• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT AYO BIJAK MENGGUNAKAN SOSIAL MEDIA DENGAN TEKNIK MOTION GRAPHIC

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT AYO BIJAK MENGGUNAKAN SOSIAL MEDIA DENGAN TEKNIK MOTION GRAPHIC"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT “AYO

BIJAK MENGGUNAKAN SOSIAL MEDIA” DENGAN

TEKNIK MOTION GRAPHIC

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh Gelar Sarjana Desain

Oleh:

Hangga Perdana Putra NIM: 692013063

Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Tekonologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga Agustus 2019

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

1. Pendahuluan

Sosial media sudah menjadi bagian hidup yang tidak bisa dipisahkan dari masyarakat. Akses dan perangkat komunikasi yang semakin hari semakin berkembang serta informasi yang mudah serta murah menjadikan masyarakat dapat mengakses sosial media kapanpun dan dimanapun. Di Indonesia sendiri penggunaan sosial media terus meningkat. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengungkapkan pengguna internet di Indonesia pada tahun 2017 mencapai 143 juta orang. Dari angka tersebut, 95 persennya menggunakan internet untuk mengakses sosial media[1]. Penggunaan sosial media memberikan dampak yang sangat positif terutama dalam melakukan interaksi baik secara sosial, politik, maupun ekonomi. Penggunaan sosial media memberikan kemudahan dalam berkomunikasi, akan tetapi sosial media juga dapatmemberikan dampak yang negatif terhadap masyarakat. Sosial media dapat dijadikan media untuk menanamkan kebencian terhadap orang lain. Bahkan media social dapat juga digunakan untuk merugikan orang atau pihak tertentu. Pemerintah Indonesia sudah mengatur kebebasan berpendapat dalam sosial media dengan dikeluarkan Undang-undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Undang-Undang-undang ini mengatur tentang informasi serta transaksi elektronik, atau teknologi informasi secara umum. Meskipun pemerintah sudah membatasi kebebasan masyarakat dalam berpendapat dalam sosial media, tidak sedikit masyarakat yang tidak hati-hati dalam menggunakan sosial media. Masyarakat pada akhirnya terjerat Undang-undang ITE karena pendapat nya di sosial media yang melanggar hukum [2].

Pemerintah berkali-kali menghimbau masyarakat agar kritis dalam menggunakan sosial media. Selain kebebasan berpendapat, masyarakat juga harus hati-hati dalam menyikapi informasi yang tersebar dalam sosial media. Informasi tentu harus disaring terlebih dahulu kebenerannya. Masyarakat yang tidak kritis menanggapi informasi yang beredar di sosial media dengan ikut menyebarkan informasi yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya dan juga informasi yang mengakibatkan keresahaan, kebencian, bahkan menimbulkan konflik akan dijerat juga dengan Undang-undang ITE [3].

(7)

Masyarakat perlu mengetahui bagaimana menggunakan sosial media dengan hati-hati agar tidak terjerat hukum yang berlaku di Indonesia karena perbuatan yang sengaja maupun tidak sengaja. Masyarakat juga perlu pengetahuan dan sosialisasi mengenai penggunaan internet khususnya sosial media agar bisa membatasi perilaku yang merugikan masyarakat itu sendiri. Untuk memberitahukan info mengenai bagaimana berhati-hati menggunakan media sosial, maka dibuatlah iklan layanan masyarakat. Iklan layanan masyarakat dibuat untuk kepentingan yang bersifat nonkomersial dan juga untuk kepentingan umum. Selain itu, iklan layanan masyarakat juga memilki tujuan memberitahukan, membujuk, dan mengingatkan tentang informasi kepada masyarakat luas mengenai masalah-masalah sosial yang dihadapi masyarakat [4].

Dengan adanya perancangan ini, masyarakat diharapkan mempunyai informasi baru tentang penggunaan sosial media yang baik dan bijak. Hal tersebut diharapkan agar masyarakat tidak terjerat hukum dan Undang-undang yang berlaku di Indonesia karena perbuatan yang sengaja maupun tidak sengaja. 2. Tinjauan Pustaka

Terdapat penelitian terdahulu berjudul “Perancangan Iklan Layanan Masyarakat Dalam Penggunaan Informasi Yang Benar”. Penelitian ini dilakukan oleh Arfianto Huda. Iklan Layanan Masyarakat ini dilakukan dengan tujuan memberikan pengetahuan tentang pentingnya mengolah suatu informasi dengan benar yang diterima setiap saat [5].

Dari penelitian tersebut terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian tersebut sama-sama membahas tentang pentingnya berperilaku bijak menggunakan media sosia sebagai fokus penelitian dengan tujuan memberikan pengetahuan tentang pentingnya mengolah suatu informasi dengan benar yang diterima setiap saat. Hasil penelitian yang dilakukan yaitu menghimbau kepada masyarakat bahwa segala bentuk tindakan kriminal lewat transaksi elektronik bisa dijerat hukum dengan Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik tahun 2008. Sedangkan dalam penelitian yang akan dilakukan yaitu mengajak dan memberikan arahan kepada masyarakat untuk bisa lebih bijak

(8)

menggunakan sosial media agar terhindar dari jerat hukum dan menjadi korban kejahatan.

Penelitian lainnya yaitu “Perancangan Motion Graphic Edukasi Tanggap Bencana Gempa Di Yogyakarta”. Penelitian ini dilakukan oleh Nur Isma Maulana. Penelitian dibuat bertujuan untuk memberi edukasi tanggap bencana Gempa di Yogyakarta yang informatif dan komunikatif, sehingga masyarakat Yogyakarta tahu apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana gempa. Metode analisis data dilakukan dengan metode kualitatif untuk mencari dan menemukan masalah serta analisis data menggunakan 5W1H [6].

Dari penelitian tersebut terdapat persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian tersebut sama-sama menggunakan teknik motion graphic. Hasil penelitian yang dilakukan adalah sebuah media beruba video edukasi motion graphic yang menarik, menghibur dan informatif.

Sosial media adalah sebuah istilah yang menggambarkan bermacam-macam media yang terdapat dalam sebuah jaringan internet yang berfungsi sebagai media untuk menghubungkan satu sama lain, saling bertukar informasi, dan berinteraksi melalui isi pesan yang berbasis web. Sosial media sering menjadi sasaran bagi orang yang ingin menebar kebencian dan kejahatan dengan menyebarkan berita bohong atau disebut juga dengan istilah hoax. Sebab masyarakat kini banyak bergantung pada sosial media [7]. Bahkan menurut CNN Indonesia, pada tahun 2018 kasus pelanggaran UU ITE meningkat dua kali lipat menjadi 292 dibandingkan tahun sebelumnya yang berjumlah 140 kasus [8].

Masyarakat harus cerdas menggunakan dan memanfaatkan sosial media dengan cara yang baik dan benar agar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain serta tidak menjadi target kejahatan dan terjerat Undang-undang ITE. Cara yang cerdas menggunakan sosial media menurut Menkominfo. Cara yang pertama adalah Jangan menyimpan data yang terlalu pribadi pada sosial media. Ini merupakan salah satu hal terpenting yang harus dilakukan. Jangan pernah membagikan data pribadi seperti nomor ponsel, alamat lengkap, alamat email, nama ibu kandung dan data-data pribadi lainnya. Peretas atau pelaku kriminal bisa menggunakan data ini untuk tindak kejahatan seperti penipuan dan pencurian kartu kredit.

(9)

Cara yang kedua adalah menjaga bahasa saat membuat posting atau kiriman di sosial media. Menjaga bahasa adalah hal yang seharusnya perlu diperhatikan. Walaupun di sosial media masyarakat bebas berekspresi dan mengutarakan pendapat, penggunaan bahasa yang kurang santun dapat menimbulkan konflik dan memicu kebencian terhadap seseorang atau golongan tertentu.

Cara ketiga adalah kritis dalam menerima berita maupun informasi. Masyarakat harus kritis dan bijak menanggapi isi berita maupun informasi yang beredar melalui sosial media dengan cara meneliti sumber berita apakah dari sumber portal berita terpercaya atau dari sumber portal berita pribadi. Masyarakat harus bijak tidak sembarangan menyebar luaskan berita tersebut dikarenakan bisa menimbulkan fitnah yang berakibat konflik dan memprofokasi orang atau golongan tertentu. Masyarakat juga harus bijak dan baik menanggapi isu pemberitaan yang bersifat profokasi dan ujuran kebencian lainnya [9].

Cara keempat yaitu jangan mempublikasi konten yang berbau sara ataupun pornografi. Indonesia merupakan negara dengan penduduk yang beraneka ragam suku, ras, budaya, dan agama sehingga sangat sensitif terhadap profokasi. Untuk itu masyarakat dihimbau agar lebih berhati-hati membicarakan tentang sara di sosial media. Pornografi juga menjadi masalah tersendiri di Indonesia, terlebih penggunaan sosial media yang berbau pornografi sangat jelas akan dijerat dengan Undang-undang berlapis.

Cara kelima, jika ingin mengirim kritik dan saran, kirim langsung melalui kontak resmi perusahaan atau instansi. Masyarakat boleh berpendapat dan juga menyampaikan kritik maupun saran kepada instansi atau perusahaan jika masyarakat kurang puas dengan kinerja maupun pelayanan yang diberikan langsung terhadap perusahaan atau instansi terkait.

Cara yang terakhir adalah selalu mengikuti perkembangan Undang-undang ITE melalui situs resmi Menkominfo maupun media yang dapat dipertanggungjawabkan. Kehadiran sosial media yang ramai dipergunakan dalam kehidupan keseharian masyarakat Indonesia telah mengubah pola pikir masyarakat itu sendiri. Sehingga, sebagai pengguna sosial media yang cerdas,

(10)

masyarakat harus tetap waspada dan berhati-hati dalam penggunaannya, karna memang banyak hal-hal negatif dari pada manfaatnya [10].

Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) atau Undang Undang nomor 11 tahun 2008 mengatur berbagai perlindungan hukum untuk kegiatan yang memanfaatkan teknologi informasi seperti internet sebagai medianya, baik transaksi maupun pemanfaatan informasinya. Pada UU ITE sendiri juga diatur berbagai ancaman hukuman bagi kejahatan melalui internet untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini, baik yang berada di wilayah Indonesia maupun di luar wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat hukum di wilayah hukum Indonesia dan/atau di luar wilayah hukum Indonesia dan merugikan kepentingan Indonesia. UU ITE juga memberikan perlindungan kepada masyarakat pada umumnya guna mendapatkan kepastian hukum dengan diakuinya bukti elektronik seperti tangkapan layar (screenshoot) dan tanda tangan digital sebagai bukti yang sah di pengadilan [11].

Motion graphic adalah sebuah cabang dari seni desain grafis yang menggunakan teknik animasi. Motion graphic merupakan gabungan dari fotografi, ilustrasi, tipografi, dan videografi. Seiring dengan berkembangnya zaman penggunaan motion graphic tidak hanya pada dunia pertelivisian atau perfilman saja. Motion graphic juga digunakan dalam dunia pendidikan karena memiliki kemampuan untuk dapat menjelaskan sesuatu yang rumit hanya dengan gambar atau kata-kata. Dengan kemampuan ini motion graphic dapat digunakan untuk menjelaskan suatu materi yang secara nyata tidak dapat terlihat oleh mata, dengan cara melakukan visualisasi maka informasi yang dijelaskan dapat tergambarkan [12].

Iklan layanan masyarakat adalah jenis iklan yang dipersembahkan oleh organisasi komersial maupun organisasi nonkomersial seperti pemerintah. Iklan layanan masyarakat bertujuan untuk ketercapaian sosial terutama untuk mencapai masyarakat yang lebih sejahtera. Tema yang terdapat dalam iklan layanan masyarakat adalah seputar isu sosial yang berkembang di dalam masyarakat. Pada media cetak seperti surat kabar, iklan layanan masyarakat biasanya berukuran cukup besar dan diletakkan pada tempat-tempat strategis yang ramai dilewati oleh

(11)

masyarakat. Iklan layanan masyarakat berisi tentang himbauan, ajakan, atau informasi yang bersifat umum [13].

3. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena dalam konteks sosial secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi dan komunikasi yang mendalam antara peneliti dan yang diteliti. [14]

Tahapan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tahapan Linear Strategy. Linear strategy adalah tahapan untuk menetapkan urutan logis pada tahap perancangan yang relatif sederhana dan mudah dipahami komponennya [15]. Tahapan tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Tahapan Perancangan Linear Strategy

Seperti yang terdapat dalam gambar di atas, terdapat empat tahap dalam perancangan menggunakan linear strategy. Pada tahap pertama, hal yang dilakukan adalah identifikasi masalah, yaitu dengan melakukan wawancara dengan pihak Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Salatiga. Dari wawancara tersebut, didapatkan hasil bahwa masyarakat di Indonesia khususnya Salatiga masih belum mengerti tentang cara bijak menggunakan sosial media. Masih banyak masyarakat yang sadar maupun tidak sadar terpancing untuk ikut mempublikasikan ujaran kebencian, pornografi, serta penyebaran berita bohong dan penyebaran teror seperti foto atau video korban kecelakaan baik itu di sosial media seperti facebook, instagram maupun media perpesanan seperti Whatsapp dan BBM. Dari Hasil wawancara juga didapatkan data primer tentang cara dan langkah yang benar agar masyarakat bisa lebih bijak menggunakan sosial media sehingga terhindar dari jerat Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) dan mencegah kejahatan melalui sosial media yang sedang marak saat ini yang sangat merugikan masyarakat itu sendiri khususnya Kota Salatiga.

(12)

Selain data primer, dilakukan pula pengumpulan data sekunder yang berfungsi

sebagai penguat hasil data primer. Data sekunder didapatkan dengan cara mencari data

yang bersumber dari website ataupun buku. Dalam penelitian ini, data yang diambil bersumber dari website resmi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Salatiga dan website resmi didapatkan beberapa artikel pendukung tentang ajakan-ajakan positif kepada masyarakat agar bisa ikut serta memberantas konten negatif di sosial media dan beberapa data pengguna internet di tahun 2017. Tahap selanjutnya yaitu perancangan film yang terdiri atas beberapa tahap, yaitu pra produksi, produksi, dan paska produksi. Tahap perancangan film dapat dijelaskan dalam Gambar 2.

Gambar 2. Tahapan Perancangan Film

Tahap perancangan film yang pertama adalah membuat konsep. Konsep dalam video ini berbentuk animasi 2 dimensi dengan menggunakan teknik motion graphic serta gaya flat design. Flat design muncul pada karya-karya desain komunikasi visual dan banyak perusahaan-perusahaan besar dan ternama menggunakan flat design dalam karya-karyanya saat ini, seperti Microsoft, Apple, Google, Kompas, Kaskus, dan Metro TV [16]. Video media informasi ini dikonsep untuk menyampaikan bagaimana cara mengajak masyarakat melalui tips dan trik agar bisa bersikap bijak menggunakan sosial media. Video dibuat dalam bentuk video animasi 2 dimensi yang menggabungkan ilustrasi dan tipografi dengan teknik motion graphic dan untuk memperjelas informasi agara tersampaikan kepada penonton, ditambahkan voice over. Ide juga didapatkan dari data yang sebelumnya telah didapat dari hasil wawancara dan diskusi.

(13)

Setelah mendapatkan konsep, kemudian dilanjutkan dengan membuat Storyline agar memiliki jalan cerita yang menarik. Storyline dari video motion graphic ini adalah cerita narator yang memberikan teguran dan peringatan kepada penonton tentang kebiasaan negatif yang mungkin tanpa disadari oleh penonton sering dilakukan seperti memposting atau berkomentar dengan perkataan yang negatif dan membagikan kiriman tanpa ditinjau terlebih dahulu. Narator kemudian memberikan peringatan agar hati hati karena penonton bisa terjerat Undang-undang ITE.

Narator kemudian memberikan informasi berupa data tentang pengguna internet di Indonesia dan menjelaskan pengertian serta fungsi dasar dari UU ITE agar penonton paham untuk apa UU ITE dibuat. Narator kemudian memberikan anjuran agar penonton bisa lebih cerdas dan bijak menggunakan sosial media. Setalah itu narator membagikan informasi berupa tips dan trik agar bisa bijak dalam mnggunakan sosial media.

Setelah memberikan informasi kepada penonton, narator berpesan agar berperilaku normal di sosial media serta tetap menjaga etika dan perilaku agar penonton terbebas dari jerat hukum dan bebas dari kejahatan karena ulahnya di sosial media.

Setalah merancang storyline, kemudian langkah selanjutnya adalah membuat treatment. Treatment adalah sketsa dari skenario yang menjadi kerangka ceritanya. Treatment mempunyai fungsi utama, yaitu membuat sketsa penataan konstruksi dramatik. Sketsa tersebut dapat memungkinkan adanya perubahan peristiwa hingga menjadi sebuah plot yang tepat [17].

Scene 1 : Teguran, ancaman dan fakta internet di Indonesia.

a) (Full shot) : teguran terhadap tingkah laku negatif di sosial media. b) (Full shot) : Informasi jumlah pengguna internet di Indonesia. Scene 2 : Fungsi dan pengeritan UU ITE.

a) (Full shot) : Pengertian UU ITE. b) (Full shot) : Fungsi dari UU ITE.

(14)

Scene 3 : Cara agar bijak menggunakan sosial media.

a) (Full shot) : Cara pertama yaitu memperhatikan data pribadi. b) (Full shot) : Cara kedua yaitu menjaga sikap dan bahasa. c) (Full shot) : Cara ketiga yaitu kritis dalam menerima informasi. d) (Full shot) : Cara keempat yaitu petunjuk publikasi di sosial media. e) (Full shot) : Cara kelima yaitu cara mengkritik instansi dengan benar. f) (Full shot) : Cara keenam yaitu selalu cek perkembangan UU ITE. Scene 4 : Ajakan agar berperilaku baik di sosial media

a) (Full shot) : Ajakan untuk tidak asal menggunakan sosial media. b) (Full shot) : Ajakan untuk menjaga perilaku di sosial media. Scene 5 : Penutup

a) (Full shot) : Seruan selogan ayo bijak bersosial media

Setelah perancangan treatment, dilanjutkan dengan pembuatan storyboard. Storyboard merupakan rangkaian gambar ilustrasi yang menunjukkan alur cerita. Storyboard menggabungkan antara narasi dan visual dalam selembar kertas hingga naskah dan visual tersusun dengan baik [18]. Perancangan storyboard dapat dilihat pada pada tabel 1.

(15)

Tahapan selanjutnya adalah tahap produksi voice over. Teknik pembuatan voice over yaitu dengan perekaman suara pada ruangan tertutup agar tidak menghasilkan suara yang noise. Sedangkan perekaman dalam hal ini adalah merekam naskah sesuai dengan rancangan storyline. Setelah merekam naskah yang dibutuhkan, selanjutnya audio diolah dengan software pengolah audio untuk menghasilkan audio dengan kualitas yang baik. Proses pembuatan voice over dapat dilihat pada pada gambar 3.

Gambar 3. Proses produksi voice over

Tahap berikutnya yaitu produksi animasi. Dalam video ini, produksi animasi yang digunakan terdiri atas tiga tahapan, yaitu pembuatan compositing, ilustrasi, dan pemilihan tipografi. Tahapan ilustrasi dibuat dengan menggunakan gaya flat design dengan bentuk dan warna-warna yang sederhana. Kemudian, bentuk ilustrasi dibuat sesuai dengan plot yang telah dirancang. Pada tahap produksi ini dipilih jenis font Helvetica round. Font tersebut termasuk ke dalam jenis font yang mudah dibaca layaknya font sans serif. Selanjutnya adalah tahapan compositing. Tahapan ini menggabungkan beberapa animasi yang sudah dibuat dan dijadikan satu dalam komposisi animasi. Proses Produksi dilihat pada gambar 4.

(16)

Gambar 4. Proses produksi animasi

Tahapan selanjutnya adalah proses editing, mixing, dan rendering. Editing adalah proses penyuntingan animasi dan audio. Editing dilakukan dengan cara menggabungkan video animasi dari Scene 1 sampai dengan Scene 5 yang sudah diurutkan, kemudian ditambahkan audio yang sudah dibuat sebelumnya. Proses editing dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 5. Proses editing

Setelah proses editing selesai, selanjutnya dilakukan proses mixing. Proses mixing dilakukan dengan menyesuaikan gerakan animasi, musik latar, dan audio narasi ke dalam satu timeline. Dalam tahap ini pengaturan tersebut diatur agar satu sama lain tidak saling mengganggu. Lalu pada proses ini juga dilakukan penambahan efek pendukung pada video yang bertujuan untuk penguatan cita rasa visual maupun audio. Proses mixing dapat dilihat pada gambar 6.

(17)

Gambar 6. Proses Mixing

Proses selanjutnya adalah proses rendering. Rendering adalah proses terakhir dari rangkaian proses dan tahapan dalam pembuatan animasi iklan layanan masyarakat ini. Rendering menggabungkan keseluruhan unsur dalam video yang telah dibuat dengan menghasilkan output berbentuk video berformat H264 (MP4) dengan resolusi 1280x720 pixel. Proses rendering dapat dilihat pada gambar 7.

Gambar 7. Proses Rendering

4. Hasil dan Pembahasan

Video animasi motion graphic ini berisi memberikan informasi dan mengajak kepada masyarakat tentang bagaimana bersikap cerdas dan bijak dalam penggunaan sosial media agar tidak melanggar Undang-undang ITE di Indonesia. Scene 1 pada video ini diawali dengan teguran terhadap perilaku negatif di sosial media serta informasi jumlah pengguna internet di Indonesia. Scene 1 dapat dilihat pada gambar 8.

(18)

Gambar 8. Scene 1

Scene 2 menjelaskan pengertian dan fungsi secara umum tentang pengeritan UU ITE. Fungsi UU ITE sendiri secara umum adalah mengatur dan melindungi masyarakat penguna teknologi informasi agar tidak menjadi korban kejahatan seperti bullying, penipuan, pemerasaan, pornografi dan informasi palsu atau hoax. Scene 2 dapat dilihat pada gambar 9.

Gambar 9. Scene 2

Scene 3 menjelaskan cara agar bijak menggunakan sosial media. Masyarakat harus cerdas dan bijak dalam menggunakan sosial media. Hal tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu memperhatikan data pribadi, menjaga sikap maupun Bahasa, kritis dalam menerima informasi, petunjuk publikasi di sosial media, mengkritik instansi dengan benar dan selalu mengecek perkembangan UU ITE. Scene 3 dapat dilihat pada gambar 10.

(19)

Gambar 10. Scene 3

Scene 4 berisi ajakan agar selalu berperilaku baik di sosial media untuk tidak seenaknya menggunakan sosial media serta ajakan untuk menjaga perilaku di sosial media. Scene 4 dapat dilihat pada gambar 11.

Gambar 11. Scene 4

Scene 5 berisi ajakan ajakan berupa seruan “ayo bijak bersosial media” yang membangkitkan semangat. Scene 5 dapat dilihat pada gambar 12.

(20)

Gambar 12. Scene 5

Hasil akhir video animasi iklan layanan masyarakat ini akan diunggah ke Youtube dan dibagikan melalui sosial media seperti Facebook agar tersebar lebih cepat dan luas kepada masyarakat. Dalam waktu satu minggu setelah di unggah di Facebook, Hasil video ini mendapatkan tanggapan berupa like sebanyak 28 kali. Hasil akhir dari video animasi iklan layanan masyarakat ini juga akan dibagikan dan sudah diterima kepada Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Salatiga dalam bentuk DVD untuk digunakan sebagai media sosialisasi. Implementasi pada sosial media dan bentuk DVD dapat dilihat pada gambar 13 dan gambar 14.

(21)

Gambar 14. Implementasi DVD

Pengujian video animasi dilakukan dengan cara kualitatif melalui wawancara dan memutarkan video informasi kepada Bapak Andi Fauzan Arifianto, ST.M.eng sebagai kepala seksi layanan data dan informasi Dinas Komunikasi dan Informasi kota Salatiga. Dari hasil pengujian, video informasi dinilai layak dari segi kualitas penyampaian pesan maupun materi serta menjadi media alternatif yang lebih menarik dan efisen dari media sebelumnya yang sudah ada. Namun masih ada beberapa masukan dari beliau, yaitu pemilihan kata yang kurang jelas dan kurang sesuai perlu diganti dengan kata-kata yang lebih singkat, padat, dan jelas.

Selanjutnya pengujian dengan cara kualitatif dilanjutkan dengan wawancara dan memutarkan animasi kepada Bapak Anri Setyawan, S.Ds sebagai praktisi dan dosen animasi. Dari hasil pengujian, video informasi dinilai sudah sesuai dari segi grafis maupun pemilihan warna. Dari segi animasi, dalam video animasi iklan layanan masyarakat ini dinilai sudah dinamis. Dari segi audio, musik latar sudah sesuai dengan animasi dan volume juga sudah cukup. Porsi dan volume sound effect pun sudah sesuai. Begitupun dengan artikulasi pada voice over yang sudah jelas. Namun, video ini tidak lepas dari masukan beliau. Beberapa masukan yang disampaikan beliau yaitu dari segi animasi banyak grafis

(22)

yang masih bisa dikembangkan lebih baik lagi. Terdapat juga penggunaan font yang masih belum setara di berbagai Scene dan penggunaan transisi disetiap pergantian Scene juga perlu diperbaiki karena dianggap memakan durasi dan membuat kurang menarik.

Selanjutnya pengujian dengan cara kualitatif dilanjutkan dengan wawancara serta memutarkan video animasi kepada Bapak Drs. Simon Dodit Yogo Pitoyo, S.Kom sebagai praktisi dan dosen ilmu komunikasi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Dari hasil pengujian, video informasi dinilai menarik dan sesuai dengan target audience, yaitu remaja 17-23 tahun. Video informasi ini juga dinilai dapat menyampaiakan informasi dengan baik karena pemilihan bahasa dan pengucapan yang tepat untuk target audience. Untuk segi materi dinilai cukup dengan beberapa masukan seperti remaja saat ini harus lebih up to date tentang bahaya-bahaya yang terjadi di sosial media yang realitanya saat ini kejahatan atau penyalahgunaan informasi melalui media online mulai bervariasi modus nya. Remaja diharapkan kembali membaca media konvensional seperti surat kabar atau mendengarkan lewat radio atau melihat berita di televisi agar tidak mudah percaya dengan hoax.

5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian, dapat disimpulkan bahwa Perancangan Iklan Layanan Masyarakat “Ayo Bijak Menggunakan Sosial media” dengan Teknik Motion Graphic merupakan media alternatif yang efektif ,efisien, dan menarik karena video tersebut dapat dijadikan sebagai kampenye dan dibagikan secara langsung melalui sosial media. Selain itu, dalam cara penyampaian dari segi komunikasi dan bahasa yang digunakan pun sudah sesuai serta pesan dalam video tersebut dapat tersampaikan dengan baik kepada target audience. Untuk lebih mengoptimalkan pemanfaatan iklan layanan masyarakat, hasil perancangan ini dapat dikembangkan lagi oleh kalangan akademis dan disosialisasikan kepada target audience oleh pihak kominfo Salatiga.

(23)

6. Pustaka

[1] Sakina Rakhma, 2017, Tahun 2017 Pengguna Internet di Indonesia Mencapai 143 Juta,

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/02/19/161115126/tahun-2017 pengguna-internet-di-Indonesia-mencapai-14326-juta-orang. Diakses pada tanggal september 2017

[2] Mehulika Sitepu, 2016, Revisi UU ITE membatasi kebebasan berekspresi, https://www.bbc.com/Indonesia/Indonesia-38124294, Diakses pada tanggal september 2017

[3] Andina Librianty, 2016, Masyarakat Diimbau Bijak Menggunakan Sosial media, https://www.liputan6.com/tekno/read/2662457/masyarakat-diimbau-bijak-menggunakan-media-sosial, Diakses pada tanggal september 2017

[4] Pujiyanto, 2013, Iklan Layanan Masyarakat,yogyakarta : ANDI [5] Arfianto, Huda, 2015, Perancangan Iklan Layanan Masyarakat Dalam

Penggunaan Informasi Yang Benar

[6] Isma, N, 2017, Perancangan Motion Graphic Edukasi Tanggap Bencana Gempa Di Yogyakarta

[7] Cross, Michael, 2014, Sosial Media Security : Leveraging SosialNetworking

While Mitigating. U.S : Risk Syngress Media

[8] CNN Indonesia, 2019, Kasus UU ITE pada 2018 Tercatat Paling Banyak,

https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190628072024-185-407221/kasus-uu-ite-pada-2018-tercatat-paling-banyak, Diakses pada tanggal 29 Agustus 2019

[9] Trust Media & Askopis Press Yogyakarta, 2017, Lawan Hoax

[10] Rika, Yusup, 2015, Pengaruh Sosial media Terhadap Perubahan Masyarakat

[11] Undang-undang No.19 Tahun 2016 tentang Perubahan UU

ITE,https://web.kominfo.go.id/sites/default/files/users/4761/UU%2019%2 0Tahun%202016.pdf, Diakses pada Desember 2017

[12] Krasner, Jon, 2008, Motion Graphic Design: Applied History and Aesthetics. Oxford: Focal Press

(24)

[14] Moleong, Lexy J, 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset

[15] Sarwono, Jonathan, 2007, Metode Riset untuk Desain Komunikasi Visual, Yogyakarta: ANDI

[16] Anindita, Marsha dan Riyanti, Menul Teguh. 2016, Tren Flat Design dalam Desain Komunikasi Visual, Jurnal Dimensi DKV vol.1 no.1. https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/seni/article/view/1816, Diakses pada tanggal 29 Agustus 2019, Diakses tanggal 29 Agustus 2019

[17] Mabruri, Anton, 2018, Produksi Progam TV Drama, Jakarta : Gramedia. [18] Syaiful, Agil. 2015,Teknik Pembuatan dan Pengertian Storyboard,

https://sites.google.com/site/elearningtp2010/media-3d/teknik-pembuatanstoryboard-media-animasi-3d/pengertian-storyboard, Diakses tanggal 15 Desember 2017

Gambar

Gambar 1. Tahapan Perancangan Linear Strategy
Gambar 2. Tahapan Perancangan Film
Tabel 1. Storyboard
Gambar 3. Proses produksi voice over
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pemenuhan kebutuhan jenjang karier yang lebih tinggi oleh Bank Jatim Cabang Jember tidak berkorelasi signifikan dengan penguasaan bidang kerja, sikap tekun, ulet,

Adapun manfaat yang diharapkan adalah diperoleh informasi mengenai tingkat infeksi BCMV pada benih petani dan komersial yang digunakan/ditanam untuk menjadi dasar

Metode yang digunakan adalah metode Maximum Likelihood Estimation (MLE) dimana metode ini merupakan metode yang paling efisien dan sering memberikan pendugaan yang baik,

Judul skripsi/tesis/disertasi, diketik miring/italic dan huruf awalnya saja yang huruf besar/kapital kecuali nama agama, nama lembaga, nama tempat (Jenis karya akhir

Hasil pengujian dengan perangkat DSK C6713 untuk efek echo telah sesuai dengan analisis menggunakan simulasi Matlab dan suara yang dihasilkan telah sesuai dengan

Metode yang di usulkan pada penelitian ini adalah metode data mining dengan menggunakan pendekatan algoritma decisison tree, dan dapat diterapkan pada studi kasus

“Menjawab pertanyaan ini (. bagaimana mungkin sebuah elit lumpen bisa menguasai negeri seperti Indonesia?) mungkin pekerjaan yang akan digarap di film-film berikutnya

Pada tangki terdapat lubang kebocoran yang diameternya 2 cm dan lubang tersebut berada 4,5 m di bawah permukaan air dalam tangki (anggap tangki luas sekali