• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perbedaan Komposisi Asam Lemak Dan Kadar Kolesterol Pada Otak Sapi Dan Otak Kambing

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Perbedaan Komposisi Asam Lemak Dan Kadar Kolesterol Pada Otak Sapi Dan Otak Kambing"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemenuhan kebutuhan protein hewani yang tinggi dan kesadaran masyarakat dalam

pemenuhan gizi tenyata telah meninggkatkan permintaan akan daging. Beberapa

alternative daging yang dapat memenuhi kebutuhan akan protein hewani adalah

daging sapi dan daging kambing. Tidak hanya sekedar untuk pemenuhan kebutuhan

protein hewani, daging dipandang sebagai sumber utama lemak terutama asam lemak

jenuh dalam makanan yang telah terlibat dalam penyakit seperti berbagai kanker dan

jantung koroner di negara-negara maju (Wood, 2002).

Menurut Correa (2011) daging sapi memiliki kandungan lemak total dan

kolesterol yang lebih tinggi dibandingkan dengan daging kambing. Daging sapi

memiliki 7,9 g lemak dan 73,1 mg kolesterol dalam 85,05 g daging, sementara daging

kambing memiliki 2,6 g lemak dan 63,8 mg kolesterol dalam 85,05 g daging.

Komposisi asam lemak pada daging hewan tergantung pada jumlah lemak

dalam otot hewan (Wood, 2007).Tidak hanya daging saja, mayarakat juga banyak

mengkonsumsi jeroan sapi maupun kambing. Jeroan adalah bagian-bagian dalam

tubuh (hewan) yang sudah dijagal atau biasanya disebut bagian kecuali otot dan

tulang. Jeroan sendiri terdiri dari berbagai bagian, yaitu hati, jantung, ginjal, lidah,

usus, dan otak.

Secara umum, jeroan mengandung banyak zat gizi, di antaranya, protein,

lemak, vitamin, mineral. Salah satu jenis jeroan adalah otak. Konsumsi olahan

jerohan otak sapi dan otak kambing sudah menjadi hal yang familiar dalam

(2)

dan otak kambing merupakan salah satu bagian paling nikmat untuk dimakan karena

teksturnya yang lembut dengan rasa gurih.

Lemak otak didominasi oleh kolesterol, fosfolipid dan kaya akan asam lemak

jenuh (Hardoko, 1998). Kolesterol merupakan sterol utama dalam jaringan manusia

dan merupakan substansi lemak khas hasil metabolisme yang banyak ditemukan di

dalam darah serta cairan empedu (Fradson, 1993). Kolesterol dalam tubuh berupa

kolesterol eksogen (yang berasal dari makanan) sebesar 25 % dan kolesterol endogen

(dibentuk oleh sel-sel tubuh) sebesar 75 %. (Girindra, 1988; Baron, 1991; Naim,

1992). Menurut Almatsier (2001), batas anjuran konsumsi kolesterol dalam makanan

adalah ≤ 300 mg/hari.

Beberapa penelitian telah dilakukan terkait tentang komposisi asam lemak dan

kolesterol pada daging yaitu pada udang ronggeng (Manurung, 2009); pada daging

kijing (Prasastyane, 2009); kandungan asam haemolitik pada otak kuda (Morton, et

al., 1950); kandungan asam lemak dalam berbagai makanan hewani yang

menggunakan sampel daging ayam, daging sapi dan daging babi (Saidin, 2000) dan

perbandingan asam lemak pada daging ikan mujahir (Manurung, 2013). Beberapa

penelitian tersebut menjelaskan bahwa pada setiap sampel memiliki komposisi dan

kadar asam lemak serta kolesterol yang berbeda-beda.

Menurut Guslina (2007), otak merupakan salah satu hasil ikutan ternak yang

memiliki kadar lemak yang cukup tinggi, komponen terbesar lemak otak adalah

fosfolipida yang memiliki gugus polar (fosfat) dan gugus non polar (lipid).

Setianingrum, (2011) telah melakukan validasi metode analisis kolesterol dengan

HPLC-ELSD pada matriks sampel telur ayam. Kemudian Wijaksani (2002)

mengungkapkan bahwa analisis lemak dan asam lemak dapat dilakukan dengan

menggunakan Gas Chromatography (GC) dan analisis kolesterol menggunakan High

Performance Liquid Chromatography (HPLC). Oleh karena itu, peneliti tertarik

(3)

pada otak sapi dan otak kambing. Penetapan komposisi asam lemak bebas akan

dilakukan menggunakan Gas Chromatography–Mass Spectrometry (GC-MS) dan

kolesterol secara High Performance Liquid Chromatography (HPLC).

1.2 Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana perbedaan komposisi asam lemak pada otak sapi dan otak

kambing yang dianalisis dengan GC-MS.

2. Berapa perbedaan kadar kolesterol pada otak sapi dan otak kambing yang

dianalisis dengan menggunakan HPLC.

1.3 Batasan Masalah

Pada penelitian ini, permasalahan dibatasi pada:

1. Otak sapi dan otak kambing yang digunakan sebagai sampel diperoleh dari

pasar tradisional Aksara, Medan.

2. Minyak otak sapi dan otak kambing yang digunakan diperoleh dari proses

sokletasi dengan menggunakan pelarut kloroform

3. Metil ester diperoleh melalui reaksi esterifikasi antara minyak otak sapi dan

otak kambing dengan metanol dengan menggunakan katalis H2SO4 (p) yang

kadarnya dianalisis dengan menggunakan GC-MS.

4. Saponifikasi minyak otak sapi dan otak kambing dilakukan dengan

penambahan KOH-alkohol untuk analisis kandungan kolesterol dengan

menggunakan HPLC.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui perbedaan komposisi asam lemak pada otak sapi dan otak

(4)

2. Mengetahui kadar kolesterol pada otak sapi dan otak kambing dengan HPLC.

1.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya perbedaan kadar asam lemak dan

kolesterol pada otak sapi dan otak kambing. Diharapkan bahwa kandungan asam

lemak dan kolesterol pada otak sapi lebih tinggi bila dibandingkan dengan otak

kambing.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi perbandingan komposisi

asam lemak dan kandungan kolesterol pada otak sapi dan otak kambing.

2. Sebagai sumber informasi mengenai komposisi asam lemak jenuh dan tidak

jenuh pada otak sapi dan otak kambing.

1.7 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Bahan Alam FMIPA USU dan

analisis GC-MS dilakukan di Pusat Laboratorium Forensik Jakarta dan HPLC

dilakukan di Laboratorium PT. Angler Bio. ChemLab.

1.8 Metodologi Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental di laboratorium.

Otak sapi dan otak kambing diperoleh dari pasar tradisional Aksara, Medan. Otak

sapi dan otak kambing dikeringkan kemudian dihaluskan lalu di soxhlet dengan

menggunakan pelarut kloroform agar diperoleh minyak otak sapi dan otak kambing.

Pembuatan metil ester asam lemak dengan mereaksikan minyak dari otak sapi dan

otak kambing dengan metanol menggunakan katalis H2SO4 pekat pada kondisi

(5)

KOH-alkohol. Analisis perbandingan komposisi asam lemak dan kolesterol pada otak

sapi dan otak kambing dilakukan melalui pendekatan struktur dengan metode GC-MS

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Kemajuan ini ditandai dengan hadirnya alat komunikasi yang tidak lagi hanya digunakan untuk berbicara dan mengirimkan SMS, berbagai perubahan terjadi bersamaan dengan

Demikian mohon menjadikan periksa, atas kebijaksanaan dan terkbulnya permohonan kami sampaikan banyak

[r]

Dalam kegiatan penjualan sehari-hari PT.COBINDO melayani konsumen yang datang dikarenakan membutuhkan barang-barang elektronik dan membantu masyarakat dalam kemudahan untuk

[r]

[r]

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang paling fundamental karena perkembangan anak di masa selanjutnya, akan sangat ditentukan oleh