KONSEPSI BANGUN RUANG PRISMA SISWA KELAS VIII
SMP KANISIUS GIRISONTA
Siswoko Nugroho, Erlina Prihatnani, Novisita Ratu
Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro no. 52-60 Salatiga, Indonesia
Email:
siswokonugroho@gmail.com
ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsepsi siswa kelas VIII SMP Kanisius Girisonta
Tahun Ajaran 2013/2014 tentang bangun ruang prisma. Subjek yang diambil sebanyak 6 siswa
kelas VIII di SMP Kanisius Girisonta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif.
Data diambil dengan menggunakan metode tes dan wawancara. Hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa konsepsi siswa tentang bangun ruang prisma berbeda-beda antara siswa
satu dengan siswa yang lain. Penelitian mendapatkan hasil konsepsi siswa bahwa 4 siswa
menyatakan prisma adalah bangun yang memiliki alas dan atap yang sama, 1 siswa
menyatakan prisma adalah bangun ruang yang memiliki alas dan atap yang sama dan
dindingnya dapat berupa persegi atau persegi panjang, dan 1 siswa menyatakan prisma
adalah bangun ruang yang memiliki alas, atap, dan dinding, yang bentuknya
bermacam-macam. Terdapat siswa yang mengelompokkan tabung ke dalam prisma dan kubus bukan
prisma. Seluruh siswa dalam mengelompokkan dan mendefinisikan prisma tegak dan miring
hanya melihat dari posisi bangun, siswa menganggap prisma tegak posisinya hanya tegak
(berdiri), jika tidak maka bangun tersebut dianggap prisma miring. Seluruh siswa dapat
mendefinisikan dan mengelompokkan prisma berdasarkan bentuk alasnya dengan benar.
Siswa belum dapat mendefinisikan unsur bangun ruang (sisi, rusuk, titik sudut, diagonal sisi,
diagonal ruang, dan bidang diagonal) sesuai definisi sebenarnya, namun demikian siswa
mengetahui yang dimaksud dengan sisi, rusuk, dan titik sudut, sedangkan untuk diagonal sisi,
diagonal ruang, dan bidang diagonal siswa belum dapat memahami ketiga konsep tersebut.
Begitu pun juga dalam menyebutkan tiap unsur-unsur tersebut, siswa kesulitan ketika
menentukan jumlah dan menyebutkan diagonal sisi, diagonal ruang dan bidang diagonal
suatu prisma. Siswa tidak dapat membedakan antara diagonal sisi dengan diagonal ruang,
sedangkan untuk bidang diagonal semua siswa belum memahaminya.
Kata kunci: konsep, konsepsi, bangun ruang, prisma.
PENDAHULUAN
Salah satu konsep yang dipelajari dalam matematika adalah geometri. Geometri
diajarkan di semua jenjang pendidikan, mulai dari SD, SMP, dan SMA, bahkan di
Perguruan Tinggi. Geometri dalam pembelajaran matematika di sekolah mencakup
bangun-bangun geometri (bangun datar dan bangun ruang), garis dan sudut,
kesebangunan, kekongruenan, transformasi, dan geometri analitis (Darsono, 2010).
Objek-objek yang dipelajari berupa fakta, konsep, dan prinsip geometri, dimana dengan
menguasai objek-objek tersebut maka diharapkan kemampuan verbal, visual,
menggambar, dan berfikir logis siswa dapat tumbuh dan berkembang (Huzaifah, 2011).
Konsep geometri sebagai salah satu konsep matematika yang dipelajari sejak SD masih
kurang dikuasai oleh siswa. Soedjadi (Huzaifah, 2011) menyatakan bahwa terdapat
kelemahan penguasaan materi geometri oleh siswa antara lain siswa sukar membedakan
rusuk dan sisi, siswa sukar menentukan apakah suatu sudut siku-siku atau tidak, serta
siswa sukar mengenali dan memahami bangun-bangun geometri, terutama bangun
ruang.
Salah satu bangun ruang yang dipelajari sejak pendidikan dasar adalah prisma.
Penguasan akan konsep prisma menjadi dasar untuk mempelajari konsep bangun ruang
lainnya. Alimah (2013) mengatakan bahwa belajar matematika membutuhkan
pengertian dan pemahaman akan suatu persoalan matematika, serta kreatifitas siswa
dalam mengaitkan informasi baru dengan konsep-konsep yang sesuai dengan apa yang
dimilikinya. Jadi dalam hal ini jika siswa tidak menguasai konsep prisma dengan benar,
maka siswa akan kesulitan atau bahkan tidak akan mampu mempelajari konsep limas
dengan benar. Namun demikian, kemampuan penguasaan konsep tergantung pada
penafsiran siswa itu sendiri. Hal ini dikarenakan setiap siswa memiliki penafsiran
sendiri mengenai suatu konsep termasuk dalam hal konsep prisma. Tafsiran seseorang
terhadap suatu konsep inilah yang oleh Dahar disebut konsepsi (Ardhianingsih, 2010).
Konsepsi siswa sangat diperlukan dalam memahami suatu konsep. Konsepsi siswa
terhadap konsep yang dipelajari akan mempengaruhi keberhasilan pembelajaran, namun
demikian tidak semua siswa memiliki konsepsi yang sama. Ketika seorang siswa
menerima pelajaran di sekolah tentang suatu konsep bisa saja sebelumnya siswa
tersebut sudah memiliki pemahaman sendiri mengenai konsep tersebut berdasarkan
pengalamannya sendiri (Ardhianingsih, 2010). Perbedaan konsepsi inilah yang dapat
memunculkan suatu miskonsepsi atau kesalahan konsep. Siswa yang tidak bisa
memahami suatu konsep secara benar dari awal akan mengalami kesulitan untuk
memahami konsep-konsep selanjutnya.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui konsepsi siswa dalam hal
geometri, diantaranya penelitian yang dilakukan Ardhianingsih (2010) yang
menyimpulkan bahwa konsepsi siswa SD tentang bangun datar dan bangun ruang
sangat bervariasi. Misalnya dalam menyatakan definisi kubus, siswa mendefinisikan
kubus sebagai bangun ruang yang mempunyai 6 sisi, 8 titik sudut dan 12 rusuk. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa banyak siswa yang memberikan penjelasan tertulis
secara benar tetapi penjelasan figuratif yang diberikan tidak sesuai, sebaliknya
penjelasan figuratifnya benar tetapi penjelasan tertulisnya kurang tepat. Hal ini
menunjukkan bahwa penjelasan tertulis saja belum dapat meyakinkan bahwa siswa
sudah paham dengan konsep yang diberikan.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut perlu diadakan penelitian lebih lanjut terkait
hal tersebut untuk mengetahui konsepsi siswa tentang bangun ruang pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi yaitu SMP. Siswa SMP sudah mempelajari konsep bangun
ruang sejak di bangku SD, namun hal itu belum menjamin apakah siswa SMP
mempunyai konsepsi yang benar. Siswa SMP yang mempelajari kembali konsep
geometri diharapkan membuat siswa semakin memahami konsep tersebut sehingga
dapat memperkuat konsepsi yang sudah dipelajari pada jenjang pendidikan sebelumnya.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsepsi siswa kelas VII
SMP Kanisius Girisonta tentang bangun ruang prisma.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang dilakukan pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah
sebagai instrumen kunci penelitian (Sugiyono, 2010). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui konsepsi siswa kelas VIII SMP Kanisius Girisonta tentang bangun ruang
prisma.
Penelitian ini dilakukan di SMP Kanisius Girisonta. Subjek dalam penelitian ini
adalah 6 siswa kelas VIII SMP Kanisius Girisonta, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah,
Tahun Ajaran 2013/2014. Subjek dipilih secara purposive sampling. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode tes dan metode
wawancara. Tes dilakukan untuk mendapatkan jawaban dari siswa. Indikatoir soal dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1
Kisi – Kisi Instrumen
No. Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator Sub Indikator No. Soal
1. Memahami sifat- sifat kubus, balok, prisma, lima, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma, dan limas serta bagian-bagiannya Mampu mendefinisikan bangun ruang prisma Dapat mengelompokka n bangun ruang yang merupakan prisma dan bukan prisma
1
Dapat menyebutkan
pengertian bangun ruang prisma Mampu mengidentifikasi unsur-unsur bangun ruang prisma Dapat mendefinisikan unsur-unsur pada bangun ruang 3 Dapat mengidentifikasi sisi pada bangun ruang prisma 2, 3 Dapat mengidentifikasi rusuk bangun ruang prisma 2, 3 Dapat mengidentifikasi titik sudut bangun ruang prisma 2, 3 Dapat mengidentifikasi diagonal sisi bangun ruang prisma 2, 3 Dapat mengidentifikasi diagonal ruang bangun ruang prisma 2, 3 Dapat mengidentifikasi bidang diagonal bangun ruang prisma 2, 3 Mampu mengelompokka n macam-macam bangun ruang prisma Dapat mengelompokka n bangun ruang prisma berdasarkan rusuk tegaknya 1 Dapat mengelompokka n bangun ruang prisma berdasarkan bentuk alasnya 1
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bangun ruang yang digunakan untuk mengukur konsepsi siswa dalam
mendefinisikan dan mengelompokkan bangun prisma terdiri dari 14 bangun yang
berbeda, dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Macam – Macam Bangun Ruang
Hasil yang didapat dari 6 siswa dalam mengelompokkan dan mendefinisikan
bangun ruang prisma dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2
Konsepsi Siswa Dalam Mengelompokkan Dan Mendefinisikan
Bangun Ruang Prisma
Siswa Konsepsi Siswa
Subjek AA Bangun a, c, e, h, i, j, k, l, m, n dikelompokkan oleh subjek ke dalam bangun prisma. Selain itu subjek juga mengelompokkan bangun d (tabung) ke dalam kelompok bangun prisma. Hal tersebut dikarenakan subjek menganggap prisma sebagai bangun ruang yang mempunyai alas dan atap yang sama. Subjek mendefinisikan prisma sebatas mempunyai alas dan atap yang sama, sehingga bangun d (tabung) yang seharusnya bukan merupakan prisma dikelompokkan ke dalam prisma.
Subjek AY Subjek mengelompokkan bangun a, c, e, h, j, k, l, m, n ke dalam kelompok bangun prisma, namun subjek tidak mengelompokkan bangun i ke dalam bangun prisma. Hal ini dikarenakan ketidaktelitian subjek dalam mengelompokkan. Buktinya hasil tes dan wawancara menunjukkan bahwa siswa mendefinisikan prisma sebagai bangun ruang yang memiliki alas dan atap yang sama, dan dindingnya dapat berupa persegi atau persegi panjang, dan ketika mengelompokkan bangun prisma berdasarkan bentuk alasnya, subjek juga mengelompokkan bangun i.
Subjek OT Subjek dapat mengelompokkan dengan lengkap ketika manjawab soal tes, namun ketika wawancara subjek mengelompokkan bangun d ke dalam prisma. Hal tersebut dikarenakan subjek menganggap prisma sebagai bangun ruang yang mempunyai alas dan atap yang sama. Subjek mendefinisikan prisma hanya sebatas memiliki alas dan atap yang sama, sehingga subjek mengelompokkan bangun d ke dalam prisma karena bangun d memiliki alas dan atap yang sama.
Subjek MC Subjek dapat mengelompokkan bangun ruang prisma, namun belum tepat. Subjek mengelompokkan bangun a dan h bukan ke dalam kelompok bangun prisma. Subjek menganggap bahwa bangun h (kubus) bukan prisma karena subjek memahami bangun tersebut memiliki nama bangun sendiri, sedangkan untuk bangun a subjek kurang teliti dalam melihat gambar. Subjek mendefinisikan prisma sebagai bangun ruang yang mempunyai alas, atap, dan dinding, namun
ketika wawancara subjek mendefinisikan prisma adalah bangun ruang yang memiliki alas dan atap yang sama. Subjek mendefinisikan prisma sebatas memiliki alas dan atap yang sama, namun dalam mengelompokkan bangun prisma tidak sesuai dengan definisi yang diberikan oleh subjek. Subjek tidak mengelompokkan bangun a, h, dan d yang mempunyai alas dan atap sama ke dalam prisma. Hal tersebut menunjukkan bahwa subjek belum sepenuhnya memahami bangun prisma.
Subjek NA Subjek dapat mengelompokkan bangun ruang prisma, namun belum tepat. Subjek mengelompokkan bangun b (limas segiempat) dan g (limas segilima) ke dalam prisma, namun ketika wawancara subjek menyadari bahwa bangun tersebut bukan prisma. Subjek mendefinisikan prisma adalah bangun ruang yang memiliki alas dan atap sama. Meskipun subjek mendefinisikan prisma sebagai bangun ruang yang memiliki alas dan atap sama, namun subjek tidak mengelompokkan bangun a, d, dan m ke dalam prisma. Hal tersebut menunjukkan bahwa subjek belum sepenuhnya memahami bangun ruang prima.
Subjek YK Bangun a, c, e, h, i, j, k, l, m, n dikelompokkan oleh subjek ke dalam bangun prisma. Selain itu subjek juga mengelompokkan bangun d (tabung) ke dalam kelompok bangun prisma. Hal tersebut dikarenakan subjek menganggap prisma sebagai bangun ruang yang mempunyai alas dan atap yang sama. Meskipun ketika tes subjek mendefinisikan prisma sebagai bangun ruang yang memiliki alas, atap, dan dinding yang bentuknya bermacam-macam, namun saat wawancara subjek menegaskan bahwa prisma adalah bangun ruang yang mempunyai alas dan atap yang sama, sehingga subjek YK juga mengelompokkan bangun d ke dalam prisma karena memiliki alas dan atap yang sama sesuai dengan definisi yang diberikan subjek.
Berdasarkan hasil pada Tabel 2, maka dapat disimpulkan bahwa semua siswa
mendefinisikan prisma sebagai bangun ruang yang memiliki alas dan atap yang sama,
meskipun terdapat satu siswa menambahkan syarat bahwa dindingnya dapat berupa
persegi atau persegi panjang. Selain itu terdapat siswa yang mengelompokkan bangun d
(tabung) ke dalam kelompok bangun ruang prisma karena tabung memiliki alas dan atap
yang sama sesuai definisi yang diberikan siswa. Terdapat juga siswa yang tidak
mengelompokkan bangun h (kubus) ke dalam kelompok bangun ruang prisma karena
siswa tersebut mengenal bangun h (kubus) adalah kubus dan bukan termasuk prisma.
Konsepsi siswa dalam mendefinisikan dan mengelompokkan bangun ruang prisma
berdasarkan rusuk tegaknya dan berdasarkan bentuk alasnya.
Hasil yang didapat dari 6 siswa dalam mengelompokkan dan mendefinisikan
bangun ruang prisma dikelompokkan menjadi dua, yaitu berdasarkan rusuk tegaknya
dan berdasarkan bentuk alasnya. Konsepsi siswa dalam mengelompokkan dan
mendefinisikan bangun ruang prisma berdasarkan rusuk tegaknya dapat dilihat pada
Tabel 3.
Tabel 3
Konsepsi Siswa Dalam Mengelompokkan Dan Mendefinisikan Prisma
Berdasarkan Rusuk Tegaknya
Siswa Konsepsi Siswa
Subjek OT Subjek dalam mengelompokkan bangun prisma tegak dan prisma miring melihat dari posisi bangun prisma tersebut. Hal tersebut sesuai definisi yang dijelaskan subjek, yaitu prisma tegak adalah bangun ruang yang atap dan alasnya berposisi tegak, sedangkan prisma miring adalah bangun ruang yang alas dan atapnya berposisi miring. Berdasarkan definisi tersebut subjek mengelompokkan bangun a dan j yang termasuk prisma tegak ke dalam prisma miring karena posisi bangun tersebut tidak tegak. Namun demikian, subjek tidak mengelompokkan bangun e ke dalam prisma tegak. Hal tersebut dikarenakan ketidaktelitian subjek dalam mengelompokkan. Subjek MC Subjek dalam mengelompokkan bangun prisma berdasarkan rusuk tegaknya melihat
posisi bangun prisma tersebut. Hal tersebut sesuai definisi yang diberikan oleh subjek yaitu prisma tegak adalah bangun prisma yang berdiri tegak, sedangkan prisma miring adalah bangun prisma yang berdiri miring. Berdasarkan definisi tersebut subjek mengelompokkan bangun j yang termasuk prisma tegak ke dalam prisma miring. Jawaban tersebut sama ketika posisi dari bangun j ditunjukkan dengan alat peraga, subjek MC juga menyebut bangun j adalah prisma miring. Subjek AY Subjek mengelompokkan bangun a, j, dan l ke dalam prisma miring. Jawaban subjek
yang mengelompokkan bangun j ke dalam prisma miring sama ketika posisi dari bangun j tersebut ditunjukkan dengan alat peraga, subjek juga menyebut bangun j adalah prisma miring. Hal tersebut dengan definisi yang diberikan subjek, yang mendefinisikan prisma tegak adalah bangun prisma yang posisi bangunnya tegak, sedangkan prisma miring adalah bangun prisma yang posisi bangunnya miring. Subjek NA Subjek mengelompokkan bangun j ke dalam prisma miring. Jawaban tersebut sama
ketika posisi dari bangun j ditunjukkan dengan alat peraga, subjek juga menyebut bangun j adalah prisma miring. Hal tersebut sesuai dengan definisi yang diberikan subjek yang mendefinisikan prisma tegak dan prisma miring melihat posisi rusuk-rusuk bangun prisma tersebut, sehingga subjek mengelompokkan bangun j yang termasuk prisma tegak ke dalam prisma miring. Namun demikian subjek tidak mengelompokkan bangun a dan m ke dalam prisma tegak ataupun miring. Hal ini tidak sesuai dengan definisi yang diberikan subjek.
Subjek YK Subjek mengelompokkan bangun a dan j ke dalam prisma miring, karena posisi bangunnya tidak tegak. Jawaban subjek yang mengelompokkan bangun j ke dalam prisma miring sama ketika posisi dari bangun j tersebut ditunjukkan dengan alat peraga, subjek juga menyebut bangun j adalah prisma miring. Selain itu subjek juga mengelompokkan bangun d (tabung) ke dalam prisma tegak. Subjek memahami bahwa prisma tegak adalah prisma yang arah bangunnya tegak, sedangkan prisma miring adalah prisma yang arah bangunnya miring. Subjek dalam mendefinisikan melihat posisi dari bangun prisma tersebut, sehingga subjek mengelompokkan bangun a dan j yang termasuk prisma tegak ke dalam prisma miring, sedangkan bangun d dikelompokkan ke dalam prisma tegak karena subjek memahami bangun tersebut adalah prisma dan posisi bangunnya tegak sesuai dengan definisi yang dijelaskan subjek.
Subjek AA Subjek mengelompokkan bangun a dan j ke dalam prisma miring, karena posisi bangunnya tidak tegak. Jawaban subjek yang mengelompokkan bangun j ke dalam prisma miring sama ketika posisi dari bangun j tersebut ditunjukkan dengan alat peraga, subjek juga menyebut bangun j adalah prisma miring. Selain itu subjek juga mengelompokkan bangun d (tabung) ke dalam prisma tegak. Subjek memahami bahwa prisma tegak adalah prisma yang arah bangunnya tegak, sedangkan prisma miring adalah prisma yang arah bangunnya miring. Subjek dalam mendefinisikan melihat posisi dari bangun prisma tersebut, sehingga subjek mengelompokkan bangun a dan j yang termasuk prisma tegak ke dalam prisma miring, sedangkan bangun d dikelompokkan ke dalam prisma tegak karena subjek memahami bangun tersebut adalah prisma dan posisi bangunnya tegak sesuai dengan definisi yang dijelaskan subjek.
Berdasarkan hasil pada Tabel 3, maka dapat disimpulkan bahwa siswa
mendefinisikan bangun prisma tegak sebagai bangun ruang prisma yang posisinya
tegak, sedangkan bangun prisma miring sebagai bangun ruang prisma yang posisinya
miring. Terdapat siswa yang tidak mengelompokkan bangun a (prisma segilima) ke
dalam prisma tegak karena posisi dari bangun tersebut tidak tegak, kemudian juga
terdapat siswa yang tidak mengelompokkan bangun l ke dalam prisma tegak
dikarenakan siswa kurang teliti dalam melihat gambar. Selain itu terdapat juga siswa
yang mengelompokkan bangun j (prisma segiempat) ke dalam prisma miring, hal itu
bukan karena siswa sulit dalam melihat atau memahami gambar. Buktinya ketika
ditunjukkan dengan alat peraga siswa pun tetap menganggap bangun tersebut adalah
prisma miring. Bangun d (tabung) juga dikelompokkan beberapa siswa ke dalam
bangun prisma tegak, dikarenakan siswa menganggap bangun tersebut adalah prisma
dan posisinya tegak. Hal itu menunjukkan bahwa siswa mendefinisikan dan
mengelompokkan bangun prisma berdasarkan rusuk tegaknya berdasarkan posisinya.
Siswa dapat mengelompokkan bangun prisma berdasarkan bentuk alasnya. Siswa
juga dapat mendefinisikan bangun prisma segitiga, prisma segiempat, prisma segilima,
dan prisma segienam. Konsepsi siswa dalam mengelompokkan dan mendefinisikan
bangun ruang prisma berdasarkan bentuk alasnya dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4
Konsepsi Siswa Dalam Mengelompokkan dan Mendefinisikan Prisma
Berdasarkan Bentuk Alasnya
Siswa Konsepsi Siswa
Subjek OT Subjek dapat mengelompokkan bangun prisma berdasarkan bentuk alasnya dengan tepat. Subjek juga dapat mengelompokkan bangun prisma berdasarkan bentuk alasnya sesuai definisi yang dijelaskan subjek. Subjek mendefinisikan bangun prisma berdasarkan bentuk alasnya (prisma segitiga, prisma segiempat, prisma segilima, prisma segienam) sesuai dengan definisi sebenarnya.
Subjek MC Subjek dapat mengelompokkan bangun prisma berdasarkan bentuk alasnya, namun belum lengkap. Subjek tidak mengelompokkan bangun h dan i ke dalam prisma segiempat. Subjek juga dapat mendefinisikan prisma berdasarkan bentuk alasnya, namun pada prisma segiempat definisi yang diberikan belum sesuai definisi sebenarnya.
Subjek AY Subjek dapat mengelompokkan bangun prisma berdasarkan bentuk alasnya dengan tepat. Subjek juga dapat mengelompokkan bangun prisma berdasarkan bentuk alasnya sesuai definisi yang dijelaskan subjek. Subjek mendefinisikan bangun prisma berdasarkan bentuk alasnya (prisma segitiga, prisma segiempat, prisma segilima, prisma segienam) sesuai definisi sebenarnya.
Subjek NA subjek dapat mengelompokkan bangun prisma berdasarkan bentuk alasnya, namun belum lengkap. Subjek mendefinisikan bangun prisma berdasarkan bentuk alasnya (prisma segitiga, prisma segiempat, prisma segilima, prisma segienam) melihat dari jumlah titik sudutnya, selain itu subjek juga menganggap hanya alasnya saja atau atapnya saja yang memiliki jumlah sudut sesuai yang disebutkan subjek. Hal tersebut menunjukkan bahwa subjek belum memahami bangun
prisma berdasarkan bentuk alasnya.
Subjek YK Subjek dapat mengelompokkan bangun prisma berdasarkan bentuk alasnya dengan lengkap. Namun subjek belum dapat mendefinisikan sesuai definisi sebenarnya. Subjek sebenarnya mengerti bahwa pada prisma segitiga yang memiliki bentuk segitiga adalah alas dan atapnya saja, begitu juga pada bangun prisma segiempat, segilima, dan segienam. Namun ketika mendefinisikan juga menyebut dindingnya. Hal tersebut menunjukkan subjek dapat mengelompokkan bangun prisma berdsarkan bentuk alasnya, namun subjek belum dapat mendefinisikan sesuai definisi yang sebenarnya.
Subjek AA Subjek dapat mengelompokkan bangun prisma berdasarkan bentuk alasnya dengan tepat. Subjek dalam mendefinisikan prisma berdasarkan bentuk alasnya (prisma segitiga, prisma segiempat, prisma segilima, prisma segienam) selain memahami alas dan atapnya juga menambahkan syarat bahwa sisi tegaknya berupa persegi atau persegi panjang yang sama besar. Hal tersebut mennjukkan bahwa subjek dapat mengelompokkan bangun prisma berdasarkan bentuk alasnya sesuai definisi yang dijelaskannya.
Berdasarkan hasil pada Tabel 4, maka dapat disimpulkan bahwa siswa dapat
mendefinisikan dan mengelompokkan bangun prisma berdasarkan bentuk alasnya.
Meskipun terdapat siswa yang h dan i ke dalam prisma segiempat, namun hal tersebut
dikarenakan siswa kurang teliti dalam melihat gambar.
Hasil yang didapat dari 6 siswa dalam mendefinisikan dan mengidentifikasi
unsur-unsur bangun ruang prisma berbeda-beda. Hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5
Konsepsi Siswa dalam mendefinisikan dan mengidentifikasi
unsur-unsur bangun ruang prisma.
Sisi Rusuk Titik Sudut Diagonal Sisi Diagonal Ruang Bidang Diagonal Subjek OT Subjek mendefinisik an sisi sebagai permukaan suatu bangun ruang. Subjek dapat menentukan jumlah sisi pada setiap prisma dan juga dapat menyebutkan nya. Subjek mendefinisika n rusuk sebagai Garis luar suatu bangun ruang. Subjek dapat menentukan jumlah rusuk pada setiap prisma dan juga dapat menyebutkann ya. Subjek mendefinisikan titik sudut sebagai Titik yang berada di pinggir pada bangun ruang. Subjek dapat menentukan jumlah titik sudut pada setiap prisma dan juga dapat menyebutkann ya. Subjek mendefinisika n diagonal sisi sebagai Garis yang menghubungk an titik A ke C. Subjek dapat menentukan jumlah diagonal sisi hanya pada prisma segitiga dan segiempat, siswa kesulitan ketika menentukan diagonal sisi prisma segilima dan segienam. Subjek mendefinisika n diagonal ruang sebagai Garis yang membelah tengah dari sebuah bangun ruang. Subjek dapat menentukan jumlah dan menyebutkan diagonal ruang. Subjek tidak dapat mendefinisik an bidang diagonal bangun ruang prisma. Subjek juga belum dapat mengidantifi ksi dan menyebutkan bidang diagonal pada prisma
Subjek MC Subjek mendefinisik an sisi sebagai Sisi atau selubung yang menutupi bangun ruang. Subjek dapat menentukan jumlah sisi pada setiap prisma dan juga dapat menyebutkan nya. Subjek mendefinisika n rusuk sebagai Garis yang menghubungk an titik satu ke titik yang lain. Subjek dapat menentukan jumlah rusuk pada setiap prisma dan juga dapat menyebutkann ya. Subjek mendefinisikan titik sudut sebagai Titik-titik yang berada di sudut-sudut bangun. Subjek dapat menentukan jumlah titik sudut pada setiap prisma dan juga dapat menyebutkann ya. Subjek mendefinisika n diagonal sisi yaitu Dari ujung atas sampai ujung bawah luar. Subjek dapat menentukan jumlah diagonal sisi hanya pada prisma segitiga dan segiempat, siswa kesulitan ketika menentukan diagonal sisi prisma segilima dan segienam. Subjek mendefinisika n diagonal ruang sebagai Dari ujung titik atas sampai ujung titik bawah dalam. Subjek hanya dapat menentukan jumlah dan menyebutkan diagonal ruang pada prisma segiempat. Subjek tidak dapat mendefinisik an bidang diagonal bangun ruang prisma. Subjek juga belum dapat mengidantifi ksi dan menyebutkan bidang diagonal pada prisma Subjek AY Subjek mendefinisik an sisi sebagai Bangun datar yang menutupi kerangka pada bangun ruang. Subjek dapat menentukan jumlah sisi pada setiap prisma dan juga dapat menyebutkan nya. Subjek mendefinisika n rusuk sebagai Garis-garis yang membentuk kerangka bangun ruang. Subjek dapat menentukan jumlah rusuk pada setiap prisma dan juga dapat menyebutkann ya. Subjek mendefinisikan titik sudut sebagai Titik perpotngan antara rusuk satu dengan yang lain. Subjek dapat menentukan jumlah titik sudut pada setiap prisma dan juga dapat menyebutkann ya. Subjek mendefinisika n diagonal sisi sebagai Garis pada sisi yang menghubungk an tiik sudut yang berhadapan. Subjek dapat menentukan jumlah diagonal sisi hanya pada prisma segitiga dan segiempat, siswa kesulitan ketika menentukan diagonal sisi prisma segilima dan segienam. Subjek mendefinisika n diagonal ruang sebagai Garis yang menghubungk an titik sudut yang berhadapan antara alas dan atap. Subjek hanya dapat menentukan jumlah dan menyebutkan diagonal ruang pada prisma segiempat. Subjek tidak dapat mendefinisik an bidang diagonal bangun ruang prisma. Subjek juga belum dapat mengidantifi ksi dan menyebutkan bidang diagonal pada prisma Subjek NA Subjek mendefinisik an sisi sebagai Bidang datar yang berada diantara rusuk dengan rusuk. Subjek dapat Subjek mendefinisika n rusuk sebagai Garis yang membentuk bangun ruang. Subjek dapat menentukan jumlah rusuk Subjek mendefinisikan titik sudut sebagai Titik perpotongan rusuk-rusuk. Subjek dapat menentukan jumlah titik sudut pada Subjek tidak dapat mendefinisika n diagonal sisi bangun ruang prisma. Namun demikian subjek dapat menentukan Subjek mendefinisika n diagonal ruang sebagai Garis silang yang berada di ruang di dalam bengun ruang. Subjek kesulitan Subjek tidak dapat mendefinisik an bidang diagonal bangun ruang prisma. Subjek juga belum dapat mengidantifi
menentukan jumlah sisi pada setiap prisma dan juga dapat menyebutkan nya. pada setiap prisma dan juga dapat menyebutkann ya. setiap prisma dan juga dapat menyebutkann ya. jumlah diagonal sisi hanya pada prisma segitiga dan segiempat, siswa kesulitan ketika menentukan diagonal sisi prisma segilima dan segienam. dalam menentukan jumlah dan menyebutkan diagonal ruang bangun prisma ksi dan menyebutkan bidang diagonal pada prisma Subjek YK Subjek mendefinisik an sisi sebagai Permukaan bangun ruang yang dibatasi rusuk. Subjek dapat menentukan jumlah sisi pada setiap prisma dan juga dapat menyebutkan nya. Subjek mendefinisika n rusuk sebagai Kerangka atau bentuk dasar dari suatu bangun ruang. Subjek dapat menentukan jumlah rusuk pada setiap prisma dan juga dapat menyebutkann ya. Subjek mendefinisikan titik sudut sebagai Titik yang terletak di pojok bangun ruang dan dekat dengan sudut. Subjek dapat menentukan jumlah titik sudut pada setiap prisma dan juga dapat menyebutkann ya. Subjek mendefinisika n diagonal sisi sebagai Garis yang ditarik antar sisi tetapi dari arah berlawanan pada sisi bangun ruang Subjek dapat menentukan jumlah diagonal sisi hanya pada prisma segitiga dan segiempat, siswa kesulitan ketika menentukan diagonal sisi prisma segilima dan segienam. Subjek mendefinisika n diagonal ruang sebagai Garis yang ditarik antar ruang, tetapi tidak boleh terkena sisi. Subjek kesulitan dalam menentukan jumlah dan menyebutkan diagonal ruang bangun prisma. Subjek tidak dapat mendefinisik an bidang diagonal bangun ruang prisma. Subjek juga belum dapat mengidantifi ksi dan menyebutkan bidang diagonal pada prisma Subjek AA Subjek mendefinisik an sisi sebagai Suatu bangun datar yang menutupi suatu bangun ruang. Subjek dapat menentukan jumlah sisi pada setiap prisma dan juga dapat menyebutkan nya. Subjek mendefinisika n rusuk sebagai Kerangka suatu bangun ruang. Subjek dapat menentukan jumlah rusuk pada setiap prisma dan juga dapat menyebutkann ya. Subjek mendefinisikan titik sudut sebagai Titik potong antar rusuk pada bangun ruang. Subjek dapat menentukan jumlah titik sudut pada setiap prisma dan juga dapat menyebutkann ya. Subjek mendefinisika n diagonal sisi sebagai Garis yang menghubungk an sudut yang berlawanan pada sisi suatu bangun ruang. Subjek dapat menentukan jumlah diagonal sisi hanya pada prisma segitiga dan Subjek mendefinisika n diagonal ruang sebagai Garis yang menghubungk an titik sudut yang saling berhadapan dalam suatu bengun ruang. Subjek hanya dapat menentukan jumlah dan mengidentifik asi diagonal Subjek tidak dapat mendefinisik an bidang diagonal bangun ruang prisma. Subjek juga belum dapat mengidantifi ksi dan menyebutkan bidang diagonal pada prisma
segiempat, siswa kesulitan ketika menentukan diagonal sisi prisma segilima dan segienam. ruang pada prisma segiempat.