• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SUDUT AWAL DAN KECEPATAN SUDUT PADA PENEMPATAN POSISI KAKI PARALLEL DAN STAGGERED START GAYA PUNGGUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS SUDUT AWAL DAN KECEPATAN SUDUT PADA PENEMPATAN POSISI KAKI PARALLEL DAN STAGGERED START GAYA PUNGGUNG"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SUDUT AWAL DAN KECEPATAN SUDUT

PADA PENEMPATAN POSISI KAKI PARALLEL DAN

STAGGERED START GAYA PUNGGUNG

Erma Aniska Fauziah, Sumardiyanto

Universitas Pendidikan Indonesia

Jl. Dr. Setiabudhi No.229, Bandung, Jawa Barat 40154, Indonesia.

Telepon: 022-2013161. Fax: 022-2013651

aniskaerma@gmail.com

Abstrak

Kebanyakan atlet memiliki kecepatan yang minim dalam hal start dibandingkan dengan gerak sikliknya. Padahal start yang baik dapat memberikan kontribusi pada performa berenang. Maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penempatan posisi kaki yang lebih efektif digunakan pada start gaya punggung. Sampel berjumlah 8 perenang (rata-rata umur; berat badan; dan tinggi badan adalah 18.9th; 62kg; 174cm) berasal dari UKM Aquatik UPI menjadi partisipan dalam penelitian ini, dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Gerakan start perenang direkam menggunakan kamera 60Hz, lalu diinput kedalam software kinovea. Komponen hasil tolakan yang dianalis adalah (1) Sudut awal, dan (2) Kecepatan sudut antara penempatan posisi kaki parallel dan staggered. Hasil analisis uji t menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan sudut awal (p = 0.866), dan kecepatan sudut (p = 0.714) antara penempatan posisi kaki parallel dan staggered pada start bawah renang gaya punggung (p > 0.05).

Kata kunci: Start Gaya Punggung, Parallel, Staggered

PENDAHULUAN

Performa renang dalam kompetisi jarak pendek diukur dari jumlah waktu keempat kompenen berikut: start, berenang, pembalikan, dan finis (Blanksby dkk, 2002; Theut dan Jensen, 2006). Kesuksesan start merupakan hal pokok dalam kompetisi renang, start terdiri dari beberapa pase: block, flight, entry, glide, leg

kicking dan berenang (Vantorre dkk, 2010;

2014). Start berkontribusi 25% dari total waktu jarak 25 meter, 10% dari total waktu jarak 50 meter, dan 5% dari total waktu jarak 100 meter (Kilani & Al-Tuieb, 2014). Berdasarkan pelaksanaannya start terbagi menjadi dua yaitu start atas dan start bawah. Pada peraturan

perlombaan, start atas dilakukan diatas blok start digunakan untuk gaya bebas, gaya kupu, dan gaya dada. Sedangkan start bawah dilakukan di air dengan menghadap pada blok start digunakan untuk renang gaya punggung. Badruzaman (2011) menjelaskan bahwa start atas dapat dilakukan dengan beberapa metode berikut yaitu racing start, swing start, grab

start, dan track start. Sedangkan start bawah

dapat dilakukan dengan metode konvensional atau tradisional dengan penempatan kaki sejajar (seperti posisi kaki pada grab start) atau dengan penempatan kaki satu di atas dan satu lagi dibawah (seperti posisi kaku pada track

(2)

Theut dan Jensen (2006) mengatakan bahwa pada start gaya punggung dengan menempatkan posisi kaki sejajar (parallel) dan tidak sejajar (staggered) tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p>0.05) dalam hal rata-rata kecepatan dan jarak horizontal, serta tidak ada perbedaan dalam gerakan kaki selama start gaya punggung dilakukan.

De Jesus dkk (2013) membandingkan dua jenis penempatan kaki sejajar diatas (emersion) dan dibawah permukaan air (immersion). Penempatan kaki dibawah permukaan air menunjukkan hasil yang lebih baik untuk: posisi awal pusat masa tubuh (horizontal), dan kecepatan pusat masa tubuh (horizontal) pada sudut hand-off dan take-off. Sedangkan untuk penempatan posisi kaki diatas permukaan air menunjukkan hasil yang lebih baik pada komponen: waktu kontak dengan dinding, kecepatan pusat masa tubuh horizontal dan vertical pada pase melayang. Dan kedua penempatan posisi kaki baik dibawah dan diatas permukaan air menunjukkan hasil yang sama untuk jangkauan air (horizontal), sudut punggung dan waktu start 5 m. Nguyen dkk (2014) menambahkan bahwa hasil dari analisis wilcoxon menunjukkan penempatan kaki diatas air (FAW=Feet above the water) memiliki waktu start lebih cepat (p<0.01), akan tetapi memiliki puncak kekuatan horizontal lebih kecil (p=0.02), sementara kecepatan take-off horizontal lebih baik (p=0.01) dibandingkan dengan penempatan kaki dibawah air. De Jesus dkk (2015) mengembangkan penelitiannya dihubungkan dengan fasilitas blok start, hasil penelian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh dari handgrip horizontal dan vertikal terhadap pelaksanaan start gaya punggung dan strategi koordinat intra tungkai sebelum gaya propulsif take-off. Namun, wedge memberikan keuntungan biomekanika selama pase melayang ketika dikombinasikan pada kecepatan vertikal penempatan dan pusat masa tubuh pada immersi, meskipun ketika perenang menggunakan koordinasi tungkai bawah.

Pada titik start dibawah permukaan air (emerson), parameter berenang dari 100m elite atlet secara substansial lebih besar daripada parameter berenang setengah kolam, kecuali pada gaya dada. Dengan kata lain, tidak ada penurunan dalam parameter berenang yang diteliti antara pembalikan emersi dan berenang setengah kolam, kecuali pada perlombaan renang gaya kupu dan gaya punggung laki-laki. Perubahan pada kinematik berenang tidak berhubungan dengan parameter tolakan atau pembalikan, meskipun perenang laki-laki yang berkembang lebih cepat startnya menunjukkan velocity yang lebih cepat pada emersi. Analisis perlombaan harus disadari bahwa transfer momentum ketika perenang muncul dari air dengan implikasi pada serangkaian kinematik berenang, khususnya untuk perenang laki-laki yang menggunakan teknik undulatori bawah air (Veig & Roig, 2016).

Berdasarkan perkembangan peraturan renang yang dikeluarkan oleh FINA (SW 6.1, 2015-2017) perenang gaya punggung ketika melakukan start harus menempatkan posisi kaki mereka pada touchpad dan dibawah permukaan air, tidak diperbolehkan menempatkan kaki diatas touchpad.

Gomes dkk (2016) menguji model Sander untuk memperkirakan gaya dorong yang dihasilkan oleh gerakan tangan selama berenang dengan membandingkannya pada kekuatan yang dihitung hasil perolehan dari menggunakan model dan gaya terukur selama gaya dorong berlangsung, hasilnya menunjukkan bahwa kekuatan tidak dapat digunakan secara bergantian, dan ada perbedaan tetap dan proposional diantara keduanya, ini menunjukkan bahwa model sander tidak sesuai untuk memperkirakan keakuratan gaya dorong yang dihasilkan oleh tangan perenang selama gerakan sculling.

Prinsip mekanika gerak pada start

renang berhubungan dengan asas aksi

reaksi (Hk. Newton III), apabila setiap ada

perubahan keadaan dari diam ke gerak, atau

dari gerak ke diam pasti ada sebab atau

(3)

pengaruhnya. Pengaruh atau sebab tersebut

adalah gaya (Hidayat, 1998).

Pada start bawah renang gaya punggung

terjadi suatu gaya yang disebut dengan

gaya postulat atau propulsive force. Gaya

tersebut bekerja pada saat kaki melakukan

tolakan

terhadap

dinding

blok

start

sehingga menyebabkan tubuh bergerak

maju ke depan. Pada saat gaya terjadi,

terbentuk pula sudut yang dibentuk oleh

tulang kering, sendi lutut, dan tulang paha.

Apabila sudut tersebut yang dihasilkan

lebih kecil dan tubuh lebih condong

kedepan, dengan kata lain jarak horizontal

dari titik badan harus diperkecil, atau titik

berat badan didekatkan ke sisi tumpuan

maka akan menghasilkan kecepatan gerak

ke suatu arah yang makin besar(kecepatan

sudut) [ω

=

t



] (McGinnis, 2013).

Dengan berlandaskan pada prinsip

mekanika gerak tersebut dan dengan

mempertimbangkan

anggapan

bahwa

penempatan

kaki

staggered

akan

menghasilkan hasil tolakan yang lebih baik

dari pada penempatan kaki parallel, seperti

yang terjadi pada start atas dimana track

start lebih baik dibandingkan dengan grab

start. Maka tujuan dari penelitian ini

adalah membandingkan hasil tolakan antara

penempatan kaki sejajar dan tidak sejajar

pada start gaya punggung.

METODE

Sampel

Sampel dalam penelitian ini menggunakan

sampel 8 orang atlet renang gaya punggung

dari UKM Aquatik UPI (rata-rata usia:

18.9

th

).

Sampel

dipilih

dengan

mempertimbangkan

karakteristik

kemampuan

perenang,

maka

teknik

sampling yang digunakan adalah purposive

sampling.

Instrumen

1. Video Kamera: Kamera digunakan

untuk merekam perjalanan perenang

melakukan start bawah sejauh jarak 10

meter.

Pada

penelitian

ini

menggunakan

dua

buah

kamera.

Kamera pertama digunakan khusus

untuk merekam tolakan start yaitu pada

jarak 2.5 meter. Kamera kedua

digunakan

untuk

merekam

atlet

melakukan start sampai jarak 10 meter.

Adapun

spesifikasi

kamera

yang

digunakan adalah:

Image sensor

: 1/2.3 inci

Optical zoom

: 5 kali

Resolusi

: 1920x1080 HD

Frame rate

: 30 FPS

2. Software Kinovea: Kinovea digunakan untuk menganalisis gerakan perenang selama melakukan start. Komponen yang dapat diukur menggunakan software ini adalah jarak, sudut, titik koordinat, dan kecepatan.

Pengumpulan Data

Sebelum melakukan percobaan, perenang

diambil data usia, berat badan, dan tinggi

badan. Kemudian perenang melakukan

gerakan yang telah diarahkan oleh peneliti

dan direkam menggunakan video kamera.

Hasil gerakan atlet di input kedalam

software kinovea. Data yang dihasilkan

dari software kinovea diolah kembali

menggunakan rumus – rumus biomekanika.

Proses selanjutnya adalah menganalisa

hasil penghitungan dari rumus-rumus

biomekanika tersebut dengan menggunakan

analisis uji-t.

(4)

Gambar 1. Pengambilan Data

Analisis Data

Uji t dengan tingkat kesalahan 0.05 digunakan untuk menganalisa perbedaan hasil tolakan dari kedua penempatan posisi kaki start gaya punggung.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Data hasil analisis deskriptif

Tabel 2. Data hasil analisi uji t

Jika melihat tabel analisis deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata sudut awal dan kecepatan sudut staggered lebih kecil (35.12°±295.72°/s) dari pada parallel

(36°±303.05°/s). Angka yang lebih kecil tandanya lebih baik, ini mirip dengan prinsip mekanika gerak yang dijelaskan sebelumnya bahwa jika ingin melakukan gerakan cepat ke suatu arah maka sudut yang dibentuk harus kecil dan titik berat badan mendekati tumpuan. Meskipun demikian, hasil analisis uji t menunjukkan bahwa untuk sudut awal (t = 0.172, sig (2-tailed) = 0.866), kecepatan sudut (t = 0.374, sig (2-tailed) = 0.714), tidak ada

perbedaan yang signifikan (p>0.05) antara penempatan posisi kaki sejajar dan tidak sejajar. Hal ini dapat terjadi mungkin karena adanya faktor lain seperti lamanya latihan, elastisitas otot, kebiasaan perenang menggunakan posisi kaki, kondisi touchpad, dan sebagainya.

KESIMPULAN

Penempatan kaki parallel dan staggered tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Jikalau ada maka perbedaannya hanya sedikit. Ini berbeda dengan yang terjadi pada start atas yang digunakan untuk gaya bebas, gaya dada, dan gaya kupu. Penempatan kaki tidak sejajar (track start) pada start atas lebih efektif dan efisien dilakukan karena memungkinkan perenang menjangkau air lebih jauh pada jarak horizontal, dan lebih cepat karena luas bidang tumpuan dalam keadaan tidak stabil sehingga akan menyebabkan gerakan kedepan lebih

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Badruzaman. (2011) Renang untuk Pemula, Lanjutan, dan Penyempurnaan. Bandung:

Universitas Pendidikan Indonesia.

FINA. (2017). FINA swimming rules. http://www.fina.org/content/fina-rules-regulations

Gomes, L.E., Boeira, L,. dan Loss, J.F. (2016). The Suitability of Sander’s Model For

Calculation of The Propulsive Force Generated by The Hands During Sculling

Motion.

Journal

of

sport

sciences,

http://dx.doi.org/10.1080/02640414.2016.1206207.

Hidayat, I. (1998) Biomekanika. Bandung : CV Andira.

Jesus, K.D., Jesus, K.D., Abraldes, J. Arturo., Medeiros. A.I.A., Fernandes, R.J., dan Boas,

J.P.V. (2015). Are The New Starting Block Facilities Beneficial for Backstroke Start

Performance?.Journal

of

Sport

Science,http://dx.doi.org/10.1080/0264.2015.1076166.

Jesus, K.D., Jesus, K.D., Fuguiredo, P., Goncalves, P., Pereira, S.M., Boas, V.P.J., dan

Fernandes, R.J. (2013). Backstroke kinematic and kinetic changes due to difference

feet

positioning.

Journal

of

Sport

Science,

31:15,

1665-1675,

http://dx.doi.org/10.1080/02640414.2013.794298.

Kilani, H., Abu – Al Tuieb, M. dan Kilani, M. (2006). Analysis of The Sprint Start,

Swimming Start and Volley Ball Push-Off in Generating Impulse-Momentum.

Proceeding Archives of ISBS.

McGinnis, Petter M. (2013). Biomechanics of Sport and Exercise. USA: Human Kinetics.

Nguyen, C., Bradshaw, Elizabeth J., Pease, D., dan Wilson, C. (2014). Is starting with the

feet out of the water faster in backstroke swimming?. Sport Biomechanics, 13:2,

154-165, http://dx.doi.org/10.1080/14763141.2014.885072.

Santoso, S. (2012) Panduan Lengkap SPSS Versi 20. Jakarta : Gramedia.

Theut, K.M. dan Jensen, R.L. (2007). A Comparison of Two Backstroke Starts. Austria :

Conference Proceeding Archives of XXIV ISBS Symposium.

Vantorre, J., Chollet, D., dan Seifer, L. (2014). Biomechanical analysis of the swim-start:

a review. Journal of sport science and medicine (2014) 13, 223-231,

http://www/jssm.org.

Veiga, S., dan Roig, A. (2016). Effect of The Starting and Turning Performance on The

Subsequent Swimming Parameters of Elite Swimmers. Sport Biomechanics,

http://dx.doi.org/10.1080/14763141.2016.1179782.

Gambar

Gambar 1. Pengambilan Data

Referensi

Dokumen terkait

Prinsip kerja dari alat pengukur arus berbasis mikrokontroler ATMega8535 adalah adanya rangkaian deteksi arus yaitu adanya sensor ACS712-5A yang digunakan Pada untuk mengukur

Pada gambar terlihat bahwa untuk hujan yang sangat ringan (Gambar 2a) konsentrasi butiran hujan yang kecil (&lt;1 mm) di Kototabang sedikit lebih tinggi

Seseorang dengan dua pekerjaan akan dihitung sebagai satu pegawai dalam survei rumah tangga, namun dihitung dua kali dalam survei perusahaan karena orang itu akan muncul dua

Pada konteks Program ICT EQEP, evaluasi penyelenggaraan layanan e-learning belum pernah dilaksanakan sehingga mengakibatkan para penyelenggara layanan e- learning ,

ayat (1) UU MK]. Oleh karena itu, semua undang- undang yang pemah diuji oleh MKRI dalam kurun waktu usianya yang menginjak tahun keenam ini semuanya berkaitan

a) Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan. Kecemasan timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri, atau akan id-nya sendiri, sehingga menekan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh tingkat bagi hasil, dana pihak ketiga, financing to deposit ratio, non performing financing terhadap pembiayaan

Thus, the comparison of the flavonoids production in the elicited Digitalis lanata suspension cultures (lines 11 and 13C-100) showed that the maximum increase