• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan arahan bagi manusia agar tumbuh sesuai dengan apa yang ada pada diri dan lingkungannya untuk menjadi jati diri yang hakiki. Penyelenggaraan pendidikan harus sesuai dengan Undang-Undang (UU) dan Peraturan Pemerintah (PP) mengenai Sistem Pendidikan Nasional. Ditegaskan dalam pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjang tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.

Kepala Sekolah mempunyai tugas dalam pengembangan peningkatan kualitas pendidikan ditingkat sekolah. Dalam hal ini bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan proses kegiatan belajar mengajar di sekolah. Sesuai peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 13 Tahun 2007 tentang standar kepala sekolah/madrasah pasal 1 ayat (2), bahwa kepala sekolah harus memiliki kompetensi manajerial untuk dapat mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal. Dalam peraturan yang sama, dijelaskan pula kompetensi supervisi kepala sekolah untuk merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. Pelaksanaan supervisi

(2)

2

yang merupakan upaya supervisor dalam membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran disebut dengan supervisi akademik.

Supervisi akademik oleh kepala sekolah merupakan upaya pemberian bimbingan di beberapa aspek, seperti membimbing guru dalam menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan baik, membimbing guru dalam mengelola media pembelajaran, membimbing guru dalam memilih strategi atau metode maupun teknik pembelajaran yang tepat untuk mengembangkan potensi siswa, serta memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi yang saat ini terus berkembang. Beberapa contoh bimbingan kepala sekolah kepada guru sebagai bentuk pelaksanaan supervisi akademik tersebut jika dilihat secara garis besar merupakan bimbingan kepala sekolah yang berkaitan dengan rangkaian kegiatan pembelajaran yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut serta hubungan antar pribadi antara kepala sekolah sebagai supervisor dan guru yang ikut serta dalam pembelajaran. Bimbingan oleh kepala sekolah terhadap guru agar mampu mengatasi kesulitan atau hambatan yang dihadapinya dalam kegiatan pembelajaran sebagai salah satu upaya untuk mendukung perbaikan dan peningkatan kualitas kerja guru.

Dalam hal ini, jelaslah bahwa unsur utama dari pelaksanaan supervisi adalah pembinaan yang dilakukan oleh

(3)

3

kepala sekolah, kepada semua guru dan pegawai dalam melaksanakan tugas mereka secara efektif dan efesien dalam melaksanakan supervisi tersebut (Ngalim Purwanto, 2009:76). Melalui kegiatan supervisi guru mendapatkan bimbingan, arahan dan pembinaan dari kepala sekolah mengenai berbagai kendala yang dialami dalam melaksanakan tugasnya di sekolah. Tujuan dari supervisi akademik adalah membantu guru mengembangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang harus dicapai peserta didik. Pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah merupakan jembatan komunikasi antara guru dan pimpinannya agar dapat tercapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, sudah seharusnya tindakan pelaksanaan supervisi ini dapat ditingkatkan atau bahkan dimaksimalkan. Dengan ini maka dapat diketahui bahwa pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah merupakan hal yang sangat penting dan sebagai salah satu strategi untuk dapat meningkatkan berbagai kekurangan-kekurangan yang dialami oleh guru.

Program supervisi merupakan suatu strategi yang sangat penting khususnya dalam bidang pendidikan, seperti di ketahui bahwa pelaksanaan supervisi merupakan salah satu bantuan, bimbingan serta layanan kepada guru, selain itu kegiatan supervisi juga merupakan kegiatan yang wajib dilakukan oleh kepala sekolah. Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah berkaitan dengan pelaksanaan program supervisi akademik di SD Kanisius Cungkup Salatiga, bahwa pelaksanaan supervisi sudah dilaksanakan oleh kepala

(4)

4

sekolah, sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, pentingnya supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah untuk meningkatkan motivasi maupun kinerja kerja guru. Namun dalam penelitian ini peneliti fokus pada meningkatkan motivasi kerja guru di SD Kanisius Cungkup Salatiga, sesuai dengan hasil wawancara dengan kepala sekolah bahwa di SD Kanisius Cungkup Salatiga masih terdapat guru-guru yang mempunyai motivasi kerja yang rendah, hal ini juga di sebabkan oleh beberapa faktor yaitu guru-guru yang mengajar di SD Kanisius Cungkup Salatiga merupakan guru-guru yang memiliki pengalaman kerja rata-rata dibawah 5 tahun lama mengajar, guru masih mengalami kesulitan dalam menangani siswa yang usil, kesiapan guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran, kurang memaksimalkan jam mengajar di kelas, dan keterbatasan

jumlah tenaga pendidik. Untuk memperkuat hasil wawancara

dari kepala sekolah peneliti menggunakan angket sebagai alat ukur motivasi kerja guru di SD Kanisius Cungkup Salatiga dan terbukti bahwa motivasi kerja guru rata-rata berada pada kategori rendah. Sehingga perlu ada bantuan, bimbingan, ataupun layanan kepada guru dalam menjalankan tugas maupun dalam memecahkan masalah dan memberi motivasi. Dari indikasi yang di temui di lapangan maka peneliti menggunakan kegiatan supervisi akademik sebagai alat yang digunakan untuk dapat meningkatkan motivasi kerja guru.

Meningkatkan motivasi kerja guru merupakan hal yang sangat penting bagi guru atau individu, karena akan

(5)

5

membawah dampak positif khususnya dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pendidik. Penelitian ini juga di dukung dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dengan judul “Supervisi Akademik Dalam Upaya Peningkatan Motivasi Guru Menyusun Perangkat Persiapan Pembelajaran” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyelenggaraan supervisi akademik terhadap peningkatan motivasi guru dalam menyusun perangkat persiapan pembelajaran. Penelitian dirancang dalam 3 siklus, yang masing-masing siklus terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi dan revisi. Tindakan yang dilakukan ialah supervisi yang dilanjutkan dengan penagihan komitmen dan bimbingan. Metode pengumpulan data yang digunakan ialah pengamatan dan wawancara. Sedang metode analisis data yang digunakan ialah metode diskriptif-comparatif. Hasil penelitian, secara kuantitatif menunjukkan adanya peningkatan motivasi guru dalam menyusun silabus dan RPP dari siklus 1, siklus 2 dan siklus 3. Pada siklus 2, demikian pula pada siklus 3. Berdasarkan data hasil tindakan dari siklus ke siklus, nampak ada perubahan atau perkembangan dari siklus 1 ke siklus 2, dan dari siklus 2 ke siklus 3. Bila pada siklus 1, jumlah guru yang menyerahkan dokumen silabus adalah 4 orang atau 33,33%, maka pada siklus 2, jumlah guru yang sudah menyerahkan dokumen bertambah dengan 2 orang sehingga menjadi 6 orang guru atau 50%. Selanjutnya pada siklus 3 jumlah guru yang menyerahan

(6)

6

dokumen bertambah dengan 4 orang, sehingga jumlah seluruh guru yang sudah menyerahkan dokumen sampai dengan siklus 3, menjadi 10 orang atau 83,3%.

Berdasrkan penelitian terdahulu yang sudah di kemukakan di atas maka jelas bahwa pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah membawah dampak positif dalam memberikan dan meningkatkan motivasi kepada guru.

Motivasi kerja, merupakan motivasi yang terjadi pada situasi dan lingkungan kerja yang terdapat pada suatu organisasi maupun dalam suatu lembaga. Keberhasilan dan kegagalan pendidikan memang sering dikaitkan dengan motivasi kerja seorang guru atau individu. Namun pada dasarnya setiap individu selalu menginginkan hal-hal yang baik dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, sehingga perlu ada pendorong atau penggerak yang memotivasi semangat kerjanya sesuai dengan harapan yang akan diperoleh pada masa mendatang, jika harapan tersebut menjadi kenyataan maka seorang guru atau individu akan cenderung meningkatkan motivasi kerjanya.

Hasibuan (2000:142) menyatakan bahwa Motivasi merupakan pemberian daya penggerak yang menghasilkan gairah atau kemauan seseorang atau individu agar mau bekerja sama, bekerja secara efektif dan terintegrasi dengan segala upaya untuk mencapai kepuasan. Salah satu cara adalah memberi arahan pada bawahannya, agar mau bekerja sama secara produktif, berhasil mencapai dan mewujudkan

(7)

7

tujuan yang sudah ditentukan. Pentingnya motivasi merupakan salah satu hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, agar mau bekerja giat dan antusias dalam mencapai hasil yang optimal.

Seseorang atau individu jika akan menghasilkan sesuatu produk yang baik maka tidak terlepas dari pemberian motivasi, agar dapat mendorong dan menggerakan setiap individu dan mau bekerjasama dalam tim, sehingga mencapai tujuan yang diharapkan. Motivasi sendiri memiliki komponen pokok dan ciri-ciri. Komponen pokok dalam meningkatkan motivasi seseorang merupakan gerakkan yang menimbulkan kekuatan dari individu, memimpin seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu, mengarahkan pada suatu perbuatan atau perkerjaan yang dilakukan oleh individu, menjaga, menopang tingkah laku, lingkungan sekitar sebagai penguatan dan memberikan dorongan pada individu. Terkait dengan komponen motivasi, maka dapat diketahui bahwa hal ini dapat dilakukan oleh seorang guru atau individu dengan baik jika ia mendapat masukan-masukan positif untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dalam suatu lembaga.

Seorang atau individu dikatakan termotivasi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dapat dilihat dari beberapa ciri-ciri yang ada pada diri seseorang atau individu tersebut.

(Sardiman 2009: 83) mengemukakan bahwa motivasi sendiri memiliki ciri-ciri sebagai berikut: tekun menghadapi

(8)

8

tugas, ulet dalam menghadapi kesulitan, menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah, senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepaskan hal yang diyakini dan merasa senang mencari dan memecahkan masalah yang dialaminya.

Dalam supervisi akademik memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut: supervisi hendaknya memberikan rasa aman, supervisi hendaknya dilakukan bersifat kondusif dan kreatif, supervisi dilakukan hendaknya sesuai dengan realistis berdasarkan keadaan dan kenyataan sebenarnya, supervisi hendaknya dilaksanakan dengan sederhana, pelaksanaan supervisi hendaknya terjalin profesional, bukan didasarkan dengan hubungan pribadi, supervisi hendaknya didasarkan pada kemampuan, kesanggupan, kondisi dan sikap pihak yang disupervisi, dan supervisi harus menolong guru agar senantiasa tumbuh sendiri tidak tergantung pada kepala sekolah.

Sasaran supervisi akademik bukan hanya berdampak sampai pada guru, melainkan sasaran supervisi akademik juga berdampak pada peserta didik yaitu bagaimana setelah guru mendapat supervisi dari kepala sekolah, guru harus mampu untuk menyiapkan beberapa poin yaitu dimulai dari rencana kegiatan pembelajaran atau bimbingan, pembelajaran atau bimbingan, menilai proses dan hasil pembelajaran sampai, memanfaatkan hasil peneilaian sebagai peningkatan layanan pembelajaran atau bimbingan, memberikan layanan

(9)

9

pada peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar, memberikan bimbingan belajar pada peserta didik, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, selain itu juga guru mampu mengembangkan dan memanfaatkan alat bantu dan media pembelajaran, memanfaatkan sumber belajar, menggunakan metode, media, teknik, model, pendekatan yang tepat dan berdaya guna, dan melakukan penelitian sederhana agar dapat memperbaiki pembelajaran atau bimbingan dan mengembangkan inovasi dalam pembelaaran atau bimbingan.

Berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah untuk meningkatkan motivasi kerja guru di SD Kanisius Cungkup Salatiga, maka dapat diketahui bahwa kegiatan supervisi akademik penting dilaksanakan oleh kepala sekolah. Hal ini didukung dengan teori suprvisi yang dikemukakan oleh Bafadal (2008: 46) Supervisi merupakan suatu layanan bantuan profesional terhadap guru guna meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan proses pembelajaran yang dilaksanakan secara efektif dan efesien. 1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah supervisi akademik oleh kepala sekolah dapat meningkatkan motivasi kerja guru di SD Kanisius Cungkup Salatiga?

2. Bagaimana proses perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut supervisi akademik oleh kepala sekolah

(10)

10

dalam meningkatkan motivasi kerja guru di SD Kanisius Cungkup Salatiga?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk meningkatkan motivasi kerja guru melalui supervisi akademik oleh kepala sekolah di SD Kanisius Cungkup Salatiga.

2. Untuk menganalisis, proses perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut supervisi akademik oleh kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja guru di SD Kanisius Cungkup Salatiga.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Penelitian ini bermanfaat untuk menambah referensi yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut supervisi akademik.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Kepala Sekolah, dapat digunakan sebagai referensi dalam melaksanakan kegiatan supervisi akademik dan mampu memberikan motivasi kepada guru.

2. Bagi Guru, dapat meningkatkan motivasi kerja guru, setelah mendapat tindakan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah.

3. Bagi Peneliti, dapat menambah wawasan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut supervisi akademik.

Referensi

Dokumen terkait

menentukan menyunting informasi iklan, slogan, dan poster sesuai bahasa yang baik dan benar.. Pertemuan Kedua

bahwa dalam rangka untuk mewujudkan Visi dan Misi Rumah Sakit Martha Friska Multatuli serta dalam rangka menghadapi tuntutan akan pelayanan kesehatan yang

Private Declare Function RegisterHotKey Lib "user32" (ByVal hwnd As Long, ByVal id As Long, ByVal fsModifiers As Long, ByVal vk As Long) As Long.. Private Declare

Seorang penulis harus sabar, dia tidak dapat langsung menyampaikan inti karya ilmiah yang ditulisnya (misalnya hasil penelitian yang dianggapnya sangat menarik

Penutupan ruangan akibat premature loss gigi sulung ini dapat terjadi selama 6 bulan setelahnya, tetapi dapat juga terjadi dalam hitungan minggu; (2) Apabila gigi anterior

Fungsi speaker ini adalah mengubah gelombang listrik menjadi getaran suara.proses pengubahan gelombag listrik/electromagnet menjadi gelombang suara terjadi karna

Sebelum penulis masuk ke kelas untuk melakukan proses pembelajaran, hari sebelumnya penulis berkonsultasi terlebih dahulu dengan guru pembimbing mengenai materi apa

Berangkat dari masalah yang ditemukan, penulis mengadakan penelitian dengan metode studi pustaka, observasi, perancangan, instalasi, uji coba serta implementasi untuk menemukan