• Tidak ada hasil yang ditemukan

Drs. Tamrin, M.Si. Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Andalas 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Drs. Tamrin, M.Si. Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Andalas 2012"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Drs. Tamrin, M.Si

Jurusan Ilmu Politik

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Andalas

(2)



Kajian pembangunan negara-negara berkembang

sudah muncul sejak sebelum Perang Dunia II, tetapi

masih terbatas dalam wilayah kajian antropologi dan

filsafat sosial. Selanjutnya kajian ini berkembang

tahun 1950an dan 1960an seiring dengan lahirnya

pendekatan sistem dalam ilmu politik dan studi

perbandingan sistem, serta penggunaan statistik

untuk mengukur data-data hasil pembangunan

perbandingan sistem, serta penggunaan statistik

untuk mengukur data-data hasil pembangunan



Minat untuk mempelajari pembangunan politik

meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah

negara baru yang muncul setelah selesainya Perang

Dunia II, negara tersebut memiliki sistem politik yang

berbeda dari negara Barat serta bisa membantu

mereka dalam menentukan kebijakan yang tepat

untuk membantu negara ini.

(3)

 Dari latar belakang perkembangan pembangunan politik sebagai kajian disiplin

ilmu, maka pembangunan politik dapat diartikan beragam. Pembangunan politik dapat dilihat sebagai dampak pembangtunan ekonomi atau sosial maupun

sebaliknya pembangunan politik merupakan penyebab dari pembangunan ekonomi atau sosial itu sendiri. Dari hubungan pembangunan politik dengan pembangunan lainnya, maka pembangunan politik dapat dilihat sebagai variable bebas atau variabel tergantung dari pembanguna sosial maupun ekonomi.

 Dari keragaman pengertian pembangunan politik, tersebut maka Lucyan W Pye

mernegmukakan terdapat 10 buah konsep yang digunakan dalam menjelaskan pengertian pembangunan politik berdasarkan., diantaranya; (1). Pembangunan politik sebagai prasyarat politik terhadap pembangunan ekonomi,; (2).

politik sebagai prasyarat politik terhadap pembangunan ekonomi,; (2).

Pembangunan politik sebagai kehidupan politik khas masyarakat industri.; (3). Pembangunan politik sebagai modernisasi politik,; (4). Pembangunan politik sebagai operasi negara kebangsaan,; (5). Pembangunan politik sebagai

pembangunan administrasi dan hukum, (6). Pembangunan politik sebagai

mobilisasi massa dan partisipasi, ; (7). Pembangunan politik sebagai pembinaan demokrasi, (8). Pembangunan politik sebagai statbilitas dan perubahan yang teratur,;(9). Pembangunan politik sebagai mobilisasi dan kekuasaan; (10)

(4)



Pembangunan politik merupakan bagian

perubahan politik yang direncanakan,

menyangkut berbagai perspektif perubahan yang

ada, baik perspektif determinatif/revolusioner,

normatif/perskriptif maupun perspektif

deskriptif/analitis



Kajian pembangunan politik melibatkan



Kajian pembangunan politik melibatkan

pendekatan sistem, perubahan politik, serta teroi

modernisasi. Penggunaan teori modernisasi

dalam kajian pembangunan politik adalah untuk

menjelaskan perubahan sistem politik melalui

berbagai variabel yang terkait dengan perubahan

tersebut.

(5)



Pendekatan sistem merupakan faktor penunjang

kajian pembangunan politik, diantara konsep penting

yang digunakan adalah sistem, struktur, legitimasi,

input, ouput, umpan balik (

feedback

), lingkungan

equilibrium



Penjelasan terhadap perubahan politik terjadi pada

saat adanya perubahan input politik, input ini dapat

saat adanya perubahan input politik, input ini dapat

berbentuk tuntutan dan dukungan politik yang

diperoleh dari masyarakat dalam negeri, tokoh politik

maupun lingkungan internasional. Perubahan input

ini bisa dijelaskan dari output dalam bentuk transaksi

politik, terdiri dari : (1). Ekstraksi,; (2). Kemampuan

mengatur tingkahlaku (regulasi),: (3). Pengalokasian

barang da jasa,; (4). Output simbolik

(6)



Terdapat istilah tantangan, prasyarat, hambatan

dan persoalan untuk menggambarkan bebrapa

krisis pembangunan politik, krisis ini merupakan

dampak modernisasi yang melairkan tidak

seiramanya kecepatan perubahan dengan proses

pelembagaan politik.

pelembagaan politik.



Krisis pembangunan politik tersebut, diantaranya

krisis identitas, krisis integrasi, krisis penetrasi,

krisis partisipasi,, krisis distribusi. Beberapa

bentuk krisisi ini merupakan bentuk krisis

legitimasi politik dari dalam negeri dalam

negara-negara berkembangt

(7)



Pembangunan politik melibatkan nperubahan multimensional

antara aspek khidupan sosial, ekonomi dan politik, perubahan

ekonomi memiliki dampak sosial yang selanjutnya mempengruhi

perubahan politik. Teori modernisasi mempelajari bentuk

perubahan multimensional tersebut, salah satu teori tersebut

teori tahap-tahap pembangunan politik yang dikemukakan oleh

JFR Organksi.



Dari beberapa tahap pembangunan yang terjadi maka peranan

pemerintah berada dalam proses mobilisasi sumberdaya secara

pemerintah berada dalam proses mobilisasi sumberdaya secara

efekstif dan efisien untuk mencapai tujuan pembangunan

nasional jangka panjang melalui tahap-tahap yang ditentukan.



Beberapa tahap pembangunan tersebut, diantaranya;yahap

unifikasi sederhana, tahap pembangunan masyarakat industri,

tahap mencapai pembangunan yang merata, dan tahap

otomatisasi. Pemerintah memiliki peran-peran tertentu dalam

masaing-masing tahap ini.

(8)

 Keseimbangan (ekuilibrium) yang menjadi prinsip pendekatan sistempolitik tidak

membuka raung terhadap perubahan, perubahan merupakan bentuk lain dari pengertian politik. Teori modernisasi politik yang dikemukakan oleh David E Apter menawarkan sebuah konsep perubahan dalam sistem politik melalui nilai-nilai dan ideologi yang masuk dari luar lingkungan sistem politik tersebut.

 Nilai dan ideologi yang ditawarkan oleh Apter sebagai faktor pendorong

perubahan sistem politik berangkai dari nilai-nilai kesempurnaan yang didorong oleh pengetahuan dan teknologi. Inovasi yang dilakukan dalam sektor ekonomi dalam bidang pengatahuan dan teknollogi bisa mendorong perubahan-perubahan sosial yang memungkinkan lahirnya struktur sosial yang mengakomodasi tuntutan inovasi ilmu pengetahuan tersebut, differensiasi struktur sosial yang lahir dari inovasi ilmu pengetahuan tersebut, differensiasi struktur sosial yang lahir dari berbagai kekuatan ekonomi masyarakat dalam industrilisasi memungkinkan lahirnya bentuk kewenangan liberatarian sekuler yang menjanjikan nilai-nilai kesempurnaan.

 Kewenangan libertarian sekuler ini memiliki ciri tawar menawar politik atau

masuknya unsur pasar dalam politik, model kewenangan ini bisa menggantikan bentuk kewenangan mobilitas sakral sebagai bentuk agama politik yang memiliki ciri ketaaan berlebihan kepada pemimpin atau kolektif partai. Dalam hal ini, Apter membedakan antara pengertian pembangunan, modernisasi, dan industriliasi. Modernisasi merupakan sebuah kasus khusus pembangunan.l

(9)

 Teori perubahan politik merupakan bagian dari teori sistem umum, dari teori

umum berkembang menjadi teori perbandingan politik sistem modern dan

tradisional, perhatiannya pada awalnya kepada proses-proses sejarah, bergeser kepada prinsip konsep-konsep yang digunakan dalam pembangunan politik, kemudian naik lagi menjadi abstraksi tinggi tentang teori-teori umum perubahan politik.

 Salah satu kelemahan pendekatan perubahan dalam pembangunan politik adalah

terlalu menekankan kepada arah perubahan, tetapi kurang memperhatikan obyek perubahan itu sendiri. Huntington memperbaiki teori perubahan politik melalui cara identifikasi komponen-kompoen yang mengalami perubahan dalam sistem politik, lahu perubahan tersebut, serta pengaruh perubahan tersebut terhadap politik, lahu perubahan tersebut, serta pengaruh perubahan tersebut terhadap perubahan yang terjadi dalam komponen-komponen sistem politik lainnya.

 Huntington mengidentifikasi beberapa komponen sistem politik yang mengalami

perubahan, diantaranya; kultur, struktur, kelompok, kepemimpinan dan

kebijaksanaan. Kelima komponen ini mengalami perubahan, tetapi kecepatan perubahan pada masing-masing komponen berbeda dari suatu sistem politik dengan sistem politik lainnya. Perbedaan laju perubahan ini ditentukan oleh skala prioritas perubahan yang diinginkan.

 Dari proses identifikasi komponen yang mengalami perubahan, laju perubahan

dan pengaruh perubahan terhadap perubahan komponen lainnya, maka dapat diketahui bentuk perubahan sistem politik apakah berada dalam kategori

(10)

 Pendekatan peralihaan dari teori statis menjadi dinamis teori perubahan politik diantaranya

dikemukakan oleh Huntington (1968). Menurutnya, pembangunan ekonomi yang lahir dari proses modernisasi melahirkan dampak terhadap lembaga politik, pembangunan lembaga politik tidak berkaitan dengan modernisasi ekonomi. Tetapi, justru sebaliknya pembangunan lembaga politik merupakan salah satu upaya untuk mempertahankan kelangsungan

pembangunan melalui sarana untuk menahan dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkan oleh proses modernisasi tersebut.

 Tuntutan peluasan partisipasi ini jika tidak diimbangi oleh pelembagaan politik yang kuat,

maka akan melahirkan peluruhan politik. Sementara, perluasan partisipasi politik muncul dari akibat dari proses mobilisasi politik terhadap frustrasi sosial yang muncul dari kesempatan ekonomi dibandingkan dengan mobilitas sosial yang muncul dari proses modernisasi tersebut

 Upaya dalam mencapai tujuan pembangunan dicapai melalui pembentukan stabilitas melalui  Upaya dalam mencapai tujuan pembangunan dicapai melalui pembentukan stabilitas melalui

pelembagaan politik yang kuat yang dilakukan melalui pembatasan terhadap masuknya

kelompok baru ke dalam rekruitmen politik, pembatasan mass media serta jenjang pendidikan yang lebih tinggi sebagai model konservatif, dibandingkan daripada model dialektikal antara tuntutan dan kapasitas yang terjadi dalam mengimbangi tuntutan yang lahir sebagai akibat pembangunan dari politik

 Upaya untuk membentuk lembaga politik yang kuat Kemudian, hubungan antara dampak

ekonomi dan sosial terhadap pelembagaan politik diuji oleh Huntington dan Nelson melalui hubungan antara pembangtunan ekonomi dengan demokrasi, dalam hubungan tersebut ditemukan tidak ada demokrasi politik yang bisa dilahirkan dari proses pembangunan yang dimulai dari tujuan pembangunan ekonomi. Karenanya, proses pembangunan lebih

membutuhkan lembaga politik yang kuat dan bisa menahan tuntutan perluasan partisipasi politik yang lahir dari dampak sosial dan ekonomi modernisasi.

(11)



Lembaga politik dihasilkan dari interaksi yang harmonis antara

usaha sadaryang dilakukan manusia dengan eksistensi budaya

yang ada Dari pengertian ini, maka dua komponen yang penting

untuk dipertimbangkan dalam pembangunan lembaga politik

adalah faktor psikologis yang berhubungan dengan pola budaya

serta kemampuan untuk membangun lembaga politik tersebut.



Dalam pembangunan lembaga politik terdapat dua kepentingan

yang berbeda antara kepentingan bangsa sebagai hasil

perjalanan historis jangka panjang dengan kepentingan

perjalanan historis jangka panjang dengan kepentingan

pembangunan organisasi politik yang berjalan secara perlahan

dalam rentang waktu yang panjang. Kecepatan mobilitas sosial

dari komponen bangsa bisa mengancam pelembagaan politik,

dan sebaliknya proses pelembagaan politik bisa menghambat

mobilitas sosial masyarakat (bangsa).



Terdapat dua strtaegi pembangunan lembaga politik,

diantaranya;(1)strategi melalui usaha memperlambat mobilitas

sosial dalam masyarakat; (2) strategi melalui jalur dalam

(12)

 Seleksi adalah sebuah proses dimana semua persyaratan yang diperlukan untuk

peranan politik dapat diwujudkan, proses tersebut berlangsung baik dalam

jabatan politik maupun administratif. Sementara itu, pengertian pembangunan jika dikaitkan dengan proses integrasi tokoh politik ini adalah sebagai suatu

kebijaksanaan pengasimilasian setiap nilai-nilai baru menuju kepada kemampuan yang mandiri untuk dapat bertahan dan berkembang secara wajar.

 Di negara-negara baru berkembang, tokoh tokoh pembaharu memiliki peran

ganda dalam mencapai tujuan pembangunan nasional, mereka berperan ganda dalam menjaga dua kutub antara dorong untuk melakukan perubahan dengan tuntutan untuk memelihara kelestarian niali-nilai traidisonal. Pelaksanaan dua peran ini ditentukan oleh dua faktor, diantaranya,; (1) tingkat perubahan, (2). peran ini ditentukan oleh dua faktor, diantaranya,; (1) tingkat perubahan, (2). metode perubahan yang digunakan.

 Dalam mengukur tingkat perubahan, terdapat beberapa upaya memelihara terdiri

dengan melaksanakan perubahan . Perbandingan penilaian terhadap proses

pengangkatan tokoh politik dalam pembangunan politik dapat dilakukan melalui penetapan indikator penelitian melalui persoalan dilematis pengerahan tenaga dalam pembangunan

 Untuk menjelaskan nilai politik dan penyebaran kekuasaan dalam pembangunan

politik dapat dilihat dari pengangkaktan tokoh-tokoh politik, pengangkatan ini dapat dilihat sebagai akibat maupun sebagai akibat. Pengangkatan politik sebagai akibat menggambarkan sistem nilai dalam masyarakatSebagai akibat, maka pola dan sistem pengangkatan tokoh-tokoh politik akan menentukan partisipasi politik dan kesempatan untuk memperoleh status.

(13)



Crii birokrasi adalah ketegangan antara dua kutub, antara upaya

penemuan pola-pola baru serta tuntutan melestarikan nilai-nilai

tradisional kuno. Birokrasi berada dalam dua kondisi yang berbeda

antara ikatan komunalisme dengan modernisasi, pada satu sisi mereka

diharapkan kepada upaya untuk melakukan pembaruan serta

menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakat modern,

sementara itu pada sisi lain mereka diharuskan melaksanakan kewajiban

mereka melaksanakan tradisi masyarakat. Dua posisi yang berbeda ini

menempatkan mereka sebagai agen pembaruan, serta berperan penting

dalam melaksanakan integrasi bangsa

dalam melaksanakan integrasi bangsa



Dalam melakukan peranan integrasi bangsa tersebut, birokrasi dijadikan

sebagai model maupun sebagai alat. Birokrasi menjadi sarana dalam

perubahan sosial dan ekonomi masyarakat dalam proses modernisasi,

sedangkan sebagai model merupakan tujuan akhir dari mobilitas karir

dalam sistem politik yang berjalan normal



Upaya untuk memperbaiki kerangka kerja birokrasi tersebut, memelukan

beberapa pertimbangan, diantaranya; masalah kebudayaan

politik,tampinya faktor etika serta perluasan aktifitas negara dan

persiapan terhadap pembentukan lembaga baru

(14)

 Terdapat dua kebutuhan dalam masyarakat negara berkembang yang bertolak belakang,

diantaranya kebutuha untuk “diperhtungkan” keberadaan dirinya serta kebutuhan terhadap sebuah negara modern yang efisien dan dinamis. Persoalan politik di negara berkembang adalah mensejajarkan tuntutan dua kebutuhan tersebut, agar berjalan selaras. Sementara, kedua kebutuhan tersebut bisa menjelaskan perbedaan antara “bangsa” (nation), kebangsaan (nationality) dan nasionalisme.

 Beberapa penyebab kegoncangan primordial yang mungkin muncul sendiri atau bersamaan,

diantaranya. Pertama, hubungan darah(suku), Kedua, jenis bangsa (ras). Ketiga, Bahasa. Keempat, daerah. Kelima, agama. Keenam, Kebiasaan.

 konflik ikatan primordial dapat dibedakan, diantaranya. Pertama, konflik ikatan-ikatan yang

terjadi dalam sebuah negara kebangsaan . Kedua, konflik ikatan-ikatan yang terjadi di antara dua negara kebangsaan. Perbedaan ini bisa memberikan pengertian bahwa pengelompokan dua negara kebangsaan. Perbedaan ini bisa memberikan pengertian bahwa pengelompokan suku, ras, agama, bahasa, daerah, dan kebiasaan tersebut lebih kecil dari negara kebangsaan, serta yang lainnya pengelompokan tersebeut berlaku di antara dua negara kebangsaaan atau territorial.

 Terdapat tipologi pola keanekaragaman primordial di negara berkembang, diantaranya.

Pertama, Pola umum sederhana yang menggambarkan adanya kelompok dominan berhadapan dengan kelompok minoritas yang mengganggu. Kedua, pola ini lebih rumit dari pola pertama dimana terdapat kelompok sentral dalam pengertian geografis atau politis berhadapan dengan beberapa kelompok menengah yang menentang, seperti konflik Jawa dengan luas Jawa di Indonesia. Ketiga, pola dua kutub yang terdiri dari kelompok besar yang berhadapan secara berimbang disebabkan oleh tidak adanya homogenitas internal dalam negeri, seperti suku Melayu dan Cina di Malaysia Sunni dengan Shiah di Irak. Keempat, pola yang menggambarkan urutan kepentingan yang hampir sama, tanpa adanya pihak yang dominan atau perbedaaan yang jelas, seperti di Filipina, India, Kelima, perpecahan sederhana berdasarkan pembagian etnnis yang terdiri dari banyak kelompok kecil, seperti yang terjadi di Afrika.

(15)

 Banyak pengertian tentang integrasi politik, keragaman konsep inetgrasi politik

menempatkan integrasi nasional lebih dikenal daripada integrasi politik. Salah satu pengertian integrasi politik dikemukakan oleh Carl G Rosberg dan James J. Colemann yang menempatkan integrasi politik bagian dari integrasi nasional, integrasi nasional mengandung dua dimensi, diantaranya dimensi vertical dalam bentuk hubungan elit dengan massa dan dimensi horizontal (territorial). Integrasi politik berada pada dimensi vertikal.

 Weiner berusaha menjelaskan pengertian integrasi berdasarkan

persoalan-persoaalan yang melahirkan integrasi. Perspektif yang digunakan oleh Weiner adalah dari atas sistem politik, dimana integrasi nasional bisa dibentuk jika

perbedaan-perbedaan masyarakat dapat disatukan melalui strtegi asimilasi atau perbedaan-perbedaan masyarakat dapat disatukan melalui strtegi asimilasi atau bineka tunggal ika (persamaan dalam keanekargaman).

 Sementara itu, Nazaruddin Syamsuddin lebih menyukai istilah Integrasi politik

daripada 9integrasi nasional. Integrasi politik tidak hanya menyangkut tujuan, seperti pendapat Casber dan Colemen, tetapi juga meloibatkan proses serta yang berpengaruh terhadap proses tersebut. Karenanya, dalam kajian integrasi politik di Indonesia melibatkan berbagai faktor, diantaranya faktor komunikasi sosial (Deutsch) , ekonomi (schmidt), faktor golongan (Feith), faktor etnisitas (liddle) yang berpengaruh terhadap persoalan integrasi nasional di Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan observasi dan gagasan yang telah didapatkan oleh penulis, tema yang diangkat dalam penulisan skripsi penciptaan ini yaitu mitos Situ Bagendit dengan bentuk

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.. Devie

[r]

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Seni

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.. Sari

Minyak otak sapi dan otak kambing yang digunakan diperoleh dari proses. sokletasi dengan menggunakan

Ekstraksi adalah suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak dengan mengocok menggunakan pelarut organik

Ester Asam Lemak Bebas Minyak Kelapa dengan Senyawa Etanolamida dan Dietanolamina Menggunakan Katalis Natrium Metoksida.. Jakarta: PT.Gramedia