HARI HABITAT
DUNIA
HARI KOTA
DUNIA
TAHUN 2017
BOOKLET PENYELENGGARAAN
DAFTAR ISI
7
8
14
15
16
18
Kata Pengantar
Makna Hari Habitat dan Hari Kota Dunia
Maksud dan Tujuan
Peran Serta Pemangku Kepentingan
Rangkaian Kegiatan
Pembiayaan dan Pelaksana Kegiatan
KATA PENGANTAR
Dalam Sidang Majelis Umum tahun 1985, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menetapkan setiap Senin pertama bulan Oktober sebagai Hari Habitat Dunia untuk mengingatkan dunia akan pentingnya pemenuhan kebutuhan perumahan dan permukiman yang layak huni untuk semua lapisan masyarakat, dan meningkatnya tanggung jawab bersama untuk masa depan habitat manusia yang lebih baik.
Tahun 2013, Majelis Umum PBB juga telah menetapkan tanggal 31 Oktober sebagai Hari Kota Dunia, yang bertujuan untuk mendorong komunitas internasional memikirkan isu-isu perkota-an, mendorong kerjasama antar negara untuk menangkap peluang dan mengatasi tantangan urbanisasi, serta mendukung pembangunan perkotaan berkelanjutan di seluruh dunia. Bulan Oktober juga disebut sebagai Urban October, bulan untuk meningkatkan kepedulian, mendorong peran serta, membangun pengetahuan dan melibatkan komunitas internasional dalam pembangunan perkotaan berkelanjutan. Urban October 2017 dimulai tanggal 2 Oktober dengan Hari Habitat Dunia yang bertema Housing Policies: Affordable Homes dan berakhir tanggal 31 Oktober dengan Hari Kota Dunia yang bertema Innovative Governance, Open
Cities.
Panduan ini diharapkan dapat digunakan pemangku kepentingan bidang perumahan dan perkotaan baik di pemerintah daerah, maupun akademisi, LSM, swasta, dan masyarakat yang peduli akan isu perumahan dan perkotaan. Semoga peringatan Hari Habitat Dunia dan Hari Kota Dunia dapat meningkatkan kepedulian kita bersama dalam rangka mewujudkan peruma-han dan pembangunan perkotaan yang berkelanjutan.
Jakarta, Oktober 2017
Panitia Penyelenggara Peringatan Hari Habitat Dunia dan Hari Kota Dunia 2017
MAKNA
HARI HABITAT DAN
HARI KOTA DUNIA
Hari Habitat DuniaSetiap tahun tema Hari Habitat Dunia (HHD) berubah-ubah mengikuti isu perkembangan permukiman global. Tahun ini tema Hari Habitat Dunia adalah Housing Policies: Affordable
Homes yang memandang aspek perumahan sebagai salah satu elemen penting yang memiliki
atributif transformatif Agenda Baru Perkotaan (New Urban Agenda) untuk menghadapi tan-tangan dan peluang laju urbanisasi. Hal ini disebabkan karena jumlah luas lahan perkotaan sebagian besar diperuntukkan sebagai kawasan permukiman sebagai pusat dari dimulainya segala aktiivtas penduduk perkotaan. Selain itu, aspek perumahan berperan sebagai katalis dalam pembangunan perekonomian, penciptaan lapangan kerja, pengentasan kemisikinan, dan mitigasi kerentanan di perkotaan. Segala bentuk investasi yang ditanamkan untuk aspek penyediaan perumahan memberikan dampak langsung terhadap pengembangan perkotaan dan berpengaruh besar terhadap keberlangsungan hidup masyarakat. Oleh karena itulah ke-bijakan mengenai aspek penyediaan dan pengembangan perumahan memiliki peranan kunci untuk mencapai pembangunan perkotaan yang inklusif dan berkelanjutan.
Berkaitan dengan hal itu, aspek keterjangkauan perumahan di kawasan perkotaan merupakan isu universal yang apabila tidak ditanggapi secara bijaksana akan memperlebar kesenjangan dan eksklusivitas sosial, terutama bagi masyarakat miskin perkotaan. Penduduk perkotaan yang berpenghasilan rendah memiliki keterbatasan akses dan kemampuan untuk memeroleh hunian yang layak. Mereka seringkali terpaksa untuk memilih lokasi tempat tinggal di kawasan pinggiran (informal) dan lokasi yang terpencil yang memiliki tingkat kerentanan yang selalu meningkat tiap waktu, sulit untuk mencapai akses lapangan kerja dan peluang untuk memer-oleh sumber pendapatan.
New Urban Agenda menempatkan aspek perumahan sebagai pusat untuk mencapai
pemban-gunan perkotaan yang inklusif dan berkelanjutan, mendukung berbagai langkah inisatif penye-diaan perumahan untuk berbagai kelompok pendapatan masyarakat, terutama masyarakat berpendapatan rendah melalui penyediaan ruang terbuka publik yang layak, akses terhadap infrastruktur pelayanan dasar, memastikan terjadinya integrasi antara aspek spasial dan sosio-ekonomi. Melalui pendekatan yang terintegrasi dan holistik terhadap penyediaan peru-mahan diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam pengentasan kemiskinan dan mencapai kesejahtaraan perkotaan yang inklusif untuk semua.
Peringatan HHD tahun ini memiliki fokus untuk mendukung seluruh tingkatan pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan yang relevan untuk merefleksikan mengenai strategi untuk mengimplementasikan insiatif konkret untuk memastikan penyediaan perumahan yang terjang-kau dan layak huni dengan konteks implementasi NUA dan pencapaian SDGs.Tema Housing
Policies: Affordable Homes diterjemahkan sebagai: ‘Mewujudkan Rumah yang Terjangkau’
untuk menekankan pentingnya membangun dan mengembangkan strategi kebijakan penye-diaan perumahan yang layak huni dan berkelanjutan. Perumahan yang layak huni bukan sekedar fisik rumah, tapi ada beberapa kondisi yang harus dipenuhi untuk memenuhi ‘layak huni’ seperti: kepastian bermukim, ketersediaan pelayanan prasarana dasar, bahan bangunan, fasilitas dan infrastruktur, keterjangkauan, kelayakan tinggal (fisik rumah, keamanan terhadap bencana), kemudahan akses, lokasi dan kesesuaian budaya.
•Housing Policies: Affordable Homes
2017
•Housing at the center - Jakarta2016
•Public Spaces for All - Bali2015
•Voices for Slums - Jakarta2014
•Urban Mobility - Jakarta2013
•Changing Cities, Building Opportunities -Surabaya2012
•Cities and Climate Change - Makassar2011
•Better City, Better Life -Jakarta2010
•Planning Our Urban Future -Palembang2009
•Harmonious City - Denpasar2008
•A Safe City is a Just City - Solo2007
•
Innovative
Governance,
Open Cities,
-Jakarta
2017
•
Inclusive
Cities, Shared
Development
- Jakarta
2016
PENYELENGGARAAN HHD DI INDONESIA
PENYELENGGARAAN HKD DI INDONESIA
Hari Kota Dunia
Hari Kota Dunia diperingati sejak tahun 2014 untuk meningkatkan kepedulian negara-nega-ra dunia tentang urbanisasi global, mendorong kerjasama antar neganegara-nega-ra dalam menangkap peluang dan mengatasi tantangan urbanisasi, serta mendukung pembangunan perkotaan berkelanjutan. Penekanan pada kota adalah karena saat ini sudah hampir separuh penduduk dunia tinggal di daerah perkotaan. Diperkirakan pada tahun 2030 hampir 70% penduduk dunia akan tinggal di perkotaan. Meskipun kota hanya menempati 2% daratan, namun 70% ekonomi berpusat di kota, dan lebih dari 60% konsumsi energi global dihabiskan di kota.
Tahun ini PBB memilih tema Innovative Governance, Open Cities atau Inovasi Kepemerin-tahan Menuju Terwujudnya Kota Bagi Semua karena tata kelola perkotaan telah dianggap sebagai aspek kunci dalam Agenda 2030 tentang Pembangunan Berkelanjutan dan Agenda Baru Perkotaan. Pembangunan kota yang berkelanjutan seringkali mengalami beberapa ke-munduran seperti pertumbuhan penduduk yang pesat, meningkatnya urban sprawl, kurangnya penyediaan perumahan, polusi udara dan kemacetan lalu lintas, serta pengecualian dan akses yang tidak setara terhadap peluang, yang secara terus menerus menantang setiap model tata kelola pemerintahan yang ada di kota dan kapasitas mereka untuk menyelesaikannya. Model tata kelola perkotaan tradisional telah terbukti tidak sesuai dengan upaya keberlanjutan perkotaan. Kebanyakan negara berupaya untuk meningkatkan kapasitas pemerintahan lokal, memperkuat pembangunan perkotaan dan wilayah terpadu, kerjasama metropolitan dan antar kota, mengembangkan model partisipasi masyarakat yang inovatif dan melibatkan banyak pihak dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
Konsep “kota terbuka” juga diusulkan dalam Agenda Baru Perkotaan. Sebuah kota seharusnya merupakan suatu sistem yang terbuka dan berpori, dengan fungsi yang beragam dan kerumu-nan orang yang berbagi ruang yang sama, serta mendukung produksi bersama. Kualitas hidup dan pemeliharannya sepenuhnya tergantung pada tenaga kerja, informasi, dan persediaan yang tanpa henti mengalir ke dalamnya dan diproses saat membentuk ruang dan perubah-an terus menerus. Sebagai penggabungperubah-an berbagai budaya, masyarakat, dperubah-an industri, kota menginspirasi inovasi dan perkembangan manusia perkotaan berikutnya. Kota yang terbuka, beragam, dan kooperatif merupakan tren yang mengarah pada tata kelola perkotaan modern.
perkotaan. Tata kelola perkotaan yang inovatif seharusnya dapat menyesuaikan dan mengek-splorasi para pemangku kepentingan dengan pendekatan kemitraan, termasuk kemitraan publik swasta yang lebih fleksible dan akuntabel, menarik modal sosial untuk meningkatkan efisiensi ekonomidana pemerintah yang memastikan dampak investasi yang merata.
Pengelolaan tata kelola perkotaan juga harus ditingkatkan dengan memperkenalkan teknolo-gi informasi dan solusi data terbarui, untuk membantu pemerintah daerah dengan sistem tata kelola yang lebih transparan, akuntabel, partisipatif dan responsif. Pembangunan lebih lanjut dari“kota yang lebih cerdas” (smarter cities) juga harus diwujudkan untuk memperbaiki pelayanan publik dengan menggunakan sarana teknologi terbarui dan untuk meningkatkan efisiensi mekanisme berbagi informasi antara pemerintah dan masyarakat untuk tata kelola-perkotaan yang inklusif.
Kali ini, Hari Kota Dunia akan fokus dalam membangkitkan diskusi pada semua tingkat pemer-intah dan para pemangku kepentingan terkait mengenai bagaimana menerapkan inisiatif yang konkret untuk memperbaiki tata kelola perkotaan dalam konteks pelaksanaan Agenda Baru Perkotaan, serta pencapaian tujuan-tujuan SDGs.
Banner HHD dan HKD Tahun 2017
MAKSUD
DAN
TUJUAN
Secara umum maksud dari peringatan Hari Habitat Dunia (HHD) dan Hari Kota Dunia (HKD) adalah meningkatkan kepedulian pemangku kepentingan bidang permukiman dan perkotaan, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah, akademisi, LSM, swasta, praktisi, maupun pemerhati akan isu-isu permukiman dan pembangunan perkotaan berkelanjutan.
Tujuannya adalah untuk:
Meningkatkan kepedulian pemangku kepentingan terhadap isu permukiman dan perkotaan berkelanjutan;
1. Meningkatkan kepedulian dan komitmen pemangku kepentingan terhadap isu per-mukiman dan perkotaan berkelanjutan;
2. Merefleksikan keadaan perkotaan dan pemenuhan hak dasar untuk memiliki tempat tinggal yang memadai;
3. Memikirkan solusi bagi pengembangan permukiman (terutama bagi masyarakat miskin) dan perkotaan yang berkelanjutan di Indonesia
4. Mendorong dialog antar pemangku kepentingan untuk pemenuhan hak atas rumah layak huni dan pembangunan perkotaan yang berkelanjutan; serta
5. Mendorong peran serta pemangku kepentingan dalam implementasi Agenda Baru Perko-taan.
PERAN SERTA
PEMANGKU
KEPENTINGAN
Pemerintah dan pemerintah daerah, baik di tingkat provinsi, kabupaten dan kota dapat menja-di penggerak para pemangku kepentingan dalam berbagai kegiatan dalam rangka peringatan Hari Habitat Dunia dan Hari Kota Dunia.
Sesuai dengan panduan Urban October Guidelines, beberapa kegiatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Mendorong perhatian dan kepedulian terhadai isu dan tantangan perumahan dan perkotaan, sesuai dengan tema dan terutama bagi masyarakat yang miskin dan rentan; 2. Meningkatkan kepedulian melalui kampanye media: media social, media cetak, acara
di radio dan televise, pameran dsb. Laksanakan konferensi pers dan manfaatkan media social seperti Facebook, Twitter, Instagram, Youtube untuk melibatkan pemerintah, akademisi, professional dan wakil masyarakat.
3. Meluncurkan kebijakan dan program yang mendukung tema;
4. Meningkatkan kepedulian melalui kampanye yang sesuai dengan tema HHD 5. dan HKD di daerah masing-masing dan mengumpulkan jejak rekam cerita 6. tentang permukiman dan perkotaan sesuai dengan tema HHD dan HKD;
7. Membuat pertemuan dan diskusi di tingkat nasional, regional dan lokal terkait tema, dan implementasi New Urban Agenda dan Sustainable Development Goals;
8. Mempromosikan #HabitatDay #UrbanOctober dan #NewUrbanAgenda dalam setiap posting di media sosial.
Daftarkan acara anda di kota anda melalui email ke seknashabitat@gmail. com.
RANGKAIAN
KEGIATAN
04
28 okt 29 okt 30 okt SABTU-MINGGUTAMAN AYODYA, BARITO, JAKARTA SELATAN
PAMERAN HASIL LOMBA FOTOGRAFI
• Pengumuman Pemenang Lomba Fotografi • Penganugerahan Hadiah
SENIN
RUANG PENDOPO KEMENTERIAN PUPR
DISKUSI PANEL, 08.30-16.30
Sesi I: Kota Terbuka, Menjawab Tantangan Urbanisasi dalam Pembangunan Berkelanjutan Sesi II: Praktik Terbaik Kota: 1. Perencanaan Cerdas dan Inovatif Kota Terbuka 2. Pemerintahan Cerdas dan Inovatif, Pendekatan Teknologi dan Keterbu-kaan 3. Infrastruktur Cerdas dan Inovatif Kota Terbuka31 okt 01 nov
SELASA-RABU
AUDITORIUM KEMENTERIAN PUPR
PAMERAN
TALKSHOW, 09.30-14.30
• Launching Buku Panduan Praktik New Urban Agenda (NUA) • Menuju Terwujudnya Kota Layak Huni, Produktif, dan BerkelanjutanPAMERAN
TALKSHOW, 10.00-16.00
• Menuju Kota Cerdas Berkelanjutan 1. Transit Oriented DevelopmentPENGANUGERAHAN HADIAH UNTUK PEMENANG
BOOTH TERBAIK
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Jl. Pattimura No. 20 Jakarta Selatan harihabitatdunia2016@gmail.com Jl. Wijaya I No. 68 Jakarta Selatan (Telp/Fax) +6221 722 6530 seknashabitat@gmail.com www.habitat-indonesia.or.id
PEMBIAYAAN
DAN PELAKSANA
KEGIATAN
Pembiayaan
Pembiayaan kegiatan acara puncak Peringatan Hari Habitat Dunia dan Hari Kota Dunia di tingkat Nasional dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dari daerah yang menjadi tuan rumah penyelengga-ra, para pemangku kepentingan terkait perumahan dan permukiman, serta pihak-pihak yang berminat (sponsor).
Untuk penyelenggaraan peringatan Hari Habitat Dunia dan Hari Kota Dunia tahun 2017, pem-biayaan menjadi tanggung jawab pemerintah daerah dan asosiasi masing-masing. Diharap-kan Peringatan Hari Habitat Dunia dan Hari Kota Dunia dapat diselenggaraDiharap-kan juga di setiap provinsi/kabupaten/kota se-Indonesia di tanah air, sesuai dengan tema “Mewujudkan Rumah yang Terjangkau” dan “Inovasi Kepemerintahan Menuju Terwujudnya Kota Bagi Semua”.
Pelaksana Kegiatan
Pelaksana kegiatan acara puncak dan kegiatan pendukung Peringatan Hari Habitat Dunia dan Hari Kota Dunia 2017 di Indonesia terdiri atas perwakilan instansi terkait yang menjadi penan-gungjawab masing-masing kegiatan. Kegiatan Acara Puncak Peringatan HHD dan HKD 2017 ditingkat nasional menjadi tanggung jawab Kementerian dan Lembaga terkait.