beberapa bulan terakhir,” tutur Darmawan.

Kuliah tamu diselenggarakan atas kerjasama alumni, mahasiswa, dan dosen program pendidikan dokter gigi spesialis (PPDGS). Ketiga pembicara yang hadir dalam kuliah tamu tersebut adalah Ika Dewi Ana, drg., M.Kes., Ph.D, Retno Ardhani, drg., M.Sc., Anne Handrini Dewi, drg., M.Kes., dan Rhudanton, drg., Sp.Perio.

Ketiganya berasal dari Universitas Gadjah Mada dan Universitas Brawijaya.

Para pembicara secara bergantian menyampaikan hasil dari penelitiannya mengenai regenerasi gigi tentang bahan subtitusi tulang. “Ketika kita membuat produk bagaimana caranya agar tidak autolog atau aunogram, yakni mengambil dari tulang sendiri,” jelas Ika.

Ika penyampaikan bahwa bahan subtitusi tulang yang bagus adalah jenis gypsum sebab kualitasnya bagus dan mudah didapat. Sedangkan Retno menyampaikan tentang penambahan zat lain pada

gypsum. Berdasarkan penjelasan yang ia paparkan, gypsum

(13)

penambahan lain. “Kami menambahkan kalsium karbonat dan juga cinnamaldehyde,” terangnya.

Materi dilanjutkan dengan pembahasan pola regenerasi jaringan yang disampaikan Anne dan Rhudanton seputar penatalaksanaan sinus lift sebelum pemasangan implan.

Penulis: Akhmad Janni Editor: Defrina Sukma S

Joko Santosa dan M Yunus Jadi

Wisudawan Terbaik Berkat

Belajar Keras

UNAIR NEWS – Sebagai penerima beasiswa STAR-BPKP, sebuah beasiswa bagi PNS yang diberikan Badan Pengawasan Keuangan dan P e m b a n g u n a n ( B P K P ) , b a g i J o k o S a n t o s a , i a h a r u s bertanggungjawab dengan lulus kuliah tepat waktu. Karena itu ketika ia dinobatkan sebagai wisudawan terbaik program Magister di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga, Joko menganggap itu sebagai bonus. Ia lulus dengan IPK 3,97.

“Terus terang saya terkejut. Tak pernah menyangka akan mendapat kehormatan seperti ini. Saya memaknai ini sebagai anugerah dari Tuhan, bukan hasil kerja keras saya,” kata Joko Santoso merendah.

Bagi PNS dan staf di Inspektorat Pemkab Magetan ini, meraih kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, memang harus disyukuri. Wujud syukurnya dengan mengikuti perkuliahan sebaik mungkin, dan tak pernah berpikir

(14)

bahwa di akhir masa studi ia mengukir prestasi yang membanggakan. Baginya yang terpenting dari proses pembelajaran ini adalah keberhasilannya dalam menyerap ilmu akuntansi di jenjang S2.

“Saya sangat bersyukur diberi kesempatan mengenal dan dekat dengan semua dosen dan teman-teman di sini. Bagi saya mereka adalah orang-orang yang hebat,” tambah pria kelahiran Magetan, 21 September 1981 ini.

Dua tahun menempuh studi di UNAIR akan diingatnya sebagai masa ia menimba banyak pengalaman berharga. Meskipun tak selalu mulus, kendala yang ia hadapi selama studi dianggapnya sebagai bagian dari dinamika dan konsekuensi.

“Saya berterima kasih kepada keluarga, dosen pembimbing, dan teman-teman atas segala dukungan yang diberikan sehingga bisa menghadapi kendala tersebut,” kata Joko Santoso. (*)

Merancang Wisudawan Terbaik sejak SMA

KEMUDIAN itu bagi banyak mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga, IPK 3,93 yang notabene mendekati sempurna, merupakan sesuatu yang tidak mudah untuk didapat. Tetapi Muhammad Yunus Anis, dengan belajar keras ia mampu meraihnya dan dinyatakan sebagai wisudawan terbaik S-1 FST dalam wisuda Maret 2016.

Laki-laki asal Bojonegoro ini lulus dengan skripsi berjudul ”Pembuatan dan Karakterisasi Komposit Sodium Alginat-Karaginan dari Rumput Laut Merah (Euchema Cottoni) Sebagai Material Drug

Release”.

Drug Release merupakan salah satu model dari kimia polimer

yang dicetak dalam bentuk kapsul. Dalam penelitiannya, Yunus mencoba membandingkan antara kinerja kapsul komersil dengan kapsul hasil sintesis dari komposit Sodium Alginat-Karagian, sebab selama ini banyak kapsul yang dibuat tanpa ada penyesuaian dengan jenis obat dan kebutuhannya.

(15)

“Luar biasa dan saya sangat bersyukur atas pencapaian ini, karena menjadi wisudawan terbaik ini memang merupakan salah satu target saya sejak SMA. Saya menyadari bahwa penghargaan ini bukan akhir dari perjuangan saya, karena setelah lulus inilah kehidupan yang sebenarnya” jelas Sarjana Kimia ini.

Yunus dikenal sebagai sosok berprestasi. Banyak prestasi yang telah diukirnya. Misalnya dalam Olimpiade Nasional MIPA (ON MIPA) tahun 2014 dan 2015. Sebelumnya pada tahun 2013 ia dikukuhkan sebagai Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) FST UNAIR. Ditanya mengenai resep suksesnya untuk menjadi wisudawan terbaik, Yunus mengatakan bahwa disiplin pada diri sendiri adalah menjadi kuncinya yang utama.

“Selain kegiatan di kampus saya juga mengajar, yaitu mulai jam 16.00 sampai 20.30. Karena itu ya harus benar-benar menanamkan rasa taggungjawab sebagai mahasiswa yakni belajar, agar tidak membiasakan diri dengan sistem kebut semalam,” kata M Yunus. (*)

Penulis : Yeano D. Handika & Disih Sugianti. Editor : Bedy Santosa & Nuri Hermawan.

Universitas Airlangga Jalin

Kerjasama

dengan

PT.

Petrosida Gresik

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga melakukan kerjasama Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan PT Petrosida Gresik. P e n a n d a t a n g a n a n n o t a k e s e p a h a m a n ( m e m o r a n d u m o f

(16)

Rektor Universitas Airlangga Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., MT., Ak., MCA bersama Direktur PT. Petrosida Drs. Hery Widyatmoko., Ak., MM., di ruang pimpinan PT Petrosida Gresik, Senin (10/10) kemarin.

Dalam nota kesepahaman itu disebutkan bahwa obyek kerjasama antara-kedua lembaga adalah bidang pendidikan, penelitian, pengembangan dan pengabdian masyarakat. PT Petrosida merupakan perusahaan bahan aktif pestisida dan formulasinya serta beberapa produk berbasis bio untuk pertanian dan perikanan. Direktur PT Petrosida Hery Widyatmoko berharap dengan penandatanganan MoU ini bisa menjadi jalinan kerjasama yang melahirkan sebuah hasil yang diinginkan, baik dari segi pendidikan dan penelitian yang bisa diperhitungkan. Bagi Petrosida, melakukan kerjasama ini sudah yang kesekian kalinya, sebab sebelumnya juga sudah dengan beberapa lembaga lain.

Pada kesempatan itu juga dibahas rencana kerjasama dengan Universitas Airlangga di bidang pengembangan enzim xilanase hasil penelitian Prof. Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih., M.Si. Untuk itu pihak Petrosida sebelumnya telah bertemu dengan Prof. Nyoman Tri Puspaningsih, Direktur Pendidikan UNAIR yang juga Guru Besar pada Departemen Kimia FST guna mengkaji perihal tersebut. Seperti diketahui bahwa Enzim xilanase merupakan salah satu enzim yang digunakan dalam pembuatan kertas.

“Beberapa waktu lalu kami sudah bertemu dengan Bu Nyoman, dan sudah mengkaji mengenai hasil penelitian tentang enzim

xilanase. Untuk skala laboratorium dari enzim xilanase yang

dibuat Prof. Nyoman itu sudah memenuhi syarat untuk dipasarkan,” kata Hery Widyatmoko.

Hal senada juga disampaikan Prof. Mohammad Nasih. Ia mengapresiasi dan berterima kasih kepada PT Petrosida yang telah menyambut baik kehadiran Universitas Airlangga, dan juga

(17)

telah bersedia melakukan kerjasama dengan UNAIR.

“Kami berterimakasih kepada PT. Petrosida yang mau menerima kami. Kami juga siap untuk menyediakan tenaga pendidik untuk P T P e t r o s i d a j i k a d i p e r l u k a n u n t u k p e l a t i h a n a t a u

workshop–workshop. Kami juga siap menyediakan tenaga peneliti

untuk membantu,” ujar Prof. Nasih

Dalam pertemuan tersebut turut hadir beberapa pimpinan kedua lembaga, diantaranya Wakil Rektor IV UNAIR, Djunaidi Khotib bersama staf, serta manajemen PT. Petrosida. Setelah penandatanganan MoU itu, pihak Petrosida membawa para tamunya dan yang hadir lainnya untuk meninjau proses pengolahan enzim di pabrik tersebut. (*)

Penulis: Faridah Hariani Editor: Bambang Bes

Jajaki peluang ASIA, NSYSU

Bahas Kerjasama dengan UNAIR

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga terus berupaya menjalin kerjasama dengan berbagai universitas dari seluruh dunia. Hal ini dilakukan untuk menuju gerbang World Class University dan 500 dunia. Setelah menerima kunjungan kerjasama dari National Cheng Kung University Taiwan (26/10), kini delegasi National Sun Yat-sen University (NSYSU) Taiwan juga hadir ke UNAIR dengan tujuan yang sama, Kamis (27/10).

21 delegasi dari National Sun Yat-sen University hadir di Ruang Sidang Pleno Kantor Manajemen UNAIR. Kedatangan mereka disambut oleh Wakil Rektor III UNAIR Prof. Mochammad Amin Alamsjah, Ir., M.Si., Ph.D, Ketua International Office and

(18)

Partnership Dian Ekowati, SE., M.Si., M.AppCom(OrgCh)., Ph.D., dan Wakil Dekan III dari beberapa fakultas di lingkungan UNAIR.

Tidak beda jauh dengan National Cheng Kung University, delegasi dari dari National Sun Yat-sen University juga melirik adanya peluang besar kerjasama di bidang pendidikan dengan UNAIR. Dalam kesempatan tersebut, Prof. Chih Wen Kuo s e l a k u V i c e P r e s i d e n t f o r I n t e r n a t i o n a l A f f a i r s mempresentasikan kegiatan hingga lingkungan akademik yang ada di NSYSU dan juga menawarkan beberapa program pendidikan seperti jenjang magister, doctor serta dual degree.

“Kami sudah punya banyak rekanan kerjasama internasional untuk program pendidikan, kami berharap UNAIR juga bisa bergabung dengan kami untuk sebuah kerjasama akademik,” ujat Prof. Chih Wen Kuo

Menanggapi hal tersebut, baik Dian Ekowati maupun Prof. Amin Alamsyah dengan senang hati bila nantinya pembahasan kerjasama antara UNAIR dan NSYSU pasalnya banyak beberapa program studi di NYSYU serupa dengan program studi yang dimiliki UNAIR. Kerjasama akan dilakukan jika sudah ada kesepakatan MoU (Memorandum of Understanding) antara kedua belah pihak. Sama seperti pembahasan – pembahasan MoU Internasional sebelumnya, pihak IOP menunggu endorse atau permintaan dari beberapa fakultas terkait kerjasama yang memungkinkan untuk bisa dilakukan dan bermanfaat bagi kedua belah pihak.

“Untuk kerjasama yang bisa dilakukan dalam waktu dekat antara UNAIR dan NSYSU diantaranya Student Exchange. Selebihnya untuk program master , doktor maupun dual degree kita memerlukan waktu untuk Mapping beberapa subjek yang ada di UNAIR dan NSYSU,” terangb Dian.

Ditemui di tempat terpisah, Viqi Ardaniah, M.A. Linguistics selaku staf ahli kerjasama luar negeri IOP mengatakan bahwa selain kerjasama pendidikan tidak menutup kemungkinan adanya

(19)

kerjasama penelitian dan publikasi internasional antara NSYSU dan UNAIR, karena NSYSU juga sedang mengembangkan sayapnya di Asia untuk bidang penelitian dan publikasi.

“Kami berharap jika kerjasama ini sudah ada perjanjian antara UNAIR dan NSYSU bisa meningkatkan jumlah Outbound Student dan juga meningkatkan jumlah riset serta publikasi internasional,” ujar Viqi.

Penulis: Faridah Hari Editor : Nuri Hermawan

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kondisi ini maka “radial displacement” atau biasa disebut juga “relief displacement” (pergeseran relief) dari titik gambar yang sama akan lebih kecil apabila

menjadi arteriol %arteriarteri kecil& dan akhirnya menjadi apa yang disebut apillary bed %tempat pertukaran cairan dan nutrisi&. Kapilerkapiler bersatu membentuk vena

>erasa diperlakukan tak adil atas pengabdiannya selama ini di 1lobodyne Corporation, +ick pun berniat untuk membalas atas semua kekacauan dalam hidupnya dengan meniru

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi

Sistem ini sebaiknya tidak digunakan lagi karena banyak memiliki keterbatasan. Tanggung jawab besar dibebankan pada perawat untuk menginterpretasi order dan

Model matematik seringkali digunakan untuk mempelajari fenomena alam nyata yang kompleks dengan cara analisis, serta untuk menyelidiki hubungan antara parameter yang

Data tabel 1.4 menunjukkan bahwa banyak konsumen 2016 - 2018 yang menjalin kontrak pembiayaan di BFI Finance kantor cabang Jombang dengan total sebanyak

According to the result of this study which stated in the previous chapter, it can be concluded that there is a significant difference on the students’ vocabulary mastery