• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BIOLOGI SISWA KELAS VIII SEMESTER I DI SMP NEGERI 1 LEMBAH MELINTANG KABUPATEN PASAMAN BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BIOLOGI SISWA KELAS VIII SEMESTER I DI SMP NEGERI 1 LEMBAH MELINTANG KABUPATEN PASAMAN BARAT"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BIOLOGI SISWA KELAS VIII SEMESTER I DI SMP NEGERI 1

LEMBAH MELINTANG KABUPATEN PASAMAN BARAT

Anna Linda Aufa, Mulyati, Annika Maizeli

Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat

anna linda aufa@yahoo.com

ABSTRACT

This research background was based on some problem. Firstly, the results of the eight grade students’ biology test at first semester were low. Secondly, the teacher’s ability is still less in constructing the appropriate indicator with the students characteristic and school condition. Thirdly, the lesson plan that was made by the biology’s teacher did not match with the standard of IPKG I, but it was written together with the other teacher. Fourthly, some teacher thought that the lesson plan was only made to complete the teacher’s functional task for the evaluation of DP3, so, the lesson plan did not apply well in the teaching and learning process by the teacher. Fifthly, the learning process will be achieved if the teacher could master the methods, strategies and approaches which is suitable with the situation and condition that happen toward the students while learning activity. And it is manually used and applied in the teaching and learning process. This research was aimed to analyze the biology lesson plan at eight grade students of SMPN 1 LembahMelintang, West Pasaman. This research was categorized to the descriptive research design. The population was taken from the biology’s lesson plans at eight grades students in the first semester. The lesson plan was made by two biology’s teachers in the SMPN 1 LembahMelintang, West Pasaman. The sample of this research used the total sampling technique that was the lesson plans which had been constructed by the biology’s teachers in the first semester of SMPN 1 LembahMelintang, West Pasaman in the academic years of 2013/2014. The instrumentation used the questionnaire based on IPKG 1which had been developed by Mulyati, et al (2013). The final result of this research described that the completeness of the lesson plan components on the prior component is 80, 5 %, meanwhile on the incompleteness component is 19, 5 %, and then from the result of the lesson plan evaluation is 65, 01%. Based on the result, the researcher conclude that the lesson plan of SMPN 1 LembahMelintang, West Pasaman at eight grade students in the first semester have an enough standard criterion.

Key words: analysis, lesson plan

PENDAHULUAN

Salah satu upaya untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, pemerintah melakukan berbagai program dalam meningkatkan kwalitas pendidikan diantaranya melakukan pergantian kurikulum, program

musyawarah guru mata pelajaran (MGMP), penataran kerja guru (PKG), pengembangan profesionalisme guru (PPG), Lesson study dan masih banyak program lain yang dilakukan untuk perbaikan serta meningkatkan keprofesionalan guru.

(2)

Upaya meningkatkan mutu pendidikan membutuhkan proses belajar mengajar yang optimal, sehingga diperoleh hasil belajar sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Adanya hubungan timbal balik antara guru dan siswa secara aktif sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Peranan guru sangat menentukan dan menempati kedudukan utama dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Guru yang profesional harus mampu menerjemahkan nilai-nilai yang ada dalam kurikulum kemudian mentransformasikan nilai-nilai tersebut kepada siswa melalui proses pembelajaran aktif di sekolah.

Guru yang profesional harus mampu mempersiapkan perangkat pembelajaran sesuai dengan kurikulum.Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Perubahan kurikulum di Indonesia merupakan salah satu cara pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan perkembangan zaman, seperti pertukaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pemerintah memberikan panduan umum bagi sekolah dan guru dalam pembuatan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan KTSP yang mengacu kepada standar kompetensi lulusan dan standar isi.Standar untuk KTSP dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

KTSP memiliki karakteristik diantaranya pesertadidik dapat mengembangkan ilmunya sehingga membentuk pribadi yang terampil dan mandiri. Proses pembelajaran menggunakan pendekatandanmetodeyang bervariasi. Belajar tidak hanya bersumber pada guru, tetapi sumber belajar lainya yang memenuhi unsur edukatif. Penilaian p a d a k u r i k u l u m i n i menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi dan berorientasi pada hasil belajar.

Penerapan KTSP menuntut setiap satuan pendidikan dari jenjang pendidikan SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA mampu mengembangkan secara operasional kurikulum

tersebut secara mandiri. Selain itu, KTSP menuntut guru untuk mampu membuat silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan sekolah, yang dijadikan sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik. RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus (Mulyasa,2010:212).

Proses pembelajaranagar tercapai sesuai dengan yang diharapkan, maka Pemerintah telah menetapkan standar proses yang tertera dalam Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Dengan demikian, dapat dilihat dan diukur kinerja guru dengan menggunakan instrument penilaian kinerja guru (IPKG).

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru biologi di SMP Negeri 1 Lembah Melintang Kabupaten Pasaman Barat, terdapat beberapa masalah dalam proses pembelajaran biologi semester I siswa kelas VIII dapat dilihat sebagai berikut ini.Pertama, rendahnya hasil ujian biologi semester Isiswa kelas VIIIdikarenakan siswa menganggap materi pelajaran ini membosankan dan bersifat hafalan yang dibuktikan dengan hasil ujian semester biologi siswa tidak mencapaiKriteria Ketuntasan Minimal(KKM). Hal ini terlihat dari nilai rata-rata ujian semester I Biologi siswa kelas VIII tahun pelajaran 2013/2014 di SMP Negeri 1 Lembah Melintang sebagai berikut kelas VIII1 rata-ratanya 62,56; kelas VIII2 rata-ratanya 60,26; kelas VIII3 rata-ratanya 61,90; kelas VIII4 rata-ratanya 52,46; kelas VIII5 rata-ratanya 57,71; kelas VIII6 rata-ratanya 58,83; kelas VIII7 rata-ratanya 62,48; kelas VIII8 rata-ratanya 65,55.

Kedua, permasalahan yang dirasakan oleh guru dalam pembuatan RPP adalah guru kurang mampu merancang indikator yang cocok dengan karakeristik peserta didik dan kondisi sekolah. Selain itu, guru juga kurang mampu memprediksi alokasi waktu agar pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan yang tertulis di RPP. Permasalahan tersebut dapat berdampak kepada hasil belajar karena guru

(3)

kurang mampu membuat RPP yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan kondisi sekolah. Hal ini menunjukkan guru kurang paham dalam pembuatan RPP sehingga tidak sesuai dengan tuntutan kurikulum. Padahal berbagai program pelatihan sudah diterapkan oleh pemerintah untuk mengembangkan kemampuan guru dalam meningkatkan kemampuan keprofesionalan khususnya kemampuan mengembangkan perangkat pembelajaran. Namun kenyataannya di lapangan tetap saja masih banyak guru masih kurang memahami dalam membuat perangkat pembelajaran khususnya RPP.

Ketiga, sebahagian guru tidak membuat RPP sesuai dengan standar IPKG I, tetapi dibuat dari hasil diskusi dengan teman sejawat. Akibatnya RPP yang sudah dibuat guru kurang sesuai dengan format RPP yang ada dalam IPKG I dan guru kurang memahami isi dari RPP sehingga tidak sepenuhnya dipedomani dalam proses pembelajaran. RPP dibuat harus sesuai dengan standar yang ada dan saling terkait antar komponennya. Seperti standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan evaluasi saling berkaitan satu sama lain dan dalam pembuatannya harus sesuai dengan karakteristik peserta didik dan kondisi sekolah.

Keempat, proses pembelajaran akan tercapai jika guru mampu menguasai metode, strategi dan pendekatan yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi pada peserta didik dan sekolah yang dituangkan dalam RPP yang berpedoman pada standar yang ada yaitu IPKG. Guru tidak hanya dituntut untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tetapi dipedomani serta diterapkan dalam proses pembelajaran. Namun kenyataannya, guru sudah mempedomani RPP tetapi dalam pelaksanaannya tergantung alokasi waktu dan tempat yang mengizinkan. Contoh kasusnya, pada RPP kegiatan pembelajaran akan dilakukan di laboratorium, tetapi karena kelas lain menggunakan laboratorium maka RPP yang sudah dirancang tidak dapat dipedomani dan dilaksanakan dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hal ini peneliti telah melakukan penelitian tentang ”Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Biologi Siswa Kelas VIIISemester I di SMP Negeri 1 Lembah Melintang Kabupaten Pasaman Barat”.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif.Penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan atau mendeskripsikan informasi dengan mengambil data-data yang sudah ada tanpa memberikan perlakuan.

Penelitian ini telah dilaksanakan pada RPP guru kelas VIII Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Lembah Melintang Kabupaten Pasaman Barat. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan September 2014.

Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik total samplingyaituRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun guru biologi kelas VIII semester I Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Lembah Melintang Kabupaten Pasaman Barat pada tahun pelajaran 2013/2014.

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

Berdasarkan hasil analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh 2 orang guru SMP Negeri 1 Lembah Melintang didapatkan data yang disajikan pada tabel 1 dan 2.

Tabel1.Data Kelengkapan Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)Guru SMP Negeri 1 LembahMelintang Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014

No Nama

Guru

Kelengkapan Komponen RPP

Ada Tidak Ada

1 Guru I 74% 26%

2 Guru II 87% 13%

Rata-rata 80,5% 19,5%

Berdasarkan Tabel 1, terlihat bahwa hasil kelengkapan komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada bagian komponen yang ada dengan rata-rata 80,5% dan bagian komponen yang tidak ada rata-ratanya 19,5%.

(4)

Tabel 2.Data Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) No Indikator yang Dinilai Penilaian RPP Rata-rata % Kriteria Penilaian Guru I Guru II 1 A 3.52 3.4 2 3.4 7 69.40 Cukup Standar 2 B 4.7 3.6 4.1 5 83.00 Standar 3 C 3.1 2.6 3 2.8 7 57.30 Kurang Standar 4 D 4 3.3 3.6 5 73.00 Cukup Standar 5 E 3.03 2.3 7 2.7 0 54.00 Kurang Standar 6 F 3.43 2.7 8 3.1 1 62.10 Cukup Standar 7 G 2.97 2.6 6 2.8 2 56.30 Kurang Standar Rata-rata 3.54 2.9 7 3.2 5 Nilai Persentase RPP 70.7 1% 59. 31 % 65. 01 65.01 Cukup Standar

Dari Tabel 2 terlihat bahwa hasil penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara umum dengan menggunakan instrument yang ada sudah cukup mengacu pada aspek-aspek penilaian dalam instrument dengan kategori cukup standar (65.01%). Hasil penilaian Rencanan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)berdasarkan indikator yang tertinggi rata-rata yaitu pada materi pembelajaran dengan kategori standar (83.00%) dimana pada indikator materi pembelajaran karena materi pembelajaran sudah sesuai dengan tujuan, sudah disusun secara sistematis dan sudah mengacu pada kurikulum.Hasil penilaian Rencanan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan indikator yang terendah rata-ratanya yaitu pada kegiatan pendahuluan dengan kategori kurang standar (54.00%). Hal ini terlihat bahwa guru kurang memahami apa itu apersepsi dan motivasi, sehingga guru kurang mampu membuat komponen ini dan berakibat pada ketidaksesuaian prasyarat dan motivasi dengan tujuan pembelajaran.

B. Pembahasan

1. Hasil Kelengkapan Komponen RPP

Berdasarkanhasil kelengkapan komponen RPP oleh guru Kelas VIII SMP Negeri 1 Lembah Melintang sudah melengkapi komponen RPP sesuai dengan standar yang ada namun masih ada 1 komponen yang tidak dilengkapi yaitu alokasi waktu. Komponen yang harus dilengkapi dalam RPP sesuai dengan standar terdiri dari identitas mata pelajaran, SK, KD, indikator, tujuan pembelajaran, materi, alokasi waktu, metode, media, kegiatan pendahuluan,

kegiatan inti, kegiatan penutup, dan sumber pembelajaran.

Berdasarkan Tabel 1,hasilyang ditemukan dari kelengkapan komponen RPP Kelas VIII SMP Negeri 1 Lembah Melintang pada bagian komponen yang adasangat tinggi yaitu 80,5%. Komponen yang ada meliputi identitas pembelajaran, SK, KD, indikator, tujuan pembelajaran, materi ajar, metode, media pembelajaran, kegiatan pendahuluan, inti, penutup dan sumber belajar. Komponenyang tidak ada terdapat dalam RPP adalah 19,5%, yaitu jikapada alokasi waktutidak dijabarkan, maka waktu dalam proses pembelajaran tidak akan sesuai dengan yang diharapkan. Menurut Sungkowo (2008: 4) alokasi waktu diperlukan untuk menentukan pencapaian kompetensi dasar dan beban belajar.

Menurut Permendiknas nomor 41 tahun 2007 bahwa didalam RPP harus memuat komponen-komponen seperti identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan sumber belajar. Sebaiknya dalam pembuatan komponen RPP dibuat secara lengkap dan sistematis agarpembelajaran berlansungsecara interaktif. RPP yang baik saja tanpa dilaksanakan dalam proses pembelajaran juga tidak akan meningkatkan hasil belajar. Jadi RPP yang baik jika diterapkan dalam proses pembelajaran akan berkorelasi dengan hasil belajar yang meningkat. Jadi guru tidak hanya dituntut untuk mampu membuat RPP yang baik tetapi juga harus menerapkan apa yang sudah dibuatnya.

2. Hasil Analisis RPP

Berdasarkan hasil analisis RPP pada Tabel 2, dimana RPP Kelas VIII SMP Negri 1 Lembah Melintang dengan kriteria cukup standar. Pada RPP yang telah dianalisis, aspek indikator dan tujuan pembelajaran yang dibuat oleh guru tergolong cukup standar (65,01). Dimana tujuan pembelajaran sudah dirumuskan sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai, namun sistematika penyusunan tujuan kurang sesuai dengan

(5)

indikator, komponen tujuan (audience,

behavior, condition, degree) kurang jelas.

Hal ini dapat dilihat dari salah satu contoh tujuan pembelajaran biologi yang tertulis dalam RPP guru 1 yang mana siswa dapat memahami konsep pertumbuhan dan perkembangan.Jika di analisa dari segi audience siswa sudah dikatakan mampu memahami konsep pertumbuhan dan perkembangan sedangkan, jika ditinjau dari segi condition dan degree tidak ditemukan adanya penjabaran bahwa materi tersebut mampu dikuasai siswa apabila guru telah memberikan penjelasan yang rinci terhadap materi pertumbuhan dan perkembangan tersebut.Selain itu, tujuan pembelajaran belum terlalu sesuai dengan karakter peserta didik. Jika tujuan pembelajaran kurang jelas dan ada komponen yang kurang serta belum sesuai dengan karakter peserta didik, maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai. Hal ini sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bab IV pasal 20 dimana tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk kompetensi yang harus dicapaiatau dikuasai oleh siswa. Melalui tujuan pembelajaran guru dapatmerencanakan apa yang harus dicapai oleh siswa setelah berakhir suatu prosespembelajaran.

Pada aspek materi pembelajaran yang dibuat oleh guru tergolong standar, karenamateri pembelajaran sudah sesuai dengan tujuan, sudah disusun secara sistematis dan sudah mengacu pada kurikulum.Hal ini terlihat dari RPP yang dibuat guru, materinya sudah mengacu kepada standar kompetensi, kompetensi dasar, dan silabus yang sesuai dengan materi yang harus dicapai siswa.

Pada aspek metoda atau model pembelajaran yang dibuat oleh guru tergolong kurang standar, dimana metoda atau model pembelajaran sudah dibuat di dalam RPP, namun metoda atau model pembelajaran masih kurang bervariasi. Secara garis besar pada RPP dibuat metoda atau model pembelajaran yang sama, tanpa dibuat metoda atau model pembelajaran yang bervariasi berdasarkan karakter peserta didik dan materi pembelajaran.

Metoda pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indicator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik serta karakteristik dari setiap indicator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.

Menurut Pribadi (2011:80) menyatakan bahwa metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran untuk membantu siswa dalam mencapai kompetensi yang diinginkan.

Pada media pembelajaran yang dibuat oleh guru tergolong cukup standar, dimana guru sudah menggunakan beberapa media pembelajaran dan sumber belajar, namun masih hampir sama pada setiap RPP yang dibuat contohnya sudah menggunakan charta, power point, LHS tetapi tidak ada spesialisasi media dengan materi karena disetiap RPP menggunakan media yang sama.Seharusnya pada salah satu materi yang dapat dipratikumkan contohnya pertumbuhan dan perkembangan guru tidak hanya dapat menggunakan charta saja tetapi guru harus membawa siswa kelaboratorium agar siswa dapat membedakan pertumbuhan dan perkembangan.Namun dapat dilihat dari RPP guru tidak ditemukan penjabaran yang lebuh jelas pada materi pertumbuhan dan perkembangan tersebut.

Pada kegiatan pendahuluan yang dibuat oleh guru tergolong kurang standar, dimana pada kegiatan ini guru kurang memahami apa itu persepsi dan motivasi, sehingga guru kurang mampu membuat komponen ini dan berakibat pada ketidaksesuaian prasyarat dan motivasi dengan tujuan pembelajaran.

Pada kegiatan inti pembelajaran yang dibuat oleh guru tergolong cukup standar, dimana guru sudah menjabarkan kegiatan inti sesuai dengan urutannya, dimulai dari eksporasi, elaborasi dan konfirmasi.Namun alokasi waktu pada masing-masing kegiatan eksporasi, elaborasi dan konfirmasi tidak dituliskan,

(6)

seharusnya didalam RPP guru tersebut harus membuat alokasi pada masing-masing kegiatan inti. Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif menyenangkan, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, kreatif dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis yang melalui proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.

Pada kegiatan penutup yang dibuat oleh guru tergolong kurang standar, dimana guru sudah memasukkan kegiatan menyimpulkan pembelajaran, namun evaluasi belum seluruhnya mengacu pada tujuan pembelajaran sehingga hal ini akan berdampak terhadap ketidak tercapaian tujuan pembelajaran. Menurut Hamalik (2013:180) evaluasi atau penilaian merupakan upaya untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran.Oleh sebab itu kejelasan perumusan evaluasi serta kejelasan pengolahan skor pada evaluasi juga perlu diperhatikan.

Secara keseluruhanbeberapa faktor penyebab RPP yang digunakan di SMP Negri 1 Lembah Melintang cukup standar diantaranya karena guru kurang memperhatikan keterkaitan antara tujuan pembelajaran dengan indikator, selain itu guru kurang menguasai keterkaitan antara materi dengan evaluasi. Menurut Mulyasa (2010:213) bahwa dalam perumusan kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran serta evaluasi dalam pembutan RPP hendaknya ada keterkaitan antara satu sama lainya, karena komponen-komponen tersebut mempunyai fungsi yang juga saling terkait yaitu: kompetensi dasar berfungsi mengembangkan potensi dari peserta didik, sedangkan materi standar berfungsi memberi makna terhadap kompetensi dasar, indikator hasil pembelajaran berfungsi menunjukan keberhasilan pembentukan kompetensi peserta didik, sedangkan penilaian berfungsi mengukur pembentukan tindakan yang harus dilakukan apabila kompetensi dasar belum terbentuk atau belum tercapai.

Serta komponen RPP kurang lengkap dan kurangnya pemahaman guru dalam penyusunan RPP yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakter peserta didik.Seharusnya guru lebih memperhatikan pembuatan RPP dengan benar dan bernilai tinggi dan mengacu pada tujuan pembelajaran dan karakter peserta didik serta diterapkan di dalam kelas sehingga hasil belajar dapat ditingkatkan.

Menurut Akbar (2013:144) RPP yang bernilai tinggi (bervalidasi tinggi) jika komponen-komponennya memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Ada rumusan tujuan pembelajaran yang jelas, lengkap, disusun secara logis, mendorong siswa untuk berpikir tingkat tinggi

b. Deskripsi materi jelas, sesuai dengan tujuan pembelajaran, karakteristik siswa, dan perkembangan keilmuaan. c. Pengorganisasian materi

pembelajaran jelas cakupan materinya, kedalaman dan keluasaannya, sistematik, runtut, dan sesuai dengan alokasi waktu.

d. Sumber belajar sesuai perkembangan siswa, materi ajar, lingkungan, kontekstual dengan siswa dan bervariasi.

e. Ada skenario pembelajaran (awal,inti, akhir) secara rinci, lengkap, dan langkah pembelajaran mencerminkan metode/model pembelajaran yang dipergunakan. f. Langkah pembelajaran sesuai tujuan,

menggambarkan metode dan media yang dipergunakan, memungkinkan siswa terlibat secara optimal, memungkinkan terbentuknya dampak pengiring, memungkinkan terjadinya proses inkuiri bagi siswa, dan ada alokasi waktu tiap langkah.

g. Teknik pembelajaran tersurat dalam langkah pembelajaran, sesuai tujuan pembelajaran, mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif, memotivasi, dan berpikir aktif. h. Tercantum kelengkapan RPP berupa

prosedur dan jenis penilaian sesuai tujuan pembelajaran, ada instrument penilaian yang bervariasi (tes dan non tes), rubrik penilaian.

(7)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa analisis dan kelengkapanRPP yang digunakan oleh guru biologi SMP Negeri 1 Lembah Melintang pada Kelas VIII dengan kategori cukupstandar.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Akbar, Sa’dun. 2013. Instrumen Perangkat

Pembelajaran. Remaja Rosdakarya: Bandung.

Hamalik. 2013. Evaluasi Pembembelajaran. Bumi Aksara : Jakarta.

Mulyasa. E. 2010. Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan. Remaja Rosdakarya: Bandung.

Permendiknas. 2007. Standar Proses Untuk

Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah. Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta.

Pribadi. 2011. Model Aksure untuk Mendasain Pembelajaran Sukses : Jakarta.

Sungkowo. 2008. Perangkat Pembelajaran

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA (Sekolah Menengah Atas).

Gambar

Tabel 2.Data Analisis Rencana Pelaksanaan  Pembelajaran (RPP)  No  Indikator yang  Dinilai  Penilaian RPP  Rata-rata  %  Kriteria  Penilaian Guru I  Guru II  1  A  3.52  3.4 2  3.47  69.40  Cukup  Standar  2  B  4.7  3.6  4.1 5  83.00  Standar  3  C  3.1

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah temuan audit atas sistem pengendalian intern dan jumlah temuan audit kepatuhan berpengaruh terhadap opini atas laporan keuangan

Dengan penelitian ini, maka pemimpin ekspatriat yang sudah atau akan berkarier di Indonesia dapat mengetahui lebih jauh perihal CQ sebagai salah satu kompetensi yang

Semua resiko di tempat anda bekerja adalah tantangan yang harus anda hadapi setiap saat. Anda mengetahui setiap resiko di tempat kerja yang dapat menyebabkan

Transaksi uang harus dilakukan secara tunai jika barangnya sejenis, dan jika di dalam transaksi tersebut ada kelebihan, maka statusnya adalah riba, namun jika transaksi

Data hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama awal, siklus I, siklus II dan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan

Pengujian hipotesis yang dilakukan membuktikan bahwa ada pengaruh antara motivasi kerja dengan organizational citizenship behavior (OCB).Hal ini mendukung penelitian

partai politik yang bersumber dari APBN dan APBD diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008. Tentang

Mahkamah adalah pelaku kekuasaan kehakiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) dan ayat (2) UUD 1945 yang menyatakan, “Kekuasaan Kehakiman merupakan kekuasaan