• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL. 4.1 Analisis Situasional Sejarah Perusahaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL. 4.1 Analisis Situasional Sejarah Perusahaan"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV HASIL 4.1 Analisis Situasional

4.1.1 Sejarah Perusahaan

PT. Sentul City Tbk didirikan pada tanggal 16 April 1993 dengan nama PT. Sentragriya Kharisma. Nama perseroan tersebut mengalami beberapa kali ganti nama menjadi PT. Royal Sentul Highlands (Tahun 1993), PT. Royal Sentul Highlands Tbk. (Tahun 1997), PT. Bukit Sentul Tbk. (Tahun 1997), dan nama perseroan kemudian diubah lagi menjadi PT Sentul City Tbk. (Tahun 2006).

PT. Sentul City Tbk memiliki beberapa anak perusahaan seperti PT. Sukaputra Graha cemerlang, PT. Gunung Geulis Elok Abadi, PT. Gazelle Indonesia, PT. Sentul Investindo, dan PT. Aftanesia. Selain itu, PT. Sentul City Tbk juga memiliki perusahaan asosiasi seperti PT. Royal Sentul Resort Hotel, PT. Jakarta Polo and Equestrian, dan PT. Bukit Jonggol Asri.

Sentul City merupakan kawasan perumahan yang sedang berkembang menjadi kota baru yang mengacu pada keselarasan lingkungan, berwawasan lingkungan dan harmonisasi terhadap lingkungan. Sistem untuk pembagian tipe perumahan pada Sentul City diterapkan sistem cluster, dimana hanya terdapat satu akses untuk masuk dan keluar areal tersebut. Peruntukan kawasan perumahan di Sentul City adalah 60% untuk area saleable dan 40% untuk area non saleable (Tabel 9). Tabel 9. Peruntukan Kawasan Perumahan Sentul City

No. Rencana Peruntukan Luas Efektif (Ha) Persentase (%) Ket Wilayah Terbangun KWT (%) KDB (%) Luas (Ha) 1. Perumahan 1098,90 45 60 Area Saleable 1479,00 35 363 16 2. Perdagangan, perkantoran, dan industri ringan 189,50 8 56 106 4 3. Fasilitas Khusus (komersial) 190,60 8 12 24 1 4. Sarana dan Prasarana - Fasilitas Khusus 36,10 1 40 Area Non 7 3 0

(2)

- Jalan 561,70 23 Saleable 986,00 36 204 8 - Interchange 15,00 1 60 9 - Hijau 323,00 13 - Fasos dan Fasum 50,30 2 18 9 0 Total 2465,00 100 737 30

Sumber: RKL dan RPL PT. Sentul City, Tbk, 2011 4.1.2 Kondisi Fisik

A. Batas Tapak dan Geografis

Sentul City terletak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara geografis, Sentul City terletak pada koordinat 06°33’55” - 06° 37’45” LS dan 106° 50’20” - 106° 57’10” BT. Kawasan yang memiliki luas ± 3100 ha ini dekat dengan beberapa gunung, diantaranya adalah Gunung Pancar dan Gunung Salak. Secara administratif, kawasan ini terletak di beberapa desa di Kecamatan Babakan Madang, yaitu Babakan Madang, Cipambuan, Kadumangu, Citaringgul, Sumur Batu, Cijayanti, Bojong Koneng dan 1 desa di Kecamatan Sukaraja, yaitu Desa Cadas Ngampar. Batas wilayah Sentul City adalah sebagai berikut:

Utara : Desa Cipambuan dan Desa Kadungmanggu Timur : Desa Hambalang dan Desa Karang tengah Selatan : Desa Nanggrak dan Desa Cijayanti

Barat : Desa Cijayanti, Desa Cikeas, dan Desa Cadas Ngampar B. Iklim dan Topografi

Berdasarkan Stasiun Meteorologi Dramaga Bogor, suhu udara pada kawasan ini sekitar 25,7°C dengan kelembaban udara rata 70,7 %. Curah hujan rata-ratanya 192 mm setiap tahunnya dengan curah hujan maksimum terjadi pada bulan Mei sebesar 349 mm, sedangkan curah hujan minimum terjadi pada bulan Agustus sebesar 42 mm.

Tabel 10. Data Iklim Tahun 2011-2012

Tahun Bulan Rata-rata temperatur (°C) Rata-rata kelembaban (%) Rata-rata curah hujan (mm) 2011 Januari 25,4 83 139 Februari 25,6 79 115 Maret 25,7 82 80 April 25,8 84 203 Lanjutan Tabel 9.

(3)

Mei 26,1 84 349 Juni 26,1 77 123 Juli 25,8 80 122 Agustus 25,6 75 42 September 25,1 73 82 Oktober 26,3 75 282 November 25,3 80 227 Desember 26,1 84 323 2012 Januari 25,1 86 213 Februari 25,6 87 394 Maret 26,2 80 186 JUMLAH 385,8 1061 2880 Rata-rata 25,7 70,7 192

Sumber: Stasiun Klimatologi Dramaga

Sentul City terletak pada 250-600m di atas permukaan laut. Topografi pada Sentul City berupa perbukitan bergelombang sedang dengan kemiringan lereng sekitar 60o. Kawasan Sentul City memiliki kemiringan lereng yang berkisar antara 0 % sampai dengan lebih besar dari 25%, dengan detail kontur: (1) 0-8%: 1109,30 ha, (2) 8-15%: 706,3 ha, (3) 15-25%: 695 ha, (4) >25%: 498,4 ha (Tabel 11). Tabel 11. Kondisi Topografi Sentul City

Bentuk Wilayah Lereng (%) Perbedaan Tinggi (m) Luas (ha) Datar-berombak (undulating) 0-8 0-15 1109,3 Bergelombang (rolling) 8-15 15-50 706,3 Berbukit (hilly) 15-25 50-200 695,0 Bergunung-gunung (mountainous) >25 >200 489,4

Sumber: AMDAL Sentul City, 2009

4.1.3 Kondisi Bio-Fisik A. Hidrologi

Sumberdaya air di kawasan Sentul City berasal dari pengolahan air mandiri yang berasal dari badan-badan air atau Water Treatment Plant (WTP) dan melalui pipa air PDAM Kabupaten Bogor yang didistribusikan melalui reservoir yang ada di Cipambuan selanjutnya didistribusikan ke daerah pelayanan di lokasi kegiatan. Lanjutan Tabel 10.

(4)

Water Treatment Plant (WTP) adalah salah satu prasarana umum bagi kawasan Sentul City, dengan debit air 80 liter/detik. Air berasal dari air hujan dan air sungai Citeureup yang diolah pada musim penghujan yang ditampung pada danau seluas kurang lebih 4 hektar. Sentul City juga memiliki sistem pengolahan limbah cair rumah tangga yang diberi nama Sewage Tretment Plant (STP). STP mengolah limbah cair dari berbagai sarana komersil di Sentul City, seperti restoran, hotel, dan lainnya. Sungai yang mengalir di kawasan ini adalah Sungai Citeureup, Cikeas, Citaringgul. Sebagian hasil dari WTP digunakan lagi oleh pihak pengelola untuk menyirami vegetasi yang berada di kawasan Sentul City. Air tanah tergolong langka di kawasan ini, sehingga air tanah tidak digunakan dalam kegiatan operasional perumahan Sentul City. Berikut merupakan data hidrologi Sentul City (Tabel 12).

Tabel 12. Data Hidrologi Sentul City

No. Sumber Air Keterangan

1. Sungai Sungai Cikeas dan Sungai Citereup 2. Air Tanah 4-12 meter di bawah permukaan tanah Sumber: AMDAL Sentul City, 2009

B. Vegetasi

Sentul City memiliki bentuk topografi yang landai hingga berbukit dengan vegetasi yang bervariasi dan tersebar. Vegetasi dengan keragaman jenis yang tinggi ini dapat digolongkan menjadi 5 golongan, yaitu vegetasi hutan, vegetasi kebun, dan campuran yang mendominasi daerah Sentul City pada musim penghujan, vegetasi tegalan, kemudian ada vegetasi semak belukar yang mendominasi daerah Sentul City pada musim kemarau, dan yang terakhir adalah vegetasi sawah yang mendominasi daerah pinggiran sungai.

4.1.4 Aspek Pengelolaan A. Struktur Organisasi

Sumber daya manusia merupakan aset utama dalam menunjang keberhasilan suatu perusahaan. PT. Sukaputra Graha Cemerlang atau SGC adalah anak perusahaan dari PT. Sentul City Tbk dalam bidang town management. PT. Sukaputra Graha Cemerlang mempunyai beberapa divisi, yaitu divisi lingkungan dan kebersihan, divisi pemeliharaan infrastruktur, dan divisi pergudangan di

(5)

Sentul City. Adanya struktur organisasi adalah untuk memberi penjelasan mengenai tanggung jawab dan tugas dari pihak-pihak yang terkait. Berikut merupakan struktur organisasi dari PT. Sukaputra Graha Cemerlang (Gambar 5).

Gambar 5. Struktur Organisasi Sukaputra Graha Cemerlang (SGC) B. Sarana dan Prasarana

Pengelolaan lanskap yang baik memerlukan sarana dan prasarana yang baik pula. Sarana dan prasarana di Sentul City sudah cukup memadai, terlihat dengan adanya beberapa fasilitas seperti perumahan, perkantoran, keagamaan, pendidikan, rekreasi, olahraga, dan kesehatan (sedang dalam proses). Dalam mengelola area pemeliharaan lanskap di Sentul City (Tabel 13), SGC memiliki area pembibitan (nursery) yang dapat digunakan untuk mengganti tanaman-tanaman yang rusak.

Tabel 13. Luas Area Pemeliharaan Lanskap di Sentul City

No. Area Perawatan Lanskap Luas (ha) Proporsi (%) 1. Taman Taman Gerbang Taman Lingkungan Spine Road 4,43 10,72 11,94 1,50 3,60 4,03 2. Rumput Berm Halaman depan Kavling RTH 58,02 11,37 108,76 60,56 19,46 3,84 36,60 20,32 3. Pohon Pohon Jalan 1,42 0,48 Departemen Pemeliharaan Lingkungan Pemeliharaan Infrastruktur Lanskap dan Kebersihan Pergudangan Administrasi Jalan dan Drainase RTW Mekanik dan Listrik

Lanskap Kebersihan Peralatan

Pengawas Lapang

Operator Pemeliharaan

(6)

Pohon Penghijauan Sempadan jalan Jogging Track Saluran Drainase 6,69 25,87 0,38 4,49 2,25 8,72 0,13 1,50 Total 296,59 100,00

Sumber: Bukit Sentul Tbk, 2009

C. Efektivitas Pengelolaan, Tenaga Kerja, Jadwal, Peralatan, dan Biaya PT. Sukaputra Graha cemerlang membawahi beberapa kontraktor, diantaranya adalah CV. Gelar Jaya, CV. Citra Anugrah Maulita, dan PT. Makna Prakarsa Utama. Efektivitas pekerjaan pegawai pemeliharaan taman menurut Arifin dan Arifin (2009) sangat ditentukan oleh motivasi kerja dan tingkat keterampilan yang dimiliki tenaga kerja, sistematika jadwal perencanaan pemeliharaan taman, ketersediaan alat dan bahan yang sesuai dengan kebutuhan, tingkat pengawasan kerja di lapang, dan kelancaran komunikasi pimpinan dengan para pengawas serta pengawas dengan pegawai pemeliharaan taman di lapang. Tenaga kerja PT. Sukaputra Graha Cemerlang berdasarkan jenjang pendidikan dan jenjang manajemennya dapat dilihat pada tabel berikut (Tabel 14).

Tabel 14. Tenaga kerja PT. Sukaputra Graha Cemerlang

Komposisi Karyawan Menurut jenjang Pendidikan

Jumlah Karyawan Pasca Sarjana Sarjana D3 SLTA SLTP SD

268 2 16 18 168 20 44

Komposisi Karyawan Menurut Jenjang Manajemen

Div. Head Dept. Head Section Head Staff Non Staff Total

- 5 7 53 202 268

Sumber: Annual Report Sentul City, 2011

Program kerja pemeliharaan di Sentul City dibagi menjadi dua bagian, yaitu pemeliharaan rutin dan pemeliharaan insidentil. Kegiatan pemeliharaan rutin merupakan pemeliharaan harian, mingguan, bulanan, atau tahunan. Sedangkan pemeliharaan insidential merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan hanya pada waktu tertentu saja atau pada saat ada permintaan. Setiap kegiatan pemeliharaan terdapat pengawasannya. Pengawasan dilaksanaakan pada saat pelaksanaan pemeliharaan dan pasca pemelaksanaan pemeliharaan, yang berupa cheklist evaluasi hasil pekerjaan.

Jadwal pemeliharaan terkoordinir dari hari senin hingga minggu pada jam kerja 08.00 sampai dengan 16.00, dengan jam istirahat selama 1 jam, yaitu pada Lanjutan Tabel 13.

(7)

jam 12.00 sampai dengan 13.00. Peralatan pekerjaan pemeliharaan terdiri dari mobil dan motor operasional, mesin rumput, tangki air dan beberapa jenis alat kerja infrastruktur seperti roda genset, pahat kayu, gergaji besi, cangkul, mesin serut, palu, linggis, troli dorong, sekop, dan lainnya.

4.2 Karakteristik Jalur Sepeda 4.2.1 Lokasi Jalur Sepeda

Penelitian dilakukan pada jalur sepeda di Sentul City Bogor. Jalur sepeda ini ramai dengan pengguna sepeda pada hari sabtu dan minggu. Jalan MH Thamrin terdiri dari dua jalan yang dipisahkan oleh median jalan, dengan masing-masing jalan mempunyai jalur sepeda di sebelah kiri jalan. Jalan ini memiliki panjang 2,7 kilometer dengan lebar median 6 meter dan lebar jalan 9 meter. Jalan MH. Thamrin termasuk ke dalam jalan arteri, dengan kecepatan rata-rata tinggi. Jalan Jenderal Sudirman terdiri dari dua badan jalan yang dipisahkan dengan median, dan dua badan jalan yang tidak dipisahkan oleh median jalan, dengan jalur sepeda di sebelah kiri jalan. Jalan ini memiliki panjang 1 km dengan lebar jalan 7,5 meter dan lebar median 2 meter (Tabel 15).

Tabel 15. Kondisi Jalan Tempat Penelitian

No. Nama Jalan Panjang Jalur Sepeda (km) Lebar (m) Perkerasan Jalur

Sepeda Median Jalan Jenis Kondisi 1. MH.

Thamrin 2,7 1,5 6 9 Aspal Baik

2. Jendral

Sudirman 1 1,2 - 1,4 2 7,5 Aspal Baik

Jalur sepeda terletak pada jalan utama kawasan Sentul City. Jalur ini menghubungkan jalan MH. Thamrin dan jalan Jendral Sudirman (Gambar 6). Jalur sepeda di Jalan MH Thamrin memiliki panjang 2,7 kilometer, sedangkan jalur sepeda di Jalan Jendral Sudirman memiliki panjang 1 km, dengan total panjang jalur sepeda adalah 3,7 kilometer.

(8)

Keterangan gambar: Jalan MH. Thamrin Jalan Jendral Sudirman

Gambar 6. Jalan MH. Thamrin dan Jalan Jendral Sudirman

4.2.2 Tipe Jalur Sepeda

Jalur sepeda di Sentul City berada di sebelah kiri, dengan mengambil sebagian jalan arteri. Jalur ini dipisahkan dengan jalan arteri menggunakan garis marka jalan berwarna kuning. Tipe jalur seperti ini dinamakan bicycle lane, dimana jalur sepeda berada di satu badan jalan dengan kendaraan bermotor dipisahkan oleh garis marka jalan. Kondisi jalur disini terkelola dengan baik, tetapi dikarenakan tidak ada pengelolaan yang rutin, jalur sepeda terkadang kotor dengan bekas ban mobil, tanah, dan sebagainya (Gambar 7).

Gambar 7. Kondisi Jalur Sepeda yang Kotor oleh Limpasan Tanah

Tanpa Skala

(9)

Jalur sepeda pada jalan MH. Thamrin memiliki lebar 1,5 meter di sebelah kiri masing-masing badan jalan. Jalur pada jalan ini berbagi jalan dengan jalur kendaraan bermotor tanpa ada bollard atau pembatas, tetapi jalur ini dipisahkan oleh garis marka jalan (Gambar 8).

Gambar 8. Dimensi Jalan MH. Thamrin

Jalur sepeda pada jalan Jendral Sudirman memiliki lebar yang berbeda. Pada badan jalan yang memiliki median, lebar jalur sepeda adalah 1,8 meter di sebelah kiri masing-masing badan jalan (Gambar 9). Sedangkan pada badan jalan yang tanpa median, lebar jalur sepeda terlihat berbeda. Lebar jalur sepedanya adalah 1,4 meter pada badan jalan sebelah kiri dan 1,2 meter pada badan jalan sebelah kanan (Gambar 10).

Gambar 9. Dimensi Jalan Jendral Sudirman Dengan Median

Skala 1 : 300

(10)

Gambar 10. Dimensi Jalan Jendral Sudirman Tanpa Median

Ruang Terbuka Hijau pada jalur sepeda ini terletak di samping kiri jalur sepeda, dengan saluran drainase yang memisahkan antara berm dan taman tepi jalan. Saluran drainase memiliki lebar 60 sentimeter dan berm badan jalan sebelah kanan memiliki lebar 140 cm, sedangkan bagian kiri 120 cm. Terdapat kanstin selebar 15 cm yang membatasi antara berm dan jalur sepeda.

4.2.3 Elemen Pendukung Jalur Sepeda

Elemen pembentuk jalur sepeda berupa kelengkapan jalan (street furniture), antara lain rambu lalu lintas, garis marka jalan, simbol sepeda, halte, dan tempat parkir (Tabel 16). Elemen-elemen ini dimaksudkan untuk memberikan keamanan dan kenyaman untuk pengguna jalur sepeda di Sentul City (Lampiran 4).

Tabel 16. Elemen Pendukung Pada Lokasi Penelitian

Lokasi Elemen Pendukung Rambu Lalu Lintas (buah) Garis Marka Jalan Simbol Sepeda (buah) Halte (buah) Tempat Parkir (buah) Jalan MH. Thamrin 17 2,7 km 20 1 2

Jalan Jendral Sudirman 6 1 km 6 2 0

Sumber: Pengamatan lapang

(11)

4.2.4 Rambu Lalu Lintas

Fasilitas lalu lintas untuk pengguna jalur sepeda berfungsi sebagai informasi dan petunjuk lalu lintas yang dibuat sebagai komunikasi antara pengelola jalan dengan pengguna jalan sehingga dapat memperhatikan keadaan jalan. Fasilitas ini dapat meningkatkan keselamatan para pengguna jalur sepeda, karena ini dapat menjadi peringatan untuk pengguna jalan lainnya bahwa di tempat tersebut terdapat jalur sepeda. Terdapat dua jenis penggunaan bahasa dalam rambu lalu lintas ini, menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Kata peringatan dalam bahasa Indonesia adalah “Hati-Hati Sepeda!” dan kata peringatan dalam bahasa Inggris adalah “Look For Bikes”.

Warna dasar rambu lalu lintas ini adalah kuning. Sedangkan untuk warna pinggiran, gambar, dan tulisan adalah hitam. Warna untuk tiang penyangga adalah abu-abu. Bentuk rambu lalu lintas ini adalah persegi panjang. Rambu lalu lintas ini memiliki ukuran panjang papan 120 cm dengan lebar 80 cm, dan ukuran tiang 180 cm dengan lebar 8 cm. Rambu lalu lintas ini ditempatkan pada berm sebelah kiri jalan (Gambar 11), dengan jarak 400 meter dengan rambu lainnya. Material untuk rambu lalu lintas ini dibuat dari lempengan alumunium dan tiang rambu terbuat dari logam.

Gambar 11.Rambu Lalu Lintas: Tampak Depan (Kiri), Tampak Belakang (Kanan) 4.2.5 Garis Marka Jalan

Garis marka jalan adalah tanda di permukaan jalan yang membentul garis melintang sepanjang jalan. Garis ini berfungsi untuk memisahkan antara jalan

(12)

utama dengan jalur sepeda (Gambar 12). Warna dari garis ini adalah kuning, sedangkan lebar dari garis marka jalan ini adalah 12 cm. Garis marka jalan ini mengikuti jalur sepeda, kecuali pada saat pintu masuk suatu gedung, fasilitas, ataupun tempat proyek.

Gambar 12. Garis Marka Jalur Sepeda Berwarna Kuning 4.2.6 Simbol Sepeda

Simbol Sepeda merupakan salah satu penanda yang digunakan untuk menginformasikan kepada pengguna jalan bahwa jalur tersebut khusus untuk pengguna sepeda. Simbol ini memiliki warna background merah dengan warna tulisan putih. Terdapat dua simbol pada gambar ini, yaitu panah dan sepeda (Gambar 13).

Gambar 13. Simbol Sepeda dan Panah 4.2.7 Tempat Istirahat dan Parkir Sepeda

Tempat parkir sepeda adalah fasilitas yang sangat penting untuk mendukung aktivitas bersepeda sebagai pilihan transportasi yang praktis. Berdasarkan London Cycling Design Standards, terdapat empat syarat dalam merencanakan tempat parkir sepeda, diantaranya adalah:

(13)

2. Tempat parkir harus dapat mengamankan frame dan roda sepeda agar dapat berdiri;

3. Tempat parkir tidak boleh menghalangi dan membahayakan pejalan kaki; 4. Pada tempat umum, tempat parkir tidak boleh mengganggu lingkungan.

Tempat parkir sepeda memiliki beberapa jenis, salah satunya adalah tempat parkir sepeda berdiri. Lokasi dari tempat parkir ini harus diletakkan dekat dengan tempat tujuan. Jarak untuk tempat parkir ke tempat tujuan adalah 25-50 meter, tergantung dari jangka waktu dari parkir sepeda. Posisi tempat parkir berdiri ini harus diletakkan di tempat yang minim potensi kecelakaan, contohnya saat pengendara sepeda membungkuk untuk mengunci sepeda yang akan diparkir. Tempat parkir yang ada di pinggir jalan, harus terletak minimal 0,6 meter dari tepi trotoar. Sentul City telah menyediakan tempat istirahat dan tempat parkir untuk pengguna sepeda. Tempat istirahat terletak di Plaza Niaga 1 (Gambar 14) dan halte di pinggir jalan utama. Terdapat toko sepeda pada Plaza Niaga 1, yaitu Toko Sepeda Sentul (Gambar 15). Toko Sepeda Sentul merupakan milik pribadi yang berdiri dari Juni 2010. Toko ini memberikan fasilitas tempat parkir untuk sepeda, sewa sepeda dan helm, jual sepeda dan spare part, serta café untuk beristirahat. Sedangkan pada foodcourt di Plaza Niaga 1 memberikan fasilitas yang sama seperti foudcourt pada lainnya, yang membedakan adalah terdapatnya tempat parkir untuk sepeda.

(14)

Gambar 15. Tempat Parkir di Toko Sepeda Sentul 4.3 Karakteristik Jalur Hijau Jalur Sepeda

Vegetasi di sekitar jalur sepeda memberikan beberapa fungsi seperti fungsi estetika, peneduh, dan pengarah. Vegetasi pada jalur sepeda di Jalan MH Thamrin di dominasi oleh pohon pinus. Sedangkan vegetasi pada jalur sepeda di Jalan Jendral Sudirman, di dominasi oleh pohon ketapang kencana. Selain pohon, terdapat juga groundcover dan semak. Bentuk jalur hijau jalan untuk jalan MH. Thamrin dan Jendral Sudirman menggunakan pola linear mengikuti jalan. Jalur hijau terletak pada tanaman tepi jalan, median jalan, dan taman pulau jalan untuk kedua jalan tersebut. Vegetasi ini dipelihara dengan baik sehingga menambah keindahan dan kenyamanan pada kedua jalan ini (Tabel 17).

Tabel 17. Jenis Pohon di Jalan MH Thamrin dan Jendral Sudirman

Nama latin Nama lokal Kondisi

Pinus merkusii Jungh Pinus Baik

Terminalia mantaly Ketapang kencana Baik

Ravenala madagascariensis Pisang kipas Baik

Cassia mangium Akasia Baik

Ficus benjamina Beringin Baik

Cocos nucifera Kelapa Baik

Elaeis guineensis Kelapa sawit Tidak semua baik

Ficus sp Beringin Bangkok Baik

Samanea saman Trenbesi Baik

Dillenia aurea Sempur Baik

(15)

Phoenix roebellinii Phoenix Baik

Bismarckia nobilis Bismarkia Tidak semua baik

Araucaria heterophylla Cemara Baik

Plumeria rubra Kamboja Tidak semua baik

Erythrina erista Dadap merah Baik

Tectona grandis Jati Baik

Bauhinia blakeana Bunga kupu-kupu Baik

Livistona rotundifolia Palm Sadeng Baik

Albilia falcate Jeungjing Baik

Gmelina sp Gemelina Baik

Spathodea campanulata Sepathodea Baik

Ukaria lagopo dioides Palm ekor tupai Baik

Roystonia regia Palm Raja Tidak semua baik

Delonix regia Flamboyan Baik

Pandanus utilis Pandan melintir Baik

Havea brasilensis Karet Baik

Pandanus sp Pandan hijau Baik

Sumber : Pengamatan Lapang dan Data Sentul City

4.4 Karakteristik Sosial

Penghuni di Sentul City ada dua jenis, penghuni saat weekend dan penghuni tetap. Terdapat 40,66 % penghuni di Sentul City yang menjadikan rumahnya sebagai secondary home, hal ini dikarenakan alasan mereka tinggal di Sentul City untuk mencari kesegaran dari rutinitas kerja mereka. Pada saat weekend dan hari libur, banyak penghuni di Sentul City yang olahraga, salah satunya adalah bersepeda.

Karakteristik sosial pengguna sepeda di Sentul City ini diantaranya adalah jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, dan jenis pekerjaan. Untuk mengetahui karakteristik pengguna sepeda, dilakukan penyebaran kuesioner kepada 30 responden. Pengguna sepeda laki-laki banyak dijumpai di jalur sepeda Sentul City, sedangkan pengguna sepeda perempuan jarang dijumpai.

(16)

Pekerjaan pengguna jalur sepeda Sentul City sebagian besar sebagai pegawai swasta (57%), BUMN atau PNS (20%), pelajar atau mahasiswa (13%), dan wiraswasta atau pengusaha (10%) (Gambar 16). Tingkat pendidikan pengguna jalur sepeda Sentul City sebagian besar adalah sarjana (57%), SLTA (17%), diploma (13%), dan pascasarjana (13%) (Gambar 17).

Gambar 16. Tingkat Pekerjaan Pengguna Sepeda Sentul City

(17)

Mayoritas pengguna sepeda yang bersepeda di Sentul City berkunjung tidak sendirian. Mereka datang dengan komunitas sepeda di perusahaannya, 73 % bersepeda bersama teman, 17 % bersepeda bersama rekan bisnis, dan 10 % dengan keluarga (Gambar 18). Sebagian besar pengguna sepeda datang ke Sentul City menggunakan kendaraan pribadi (60%) dan 40% menggunakan langsung dengan sepedanya (Gambar 19).

Gambar 18. Kedatangan Pengguna Sepeda Sentul City

(18)

Pengguna sepeda di Sentul City memiliki berbagai macam perilaku, diantaranya adalah pengguna sepeda tidak mengikuti arah jalur yang sudah tersedia, terdapat beberapa pengguna sepeda yang tidak memakai helm, pengguna sepeda memotong jalan raya, pengguna sepeda mengganggu pengguna jalan lainnya dengan cara bersepeda secara berjajar dengan pesepeda lain, pengguna sepeda memarkirkan sepedanya di taman jalur sepeda.

Sarana Transportasi yang tersedia di Sentul City adalah Bis AO dengan tujuan Sentul City-Bogor dan Sentul City-Blok M, bus Trans Pakuan Bogor-Sentul City, angkutan umum dengan trayek 05, T02, dan 044A. Sarana transportasi ini untuk melayani warga Sentul City agar mendapatkan kemudahan mobilitas warga dan pengunjung.

4.5 Analisis SWOT

4.5.1 Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Jalur Sepeda di Sentul City

Penentuan strategi pengelolaan ini salah satunya adalah dengan menggunakan analisis SWOT. Faktor internal terdiri dari kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses), sedangkan faktor eksternal terdiri dari peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Caranya adalah dengan menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang dimiliki oleh Jalur Sepeda berdasarkan hasil wawancara dengan pihak manajemen dan pengguna sepeda serta hasil penyebaran kuisioner.

4.5.1.1 Faktor Internal: Kekuatan (Strength) a. Jalur sepeda sudah tersedia

Sentul City sudah mempunyai jalur sepeda untuk memfasilitasi pengguna sepeda di Sentul City. Jalur sepeda ini termasuk tipe bicycle lane yaitu jalur sepeda yang berada pada satu badan jalan dengan jalur kendaraan bermotor namun dipisahkan oleh garis marka jalan. Jalur ini terletak pada sebelah kiri badan jalan. Antara jalur kendaraan bermotor dengan jalur sepeda dipisah dengan menggunakan garis marka berwarna kuning.

(19)

b. Sign system yang mendukung

Fasilitas sign system yang ada di jalur sepeda Sentul City sudah cukup memadai. Rambu-rambu ini antara lain berupa pavement marking (bike and separate arrow marking) dan rambu lalu lintas jalur sepeda. Pavement marking diletakkan selang seling dengan rambu lalu lintas sepeda setiap 200 meter.

c. Taman sepanjang jalur sepeda

Sentul City mendapatkan penghargaan dari MURI sebagai pemrakarsa taman terluas di jalan utama. Jalur sepeda terdapat pada jalan MH. Thamrin yang termasuk pada jalan utama Sentul City. Taman berada di sepanjang jalur sepeda, mulai dari taman di kanan kiri jalan sampai taman di median jalan. Pengguna sepeda dapat merasakan kenyamanan saat bersepeda di Sentul City.

d. Eco-Art Park

Eco-art Park merupakan salah satu rencana pembangunan yang dapat menunjang Sentul City sebagai Eco City (Gambar 20). Eco-art Park yang memiliki luas kurang lebih 3 hektar ini direncanakan menjadi pusat dari istirahat para pengguna sepeda, disamping sebagai tempat wisata edukasi. Pada tempat ini akan dibangun kamar mandi, tempat beristirahat, tempat makan, dan tempat parkir sepeda. Selain itu, disini terdapat floating market dan wisata kuliner Bondan Winarno yang diharapkan akan menambah minat pesepeda untuk bersepeda di Sentul City.

Gambar 20. Eco-Art Park Sedang Dalam Pembangunan e. Sumber daya manusia sebagai pengelola lanskap

Sentul City memiliki anak perusahan yang bergerak dalam bidang pengelolaan kota yaitu PT. Sukaputra Graha Cemerlang (SGC). Ruang lingkup kerjanya

(20)

adalah lingkungan, listrik, jalan, dan fasilitas umum lainnya di kawasan Sentul City sehingga kondisi lanskap di sepanjang jalan dapat terpelihara dengan baik.

f. Jalur sepeda yang dirancang untuk keamanan pesepeda

Jalur sepeda yang sudah dibangun tidak ditemukan pada beberapa titik rawan di Sentul City. Seperti pada putaran depan Marketing Office. Untuk menuju tempat ini, pengguna sepeda harus mengikuti jalur sepeda yang memutar ke arah jalan Jendral Sudirman dan melewati Eco-art Park. Hal ini akan meminimalisir kecelakaan yang terjadi.

4.5.1.2 Faktor Internal: Kelemahan (Weakness) a. Tidak semua jalan memiliki jalur sepeda

Sentul City memiliki beberapa jalan utama, diantaranya adalah jalan MH. Thamrin, jalan Siliwangi, dan jalan Bali Raya. Jalur sepeda hanya terdapat pada jalan MH. Thamrin dan Jendral Sudirman saja. Selain itu, belum ada jalur sepeda yang jelas untuk menuju ke tempat tujuan pengguna sepeda selanjutnya, seperti menuju ke KM 0, Gunung Pancar, Puncak, dan sebagainya. Hal ini membuat pengguna sepeda merasa kurang aman karena tidak adanya jalur sepeda di jalan lain (Gambar 21). Selain itu, belum ada jalur sepeda yang menghubungkan cluster-cluster di Sentul City.

Gambar 21. Pengguna Sepeda yang Mengendarai di Tengah Jalan Siliwangi b. Fasilitas penunjang jalur sepeda kurang

Tempat parkir sepeda dan tempat untuk beristirahat sejenak sangat kurang disini. Pengguna sepeda lebih memilih untuk membaringkan sepedanya di tanah

(21)

dan duduk di taman sekitar jalur sepeda disbanding beristirahat di shelter. Hal ini dikarenakan tidak adanya tempat parkir sepeda di shelter atau di tempat lainnya selain di Plaza Niaga 1. Tempat parkir yang berupa 2 buah rak sepeda ini kurang strategis dan tidak ada papan informasinya, sehingga pengunjung mengalami kebingungan dimana dia akan memarkirkan sepedanya saat beristirahat.

c. Alih fungsi jalur sepeda

Jalur sepeda adalah jalur yang diperuntukan untuk sepeda. Pada kenyataannya, jalur sepeda sudah beralih fungsi menjadi tempat berjualan dan tempat parkir. Kendaraan bermotor yang parkir di jalur sepeda itu cukup banyak. Sedangkan, peraturan yang ada adalah tidak boleh parkir di pinggir jalan lebih dari 5 menit. Hal ini membuat pengguna sepeda merasa tidak aman dan tidak nyaman.

d. Tidak ada pengelolaan khusus pada jalur sepeda

Pengelolaan jalur sepeda di Sentul City masuk pada pengelolaan jalan utama, tidak ada pengelolaan khusus untuk jalur sepeda, pengelolaan hanya berupa sapu jalan apabila terdapat daun yang gugur. Tidak ada pengelolaan pada sign system yang sudah ada, sehingga papan rambu lalu lintas sepeda rusak dan menjadi tempat vandalisme.

e. Jalur sepeda Sentul City susah dijangkau dengan sepeda

Lokasi Sentul City termasuk lokasi yang strategis, tetapi apabila menggunakan sepeda, lokasi ini termasuk lokasi yang susah dijangkau. Jalur sepeda di Sentul City ramai pengunjung pada hari Sabtu dan Minggu. Kebanyakan pengunjung datang dari luar Sentul City dengan menggunakan mobil (Gambar 22).

(22)

Jalur ini susah untuk dijangkau oleh masyarakat luar yang tidak memiliki kendaraan pribadi, karena harus melewati jalan tol. Angkutan umum yang melalui jalan non-tol rata-rata tidak memperbolehkan penumpangnya untuk membawa sepeda. Selain itu, jalan menuju Sentul City belum terdapat jalur khusus sepeda yang membuat kurang aman pesepeda untuk bersepeda di jalan raya. Berdasarkan hasil kuisioner, bagi masyarakat yang ingin bersepeda di Sentul City tapi tidak memiliki mobil, cukup susah untuk menjangkau tempat ini.

4.5.1.3 Faktor Eksternal : Peluang (Opportunity) a. Berkembangnya gaya hidup bersepeda

Saat ini sedang berkembang “Bike to Work, Bike to school, dan sejenisnya”, ini membuat masyarakat berminat untuk bersepeda. Selain karena polusi yang makin bertambah karena kendaraan bermotor, macet juga menjadi alesan pesepeda untuk beralih ke kendaraan tanpa mesin ini. Masyarakat dari luar Sentul City banyak yang datang ke Sentul City untuk bersepeda. Hari yang biasa ramai oleh pengguna sepeda adalah Sabtu dan Minggu.

b. Dekat dengan tempat tujuan pesepeda

Rute yang digunakan oleh pengguna sepeda di Sentul City adalah downhill, uphill, cross country menuju ke KM 0, Gunung Pancar, Puncak, dan lainnya. Sentul City sering menjadi tempat start, sehingga untuk menuju tempat tersebut, pesepeda memarkirkan kendaraannya di Sentul City, lalu bersepeda ke tempat tujuan selanjutnya. Setelah selesai, mereka bersepeda kembali ke Sentul City untuk beristirahat.

c. Antusiasme pesepeda dari luar penghuni Sentul City yang besar

Antusiasme ini diperoleh dari kuisioner yang dibagikan kepada pengguna sepeda di Sentul City. Didapatkan lebih dari 50% pengguna sepeda berasal dari luar Sentul City. Banyaknya pengguna sepeda yang datang ke Sentul City untuk berolahraga dengan menggunakan sepedanya di hari Sabtu dan Minggu. Mereka datang dengan menggunakan kendaraan pribadi atau menggunakan sepeda langsung dari tempat mereka.

(23)

4.5.1.4 Faktor Eksternal : Ancaman (Threat) a. Vandalisme oleh pengunjung

Vandalisme adalah kegiatan yang dapat merusak fasilitas-fasilitas yang sudah ada, seperti penempelan iklan pada signage, mencorat-coret jalan, dan sebagainya. Hal ini harus dilakukan pengelolaan secara intensif agar perilaku pengunjung ini dapat diatasi.

b. Pengguna jalur sepeda merusak taman

Tempat parkir dan tempat istirahat di sepanjang jalur sepeda Sentul City sangat terbatas jumlahnya. Hal ini menyebabkan pengguna sepeda lebih memilih beristirahat dan memarkirkan sepedanya di taman. Taman yang ada di sepanjang jalur sepeda dapat dirusak pengguna sepeda yang beristirahat sembarangan di sekitar jalur sepeda.

c. Iklan kendaraan bermotor meningkat

Iklan adalah salah satu alat untuk mempromosikan produk kepada konsumennya. Iklan dapat mempengaruhi orang untuk menggunakan dan membeli produk atau jasa tersebut. Iklan kendaraan bermotor yang semakin meningkat dapat mengancam jalur sepeda, karena semakin banyak orang yang terpengaruh untuk menggunakan kendaraan bermotor.

4.5.2 Penilaian Faktor Internal dan Eksternal

Penilaian bobot dan rating pada Matriks IFE dan EFE digunakan untuk mendapatkan penilaian para responden mengenai faktor-faktor strategis internal maupun eksternal perusahaan dengan cara pemberian bobot dan rating (peringkat) terhadap pengaruh faktor tersebut dapat mempengaruhi dalam penentuan strategi dan pemecahan masalah yang ada. Responden untuk penilaian ini adalah tiga orang pengelola lanskap di Sentul City.

Penentuan nilai bobot merupakan pendapat masing-masing responden terhadap keadaan perusahaan terhadap faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan (Tabel 18 dan 19). Sedangkan penentuan nilai rating merupakan pendapat masing-masing responden terhadap kemampuan perusahaan dalam menghadapi faktor-faktor strategis internal dan eksternal perusahaan (Tabel 20 dan 21).

(24)

Tabel 18. Penentuan Nilai Bobot Faktor Internal Jalur Sepeda No. Faktor Internal Bobot Jumlah

Responden Rata-rata Bobot 1 2 3 4 Kekuatan (Strenght)

1. Jalur sepeda sudah tersedia 3 3 4.000 0.121 2. Sign system yang

mendukung

1 2 3 3.667 0.111

3. Taman sepanjang jalur sepeda

3 3 4.000 0.121

4. Eco-art park 2 1 3 3.333 0.101

5. Sumber daya manusia sebagai pengelolan lanskap

2 1 3 3.333 0.101

6. Jalur sepeda yang

dirancang untuk keamanan pesepeda

1 2 3 3.667 0.111

Kelemahan (Weakness) 1. Tidak semua jalan

memiliki fasilitas jalur sepeda

3 3 1.000 0.091

2. Alih fungsi jalur sepeda 1 1 1 3 2.000 0.050 3. Fasilitas penunjang jalur

sepeda kurang

2 1 3 1.333 0.061

4. Tidak ada pengelolaan khusus pada jalur sepeda

2 1 3 2.333 0.071

5. Jalur sepeda Sentul City susah dijangkau oleh pengguna sepeda

3 3 2.000 0.061

TOTAL 33 1

Tabel 19. Penentuan Nilai Bobot Faktor Eksternal Jalur Sepeda No. Faktor Eksternal Bobot Jumlah

Responden Rata-rata Bobot 1 2 3 4 Peluang (Opportunity) 1. Berkembangnya gaya hidup

bersepeda

3 3 4.000 0.207

2. Lokasi dekat dengan tujuan para pesepeda

(25)

3. Antusiasme pesepeda dari luar penghuni Sentul City yang besar

3 3 4.000 0.207

Ancaman (Threat)

1. Vandalisme oleh pengguna 2 1 3 2.333 0.121 2. Pengguna jalur sepeda

merusak taman

2 1 3 2.333 0.121

3. Iklan kendaraan bermotor meningkat

1 2 3 2.666 0.121

TOTAL 19 1

Tabel 20. Tingkat Kepentingan Faktor Internal Jalur Sepeda

No. Faktor Internal Rating Rataan

R1 R2 R3 Kekuatan (Strenght)

1. Jalur sepeda sudah tersedia 4 4 4 4.000

2. Sign system yang mendukung 3 3 4 3.333

3. Taman sepanjang jalur sepeda 3 4 3 3.333

4. Eco-art park 3 4 3 3.333

5. Sumber daya manusia sebagai pengelolan lanskap 3 3 3 3.000 6. Jalur sepeda yang dirancang untuk keamanan

pesepeda 3 3 3 3.000

Kelemahan (Weakness)

1. Tidak semua jalan memiliki fasilitas jalur sepeda 1 1 1 1.000

2. Alih fungsi jalur sepeda 1 2 1 1.333

3. Fasilitas penunjang jalur sepeda kurang 2 2 2 2.000 4. Tidak ada pengelolaan khusus pada jalur sepeda 1 2 1 1.333 5. Jalur sepeda Sentul City susah dijangkau oleh

pengguna sepeda 2 1 2 1.667

Tabel 21. Tingkat Kepentingan Faktor Eksternal Jalur Sepeda

No. Faktor Eksternal Rating Rataan

R1 R2 R3 Peluang (Opportunity)

1. Berkembangnya gaya hidup bersepeda 3 4 4 3.667 2. Lokasi dekat dengan tujuan para pesepeda 3 3 4 3.333 3. Antusiasme pesepeda dari luar penghuni Sentul

City yang besar 3 3 4 3.333

(26)

Lanjutan Tabel 21.

Ancaman (Threat)

1. Vandalisme 3 3 3 3.000

2. Pengguna jalur sepeda merusak taman 2 3 3 2.667 3. Iklan kendaraan bermotor meningkat 2 2 2 2.000 Ket: R= Responden

4.5.3 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan matriks Eksternal factor

Evaluation (EFE)

Matriks IFE dan Matriks EFE berfungsi untuk mengukur seberapa besar peranan faktor internal dan faktor eksternal pada jalur sepeda di Sentul City ini. Berdasarkan penilaian bobot faktor internal, dibuat matriks Intenal Factor Evaluation (IFE). Matriks IFE ini menunjukkan bahwa total skor sebesar 2.702 (Tabel 22). Hal ini menunjukkan bahwa jalur sepeda di Sentul City dalam kondisi yang kuat karena telah mampu memanfaatkan kekuatan untuk menghadapi kelemahan yang dimiliki. Kekuatan utama yang dimiliki jalur sepeda di Sentul City ini adalah sudah tersedianya jalur sepeda dengan skor sebesar 0,484. Sedangkan kelemahan utama yang dimiliki oleh jalur sepeda ini adalah kurangnya fasilitas penunjang jalur sepeda seperti tempat parkir dan tempat istirahat dengan skor sebesar 0,112.

Tabel 22. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) jalur sepeda di Sentul City Faktor Strategis Internal Bobot Rating Skor

Kekuatan

Jalur sepeda sudah tersedia 0.121 4.000 0.484

Sign system yang mendukung 0.111 3.333 0.369

Taman sepanjang jalur sepeda 0.121 3.333 0.403

Eco-art park 0.101 3.333 0.336

Sumber daya manusia sebagai

pengelola lanskap 0.101 3.000 0.303

Jalur sepeda yang dirancang

untuk keamanan pesepeda 0.111 3.000 0.333 Kelemahan

Tidak semua jalan memiliki

fasilitas jalur sepeda 0.091 1.000 0.091

(27)

Fasilitas penunjang jalur

sepeda kurang 0.061 2.000 0.122

Tidak ada pengelolaan khusus

pada jalur sepeda 0.071 1.333 0.094

Jalur sepeda Sentul City susah dijangkau oleh pengguna sepeda

0.061 1.667 0.101

Total 1 27.332 2.702

Berdasarkan penilaian bobot faktor eksternal, dibuat matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE). Matriks EFE ini menunjukkan bahwa total skor sebesar 3.016 (Tabel 23). Hal ini menunjukkan bahwa jalur sepeda di Sentul City mampu merespons faktor eksternal dengan memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi ancaman. Peluang utama yang dimiliki jalur sepeda di Sentul City ini adalah berkembangnya gaya hidup bersepeda dengan skor sebesar 0,759 dan ancaman yang utama untuk jalur sepeda di Sentul City ini adalah vandalism oleh pengguna dengan skor 0,363.

Tabel 23. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) jalur sepeda di Sentul City Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Skor

Peluang Berkembangnya gaya hidup

bersepeda

0.207 3.667 0.759

Lokasi dekat dengan tujuan para pesepeda

0.207 3.333 0.689

Antusiasme pesepeda dari luar penghuni Sentul City yang besar

0.207 3.333 0.689

Ancaman

Vandalisme oleh pengguna 0.121 3.000 0.363

Pengguna jalur sepeda merusak taman

0.121 2.667 0.322

Iklan kendaraan bermotor meningkat

0.137 2.000 0.274

Total 1 18 3.066

Gambar

Tabel 10. Data Iklim Tahun 2011-2012  Tahun  Bulan  Rata-rata
Tabel 11. Kondisi Topografi Sentul City  Bentuk Wilayah  Lereng
Gambar 5. Struktur Organisasi Sukaputra Graha Cemerlang (SGC)  B.  Sarana dan Prasarana
Tabel 14. Tenaga kerja PT. Sukaputra Graha Cemerlang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari pengembangan game pengenalan objek wisata Kota Tomohon yaitu menghasilkan suatu aplikasi desktop game yang dapat digunakan sebagai media untuk

Teknik ini serupa dengan teknik Newton- Rhapson (Gambar 5.5) dalam arti bahwa suatu taksiran akan diramalkan oleh ekstrapolasi sebuah garis singgung dari fungsi terhadap sumbu x,

1) Komponen kognitif.. Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Kepercayaan datang dari apa yang telah kita

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMPN 1 Simeulue Timur ada beberapa permasalahan yang sering terjadi pada saat proses pembelajaran di kelas antara

Penelitian Deis dan Giroux (1992) dalam Alim, dkk (2007) melakukan penelitian tentang empat hal dianggap mempunyai hubungan dengan kualitas audit, yaitu (1) lama waktu auditor

Di Indonesia dengan melihat koalisi pemenang pemilihan umum dalam penelitian ini untuk melihat apakah political connection berdasarkan peristiwa politik di Indonesia

(2) Sub Dinas Adat Istiadat dipimpin oleh seorang Kepala Sub Dinas yang berada di bawah dan bertanggung-.. jawab langsung kepada Kepala