• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN TEORI"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

8 A. Tinjauan Teori

1. Definisi keputihan

Keputihan atau Fluor Albus merupakan sekresi vaginal abnormal pada wanita ( Wijayanti, 2009,p.52). Keputihan adalah semacam slim yang keluar terlalu banyak, warnanya putih seperti sagu kental dan agak kekuning-kuningan. Jikaslimatau lendir ini tidak terlalu banyak, tidak menjadi persoalan (Sasmiyanti & Handayani, 2008). Keputihan adalah nama gejala yang diberikan kepada cairan yang di keluarkan dari alat–alat genital yang tidak berupa darah (Sarwono, 2005,p.271).

a. Klasifikasi keputihan

Ada dua jenis keputihan yaitu keputihan normal (fisiologis) dan keputihan tidak normal (patologis).

1) Keputihan normal (fisiologis)

Keputihan fisiologis terdiri atas cairan yang kadang– kadang berupa mukus yang mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang, keputihan fisiologis ditemukan pada

(2)

a) Bayi yang baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari, disini sebabnya ialah pengaruh estrogen dari plasenta terhadap uterusdanvaginajanin.

b) Waktu di sekitar menarchekarena mulai terdapat pengaruh estrogen keputihan disini hilang sendiri, akan tetapi dapat menimbulkan keresahan pada orang tuanya.

c) Wanita dewasa apabila ia dirangsang sebelum dan pada waktu koitus, disebabkan oleh pengeluaran transudasi dari dindingvagina.

d) Waktu di sekitar ovulasi, dengan sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri menjadi lebih encer.

e) Pengeluaran sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri jiga bertambah pada wanita dengan penyakit menahun, dengan neurosis, dan pada wanita denganektropion porsionis uteri (Sarwono, 2005, p.271)

Menurut Wijayanti (2009, p.51) keputihan normal ciri-cirinya ialah : warnanya kuning, kadang-kadang putih kental, tidak berbau tanpa disertai keluhan (misalnya gatal, nyeri, rasa terbakar, dsb), keluar pada saat menjelang dan sesudah menstruasi atau pada saat stres dan kelelahan.

(3)

Keputihan tidak selalu mendatangkan kerugian, jika keputihan ini wajar dan tidak menunjukan bahaya lain. Sebenarnya, cairan yang disebut keputihan ini berfungsi sebagai sistem pelindung alami saat terjadi gesekan di dinding vagina saat anda berjalan dan saat anda meakukan hubungan seksual.

Keputihan ini merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh dari bakteri yang menjaga kadar keasaman pH wanita. Cairan ini selalu berada di dalam alat genital tersebut. Keasaman pada vagina wanita harus berkisar antara 3,8 sampai 4,2, maka sebagian besar bakteri yang ada adalah bakteri menguntungkan. Bakteri menguntungkan ini hampir mencapai 95% sedangkan yang lain adalah bakteri merugikan dan menimbulkan penyakit (patogen).

Jika keadaan ekosistem seimbang, artinya wanita tidak mengalami keadaan yang membuat keasaman tersebut bertambah dan berkurang, maka bakteri yang menimbulkan penyakit tersebut tidak akan mengganggu (Iswati, 2010, pp.134-135).

2) Keputihan tidak normal (patologis)

Penyebab paling penting dari keputihan patologi ialah infeksi. Disini cairan mengandung banyak leukosit dan

(4)

warnanya agak kekuning-kuningan sampai hijau, seringkali lebih kental dan berbau (Sarwono, 2005, p.271)

Keputihan yang tidak normal ialah keputihan dengan ciri-ciri : jumlahnya banyak, timbul terus menerus, warnanya berubah (misalnya kuning, hijau, abu-abu, menyerupai susu/yoghurt) disertai adanya keluhan (seperti gatal, panas, nyeri) serta berbau (apek, amis, dsb) (Wijayanti, 2009, p.51).

Keputihan yang disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar. Yang sering menimbulkan keputihan ini antara lain bakteri, virus, jamur, atau juga parasit. Infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan ke saluran kencing, sehingga menimbulkan rasa pedih saat si penderita buang air kencing (Wijayanti, 2009,pp.52-53). Menurut Boyke (2009), hampir semua wanita di Indonesia pernah mengalami keputihan patologis seumur hidupnya minimal satu sampai dua kali. Oleh karena itu di dalam bukunya, Iswati (2010, p.133) mengatakan bahwa wanita perlu mengenal lebih jauh tentang keputihan tersebut, yaitu

a) Keputihan yang cair dan berbusa, berwarna kuning kehijauan atau keputih-putihan, berbau busuk dengan rasa gatal. Keputihan semacam ini akan memberi dampak bagi

(5)

tubuh wanita, diantaranya wanita akan merasa seperti terbakar di daerah kemaluan saat buang air kecil. Jika tidak cepat ditangani, lambat laun kemaluan akan terasa sakit dan membengkak.

b) Cairan keputihan yang berwarna putih seperti keju lembut dan berbau seperti jamur atau ragi roti. Keadaan ini menunjukan adanya infeksi yang disebabkan jamur atau ragi yang di kemaluan seorang wanita. Penderita akan merasakan efek gatal yang hebat. Bibir kemaluan sering terlihat merah terang dan terasa sangat sakit. Selain itu, saat buang air kecil terasa seperti terbakar. Hal yang harus dicegah adalah menggunakan antibiotik untuk mengobati infeksi ini. Antibiotik sebenarnya akan membuat infeksi jamur semakin parah. Penderita pun jangan mamakai pil KB. Jika sedang menggunakan pil KB, hentikan secepatnya.

c) Cairan keputihan yang kental seperti susu dengan bau yang amis/anyir. Keadaan ini dimungkinkan karena infeksi yang disebabkan oleh bakteri Hemophilus. Diperlukan pemeriksaan khusus untuk membedakannya dengan infeksi trichomonas.

(6)

d) Cairan keputihan yang encer seperti air, berwarna coklat atau keabu-abuan dengan bercak-bercak darah, dan berbau busuk. Janganlah bersantai dan tidak mempedulikan kelainan ini. Hal ini merupakan tanda-tanda infeksi yang lebih parah, dapat kanker atau penyakit menular seksual lainnya.

Keputihan penyakit, apapun penyebabnya, perlu diobati sebelum hari perkawinan, agar tidak menulari pasangan hidup nantinya. Selain itu, komplikasi yang mungkin akan timbul, bisa buruk dampaknya terhadap kesuburan. Bisa jadi infeksi akan menjalar sampai ke bagian organ reproduksi yang lebih atas, yakni ke rahim dan saluran telur.

Jika masih juga keputihan saat memasuki hari perkawinan, sering lebih sukar menyembuhkannya sebab kemungkinan akan terjadi apa yang disebut sebagai “fenomena pingpong”. Artinya setelah diobati, dan pihak istri sembuh, namun bila suami tak diobati, sewaktu berhubungan seks, suami yang sudah tertular istri akan menulari kembali istri yang sudah diobati dan sembuh. Dan begitu juga seterusnya sehingga keputihan istri tak kunjung selesai sembuh.

Maka, jika istri kedapatan keputihan, suami pun sekaligus perlu diobati juga kalu terbukti positif. Gejala keputihan pada

(7)

pria tidak senyata pada wanita. Mungkin hanya titik lendir, dan keluhan gatal di ujung lian kemih saja. Dengan cara pemeriksaan lendir yang mungkin keluar dari liang kemih kemaluan, dapat dipastikan apakah memang sudah terjadi penularan keputihan pada pihak suami.

Selama istri dalam pengobatan keputihan, dianjurkan tidak bersetubuh dulu sampai keduanya betul-betul sudah dinyatakan sembuh. Tandanya keputihan sudah sembuh, keluhan dan gejala keputihannya sudah mereda dan selain lendirnya sudah kering sama sekali.

Seringnya keputihan kambuh, lantaran pengobatan belum tuntas sama sekali sedang obat sudah di hentikan. Mestinya obat belum boleh dihentikan selama keputihannya masih ada sebagaimana mungkin tampak masih keluar lendir abnormalnya yang mungkin membercak di pakaian dalam, selain masih ada keluhan gatal dan berbau.

Keputihan jenis penyakit yang dibiarkan tanpa pengobatan akan berkembang semakin hebat. Keputihan membuat vagina lebih masam. Jika dibiarkan dapat menjalar terus ke organ reproduksi.

Pada wanita yang belum pernah menikah, belum pernah berhubungan seks, obat keputihan hanya dalam bentuk obat

(8)

minum saja. Sedang untuk wanita yang sudah menikah, bisa juga diberikan obat yang dimasukan ke liang vagina (vaginal suppositoria) selain obat minum.

Penyakit kelamin kencing nanah pun gejalanya mirip keputihan juga. Mungkin menyerupai keputihan yang disebabkan oleh jamur atau parasit, namun tidak gatal, dan tidak pula berbau. Keputihan kencing nanah muncul pagi hari pada pria. Namun, pada wanita sering samar-samar, dan baru kelihatan jika dilakukan pemeriksaan dalam oleh dokter.

Apabila merasa punya riwayat pernah berhubungan seks dengan pria lain sebelum menikah, lalu muncul keputihan beberapa hari kemudian, waspadalah siapa tahu benar sudah tertular kencing nanah GO (gonorrhoe). Untuk memastikan betul kalau itu kencing nanah, lendir keputihannya di ambil di laboratorium untuk dibiak. Kalau hasilnya ternyata positif GO, sebaiknya diobati sampai tuntas sebelum malam pengantin.

Kencing nanah yang tidak diobati bisa berkomplikasi sampai kedalam kelenjar yang berada di sekitar vagina (bisul vagina) selain kemungkinan menembus memasuki organ reproduksi bagian yang lebih atas, memasuki saluran telur, seperti yang sering menjadi akibat penyakit menular seksual lain (oleh kuman chlamydia). Kedua penyebab itu sama-sama

(9)

bisa berakhir dengan kemndulan juga (Nadesul, 2009, pp.23-24)

b. Penyebab keputihan.

Menurut Wijayanti (2009, pp.53-54) dengan memperhatikan cairan yang keluar, terkadang dapat diketahui penyebab keputihan. Penyebab keputihan tersebut antara lain:

1) Infeksi Gonore, misalnya, menghasilkan cairan kental, bernanah dan berwarna kuning kehijauan.

2) Parasit Trichomonas Vaginalis menghasilkan banyak cairan, berupa cairan encer berwarna kuning kelabu.

3) Keputihan yang disertai bau busuk dapat disebabkan oleh kanker

4) Kelelahan yang sangat.

Didalam bukunya, Hendrik (2006, p.114) menjelaskan bahwa keluhan keputihan dari seorang wanita menjelang terjadinya haid secara statistik cenderung dapat menyebabkan keadaan daerah kemaluan (terutama vagina, uterus, dan vulva) menjadi mudah terjangkit suatu penyakit dan menularkannya ke tubuhnya sendiri atau ketubuh orang lain yang melakukan persetubuhan dengannya. Hal ini disebabkan oleh hal-hal berikut

(10)

1) Banyaknya bakteri-bakteri yang senantiasa berada di dalamnya (flora normal), yang telah berubah sifatnya menjadi bakteri-bakteri patogen disamping adanya mikroorganisme lainnya yang bersifat patogen potensial.

2) Adanya perubahan pengaruh hormon-hormon seks steroid, terutama hormon estrogen dan progesteron, secara fluktuatif menjelang terjadinya perdarahan haid akan menimbulkan kerentanan pada dinding vagina terhadap terjadinya infeksi, terutama infeksiCandida sp.

3) Adanya hubungan langsung yang dekat dengan lingkungan luar tubuh yang dapat memungkinkan masuknya bakteri dan mikroorganisme lainnya yang bersifat patogen potensial ke vagina.

4) Kurangnya perhatian higiene (kebersihan) di daerah kemaluan.

5) Terjadinya benturan atau gesekan di daerah vaginanya ketika melakukan persetubuhan sebelumnya.

6) Adanya infeksi lain atau proses lainnya berupa keganasan di dalam tubuh.

Menurut Maulana (2008, p.57-58) keputihan yang keluar dari mulut rahim dikenal dengan serviks sensitis atau radang mulut

(11)

rahim. Hal ini sering menyerang wanita usia reproduktif dan biasanya diakibatkan oleh :

1) Jamur (candidosis), biasanya bukan karena ditularkan oleh hubungan seksual, meskipun hal itu bisa saja terjadi. Seringnya, hal itu disebabkan karena ketidakseimbangan flora di vagina. Normalnya, vagina terdiri atas sedikit jamur dan bakteri perusak. Namun, jika keduanya tidak seimbang, akan menyebabkan peradangan vagina (vaginistis). Keputihan yang disebabkan oleh jamur ini terlihat agak tebal dan kental atau bisa juga terlihat lebih tipis dan seperti susu putih yang basi. Keputihan ini bisa jadi kehijauan, jika yang bersangkutan telah menderita infeksi sekunder. Ini juga bisa menimbulkan gatal. Kemaluan bisa berwarna kemerahan dan bengkak. Kulit mungkin juga sensitif untuk disentuh dan wanita biasanya akan merasakan sakit saat berhubungan seks.

2) Bakteri (vaginosis), gejala bakterial vaginosis biasanya dicirikan dengan adanya noda (keputihan) hingga kekuningan dengan bau kurang sedap. Noda ini hampir selalu ada dan lebih nyata saat setelah berhubungan seksual. Wanita pun mungkin akan merasa gatal di sekitar kemaluan.

3) Parasit (trikomoniasis), keputihan karena parasit seperti Trichomonas vaginalis bisa menyerang wanita maupun pria.

(12)

Trichomonas biasanya berpindah melalui hubungan seksual, juga dapat berpindah, jika seseorang bergantian menggunakan handuk, underwear, atau benda basah/lembab lainnya. Biasanya keputihan terlihat seperti busa dan berbau tidak sedap. Mungkin ada sedikit rasa gatal dan kemerahan di sekitar vagina.

Kasus keputihan yang tak kunjung menyembuh kendati sudah berkali-kali diobati, bisa jadi sebab keputihan yang komplet (disebabkan oleh lebih dari satu dari ketiga penyebab), namun tidak diberi obat yang komplet untuk membasmi lebih dari satu jenis penyebabnya. Atau mungkin juga karena masa pemberian obatnya belum tuntas menumpas bibit penyakitnya, selain karena pilihan obatnya tidak sesuai dengan jenis penyebab keputihannya (Nadesul, 2009,p.23).

c. Pencegahan keputihan

Menurut Wijayanti (2009,p.55) bila ingin terhindar dari keputihan, anda mesti menjaga kebersihan daerah sensitif itu. Kebersihan organ kewanitaan hendaknya sejak bangun tidur dan mandi pagi. Berikut tip yang dapat dilakukan :

1) Bersihkan organ intim dengan pembersih yang tidak menggangu kestabilan pH di sekitar vagina. Salah satunya produk pembersih yang terbuat dari bahan dasar susu. Produk

(13)

seperti ini mampu menjaga keseimbangan pH sekaligus meningkatkan pertumbuhan flora normal dn menekan pertumbuhan bakteri yang tak bersahabat. Sabun antiseptik biasa umumnya bersifat keras dan terdapat flora normal di vagina. Ini tidak menguntungkan bagi kesehatan vaginadalam jangka panjang.

2) Hindari pemakaian bedak pada organ kewanitaan dengan tujuan agar vagina harum dan kering sepanjang hari. Bedak memiliki partikel-partikel halus yang mudah terselip di sana sini dan akhirnya mengundang jamur dan bakteri bersarang di tempat itu.

3) Selalu keringkan bagianvaginasebelum berpakaian.

4) Gunakan celana dalam yang kering. Seandainya basah atau lembab, usahakan cepat mengganti dengan yang bersih dan belum dipakai. Tak ada salahnya anda membawa cadangan celana dalam untuk berjaga-jaga manakala perlu menggantinya.

5) Gunakan celana dalam yang bahannya menyerap keringat, seperti katun. Celana dari bahan satin atau bahan sintetik lain membuat suasana di sekitar organ intim panas dan lembab.

6) Pakaian luar juga diperhatikan. Celana jeans tidak dianjurkan karena pori-porinya sangat rapat. Pilihlah seperti rok atau

(14)

celana bahan non jeans agar sirkulasi udara di sekitar organ intim bergerak leluasa.

7) Ketika haid sering-seringlah berganti pembalut.

8) Gunakan panty liner di saat perlu saja. Jangan terlalu lama. Misalkan saat bepergian ke luar rumah dan lepaskan sekembalinya anda di rumah.

Selain itu untuk mencegah keputihan, wanita pun harus selalu menjaga kebersihan dan kesehatan daerah kewanitaannya. Antara lain adalah :

1) Selalu cuci daerah kewanitaan dengan air bersih setelah buang air, jangan hanya di seka dengan tisu. Membersihkannya pun musti dilakukan dengan cara yang benar yaitu dari depan ke belakang, agar kotoran dari anus tidak masuk ke vagina. Hindari pemakaian sabun vagina berlebihan karena justru dapat mengganggu keseimbangan flora normalvagina.

2) Jaga daerah kewanitaan tetap kering. Hal ini karena kelembapan dapat memicu tumbuhnya bakteri dan jamur. Selalu keringkan daerah tersebut dengan tisu atau handuk bersih setelah dibersihkan. Karena tidak semua toilet menyediakan tisu, bawalah tisu kemana pun anda pergi. Selain itu buatlah celana dalam yang terbuat dari katun agar dapat

(15)

menyerap keringat dan gantilah secara teratur untuk menjaga kebersihan.

3) Bila sedang mengalami keputihan atau menstruasi tinggal sedikit, boleh saja menggunakan pelapis celana panty liner. Tetapi sebaiknya tidak digunakan setiap hari.Panty liner justru dapat memicu kelembapan karena bagian dasarnya terbuat dari plastik. Pilih panty liner yang tidk mengandung parfum, terutama buat yang berkulit sensitif.

4) Hindari bertukar celana dalam dan handuk dengan teman atau bahkan saudara kita sendiri karena berganti-ganti celana bisa menularkan penyakit.

5) Bulu yang tumbuh di daerah kemaluan bisa menjadi sarang kuman bila dibiarkan terlalu panjang. Untuk menjaga kebersihan, potonglah secara berkala bulu di sekitar kemaluan dengan gunting atau mencukurnya dengan hati-hati (Salika, 2010,p.78).

2. Definisi wanita usia subur (WUS)

Wanita usia subur adalah semua wanita yang telah memasuki usia antara 15-49 tahun tanpa memperhitungkan status perkawinannya (Depkes RI, 2009).

(16)

Pengetahuan adalah keadaan dalam pemikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya yang berbeda sekali dengan kepercayaan, takhayul, dan penerangan-penerangan yang keliru. Tidak semua pengetahuan merupakan suatu ilmu hanyalah pengetahuan yang tersususun secara sistematis saja yang merupakan ilmu pengetahuan (Ahmadi,2003,p.31).

Menurut Notoatmodjo (2003,p.121), pengetahuan merupakan hasil dari tahu , dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

a. Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan

1) Tahu(know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau ransangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan

(17)

tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antar lain menyebutkan , menguraikan , mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya. Contoh : dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada anak balita.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui , dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan , menyebutkan contoh, menyimpulkan, meamalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi.

3) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi dini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainyadala konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitingan-perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan

(18)

prinsi-prinsip siklus pemecahan masalah(problem solving cycle I) di dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi tetapi masih didalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokan dan sebagainya.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

(19)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya dapat membandingkan antara anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi, dapat menanggapi terjadinya diare di suatu tempat , dapat menafsirkan sebab-sebab ibu-ibu tidak mau ikut KB , dan sebagainya.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek, penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkata-tingkatan diatas (Notoatmojo,2003, pp.122-124).

b. Indikator- indikator apa yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan atau kesadaran terhadap kesehatan menurut Notoatmojo (2003, p.128) , dapat dikelompokan menjadi:

1) Pengetahuan tentang sakit dan penyakit yang meliputi :

a) Penyebab penyakit.

(20)

c) Bagaimana cara pengobatan, atau kemana mecari pengobatan.

d) Bagaimana cara penularannya.

e) Bagaimana cara pencegahannya termasuk imunisasi, dan sebaginya.

2) Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat, meliputi:

a) Jenis-jenis makanan bergizi.

b) Manfaat makan yang bergizi bagi kesehatannya.

c) Peningnya olahraga bagi kesehatan.

d) Penyakit-penyakit atau bahaya-bahaya merokok, minum-minuman keras, narkoba, dan sebagainya.

e) Pentingnya istirahat cukup, relaksasi, rekreasi, dan sebagainya.

3) Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan

a) Manfaat air bersih.

b) Cara-cara pembuangan limbah yang sehat, termasuk pembuangan kotoran yang sehat, dan sampah.

(21)

c) Manfaat pencahayaan dan penerangan rumah yang sehat.

d) Akibat polusi (polusi air, udara, dan tanah) bagi kesehatan, dan sebagainya.

4. Definisi sikap

Menurut Robbins (Ardana dkk, 2009, p.21) sikap adalah pernyataan evaluatif baik yang menguntungkan atau tidak tentang obyek, orang atau peristiwa. Sumber sikap ada tiga yaitu sebagai berikut:

a. Orang tua

b. Guru

c. Anggota kelompok rekan sekerja

Secara sederhana dapatlah diuraikan bahwa sikap adalah cara seseorang melihat ‘sesuatu ‘ secara mental (dari dalam diri) yang mengarah pada perilaku yang ditujukan pada orang lain, ide, objek, maupun kelompok tertentu. Sikap juga merupakan cerminan jiwa seseorang. Sikap adalah cara seseorang mengkomunikasikan perasaanya kepada orang lain (melalui perilaku) (Hutagalung, 2007,p.52). Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favourable) maupun perasaan tidak

(22)

mendukung atau tidak memihak (Unfavourable) pada suatu objek (Azwar, 2010,p.5).

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Menurut Allport (Notoatmodjo, 2003,p.128) menjelaskan bahwa sikap mempunyai 3 kelompok komponen pokok.

a. Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek.

b. Kehidupan emosional atau evauasi terhadap suatu objek.

c. Kecenderungan untuk bertindak(tend to behave)

Ketiga komponen ini secara bersama- sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting. Suatu contoh misalnya, seorang ibu telah mendengar tentang penyakit polio (penyebabnya, akibatnya, pencegahannya, dan sebagainya).

a. Struktur sikap

Mengikuti skema triadik, struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang yaitu :

(23)

Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Kepercayaan datang dari apa yang telah kita lihat atau apa yang telah kita ketahui. Berdasarkan apa yang telah kita lihat itu kemudian terbentuk suatu ide atau gagasan mengenai sifat atau karakteristik umum suatu objek. Sekali kepercayaan itu telah terbentuk, maka ia akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang dapat di harapkan dari objek tersebut. Tentu saja kepercayaan sebagai komponen kognitif tidak selalu akurat. Kadang-kadang kepercayaan itu terbentuk justru dikarenakan kurang atau tiadanya informasi yang benar mengenai objek yang di hadapinya. Misalnya, dikarenakan belum pernah mencicipi daging kuda atau karena belum pernah mendengar cerita tentang rasa daging kuda maka orang kemudian beranggapan bahwa daging kuda tidak enak, lalu tidak menyukai bistik daging kuda.

2) Komponen afektif

Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu. Namun, pengertian perasaan

(24)

pribadi sering sekali sangat berbeda perwujudannya bila di kaitkan dengan sikap. Pada umumnya, reaksi emosional yang merupakan komponen afektif ini banyak dipengaruhi oleh kepercayaan atau apa yang kita percayai sebagai benar dan berlaku bagi objek termaksud. Sebagai contoh apabila kita mengetahui bahwa daging kuda sebenarnya lezat dan lebih besar manfaatnya daripada daging sapi, maka sangatlah mungkin kemudian terbentuk afek positif terhadap daging kuda, setidak-tidaknya tidak akan terbentuk perasaan tidak suka terhadap daging kuda tersebut.

3) Komponen perilaku

Komponen perilaku atau komponen konatif dalam struktur sikap menunjukan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Kecenderungan berperilaku secara konsisten, selaras dengan kepercayaan dan perasaan ini membentuk sikap individual. Karena itu adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang akan dicerminkannya dalam bentuk tendensi perilaku terhadap objek. Apabila orang percaya bahwa daging kuda tidak enak rasanya, dan ia merasa tidak suka pada daging kuda,

(25)

maka wajarlah apabila ia tak akan mau makan daging kuda (Azwar, 2010,pp.23-27).

b. Pembentukan sikap

Dalam interaksi sosialnya, individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagi objek psikologis yang dihadapinya. Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah :

1) Pengalaman pribadi

Untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis. Apakah penghayatan itu kemudian akan membentuk sikap positif ataukah sikap negatif, akan tergantung pada berbagai faktor lain. Sehubungan dengan hal ini, Middlebrook (1974) mengatakan bahwa tidak adanya pengalaman sama sekali dengan suatu objek psikologis cenderung akan membentuk sikap negatif terhadap objek tersebut. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.

(26)

Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas.

2) Pengaruh orang lain yang di anggap penting

Diantara orang yang biasanya di anggap penting bagi individu adalah orang tua, orang yang status sosialnya lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat, guru, teman kerja, isteri atau suami, dan lain-lain. Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

3) Pengaruh kebudayaan

Seorang ahli psikologi terkenal, Burrhus Frederic Skinner sangat menekankan pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk pribadi seseorang. Kita memiliki pola sikap dan perilaku tertentu dikarenakan kita mendapat reinforcement (penguatan, ganjaran) dari masyarakat untuk sikap dan perilaku tersebut, bukan untuk sikap dan perilaku yang lain. Tanpa kita sadari, kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah. Hanya kepribadian individu yang telah

(27)

mapan dan kuatlah yang dapat memudarkan dominasi kebudayaan dalam pembentukan sikap individual.

4) Media massa

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain lain, mempunyai pengaruh besar dalam opini dankepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan- pesan sugestif yang dibawa oleh informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.

5) Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan

(28)

tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.

6) Pengaruh faktor emosional

Kadang-kadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang di dasari oleh emosi yang befungsi sebagi semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian dapat merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan tahan lama (Azwar,2010, pp.30-37)

c. Berbagai tingkatan sikap

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan.

1) Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian orang itu terhadap ceramah-ceramah tentang gizi.

(29)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.

3) Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya: seorang ibu yang mengajak ibu yang lain (tetangganya, saudaranya, dan sebagainya)untuk pergi menimbangkan anaknya ke posyandu, atau mendiskusikan tentang gizi, adalah suatu bukti bahwa si ibu tersebut telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.

4) Bertanggung Jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya, seorang ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapat tantangan dari mertua atau orang tuanya sendiri.

d. Indikator untuk sikap kesehatan juga sejalan dengan pengetahuan kesehatan yakni

(30)

1) Sikap terhadap sakit dan penyakit

Adalah bagaimana penilaian atau pendapat seseorang terhadap: gejala atau tanda-tanda penyakit, penyebab penyakit, cara penularan penyakit, cara pencegahan penyakit, dan sebagainya.

2) Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat

Adalah penilaian atau pendapat seseorang terhadap cara-cara memelihara dan cara-cara (berperilaku) hidup sehat. Dengan perkataan lain pendapat atau penilaian terhadapa makanan, minuman, olah raga, relaksasi (istirahat) atau istirahat cukup, dan sebagainya bagi kesehatan.

3) Sikap terhadap kesehatan lingkungan

Adalah pendapat atau penilaian seorang terhadap lingkungan dan pengaruhnya terhadap kesehatan. Misalnya pendapat atau penilaian terhadap air bersih, pembuangan limbah, polusi, dan sebagainya (Notoatmojo, 2003,pp.129-130).

(31)

B. Kerangka teori

Bagan 2.1 Kerangka teori

Sumber : Modifikasi dari Azwar, S . 2010 Struktur sikap :

 Komponen kognitif

 Komponen afektif

Sikap wanita usia subur (WUS) terhadap keputihan fisiologis dan patologis Kepercayaan Pengetahuan  Komponen konatif (perilaku) Reaksi emosional Kecenderungan berperilaku  Pengalaman pribadi

 Pengaruh orang lain yang di anggap penting

 Pengaruh kebudayaan  Media massa

(32)

C. Kerangka konsep

Bagan 2.2 Kerangka konsep

Variabel bebas Variabel terikat

D. Hipotesis

Ada hubungan pengetahuan dengan sikap wanita usia subur tentang keputihan fisiologis dan patologis di Lapas Wanita Kelas IIA Kota Semarang.

Pengetahuan wanita usia subur tentang keputihan fisiologis dan patologis

Sikap wanita usia subur terhadap keputihan fisiologis dan patologis

Referensi

Dokumen terkait

2) Komponen Kognitif (Cognitive Component), yaitu mengacu pada unsur kecerdasan (intelektual) untuk mengetahui suatu objek, yakni sejauh mana individu mengetahui

Komponen yang ketiga yaitu, komponen konatif yang merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang dan berisi kecenderungan

Sikap adalah kecenderungan berperilaku yang didasarkan pada komponen kognitif (yang berisi pengetahuan seseorang terhadap objek sikap), komponen afektif (yang

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indra atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari

Struktur sikap terdiri atas 3 komponen yang saling menunjang yaitu (Azwar S., 2003 : 23):.. 1) Komponen kognitif, merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu

Mann (1969) diacu dalam Azwar (1995) menjelaskan bahwa: 1) komponen kognitif berisi persepsi, kepercayaan dan stereotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu;

mempunyai sikap yang positif terhadap suatu objek ketika kepercayaan, perasaan dan prilaku mereka menunjukkan bahwa mereka memihak atau favorability terhadap objek,

a) Komponen Kognitif, komponen ini berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan dan kepercayaan.. stereotype yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Sering kali