• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKNA RUMAH TANGGA DALAM LIRIK SETTLE DOWN CIPTAAN TETAZ FRANCOIS LOIS DAN JOHNSON KIMBRA LEE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKNA RUMAH TANGGA DALAM LIRIK SETTLE DOWN CIPTAAN TETAZ FRANCOIS LOIS DAN JOHNSON KIMBRA LEE"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

15

Lyrics by Tetaz Francois Lois and Johnson Kimbra Lee) oleh/by

Hana Putri Lestari Universitas Diponegoro

Jalan Prof. H. Soedarto, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia Telepon Penulis (WhatsApp) 081315895219

Pos-el: hanaputrilestarisasmita@gmail.com

*) Diterima: 9 Februari 2021, Disetujui: 1 April 2021

ABSTRAK

Penelitian ini mendeskripsikan makna rumah tangga dalam lirik ―Settle Down‖ ciptaan Tetaz Francois Lois dan Johnson Kimbra Lee. Lagu dengan aliran freak folk ini menarik untuk diteliti karena makna liriknya dapat dijadikan pedoman dalam berumah tangga untuk tidak terlalu berekspetasi pada seseorang. Lirik lagu ―Settle Down‖ mengisahkan ekspektasi, realita, serta problematika rumah tangga itu sendiri. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan metode deskriptif kualitatif melalui pendekatan analisis wacana. Teori yang digunakan adalah teori analisis wacana kritis model Teun A. van Dijk. Poin-poin analisis penelitian ini di antaranya struktur makro (tematik), superstruktur (skematik), dan struktur mikro (semantik, sintaksis, dan stilistik). Hasil penelitian menunjukkan lirik lagu ―Settle Down‖ memiliki premis klise rumah tangga yang ideal bagi seorang perempuan. Adapun makna rumah tangga dalam lirik ―Settle Down‖ terdiri atas ekspektasi atau harapan, ancaman, dan realita atau kenyataan. Kata kunci: lirik, rumah tangga, analisis wacana kritis

ABSTRACT

This research describes the meaning of family in “Settle Down” lyrics by Tetaz Francois Lois and Johnson Kimbra Lee. This freak folk song is interesting to study because the meaning of the lyrics can be used as a guide in family affairs. “Settle Down”’s lyrics tell expectations, realities, and problems of the household itself. This research is a literature research with a descriptive qualitative method. The theory of this research is Teun A. van Dijk’s critical discourse analysis. The analysis points of this research are macrostructure (thematic), superstructure (schematic), and microstructure (semantics, syntax, and stylistic). The results showed that “Settle Down”’s lyrics have a cliché premise, woman’s expectations for the ideal family. Family in “Settle Down” lyrics represents expectation or hope, threat, and reality.

(2)

16

PENDAHULUAN

Giri, (2018: 104) mengungkapkan bahwa genre musik adalah label yang digunakan oleh manusia untuk mengelompokkan dan mendeskripsikan musik dengan luas. ―Settle Down” merupakan salah satu judul lagu bergenre unik yaitu, freak folk atau alternatif−indie yang dipopulerkan oleh penyanyi berkebangsaan Selandia Baru bernama Kimbra. Lagu tersebut, diciptakan oleh Tetaz Francois Lois dan Johnson Kimbra Lee (Kimbra). ―Settle Down‖ dirilis pada tahun 2010, dan dirilis ulang pada tahun 2011 dalam album Vows. Lagu dengan durasi 4.17 menit tersebut merupakan track nomor satu album Vows di bawah naungan label musik dunia, Warner Bros.

―Settle Down‖ merupakan lagu indie yang terdengar aneh saat pendengar pertama kali mendengarnya. Jika lagu tersebut didengarkan melalui perangkat telinga, Kimbra seolah sedang bersaut-sautan dan berakapela. Bagi penikmat musik yang tidak terbiasa dengan aliran musik alternatif, indie, folk, bahkan freak folk, pasti akan merasa asing dengan lagu ―Settle Down‖. Selain diiringi oleh alat musik biasa seperti piano dan drum, lagu tersebut pun diiringi oleh efek-efek suara serta tepukan tangan.

Lirik lagu ―Settle Down‖ mengisahkan tentang seorang perempuan yang ingin berumah tangga, bagaimana ekspektasi atau harapannya, serta bagaimana realita atau kenyataannya. Diksi dalam lirik lagu tersebut cenderung menggunakan kata-kata bahasa Inggris yang dipakai sehari-hari, lugas, tegas, dan sederhana. Meskipun menggunakan kata-kata yang sederhana, jika dianalisis menggunakan pendekatan sastra atau linguistik, makna serta

maksud dalam lagu tersebut tidaklah sederhana.

Lirik adalah puisi. Lirik dinyanyikan, sedangkan puisi dibaca. Baik lirik maupun puisi, saat keduanya diekspresikan, dapat membangkitkan perasaan pembaca atau pendengarnya. Pendapat tersebut senada dengan pendapat Pradopo (2009: 31), bahwa lirik sebuah lagu dapat dikatakan bersifat puitis karena mampu membangkitkan perasaan, menarik perhatian, menimbulkan tanggapan yang jelas, dan menimbulkan keharuan. Selain itu, Sulkifli (2016: 2) juga memaparkan bahwa puisi adalah bahasa perasaan, yang dapat memadukan suatu respon yang mendalam dalam beberapa kata.

Semi (1988: 106) menambahkan bahwa lirik adalah puisi pendek yang mengekspresikan emosi. Adapun definisi lagu merupakan gabungan antara seni musik dan seni bahasa. Krisyanti (2012: 6) mengungkapkan lagu adalah karya seni gabungan antara seni suara dengan seni bahasa puitis, melibatkan bahasa yang singkat, irama bunyi yang padu, pemilihan kata-kata kias/imajinatif, melibatkan suara dan melodi penyanyinya.

Lirik jika dibaca tanpa notasi nada akan menjadi puisi dan puisi jika dinyanyikan atau diberi notasi nada akan menjadi lirik. Berdasarkan pengertian tersebut dan pengertian dalam paragraf sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa penelitian pada lirik lagu pun tidak jauh berbeda dengan penelitian pada puisi. Makna serta maksud dalam suatu puisi atau lirik dapat dianalisis menggunakan pendekatan atau teori linguistik maupun sastra. Suatu karya sastra termasuk puisi dan lirik, lebih mudah dianalisis jika peneliti menguasai semiotika, stilistika, dan semantik. Sesuai dengan pernyataan Lestari (2020b: 78), puisi adalah

(3)

17 kesatuan tanda (semiotika), dengan gaya

bahasa tertentu (stilistika), dan memiliki makna tertentu (semantik).

Setuju atau tidak, pada dasarnya ilmu sastra dan ilmu linguistik bersinergis, dan saling membutuhkan. Lirik atau puisi merupakan produk sastra, tetapi dalam penelitiannya seorang ahli sastra membutuhkan pemahaman mengenai linguistik. Sebaliknya, peneliti linguistik yang akan meneliti lirik atau puisi pun membutuhkan pehamaman tentang sastra. Contoh kasus, saat peneliti sastra akan menganalisis puisi menggunakan teori Semiotika Riffaterre, peneliti tersebut akan membutuhkan pemahaman tentang makna atau semantik saat menjabarkan poin ketidaklangsungan ekspresi. Contoh kasus lain, saat peneliti linguistik akan menganalisis puisi menggunakan pendekatan analisis wacana kritis tentang penggunaan kata, peneliti tersebut membutuhkan pemahaman tentang bagaimana suatu bunyi dapat menimbulkan makna tertentu seperti yang dijelaskan dalam salah satu teori sastra Roman Ingarden.

Penelitian dengan objek lirik lagu dapat menjadi rujukan tentang makna serta maksud lirik lagu tertentu. Dengan demikian, tujuan utama penelitian ini adalah mengungkap makna dan maksud lirik lagu ―Settle Down‖. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan peneliti lain akan ―terpelatuk‖ untuk melakukan penelitian pada lirik lagu agar penelitian sastra atau linguistik dengan objek karya sastra tidak sebatas pada puisi, prosa, dan naskah drama saja.

Penelitian sastra maupun linguistik dengan objek lirik lagu telah banyak dilakukan, tetapi penelitian sastra atau linguistik dengan objek material lirik lagu ―Settle Down‖ sepengetahuan penulis belum pernah dilakukan. Salah

satu penelitian dengan objek lirik lagu adalah penelitian oleh Delima (2011) dengan judul ―Analisis Wacana Kritis Lirik Lagu Eminem‖. Penelitian tersebut mengungkapkan pengaruh latar belakang kehidupan sang pencipta lirik lagu, yaitu Eminem dalam pemilihan kata di lirik lagunya. Selanjutnya, dijelaskan alasan Eminem memilih menggunakan kata-kata kasar, serta efek pada pendengar akibat dari pemilihan kata yang dipilih oleh Eminem. Hasil penelitian menyebutkan terdapat hubungan antara latar belakang kehidupan Eminem dengan penggunaan kata-kata tertentu dalam lirik lagunya.

Selanjutnya, penelitian oleh Astuti (2017) dengan judul ―Analisis Wacana Kritis pada Lirik Lagu Tohoshinki: ‗Wasurenaide‘ dan ‗Kiss the Baby Sky‘‖. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui analisis teks serta kognisi sosial dalam lirik ―Wasurenaide‖ dan ―Kiss the Baby Sky‖. Hasil dari penelitian tersebut adalah pemilihan kata yang digunakan dalam lirik lagu ―Wasurenaide‖ dan ―Kiss the Baby Sky‖ bersifat kohesif dan koheren sehingga mendukung makna umum dari lagu tersebut. Kognisi sosial pada lagu-lagu tersebut berkorelasi dengan konteks sosial saat ini.

Penelitian selanjutnya oleh Lestari (2020a) dengan judul ―Makna Sikap Duniawi dalam Lirik ‗Sikap Duniawi‘ Ciptaan Isyana Sarasvati‖. Tujuan penelitian tersebut adalah mengungkap makna sikap duniawi yang ingin disampaikan oleh Isyana Sarasvati dalam lirik ―Sikap Duniawi‖ agar menjadi pembelajaran bagi para pendengar untuk membatasi atau menjauhi sikap duniawi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa makna sikap duniawi dalam lirik ―Sikap Duniawi‖ adalah tindakan perundungan yang disebabkan oleh

(4)

18

kebencian dan dimanifestasikan dengan cara mengucilkan, mengejek, mencaci maki, dan menghasut.

Data primer penelitian ini adalah lirik lagu ―Settle Down‖ yang diciptakan oleh Tetaz Francois Lois dan Johnson Kimbra Lee. Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku teori dan publikasi ilmiah mengenai linguistik dan sastra, khususnya tentang analisis wacana kritis untuk mendukung analisis data.

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan metode penelitian deskriptif kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah salah satu pendekatan dari ilmu linguistik, yaitu analisis wacana kritis. Adapun teori yang diaplikasikan adalah teori struktur wacana kritis model Teun A. van Dijk.

Langkah atau metode dalam penelitian ini terdiri atas tiga metode, yaitu metode pengumpulan data, analisis data, dan penyajian hasil. Dalam pengumpulan data, lagu ―Settle Down‖ didapatkan dengan cara mendengarkan lagunya melalui aplikasi musik Spotify, dan liriknya dibaca melalui situs Genius, (―Kimbra Settle Down Lyrics‖ https://genius.com/Kimbra-settle-down-lyrics diakses pada tanggal 11 September 2020, pukul 00.30 WIB). Dalam analisis data, lirik didengarkan, diresapi, dan dibaca berulang-ulang. Dalam penyajian hasil, teori analisis wacana kritis model Teun A van Dijk diaplikasikan pada lirik ―Settle Down‖ untuk mendapatkan makna rumah tangga yang ingin disampaikan oleh Tetaz Francois Lois dan Johnson Kimbra Lee. Untuk kemudahan penelitian, lirik ―Settle Down‖ akan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia di tiap barisnya.

Apakah lirik lagu bisa dianalisis menggunakan analisis wacana kritis?

Jawabannya adalah, ya. Lirik merupakan salah satu bentuk wacana. Tarigan (2009: 26) berpendapat sebagai berikut.

Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir yang nyata disampaikan secara lisan atau tertulis (Tarigan, 2009).

Berdasarkan bentuknya, wacana diklasifikasikan menjadi tiga bentuk, yaitu wacana prosa, wacana puisi, dan wacana drama. Dalam penelitian ini, lirik lagu ―Settle Down‖ dapat diklasifikasikan ke dalam wacana monolog jika dilihat dari jenis pemakaiannya, serta wacana puisi jika dilihat dari bentuknya (Sumarlam, 2009: 17).

Analisis wacana menurut van Dijk (dalam Eriyanto, 2011: 221) memiliki tiga dimensi yaitu, teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Fokus penelitian ini ialah analisis teks. Meskipun demikian, hasil dari analisis teks akan cukup memuaskan dalam hal mengungkap makna rumah tangga dalam lirik lagu ―Settle Down‖.

Teks dalam analisis wacana menurut van Dijk (dalam (Eriyanto, 2011: 226) dibagi tiga tingkatan, yaitu struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro. Sederhananya, struktur makro adalah makna umum suatu teks. Superstruktur adalah struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu teks. Struktur mikro merupakan makna bagian kecil dari suatu wacana. Berikut tabel penggambaran struktur wacana oleh van Dijk:

(5)

19 Tabel 1

Struktur Wacana van Dijk Struktur Hal yang Elemen Wacana Diamati

Struktur Tematik Topik Makro

Super- Skematik Skema struktur

Struktur Semantik Latar,

Mikro Detil, Maksud. Pra- anggapan, Nomi- nalisasi Sintaksis Bentuk kalimat, Koherensi, Kata ganti Stilistik Leksikon Retoris Grafis, Metafora, Ekspresi

Struktur wacana pertama adalah struktur makro. Hal yang diamati dalam struktur makro erat kaitannya dengan unsur tematik atau tema. Secara umum, makna tema sering disandingkan dengan topik. Sobur (2012: 75) mengungkapkan secara harfiah tema berarti ―sesuatu yang diuraikan‖, atau ―sesuatu yang telah ditempatkan‖.

Struktur wacana kedua adalah superstruktur. Hal yang diamati dalam superstruktur adalah skematik, atau bagaimana lirik ―Settle Down‖ dirangkai. Eriyanto (2011: 231) menyatakan bahwa suatu teks atau wacana umumnya mempunyai skema atau alur dari pendahuluan sampai akhir (hlm.). Skema dalam wacana, terangkai sedemikian rupa sampai membentuk kesatuan makna.

Struktur mikro dalam wacana terdiri atas semantik, sintaksis, stilistik, dan retoris. Struktur mikro pertama adalah semantik. Semantik dalam analisis wacana van Dijk menurut (Sobur, 2012):

Dikategorikan sebagai makna lokal, yakni makna yang muncul dari hubungan antarkalimat, hubungan antarproposisi yang membangun makna tertentu dalam suatu bangunan teks (Sobur, 2012: 78). Elemen analisis wacana dalam semantik terdiri atas latar, detail, maksud, praanggapan, dan nominalisasi.

Struktur mikro kedua adalah sintaksis. Sintaksis dalam analisis wacana van Dijk menurut (Sobur, 2012):

Strategi untuk menampilkan diri sendiri secara positif dan lawan secara negatif dapat dilakukan dengan menggunakan sintaksis seperti pada pemakaian kata ganti, aturan tata kata, pemakaian kategori sintaksis yang spesifik, pemakaian kalimat aktif atau pasif, peletakan anak kalimat, pemakaian kalimat yang kompleks dan sebagainya (Sobur, 2012: 80).

Elemen analisis wacana dalam sintaksis terdiri atas bentuk kalimat, koherensi dan kata ganti,

Struktur mikro ketiga adalah stilistik. Stilistik erat kaitannya dengan leksikon. Eriyanto (2011: 255) mengungkapkan elemen leksikon menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia.

Struktur mikro keempat adalah retoris. Menurut Sobur, (2012: 83—84), strategi dalam level retoris di sini adalah gaya yang diungkapkan ketika seseorang berbicara atau menulis. Elemen analisis wacana dalam retoris terdiri atas grafis dan metafora. Dalam penelitian ini, retoris tidak ditampilkan karena tidak terdapat data yang menunjukkan adanya grafis atau metafora dalam lirik lagu ―Settle Down‖.

(6)

20

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebelum memaparkan hasil serta pembahasan analisis wacana kritis lirik yang akan terbagi menjadi struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro, berikut lirik serta terjemahan interpretasi lirik ―Settle Down‖:

Settle Down ‗Berumah tangga‘ (1) I wanna settle down

‗Aku ingin berumah tangga‘ (2) I wanna settle down

‗Aku ingin berumah tangga‘ (3) Won’t you settle down with me?

‗Maukah kau berumah tangga denganku?‘ (4) Settle down

‗Berumah tangga‘ (5) We can settle at a table

‗Kita bisa duduk semeja‘ (6) A table for two

‗Meja untuk berdua‘

(7) Won’t you wine and dine with me? ‗Maukah kau makan dan minum denganku?‘

(8) Settle down ‗Berumah tangga‘ (9) I wanna raise a child

‗Aku ingin membesarkan seorang anak‘ (10) I wanna raise a child

‗Aku ingin membesarkan seorang anak‘ (11) Won’t you raise a child with me?

‗Maukah kau membesarkan seorang anak denganku?‘

(12) Raise a child

‗Membesarkan seorang anak?‘ (13) We’ll call her Nebraska

‗Namanya Nebraska‘ (14) Nebraska Jones

‗Nebraska Jones‘ (15) She’ll have your nose

‗Hidungnya sepertimu‘ (16) Just as so you know

‗Seperti yang kau tahu‘ (17) I wanna settle down

‗Aku ingin berumah tangga‘ (18) I wanna settle down

‗Aku ingin berumah tangga‘

(19) Won’t you settle down with me?

‗Maukah kau berumah tangga denganku?‘ (20) Settle down

‗Berumah tangga‘ (21) Run from Angela Vickers

‗Lari dari Angela Vickers‘ (22) I saw her with you

‗Aku melihatmu dengannya‘

(23) Monday morning small talking on the avenue

‗Pada Senin pagi mengobrol di jalan‘ (24) She’s got a fancy car

‗Dia punya mobil mewah‘ (25) She wants to take you far

‗Dia ingin membawamu pergi jauh‘ (26) From the city lights and sounds deep into

the dark

‗Dari cahaya dan suara kota ke dalam gelap‘

(27) Star so light and star so bright ‗Bintang begitu cerah dan terang‘ (28) First star I see tonight

‗Bintang pertama yang kupandang malam ini‘

(29) Star so light and star so bright ‗Bintang begitu cerah dan terang‘ (30) Keep him by my side

‗Jaga dia di sisiku‘ (31) I wanna settle down

‗Aku ingin berumah tangga‘ (32) I wanna settle down

‗Aku ingin berumah tangga‘ (33) Baby there’s no need to run ‗Sayang kau tak perlu pergi‘ (34) I’ll love you well

‗Aku akan sungguh-sungguh mencintaimu‘

(35) I wanna settle down ‗Aku ingin berumah tangga‘ (36) It’s time to bring you down

‗Ini waktunya untuk membawamu pergi‘ (37) On just one knee for now

‗Hanya perlu berlutut sekarang‘ (38) Let’s make our vow

‗Ayo ucapkan janji kita‘ (39) Star so light and star so bright

(7)

21 (40) First star I see tonight

‗Bintang pertama yang kupandang malam ini‘

(41) Star so light and star so bright ‗Bintang begitu cerah dan terang‘ (42) Keep him by my side

‗Jaga dia di sisiku‘ Struktur Makro

Tema

Lirik ―Settle Down‖ bertema egois atau menggambarkan ego seorang manusia. Ego tersebut dimanifestasikan dalam bentuk keinginan untuk berumah tangga dan memiliki seseorang seutuhnya. Tema dalam lirik ―Settle Down‖ terlihat dalam penggalan lirik berikut.

(1) I wanna settle down (2) I wanna settle down

(3) Won’t you settle down with me? (4) Settle down

(7) Won’t you wine and dine with me? (8) Settle down

(9) I wanna raise a child (10) I wanna raise a child

(11) Won’t you raise a child with me? (12) Raise a child

(21) Run from Angela Vickers (25) She wants to take you far (30) Keep him by my side (33) Baby there’s no need to run (34) I’ll love you well

(36) It’s time to bring you down (37) On just one knee for now (38) Let’s make our vow

Tema egois tecermin dalam frasa ‗Settle Down‘ yang diucapkan berulang-ulang sejak awal sampai akhir lirik. Tema tersebut diperkuat dengan sub tema ajakan untuk berumah tangga dan ajakan untuk

merawat anak. Lirik ―Settle Down‖ mengedepankan keinginan I, I selalu menjadi subjek, dan mengedepankan ke-akuan I itu sendiri.

Dalam bait yang membahas Angela Vickers, sifat egois I ditunjukkan dalam subtema saat I ingin membawa You pergi dari Angela Vickers karena I berpikir Angela Vickers akan membawa You pergi darinya. Sifat tersebut merupakan sifat egois manusia yang menuntut kepemilikan atas manusia lain.

Dalam bait terakhir, I berharap agar Him atau You selalu di sisinya. Selanjutnya, I menekankan kembali keinginannya untuk berumah tangga, dan memohon kepada You untuk kembali kepadanya. Bait terakhir merupakan penggambaran bagaimana egoisnya I yang ingin memiliki You seutuhnya meskipun kenyataannya You telah pergi.

Superstruktur

Skema

Skema dalam lirik lagu merupakan elemen-elemen yang membentuk struktur lagu. Struktur lagu terdiri atas intro atau introduction, verse, bridge, chorus, reffrein, interlude, modulasi atau overtone, dan coda. Elemen pertama adalah intro, menurut Muttaqin & Kustap (2008: 132) intro ialah suatu seksi instrumental di bagian permulaan suatu komposisi. Elemen kedua adalah verse. Menurut Ralf von Appen (2015), verse merupakan bagian awal yang berlainan yang diulang-ulang dengan lirik yang berbeda. Selanjutnya adalah bridge yang merujuk pada bagian penghubung antara verse dan chorus (Ralf von Appen, 2015: 6). Elemen keempat adalah chorus, menurut Ralf von Appen (2015: 4), chorus merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan bagian yang berdiri sendiri serta biasanya

(8)

diulang-22

ulang dengan lirik, harmoni, dan melodi yang sama. Selanjutnya adalah reffrein atau reff yang hampir sama dengan chorus, yaitu merupakan lirik di awal atau di akhir bagian yang diulang dalam setiap iterasi (Ralf von Appen, 2015: 5). Elemen keenam adalah interlude. Menurut Muttaqin & Kustap (2008: 133), materi yang terdapat dalam introduksi bisa juga digunakan kembali pada bagian interlude. Elemen selanjutnya adalah modulasi atau overtune, Campbell (dalam Bain, 2003: 1) menyatakan bahwa overtune adalah salah satu komponen frekuensi suara selain frekuensi terendah. Elemen terakhir adalah coda yang merupakan suatu potongan yang datang setelah bagian terakhir dari tema atau bagian yang terakhir (Muttaqin & Kustap, 2008: 134).

Berikut beberapa elemen yang membentuk struktur lagu ―Settle Down‖.

Reffrein

I wanna settle down I wanna settle down

Won’t you settle down with me? Settle down

Verse 1

We can settle at a table A table for two

Won’t you wine and dine with me? Settle down

I wanna raise a child I wanna raise a child

Won’t you raise a child with me? Raise a child

We’ll call her Nebraska Nebraska Jones She’ll have your nose Just as so you know Reffrein

I wanna settle down I wanna settle down

Won’t you settle down with me? Settle down

Verse 2

Run from Angela Vickers I saw her with you

Monday morning small talking on the avenue

She’s got a fancy car She wants to take you far

From the city lights and sounds deep into the dark

Chorus

Star so light and star so bright First star I see tonight

Star so light and star so bright Keep him by my side

Bridge

I wanna settle down I wanna settle down Baby there’s no need to run I’ll love you well

I wanna settle down It’s time to bring you down On just one knee for now Let’s make our vow Chorus

Star so light and star so bright First star I see tonight

Star so light and star so bright Keep him by my side

Struktur Mikro Semantik

(1) I wanna settle down (2) I wanna settle down

(3) Won’t you settle down with me? (4) Settle down

Bait tersebut adalah bait pembukaan. Settle Down secara khusus diartikan ‗berumah tangga‘ meskipun secara umum diartikan ‗menetap‘. Sosok I (perempuan) menyatakan keinginannya berumah tangga (I wanna settle down), dan bertanya pada You (laki-laki), maukah You berumah tangga dengannya (Won’t you settle down with me?).

(9)

23 (5) We can settle at a table

(6) A table for two

(7) Won’t you wine and dine with me? (8) Settle down

(9) I wanna raise a child (10) I wanna raise a child

(11) Won’t you raise a child with me? (12) Raise a child

(13) We’ll call her Nebraska (14) Nebraska Jones (15) She’ll have your nose (16) Just as so you know

Bait tersebut merupakan bait yang menyatakan ekspektasi I tentang rumah tangga itu sendiri. Ekspektasi tersebut adalah ekspektasi sederhana seperti selalu makan bersama (wine and dine), dan membesarkan anak (raise a child). Ada hal spesifik yang diungkapkan dalam bait tersebut, yaitu meja untuk berdua (A table for two), yang dapat diartikan rumah tangga hanyalah untuk dua orang (I dan You, seorang perempuan dan seorang lelaki). Pada bait tersebut, I membayangkan makan dan minum bersama You di meja yang sama, seandainya mereka menikah. Selain itu, I juga menyatakan keinginannya untuk membesarkan seorang anak perempuan yang kelak diberi nama Nebraska Jones yang hidungnya akan seperti ayahnya. Nebraska adalah nama yang old school atau kuno, video klip lagu ini pun mengambil latar 1950-an. Sementara Jones adalah nama yang umum di Amerika. Tidak lupa, I juga menyatakan ekspektasi tersebut kepada You dalam bentuk pertanyaan maukah (Won’t you wine and dine with me? dan Won’t you raise a child with me?). (21) Run from Angela Vickers

(22) I saw her with you

(23) Monday morning small talking on the avenue

(24) She’s got a fancy car (25) She wants to take you far

(26) From the city lights and sounds deep into the dark

Bait tersebut menyatakan ancaman umum dalam setiap pernikahan, yaitu perselingkuhan. I ingin You menjauhi Angela Vickers (Run from Angela Vickers). Dilansir dari Wikipedia (―A Place in the

Sun (film)‖

https://en.wikipedia.org/wiki/A_Place_in _the_Sun_(film) diakses pada tanggal 13 September 2020, pukul 00.45 WIB),

Angela Vickers adalah nama tokoh film A Place in the Sun yang disutradari George Stevens tahun 1951. Film tersebut diadaptasi dari novel An American Tragedy karya Theodore Dreiser tahun 1926. Singkatnya, Angela Vickers dalam film tersebut dikisahkan sebagai gadis sosialita yang membuat tokoh utama (George Eastman) berpaling, meninggalkan, dan bahkan membunuh kekasihnya yang hamil (Alice Tripp). Dalam lirik ―Settle Down‖, Angela Vickers memiliki mobil yang mewah (She’s got a fancy car) yang mengindikasikan bahwa Angela Vickers dalam lirik tersebut juga kaya raya seperti Angela Vickers dalam film A Place in the Sun. Pada bait tersebut, I melihat You berbincang dengan Angela Vickers di Senin pagi, di pinggir jalan (Monday morning small talking on the avenue). Ancaman selalu menimbulkan ketakutan, bait tersebut pun mengungkapkan ketakutan I. I berpikir Angela akan merebut You dan You akan meninggalkannya, seperti George yang meninggalkan Alicia (She wants to take you far). From the city light and sounds dapat diartikan rumah tangga bagaikan cahaya dan suara kota, sedangkan deep into the dark dapat diartikan perselingkuhan bagaikan kegelapan yang dalam. I takut Angela Vickers akan membawa pergi You ke dalam gelapnya perselingkuhan.

(10)

24

(27) Star so light and star so bright (28) First star I see tonight

(29) Star so light and star so bright (30) Keep him by my side

Bait tersebut merupakan bait doa, yang jika dibaca atau dinyanyikan terdengar seperti pantun bahkan mantra. Tiga baris pertama bait tersebut adalah pembukaan dari sebuah doa yang dipanjatkan seorang hamba kepada Tuhan. Doa yang diawali dengan pujian pada ciptaan Tuhan, yaitu bintang yang terang dan bersinar (Star so light and star so bright). Bintang tersebut adalah bintang pertama yang I lihat di malam itu (First star I see tonight). Lirik tersebut juga dapat mengindikasikan lelaki yang ia cintai (You) bagaikan bintang yang terang dan bersinar, dan You adalah lelaki pertama yang I cintai dalam hidupnya (First star I see tonight dengan kata lain the first men I love in my life). Di baris terakhir, doa yang dipanjatkan I pun masuk ke bagian isi, yaitu jaga dia (You) agar tetap di sisinya, dan tidak meninggalkannya.

(31) I wanna settle down (32) I wanna settle down (33) Baby there’s no need to run (34) I’ll love you well

(35) I wanna settle down (36) It’s time to bring you down (37) On just one knee for now (38) Let’s make our vow

Bait terakhir merupakan bait realita. I berkali-kali mengungkapkan kembali keinginannya untuk berumah tangga. Sayangnya, ekspektasinya hancur karena realitanya: You pergi meninggalkannya. Hal tersebut tersirat dalam lirik Baby there’s no need to run dan It’s time to bring you down. I berpikir You tidak seharusnya pergi karena I akan mencintainya dengan baik (I’ll love you well). Meskipun You telah pergi, I tetap berusaha agar

harapannya menjadi kenyataan dengan cara akan membawa You kembali padanya, dan memintanya untuk berlutut (meminang), lalu mengucapkan janji pernikahan mereka (It’s time to bring you down, On just one knee for now, Let’s make our vow).

Sintaksis

(1) I wanna settle down (2) I wanna settle down

(3) Won’t you settle down with me? (4) Settle down

Data (1—2) merupakan kalimat dengan subjek I yang diikuti oleh predikat bentuk verba intransitif. Predikat data (1— 2) berupa satu kata dan satu frasa yaitu, wanna yang merupakan kata tidak baku dari want to, dan frasa settle down. Data (3) merupakan kalimat tanya dengan kata tanya Won’t yang diajukan kepada You. Lalu, data (4) merupakan frasa penegasan settle down itu sendiri.

(5) We can settle at a table (6) A table for two

(7) Won’t you wine and dine with me? (8) settle down

(9) I wanna raise a child (10) I wanna raise a child

(11) Won’t you raise a child with me? (12) Raise a child

(13) We’ll call her Nebraska (14) Nebraska Jones (15) She’ll have your nose (16) Just as so you know

Data (5—6) merupakan kalimat dengan subjek We, predikat can settle, dan keterangan at the table, serta keterangan lanjutan a table for two. Data (7 dan 11) sama seperti data (3) yaitu merupakan kalimat tanya. Data (3) menanyakan tentang won’t you settle down atau keinginan berumah tangga, sedangkan data (7) menanyakan tentang won’t you wine and dine, atau makan dan minum bersama,

(11)

25 dan data (11) menanyakan tentang won’t

you raise a child atau membesarkan seorang anak. Data (9—10) merupakan kalimat tunggal dengan subjek I, predikat verba transitif wanna raised, dan objek a child. Data (12) merupakan kalimat penegasan yang terdiri atas kata raised dan frasa a child. Data (13—14) terdiri atas subjek We, predikat verba transitif will call, objek her, dan pelengkap Nebraska, serta keterangan Nebraska Jones. Penulisan subjek We dan predikat will disatukan menjadi We’ll. Data (15—16) terdiri atas subjek She, predikat verba transitif will have, objek your nose, dan keterangan just so you know. Penulisan subjek She dan predikat will disatukan menjadi She’ll. (21) Run from Angela Vickers

(22) I saw her with you

(23) Monday morning small talking on the avenue

(24) She’s got a fancy car (25) She wants to take you far

(26) From the city lights and sounds deep into the dark

Data (21) merupakan kalimat yang tidak memiliki subjek. Berdasarkan data (22) yang berobjek You, data (21) dapat dipastikan seharusnya memiliki subjek You, tetapi dilesapkan dan langsung kepada intinya yaitu Run from Angela Vickers. Data (22—23) merupakan kalimat dengan subjek I, predikat verba transitif saw, objek her, dan pelengkap with you, serta keterangan Monday morning small talking on the avenue. Data (24) merupakan kalimat tunggal dengan subjek She, predikat verba transitif is got, dan objek fancy car. Data (25—26) terdiri atas subjek She, predikat verba transitif wants to take, objek you, dan keterangan far from the city light and sounds deep into the dark.

(27) Star so light and star so bright (28) First star I see tonight

(29) Star so light and star so bright (30) Keep him by my side

Data (27 dan 29) merupakan kalimat majemuk yang terdiri atas dua klausa. Subjek masing-masing klausanya adalah Star, predikat yang digunakan sama-sama verba intransitif yaitu light dan bright, lalu dilengkapi keterangan first star I see tonight pada data (28). Data (30) merupakan kalimat perintah yang ditandai dengan kata Keep yang berarti ‗jaga‘, dilanjutkan dengan him by my side yang artinya ‗dia di sisiku‘.

(31) I wanna settle down (32) I wanna settle down (33) Baby there’s no need to run (34) I’ll love you well

(35) I wanna settle down (36) It’s time to bring you down (37) On just one knee for now (38) Let’s make our vow

Data (33) terdiri atas subjek Baby, predikat there’s no need, dan pelengkap to run. Kata there’s dalam data (33) bisa dilesapkan, makna lirik atau kalimatnya pun tetap sama saja, tetapi nampaknya pencipta lagu ―Settle Down‖ ingin menegaskan frasa no need dengan menambahkan kata there’s sebelumnya. Data (34) terdiri atas subjek I, predikat verba transitif will love, objek you, dan keterangan well. Subjek I dan predikat will disatukan penulisannya menjadi I’ll. Data (36) tidak memiliki subjek, terdiri atas keterangan waktu It’s time, predikat to bring, objek you, dan pelengkap down. Jika menggunakan struktur kalimat yang tepat, seharusnya menjadi I’ll (subjek) bring (predikat) you (objek) down (pelengkap) at this time (keterangan). Data (37—38) terdiri atas keterangan on just one knee for now, dan kalimat perintah yang ditandai dengan kata Let’s yang berarti ‗mari‘, lalu

(12)

26

dilanjutkan dengan kata kerja make, dan kata benda kepemilikan our vow.

Stilistik

(1) I wanna settle down (2) I wanna settle down

(3) Won’t you settle down with me? (4) Settle down

Penggalan lirik lagu tersebut memiliki rima asonansi pengulangan huruf vokal ‗a‘ pada kata wanna yang menimbulkan efek nuansa berupa keinginan atau harapan. Di sisi lain, terdapat pengulangan huruf vokal ‗o‘ pada kata down yang menimbulkan nuansa kesedihan. Dari kedua data tersebut, bait pertama lirik lagu ―Settle Down‖ telah memberikan clue pada pendengarnya bahwa lagu tersebut adalah lagu tentang harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan sehingga menimbulkan kesedihan.

(5) We can settle at a table (6) A table for two

(7) Won’t you wine and dine with me? (8) Settle down

(9) I wanna raise a child (10) I wanna raise a child

(11) Won’t you raise a child with me? (12) Raise a child

(13) We’ll call her Nebraska (14) Nebraska Jones (15) She’ll have your nose (16) Just as so you know

Penggalan lirik tersebut, terdapat beberapa kata atau frasa yang menarik untuk disorot, yaitu settle at a table, a table for two, wine and dine, dan raise a child. Pemilihan kata atau frasa tersebut memberikan nuansa atau gambaran tentang rumah tangga itu sendiri. Settle at a table bermakna selalu duduk (menetap) di meja yang sama atau dapat bermakna menetap di rumah yang sama. A table for two

bermakna meja untuk berdua, atau rumah tangga hanya untuk dua orang (sepasang suami istri). Wine and dine bermakna makan dan minum bersama. Terakhir, raise a child yang bermakna membesarkan seorang anak. Berdasarkan penjelasan tersebut, penggalan lirik lagu tersebut masih memberikan nuansa ekspektasi atau harapan tentang rumah tangga, tetapi digambarkan atau dijelaskan dengan lebih detail apa saja harapannya.

(21) Run from Angela Vickers (22) I saw her with you

(23) Monday morning small talking on the avenue

(24) She’s got a fancy car (25) She wants to take you far

(26) From the city lights and sounds deep into the dark

Penggalan lirik tersebut didominasi oleh asonansi /a/. Biasanya, asonansi /a/ akan menimbulkan nuansa kegembiraan atau kesenangan, tetapi dalam penggalan lirik tersebut tidaklah demikian. Asonansi /a/ dalam penggalan lirik tersebut memberikan efek nuansa kegelisahan, karena pencipta lagu ―Settle Down‖ memilih kata-kata yang tidak menggambarkan kesenangan, seperti run (dibaca ran berarti ‗lari‘), Angela (nama perempuan lain), saw (melihat perselingkuhan), car (Angela mempunyai mobil mewah), far (Angela akan membawa pergi lelaki yang dicintai I dengan mobil mewahnya), dan dark (Angela akan membawa pergi You ke dalam kegelapan atau perselingkuhan).

(27) Star so light and star so bright (28) First star I see tonight

(29) Star so light and star so bright (30) Keep him by my side

Asonansi /a/ pada penggalan lirik lagu tersebut terdapat dalam kata star yang

(13)

27 menimbulkan efek nuansa harapan. Selain

itu, penggalan lirik tersebut memiliki rima berupa pengulangan huruf vokal /i/ di tiap akhir baris liriknya. Pilihan kata yang dipilih yaitu, light, bright, tonight, dan side. Seperti asonansi /a/, bunyi yang ditimbulkan oleh pilihan kata tersebut juga memiliki efek nuansa harapan, dan berfungsi sebagai penguat asonansi /a/ pada kata star. Perpaduan asonansi /a/ dan asonansi /i/ menimbulkan efek nuansa harapan yang tinggi, yang tidak hanya disimpan dalam perasaan, tetapi juga diungkapkan dalam doa, makna tersebut juga telah dijelaskan dalam subbagian Semantik.

(31) I wanna settle down (32) I wanna settle down (33) Baby there’s no need to run (34) I’ll love you well

(35) I wanna settle down (36) It’s time to bring you down (37) On just one knee for now (38) Let’s make our vow

Penggalan lirik lagu tersebut didominasi oleh rima akhiran /o/ yang menimbulkan efek nuansa kesedihan. Kata down diucapkan berkali-kali pada akhir baris lirik yang menegaskan kesedihan bertubi-tubi. Bait lirik tersebut ditutup oleh dua kata pasangan minimal, yaitu now dan vow, yang menambah efek kesedihan. Dapat disimpulkan, bait lirik tersebut menggambarkan kesedihan akan harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan. Ekspektasi yang tidak sesuai dengan realita. Kesedihan tersebut dibuktikan oleh kata down yang diucapkan berulang-ulang. SIMPULAN

Tujuan penelitian ini adalah mengungkap makna rumah tangga dalam lirik ―Settle Down‖ ciptaan Tetaz Francois Lois dan Johnson Kimbra Lee. Setelah

mengaplikasikan teori analisis wacana kritis model Teun A. van Dijk ke dalam lirik lagu tersebut, makna rumah tangga dapat ditemukan setelah membedah masing-masing poin struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro. Struktur makro (analisis tema), dan struktur mikro (semantik, sintaksis, dan stilistiknya) berperan penting dalam penemuan makna, sedangkan superstruktur berperan dalam mengenal masing-masing bagian atau anatomi sebuah lagu untuk memudahkan pembagian bait lirik yang akan diteliti.

Makna rumah tangga dalam lirik ―Settle Down‖ terdiri atas ekspektasi atau harapan, problematika atau ancaman, serta realita atau kenyataan. Ekspektasi atau harapan dalam rumah tangga adalah harapan akan rumah tangga yang ideal, yaitu tinggal bersama, makan dan minum di meja yang sama, serta membesarkan seorang anak. Problematika atau ancaman dalam rumah tangga adalah adanya perselingkuhan atau orang ketiga. Realita atau kenyataan dalam rumah tangga adalah saat si perempuan ditinggalkan oleh lelaki yang dicintainya atau dengan kata lain saat ekspektasinya tidak sesuai dengan realita.

Lagu ini memiliki premis klise tentang ekspektasi perempuan akan pernikahan yang ideal. Meskipun demikian, lagu ―Settle Down‖ dapat menjadi pembelajaran bagi perempuan agar tidak menaruh harapan seratus persen pada seorang lelaki. Lagu ini pun menjadi pembelajaran agar perempuan senantiasa waspada dan siap akan masalah maupun ancaman yang mungkin terjadi karena ekspektasi tidak selalu sejalan dengan realita.

Simpulan terakhir, lirik lagu adalah produk sastra yang fiktif, imajinatif, dan tidak ilmiah. Meskipun demikian, dengan mengaplikasikan pendekatan atau teori tertentu, makna sebuah lagu dapat ditemukan dan hasilnya pun menjadi suatu tulisan yang ilmiah. Menemukan makna

(14)

28

sebuah lagu memang dapat dilakukan dengan asumsi sendiri tanpa membutuhkan pendekatan apalagi teori, tetapi dengan pengaplikasian pendekatan atau teori, baik sastra maupun linguistik, kritik sastra dan analisis bahasa tidak akan mati.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, F. 2017. Analisis Wacana Kritis pada Lirik Lagu Tohoshinki: "Wasurenaide" dan "Kiss the Baby Sky" [Universitas Diponegoro].

http://eprints.undip.ac.id/52737/ Bain, R. 2003. The Harmonic Series. A

Path to Understanding Musical Interval, Scales, Turning and Timbre (p. 9). University of South Carolina School of Music. https://in.music.sc.edu/fs/bain/at mi02/hs/hs.pdf

Delima, N. N. 2011. Analisis Wacana Kritis Lirik Lagu Eminem. Skripsi. Universitas Indonesia. Eriyanto. 2011. Analisis Wacana

Pengantar Analisis Teks Media. PT LkiS Printing Cemerlang. Genius. 2010. Kimbra Settle Down

Lyrics. Genius.

https://genius.com/Kimbra-settle-down-lyrics

Giri, G. A. V. M. 2018. Klasifikasi Musik Berdasarkan Genre dengan Metode K-Nearest Neighbor. Jurnal Ilmu Komputer,

11(2), 104—108.

https://doi.org/https://doi.org/10. 24843/jik.2018.v11.i02.p05 Krisyanti, T. J. 2012. Analisis Gaya

Bahasa dan Pesan Moral Pada Lirik Lagu Grup Band Nidji

dalam Album Breakthru’ dan Let’s Play. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Lestari, H. P. 2020a. Makna Sikap

Duniawi dalam Lirik Lagu "Sikap Duniawi" Ciptaan Isyana Sarasvati. Widyasastra, 3(1), 31– 42.

https://doi.org/https://doi.org/10. 26499/wdsra.v3i1.98

Lestari, H. P. 2020b. Semiotika Riffaterre dalam Puisi Balada Kuning-Kuning Karya Banyu Bening. Alayasastra, 16(1), 75– 81.

https://doi.org/https://doi.org/10. 36567/aly.v16i1.535

Muttaqin, M., & Kustap. 2008. Seni Musik Klasik Jilid 2. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Pradopo, R. D. 2009. Pengkajian Puisi Analisis Strata Norma dan Analisis Struktural dan Semiotik. Gadjah Mada University Press. Ralf von Appen, M. F.-H. 2015. AABA,

Refrain, Chorus, Bridge, Prechorus — Song Forms and Their Historical Development. Semantic Scholar, 1–83. https://www.semanticscholar.org/ paper/AABA-%2C-REFRAIN- %2C-CHORUS-%2C-BRIDGE- %2C-PRECHORUS-—-SONG- Appen-Frei-Hauenschild/b27415fb877ac878a f9885968c35d6a5f4aa5fbe#paper -header

Semi, M. A. 1988. Anatomi Sastra. Angkasa Raya.

(15)

29 Suatu Pengantar untuk Analisis

Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. PT Remaja Rosdakarya.

Sulkifli, M. 2016. Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII SMP Negeri Satu Atap 3 Langgikima Kabupaten Konawe Utara.

Bastra, 1(1).

https://doi.org/http://dx.doi.org/1

0.36709/jb.v1i01.1058

Sumarlam, D. 2009. Analisis Wacana. Pustaka Cakra Surakarta.

Tarigan, H. G. 2009. Pengajaran Wacana. Angkasa.

Wikipedia. 2020. A Place in the Sun

(film). Wikipedia.

https://en.wikipedia.org/wiki/A_ Place_in_the_Sun_(film)

Referensi

Dokumen terkait

Keamanan dari produk-produk pertanian dapat dijamin bila bahan-bahan kimia pertanian diaplikasikan berdasarkan standar keamanan untuk pengaplikasian pestisida,Mengarakan kursus-

Bertolak dari permasalahan tersebut tujuan penelitian ini secara umum adalah terbentuknya bahan ajar menulis makalah dan laporan penelitian pada Program Studi

Saat saya menghadapi anggaran waktu audit yang ketat, saya melakukan underreporting of time atau tidak membebankan seluruh waktu yang seharusnya digunakan untuk

 Meningkatkan peran kawasan perkotaan di Jawa Barat bagian Selatan menjadi PKNp yang mempunyai fungsi tertentu dengan skala pelayanan internasional, nasional atau beberapa

Penelitian yang akan dilakukan adalah tentang pengaruh model Problem Based Introduction (PBI) tipe Diskusi dan metode Guided Discovery terhadap hasil belajar

Kegiatan Workshop “Gender Mainstreaming untuk Lebih Meningkatkan Gender Responsif dlam FM & SNRM bagi MSF Working Group/GRPs, pendamping, dan motivator desa dilaksanakan selama 2

1) Pemberian tes visual-auditorial-kinestetik (V-A-K) untuk mengidentifikasi gaya belajar siswa sebagai modalitasnya dalam belajar, telah memicu siswa untuk memaksimalkan gaya

Selain untuk merangsang refleks let down manfaat pijat oksitosin adalah memberikan kenyamanan pada ibu, mengurangi bengkak (engorgement), mengurangi sumbatan ASI,