3 Sumber Data
Data dan informasi untuk mendukung proyek tugas akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain :
1. Media Cetak dan Buku.
- Mendesain Logo (Surianto Rustan)
- Layout Dasar & Penerapannya (Surianto Rustan) - Color Design Workbook (Adams Morioka)
- Bringing Graphic Design Inhouse (Orangeseed Design) - Tipografi Dalam Desain Grafis (danton Sihombing, MFA) - Designing Brand Identity (Alina Wheeler)
- Desain Kemasan (Marianne Ronser Klimchuck dan Sandra A. Krasovec) 2. Multimedia (Internet).
3. Website Taman Santap Rumah Kayu www.restorumahkayu.com. 4. Survey di Lapangan (Taman Santap Rumah Kayu dan kompetitornya).
5. Wawancara dengan Supervisor Taman Santap Rumah Kayu (Bpk. Sebastian) dan Marketing Taman Santap Rumah Kayu (Ibu. Anissa).
2.1 Tinjauan Umum
2.1.1 Alamat Restoran a. Pusat:
Taman Santap Rumah Kayu – Bandar Lampung
Jl. Arief Rahman Hakim No. 45, Way Halim, Bandar Lampung 0721-700666, 787123
[email protected] b. Cabang:
Taman Santap Rumah Kayu – Tangerang
Jl. Ki Hajar Dewantara SKL 002, Gading Serpong, Tangerang 021-54212011, 54212012, 54212015
4
2.1.2 Sejarah Restoran
Taman Santap Rumah Kayu pertama kali dibuka pada bulan Desember tahun 2006, berlokasi di Bandar Lampung. Dimulai dari hobi sang pemilik di bidang kuliner dan juga merawat tanaman, ia bersama kedua temannya mencoba untuk membuka usaha bisnis restoran dengan konsep penghijauan. Kemudian seiring waktu berjalan, ternyata bisnis restoran ini mengalami kemajuan dan cabang kedua dari Taman Santap Rumah Kayu dibuka di Gading Serpong, Tangerang pada tahun 2011. Rencananya ke depan, Taman Santap Rumah Kayu akan membuka cabang di Ancol, Jakarta Utara yang sekarang masih dalam tahap renovasi. Semua cabang Taman Santap Rumah Kayu mengusung konsep "go green" dengan motto "Pleasant, always green" dimana mengedepankan hijaunya suasana layaknya sebuah taman.
2.1.3 Visi dan Misi
Visi dari Taman Santap Rumah Kayu adalah menjadi salah satu restoran
seafood yang paling terkenal di Indonesia, khususnya di kota-kota besar dengan cara
membuka cabang dan memperluas wilayah pemasarannya.
Misi Taman Santap Rumah Kayu adalah memperkuat citra dan nama restoran, dengan memberikan servis yang berkualitas dan memuaskan konsumen.
2.1.4 Konsep Restoran
Konsep dari restoran ini adalah family-restaurant yang casual, sehingga nuansa yang ditampilkan tidak terlalu formal dan cocok untuk berkumpul bersama keluaga, hang out bersama teman, dan berkumpulnya komunitas.
Interiornya banyak menggunakan material dari alam seperti kayu dan batu alam.
Nama Rumah Kayu itu sendiri digunakan karena saung-saung tempat makan di restoran ini diberi nama berdasarkan nama-nama kayu, seperti pinus, akasia, sonokeling, sengon, cempaka, dll.
Menu makanan yang disajikan adalah masakan ikan gurame, ayam kampung, kepiting, udang, kerang, cumi-cumi, ikan laut, kepiting, jamur, sayur mayur, dan masih banyak menu makanan lainnya. Menu andalan Taman Santap Rumah Kayu adalah kepiting Jumbo Jantan dan Ayam Kampung Bakar serta beberapa masakan lainnya. Selain menyajikan masakan seafood, Taman Santap Rumah Kayu juga menyediakan beberapa masakan oriental (Chinese food) yang cukup beragam dengan kisaran harga antara Rp. 38.000,- hingga Rp. 400.000,- (khusus hidangan spesial impor).
2.1.6 Kapasitas, Fasilitas & Service Restoran
Dengan luas restoran kurang lebih 5000 meter persegi dan kapasitas tampung hingga seribu orang, Taman Santap Rumah Kayu bisa menjadi pilihan tempat untuk mengadakan acara-acara besar seperti Meeting, Company/Family Gathering, Birthday, Wedding dan acara lainnya.
Salah satu tempat favorite di Taman Santap Rumah Kayu adalah Saung Lesehan, dimana terbagi menjadi saung lesehan biasa dan saung lesehan apung yang dikelilingi kolam ikan. Taman Santap Rumah Kayu juga menyedikan paket Outbond, Games, dll.
2.1.7 Survei Online
Dibawah ini merupakan tabel data lengkap 106 responden yang mengikuti survei secara online:
8
Bedasarkan hasil survei, penulis menyimpulkan beberapa poin dibawah ini: 1. Ketika diminta pendapat mengenai logo Taman Santap Rumah Kayu, para
responden menjawab bahwa logo terlihat kuno dan ketinggalan jaman, logo tidak mencerminkan identitas perusahaan, tidak terdapat kesatuan antara logogram dan logotype yang digunakan.
2. Hampir 95% dari responden menyatakan bahwa perlu dilakukan rebranding terhadap identitas visual Taman Santap Rumah Kayu. Data tersebut meyakinkan penulis bahwa proyek rebranding ini bersifat relevan.
2.1.8 Dokumentasi
Gambar 2.2. Suasana di Taman Santap Rumah Kayu.
Gambar 2.3. Saung Lesehan
Saung lesehan yang menjadi tempat favorit di Taman Santap Rumah Kayu.
10
Gambar 2.4. Setting ruagan untuk company gathering.
2.1.9 Analisa Identitas Visual
• Logo
Gambar 2.5. Logo Taman Santap Rumah Kayu
Logo Taman Santap Rumah Kayu terdiri dari logogram yang terbentuk dari stroke garis yang membentuk sebuah rumah dan didalamnya terdapat huruf ‘R’ dan ‘K’. Sedangkan logotype menggunakan font dekoratif berwarna coklat mewakili warna kayu.
Sayangnya, logo Taman Santap Rumah Kayu tidak mencerminkan citra restoran sebagai restoran yang teduh, hijau dan nyaman. Logo yang digunakan lebih terlihat kasar, tidak ramah, dan kuno.
Gambar 2.6. Contoh Pengaplikasian Logo di Poster Film
Diatas merupakan contoh yang dibuat penulis, logo Taman Santap Rumah Kayu lebih cocok digunakan sebagai judul film horror.
• Business Card, Brosur dan Flyer
Gambar 2.7. Business Card
12
Gambar 2.9. Brosur dan Menu Nasi Box
Juga tidak terdapat benang merah atau kesinambungan antara desain kartu nama, brosur, dan item promosi lainnya.
2.1.10 Target Audience
a. Psikografi
Berdasarkan segmentasi pasar VALS (Values, Attitudes And Lifestyles), konsumen dari Taman Santap Rumah Kayu masuk kedalam kategori “Achievers”, dengan ciri-ciri sebagai berikut:
• Bersosialisasi dengan keluarga, teman dan kelompok.
• Selalu menyediakan waktu untuk berkumpul bersama keluarga dan teman.
• Mementingkan quality time, waktu kumpul dan bersantai. • Pecinta makanan Indonesia
• Senang menghabiskan waktu di luar rumah, terutama alam. • Open minded.
• Memilih produk dan merk yang familiar dan mapan.
b. Demografi
• Pria dan Wanita. • Usia 18-45 tahun.
• Berkeluarga, Ayah Ibu dan Anak.
• Pekerjaan Wirausahawan, Pegawai Negeri dan Swasta, Mahasiswa. • Golongan ekonomi menengah dan menegah keatas.
c. Geografi
• Tinggal di daerah perkotaan. • Pendatang dari luar kota.
2.1.11 Analisa TOWS
Threat
• Banyaknya restoran khas Indonesia yang bermunculan. • Promosi yang dilakukan oleh restoran khas Indonesia lain. • Media promosi competitor yang lebih berkembang. • Restoran khas Indonesia lain yang harganya lebih murah.
• Kompetitor yang memiliki banyak outlet sehingga lebih dikenal masyarakat.
Opportunity • Buka setiap hari
• Banyak orang yang menyukai masakan khas Indonesia dan Chinese
food, karena cita rasanya yang cocok dengan lidah orang Indonesia.
• Banyaknya orang yang gemar melakukan wisata kuliner belakangan ini. • Lokasinya berada di kawasan golongan menegah atas, cocok dengan
target marketnya.
• Taman Santap Rumah Kayu tidak hanya menyediakan menu-menu yang beragam bercita rasa tinggi dengan harga reasonable, tetapi juga memenuhi kriteria halal.
Weakness:
• Desain identitas visual yang kurang menarik dan tidak mencerminkan citra Taman Santap Rumah Kayu, mengingat bahwa restoran ini adalah restoran khas Indonesia.
14
• Terbatasnya kapasitas tempat duduk, sehingga pengunjung harus waiting
list apabila restoran ramai.
Strength:
• Bekerjasama dengan maskapai penerbangan Sriwijaya Air untuk mendatangkan bahan makanan dari penjuru Indonesia dengan penerbangan paling pagi setiap hari. Dengan demikian, bahan makanan selalu baik dan fresh.
• Terdapat banyak tanaman dan pohon-pohon yang rindang disekitar restoran sehingga suasana menjadi teduh, nyaman, dan terlihat asri.
2.1.12 Kompetitor
Setelah melakukan wawancara dengan Bapak Sebastian selaku Senior Supervisor di Taman Santap Rumah Kayu, Beliau berkata bahwa dua saingan terbesar Taman Santap Rumah Kayu adalah Rasane dan Bandar Jakarta dikarenakan lokasi yang cukup dekat dan konsumen yang sama.
• Rasane
Gambar 2.10. Logo Rasane
Berawal dari kecintaan akan masakan seafood sejak kecil dan pengalaman hunting masakan seafood di seluruh Jakarta bahkan seluruh Indonesia mendorong John B Indrajaya, pendiri Rasane untuk membuka sebuah restoran seafood yang menyajikan seafood dengan kualitas terbaik dari sumber-sumber laut seluruh Indonesia. Konsep yang diusung adalah restoran seafood dengan cita rasa khas Indonesia, selalu menyajikan seafood yang paling segar bahkan hidup, ruangan yang selalu bersih dan nyaman, layanan cepat dan ramah dengan suasana santai, hangat dan memenuhi kebutuhan gaya hidup masyarakat kota besar Indonesia. Rasane Seafood dan Ikan Bakar berdiri sejak bulan Agustus tahun 2002 di sebuah ruko kecil di Taman Ratu, Jakarta Barat dan
Greenville, Citra Garden 6, Citra Garden 1, Kelapa Gading, Ancol, Tebet dan Alam Sutera.
• Bandar Jakarta
Gambar 2.11. Logo Bandar Djakarta
Bandar Djakarta adalah Seafood Restaurant dengan konsep memiliki pasar ikan sendiri yang menyediakan beragam live seafood dan fresh seafood, yang memberikan semua kenyamanan yang anda harapkan. Pemandangan yang indah, suasana yang nyaman, bersantai dan berekreasi sambil menikmati hidangan laut. Di restoran ini, pengunjung dapat meminta dimasak-kan sesuai dengan selera mereka. Kemudian pengunjung akan diantar ke tempat pilihan, dimana suasana yang cocok dengan keinginan anda untuk bersantap dan bersantai dengan pelayanan yang ramah tamah dan akrab.
2.2 Tinjauan Khusus
2.2.1 Teori Branding
Menurut Alina Wheeler (Design Brand Identity, Wiley, 2009) ada 5 tahap dalam proses dasar dalam membentuk identitas sebuah perusahaan atau organisasi. Kelima tahap itu adalah:
1. Conducting research, melakukan riset untuk mengumpulkan data.
2. Clarifying strategy, menentukan strategi termasuk positioning dan menentukan strategi brand.
3. Designing the identity, mendesain identitas perusahaan, dalam hal ini penulis akan menciptakan identitas visual termasuk desain logo, stationary, dan sebagainya.
16
4. Creating touchpoints, memfinalisasikan identitas terasuk mempatenkan identitas dan mengaplikasikan identitas ke brand architecture.
5. Managing assets, mempertahankan asset yang telah dimiliki perusahaan dan menjaganya agar brand dapat tetap hidup, termasuk identitas visual dan juga selalu bertindak berdasarkan brand essence yang telah di tentukan sebelumnya.
Brand juga akan strategi seperti penempatan posisi perusahaan, essensi dari perusahaan dan apa yang dapat diceritakan dari brand tersebut, apa yang dapat menjadi ciri khas dari perusahaan yang dapat ditonjolkan dari perusahaan yang lainnya. Identitas visual bukanlah segalanya dalam mempertahankan sebuah brand, namun brand idea lah yang membuat brand tersebut dikenal dan iconic. Tentu saja hal ini harus didukung dengan berbagai aspek perusahaan.
Dan menurut Alina Wheeler, sebuah brand identity menjadi ideal bila:
• Memiliki sebuah arti, tegas dan mudah dikenali.
• Merupakan bentuk asli ekspresi dari sebuah perusahaan (apa keunikan, nilai, visi serta tujuannya).
• Memiliki diferensiasi dan unik dibandingkan yang lain.
• Identitas mampu bertahan lama di dalam sebuah lingkungan yang selalu mengalami perubahan.
• Memberikan image yang jelas dan konsisten dari sebuah perusahaan. • Dapat mencerminkan visi dan misi perusahaannya.
Suatu brand yang efektif dapat terbentuk apabila perusahaan dapat menyentuh sisi emosional konsumen (emotional benefit), seperti dikatakan oleh Ken Carbone, Carbone Smalon Agency (New York) “If you can touch
their emotions in some way, the brand becomes living, memorable thing.”.
Oleh Karena itu, pembentukan sebuah branding perlu menyentuh sisi emosional konsumen (emotional benefit). Ketika orang jatuh cinta dengan
brand, maka timbul sebuah kepercayaan terhadap brand tersebut, kemudian
persepsi yang kuat terhadap Taman Santap Rumah Kayu dan bertujuan untuk membangun brand loyalty.
2.2.2 Teori Logo
Asal kata logo sendiri berasal dari bahasa Yunani logos, yang berarti kata, pikiran, pembicaraan akal budi. Pada awalnya yang lebih dulu popular adalah istilah logotype.
Menurut Milton Glaser, dalam bukunya ‘Designing Brand Identity: A Complete Guide, Creating, Building, and Maintaining Strong Brand’, logo adalah ‘kulit paling luar’ dari sebuah brand. Sebuah logo dibangun dari 3 hal yang berurutan dan saling berhubungan, yaitu:
• Bentuk : Cara berpikir otak manusia cenderung jika melihat sesatu adalah bentuk dari sesuatu itu.
• Warna : Penggunaan warna pada suatu logo dapat memicu suatu emosi dan memberi kesan tertentu. Warna pada logo tidak hanya bertujuan untuk membangun brand, tetapi beguna untuk menimbulkan perbedaan dari logo lain. • Isi : Isi merupakan hal terakhir untuk menyempurnakan logo, biasanya sebuah
inisial brand atau nama dari brand itu sendiri.
Logo sangat berperan penting dalam membuat suatu identitas visual, karena logo merupakan first impression dari suatu brand, Logo yang sukses adalah logo yang dapat membedakan suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya dan mampu mengungkapkan atau mengkomunikasikan cerita dengan sejarah, kualitas brand tersebut.
2.2.3 Teori Tipografi
Menurut Danton Sihombing dalam bukunya ‘Tipografi Dalam Desain Grafis’, typography identity terbagi menjadi 2 macam, yaitu logo (letter marks) dan tipografi yang digunakan dalam media-media aplikasi logo (corporate
typeface / corporate typography). Keduanya memiliki fungsi yang berbeda,
18
saja jika sebuah logo menggunakan font Times New Roman, bukan berarti
corporate typefacenya juga harus menggunakan Times New Roman.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam sebuat tipografi, yaitu:
• Legibility : Kejelasan bentuk huruf. Tingkat kemudahan mata mengenali suatu karakter / rupa huruf tanpa harus bersusah payah.
• Readibility : Keterbacaan. Tingkat kenyamanan / kemudahan suatu susunan huruf saat dibaca, yang dipengaruhi oleh jenis huruf, ukuran, spasi, kerning, perataan, kontras warna terhadap latar belakang, dsb.
2.2.4 Teori Layout
Menurut Surianto Rustan, prinsip-prinsip layout dapat dianalogikan sebagai suatu formula untuk membuat suatu layout yang baik. Formula ini akan bekerja dan memberikan hasil yang maksimal bila diterapkan dengan seksama ditambah latihan dan eksplorasi terus menerus.
Prinsip-prinsip dalam melayout: • Sequence:
Sequence merukapakan urutan perhatian, maksudnya adalah mengurutkan prioritas
yang harus dibaca pertama sampai ke terakhir. Dengan mengaplikasikan sequence pembaca mengurutkan pandangan matanya sesuai dengan yang kita inginkan.
• Balance:
Balance merupakan pembagian berat yang merata pada suatu bidang layout.
Pembagian yang merata bukan berarti bidang harus dipenuhi dengan layout, tetapi lebih pada menghasilkan kesan seimbang dengan menggunakan elemen- elemen yang dibutuhkan. Tidak hanya pengaturan letak, tetapi juga ukuran, arah, warna dan atribut-atribut lainnya.
Warna merupakan salah satu komponen penting dalam identitas visual yang sangat kuat pengaruhnya dalam pembentukan visual. Warna dapat menjadi pembeda yang mudah dan menarik. Warna mampu membedakan identitas, menggali ekspresi, meninggalkan suatu kesan, memberi efek dan citra tertentu untuk membangun sebuah identitas visual.
Penulis mengambil sebuah acuan warna untuk proyek ini melalui buku berjudul “Bringing Graphic Design In-House” oleh Orangeseed Design dan buku “Color Design Workbook’ oleh Adams Morioka. Dalam kutipan buku tersebut, dapat disimpulkan bahwa warna dapat memberikan kesan-kesan tersendiri, seperti:
Hot color : mudah menarik perhatian, memberikan kesan kuat and agresif. Cold color : menenangkan dan santai, memberikan kesan nyaman.
Gambar 2.12. Color Wheel
Dalam buku ‘Mendesain Logo’ yang ditulis oleh Surianto Rustan, umumnya ada dua macam warna pada identitas visual, yaitu warna pada logo dan warna untuk
corporate color / warna perusahaan. Adakalanya corporate color yang digunakan
dalam aplikasi-aplikasi desain menggunakan warna yang sama pada logo, namun ada juga yang memperluas jangkauan area warnanya.