• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK ABSTRACT. Keywords: gravity, the general theory of relativity, the black hole ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK ABSTRACT. Keywords: gravity, the general theory of relativity, the black hole ABSTRAK"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

i

ABSTRAK

ABSTRACT

A work of art, especially the work of fine art has its own charm. The attraction arising from the beauty that radiates from the fine art work itself. The work of fine art is created to influence the people who see it, so as to create the impression in the hearts of the audience. The attraction also can affect a person's activity so the place and time are forgotten. Works of fine art always affect someone in the making process or when it is enjoyed, such as the movement and the changes of time and space around an object affected by the gravity of the object. Gravity is reflected metaphorically in works of art, where the activities influenced by the work of fine art and gravity have something in common. Gravity and of fine art in the process and appreciation may across space and time that can affect the objects or humans around them. The theme of Gravity in Art Object is used as a reflection of the objects or human activities around an object of art.

Keywords: gravity, the general theory of relativity, the black hole ABSTRAK

Sebuah karya seni khususnya karya seni rupa memiliki daya tarik tersendiri. Daya tarik yang ditimbulkan dari keindahan yang terpancar dari karya seni rupa itu sendiri. Karya seni rupa diciptakan untuk mempengaruhi orang yang melihatnya, sehingga dapat menimbulkan kesan di dalam hati penikmatnya. Daya tarik itu juga dapat mempengaruhi aktivitas seseorang sehingga tempat dan waktu terlupakan. Karya seni rupa selalu mempengaruhi seseorang dalam proses pembuatannya maupun saat dinikmati, seperti pergerakan dan perubahan ruang dan waktu di sekitar suatu benda terpengaruhi oleh gravitasi benda tersebut. Gravitasi dimetaforakan dalam karya seni, dimana aktivitas yang dipengaruhi oleh karya seni rupa dan gravitasi memiliki kesamaan. Gravitasi dan seni rupa dalam proses dan apresiasinya dapat melintasi ruang dan waktu mempengaruhi objek atau manusia di sekelilingnya. Tema Gravity in Art Object digunakan sebagai pencerminan aktivitas dari objek atau manusia di sekeliling suatu objek seni.

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun laporan seminar dengan judul ”Klungkung Fine Art Space”

Adapun tujuan dari penyusunan laporan ini adalah sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh Mata Kuliah Seminar Tugas Akhir yang dalam hal ini dilakukan melalui proses design di Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana.

Penyusunan laporan ini tentunya tidak terlepas dari kesulitan dan permasalahan. Namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak maka kesulitan – kesulitan dan masalah tersebut dapat terselesaikan. Maka dari itu pada kesempatan ini disampaikan terimakasih kepada :

1. Ibu Dr. Ir. Anak Agung Ayu Oka Saraswati, MT. selaku Ketua Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana.

2. Bapak Ir. I Wayan Gomudha, MT. selaku Dosen Pembimbing I Seminar Tugas Akhir.

3. Bapak Ir. Anak Agung Djaja Bharuna S, MT. selaku Dosen Pembimbing II Seminar Tugas Akhir.

4. Keluarga dan rekan-rekan mahasiswa Jurusan arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana yang telah memberikan dukungan moril dan materil. 5. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah

membantu dalam menyusun dan menyelesaikan laporan ini.

Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Penulis juga tidak lupa mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan memohon kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Denpasar, 10 Agustus 2016

I Wayan Sabath Sukma Miarna NIM: 1204205033

(3)

ii DAFTAR ISI ABSTRAK ... i KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 3 1.3 Tujuan ... 4 1.4 Teknik Penelitian ... 4

1.4.1 Teknik Pengumpulan Data ... 4

1.4.2 Teknik Pembahasan ... 4

1.4.3 Kerangka Pikir ... 5

BAB II PEMAHAMAN TERHADAP ART SPACE 2.1 Pengertian Art Space ... 6

2.2 Tinjauan Seni Murni ... 11

2.3 Kajian Proyek Sejenis ... 15

2.3.1 Bentara Budaya Bali ... 15

2.3.2 Selasar Sunaryo Bandung ... 17

2.3.3 Dia Loe Gue Art Space ... 24

2.4 Spesifikasi Umum Klungkung Fine Art Space ... 25

2.4.1 Pengertian ... 25 2.4.2 Tujuan ... 26 2.4.3 Fungsi ... 26 2.4.4 Sasaran ... 27 2.4.5 Fasilitas ... 27 BAB III STUDI PENGADAAN KLUNGKUNG FINE ART SPACE 3.1 Tinjauan Kabupaten Klungkung ... 29

(4)

iii

3.1.1 Letak Geografis dan Wilayah Administrasi ... 29

3.1.2 Kondisi Fisik ... 30

3.1.3 Kondisi Non Fisik ... 30

3.2 Potensi Kabupaten Klungkung ... 32

3.2.1 Potensi Fisik ... 32

3.2.2 Potensi Non Fisik ... 32

3.3 Analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Treathening) ... 35

3.4 Spesifikasi Khusus Klungkung Fine Art Space ... 36

3.4.1 Kegiatan yang diwadahi ... 36

3.4.2 Seni Rupa Murni yang Diwadahi ... 37

3.4.3 Karya Seni Rupa Murni yang Diwadahi ... 37

3.4.4 Lingkup Pelayanan ... 38

3.4.5 Karakteristik Civitas ... 38

3.4.6 Klasifikasi Fasilitas Klungkung Fine Art Space ... 39

3.4.7 Lokasi ... 41

3.4.8 Sistem Pengelola ... 41

3.4.9 Metode Pengadaan Kegiatan Seni Rupa ... 42

BAB IV TEMA DAN PROGRAM PERANCANGAN KLUNGKUNG FINE ART SPACE 4.1 Tema Perancangan ... 43

4.1.1 Pendekatan Tema ... 43

4.1.2 Penentuan Tema ... 44

4.1.3 Intepretasi Tema ... 46

4.2 Program Fungsional ... 46

4.2.1 Jenis Pelaku Kegiatan ... 46

4.2.2 Pola Kegiatan ... 50 4.2.3 Program Fungsional ... 51 4.2.4 Kebutuhan Ruang ... 53 4.3 Program Performansi ... 55 4.3.1 Sifat Ruang ... 55 4.3.2 Persyaratan ruang ... 55 4.4 Program Arsitektural ... 58

(5)

iv

4.4.1 Kapasitas Klungkung fine art Space Berdasarkan Pelaku Kegiatan 58

4.4.2 Studi Besaran ruang ... 69

4.4.3 Hubungan Ruang ... 61

4.4.4 Organisasi dan Sirkulasi Ruang ... 63

4.4.5 Kriteria Desain ... 54

4.5 Program Tapak ... 67

4.5.1 Studi Kebutuhan Luas Tapak ... 67

4.5.2 Pemilihan Tapak ... 67

4.5.3 Analisis Tapak ... 72

BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak ... 80

5.2 Konsep Perancangan Bangunan ... 90

5.3 Konsep Struktur dan Utilitas ... 95 DAFTAR PUSTAKA

(6)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pikir ... 5

Gambar 2.1 Jenis-jenis Meja Kerja untuk seni lukis dan grafis ... 8

Gambar 2.2 Layout Ruang display Museum ... 10

Gambar 2.3 Area Pandang dalam Galeri ... 10

Gambar 2.4 Contoh Seni Lukis ... 12

Gambar 2.5 Contoh Seni Patung ... 13

Gambar 2.6 Contoh Seni Grafis ... 14

Gambar 2.7 Contoh Seni Instalasi ... 14

Gambar 2.8 Bangunan Galeri Bentara Budaya Bali ... 16

Gambar 2.9 Panggung Terbuka Bentara Budaya Bali ... 16

Gambar 2.10 Ruang Galeri Bentara Budaya Bali ... 17

Gambar 2.11 Ruang galeri A Selasar Sunaryo ... 18

Gambar 2.12 Ruang Galeri B Selasar Sunaryo ... 18

Gambar 2.13 Ruang Galeri Sayap Selasar Sunaryo ... 19

Gambar 2.14 Stone Garden Selasar Sunaryo ... 19

Gambar 2.15 Bale Handap Selasar Sunaryo ... 20

Gambar 2.16 Bale Tonggoh Selasar Sunaryo ... 20

Gambar 2.17 Rumah Bambu Selasar Sunaryo ... 21

Gambar 2.18 Panggung Terbuka Selasar Sunaryo ... 22

Gambar 2.19 Pustaka Selasar Sunaryo ... 22

Gambar 2.20 Selasar Shop Selasar Sunaryo ... 23

Gambar 2.21 Coffe Shop Selasar Sunaryo ... 23

Gambar 2.22 Ruang Galeri Dia Loe Gue Art Space ... 24

Gambar 2.23 Kafetaria Dia Loe Gue art Space ... 25

Gambar 2.24 Hall Dia Loe Gue Art Space ... 25

Gambar 3.1 Peta Prioritas Penanganan Block di Klungkung ... 31

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Klungkung Fine art Space ... 42

Gambar 4.1 Pengaruh Gravitasi terhadap ruang (2d) ... 45

Gambar 4.2 Pola Kegiatan Seniman ... 50

(7)

vi

Gambar 4.4 Pola Kegiatan Pengelola ... 51

Gambar 4.5 Pola Aktivitas Displak Karya Pameran dan Kolaborasi ... 51

Gambar 4.6 Kelompok Ruang Utama ... 53

Gambar 4.7 Kelompok Ruang Pendukung ... 54

Gambar 4.8 Kelompok Ruang Servis ... 54

Gambar 4.9 Hubungan Ruang Makro ... 61

Gambar 4.10 Hubungan Kelompok Ruang Utama ... 62

Gambar 4.11 Hubungan Kelompok ruang Pendukung ... 62

Gambar 4.12 Hubungan Kelompok Ruang Servis ... 62

Gambar 4.13 Hubungan Kelompok Ruang Pengelola ... 62

Gambar 4.14 Organisasi dan Hubungan Ruang ... 63

Gambar 4.15 Alternatif Site 1 ... 68

Gambar 4.16 Alternatif Site 2 ... 69

Gambar 4.17 Bentuk dan BUA ... 72

Gambar 4.18 Titik View ... 73

Gambar 4.19 View Site ... 73

Gambar 4.20 Keyplan Potongan ... 74

Gambar 4.21 Potongan dan Pola Bangunan ... 74

Gambar 4.22 Vegetasi ... 75

Gambar 4.23 Jalur matahari ... 76

Gambar 4.24 Arah Angin ... 76

Gambar 4.25 Analisa Trafik ... 77

Gambar 4.26 Analisa Kebisingan ... 78

Gambar 4.27 Utilitas Tapak ... 79

Gambar 5.1 Analisa Tapak ... 81

Gambar 5.2 Analisa Zoning ... 82

Gambar 5.3 Konsep Zoning ... 83

Gambar 5.4 Konsep Zonning Vertikal ... 83

Gambar 5.5 Konsep Sirkulasi Tapak ... 84

Gambar 5.6 Alternatif 1 Konsep Sistem parkir ... 85

Gambar 5.7 Alternatf 2 Konsep Sistem Parkir ... 85

(8)

vii

Gambar 5.9 Output Konsep Parkir ... 86

Gambar 5.10 Alternatif 1 Konsep Entrance ... 86

Gambar 5.11 Alternatif 2 Konsep Entrance ... 87

Gambar 5.12 Alternatif 3 Konsep Entrance ... 87

Gambar 5.13 Alternatif Konsep Pola Masa ... 88

Gambar 5.14 Aktivitas dan sirkulasi konsep Massa ... 88

Gambar 5.15 Konsep Ruang Luar ... 89

Gambar 5.16 Konsep Orientasi Massa ... 90

Gambar 5.17 Konsep Bentuk Bangunan ... 91

Gambar 5.18 Konsep Bentuk Bangunan ... 92

Gambar 5.19 Konsep Tampilan Bangunan ... 93

Gambar 5.20 Konsep Entrance Bangunan ... 94

Gambar 5.21 Konsep Ruang dalam ... 94

Gambar 5.22 Konsep Sub Struktur ... 95

Gambar 5.23 Konsep Supper Struktur ... 96

Gambar 5.24 Konsep Upper Struktur ... 97

Gambar 5.25 Konsep Pencahayaan ... 97

Gambar 5.26 Konsep Penghawaan ... 98

Gambar 5.27 Konsep Keamanan Gedung ... 99

Gambar 5.28 Konsep Pemadam Kebakaran ... 100

Gambar 5.29 Konsep Sistem Listrik ... 100

Gambar 5.30 Konsep Sistem Penangkal Petir ... 101

Gambar 5.31 Konsep Sistem Air ... 102

DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Analisa SWOT ... 35

Tabel 3.3 Program Kegiatan Klungkung Fine art Space dalam setahun ... 37

Tabel 4.1 Kapasitas Pengelola ... 48

Tabel 4.2 Program Fungsional ... 52

Tabel 4.3 Persyaratan Ruang ... 55

Tabel 4.4 Kapasitas berdasarkan Pelaku Kegiatan ... 58

(9)

viii

Tabel 4.6 Analisa Kapasitas Parkir ... 60 Tabel 4.7 Pembobotan Kriteria Pemilihan Tapak ... 70 Tabel 4.8 Kriteria Penilaian Tapak ... 71

(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada Bab ini akan dipaparkan penjelasan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metode penulisan.

1.1 Latar Belakang

Seni rupa murni d Bali dibagi menjadi dua aliran yaitu, seni rupa tradisional Bali dan seni rupa Modern. Seni rupa tradisional Bali merupakan gaya seni rupa yang diwariskan turun temurun. Objek lukisan tradisional Bali merupakan gambaran kehidupan masyarakat Bali dimulai dari kehidupan sehari-hari, kebudayaan, keagamaan, dan kepercayaan. Selain gaya lukisan yang tercermin dari bentuk dan langgam yang terlihat, seni rupa tradisional Bali juga menggunakan media-media tradisional. Seiring dengan keberadaan seni rupa tradisional yang banyak diminati oleh kolektor atau wisatawan asing maupun lokal, seni rupa kontemporer di Bali juga berkembang pesat. Dalam karya-karya seni rupa kontemporer di Bali, ide-ide yang tertuang merupakan gambaran-gambaran kehidupan dan permasalahan social yang terjadi di masyarakat serta kegelisahan seniman-seniman kontemporer terhadap sistem-sistem yang ada di masyarakat. Dengan latar belakang bahwa Bali memiliki gaya lukis tradisional, seni rupa kontemporer Bali memiliki kelebihan yaitu karakteristik lokal yang sangat kental.

(11)

2 Klungkung merupakan suatu kabupaten yang berada di bagian timur pulau Bali. Kabupaten Klungkung memiliki seni rupa tradisional yang sangat khas. Seni rupa tradisional Klungkung terkenal dengan nama Seni Lukis Kamasan. Kamasan merupakan sebuah Desa yang berada di Kabupaten Klungkung. Seni lukis Kamasan lahir dan berkembang di Desa Kamasan. Gaya seni yang ditampilkan pun sangat berbeda dengan gaya-gaya seni lukis di kabupaten-kabupaten lain di Bali. Selain gaya, cara mempresentasikan ide dan gagasan seniman Kamasan juga unik. Objek-objek yang ditampilkan dalam wayang kamasan merupakan objek berkarakter dua dimensi dengan gradasi warna yang tidak menyatu. Objek yang berada dalam lukisan Kamasan juga sering disebut lukisan Wayang Kamasan karena berkarakter dua dimensi. Dalam lukisan Kamasan cenderung menceritakan tentang kisah pewayangan Hindu seperti, Mahabrata, Ramayana, dan kisah-kisah lainnya yang berkaitan dengan kebudayaan dan kepercayaan masyarakat Bali. Lukisan –lukisan bertema kisah pewayangan ini dibuat agar dapat menurunkan nilai-nilai luhur dari kisah-kisah tersebut kepada generasi-generasi penerus.

Dalam lingkup Seni Lukis Wayang kamasan terdapat seorang maestro yaitu I Nyoman Mandra. I Nyoman Mandra menekuni Seni Lukis Wayang Kamasan sejak kecil sebagai dedikasi untuk menjaga tradisi dan warisan nenek moyang. Selain I Nyoman Mandra terdapat 19 seniman yang terkemuka di lingkungan Seni Lukis Wayang Kamasan. Sebagai upaya dalam melestarikan Seni Lukis Wayang Kamasan I Nyoman Mandra juga membentuk Komunitas Seni Lukis untuk mendidik anak-anak dari kalangan sekolah dasar hingga sekolah menengah atas yang saat ini beranggotakan 20 orang.

Tidak hanya seni rupa tradisional, seni rupa kontemporer juga muncul di Klungkung. Kemunculan seni rupa kontemporer ditandai dengan lahirnya mestro-maestro seni rupa di Klungkung. Maestro-mestro-maestro tersebut adalah Sukanta Wahyu (seniman Patung), Nyoman Gunarsa (seniman Lukis) dan I Wayan Sujana “Suklu” (seniman lukis). Ketiga seniman ini bergerak dalam dunia seni rupa kontemporer dengan karakter dan metode berkarya yang unik dan sudah diakui oleh publik maupun penikmat seni. Dalam seni kontemporer diklungkung terdapat

(12)

3 Komunitas Batu Belah yang saat ini memiliki 17 anggota yang sudah mengharumkan nama Klungkung di kancah seni rupa nasional.

Kabupaten Klungkung berbeda dengan kabupaten Gianyar, seni rupa di kabupaten Klungkung masih kurang dalam hal apresiasi seni dari masyarakat umum. Seni rupa di Klungkung sebagian besar dinikmati oleh kolektor, pengamat seni, dan penikmat seni. Kabupaten Klungkung yang merupakan tempat lahirnya seni rupa tradisional Kamasan dan ketiga maestro kontemporer masih dipandang sebelah mata.

Kabupaten Klungkung perlu memiliki ikon ruang seni yang dapat dikenal dan dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat. Ruang seni yang dapat membawa identitas kabupaten Klungkung ke ranah seni rupa nasional bahkan internasional. Pengelolaan sebuah karya seni rupa yang lebih sistematis, mulai dari sejarah, proses, kurasi, apresiasi, dan dokumentasi. Jika selama ini seni rupa merupakan bidang yang eksklusif dapat dipahami oleh masyarakat awam sekalipun.

Fine Art Space yang akan diciptakan adalah sebuah wadah seni yang menampung kegiatan seniman dari berbagai kalangan untuk berkarya dalam konteks sejarah dan kearifan lokal yang ada di Klungkung. Klungkung memiliki berbagai potensi dalam bidang seni yang harus dilihat oleh dunia melalui kegiatan-kegiatan seni. Sebuah Fine Art Space akan sangat berguna bagi pemahaman masyarakat umum dan eksistensi dari kesenian yang terdapat di Klungkung.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan potensi-potensi dan perkembangan seni rupa di Bali serta perlunya pemahaman terhadap seni bagi masyarakat maka didapat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana merumuskan spesifikasi Klungkung Fine Art Space 2. Bagaimana merumuskan program perancangan dari Klungkung Fine

Art Space.

3. Bagaimana merumuskan konsep perancangan Klungkung Fine Art Space

(13)

4 1.3 Tujuan

Tujuan penulisan adalah untuk merumuskan landasan konseptual perancangan Klungkung Fine Art Space, sebagai dasar pemikiran untuk merancang Klungkung fine Art Space.

1.4 Teknik Penulisan

Teknik penulisan yang digunakan pada perencanaan Klungkung Fine Ar Space ini antara lain

1.4.1 Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam perencanaan Klungkung Fine Art Space adalah :

a. Teknik Wawancara dan Diskusi

Dengan mengadakan tanya jawab dan diskusi dengan pihak yang memiliki keterlibatan di bidang seni, seperti seniman, kurator dan pihak-pihak yang terkait dengan dunia seni rupa murni. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan data dan spesifikasi dari kegiatan seni rupa murni.

b. Observasi

Melakukan pengamatan lapangan, yaitu mengunjungi fasilitas-fasilitas sejenis seperti galeri, museum, perpustakaan, studio seni, dan pusat-pusat pendidikan seni yang ada di Bali

c. Studi Literatur (Kepustakaan)

Mempelajari literatur terkait sebagai bahan pedoman dalam merancang Art Space sebagai pendekatan untuk mendapatkan spesifikasi proyek.

1.4.2 Teknik Pembahasan

Teknik pembahasan yang digunakan dalam perencanaan Klungkung Fine Art Space adalah :

a. Metode Deskriptif

Dapat memaparkan dan menjelaskan berbagai proses perancangan Art Space

(14)

5 Yaitu teori-teori yang didapat pada kuliah maupun literatur-literatur yang ada, digunakan sebagai pembanding pada kebutuhan di lapangan. 1.4.3 Kerangka Pikir Gagasan Ide Perencanaan Klungkung Fine Art Space Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder Tema Program Ruang Program Site Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Spesifikasi Umum Analisa SWOT Studi Lokasi Spesifikasi Khusus Kriteria Perancangan Konsep Perancangan

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

Mengapa asbes termasuk dalam kategori bahan yang sangat berbahaya, karena asbes yang kita kenal terdiri dari serat-serat yang berukuran sangat kecil, kira – kira lebih tipis

Kestabilan enzim xilanase dapat dilihat dari aktivitas enzim sisa dimana enzim dikatakan stabil bila aktivitas enzim sisanya lebih dari 50% dari aktivitas

Tambunan Ds (2004:110) menyatakan * bahwa terdapat SA tiga metode K dalam menganalisis daya saing D suatu I negara N yaitu TR pertama melalui RevealedYYOComparativeAAAdvantage

Initial stud on how building friendliness to WiFi signal propagation is performed by showing how the obstacles reduce WiFi signal and how the reflective materials in some cases

REKAPITULASI KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) B PERALATAN DAN

benar menurut EYD, sehingga banyak sekali kalimat aktif dan pasif dalam sumber data tersebut yang menggunakan ciri khas kalimat aktif dan pasif yang dapat

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Irin Sukma Hati, menyatakan bahwa skripsi dengan judul : PENGARUH SPESIALISASI AUDITOR DAN REPUTASI KAP TERHADAP AUDIT

Penyakit yang timbul karena hubungan kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Terdapat jaminan seperti