• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOTA BANDAR LAMPUNG, OKTOBER 2017 INFLASI 0,11

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KOTA BANDAR LAMPUNG, OKTOBER 2017 INFLASI 0,11"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI LAMPUNG

KOTA BANDAR LAMPUNG,

OKTOBER 2017 INFLASI 0,11

Kelompok

Bahan

Makanan

mengalami

inflasi

tertinggi

sebesar 0,44

persen pada

Oktober

2017

• Oktober 2017, Kota Bandar Lampung mengalami inflasi sebesar 0,11 persen karena adanya kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 130,28 pada September 2017 menjadi 130,42 pada Oktober 2017. Tiga kelompok pengeluaran memberikan andil dalam pembentukan inflasi di Kota Bandar Lampung, yaitu

kelompok bahan makanan memberikan andil dalam

pembentukan inflasi sebesar 0,10 persen; kelompok

perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,05 persen; dan kelompok transport, komunikasi & jasa keuangan sebesar 0,01 persen. Sebaliknya, dua kelompok pengeluaran memberikan andil dalam pembentukan deflasi, yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,03 persen; dan kelompok kesehatan sebesar 0,01 persen. Sementara kelompok sandang dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tidak memberikan andil dalam pembentukan inflasi maupun deflasi.

• Beberapa komoditi yang dominan memberikan andil inflasi diantaranya, beras, cabai merah, besi beton, minyak goreng, biskuit, tepung terigu, daun singkong, angkutan udara, daging sapi, dan jeruk.

• Inflasi Kota Bandar Lampung menempati peringkat ke-24 dari 82 kota yang diamati perkembangan harganya. Dari 82 kota, 44 kota mengalami inflasi, dan 38 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 1,05 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Cilegon dan Surakarta sebesar 0,01 persen. Sebaliknya deflasi tertinggi terjadi di Palu sebesar 1,31 persen, dan deflasi terendah terjadi di Palopo sebesar 0,01 persen. • Kota Bandar Lampung, pada Oktober 2017 berdasarkan

penghitungan inflasi tahun kalender (point to point) adalah sebesar 2,44 persen dan inflasi year on year (yoy) adalah sebesar 3,61 persen.

(2)

2

OKTOBER 2017 INFLASI SEBESAR 0,11 PERSEN (IHK TAHUN DASAR 2012=100)

Perkembangan harga berbagai komoditi pada Oktober 2017, secara umum mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil pemantauan harga oleh BPS, pada bulan ini terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 130,28 pada bulan September 2017 menjadi 130,42 pada Oktober 2017.

Adapun sepuluh komoditi yang memberikan andil inflasi terbesar selama bulan Oktober 2017 adalah beras dengan andil sebesar 0,19 persen, cabai merah 0,15 persen, besi beton 0,04 persen, minyak goreng 0,02 persen, biskuit 0,01 persen, tepung terigu 0,01 persen, daun singkong 0,004 persen, angkutan udara 0,004 persen, daging sapi 0,003 persen, dan jeruk 0,003 persen.

Oktober 2017, tiga kelompok pengeluaran memberikan andil dalam pembentukan inflasi, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,10 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,05 persen; dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen. Sebaliknya kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau memberikan andil dalam pembentukan deflasi sebesar 0,03 persen; dan kelompok kesehatan sebesar 0,02 persen. Sementara kelompok sandang dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga tidak memberikan andil dalam pembentukan inflasi maupun deflasi.

Tabel 1.

Laju Inflasi Bandar Lampung Oktober 2017, Tahun Kalender, dan

Year on Year menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

Kelompok Pengeluaran IHK Oktober 2016 IHK Desember 2016 IHK September 2017 IHK Oktober 2017 Inflasi Oktober 2017 *) Laju Inflasi Tahun Kalender 2017 **) Inflasi Tahun ke Tahun ***) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) UMUM 125,88 127,31 130,28 130,42 0,11 2,44 3,61 Bahan Makanan 139,84 142,73 140,79 141,41 0,44 -0,92 1,12

Makanan Jadi, Minuman, rokok dan Tembakau

128,22 128,67 131,10 130,88 -0,17 1,72 2,07

Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

120,89 122,89 129,35 129,57 0,17 5,44 7,18

Sandang 110,01 109,91 111,30 111,30 0,00 1,26 1,17

Kesehatan 128,55 128,65 131,86 131,25 -0,46 2,02 2,10

Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 126,99 126,96 135,26 135,28 0,01 6,55 6,53

Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan

117,52 118,61 120,94 120,98 0,03 2,00 2,94

*) Persentase perubahan IHK bulan Oktober 2017 terhadap IHK bulan sebelumnya **) Persentase perubahan IHK bulan Oktober 2017 terhadap IHK bulan Desember 2016 ***) Persentase perubahan IHK bulan Oktober 2017 terhadap IHK bulan Oktober 2016

Tabel 2.

Sumbangan Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Bandar Lampung, Oktober 2017

Kelompok Pengeluaran Andil Inflasi

(%)

[1] [2]

UMUM 0,11

Bahan Makanan 0,10

Makanan Jadi, Minuman, rokok dan Tembakau -0,03

Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 0,05

Sandang 0,00

Kesehatan -0,02

Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 0,00

(3)

3

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1. Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada Oktober 2017 mengalami inflasi sebesar 0,44 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 140,79 pada September 2017 menjadi 141,41 pada Oktober 2017. Terjadinya inflasi pada kelompok ini disebabkan oleh naiknya harga pada beberapa komoditi terutama pada subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya; subkelompok bumbu-bumbuan; subkelompok lemak dan minyak; subkelompok kacang-kacangan; subkelompok ikan diawetkan; dan subkelompok ikan segar. Sebaliknya terjadi deflasi pada subkelompok sayur-sayuran; subkelompok telur, susu dan hasilnya; subkelompok daging dan hasil-hasilnya; subkelompok bahan makanan lainnya; dan subkelompok buah-buahan. Inflasi terjadi pada enam subkelompok, yaitu subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya sebesar

3,92 persen; subkelompok bumbu-bumbuan 3,21 persen; subkelompok lemak dan minyak 1,50 persen; subkelompok kacang-kacangan 0,08 persen; subkelompok ikan diawetkan 0,08

persen; dan subkelompok ikan segar sebesar 0,03 persen. Sebaliknya terjadi deflasi pada subkelompok sayur-sayuran 5,56 persen; subkelompok telur, susu dan hasil-hasilnya 1,88 persen; subkelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 0,66 persen; subkelompok bahan makanan lainnya 0,37 persen; dan subkelompok buah-buahan 0,19 persen.

Kelompok bahan makanan pada Oktober 2017 memberikan sumbangan inflasi sebesar

0,10 persen. Komoditi yang dominan memicu terjadinya inflasi diantaranya beras, cabai

merah, minyak goreng, dan tepung terigu.

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada Oktober 2017 mengalami deflasi sebesar 0,17 persen atau terjadi penurunan indeks dari 131,10 pada September 2017 menjadi 130,88 pada Oktober 2017. Dari tiga subkelompok dalam kelompok ini, subkelompok makanan jadi mengalami deflasi sebesar 0,14 persen; dan subkelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 0,55 persen. Sedangkan subkelompok tembakau dan minuman beralkohol tidak mengalami perubahan indeks.

Oktober 2017, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau memberikan andil deflasi sebesar 0,03 persen. Komoditi yang dominan memberikan andil deflasi pada kelompok ini yaitu makanan ringan/snack.

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar

Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada Oktober 2017 mengalami inflasi sebesar 0,17 persen, atau terjadi peningkatan indeks dari 129,35 pada September 2017 menjadi 129,57 pada Oktober 2017. Dari empat subkelompok dalam kelompok ini, tiga subkelompok mengalami inflasi atau kenaikan indeks yaitu, subkelompok biaya tempat tinggal yang mengalami inflasi sebesar 0,27 persen; subkelompok perlengkapan rumahtangga sebesar 0,06 persen; dan subkelompok penyelenggaraan rumahtangga sebesar 0,08 persen. Sementara subkelompok bahan bakar, penerangan dan air tidak mengalami perubahan indeks.

Oktober 2017, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar memberikan andil inflasi sebesar 0,05 persen. Komoditi yang dominan memberikan andil inflasi pada kelompok ini yaitu, besi beton.

4. S a n d a n g

Kelompok sandang pada Oktober 2017 tidak mengalami perubahan indeks dari September 2017 ke Oktober 2017. Namun subkelompok sandang wanita mengalami deflasi sebesar 0,02 persen; dan subkelompok sandang anak-anak sebesar 0,10 persen. Sebaliknya subkelompok barang pribadi dan sandang lain mengalami inflasi sebesar 0,12 persen. Sementara subkelompok sandang laki-laki tidak mengalami perubahan indeks.

Pada Oktober 2017, kelompok sandang tidak memberikan andil dalam pembentukan inflasi maupun deflasi.

(4)

4

5. Kesehatan

Kelompok kesehatan pada Oktober 2017 mengalami deflasi sebesar 0,46 persen, atau terjadi penurunan indeks dari 131,86 pada September 2017 menjadi 131,25 pada Oktober 2017. Subkelompok perawatan jasmani dan kosmetik mengalami deflasi sebesar 1,12 persen. Sementara tiga subkelompok lainnya tidak mengalami perubahan indeks.

Pada Oktober 2017, kelompok kesehatan memberikan andil dalam pembentukan deflasi sebesar 0,02 persen. Komoditi yang dominan memberikan sumbangan dalam pembentukan deflasi adalah pasta gigi.

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada Oktober 2017 mengalami inflasi sebesar

0,01 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 128,26 pada September 2017 menjadi 135,28

pada Oktober 2017. Dari empat subkelompok dalam kelompok kesehatan, hanya subkelompok rekreasi yang mengalami inflasi, yaitu sebesar 0,10 persen. Sedangkan empat subkelompok yang lain tidak mengalami inflasi maupun deflasi, atau tidak mengalami perubahan indeks.

Pada Oktober 2017, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tidak memberikan andil dalam pembentukan inflasi maupun deflasi.

7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada Oktober 2017 mengalami inflasi sebesar 0,03 persen atau mengalami kenaikan indeks yaitu dari 120,94 pada September 2017 menjadi 120,98 pada Oktober 2017. Dari empat subkelompok dalam kelompok ini, hanya subkelompok transpor yang mengalami inflasi (naik sebesar 0,06 persen). Sementara tiga subkelompok lainnya tidak mengalami perubahan indeks.

Pada Oktober 2017, kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan memberikan andil inflasi sebesar 0,01 persen. Komoditi yang dominan memberikan sumbangan pada pembentukan inflasi adalah angkutan udara.

Tabel 3.

Sumbangan Inflasi Beberapa Komoditi di Kota Bandar Lampung, Oktober 2017

No. Kode Jenis Barang Persentase

Perubahan Sumbangan Inflasi (1) (2) (3) (4) (5) 1 101001 BERAS 4,3448 0,1848 2 109029 CABAI MERAH 13,9778 0,1504 3 301007 BESI BETON 17,5000 0,0438 4 110004 MINYAK GORENG 1,8419 0,0199 5 201006 BISKUIT 5,1860 0,0070 6 101022 TEPUNG TERIGU 7,9610 0,0057 7 106024 DAUN SINGKONG 7,6688 0,0044 8 701005 ANGKUTAN UDARA 2,0551 0,0035 9 102016 DAGING SAPI 0,5262 0,0034 10 108010 JERUK 0,3605 0,0031 11 106001 BAYAM -9,5391 -0,0138

12 102009 DAGING AYAM RAS -1,3940 -0,0139

13 504011 PASTA GIGI -5,9680 -0,0202 14 201033 MAKANAN RINGAN/SNACK -9,1667 -0,0207 15 106069 TOMAT SAYUR -7,9890 -0,0211 16 106035 KANGKUNG -11,2337 -0,0278 17 109003 BAWANG MERAH -4,7590 -0,0293 18 106078 CUNG KEDIRO -22,4708 -0,0313 19 109004 BAWANG PUTIH -7,9226 -0,0329

(5)

5

Tabel 4.

Indeks Harga Konsumen Kota Bandar Lampung bulan September 2017 dan Oktober 2017 Perubahannya, serta Sumbangan Inflasi (2012=100)

Kelompok/Sub Kelompok Bandar Lampung IHK September 2017 IHK Oktober 2017 Perubahan (%) Sumbangan Inflasi [1] [2] [3] [4] [5] UMUM 130,28 130,42 0,11 0,11 I. BAHAN MAKANAN 140,79 141,41 0,44 0,10

Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 127,29 132,28 3,92 0,19 Daging dan Hasil-hasilnya 142,00 141,06 -0,66 -0,02

Ikan Segar 141,88 141,92 0,03 0,00

Ikan Diawetkan 138,76 138,87 0,08 0,00

Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 128,93 126,51 -1,88 -0,05

Sayur-sayuran 144,53 136,49 -5,56 -0,13

Kacang – kacangan 130,97 131,07 0,08 0,00

Buah – buahan 177,59 177,25 -0,19 0,00

Bumbu – bumbuan 184,80 190,74 3,21 0,09

Lemak dan Minyak 110,80 112,46 1,50 0,02

Bahan Makanan Lainnya 143,88 143,35 -0,37 0,00

II. MAKANAN JADI,MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 131,10 130,88 -0,17 -0,03

Makanan Jadi 131,61 131,43 -0,14 -0,01

Minuman yang Tidak Beralkohol 120,73 120,06 -0,55 -0,02 Tembakau dan Minuman Beralkohol 137,62 137,62 0,00 0,00

III. PERUMAHAN 129,35 129,57 0,17 0,05

Biaya Tempat Tinggal 121,76 122,09 0,27 0,05

Bahan Bakar, Penerangan dan Air 157,71 157,71 0,00 0,00 Perlengkapan Rumahtangga 124,77 124,85 0,06 0,00 Penyelenggaraan Rumahtangga 120,69 120,79 0,08 0,00 IV. SANDANG 111,30 111,30 0,00 0,00 Sandang Laki-laki 120,34 120,34 0,00 0,00 Sandang Wanita 108,41 108,39 -0,02 0,00 Sandang Anak-anak 110,19 110,08 -0,10 0,00

Barang Pribadi dan Sandang Lain 105,71 105,84 0,12 0,00

V. JASA KESEHATAN 131,86 131,25 -0,46 -0,02 Jasa Kesehatan 131,52 131,52 0,00 0,00

Obat-obatan 112,99 112,99 0,00 0,00

Jasa Perawatan Jasmani 131,98 131,98 0,00 0,00 Perawatan Jasmani dan Kosmetik 140,46 138,89 -1,12 -0,02

VI. PENDIDIKAN, REKREASI, DAN OLAHRAGA 135,26 135,28 0,01 0,00

Jasa Pendidikan 149,31 149,31 0,00 0,00

Kursus-kursus/Pelatihan 131,00 131,00 0,00 0,00 Perlengkapan/Peralatan Pendidikan 117,81 117,81 0,00 0,00

Rekreasi 106,88 106,99 0,10 0,00

Olah Raga 101,87 101,87 0,00 0,00

VII. TRANSPOR DAN KOMUNIKASI 120,94 120,98 0,03 0,01

Transpor 126,49 126,56 0,06 0,01

Komunikasi Dan Pengiriman 102,12 102,12 0,00 0,00 Sarana Penunjang Transpor 142,04 142,04 0,00 0,00

Jasa Keuangan 109,89 109,89 0,00 0,00

INFLASI TAHUNAN

Bila dilihat perbandingan inflasi tahunan secara umum, menurut penghitungan inflasi tahun kalender 2017 (Januari-Oktober) adalah terjadi inflasi sebesar 2,44 persen menunjukkan peningkatan dibanding tahun 2016 (pada periode yang sama mengalami inflasi sebesar 1,60 persen). Untuk inflasi ”year on year” pada tahun 2017 adalah sebesar 3,61 persen (lebih tinggi

(6)

6

dibandingkan tahun 2016 yang sebesar 2,90 persen). Berikut tabel perbandingan inflasi tahun kalender dan inflasi tahun ke tahun (year on year) tahun 2013– 2017.

Tabel 5. Inflasi Bulanan, Tahun kalender, Year on Year Bandar Lampung, 2013 – 2017

Inflasi 2013 2014 2015 2016 2017

[1] [2] [3] [4] [5] [6]

1. Oktober (M to M) 0,49 0,83 0,09 0,58 0,11

2. Januari - Oktober (Tahun Kalender) 7,58 4,39 3,32 1,60 2,44

3. Oktober terhadap Oktober (YoY)

(tahun n) (tahun n-1) 7,96 4,37 7,24 2,90 3,61

PERBANDINGAN ANTAR KOTA

Pada Oktober 2017, dari 82 kota yang diamati perkembangan harganya, 44 kota IHK mengalami inflasi dan 38 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 1,05 persen, dan inflasi terendah dialami Cilegon dan Surakarta sebesar 0,01 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Palu sebesar 1,31 persen, deflasi terendah terjadi di Palopo sebesar 0,01 persen. Bandar Lampung dengan inflasi sebesar 0,11 persen menempati peringkat ke-24 secara nasional.

Dari 23 kota IHK di pulau Sumatera, 20 kota IHK nya mengalami inflasi dan 3 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi dialami Batam sebesar 0,72 persen, inflasi terendah dialami Jambi sebesar 0,05 persen. Deflasi tertinggi terjadi di Bengkulu sebesar 0,12 persen dan deflasi terendah dialami Tanjung Pinang sebesar 0,02 persen. Bandar Lampung dengan inflasi sebesar 0,11 menempati peringkat ke-14 di Pulau Sumatera.

(7)

7

Tabel 6.

Urutan Inflasi 82 Kota, Oktober 2017 (2012=100)

K o t a Inflasi Rank Inflasi Rank Inflasi Rank K o t a Inflasi Rank Inflasi Rank Inflasi Rank

MtoM Kalender YoY MtoM Kalender YoY

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 MEULABOH 0,28 10 2,63 37 3,11 56 42 KEDIRI -0,12 55 2,76 33 3,67 39 2 BANDA ACEH 0,17 16 3,45 13 4,34 15 43 MALANG 0,02 40 2,97 31 4,03 25 3 LHOKSEUMAWE 0,10 25 0,85 74 3,46 49 44 PROBOLINGGO -0,17 59 2,20 54 3,06 58 4 SIBOLGA 0,31 8 1,56 67 2,87 66 45 MADIUN 0,14 22 4,19 6 5,19 5

5 PEMATANG SIANTAR 0,15 21 2,29 51 3,67 40 46 SURABAYA 0,05 38 3,30 17 4,14 21

6 MEDAN 0,24 12 2,03 58 2,95 62 47 TANGERANG -0,06 49 2,31 48 3,57 43 7 PADANGSIDIMPUAN 0,16 19 2,27 52 3,09 57 48 CILEGON 0,01 44 4,40 5 5,89 2 8 PADANG 0,19 15 0,91 73 2,12 74 49 SERANG 0,15 20 4,43 4 4,89 7 9 BUKITTINGGI 0,41 6 0,67 75 1,18 79 50 SINGARAJA -0,38 68 0,42 76 1,85 76 10 TEMBILAHAN 0,09 27 3,22 22 3,41 50 51 DENPASAR -0,05 48 2,01 60 3,00 61 11 PEKANBARU 0,33 7 3,24 20 4,87 8 52 MATARAM 0,08 30 2,60 39 3,57 44 12 DUMAI 0,08 32 3,65 9 4,58 10 53 BIMA 0,02 42 1,84 63 2,30 73 13 BUNGO 0,55 3 3,49 12 4,03 24 54 MAUMERE -0,39 69 1,21 71 3,89 29 14 JAMBI 0,05 37 0,31 78 1,17 80 55 KUPANG -0,50 75 -0,13 82 2,60 70 15 PALEMBANG 0,08 29 1,86 62 3,13 55 56 PONTIANAK -0,34 65 3,61 11 4,65 9 16 LUBUKLINGGAU 0,06 35 2,47 44 3,05 59 57 SINGKAWANG 0,17 17 4,72 3 5,63 3 17 BENGKULU -0,12 56 2,67 35 2,87 65 58 SAMPIT 0,13 23 2,36 47 4,38 14

18 BANDAR LAMPUNG 0,11 24 2,44 45 3,61 42 59 PALANGKARAYA -0,46 72 2,31 49 3,81 31

19 METRO 0,23 13 2,01 61 2,75 68 60 TANJUNG -0,74 78 0,38 77 3,29 53

20 TANJUNG PANDAN 0,29 9 2,17 55 3,81 32 61 BANJARMASIN -0,40 70 2,99 28 3,96 28 21 PANGKAL PINANG -0,07 51 1,19 72 3,74 37 62 BALIKPAPAN -0,22 62 1,24 70 2,64 69 22 BATAM 0,72 2 3,28 18 4,54 11 63 SAMARINDA -0,17 58 3,06 26 4,25 16 23 TANJUNG PINANG -0,02 46 2,48 43 3,01 60 64 TARAKAN -0,40 71 2,06 57 2,88 64 24 DKI JAKARTA 0,06 36 2,97 30 3,49 47 65 MANADO -0,06 50 2,02 59 3,35 52 25 BOGOR 0,26 11 3,73 8 4,52 12 66 PALU -1,31 82 2,55 41 4,23 17 26 SUKABUMI 0,08 31 3,31 16 4,21 18 67 BULUKUMBA -0,49 74 4,15 7 5,07 6 27 BANDUNG -0,03 47 2,31 50 3,50 46 68 WATAMPONE -0,51 76 4,84 2 5,44 4 28 CIREBON 0,07 33 3,61 10 3,98 27 69 MAKASSAR -0,28 63 3,01 27 3,75 35 29 BEKASI 0,07 34 2,56 40 3,65 41 70 PARE-PARE -0,60 77 2,13 56 3,24 54 30 DEPOK -0,19 61 3,18 24 3,77 34 71 PALOPO -0,01 45 2,98 29 3,82 30 31 TASIKMALAYA -0,08 52 3,22 21 4,01 26 72 KENDARI -0,81 79 2,62 38 2,53 71 32 CILACAP 0,02 41 3,40 14 4,05 23 73 BAU-BAU -1,08 80 1,82 65 0,84 82 33 PURWOKERTO 0,09 26 2,92 32 4,10 22 74 GORONTALO -0,36 66 3,36 15 4,48 13 34 KUDUS -0,09 53 3,19 23 4,19 20 75 MAMUJU -0,48 73 2,72 34 4,20 19 35 SURAKARTA 0,01 43 1,83 64 2,75 67 76 AMBON -1,28 81 0,21 80 1,22 78 36 SEMARANG -0,15 57 2,64 36 3,40 51 77 TUAL 1,05 1 10,78 1 12,36 1 37 TEGAL 0,21 14 3,24 19 3,50 45 78 TERNATE 0,52 4 1,75 66 2,35 72 38 YOGYAKARTA 0,16 18 3,06 25 3,75 36 79 MANOKWARI -0,36 67 1,53 68 3,69 38 39 JEMBER -0,17 60 2,50 42 3,78 33 80 SORONG -0,30 64 1,34 69 2,06 75 40 BANYUWANGI 0,09 28 2,21 53 2,95 63 81 MERAUKE 0,47 5 0,01 81 1,07 81 41 SUMENEP 0,03 39 2,37 46 3,46 48 82 JAYAPURA -0,09 54 0,21 79 1,74 77 NASIONAL 0,01 2,67 3,58

(8)

8

Tabel 7.

Perbandingan Inflasi Oktober 2017, Tahun Kalender, dan Year On Year (YoY) Kota-kota di Pulau Sumatera (2012=100)

K o t a Inflasi Ranking Inflasi Ranking Inflasi Ranking

MtoM Kalender YoY

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 MEULABOH 0,28 7 2,63 8 3,11 13 2 BANDA ACEH 0,17 11 3,45 3 4,34 4 3 LHOKSEUMAWE 0,10 15 0,85 21 3,46 10 4 SIBOLGA 0,31 5 1,56 18 2,87 19 5 PEMATANG SIANTAR 0,15 13 2,29 12 3,67 8 6 MEDAN 0,24 8 2,03 15 2,95 17 7 PADANGSIDEMPUAN 0,16 12 2,27 13 3,09 14 8 PADANG 0,19 10 0,91 20 2,12 21 9 BUKITTINGGI 0,41 3 0,67 22 1,18 22 10 TEMBILAHAN 0,09 16 3,22 6 3,41 11 11 PEKANBARU 0,33 4 3,24 5 4,87 1 12 DUMAI 0,08 18 3,65 1 4,58 2 13 BUNGO 0,55 2 3,49 2 4,03 5 14 JAMBI 0,05 20 0,31 23 1,17 23 15 PALEMBANG 0,08 17 1,86 17 3,13 12 16 LUBUKLINGGAU 0,06 19 2,47 10 3,05 15 17 BENGKULU -0,12 23 2,67 7 2,87 18 18 BANDAR LAMPUNG 0,11 14 2,44 11 3,61 9 19 METRO 0,23 9 2,01 16 2,75 20 20 TANJUNG PANDAN 0,29 6 2,17 14 3,81 6 21 PANGKAL PINANG -0,07 22 1,19 19 3,74 7 22 BATAM 0,72 1 3,28 4 4,54 3 23 TANJUNG PINANG -0,02 21 2,48 9 3,01 16 SUMATERA 0,23 2,21 3,34

Gambar

Tabel 5. Inflasi Bulanan, Tahun kalender, Year on Year Bandar Lampung, 2013 – 2017

Referensi

Dokumen terkait

provinsi, juara 1 paduan suara rektor jember

Addersing merupakan praktek pemeliharaan sebuah sistem yang koheren dalam jaringan Anda sehingga semua komputer dapat berkomunikasi.Dalam sebuah jaringan,setiap host

Pengembangan kurikulum diarahkan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten sebagai guru kelas Sekolah Dasar yang berkemampuan mengajar dari kelas 1-6 SD, yang mempunyai

Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Sosial Responsibility (CSR) merupakan komitmen perusahaan atau dunia usaha untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi yang

Fokus penelitian adalah strategi komunikasi yang dilakukan oleh Brand Presenter dalam memasarkan produk dan untuk mengetahui penjualan yang mereka dapat dengan

Aktivitas termite control atau pengendalian rayap yang telah dilakukan pada Perpustakaan Balai Penelitian Teknologi Serat Tanaman Hutan adalah menggunakan teknik

Ciri dari pengikut yang memiliki tingkat kesiapan sangat tinggi menurut Robbin (2005) dan Vandayani (2013) yang terdapat pada Atik adalah mampu menginformasikan

Analisis wacana yang digunakan oleh peneliti adalah analisis wacana khususnya analisis wacana kritis Theo Van Leeuwen. Model penelitian digunakan model Theo Van Leeuwen