• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Direksi. Jahja Setiaatmadja Presiden Direktur. PT Bank Central Asia Tbk - Laporan Tahunan 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Direksi. Jahja Setiaatmadja Presiden Direktur. PT Bank Central Asia Tbk - Laporan Tahunan 2017"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Direksi

Jahja Setiaatmadja

(2)

Kami menyampaikan pada tahun 2017 BCA berhasil membukukan hasil kinerja yang baik dengan memanfaatkan berbagai peluang bisnis di tengah tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang moderat. Kepercayaan nasabah atas kualitas produk dan layanan BCA merupakan kunci yang mendasari pencapaian tersebut. Secara konsisten BCA menyediakan layanan yang berkualitas didukung oleh investasi yang terukur dalam memperkuat bisnis inti perbankan transaksi serta menjalankan fungsi intermediasi. Langkah strategis BCA diarahkan untuk memenuhi evolusi kebutuhan layanan keuangan para nasabah selaras dengan tren perkembangan teknologi terkini.

Tinjauan Ekonomi dan Perbankan Indonesia 2017

Perkembangan ekonomi Indonesia tidak lepas dari pengaruh perekonomian global yang menunjukkan tren perbaikan meskipun proses pemulihannya tidak secepat dari perkiraan sebelumnya. Pada tahun 2017 perekonomian Indonesia tumbuh 5,1% didorong oleh kinerja ekspor dan aktivitas investasi yang membaik. Realisasi dan proses pembangunan proyek-proyek infrastruktur di Indonesia turut menopang ekonomi Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia terlihat telah mencapai siklus terendahnya (bottoming out trend) dalam 12 bulan terakhir. Sepanjang tahun 2017 kami melihat Pemerintah dan regulator melakukan berbagai upaya dan menerapkan kebijakan-kebijakan untuk menstimulasi pemulihan ekonomi nasional serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Perkembangan perekonomian Indonesia telah mendapat pengakuan dari berbagai lembaga. Pada tahun 2017 Indonesia mendapat kenaikan peringkat dari lembaga-lembaga rating utama dunia. Standard & Poor’s meningkatkan peringkat hutang negara Indonesia menjadi layak investasi, sedangkan Fitch Ratings meningkatkan peringkat hutang Indonesia dari BBB- menjadi

“Keberhasilan BCA dalam mempertahankan kinerja usaha adalah berkat

kepercayaan penuh dari nasabah. BCA mempelajari dengan cermat

perubahan kebutuhan nasabah dan menyediakan solusi perbankan

yang sesuai.”

Para Pemegang Saham dan Pemangku

Kepentingan yang kami hormati,

BBB. Sementara itu, outlook peringkat investment grade Indonesia dari Moody’s dinaikkan menjadi positif dimana sebelumnya stabil. Dengan terjaganya stabilitas makroekonomi, dimana tingkat inflasi dan nilai tukar berada pada tingkat yang terkendali, Bank Indonesia melanjutkan berbagai langkah pelonggaran kebijakan yang telah ditempuh dalam beberapa tahun terakhir untuk menstimulasi tingkat pertumbuhan PDB yang lebih baik. Pada tahun 2017 suku bunga kebijakan BI 7-day reverse repo rate kembali diturunkan 50 basis point sehingga pada akhir tahun 2017 berada pada level 4,25%.

Di tengah moderasi perekonomian Indonesia, dalam beberapa tahun terakhir industri perbankan Indonesia mengalami perlambatan pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga. Strategi konsolidasi dan efisiensi internal yang ditempuh dunia usaha telah menyebabkan rendahnya permintaan kredit sehingga pada tahun 2017 kredit industri perbankan tumbuh moderat 8,2% menjadi Rp 4.738 triliun. Sementara itu dana pihak ketiga tumbuh lebih tinggi dibandingkan kredit sebesar 9,3% menjadi Rp 5.289 triliun diantaranya didukung oleh kesuksesan program tax amnesty. Industri perbankan juga dihadapkan pada tekanan terhadap Net Interest Margin (NIM) sejalan dengan penurunan suku bunga, di tengah permintaan kredit belum sepenuhnya pulih pada tahun 2017. NIM industri perbankan turun 30 basis point menjadi 5,3% pada tahun 2017 dibandingkan 5,6% pada tahun 2016. Meskipun demikian, meredanya tekanan terhadap kredit bermasalah menyebabkan pembentukan biaya cadangan penurunan nilai kredit menjadi berkurang apabila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini mendorong pertumbuhan positif profitabilitas industri perbankan pada tahun 2017 meskipun pertumbuhan portofolio kredit masih dalam kisaran yang moderat dan NIM mengalami tekanan. Secara umum, stabilitas sistem perbankan

(3)

terjaga baik dimana tingkat profitabilitas cukup baik serta tingkat pemodalan dan likuiditas berada pada posisi sehat. Rasio CAR sektor perbankan tercatat 23,2% dan rasio LDR berada pada level 90,0% pada akhir tahun 2017.

Analisis atas Kinerja BCA

Pada tahun 2017 BCA dan para entitas anak secara konsisten mempertahankan pertumbuhan kinerja keuangan konsolidasi yang positif dengan Laba Bersih tumbuh 13,1% mencapai Rp 23,3 triliun. Pendapatan Operasional (Pendapatan Bunga Bersih dan Pendapatan Operasional selain Bunga) tercatat sebesar Rp 57,0 triliun, meningkat 6,0%. Kinerja profitabilitas BCA sejalan dengan kondisi kualitas kredit yang terjaga dimana pembentukan cadangan kredit bermasalah tercatat lebih besar pada tahun sebelumnya. BCA membukukan beban cadangan kerugian penurunan nilai kredit sebesar Rp 1,8 triliun sehingga posisi cadangan kerugian penurunan nilai kredit mencakup 190,7% dari seluruh nilai kredit bermasalah di tahun 2017. Rasio NPL BCA berada pada tingkat yang dapat ditoleransi sebesar 1,5%.

Di tengah tantangan tren penurunan tingkat suku bunga dan volume bisnis sektor perbankan yang belum pulih sepenuhnya, BCA berupaya memanfaatkan berbagai kesempatan yang ada baik di sisi aset maupun sisi liabilitas. Pada akhir tahun 2017, BCA mencapai pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga masing-masing sebesar 12,4% dan 9,6% menjadi sebesar Rp 467,5 triliun dan Rp 581,1 triliun.

BCA membukukan pertumbuhan kredit di semua segmen. Pada tahun 2017, BCA melihat adanya permintaan kredit korporasi terutama kredit modal kerja. BCA menjalankan berbagai inisiatif untuk menggali peluang pertumbuhan pada segmen komersial dan UKM di tengah ketatnya kompetisi. Di segmen kredit konsumer, berbagai event promosi serta penawaran suku bunga kredit yang kompetitif mendukung pertumbuhan di tahun 2017 terutama kredit pemilikan rumah. Di sisi pendanaan, dana giro dan tabungan (Current Accounts and Saving Accounts – CASA) tetap menjadi kontributor utama sebesar 76,3% terhadap total dana pihak ketiga pada akhir tahun 2017. CASA tumbuh 8,7% menjadi Rp 443,7 triliun, sedangkan deposito meningkat 12,7% menjadi Rp 137,4 triliun. Pertumbuhan dana pihak ketiga turut didukung oleh perputaran dana tax amnesty.

Ikhtisar Keuangan BCA (dalam miliar Rupiah)

2017 2016 Δ %

Total Aset 750.320 676.739 10,9%

Kredit 467.509 415.896 12,4%

Dana Pihak Ketiga 581.115 530.134 9,6%

Pendapatan Bunga Bersih 41.827 40.079 4,4%

Pendapatan Operasional selain Bunga 15.155 13.700 10,6%

Beban Operasional (25.190) (23.379) 7,7%

Laba Sebelum Pajak 29.159 25.839 12,8%

Laba Bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk 23.310 20.606 13,1%

EPS (dalam Rupiah) 945 836 13,1%

Rasio-Rasio Keuangan Utama (tidak konsolidasi)

2017 2016 Δ bps ROA 3,9% 4,0% (10) ROE 19,2% 20,5% (130) NIM 6,2% 6,8% (60) LFR 78,2% 77,1% 110 NPL 1,5% 1,3% 20

Rasio Efisiensi Biaya (Cost Efficiency Ratio–CER) 44,4% 43,9% 50

(4)

BCA memanfaatkan teknologi yang andal dan terkini dalam mendukung pertumbuhan bisnis perbankan transaksi dan meningkatkan efisiensi operasional. Pada tahun 2017, lebih dari 90% transaksi perbankan BCA telah dilakukan melalui digital atau layanan elektronik. Selain memberikan kemudahan, keamanan dan fleksibilitas kepada nasabah dalam menjalankan transaksi perbankan, pemanfaatan teknologi juga meningkatkan efisiensi operasional Bank sehingga pertumbuhan beban operasional dapat terkendali dengan cukup baik. Secara keseluruhan, beban operasional tercatat sebesar Rp 25,2 triliun, meningkat sebesar 7,7%. Persentase kenaikan tersebut relatif rendah dibandingkan rata-rata kenaikan lima tahun terakhir.

Kondisi keuangan BCA yang solid di tahun buku 2017 tercermin pada rasio-rasio keuangan utama. BCA mencatat tingkat pengembalian atas aset (Return on Assets – ROA) sebesar 3,9% dan tingkat pengembalian atas ekuitas (Return on Equity – ROE) sebesar 19,2%. Rasio profitabilitas ini relatif terjaga dibandingkan tahun sebelumnya dan berada di atas rata-rata sektor perbankan. Aktivitas penyaluran kredit dan berbagai investasi senantiasa memperhatikan kecukupan likuiditas dan permodalan BCA. Posisi permodalan dan likuiditas tetap solid dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio – CAR) sebesar 23,1% dan rasio kredit terhadap pendanaan (Loan to Funding Ratio – LFR) sebesar 78,2%.

Implementasi Kebijakan Strategis

BCA senantiasa mencermati kondisi ekonomi dan perkembangan sektor perbankan untuk mengantisipasi tantangan dan meraih peluang yang ada.

Keseimbangan antara kepentingan bisnis dan manajemen risiko yang prudent merupakan bagian penting dalam menjalankan berbagai lini usaha, baik di bidang bisnis inti layanan payment settlement, bidang pemberian kredit maupun pengembangan lini-lini bisnis entitas anak.

Memperkuat Layanan Payment Settlement

Pengembangan layanan payment settlement merupakan salah satu langkah strategis yang berperan dalam memperkokoh pendanaan CASA untuk mempertahankan keunggulannya dalam perbankan transaksi. BCA menghubungkan para nasabah melalui jaringan multi-channel yang terintegrasi dan luas. Investasi

secara terukur atas infrastruktur perbankan transaksi senantiasa dilakukan secara berkesinambungan. Keamanan, kenyamanan dan keandalan bertransaksi menjadi prioritas utama BCA dalam memberikan layanan yang berkualitas bagi nasabah dan memperkokoh franchise value pendanaan Bank.

BCA mempelajari dengan cermat perubahan kebutuhan nasabah dan menyediakan solusi sesuai dengan tren yang berkembang. Sejalan dengan perkembangan teknologi digital, BCA melihat adanya perubahan preferensi nasabah dalam bertransaksi pada beberapa tahun terakhir ini. Frekuensi transaksi perbankan melalui layanan digital BCA terus meningkat, sementara frekuensi transaksi melalui kantor cabang mengalami penurunan. Pada tahun 2017 frekuensi transaksi melalui layanan digital berkontribusi 97,0% terhadap keseluruhan transaksi BCA, meningkat dari 96,2% dibandingkan tahun 2016. Pertumbuhan tersebut terutama ditopang oleh peningkatan transaksi melalui internet banking dan mobile banking. Sejak tahun 2017, jumlah transaksi melalui internet banking BCA telah melebihi ATM. BCA mengimplementasikan teknologi terkini untuk meningkatkan customer experience dan efisiensi operasional. BCA terus berupaya meningkatkan penggunaan layanan internet dan mobile banking yang merupakan channel yang lebih efisien dibandingkan dengan ATM dan perbankan cabang. BCA melakukan sosialisasi kepada nasabah bahwa layanan internet dan mobile banking lebih nyaman dan mudah digunakan dengan aksesibilitas tinggi yaitu 24 jam per hari, 7 hari dalam 1 minggu. BCA terus memperkaya berbagai fitur transaksi dan meningkatkan kapasitas transaksi melalui internet dan mobile banking.

Kantor cabang merupakan channel yang efektif dalam mempererat hubungan dengan nasabah dan memfasilitasi transaksi berskala besar. Meskipun hanya berkontribusi sebesar 3% dari total frekuensi transaksi, jaringan kantor cabang menyumbang 57% dari total transaksi berdasarkan nilai nominal. Untuk memfasilitasi kebutuhan transaksi uang tunai yang masih cukup besar di Indonesia, secara selektif BCA terus melakukan penambahan jaringan cabang dan ATM. Ekspansi kantor-kantor cabang lebih menitikberatkan pada format yang lebih compact berbentuk kantor kas dan kios. BCA meningkatkan peran otomasi di jaringan perbankan cabang melalui penggunaan mesin setor tarik di teller dan penggunaan aplikasi pendukung layanan cabang e-branch.

(5)

Anggota Direksi

Armand Wahyudi Hartono

Wakil Presiden Direktur Jahja Setiaatmadja Presiden Direktur

Subur Tan Direktur Henry Koenaifi Direktur Suwignyo Budiman Direktur

Eugene Keith Galbraith Wakil Presiden Direktur

(6)

Erwan Yuris Ang Direktur Independen Santoso Direktur Rudy Susanto Direktur Inawaty Handoyo Direktur Lianawaty Suwono Direktur

(7)

Di jaringan ATM, investasi diarahkan untuk mengkonversi sebagian ATM konvensional dan Cash Deposits Machine (CDM) menjadi Cash Recycling Machine (CRM). Pelayanan tunai ATM konvensional hanya melayani penarikan kas, sedangkan CDM merupakan suatu jenis ATM untuk penyetoran uang tunai. Penggunaan CRM memungkinkan penyetoran dan penarikan uang tunai dalam satu mesin, dengan menggunakan kembali uang tunai yang disetor untuk penarikan berikutnya. Per akhir tahun 2017 hampir seluruh CDM telah ditingkatkan fungsinya menjadi CRM dan BCA juga telah mengganti ratusan mesin ATM konvensional menjadi CRM. Investasi dalam bentuk CRM ini meningkatkan efisiensi dengan berkurangnya frekuensi kunjungan rutin untuk pengisian uang tunai.

Guna mendukung pengembangan produk dan layanan digital terkini, Bank menyempurnakan metode kerja, kapasitas dan kapabilitas infrastruktur teknologi informasi yang lebih agile dan inovatif. BCA senantiasa melakukan inovasi produk baru dan mencermati tren perkembangan digital. Adapun pada tahun 2017, BCA memperkenalkan fasilitas penarikan tunai tanpa kartu di ATM BCA melalui BCA Mobile di samping melalui produk e-wallet, Sakuku, dan meluncurkan layanan berbasis chatting, VIRA, virtual assistant. BCA juga terus meningkatkan kerja sama dengan berbagai pelaku e-commerce dan memperkaya produk dan layanan pembayaran pada online platform.

Aktivitas Penyaluran Kredit yang Prudent

Di tengah tingkat permintaan kredit yang masih moderat, BCA berupaya meraih berbagai peluang yang ada. BCA berhasil membukukan pertumbuhan kredit yang relatif tinggi pada segmen konsumer dan korporasi di tahun 2017. BCA menawarkan suku bunga yang kompetitif disertai program promosi yang menarik untuk mendukung pertumbuhan kredit konsumer. Sementara itu didukung oleh neraca yang likuid dan salah satu terbesar di Indonesia, BCA mendukung kebutuhan kredit dari korporasi-korporasi ternama sesuai dengan tren pergerakan suku bunga di pasar. Pada tahun 2017 BCA mencatat portofolio kredit sebesar Rp 467,5 triliun, meningkat 12,4%.

Pertumbuhan kredit konsumer terutama didukung kenaikan portofolio Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Pada perayaan ulang tahun BCA di tahun 2017, BCA menawarkan program KPR yang menarik dengan suku bunga yang kompetitif yaitu program ‘Fix & Cap’ dengan jangka waktu 5 tahun fix 6% selama 2 tahun dan cap 6,88% selama 3 tahun. Penawaran ini mendapat respon yang baik

dari para nasabah. Selanjutnya, BCA juga menawarkan produk-produk KPR lainnya seperti KPR dengan angsuran ringan di awal sesuai dengan kebutuhan nasabah. Pertumbuhan KPR yang tinggi meningkatkan pangsa pasar BCA dan mendukung kenaikan portofolio kredit konsumer secara keseluruhan.

Sementara itu, dalam penyaluran Kredit Kendaraan Bermotor (KKB), BCA bekerja sama dengan entitas anaknya, yaitu PT BCA Finance dan PT Central Santosa Finance. Untuk mendorong pertumbuhan KKB, BCA ikut serta dalam serangkaian kegiatan autoshow dan melakukan penawaran produk KKB yang popular seperti program ‘Fix & Cap’ dengan tingkat suku bunga kompetitif. BCA juga mengedepankan kualitas layanan, memberikan proses pengolahan aplikasi yang cepat dan menyediakan tenaga pemasaran yang andal untuk memberikan customer experience yang memuaskan. Di segmen kartu kredit, BCA melakukan kerja sama dengan berbagai mitra ternama dan menyelenggarakan berbagai program promosi. BCA meningkatkan keunggulan proprietary card ‘BCA Card’ dengan memperluas jaringan kerja sama dan memberikan program-program menarik sesuai kebutuhan masyarakat.

Pada segmen korporasi, BCA memanfaatkan peluang di setiap siklus peningkatan permintaan kredit. Penyaluran kredit segmen tersebut ditujukan bagi korporasi-korporasi ternama yang memiliki rekam jejak baik. Sementara itu, pada segmen komersial & UKM, BCA berupaya melakukan berbagai upaya penetrasi di tengah tingkat kompetisi yang sangat ketat dibandingkan segmen-segmen yang lain. Guna menjaring permintaan di segmen yang lebih rendah, BCA juga membuka sentra Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di beberapa cabang sebagai proyek percontohan. Di samping itu, pada tahun 2017 BCA melakukan penyesuaian pada batasan eksposur kredit komersial dan UKM untuk memperluas target pasar dan meningkatkan eksposur di segmen komersial dan UKM. Sejalan dengan tren pergerakan suku bunga, BCA menurunkan tingkat suku bunga kredit di semua segmen dengan yield kredit turun 80 basis point di akhir 2017 dibandingkan akhir 2016.

BCA senantiasa mengembangkan infrastruktur perkreditan, termasuk peningkatan kualitas dan kuantitas account officer dan relationship manager, pengembangan produk-produk kredit, menyempurnakan kebijakan perkreditan, memperkuat infrastruktur pengembangan bisnis wilayah.

(8)

Target vs Pencapaian 2017 Target Pencapaian Pertumbuhan kredit 8% - 10% 12,4% Pertumbuhan CASA 5% - 7% 8,7% ROA ≥ 3,5% 3,9% ROE 18%-20% 19,2%

Penyaluran kredit diimbangi dengan kualitas yang tetap terjaga. Dalam menjaga penyaluran kredit yang berkualitas dan mencermati kondisi perekonomian terkini, BCA mengedepankan praktik-praktik penyaluran kredit yang prudent. Di samping itu, BCA senantiasa melakukan pemantauan terhadap kualitas portofolio kredit dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan apabila nasabah mengalami kesulitan dalam pembayaran kredit, termasuk melakukan restrukturisasi pada nasabah-nasabah berkualitas yang sedang mengalami kesulitan keuangan sementara, namun memiliki soliditas bisnis jangka panjang. Untuk memitigasi risiko konsentrasi, BCA menyalurkan kredit yang terdiversifikasi ke berbagai sektor yang potensial.

Mengembangkan Lini-lini Bisnis Entitas Anak

Guna memberikan solusi keuangan yang menyeluruh bagi para nasabah, BCA senantiasa mendukung pengembangan bisnis para entitas anaknya yang mencakup bisnis pembiayaan kendaraan bermotor, remittance, perbankan Syariah, sekuritas, asuransi umum dan jiwa serta perusahaan modal ventura. Basis nasabah BCA yang besar memberikan potensi bagi pengembangan bisnis entitas anak BCA dan diharapkan bisnis entitas anak juga akan membuka peluang baru dalam memperkokoh perbankan transaksi BCA.

Pada tahun 2017 BCA mendirikan entitas anak baru yaitu PT Central Capital Ventura (CCV) yang bergerak dalam perusahaan modal ventura. Perkembangan teknologi internet dan telekomunikasi telah membuka peluang bagi perusahaan-perusahaan start-up untuk menciptakan berbagai inovasi layanan keuangan berbasis digital (fin-tech). Mencermati perkembangan tersebut, BCA melalui CCV berinvestasi dan berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan fin-tech serta perusahaan pendukung jasa keuangan yang dapat mendukung ekosistem layanan keuangan BCA dan para entitas anak BCA secara keseluruhan serta memberikan nilai tambah kepada para pemangku kepentingan.

Pada tahun 2017 BCA meningkatkan kepemilikan pada PT Central Santosa Finance (CS Finance), entitas anak BCA yang bergerak di bidang pembiayaan sepeda motor. BCA kini memiliki 100% saham CS Finance (langsung dan tidak langsung), yang mana sebelumnya kepemilikan BCA tersebut hanya 70%.

Selain itu, PT Asuransi Jiwa BCA (BCA Life), anak usaha BCA yang sebelumnya dimiliki secara tidak langsung melalui entitas anak PT BCA Sekuritas dan PT Asuransi Umum BCA (BCA Insurance), pada tahun 2017 telah dimiliki secara langsung oleh Bank. BCA juga melakukan peningkatan kepemilikan efektif pada BCA Life dan BCA Sekuritas sehingga kepemilikan BCA meningkat dari 75% menjadi 90% pada masing-masing perusahaan tersebut pada tahun 2017, sehingga kini tidak terdapat kepemilikan dari pihak terafiliasi di BCA Life dan BCA Sekuritas. Peningkatan kepemilikan BCA di entitas-entitas anak tersebut akan semakin memperkokoh integrasi, meningkatkan kerja sama dan menyeleraskan strategi bisnis entitas anak dengan BCA.

Target, Tantangan dan Realisasi Tahun 2017

• Target dan Realisasi Tahun 2017

Secara keseluruhan, kinerja BCA pada tahun 2017 lebih baik dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan. Pada akhir tahun 2017 dana CASA tumbuh 8,7% mencapai Rp 443,7 triliun, melebihi kisaran target yang ditetapkan pada awal tahun yaitu 5%–7%. Sementara itu, di sisi aktivitas penyaluran kredit, BCA membukukan pertumbuhan portofolio kredit sebesar 12,4% menjadi Rp 467,5 triliun, melebihi target yang ditetapkan yaitu 8%–10%.

Laba bersih pada tahun 2017 mencapai Rp 23,3 triliun, tumbuh 13,1%. Dengan pertumbuhan laba tersebut, BCA mencatat tingkat pengembalian atas aset (Return on Assets – ROA) dan tingkat pengembalian atas ekuitas (Return on Equity – ROE) masing-masing sebesar 3,9% dan 19,2%. Secara keseluruhan, hasil kinerja ini melebihi target tahun 2017.

(9)

• Kendala yang Dihadapi dan Langkah Penyelesaian

Tren penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia yang disertai dengan kecukupan likuiditas perbankan nasional telah menyebabkan penurunan tingkat suku bunga secara umum di pasar pada tahun 2017. BCA secara bertahap telah menurunkan suku bunga baik pada portofolio kredit maupun dana pihak ketiga. Akan tetapi di tengah kondisi iklim usaha yang belum sepenuhnya pulih, penurunan tingkat suku bunga tersebut belum mampu mendorong pertumbuhan portofolio kredit tersebut secara signifikan. Permintaan kredit sektor perbankan lebih dipengaruhi oleh fundamental kondisi usaha nasional yang tercermin dari masih moderatnya pertumbuhan ekonomi. Situasi ini memberikan tekanan terhadap kinerja pendapatan operasional BCA. Marjin bunga bersih BCA bergerak turun di sepanjang tahun 2017.

BCA berupaya melakukan berbagai efisiensi dan meningkatkan fee-based income. Adapun biaya operasional terbesar BCA adalah berasal dari berbagai aktivitas perbankan transaksi. BCA terus berupaya mengoptimalkan efisiensi melalui pemanfaatan teknologi dan otomasi secara berkelanjutan. Keunggulan BCA dalam layanan payment settlement mampu mendukung penghimpunan fee-based income. Kolaborasi dengan para entitas anak juga terus dikembangkan. Pada tahun 2017, BCA melihat peningkatan kontribusi pendapatan operasional selain bunga terutama dari BCA Insurance dan BCA Sekuritas.

Sehubungan dengan upaya meningkatkan pendapatan bancassurance, pada semester I tahun 2017 BCA memperbaharui perjanjian kerja sama bancassurance dengan PT AIA Financial guna memperluas ruang lingkup kerja sama bancassurance dengan jangka waktu selama 10 tahun. Ke depannya, kerja sama strategis ini diharapkan akan memberikan manfaat jangka panjang yang menguntungkan kedua belah pihak, baik bagi BCA maupun AIA Indonesia serta guna memenuhi kebutuhan nasabah yang semakin beragam. Dengan mengacu kepada kondisi likuiditas yang aman

dan memadai, BCA melakukan beberapa penyesuaian suku bunga pendanaan. Pada Oktober 2017 BCA menurunkan suku bunga maksimum tabungan sebesar 10 basis point. Selain itu, sejak Juni 2017, BCA secara bertahap telah menurunkan suku bunga deposito. Suku bunga maksimum deposito Rupiah 1 bulan turun 275 basis point dari 6,75% pada akhir tahun 2016 menjadi 4,0% pada akhir tahun 2017. Dengan

strategi pengelolaan suku bunga pendanaan tersebut, BCA dapat menekan biaya dana (cost of funds) terutama di semester II 2017. Penurunan suku bunga deposito turut mendukung BCA dalam menghadapi tekanan NIM selama tahun 2017.

Faktor penting lainnya yang mempengaruhi kinerja BCA adalah kondisi kualitas aset. Terjaganya kualitas kredit BCA mendukung pertumbuhan laba bersih BCA meskipun pertumbuhan laba sebelum provisi dan pajak relatif datar. Pencapaian laba bersih BCA didukung oleh penurunan biaya pembentukan cadangan penurunan nilai aset sebesar 42,5% menjadi Rp 2,6 triliun di tahun 2017 sejalan dengan terjaganya tingkat kredit bermasalah. BCA secara disiplin menerapkan kebijakan penyaluran kredit yang berhati-hati di semua segmen di tengah moderasi perputaran aktivitas bisnis dalam beberapa tahun terakhir.

Analisis Prospek Usaha dan Strategi 2018

Kami melihat bahwa perekonomian nasional pada tahun 2018 akan lebih baik dibandingkan tahun 2017 meskipun masih berada pada tingkat yang moderat di tengah fase pemulihan ekonomi. Dampak positif dari pembangunan infrastruktur akan semakin dirasakan secara bertahap pada tahun-tahun mendatang sejalan dengan jadwal penyelesaian berbagai proyek infrastruktur. Selain itu, faktor perekonomian global yang terus menunjukan perbaikan dapat mendukung peningkatan aktivitas ekspor Indonesia. Meskipun 2018 merupakan tahun politik dimana akan terdapat pemilihan Kepala Daerah di beberapa provinsi kunci serta dimulainya tahapan Pemilihan Legistatif dan Pemilihan Presiden, kami optimis bahwa pembangunan ekonomi Indonesia akan terus berlanjut sehingga dalam jangka panjang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap prospektif dan merupakan salah satu pilar perekonomian ASEAN.

Sejalan dengan proses pemulihan ekonomi Indonesia yang sedang berlangsung, kami memperkirakan bisnis sektor perbankan akan tumbuh secara moderat. Kami melihat bahwa penurunan suku bunga menyebabkan rasio Net Interest Margin (NIM) berada pada titik yang cukup rendah sehingga potensi penurunan NIM lebih kecil pada tahun mendatang; dimana hal tersebut memberi pengaruh positif terhadap kinerja BCA. Bank akan terus memantau perkembangan tren suku bunga di tahun 2018 mempertimbangkan dinamika kebijakan bank-bank sentral di dunia dan kebijakan moneter domestik.

(10)

Selanjutnya, BCA dan pelaku perbankan nasional menghadapi dampak perkembangan teknologi yang sangat cepat yang dapat mendisrupsi bisnis perbankan. Untuk itu, fokus investasi akan diarahkan kepada perkembangan teknologi guna mendukung bisnis perbankan dan peningkatan efisiensi secara berkesinambungan.

Bank dihadapkan pada tantangan untuk mengikuti pesatnya perkembangan teknologi yang diwarnai oleh maraknya produk-produk financial technology, bisnis perdagangan online/e-commerce dan masuknya pemain-pemain e-commerce & payment global. Perkembangan teknologi semakin dinamis dan disertai dengan siklus platform teknologi yang semakin pendek memberikan tantangan ke depannya.

Guna mempertahankan kinerja, langkah-langkah strategis dan upaya-upaya yang dilakukan di tahun 2017 akan dilanjutkan di tahun 2018. Pemanfaatan teknologi untuk mengikuti tren perkembangan teknologi digital di bidang keuangan serta untuk meningkatkan efisiensi, akan menjadi elemen penting terutama di bidang layanan payment settlement. BCA akan terus mengembangkan layanan payment settlement untuk memperkokoh pendanaan CASA yang selama ini merupakan sumber pendanaan utama BCA. Investasi pada infrastruktur multi-channels perbankan transaksi dan teknologi digital akan terus dilakukan untuk meningkatkan customer experience, sehingga platform perbankan transaksi BCA semakin nyaman dengan tetap mempertimbangkan faktor keamanan dan keandalan dalam bertransaksi. Sejalan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan nasabah terkini, BCA senantiasa melakukan adaptasi terhadap perkembangan metode payment settlement berbasis online yang digunakan di bisnis e-commerce.

Sementara itu, peningkatan kapabilitas di bidang penyaluran kredit akan terus ditingkatkan guna mendukung fungsi intermediasi BCA. Investasi pada peningkatan infrastruktur kredit, penyempurnaan proses kredit dan kajian berkelanjutan terhadap kebijakan kredit sesuai perkembangan perekonomian akan tetap menjadi perhatian. Sepanjang tahun 2018, BCA mentargetkan pertumbuhan yang positif di semua segmen kredit, baik kredit korporasi, komersial dan UKM maupun konsumer. BCA akan aktif mengkaji tingkat suku bunga yang kompetitif dan menyusun program-program baru untuk mengoptimalkan pertumbuhan portofolio kredit dengan tetap mengedepankan prinsip prudential banking.

BCA berupaya meraih peluang dalam meningkatkan fee based income, baik dengan menggali peluang dari competitive capabilities yang dimiliki di bidang payment settlement dan penyaluran kredit maupun berkolaborasi dengan para entitas anak. Para entitas anak diharapkan memberikan kontribusi yang lebih besar melalui berbagai kerjasama dengan BCA maupun antar entitas anak.

Peningkatan Kualitas Penerapan Tata Kelola Perusahaan

Kepercayaan para pemangku kepentingan mencermikan komitmen BCA dalam menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance – GCG). Dalam menjalankan usahanya, seluruh jajaran BCA, yaitu Dewan Komisaris dan Direksi beserta seluruh manajemen dan karyawan senantiasa menerapkan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi dan kewajaran.

BCA senantiasa menyempurnakan kualitas penerapan tata kelola perusahaan dengan mengacu pada ketentuan nasional dan internasional terkait diantaranya peraturan Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia, ASEAN Corporate Governance Scorecard dan praktik-praktik terbaik (best practices) di industri perbankan. BCA juga membangun komunikasi aktif dengan nasabah, regulator dan komunitas pasar modal dalam mendukung transparansi dengan para pemangku kepentingan.

BCA menyadari pentingnya penerapan tata kelola perusahaan yang baik sebagai fondasi untuk memperkokoh infrastruktur perbankan dan budaya perusahaan guna mempertahankan kelangsungan kinerja usaha serta meminimalisasi risiko-risiko yang dihadapi. Dalam mendukung penerapan tata kelola perusahaan yang baik, BCA memastikan pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas antar unit kerja yang mencerminkan adanya penerapan prinsip check and balance serta sistem pengendalian internal yang baik. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, pada tahun 2017 BCA telah menunjuk auditor eksternal baru yaitu Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan (perusahaan anggota jaringan PwC Global), menggantikan Siddharta Widjaja & Rekan (anggota KPMG International) yang telah mengaudit BCA selama 5 tahun. BCA melakukan penilaian sendiri (self-assessment) atas pelaksanaan tata kelola perusahaan. Pada tahun 2017 hasil self-assessment GCG di BCA memberikan peringkat komposit dengan predikat ‘Sangat Baik’, secara individu maupun secara terintegrasi. Sebagai pengakuan atas pelaksanaan tata kelola

(11)

perusahaan yang baik, BCA meraih penghargaan atau penilaian dari berbagai institusi terkemuka termasuk diantaranya The Most Trusted Companies dari Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG) dan Majalah SWA dan Best Disclosure and Transparency dari Indonesia Institute for Corporate Directorship (IICD).

Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia

BCA menyadari sumber daya manusia merupakan aset penting dalam mempertahankan keberlanjutan bisnis Bank. Pengembangan kualitas sumber daya manusia merupakan komitmen BCA dalam mengimplementasikan arah strategis Bank untuk memberikan layanan yang berkualitas bagi nasabah. BCA memberikan kesempatan pengembangan karir bagi karyawan dengan menawarkan terdapat jenjang karir yang jelas. Proses regenerasi dan suksesi kepemimpinan menjadi prioritas BCA dalam memastikan kesinambungan organisasi yang solid. Untuk memastikan tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas, BCA memberikan pelatihan-pelatihan bagi para karyawan di setiap jenjang organisasi untuk mengasah kemampuannya dan beradaptasi dengan setiap perubahan.

Sejalan dengan perkembangan teknologi, BCA berupaya menerapkan otomasi guna mendukung proses operasional cabang yang lebih efisien. Dengan demikian, para frontliner di cabang dapat lebih diarahkan untuk memperkenalkan sekaligus memasarkan produk dan layanan BCA, serta mempererat hubungan dengan para nasabah.

BCA berupaya untuk menjadi perusahaan pilihan (employer of choice) guna menarik para pekerja yang berkualitas untuk bergabung di BCA dan mempertahankan para karyawan yang berkualitas untuk berkontribusi bagi perkembangan bisnis Bank.

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

BCA berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan (Corporate Social Responsibility – CSR) sebagai bentuk dari tanggung jawab sosial dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Kegiatan sosial yang dilakukan oleh BCA diarahkan pada bidang pendidikan dan budaya; kesehatan dan olah raga; pemberdayaan masyarakat.

Dalam pelaksanaannya, BCA bekerja sama dengan institusi-institusi terkemuka yang berpengalaman dan kompeten dalam bidangnya yang meliputi WWF, UNICEF, Palang Merah Indonesia, dan beberapa universitas terkemuka di Indonesia.

Aspek pendidikan tetap menjadi prioritas kegiatan CSR yang turut berperan dalam peningkatan kualitas dan daya saing masyarakat Indonesia ke depannya. Guna memberikan kesempatan dalam mendapatkan pengalaman bekerja di industri perbankan, BCA menyediakan program magang Bakti BCA. Selain itu, BCA menyelenggarakan program pendidikan akuntansi dan teknik informatika, suatu program pendidikan yang disertai proses magang di BCA.

BCA berperan aktif dalam pelestarian dan pengembangan budaya nasional, khususnya budaya wayang. BCA menyelenggarakan serangkaian kegiatan ‘Wayang for Student’ untuk memperkenalkan para pelajar terhadap budaya wayang. Di bidang kesehatan & olah raga, BCA mendukung berbagai bidang termasuk bulu tangkis yang menjadi olah raga andalan Indonesia.

Dalam pemberdayaan masyarakat, BCA bekerja sama dengan masyarakat setempat dalam program pengembangan desa wisata untuk meningkatkan produktivitas desa dan memberikan peluang kerja. Pada tahun 2017, BCA meresmikan Desa Wisata Kampung Batik Gemah Sumilir sebagai salah satu desa binaan dalam upaya menggaungkan Pekalongan sebagai Kota Batik Dunia kepada wisatawan domestik dan mancanegara.

Penilaian Kinerja Komite di Bawah Direksi

Atas kinerja dan dukungan yang diberikan terhadap pelaksanaan tugas Direksi dalam pengelolaan Bank, Direksi memberikan apresiasi atas peran para Komite Eksekutif yaitu Asset & Liability Committee (ALCO); Komite Kebijakan Perkreditan; Komite Kredit; Komite Manajemen Risiko; Komite Manajemen Risiko Terintegrasi; Komite Pengarah Teknologi Informasi; dan Komite Pertimbangan Kasus Kepegawaian.

Pada tahun 2017, Direksi menilai bahwa komite-komite tersebut telah memberikan kontribusi sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya dan memberikan opini yang bermanfaat sehingga

(12)

mendukung pelaksanaan tugas Direksi. Para komite secara aktif berdiskusi secara berkala dalam membahas program kerja sesuai dengan perkembangan kondisi BCA, perekonomian dan regulasi yang berlaku. Direksi menyampaikan penghargaan atas dukungan dan komitmen komite-komite tersebut.

Perubahan Komposisi Anggota Direksi

Kami laporkan bahwa pada tahun 2017 tidak terdapat perubahan komposisi anggota Direksi BCA. Profil Direksi BCA dapat dilihat pada bagian Profil Perusahaan, halaman 58–67 pada Laporan Tahunan ini. Komposisi 11 anggota Direksi BCA mencerminkan keberagaman anggotanya, baik dalam hal pendidikan, pengalaman kerja maupun keahlian, dan kompetensi yang diperlukan untuk mendukung peningkatan kinerja Bank. Masing-masing Direksi memiliki pembidangan tugas dan tanggung jawab yang mendukung pencapaian strategi bisnis Bank secara keseluruhan sejalan dengan visi dan misi BCA serta berpegang pada tata nilai utama perusahaan.

Apresiasi kepada Seluruh Pemangku Kepentingan

Kami menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan BCA dalam mempertahankan kinerja usaha adalah berkat kepercayaan penuh dari nasabah. Kepercayaan tersebut telah memotivasi segenap karyawan BCA untuk bekerja keras menghadirkan kualitas produk dan layanan yang terbaik bagi para nasabah.

Direksi mengapresiasi peran Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan serta memberikan nasihat-nasihat strategis sehingga BCA dapat melangkah dengan pasti dan kembali membukukan kinerja yang positif pada tahun 2017. Kami menghargai langkah-langkah aktif Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia dalam pengawasan perbankan secara keseluruhan dan dalam menjaga stabilitas sistem keuangan di Indonesia. Akhir kata, mewakili jajaran Direksi dan manajemen BCA, kami mengucapkan terima kasih kepada segenap pemangku kepentingan atas segala dukungan dan kepercayaan yang telah diberikan kepada kami, sehingga memungkinkan kami memandang ke depan dengan penuh optimisme.

Jakarta, Maret 2018 Atas Nama Direksi,

Jahja Setiaatmadja

Presiden Direktur

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat equilibrium, jumlah total pengeluaran (total expenditure) konsumen = P e .Q e yang dalam gambar ini adalah luas empat persegi panjang OPeEQe, sedangkan konsumen

Kemitraan merupakan langkah yang perlu ditempuh –khususnya oleh Subdit Satrolda, dalam mencegah praktik destructive fishing dan membentuk citra kepolisian sebagai pihak

Purwanto, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta; Wijayanti Dwi Astuti, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan

Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek yang berjumlah lima orang guru yang telah memberikan pernyataan-pernyataan; pertama , secara finansial dalam penerapan

Pengadaan paket fullboard peserta, panitia dan narasumber kegiatan workshop peningkatan pemahaman UU Tipikor bagi pegawai dilingkungan kementerian agama provinsi kepulauan

Berdasarkan tujuan pendirian pesantren di atas, penulis berpendapat bahwa tujuan tersebut bisa terlaksana dengan baik apabila semua komponen mulai dari Mudir‘ Am, Mudir

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Sumatera Barat Riau Bangka Belitung Lampung Kepulauan Riau DKI

Dalam penelitian “Hubungan Kuat Arus Listrik dengan Keasaman Buah Jeruk dan Mangga” mengadopsi cara kerja sel galvani-volta, dimana jika ada dua elektroda yang berbeda