Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dalam Penelitiun Sains dun Teknologi MenuJu Era Tinggal Lundas
Bundung, 8-10 Oktober 1991 PPTN - BATAN
PENGEMBANGAN
METODE PENENTUAN URANIUM DALAM
BAHAN GALIAN SECARA ANALISIS PENGAKTIFAN NEUTRON .
••
• ••Sigit, W. Susetyo, Y. Sardjono, Gunawan
"Pusat Penelitian Nuklir Yogyakarta - Badan Tenaga Atom Nasional .•.•Jurusan Teknik Nuklir Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
ABSTRAK
PENGEMBANGAN METODE PENENTUAN URANIUM DALAM BAHAN GALIAN SECARA ANALISIS PENGAKTIFAN NEUTRON. Telah dilakukan pengembangan metode penentuan uranium secara analisis pengaktifan neutron instrumental/tanpa pemisahan kimia. Pengembangan ini bertujuan untuk mendapatkan metode yang relatif cepat, mampu menangani banyak cuplikan sekalig1!s clan mempunyai akurasi :$10 %. Pengukuran didasar-kan kepada puncak 228.2 keV dari 23~p yang merupadidasar-kan anak luruh dari 239u. Larutan standar dibuat dari uranil nitrat hexahidrat dengan kisaran kadar uranium dari 5 ppm sampai dengan 100 ppm. Iradiasi banyak cuplikan (:$80 %) dapat dilakukan serentak dalam 40 lubang Lazy Susan Reaktor Kartini dengan fluks neutron rerata 5.1 x 1010cm-2s-1selama 6 jam. Setelah pendinginan selama beberapa hari, cuplikan dicacah menggunakan spektro-meter y yang dilengkapi dengan detektor Ge(Li) dan Multichannel Analyzer 4096 salur. Akurasi diukur menggunakan cuplikan uji kualitas pasir monazit NBL 107a clan 109a. Hasil pengukuran!harga sertifikat untuk kedua cuplikan uji kualitas tersebut di atas adalah: 43.83
±
10.57/40.8 ppm untuk NBL 107a, clan4.3±
0.95/4.18 ppm untuk NBL 109a. Telah dilakukan pula evaluasi terhaclap koreksi fluktuasi fluks neutron pada hasil analisis. Ternyata per-bedaan hasil analisis dengan dan tanpa koreksi fluks neutron tersebut pada umumnya:$ 5%.ABSTRACT
DEVELOPMENT OF URANIUM DETERMINATION METHOD USING NEUTRON ACTIVATIONANALYSIS.Adevelopment of uranium determination using neutron activation technique has been carried out. The goal ofthe technique is to get a quick instrumental method that can be used for simultaneous handling ofa large number ofsam pies with accuraCY:$10%. The measurement was based on the 228.2 keV peak of 23~p which is the decay product of 239u. Standard solution was made from uranil hexahydrate from 5 to 100 ppm. Irradiation from a large number of samples (:$80 %) can be done simultaneously in the 40 holes of the Lazy Susan facility of the Kartini Reactor with an average flux neutron of 5.1 x 1010cm.2s·1 for 6 hours. After a few days ofcooling period, the activity of the samples were measured using a y spectrometer equipped with a Ge (Li) detector and a 4096 Multichannel Analyzer. The
accuracy of the measurement was checked using two standard reference materials, monazite sand NBL 107a and 109a. The results of the uranium concentration in both samples vs the values given in its certificates are 43.83
±
10.57 vs 40.8 ppm and 4.3±
0.95 vs 4.18 ppm respectively. Corrections to the results due to the fluctuation of neutron flux were done. It turned out that, in general, the magnitude of this correction was:$ 5%P:ENDAHULUAN
Explorasi uranium memerlukan dukungan metode analisis yang mampu menentukan ka-dnr uranium secara cepat pada cuplikan ber-jumlah banyak secara cukup akurat. Untuk mengisi kebutuhan ini, telah dikembangkan sU.atu metode penentuan uranium untuk cu-plikan bahan galian secara analisis pengaktifan neutron. Sekitar 80 cuplikan dapat diiradiasi bersama-sama dalam 40 lubang fasilitas irra-diasi Lazy Susan Reaktor Kartini. Selain itu, moatodeyang dikembangkan ini bersifat instru-moantal/tanpa pemisahan kimia sehingga tidak
93
memerlukan terlalu banyak waktu, tenaga, bahan dan biaya. Setelah menjadi metode untuk analisis rutin, proses pengerjaannya hanya meliputi lima langkah berikut penimbangan cuplikan, pemasukan cuplikan ke dalam vial polietilen, iradiasi cuplikan selama 6 jam atau kurang, pencacahan menggunakan spektrome-ter y selama 15 menit, clan perhitungan kadar uranlum.
Tahap akhir dari pengembangan metode ini akan membandingkan aktivasi mengguna-kan neutron epitermal dan menggunakan
Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dalam Penelitian Sains dan Tekrwlogi Menuju Era Tinggal Landas
neutron termal. Pada aktivasi menggunakan neutron epitermal digunakan kapsul lempeng kadmium untuk melindungi cuplikan uranium sehingga tidak teIjadi reaksi pembelahan inti. Produk aktivasi yang dideteksi adalah 239U (T1/2=23.5menit, E=74.8 keV). Reaksi aktivasi uranium alam menggunakan neutron termal bercampur dengan reaksi pembelahan inti ura-nium sehingga spektrum y cuplikan akan di-penuhi dengan puncak sinal' y dari berbagai hasil belah. Pada kesempatan ini hanya akan dilaporkan aktivasi uranium menggunakan neutron terma!. Metode aktivasi dengan neutron epitermal akan dilaporkan pada maka-lah yang akan datang.
Tekanan dalam penelitian ini lebih dituju-kan pada bagaimana mendapatdituju-kan metode ins-trumental yang praktis dan mempunyai akurasi :s10%.Untuk banyak keperluan analisis dalam explorasi, persyaratan s10% tersebut dirasakan su- dah cukup memadai. Sebagai cuplikan uji kualitas untuk menentukan akurasi digunakan standar primer NBL 107a dan 109a yaitu cam-puran pasir monazit dan silika dari New Bruns-wick Laboratory di Amerika Serikat.
Sebagai uji coba, metode ini telah diterap-kan pada beberapa puluh cupliditerap-kan uranium eks PEBGN BATAN yang berlabel depan PK-XXIL/87(XXadalah nomoI'identifikasi individu cuplikan). Dalam pengukuran pendahuluan, se-cara kasar dapat ditaksir bahwa kadar uranium dalam cuplikan-cuplikan tersebut kebanyakan berkisar antara 4-40 ppm.
Metode yang dikembangkan ini bersifat re-latifjkomparatif. Implikasi dari pilihan terse but adalah bahwa semua individu cuplikan dan standar harus mendapatkan perlakuan yang sarna. Mengingat fluks neutron individu Lazy Susan Reaktor Kartini berbeda antara lubang satu dengan yang lainnya, perlu dilakukan eva-luasi seberapa jauh fluktuasi tersebut berpe-ngaruh pada hasil analisis.
BAHAN DAN METODE
Sebagai standar sekunder digunakan la-rutan uranil nitrat hexahidrat dari berbagai konsentrasi mulai dari 5, 10, 20, 25, 50, sampai 100 ppm uranium. Cuplikan standar dari tiap konsentrasi uranium dibuat dari 1 ml larutan tersebut yang dimasukkan ke dalam vial poli-etilen berkapasitas total 1.5 ml. Untuk meng-evaluasi presisi metode ini, tiap konsentrasi di-wakili oleh 10 cuplikan standar. Tutup vial dilas rapat dengan jalan pemanasan dengan solder listrik. Cuplikan bahan galian ditimbang secara
Bandung, 8-10 Oktober .1991 PPTN - BArAN
akurat sekitar 200 mg dan dimasukkan ke da-lam vial polietilen.
Iradiasi cuplikan uranium dilakukan da-lam fasilitas iradiasi Lazy Susan Reaktor Kar-tini selama 6 jam. Reaktor dioperasikan pada daya 100 kW dan memberikan fluks neutron rata-rata 5.1 x 1010cm-2s-1.Iradiasidari banyak cuplikan (s 80) dapat dilakukan secara serentak di fasilitas iradiasi Lazy Susan Reaktor Kartini yang mempunyai 40 lubang.
Setelah iradiasi dihentikan, pendinginan dilakukan selama beberapa hari agar sebagian besar hasil belah umur pendek meluruh habis. Pencacahan dilakukan pada jarak 4 cm clari detektor dengan waktu pencacahan selama 100 detik sampai dengan 30 menit tergantung pada aktivitas cuplikan. Diusahakan jumlah cacah netto di atas 10000 sehingga ralat pencacahan dapat ditekan di bawah 1%.
Perangkat spektrometer y yang digunakan dilengkapi dengan detektor koaksial Ge(Li) (ORTEC 8001-1026 NS) dengan volume aktif 48.7 cm3 yang dihubungkan dengan amplifier ORTEC 4021 dengan shaping time 1.5I-lS clan
multichannel analyzer ORTEC 7000 yang mem-punyai 4096 salur. Resolusi detektor adalah 2.5 keV pada tenaga 1.33 MeV dan efisiensi relatif-nya adalah 10%dibandingkan dengan detektor Nal(Tl) 3"X3".
Reaksi pengaktifan yang dipakai adalah 238U(n,y)239U.Anak luruh dari produk aktivasi ini adalah 239Np(T1/2=2.35hari). Meskipun ucla beberapa tenaga sinal' y dengan intensitas absolut yang lebih tinggi, dipilih puncak sinal' y 228.2 keV dari 239Npdengan intensitas Y = 20% karena relatifbebas dari gangguan tenaga y lain yang berasal dari berbagai hasil belah. Dicatat integral luas puncak (G), nomoI' salur k'lki kanan dan kiri (Xl dan X2) serta cacah Pflda kedua salur tersebut (Nl danN2).
Dari hasil pencacahan dihitung cacah netto Nt sebagai berikut :
Nt =G - 1,-2 (X2 - Xl + 1 ) ( N1 +N2 ) (1)
Ralat statistik relatif pada hasil pencacahan tersebut adalah :
a =
r
[Nt + (1+1f'2(X2 - Xl +1))(1f'2 (X2 - Xl +1)(N1+N2))] ~
Nt
Cacah pada saat iradiasi dihentikan, No' dapat dihitung dari Nt, waktu pendinginan t2 dan waktu pal'O
T.
(7) Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dalam Penelitian Baills
dan Teknologi Melluju Era Tillggal Landas
(3)
T dan t2 harus dinyatakan dalam satuan waktu yang sarna. Laju cacah spesifik R di-hitung sebagai berikut :
No
R=--
(4)
t3· Ws
t
3 adalah waktu pencacahan (s) dan Wsadalahberat uranium dalam standar (I-lg).Dengan de-mikian R adalah cacah per I-lgU per detik. Harga Rini unik untuk prosedur dan perala tan yang dipergunakan dalam metode ini. Setelah harga R untuk tiap konsentrasi standar di-hitungdandirata-rata, dibuat kurvaR vs l/Ws
yang merupakan garis lurus dengan intercept
Rs yaitu laju cacah standar yang digunakan untuk menghitung kadar uranium dalam cu-plikan biasa maupun cucu-plikan uji kualitas3). Dalam makalah ini dilaporkan bagaimana bisa didapatkan harga Rs yang berbeda-beda jika digunakan data set yang berbeda. Sebagai con-toh, jika digunakan data set yang berasal dari konsentrasi standar (5,10,20,25,50 ppm) akan didapatkan harga Rs (yaitu intercept kurva kalibrasi) yang berbeda denganjika digunakan data set yang berasal dari konsentrasi standar (10,20,25 ppm), misalnya. Ditunjukkan dalam balt pembahasan bagaimana mendapatkan harga Rsyang terbaik dari data set yang ada. Kriteria Rsterbaik adalah harga Rs yang dapat digunakan untuk mendapatkan hasil sedekat mutlgkin dengan harga sertifikat cuplikan uji kualitas.
Setelah Rs ditentukan, perhitungan berat uranium dalam cuplikan dapat dilakukan se-bagai berikut :
(5)
No adalah cacah cuplikan pada saat iradiasi dihHntikan, t3 adalah waktu pencacahan (s), dan We adalah berat uranium dalam cuplikan (I-lg).Akhirnya dapat dihitung kadar uranium dalum cuplikan :
(6)
B adalah berat total cuplikan (g) dan K adalah kadar uranium dalam cuplikan (ppm).
Fluks neutron pada lubang Lazy Susan yang satu tidak sarna persis dengan fluks pada luba.nglain. Dari hasil pengukuran sebelumnya yang dilaporkan ditempat lain1) telah
didapat-Bandung, 8 -10 Oktober 1991 PPTN - BATAN
kan Tabel 4 yang menunjukkan harga individu fluks neutron untuk tiap lubang. Rerata fluks neutron Lazy Susan Reaktor Kartini adalah 5.10x1010 cm-2s-1. Mengingat metode analisis yang dikembangkan di sini bersifat relatif / kom-paratif, semua hasil aktivasi yang dilakukan pada lubang-Iubang yang berbeda dalam Lazy Susan perlu dinormalisir menggunakan harga rerata fluks neutron tersebut. Apabila \Pnadalah fluks neutron pada lubang ke n,\Pradalah fluks neutron rerata dan No adalah cacah hasil ak-tivasi pada lubang ke n sebelum dinormalisir, maka cacah setelah dinormalisir adalah :
No . \Pr
N
'=---o \Pn
Dengan demikian, cuplikan yang diradiasi pa-da lubang yang berbepa-da-bepa-da pa-dapat dibanding-kan satu dengan yang lain seperti seolah-olah diradiasi pada satu lubang yang sarna.
Untuk menguji akurasi metode ini dilaku-kan pengukuran kadar uranium pada dua cu-plikan uji kualitas/standar primer dengan ka-dar uranium yang berkisar antara 4 - 40 ppm (NBL 107a dan NBL 109a). Cuplikan uji kua-litas ini diperlukan seperti pada cuplikan biasa. Akurasi metode diukur sebagai :
IKu -Ks
I
% Akurasi = Ks x 100% (8)
Ku adalah kadar uranium terukur (ppm) dan
Ks adalah kadar uranium menurut sertifikat (ppm).
HASILDAN PEMBAHASAN
Tabel1 menunjukkan laju cacah spesifikR yangdidapatkan untuk tiap konsentrasi beserta . standar deviasinya (n=10). Nampak bahwa pa-da umumnya presisi pengukuran stanpa-dar cukup tinggi, yaitu <5%. Terdapat dua harga presisi anomali >10%, yang belum sempat diteliti pe-nyebabnya. Jika diperhatikan bahwa presisi pa-da umumnya < 5 %, maka kemungkinan harga anomali tersebut hanya berasal dari kekurang-cermatan dalam penanganan cuplikan.
Tabel 2 menunjukkan harga slope dan in-tercept yang didapatkan dari regresi linier plot
R vs 1/W menggunakan data set yang
ber-beda-beda~). Plot tersebut adalah kurva kali-brasi dengan persamaan R =L.(l/Ws)+Rs' Inter-cept Rs adalah laju cacah spesifik (cacah per mikrogram uranium per detik) sebagaimana dio' maksudkan oleh persamaan (5). Slope L
Proceedings Seminar Realltor Nuklir datum PeneliticlI1 Sains dan Tekrwlogi Menuju Era Tinggal Landas
Tabel 1. Laju cacah spesifik dan presisi peng-ukuran. Presisi didefinisikan sebagai koefisien variasi, n=10,confidence level 67%
Berat U Laju cacah spe-Presisi (f.lg) sifik (f.lg/s)(% ) 5 2,8010±0,414214,79 10 2,5889±0,06102,36 20 2,5263 ±0,08223,25 25 2,2884±0,328514,36 50 1,8023 ±0,06863,81 100 1,7356±0,08394,83 Bandung, 8 -10 Oktober }991 . PPTN - BLtrAN
mempunyai satuan s-l. Ratio slope / intercept
LlRs adalah jumlah uranium latar dalam f.lg. Yang dimaksud dengan jumlah uranium latar adalah banyaknya uranium yang telah ada pada sistem kalibrasi (dalam air, vial polietilen, ba-han kimia lain selain uranil nitrat hexahidrat, dll) sebelum uranium standar ditambahkan. Tabe13a dan 3b menunjukkan bagaimana harga Rsterbaik dipilih dengan menggunakan akurasi terhadap harga uranium dalam cuplikan uji kualitas sebagai patokan.
Dari pengujian tersebut terlihat bahwa harga. Rs terbaik adalah 2.801 ug-1s-1yaitu yang mem-punyai harga terukur paling dekat dengan har-Tabel 2.Slope, intercept dan koefisien korelasi plotR vs 1/Ws dari berbagai data set
Data setKoefisien korelasiInterceptSlope
L
(ppm) (s·l ) Rq (f.lg-1s·l)(r) {5,10,20,25,50,100} 5,0940 1,9338 0,8290 { 5, 10, 20, 25, 50 } 4,2347 2,05410,8020 { 5, 10, 20, 25} 2,6123 2,29650,9065 { 5, 10, 20 } 1,8727 2,42030,9935 { 5, 10 } 2,1210 2,37681,0000 {5} -2,8010Tabel 3a. Akurasi pengukuran kadar uranium dalam cuplikan uji kualitas NBL 107a (n=5),
confidence level 67%, kadar U menurut sertifikat 40,80 ppm Data set AkurasiKadar terukur
(ppm) (ppm) (%) {5, 10, 20, 25, 50, 100 } 71,30±14,16 74,75 { 5, 10, 20, 25, 50 } 67,12±13,33 64,51 { 5, 10, 20, 25} 62,64±12,02 53,53 { 5, 10, 20 } 56,97±11,32 39,63 { 5, 10 } 58,01±11,52 42,18 {5} 43,83±10,57 6,91
Tabel 3b. Akurasi pengukuran kadar uranium dalam cuplikan uji kualitas NBL 109a (n=5),
confidence level 67%, kadar U menu rut sertifikat 4,18 ppm Data set AkurasiKadar terukur
(ppm) (ppm) (%) {5, 10,20,25,50, 100} 6,23±1,38 49,04 { 5, 10, 20, 25, 50 } 5,86±1,30 40,19 { 5, 10, 20, 25} 5,24±1,16 25,36 { 5, 10, 20 } 4,96±1,11 18,66 { 5, 10 } 5,07±1,12 ,~
,
21,29 {5} 4,30±0,95 2,79 96Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dalam Penelitian Sains clan Teknolagi Menuju Era Tinggal Lanclas
Bandung, 8 -10 Oktober 1991 PPTN - BATAN
Tabel 4. Harga individu fluks neutron pada tiap lubang Lazy Susan reaktor Kartini (reaktor beroperasi pada daya 100kW)
Nomor Fluks neutron pengukuranFluks neutron pengukuranFluks neutron rerata 1 lubang
ke1 (x1010 em-1dankes·2)22(x(x1010 em-11010 em-1s-2)s-2) 1
3,0102 0,8224 -2 353827262925243031323328363734403912231813221421151620171910114678395 5,0089 5,26315,32695,14335,08665,18845,75915,01825,12124,70124,83384,97434,91525,12445,19245,33214,74775,09615,01685,21235,20093,07975,22424,81224,94434,86235,12624,72605,14415,23345,10874,64525,04205,31015,17535,23704,88255,03994,95344,8116
i
5,22304,97855,25474,93565,25605,22965,20904,99535,08835,31504,90355,12905,06645,06795,03325,18554,92275,08075,12155,00004,87395,00545,08265,25974,93555,40775,01895,20404,91494,85555,20305,09595,19635,20425,62375,48835,48844,71235,43345,60385,30425,46505,18715,28755,08715,15595,07535,02944,72344,96254,95585,19155,04815,00005,06845,06845,22755,12375,27905,35705,24745,27055,23605,25854,80395,23445,27645,15185,17745,04105,12674,98875,09484,87105,01595,11384,9977ga sertifikat (%akurasi terkecil). Dengan meng-gunakan laju eaeah spesifik terbaik ini dapat dijamin bahwa akurasi metode ini adalah s 7% untuk kadar uranium di antara 4 - 40 ppm. 'ringkat akurasi ini eukup memadai untuk ana-!isis cuplikan explorasi yang tidak memerlukan
97
ketelitian terlalu tinggi. Perlu dieatat di sini bahwa akurasi bervariasi antara lain sebagai fungsi konsentrasi. Kisaran akurasi antara 2.8% - 7% di atas hanya dijamin benar untuk kisaran konsentrasi 4-40 ppm. Untuk konsen-trasi uranium >40 ppm atau <4 ppm, akurasi
Proceedings Seminar Reakwr Nuklir dalam Penelitian Sains dan Teknolagi MenuJu Era Tinggal Landa3
dari metode ini perlu dicek ulang dengan meng-gunakan cuplikan uji kualitas yang berada pada daerah konsentrasi yang diminati.
Tabel 4 menunjukkan variasi individu fluks neutron untuk ke 40 lubang Lazy Susan. Lubang nomor 1 tidak dapat dipakai karena secara fisik memang berbeda dari semua lubang lainnya. Fluks neutron rerata dari ke 40 lubang
=5.1088x1010 em-Is-I.
Tabel 5 menunjukkan hasil pengukuran 10 cuplikan hasil explorasi uranium. Pengukuran dilakukan secara duplo (tiap cuplikan diukur dua kali). Nampak dibandingkan kadar ura-nium yang didapatkan tanpa dan dengan koreksi fluks neutron. Dapat diikuti bahwa
Bandung, 8 -10 Okwber 19£11
PPTN - BATAN
2. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa, un-tuk cuplikan dengan kadar uranium di antu-ra 4 ppm sampai 40 ppm, presisi dan akuantu-raBi metode ini<7% dan memenuhi persyaratan untuk analisis uranium cuplikan exploraBi yang tidak menuntut ketelitian sangat ting-gi.
3. Pad a umumnya, efek fluktuasi harga indi-vidu fluks neutron pada hasil ana lisis adalah
s
5%.4. Keunggulan metode ini adalah pada kemam-puannya melakukan analisis cuplikan ekfi-plorasi dalam jumlah banyak secara cukup cepat dan tanpa memerlukan banyak tena.-ga, bahan, dan biaya.
Tabel 5. Pengaruh koreksi fluks neutron pada kadar uranium cuplikan ex PEBGN-BATAN dengan kode PK-XXlL/87
Kode cuplikan Kadar U (ppm)Kadar U (ppm) tanpa koreksi dengan koreksi PK- 1/L/87 9,19± 1,00 8,76±0,84 PK- 8/L/87 10,219,72±±0,220,84 PK-19/L/87 4,70±0,41 4,69±0,32 PK-28/L/87 5,78±0,31 5,83±0,55 PK-30/L/87 10,9010,67±±0,540,61 PK-31/L/87 2,77±0,47 2,95±0,57 PK-39/L/87 3,12±0,40 3,14±0,56 PK-47/L/87 2,82±0,43 2,91±0,33 PK-43/L/87 8,47±0,02 8,85±0,06 PK-44/L/87 3,09±0,04 3,22±0,14
koreksi fluks neutron pada umumnya lebih kecil dari 5%.
KESIMPULAN
Dari hasil dan pembahasan di atas dapat disimpulkan secara ringkas hal-hal berikut : 1. Penentuan uranium dalam cuplikan
eksplo-rasi dapat dilakukan secara instrumental/ tanpa pemisahan kimia melalui penentuan239 luas puncak Np.
DAFfAR PUSTAKA
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis berterima kasih kepada sdr. Sutan-to Wisnu Wardhana, Sihono, Mulyono, dan Sapardjo yang telah membantu dalam penye-diaan cuplikan dan pencacahan. Penulis juga beterima kasih kepada Prof. Dr. H. A. Das ata:, petunjuk dan diskusi yang sangat bermanfaa~ dalam melakukan pengukuran dan per-hitungan.
1. Susetyo, W., Lahagu, F., Sigit, "Pengendalian mutu hasil analisis pengaktifan neutron", akan disampaikan pada pertemuan Ilmiahtreknis Standardisasi, Pusat Standardisasi-LlPI, 1991, Jakarta.
2. Luten, J.B., The determination of some trace elements in rainwater by neutron activation analysis, Journal of Radioanalytical Chemistry 37 (1977) 897-904.
3. Erdtmann, G., Neutron Activation Tables, Verlag Chemie GmbH, Weinheim, 1976. 4. Susetyo, W., Spektrometri Gamma, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta (1988).
Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dalam Penelitian Sains da,n Teknologi Menuju Era Tinggal Landas
DISKUSI
Bandung, 8 -10 Oktober 1991 PPTN - BATAN
Tegas Sutondo:
Pada metode ini digunakan fluks termal. Karena V-238 mempunyai serapan resonansi yang cukup tinggi, maka aktivitas cuplikan lebih banyak disebabkan oleh fluks pada daerah resonansi. Apakah hasH yang diperoleh telah memperhitungkan hal ini?
Sigit:
Metode ini bersifat komparatif. Selama cuplikan dan standar diperlakukan sarna, maka tidak alum timbul kesalahan-kesalahan.
HasH analisis telah diuji ketelitiannya dengan menggunakan cuplikan uji kualitas NBL 107a dan 109a (lihat Tabel).