Vol. 6/No. 2/2013: 136-144 AIRPORT NOISE LEVEL EVENT WITH HYPERTENSION IN THE CARGO
INTERNATIONAL AIRPORT WORKERS ADISUCIPTO YOGYAKARTA
I Made Indra1, Tedy Candra Lesmana2, Prastiwi Putri Basuki3 1
Students of S-1 Public Health College of Health Sciences Wira Husada Yogyakarta
2
Lecturer School of Health Sciences Wira Husada Yogyakarta
3
Lecturer School of Health Sciences Wira Husada Yogyakarta
ABSTRACT
Background: People who work in the airport would experience interference
noise is higher than the communities around the airport. Aircraft generated noise will cause emotional disturbances and increased job stress triggers increased blood pressure on airport workers.
Objective: To Know the relationship of noise levels with the incidence of
hypertension in workers Adisucipto International Airport Cargo Section Yogyakarta.
Methods: The study uses a quantitative non-experimental design with
analytic oservasional cross sectional method. Collecting data using questionnaires, sound level meter, spyghmomanometer mercury and stethoscope. Data analysis by kendall tau correlation formula
Results: The results of correlation tests using computer techniques kendall
tau correlation between the noise level to the level of hypertension cargo workers Adisucipto International Airport Yogyakarta, known to have a strong relationship (0,621). 27.0% of respondents with a normal category, 40.5% of respondents had pre-hypertension, 19.0% had hypertension stage respondents and 13.5% of the respondents had hypertension stage two.
Conclusion: There is a relationship between airport noise levels with the
incidence of hypertension in workers Part Adisucipto International Cargo
Airport of Yogyakarta.
Keywords: noise level, the incidence of hypertension
PENDAHULUAN
Kebisingan umumnya terjadi di tempat kerja seperti industri, pabrik, kantor, stasiun, terminal dan bandara. Kebisingan yang melebihi Nilai Ambang
Batas (NAB) dapat mengganggu
kesehatan pekerja seperti: gangguan emosional, stres kerja, berpengaruh pada tekanan darah, hipertensi, jantung,
stroke, kerusakan pendengaran,
kenyamanan dalam bekerja,
mengganggu komunikasi atau
percakapan antar pekerja, mengganggu konsentrasi, menurunkan daya dengar, baik yang sementara dan permanen1.
Hasil pengukuran kebisingan yang dilakukan oleh Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja (HIPERKES) tahun 2011 di Jawa Tengah menemukan rata-rata kebisingan yang timbul sebagai berikut: orang ribut 80 dB, suara mesin motor 95 dB, suara kereta api 104 dB, suara petir 120 dB dan suara pesawat
terbang 150 dB, angka kebisingan
pesawat sebesar 150 dB dapat
menimbulkan gangguan kesehatan yang sangat serius. Kebisingan di bandara tentu merupakan salah satu masalah
kerja yang sering menimbulkan
gangguan kesehatan terhadap
masyarakat di sekitar bandara dan pekerja di bandara itu sendiri2.
Ada banyak penelitian yang meneliti efek paparan kebisingan lingkungan kerja khususnya kebisingan di bandara dengan peningkatan stres dan tekanan
darah pekerjanya. Sembilan puluh
persen dari hipertensi dianggap "penting" sehingga investigasi penyebab hipertensi tetap aktif untuk dilakukan penelitian. Makalah Areview diterbitkan pada tahun 2002 dari 43 artikel yang diterbitkan
menyimpulkan bahwa untuk setiap
kenaikan lima desibel kebisingan di lingkungan kerja eksposur dan implusif ada peningkatan dari 51 mmHg (95 %) tekanan darah sistolik dan peningkatan 14 % peningkatan tekanan diastol dalam terjadinya hipertensi3.
Berdasarkan studi pendahuluan
dengan mengukur tekanan darah pada 10 pekerja Bagian Kargo Bandara Intenasional Adisucipto Yogyakarta, 8 orang diketahui mengalami hipertensi dengan tekanan darah rata-rata 140/90 mmHg dan saat dilakukaan pengukuran kebisingan dari 2 titik kebisingan pada bagian luar ruangan kargo didapatkan rata-rata tingkat kebisingan pada titik 1 rata-rata tingkat kebisingan 103 dB dan pada titik 2 didapatkan rata-rata tingkat
kebisingan 98 dB. Angka tingkat
kebisingan Bagian Kargo Bandara
Internasional Adisucipto Yogyakarta tersebut telah melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) yaitu ≤ 85 dB. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk mempelajari keterkaitan antara tingkat kebisingan yang berasal dari lingkungan kerja di bandara terhadap kejadian hipertensi pada pekerja Kargo
Bandara Internasional Adisucipto
Yogyakarta.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif noneksperimen, menggunakan metode observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Pengambilan
sampel dengan menggunakan total
sampling yaitu mengambil seluruh populasi penelitian sebanyak 37 orang. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan korelasi kendall tau.
Adisucipto Yogyakarta HASIL PENELITIAN
1. Kebisingan Bagian Kargo Bandara Internasional Adisucipto Yogyakarta
Tabel 1. Kebisingan Bagian Kargo Bandara Internasional Adisucipto Yogyakarta
Hari Waktu Rata-Rata Tingkat Kebisingan
(dB) Kamis Pagi 89,7 Siang 93,6 Malam 90,3 Rata-rata 91,2 Jumat Pagi 88,4 Siang 90,3 Malam 87,6 Rata-rata 89,4 Sabtu Pagi 92,2 Siang 91,3 Malam 89,3 Rata-rata 90,9 Minggu Pagi 90,7 Siang 91,6 Malam 89,1 Rata-rata 90,5 Senin Pagi 87,4 Siang 93,3 Malam 88,6 Rata-rata 89,7 Selasa Pagi 91,0 Siang 92,3 Malam 95,2 Rata-rata 92,8 Rabu Pagi 91,2 Siang 93,7 Malam 89,9 Rata-rata 91,6
Rata-rata dalam 7 hari 90,8
Sumber : Data Primer
Berdasarkan Tabel 1, hasil
pengukuran rata-rata tingkat kebisingan,
pada hari selasa mendapatkan
presentase teringgi yaitu 92,8 dB dan dari rata-rata pengukuran selama 7 hari
kerja besaranya adalah 90,8 dB. Rata-rata tersebut melebihi NAB yang telah ditetapkan yaitu ≤ 85 dB.
2. Tingkat kebisingan yang dirasakan pekerja Bagian Kargo Bandara Internasioanl Adisucipto Yogyakarta.
Tabel 2. Kebisingan yang dirasakan Pekerja Bagian Kargo Bandara Internasioanl Adisucipto Yogyakarta
No Tingkat Kebisingan Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat Bising 15 40,5
3 Cukup Bising 17 46,0
3 Tidak Bising 5 13,5
Total 37 100,0
Sumber : Data Primer
Berdasarkan Tabel 2, tingkat
kebisingan yang dirasakan pekerja
berdasarkan hasil pengukuran dari 37 responden yang bekerja di Bagian Kargo
Bandara Internasional Adisucipto
Yogyakarta sebesar 40,5% responden
merasakan sangat bising, 46,0%
responden merasakan cukup bising, dan
13,5% responden merasakan tidak
bising.
3. Tingkat stres pekerja Bagian Kargo Bandara Internasioanl Adisucipto Yogyakarta Tabel 3. Tingkat Stres Pekerja Bagian Kargo Bandara Internasioanl Adisucipto
Yogyakarta
No Tingkat Stres Frekuensi Persentase (%)
1 Stres Berat 9 24,3
2 Stres Sedang 13 35,2
3 Stres Ringan 9 24,3
4 Tidak Stres 6 16,2
Total 37 100,0
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 3, tingkat stres berdasarkan hasil pengukuran dari 37 responden yang bekerja di Bagian Kargo
Bandara Internasional Adisucipto
Yogyakarta sebesar 24,4% responden
mengalami stres berat, 35,1% responden mengalami stres sedang, dan 24,3% responden mengalami stres ringan serta 16,2% responden tidak stres.
4. Hasil pengukuran tingkat hipertensi
Tabel 4. Tingkat Hipertensi Pekerja Bagian Kargo Bandara Internasional Adisucipto Yogyakarta
No Tingkat Hipertensi Frekuensi Persentase (%)
1 Normal 10 27,0
2 Pre- Hipertensi 15 40,5
3 Hipertensi Stadium 1 7 19,0
4 Hipertensi Stadium 2 5 13,5
Adisucipto Yogyakarta
Berdasrkan Tabel 4, Tingkat
hipertensi Berdasarkan hasil pengukuran dari 37 responden yang bekerja di Bagian Kargo Bandara Internasional Adisucipto Yogyakarta. Hasil pengukuran
tingkat tekanan darah yang telah
digolongkan dalam klasifikasi hipertensi yaitu 27,0% responden normal, 40,5% responden mengalami pre-hipertensi, 19,0% responden mengalami hipertensi stadium satu dan 13,5% responden mengalami hipertensi stadium dua. 5. Hubungan tingkat kebisingan dengan kejadian hipertensi
Tabel 5. Hubungan Tingkat Kebisingan dengan Kejadian Hipertensi Pekerja Bagian Kargo Bandara Internasional Adisucipto Yogyakarta, 2013
Tingkat Hipertensi Tingkat Hubungan
Tingkat Kebisingan
Correlation Coefficient .621** Kuat
Sig. (2-tailed) .000
N 37
**
.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Berdasarkan Tabel 5, menunjukkan bahwa hasil uji korelasi Kendall Tau
antara tingkat kebisingan dengan
kejadian hipertensi Pekerja Bagian Kargo
Bandara Internasional Adisucipto
Yogyakarta, diketahui Sig. (2-tailed) = 0,000 < 0,05 yang artinya terdapat hubungan dengan Correlation Coefficient kuat (0,621).
6. Hubungan tingkat kebisingan dengan tingkat stres
Tabel 6. Hubungan Tingkat Kebisingan dengan Tingkat Stres Pekerja Bagian Kargo Bandara Internasional Adisucipto Yogyakarta, 2013
Tingkat stres Tingkat Hubungan
Tingkat Kebisingan
Correlation Coefficient .635** Kuat
Sig. (2-tailed) .000
N 37
**
.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan Tabel 6, menunjukkan bahwa hasil uji korelasi Kendall Tau antara tingkat kebisingan dengan tingkat stres pekerja Bagian Kargo Bandara
Internasional Adisucipto Yogyakarta, diketahui Sig. (2-tailed) = 0,000 < 0,05 yang artinya terdapat hubungan dengan
7. Hubungan tingkat stres dengan kejadian hipertensi
Tabel 7. Hubungan Tingkat Stres dengan Kejadian Hipertensi Pekerja Bagian Kargo Bandara Internasional Adisucipto Yogyakarta, 2013
Tingkat hipertensi Tingkat Hubungan
Tingkat stres
Correlation Coefficient .570** Sedang
Sig. (2-tailed) .000
N 37
**
.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan Tabel 7, menunjukkan bahwa hasil uji korelasi Kendall Tau antara tingkat stres dengan tingkat
hipertensi Pekerja Bagian Kargo
Bandara Internasional Adisucipto
Yogyakarta, diketahui diketahui Sig.
(2-tailed) = 0,000 < 0,05 yang artinya
terdapat hubungan dengan Correlation
Coefficient sedang (0,570).
PEMBAHASAN
1. Tingkat kebisingan Bagian Kargo Bandara Internasional Adisucipto Yogyakarta
Dari hasil penelitian Rata-rata tingkat
kebisingan selama 7 hari kerja
besaranya adalah 90,8 dB. Rata-rata tersebut Melebihi Nilai Ambang (NAB)
batas yang telah ditetapkan oleh
Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor
1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang
persya-ratan Kesehatan Kerja
Perkantoran dan Industri maka lamanya pemaparan yang diizinkan yaitu ≤ 85 dB. Jenis kebisingan yang ada di Bagian Kargo Bandara Internasional Adisucipto Yogyakarta adalah Kebisingan terputus- putus yang berasal dari seluruh aktivitas
di lingkungan bandara (Suma'mur,
2009).
2. Tingkat kebisingan yang dirasakan
pekerja Bagian Kargo Bandara
Internasional Adisucipto Yogyakarta Kebisingan adalah semua bunyi atau suara yang tidak dikehendaki yang dapat
mengganggu kesehatan dan
keselamatan (Anizar, 2009). Hasil
pengukuran tingkat kebisingan yang dirasakan pekerja dari 37 responden yang bekerja di Bagian Kargo Bandara Internasional Adisucipto Yogyakarta sebesar 40,5% responden merasakan
sangat bising, 46,0% responden
merasakan cukup bising, dan 13,5% responden merasakan tidak bising. Hal tersebut jelas membuktikan adanya faktor bahaya fisik yaitu kebisingan yang dirasakan para pekerja kargo Bandara Internasional Adisucipto Yogyakarta dan
dapat menimbulkan gangguan
kesehatan.
3. Tingkat stres pekerja Bagian kargo Bandara Internasional Adisucipto Yogyakarta
Hasil pengukuran tingkat stres dari 37 responden yang bekerja di Bagian Kargo Bandara Internasional Adisucipto Yogyakarta sebesar 24,4% responden mengalami stres berat, 35,1% responden
mengalami stres sedang, 24,3%
responden mengalami stres ringan serta 16,2% responden tidak stres. Hal tersebut jelas membuktikan bahwa stres
Adisucipto Yogyakarta
merupakan salah satu gangguan
kesehatan yang terjadi pada pekerja kargo Bandara Internasional Adisucipto
Yogyakarta yang diakibatkan oleh
kebisingan.
Menurut Bustan 2007, kebisingan selain dapat menimbulkan gangguan
sementara atau tetap pada alat
pendengaran, juga dapat merupakan
sumber stres yang menyebabkan
peningkatan dari kesiagaan dan
ketidakseimbangan psikologis. Paparan terhadap bising berkaitan dengan rasa lelah, sakit kepala, lekas tersinggung,
dan ketidakmampuan untuk
berkonsentrasi.
4. Tingkat hipertensi pekerja Bagian
Kargo Bandara Internasional
Adisucipto Yogyakarta
Hasil pengukuran tingkat hipertensi dari 37 responden yang bekerja di Bagian Kargo Bandara Internasional Adisucipto Yogyakarta. Hasil pengukuran
tingkat tekanan darah yang telah
digolongkan dalam klasifikasi hipertensi yaitu 27,0% responden normal, 40,5% responden mengalami pre-hipertensi, 19,0% responden mengalami hipertensi stadium satu dan 13,5% responden mengalami hipertensi stadium dua, hasil tersebut membuktikan bahawa tingkat hipertensi sangat dipengaruhi oleh faktor fisik lingkungan kerja yaitu kebisingan yang membuat rasa ketidaknyamanan dan gangguan psikologis (stres) yang berpengaruh pada sistem kardiovaskuler sehingga mengakibatakan hipertensi. Hasil tersebut selaras dengan teori Bustan (2007) yang mengemukakan tekanan darah tinggi pada pekerja merupakan salah satu dampak dari stres.
5. Hubungan tingkat kebisingan
dengan tingkat hipertensi pekerja Bagian kargo Bandara Internasional Adisucipto Yogyakarta
Hasil uji korelasi menggunakan teknik komputer korelasi Kendall Tau
antara tingkat kebisingan dengan
kejadian hipertensi pekerja Bagian Kargo
Bandara Internasional Adisucipto
Yogyakarta, diketahui mempunyai
hubungan yang kuat (0,621). Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara Tingkat
Kebisingan dengan Tingkat hipertensi pekerja kargo Bandara Internasional Adisucipto Yogyakarta. Sejalan dengan penelitian oleh Rosalia (2012) yang mempelajari kebisingan dan masa kerja
terhadap kejadian hipertensi pada
pekerja di Bandara Ahmad Yani
Semarang yang mendapatkan hasil yang signifikan antara kebisingan dan masa kerja dengan kejadian hipertensi.
6. Hubungan tingkat kebisingan
dengan tingkat stres pekerja Bagian
Kargo Bandara Internasional
Adisucipto Yogyakarta
Hasil uji korelasi menggunakan teknik komputer korelasi Kendall Tau antara tingkat kebisingan dengan tingkat stres pekerja Bagian Kargo Bandara Internasional Adisucipto Yogyakarta, diketahui mempunyai hubungan yang kuat (0,635). Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Tingkat Kebisingan dengan tingkat stres pekerja kargo Bandara Internasional Adisucipto Yogyakarta. Sejalan dengan teori Bustan (2007) yang
mengemukakan bahwa bising
merupakan salah satu faktor bahaya fisik
yang dapat mengakibatkan
meningkatnya stres pekerja.
7. Hubungan tingkat stres dengan tingkat hipertensi pekerja Bagian
Kargo Bandara Internasional
Adisucipto Yogyakarta
Hasil uji korelasi menggunakan teknik komputer korelasi Kendall Tau
antara tingkat stres dengan tingkat hipertensi pekerja Bagian Kargo Bandara Internasional Adisucipto Yogyakarta, diketahui mempunyai hubungan yang sedang (0,570). Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Tingkat stres dengan tingkat
hipertensi pekerja kargo Bandara
Internasional Adisucipto Yogyakarta.
Sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sera (2010) yang meneliti tentang hubungan tingkat stres dengan peningkatan tekanan darah pada pekerja garmen di PT. Serwajdi, Semarang. Hasil penelitian tersebut membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara stres dengan tekanan darah.
KESIMPULAN
1. Rata-rata tingkat kebisingan Bagian
Kargo Bandara Internasional
Adisucipto Yogyakarta sebesar 90,8 dB Rata-rata tersebut melebihi NAB yaitu ≤ 85 dB.
2. Sebanyak 40,5% responden
merasakan sangat bising, 46,0% responden merasakan cukup bising, dan 13,5% responden merasakan tidak bising.
3. Sebanyak 24,4% pekerja Bagian
Kargo Bandara Internasional
Adisucipto Yogyakarta mengalami stres berat, 35,1% mengalami stres sedang, 24,3% mengalami stres ringan serta 16,2% tidak stres 4. Sebanyak 27,0% pekerja Bagian
Kargo Bandara Internasional
Adisucipto Yogyakarta mengalami tingkat hipertensi Normal, 40,5% Pre-Hipertensi, 19,0% Hipertensi Stadium satu dan 13,5%.Hipertensi Stadium dua.
5. Ada hubungan tingkat kebisingan dengan kejadian hipertensi pekerja
Bagian Kargo Bandara Internasional Adisucipto Yogyakarta yaitu
6. Ada hubungan tingkat kebisingan dengan tingkat stres pekerja Bagian
Kargo Bandara Internasional
Adisucipto Yogyakarta
7. Ada hubungan tingkat stres dengan tingkat hipertensi Pekerja Bagian
Kargo Bandara Internasional
Adisucipto Yogyakarta
DAFTAR PUSTAKA
1. Harrington dan F.S Gill. 2005. Buku
Saku Kesehatan Kerja. Edisi 3. EGC
Jakarta.
2. Handoko, 2008. Mengenal Personal
Diri. Erlangga Jakarta.
3. Jeyaratnam J. dan David K., 2010.
Pratik Kedokteran Kerja. EGC Jakarta
4. Mashallah A.,dkk..2008. Noise
Exposure and Risk of Hypertension.
Journal Occupational healt, 21 : 3-5
5. Moran M. dan Sahpiro H., 2000.
Termodinamika Teknik Jilid ke 2.
Erlangga Jakarta.
6. Reddy P. 2012. The Interactive Effect of Chronic Exposure to Noise and Job Complexity on Changes in
Blood: Pressure And Job
Satisfaction, A Longitudinal Study of
Industrial Employees. Journal
Occupational Health Psychology,44:
6-14
7. Rosidah, 2003. Studi Kejadian
Hipertensi Akibat Bising Pada
Wanita Yang Tinggal di Sekitar
Lintasan Kereta Api di Kota
Semarang.Tesis. Pasca Sarjana
Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah. Tidak dipublikasikan. 8. Rusli, 2009. Pengaruh Kebisingan
Dan Getaran Terhadap Perubahan Tekanan Darah Masyarakat yang Tinggal di Pinggiran Rel Kereta Api
Adisucipto Yogyakarta
Lingkungan XIV Kelurahan Tegal Sari Kecamatan Denai, Medan.
Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, Medan.
9. Subaris H. , 2008. Hygiene
Lingkungan Kerja. Mitra Cendekia
Press Yogyakarta.
10. Suma'mur, 2009. Higiene
Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES). Sagung Seto Jakarta.