• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI DIRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI DIRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI DIRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2008

(2)

EVALUASI DIRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2008

(3)
(4)

Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Evaluasi Diri | i

SAMBUTAN REKTOR

Universitas Brawijaya (UB) adalah perguruan tinggi negeri yang terletak di Kota Malang, dengan status sebagai universitas negeri melalui Ketetapan Menteri Pendidikan No. 1 tanggal 5 Januari 1963. Sebagai penyelenggara pendidikan tinggi, keberadaan UB tidak saja bermanfaat bagi Kota Malang yang dikenal sebagai kota pendidikan, tetapi juga bagi propinsi Jawa Timur maupun negara Indonesia. Selama jangka waktu 46 tahun, UB telah berkembang menjadi universitas dengan reputasi nasional dan internasional.

Evaluasi diri secara menyeluruh sampai tataran subsistem organisasi atas dasar isu-isu strategis di bidang manajemen, seperti kapasitas perencanaan, kualitas institusi, akuntabilitas, efisiensi, responsibilitas sosial serta keberlanjutan organisasi menunjukkan adanya kemampuan organisasi yang sangat baik untuk tetap terus menjalankan misi dan menggapai visinya. Namun demikian, berbagai upaya pembenahan perlu senantiasa dilakukan untuk menjamin terselenggaranya peran yang lebih nyata di tengah perubahan jaman dan tuntutan masyarakat yang berubah cepat. Disadari bahwa pada saat ini dan di masa yang akan datang, universitas, fakultas dan unit kerja di lingkungan UB tengah menghadapi situasi yang kompleks. Pertama, adanya tuntutan stakeholders akan kualitas, transparansi, dan akuntabilitas yang tinggi. Kedua, cita-cita pemerintah untuk menjadikan perguruan tinggi sebagai kekuatan moral dalam pembangunan mendorong transformasi menuju tercapainya cita-cita bangsa, sekaligus menjadikan Perguruan Tinggi mampu memberikan kontribusi dalam penciptaan national competitiveness. Ketiga, kompetisi pendidikan tinggi yang semakin ketat di tengah arus globalisasi.

Peningkatan kapasitas dan kemampuan manajerial pada semua tingkatan perlu dipantau dan dievaluasi untuk terus diperbaiki dalam upaya meningkatkan kualitas UB dalam menata masa depan melalui evaluasi diri yang lebih komprehensif dan efektif. Perbaikan dan penataan diri harus terus dipacu agar keinginan untuk membangun dan mengembangkan seluruh komunitas UB dapat segera tercapai sesuai dengan sasaran yang diinginkan.

Secara pribadi saya, menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada segenap pihak yang telah terlibat dalam persiapan dokumen evaluasi diri sebagai pendukung Akreditasi Institusi. Saya juga sangat menghargai partisipasi segenap elemen universitas dan dukungan mereka dalam mengembangkan institusi ini.

Malang, 1 Nopember 2008 Rektor,

(5)

Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Evaluasi Diri | ii

DAFTAR ISI SAMBUTAN REKTOR ... I DAFTAR ISI ... II RANGKUMAN ...III PELAKSANAAN EVALUASI DIRI ... V BAB I LATAR BELAKANG ... 1

1.1. Sejarah ... 1

1.2. Nilai dan Sikap Dasar ... 2

1.3. Visi ... 2

1.4. Misi ... 2

1.5. Rencana Strategis ... 3

a. Bidang Organisasi dan Manajemen ... 3

b. Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan ... 3

c. Bidang Penelitian ... 4

d. Bidang Pengabdian Kepada Masyarakat ... 4

e. Bidang Kerjasama Institusional ... 4

f. Bidang Penunjang Penyelenggaraan Universitas Brawijaya ... 4

1.6. Beberapa Upaya Peningkatan Kinerja dan Prestasi UB ... 4

1.7. Persiapan Otonomi PT ... 6

BAB II EVALUASI PROGRAM AKADEMIK DAN SISTEM PENJAMINAN MUTU ... 8

2.1. Program Akademik ... 8

2.2. Penelitian ... 14

2.3. Pengabdian Kepada Masyarakat ... 16

2.4. Sistem Penjaminan Mutu ... 17

BAB III EVALUASI KINERJA MANAJEMEN PERGURUAN TINGGI ...21

3.1. Keuangan ... 21

3.2. Sumber Daya Manusia (SDM) ... 25

3.3. Fasilitas ... 29

3.4. Sarana dan Prasarana ... 33

BAB IV PENCAPAIAN DAN PERMASALAHAN ...43

BAB V INDIKATOR KINERJA ...48

LAMPIRAN TABEL...52

(6)

Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Evaluasi Diri | iii

RANGKUMAN

Universitas Brawijaya (UB) terus melakukan evaluasi diri secara periodik untuk mempelajari kemajuan yang telah dicapai dan kendala yang dihadapi untuk membuat rencana pengembangan selanjutnya secara tepat. Hal ini menjadi sangat penting dengan perubahan dunia yang pesat belakanganan ini yang memberikan peluang dan tantangan. Karena itu evaluasi diri pada kesempatan ini dilakukan secara komprehensif, selain untuk memenuhi kepentingan AIPT (Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi), tetapi juga untuk kepentingan pengembangan UB menuju Entrepreneurial University dan World Class University sebagai perwujudan dari visi dan misi UB. Momentum dalam perjalanan panjang UB selama lebih dari 45 tahun sejak ditetapkan sebagai universitas negeri pada 5 Januari 1963.

Analisis evaluasi diri dibuat secara komprehensif dengan penerapan metode BSC (Balanced Scorecard) khususnya dalam pemetaan posisi UB berdasarkan faktor internal dan eksternal. Hasil evaluasi disajikan secara sistematis dengan harapan informasi yang disajikan mengalir secara lancar. Penyajian diawali dengan informasi dasar (sejarah UB, Nilai dan Sikap Dasar, visi, misi, rencana strategis), dan informasi tentang upaya peningkatan kinerja dan prestasi UB yang menjelaskan antara lain persiapan otonomi UB. Kemudian diikuti dengan informasi utama hasil evaluasi yang meliputi (i) Bidang Akademik dan Penjaminan Mutu, (ii) Evaluasi Kinerja Manajemen Perguruan Tinggi, (iii) Pencapaian dan Permasalahan, dan (v) Indikator Kinerja.

Hasil evaluasi bidang akademik dan penjaminan mutu sudah menunjukkan ragaan yang sangat baik dalam proses pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Kerja keras tentu saja diperlukan untuk pengembangan selanjutnya khususnya dalam penerapan blended learning dan peningkatan publikasi internasional dari hasil penelitian, untuk meningkatkan kompetensi lulusan serta untuk mencapai peringkat yang lebih tinggi dalam World Class University yang baru-baru ini menempatkan UB pada posisi 500+ THES QS World University Rankings (versi Time Higher Education Suplement) bersama-sama 7 perguruan tinggi di Indonesia. Hasil evaluasi kinerja manajemen menunjukkan antara lain bahwa porsi PNBP menunjukkan kecenderungan peningkatan dari tahun 2003 ke tahun 2004 sebesar 122,92%, sedangkan sampai dengan tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 326,64%. Hal ini menjadi suatu potensi dari UB dalam penggalangan dana masyarakat meskipun porsi PNBP-Akademik (yang dipungut dari mahasiswa) rata-rata masih 60,8% dari total PNBP. Bagaimanapun juga, UB telah menunjukkan keberhasilan dalam meningkatkan pendanaan dari dana hibah kompetisi, seperti A3, TPSDP, I-MHERE, INHERENT, dan lainnya.

Hasil evaluasi Pencapaian dan Permasalan dengan metode BSC dengan arahan dari strategi pengembangan otonomi UB menunjukkan posisi UB yang sangat baik. Kenyataan ini ditunjukkan dari hasil penilaian parameter pemetaan yang terdiri dari (i) Perspektif Keuangan, (ii) Perspektif Stakeholders, (iii) Proses Internal, dan (iv) Inovasi (Learning & Growth). Berdasarkan penilaian indikator ragaan kunci atau KPI (Key Performance Indicator), UB berada pada posisi agresif dengan pengertian kekuatan yang tinggi dapat mengatasi kelemahan internal UB, dan peluang yang tinggi dapat mengatasi ancaman ekternal UB. Selanjutnya akan membawa pada pemilihan indikator kinerja (KPI) yang disajikan pada bagian akhir yang dapat dibagi dua yaitu KPI upaya (input) yang mencakup proses/program (Tabel 5.1), dan KPI luaran (output).

Secara keseluruhan, UB telah menempatkan diri sebagai suatu universitas yang telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sekarang, UB mempunyai modal pada posisi agresif untuk perkembangan selanjutnya, baik dalam pengembangan Entreprenurial University maupun dalam upaya menjadi suatu universitas peringkat atas dalam World Class University. Ini tentu memerlukan kerja keras dan komitmen dari semua warga UB serta dukungan dari masyarakat khususnya pemerintah. Dukungan pemerintah yang diharapkan

(7)

Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Evaluasi Diri | iv pada tahap awal berhubungan dengan perubahan status pengelolaan UB menjadi organisasi otonom, dalam hal ini menjadi Badan Hukum Pendidikan, yang sudah disetujui oleh Dirjen Dikti dan Badan Layanan Umum, yang telah mendapatkan persetujuan Mendiknas.

(8)

Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Evaluasi Diri | v

PELAKSANAAN EVALUASI DIRI

Pelaksanaan evaluasi diri (ED) merupakan bagian dari sistem tata kelola di UB. ED dilakukan oleh tim yang bekerja secara profesional, terdiri atas unsur BAPSI, BAU, BAAK ditambah beberapa dosen yang berasal dari beberapa fakultas, pimpinan unit kerja lain, unsur mahasiswa dan external stakeholders (alumni dan mitra kerja). Dengan demikian evaluasi diri yang merupakan kegiatan rutin sejak tahun 2002 di bawah koordinasi Pembantu Rektor-I dapat dilakukan secara komprehensif. Evaluasi diri dipakai sebagai pertimbangan dalam Renstra, Program Kerja Rektor, serta berbagai kegiatan yang terkait dengan pengembangan institusi, antara lain: usulan menjadi BHMN, usulan BLU, serta berbagai pengajuan pendanaan kompetitif untuk pengembangan institusi seperti I-MHERE, TPSDP, PHK Institusi, JBIC, dan kepada pihak-pihak penyandang dana lain baik swasta maupun pemerintah, di dalam dan di luar negeri.

Proses evaluasi diri dilakukan dengan kegiatan pengumpulan data terkonsolidasi dan DSS (Decision Support System), yang juga dilampirkan dalam dokumen portofolio AIPT. Disamping itu, data lain didapatkan dari berbagai sumber yang tersedia di dalam kampus, baik yang tersedia dalam berbagai dokumen maupun hasil survai.

Analisis dilakukan dengan metode Balanced Scorecard (BSC), SWOT Analysis dan dikembangkan dengan mengacu pada berbagai isu strategis dan isu utama yang menjadi perhatian dalam pengembangan universitas dan untuk peningkatan kualitas. Indikator-indikator kinerja ditentukan dengan melihat tingkat kepentingan Indikator-indikator. Target-target capain dilakukan dengan perkiraan atas perkembangan dan perencanaan yang ada serta mengacu kepada Rencana Strategis (Renstra) universitas dan hasil monevnya setelah satu tahun terimplementasi.

(9)

Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Evaluasi Diri | 1

BAB I

LATAR BELAKANG

1.1. Sejarah

Universitas Brawijaya (UB) adalah lembaga pendidikan tinggi negeri yang terletak di kota Malang, Jawa Timur. Didirikan pada tahun 1957 sebagai lembaga pendidikan tinggi swasta dengan dua fakultas yaitu Fakultas Hukum dan Fakultas Ekonomi sebelum diubah statusnya menjadi Universitas Negeri melalui Ketetapan Menteri Pendidikan No. 1 tanggal 5 Januari 1963. Untuk mempersiapkan diri menjadi universitas negeri, pada tahun 1961 jumlah fakultas ditambah menjadi empat fakultas. Dua fakultas tambahan tersebut adalah Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan (saat ini menjadi Fakultas Ilmu Administrasi) serta Fakultas Pertanian. Pada tahun 1963, jumlah fakultas bertambah dua lagi, yaitu Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan (saat ini menjadi Fakultas Peternakan) dan Fakultas Teknik. Fakultas yang didirikan setelah berstatus sebagai universitas negeri adalah, Fakultas Kedokteran (1974), Fakultas Perikanan (1982), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (1994), Fakultas Teknologi Pertanian (1998) dan Fakultas Ilmu Sosial (2008). Pada saat ini UB memiliki 11 fakultas dan 1 program yang melaksanakan program pendidikan, baik akademik, profesi maupun vokasi. Pada program akademik terdapat 44 program studi strata satu (S-1), 22 program studi strata 2 (S2) dan 10 program strata tiga (S3). Sedangkan pada program pendidikan profesi terdapat 8 program dokter spesialis-I (Sp-1), dan 4 program Doube Degree, serta program vokasi 2 program diploma tiga (D-III).

Sejarah universitas tersebut menunjukkan perkembangan yang dapat ditafsirkan sebagai perubahan yang merupakan respon universitas terhadap tuntutan masyarakat. Berbagai upaya untuk mewujudkan visinya telah membuahkan hasil antara lain bekerjasama dengan berbagai pihak. Kerjasama dengan Keio University di Jepang telah berhasil dikembangkan sistem pembelajaran dengan cara distance learning melalui satelit. Kegiatan semacam ini berdampak keluar antara lain diadopsi oleh SEAMOLEC untuk pengembangan sistem pembelajaran tingkat Asia, serta ditunjuknya UB oleh Ditjen Dikti bersama-sama 7 PTN di Indonesia yang terletak di ibukota propinsi sebagai Simpul Daerah di bidang Teknologi Informasi Pendidikan Tinggi. Selain itu, Fakultas Ilmu Administrasi bersama-sama UI, ITB, dan UGM bekerjasama dengan perguruan tinggi di Jepang mulai tahun akademik 2006/2007 oleh BAPPENAS ditunjuk untuk menyelenggarakan double degree program Business Administration. Sejak tahun 2007 UB menyelenggarakan double degree di bidang ilmu peternakan, perikanan, bioteknologi dan teknologi pertanian bekerjasama dengan berbagai perguruan tinggi di Thailand dan Jepang dengan dana berasal dari Departemen Pendidikan Nasional. Kerjasama UB dengan University of Kentucky telah berangsung sejak tahun lalu sampai tahun 2009 dalam rangka mempersiapkan kelas internasional. Kegiatan kerjasama ini didanai oleh USAID.

Fakultas Peternakan UB bekerjasama dengan Louisiana State University USA dan pemerintah Kabupaten Pasuruan, memperoleh bantuan dana hibah untuk menghasilkan sapi potong yang dagingnya berkualitas setara daging sapi Brahman.Ternyata aktivitas ini berdampak secara nasional sehingga UB dipercaya oleh Kementrian Riset dan Teknologi sebagai koordinator Riset Unggulan Nasional (RUSNAS) di bidang ternak sapi. Bekerjasama dengan International Center for Agroforestry (ICRAF) dan lembaga lembaga penelitian di luar negeri, Fakultas Pertanian melakukan berbagai aktivitas penanganan agroforestry baik di tingkat nasional maupun internasional. Dengan demikian baik di forum nasional maupun internasional UB sudah memiliki reputasi yang memadai. Hal ini menunjukkan hasil kerja penyelenggaraan universitas yang sangat baik. Saat ini UB memiliki cita-cita (visi) ingin menjadi universitas kelas dunia, yang berarti harus mampu mempersiapkan diri terhadap medan persaingan dalam skala yang lebih luas.

Perubahan tatanan masyarakat yang disertai dengan perubahan keperluan jenis layanan pendidikan yang sangat intensif serta tuntutan terhadap penyelenggaran pendidikan yang

(10)

Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Evaluasi Diri | 2

berkualitas, menunjukkan semakin tingginya tingkat kesulitan dalam menyelenggarakan universitas. Semua ini mengharuskan adanya respon perubahan kinerja organisasi sesuai dengan tuntutan saat ini. Perubahan kinerja organisasi akan dapat berjalan dengan baik apabila organisasi tersebut memiliki otonomi dalam pengelolaannya.

Dalam rangka mempersiapkan diri menjadi sebuah perguruan tinggi yang otonom pada tanggal 6–7 Februari 2006 diselenggarakan Sarasehan UB Menatap Masa Depan. Persetujuan Senat UB untuk menjadi lembaga yang otonom telah diberikan pada 11 Desember 2004. Setelah melalui proses yang cukup lama akhirnya keluar surat dari Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi No. 4022/D/T/2007 tanggal 29 Nopember 2007 bahwa usulan UB menjadi BHMN sudah memenuhi syarat dan akan diproses lebih lanjut menunggu terbitnya Undang Undang Badan Hukum Pendidikan. Namun demikian karena permasalahan Perundangan tentang BHMN yang tidak kunjung selesai, maka melalui Rapat Pleno Senat pada 17 Maret 2008, menetapkan UB untuk membuat usulan menjadi Badan Layanan Umum (BLU) yang telah memliki dasar hukum yang lebih jelas. Pada dasarnya, usulan ini merupakan upaya UB memperoleh status hukum sebagai Badan yang lebih otonom khususnya dalam pengelolaan keuangannya. Saat ini usulan UB sudah mendapatkan persetujuan Mendiknas melalui surat No 147/MPN/KU/2008 tanggal 6 Oktober 2008 dan telah diterima oleh Menkeu untuk diproses lebih lanjut.

1.2. Nilai dan Sikap Dasar

Dalam melaksanakan kegiatannya sivitas akademika wajib menjunjung tinggi dan mengamalkan nilai-nilai:

a. Ketuhanan

b. Etika, moral, keadilan, kejujuran, kearifan dan pengabdian terbaik c. Keunggulan, kreativitas, inovatif, dinamis serta efisien

d. Kepeloporan, kemandirian, dan bertanggung jawab

e. Keterbukaan, manusiawi, berwawasan nasional dan global

f. Aktualisasi nilai-nilai filosofis Pancasila, UUD 1945 serta hakikat penyelenggaraan pendidikan tinggi yang dilandasi “Ilmu amaliah, Amal ilmiah”.

g. Mengacu pada prinsip-prinsip organisasi yang sehat dan otonom melalui program-program yang berkelanjutan, transparan, akuntabel dan mampu meningkatkan kesejahteraan dan daya saing bangsa

1.3. Visi

Menjadi universitas unggul yang berstandar internasional dan mampu berperan aktif dalam pembangunan bangsa melalui proses pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

1.4. Misi

a. Membangkitkan kekuatan moral dan kesadaran tentang keberadaan penciptaan alam oleh Tuhan YME dan sadar bahwa setiap kehidupan mempunyai hak untuk dihargai.

b. Menyelenggarakan proses pendidikan agar peserta didik menjadi manusia yang berkemampuan akademik dan/atau professional yang berkualitas serta berjiwa entrepreneur.

c. Melakukan pengembangan dan penyebarluasan ilmu pengetahuan, teknologi, humaniora dan seni, serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.

(11)

Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Evaluasi Diri | 3

1.5. Rencana Strategis

Rencana Strategis lima tahun untuk pengembangan universitas mulai tahun 2006 sampai 2011 (RENSTRA 2006-2011) merupakan hasil kerja tim yang diketuai oleh Pembantu Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama (PR IV),dengan anggota wakil wakil dari Lembaga, Pimpinan Fakultas, Senat UB, Tenaga Kependidikan dan Mahasiswa. Rapat pleno Senat UB mengesahkan Renstra UB 2006-2011 pada tanggal 16 Desember 2006 setelah melalui beberapa kali revisi. Tantangan, peluang dan perubahan dalam tatanan masyarakat serta lingkungan secara umum merupakan faktor yang selalu diperhitungkan dalam penyusunan Rencana Strategis tersebut. Disadari bahwa pada saat ini dan di masa berikutnya, universitas, fakultas dan unit kerja di lingkungan universitas tengah menghadapi situasi yang kompleks. Pertama, adanya tuntutan stakeholders akan kualitas, transparansi, dan akuntabilitas yang tinggi. Kedua, cita-cita pemerintah untuk menjadikan Lembaga Pendidikan Tinggi sebagai kekuatan moral dalam mendorong transformasi menuju tercapainya cita-cita bangsa, sekaligus menjadikan Lembaga Perguruan Tinggi yang mampu memberikan kontribusi dalam penciptaan national competitiveness. Ketiga, kompetisi pendidikan tinggi yang semakin ketat di tengah arus globalisasi. Untuk itulah pembenahan internal manajemen dirasakan sangat mendesak dan merupakan bagian yang diprioritaskan untuk dibenahi dalam kurun waktu 2-3 tahun ke depan.

Berbagai prestasi telah diraih, baik dari prestasi mahasiswa, prestasi dosen, prestasi lulusan dan alumni, prestasi di bidang penelitian, prestasi di bidang kerjasama internasional, maupun prestasi di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Peran UB dalam kancah nasional dan internasional juga sangat membanggakan, misalnya dalam pengembangan ilmu dan teknologi, pemberdayaan masyarakat, penyebarluasan hasil penelitian, pengembangan ilmu dan teknologi, serta perannya dalam menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas. Dalam rangka mensejajarkan dirinya di tingkat internasional dan mewujudkan peran perguruan tinggi dalam pembangunan bangsa, UB telah mencanangkan menjadi entrepreneurial university berstandar internasional pada tahun 2007 yang lalu. Dengan demikian, dalam era mendatang, diharapkan UB dapat menjadi salah satu universitas negeri dari Indonesia yang bertaraf dunia dan benar-benar dapat membantu pembangunan bangsa melalui lulusan yang berkualitas dan berjiwa entrepreneur serta IPTEK baru yang bermanfaat bagi pembangunan. Pembenahan pengelolaan dan modernisasi fasilitas pendidikan terus diupayakan untuk mewujudkan visi dan misi UB.

Analisis lingkungan menunjukkan bahwa UB dalam strateginya dapat menempuh jalan agresif. Artinya, diperlukan pembenahan pengelolaan UB guna mendukung strategi yang akan dijalankan guna memenangkan persaingan di tingkat global. Salah satu yang dapat dilakukan adalah perubahan menuju fleksibilitas pengelolaan keuangan dengan menonjolkan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas. Hal ini dimungkinkan dengan perubahan status pengelolaan UB menjadi Badan Layanan Umum.

Penyusunan dokumen Renstra UB adalah suatu upaya untuk memperoleh gambaran dari suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Dokumen ini akan menjadi arah pengelolaan dan pengembangan UB dalam kurun 5 tahun mendatang. Berikut adalah garis besar rincian Rencana Strategis yang berupa langkah-langkah strategis yang digolongkan dalam enam bidang garapan:

a. Bidang Organisasi dan Manajemen

(1) Pengembangan Otonomi Pengelolaan (2) Penyehatan Organisasi

b. Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan

(1) Pengembangan Pendidikan bertaraf internasional

(2) Peningkatan Kesejahteraan, Prestasi dan Soft Skill Mahasiswa (3) Peningkatan Peran Alumni

(12)

Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Evaluasi Diri | 4

c. Bidang Penelitian

(1) Peningkatan Sinergi Riset dibawah Payung Penelitian

(2) Pemanfaatan Hasil Penelitian untuk Pemenuhan Kebutuhan Industri dan Masyarakat melalui Inkubator Bisnis

(3) Peningkatan Publikasi Ilmiah bertaraf Internasional (4) Pengembangan Manajemen Penelitian

(5) Meningkatkan Pendapatan Institusi

d. Bidang Pengabdian Kepada Masyarakat

(1). Peningkatan Pelayanan Kepada Masyarakat

(2). Peningkatan Kerjasama Masyarakat untuk Pendidikan dan Penelitian

e. Bidang Kerjasama Institusional

(1). Peningkatan Kerjasama dengan Institusi Pemerintah dan Swasta (2). Internasionalisasi.

f. Bidang Penunjang Penyelenggaraan Universitas Brawijaya

(1) Tertib Administrasi dan Peningkatan Mutu Layanan (2) Peningkatan Pengelolaan Anggaran dan Aset (3) Pengembangan kuantitas dan kualitas SDM

(4) Peningkatan Jumlah dan Mutu Sarana dan Prasarana (5) Peningkatan Kesejahteraan Dosen dan Tenaga Administrasi (6) Peningkatan Keamanan, Kenyamanan, dan Keindahan Kampus

1.6. Beberapa Upaya Peningkatan Kinerja dan Prestasi UB

Mewujudkan pelayanan prima merupakan tekad UB sebagai Center of Excellent. Selain diwujudkan dalam penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, pelayanan prima juga senantiasa diwujudkan melalui penyediaan layanan akademik dan administratif yang berkualitas, cepat, dan selalu seuai dengan tuntutan atau kebutuhan stakeholders. Muara dari pelayanan prima ini adalah kepuasan stakeholders UB yang meliputi mahasiswa, dosen, karyawan, pengguna lulusan, serta pengguna hasil penelitian dan pengabdian masyarakat.

Meskipun demikian, disadari bahwa kualitas pelayanan prima terutama di era global ini membutuhkan pendanaan yang tinggi. Pendanaan pemerintah yang terbatas bagi perguruan tinggi telah menyebabkan perguruan tinggi harus lebih kreatif dan sekaligus mengembangkan perencanaan strategis yang realistis, logis, dan sistematis dalam kurun waktu dua tahun terakhir ini anggaran UB telah naik dua kali lipat, dari Rp. 190 Milyar pada tahun 2005 menjadi Rp. 362 Milyar pada tahun 2007. Selain itu, peningkatan pelayanan prima juga membutuhkan fleksibilitas pengelolaan keuangan, yang dibutuhkan agar UB mampu menghadapi dinamika persaingan yang cepat.

UB sebagai universitas yang terbesar di kota Malang tentu menjadi harapan utama untuk mendukung realisasi kota Malang sebagai kota pendidikan bertaraf internasional. Hal ini dapat terwujud antara lain karena prestasi UB, baik ditingkat nasional maupun internasional. Berbagai kerjasama yang dijalin dengan lembaga di luar negeri menyebabkan banyaknya aktivitas yang berskala internasional. Kerja sama tersebut meliputi baik di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Di bidang pendidikan, Fakultas Kedokteran UB telah diakreditasi oleh Pemerintah Malaysia bersama sama 11 PTN di Indonesia untuk dapat menerima mahasiwa Malaysia untuk belajar Ilmu Kedokteran. Untuk mengembangkan pendidikan entrepreneurship, UB bekerja-sama dengan Universitas Waseda di Jepang dengan sponsor Japan Bank for International Cooperation (JBIC) mengembangkan program pendidikan enterpreneurship untuk perguruan tinggi level ASEAN. Sebelumnya, UB dipercaya oleh Badan Litbang Depdiknas menjadi koordinator pengembangan inkubator bisnis untuk acuan pengembangan program inkubator bisnis bagi 22 PTN. UB juga bekerja sama dengan

(13)

Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Evaluasi Diri | 5

Louisiana State University dan Pemerintah Kabupaten Pasuruan melakukan aktivitas penelitian Usaha Peternakan (sapi potong) aliansi dengan dana hibah dari USDA. Diharapkan di masa mendatang dari propinsi Jawa Timur akan dihasilkan sapi potong yang kualitas dagingnya setara dengan daging sapi Brahman dari USA. Selain itu, bekerjasama dengan Internasional Center For Research on Agroforestry (ICRAF) Fakultas Pertanian UB menangani permasalahan Agroforestry baik di Indonesia maupun di dunia internasional. Kerjasama institusional yang sama juga telah dibangun oleh unit-unit kerja di lingkungan UB. Mulai tahun 2007 telah dijalin kerjasama dengan University of Kentucky untuk mempersiapkan kurikulum yang berstandar internasional. Berbagai program kegiatan tersebut menunjukkan aktivitas UB yang nyata dalam beberapa tahun terakhir yang dapat menjadi modal bagi pengembangan universitas selanjutnya. Dengan demikian kerjasama-kerjasama yang bersifat institusional ini dapat memberikan benefit atau keuntungan yang nyata pada institusi.

Beberapa kerjasama non-institusional khususnya yang dilakukan oleh masing-masing dosen secara individu, dipandang sebagai bagian awal dari rintisan kerjasama institusi. Universitas akan menginventarisir seluruh kegiatan ini, dan menjadikannya bagian dari praktek baik sivitas akademika yang akan ditindak-lanjuti dan diformalisasikan sebagai kegiatan institusi untuk memperbesar dampaknya bagi kinerja institusi.

Selain itu, sebagai upaya termasuk mengalokasikan dana yang cukup besar untuk meningkatkan kinerja universitas telah dilakukan agar dapat meningkatkan daya saing, antara lain:

a. Kelas khusus berbahasa Inggris telah dibuka dibeberapa fakultas, misalnya Fakultas Kedokteran, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Ilmu Administrasi. Sedangkan di fakultas-fakultas lain baru pada beberapa matakuliah atau dalam seminar.

b. Program Double Degree bekerjasama dengan beberapa universitas terkemuka di Thailand, Jepang atas sponsor JBIC, serta Belanda, Australia, dengan sponsor BKLN Depdiknas dan Bappenas.

c. Kerjasama dengan Keio University sejak tahun 2001 terus dilaksanakan Distance Learning melalui satelit dengan frekwensi dan topik yang terus bertambah dari tahun ke tahun. d. Memberikan insentif bagi dosen yang hasil penelitiannya dimuat di jurnal internasional, dan

buku teks.

e. Untuk meningkatkan kualitas dosen, telah dialokasikan dana sebesar 15 Milyar Rupiah per tahun berasal dari dana PNBP untuk studi lanjut dosen (S2 dan S3) serta sebagian untuk studi lanjut tenaga administrasi (S2)

f. Untuk pengembangan kemampuan dosen, UB juga telah menganggarkan bantuan dana bagi dosen yang mempresentasikan hasil-hasil penelitiannya dalam seminar internasional baik di dalam negeri maupun luar negeri dan juga untuk kursus berbahasa Inggris, baik di dalam maupun di luar negeri. Selain itu juga ada alokasi pendanaan untuk kegiatan training.

Berikut adalah beberapa contoh keberhasilan sivitas akademika yang diukur dengan tercapainya berbagai prestasi nasional dan internasional:

a. Website UB (www.brawijaya.ac.id) memperoleh peringkat ke-3 di bawah ITB dan UGM (berdasarkan penilaian Ditjen Dikti berdasarkan Keputusan Dirjen Dikti dalam surat nomor 3373/D/T/2006 tentang pemenang Website, tertanggal 4 September 2006),

b. Awal tahun 2007, UB masuk ke dalam rangking 41 Asia Tenggara menurut Webromatics Ranking of World Universities (www.webromatics.info) dan di Indonesia merupakan universitas urutan ke 5 setelah ITB, UGM, UI, Universitas Kristen Petra.

c. Tahun 2008 UB masuk dalam ranking 500+ menurut THES QS World University Rankings. (Versi Time Higher Education Suplement) bersama-sama 7 perguruan tinggi di Indonesia.

(14)

Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Evaluasi Diri | 6

d. Sejak tahun 2002 sampai dengan April 2007, sebanyak 67 orang mahasiswa UB telah mengikuti berbagai kegiatan di Universitas Luar Negeri di berbagai benua, Asia, Afrika, Eropa dan Australia. Bahkan pada tahun 2004-2005 salah satu dari mahasiswa UB terpilih menjadi Vice President dari International Association for Agricultural Student (IAAS) dan tinggal di Brussel, Belgia. Satu orang mahasiswa UB dari FMIPA menjadi Finalis ISOM International dalam The 11th International Scientific Olympiade on Mathematics (ISOM) tanggal 12-14 Juli 2006 di Teheran, Iran.

e. Dalam forum lomba robot tahun 2007 ini mahasiswa UB telah berhasil memperoleh predikat juara I. Di dalam forum PIMNAS, mahasiswa UB tidak pernah absen dari perolehan medali. Kontingen UB selalu menduduki peringkat juara dan memperoleh medali emas kecuali ketika di selenggarakan di Malang justru saat itu prestasi kontingen UB paling rendah. Prestasi meningkat lagi ketika kontingen UB pada PIMNAS tahun 2004 di Bandung dengan 11 emas dan tiga perak serta 6 perunggu. Prestasi tertinggi dicapai tahun 2008, di mana UB mampu meraih Juara Umum dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS-XXI).

f. Dengan demikian, baik di forum nasional maupun internasional UB sudah memiliki reputasi yang sangat memadai. Hal ini menunjukkan hasil kerja penyelenggaraan universitas selama ini. Saat ini universitas memiliki cita-cita (visi) ingin menjadi universitas kelas dunia yang berarti harus mampu mempersiapkan diri terhadap medan persaingan dalam skala yang lebih luas. Perubahan tatanan masyarakat yang disertai dengan perubahan keperluan jenis layanan pendidikan yang sangat intensif serta tuntutan terhadap penyelenggaran pendidikan yang berkualitas, mengharuskan adanya perubahan terutama bila mengingat semakin tingginya tingkat kesulitan dalam menyelenggarakan universitas.

1.7. Persiapan Otonomi PT

Dalam rangka mempersiapkan diri menjadi sebuah Perguruan Tinggi yang otonom, sejak tahun 2002 telah dibentuk Tim Persiapan Otonomi dan ditindak lanjuti dengan melakukan studi banding ke empat Perguruan Tinggi yang telah otonom, yaitu UGM, UI, ITB dan IPB. Kegiatan yang telah dilakukan antara lain, yaitu mengundang para pakar dari IPB dan UGM untuk berbicara dalam workshop, mengundang Dirjen Dikti untuk memberikan penjelasan kepada sivitas akademika UB, sosialisasi oleh Tim Persiapan ke fakultas-fakultas termasuk lembaga kemahasiswaan, pada saat memperingati Dies Natalis UB yang ke 43 pada tanggal 6-7 Februari 2006 diselenggarakan Sarasehan UB Menatap Masa Depan, mengundang Rektor IPB untuk berbicara tentang otonomi PT di depan para pimpinan universitas dan fakultas serta para Guru Besar dan para pimpinan mahasiswa pada Mei 2007 serta mengundang Dirjen Dikti pada bulan Juni 2007 dalam rangka persiapan otonomi dan sosialisasi UB untuk menuju otonomi PT. Persetujuan Senat UB untuk menjadi lembaga yang otonom diberikan pada 11 Desember 2004. Usulan ke Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi telah mengalami revisi sebanyak 5 kali dan telah dikunjungi oleh tim dari komisi BHMN Dewan Pendidikan Tinggi. Melalui surat Dirjen Dikti No. 4022/D/T/2007 tanggal 29 Nopember 2007 UB telah memenuhi syarat sebagai PT-BHMN tetapi pelaksanaannya menunggu disahkannya UU–BHP oleh DPR-RI.

Mengikuti perkembangan kebijakan yang ada, dan sesuai arahan Depdiknas dan DEPKEU, maka UB pada saat ini telah mengajukan proposal untuk berubah status menjadi BLU, yang dipandang sebagai suatu langkah strategis dalam proses menuju otonomi kampus. Dalam rangka menyongsong perubahan menjadi PT Otonom, UB melakukan beberapa hal, yaitu sebagai berikut:

a. Pembenahan disertai dengan pengkajian sistem manajemen dengan dukungan pendanaan Bank Dunia melalui project I-MHERE. Saat ini hal yang sudah berhasil diperoleh adalah konsep AD dan ART. Hal-hal lain yang menyangkut sistem pelaksanaan manajemen yang meliputi keuangan, akademik, aset, dan lain sebagainya, dan peningkatan kapasitas sistem informasi masih dalam tahapan policy study yang di harapkan akan selesai akhir 2008.

(15)

Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Evaluasi Diri | 7

b. Beberapa pembenahan yang telah dilakukan bertujuan untuk meningkatkan efisiensi manajemen, misalnya penyatuan lembaga penelitian dengan pengabdian masyarakat, penghapusan progrm studi yang memiliki peminat yang sangat sedikit dan menyatukan beberapa program studi menjadi program studi yang lebih umum (progran studi di Fakultas Peternakan dan Fakutas Pertanian). Namun demikian, berbagai inefisiensi masih saja terjadi dan perlu perbaikan, misalnya inefisiensi di dalam manajemen aset maupun proses pembelajaran dan efisiensi kurikulum dengan perampingan jumlah mata kuliah. Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu dengan mengembangkan Pusat Jaminan Mutu dan seluruh prosedur mutu. Penerapan sistem penjaminan mutu ini sudah mulai dilaksanakan dari tingkat universitas sampai jurusan.

c. Saat ini UB berusaha mendata dan mengurus sertifikat tanah atas seluruh aset tanah. Pembenahan masih di perlukan untuk sistem air, kelistrikan, telepon, jaringan internet, maupun tempat parkir, kantin dan seluruh infrastruktur jasa. Pemanfaatan fasilitas laboratorium, kelas dan ruang-ruang lain masih masih belum di dukung sistem database yang memadai. Program I-MHERE mengembangkan kajian untuk dasar kebijakan yang antara lain akan berusaha menyelesaikan permasalahan manajemen aset seperti tersebut di atas.

d. Membentuk manajemen teknologi informasi yang terintegrasi untuk mengkoordinasikan sistem teknologi informasi yang ada di UB. Untuk ini UB memperoleh dukungan pendanaan INHERENT K-1 dan telah di tunjuk oleh Ditjen Dikti sebagai titik simpul sistem jaringan internet perguruan tinggi nasional bagi perguruan tinggi di sekelilingnya. Dikombinasikan dengan sumber daya yang ada dan program inherent, implementasi riil terciptanya e-campus secara utuh akan dapat dicapai pada tahun 2008 ini.

e. Membentuk lembaga koordinasi kegiatan bisnis dan layanan masyarakat beserta seluruh infrastruktur dan fasilitas yang di perlukan. Lembaga ini akan mengkoordinasikan seluruh kegiatan bisnis universitas baik bersifat akademik maupun non akademik untuk kepentingan memperoleh dana di luar SPP dan subsidi pemerintah.

f. Membentuk Inkubator Bisnis yang berperan untuk mengkaji dan memasarkan teknologi baru hasil riset dosen dan mahasiswa menjadi unit bisnis dalam skala produksi.

g. Mengangkat staf Rektor dan staf Pembantu Rektor yang mengacu kepada struktur organisasi PT BHP-MN.

h. Mengajukan perubahan status menjadi PK-BLU yang saat ini sudah mendapat persetujuan Mendiknas.

(16)

Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Evaluasi Diri | 8

BAB II

EVALUASI PROGRAM AKADEMIK DAN SISTEM PENJAMINAN MUTU

2.1. Program Akademik

Sebagai sebuah lembaga pendidikan yang bersifat pelayanan publik, UB memiliki tanggung jawab untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan memiliki kompetensi, daya saing, kreatif serta inovatif. Lulusan yang berkualitas diharapkan mampu berperan dalam pembangunan dan pemberdayaan masayarakat baik dalam kancah nasional maupun internasional. Hal ini merupakan perwujudan dari visi dan misi yang telah dicanangkan UB.

Lulusan yang berkualitas dipengaruhi oleh berbagai faktor utama, yaitu kualitas input (mahasiswa yang masuk) dan kualitas proses (meliputi dosen, sarana prasarana, dan sistem yang mendukung). Dengan demikian faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan secara seksama dan secara berkelanjutan dievaluasi untuk dapat memberikan umpan balik dalam upaya peningkatan kualitas yang ingin dicapai.

Sebagai sebuah institusi dengan kegiatan utama akademik maka salah satu aspek penting dalam kegiatan universitas adalah sistem penerimaan mahasiswa baru. Disadari bahwa kualitas dan kuantitas mahasiswa baru berperan cukup signifikan dalam kegiatan penyelenggaraan universitas. Kualitas mahasiswa baru yang tinggi akan berdampak pada kualitas penyelanggraan Tridharma. Sedangkan kuantitas yang memadai akan ikut menentukan keberlangsungan universitas serta dalam implementasi tanggung jawab sosial dalam kaitannya dengan aspek pemerataan kesempatan belajar dan efisiensi penyelenggaraan perguruan tinggi itu sendiri.

Untuk dapat menjamin kualitas proses penerimaan mahasiswa baru, maka ketersediaan perangkat pengelolaan merupakan hal yang penting. Sistem penerimaan mahasiswa baru tersusun atas dokumen-dokumen MP, ketersediaan sistem perangkat lunak yang memadai, ketersediaan sumber daya manusia dan perangkat. Dukungan sistem informasi dalam proses penerimaan mahasiswa baru dapat dilihat dari tersedianya sistem pendaftaran dan pengumuman penerimaan.

Dalam rangka perluasan akses masyarakat dan peran universitas dalam perluasan kesempatan belajar, pola penerimaan mahasiswa baru melalui berbagai jalur penerimaan telah dilakukan. Pada sisi lain penjaminan kualitas mahasiswa baru diterapkan dengan penetapan kriteria dan mekanisme seleksi yang memadai. Dengan pola yang ada nampaknya sampai saat ini secara efektif telah dapat menjamin mutu, ekuitas dan aksesibilitas.

Dengan dukungan website yang ada akses lulusan SMA untuk dapat mengetahui dan mendaftar di UB menjadi tidak terbatas. Terlebih dengan telah semakin mudahnya akses internet di berebagai sekolah lanjutan seiring dengan kebijakan pemanfaatan TI di sekolah. Sistem pendaftaran dengan memanfaatkan jaringan perbankan yang dikembangkan memungkinkan lulusan-lulusan SLTA di seluruh Indonesia secara mudah mendaftarkan diri untuk mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru UB. Sosialisasi dan promosi aktif yang dilakukan secara rutin oleh universitas, fakultas, jurusan dan staf ke berbagai daerah dan sekolah memberikan daya dorong dalam perluasan aksesibilitas penerimaan mahasiswa baru. Keterlibatan dalam sistem penerimaan mahasiswa baru secara nasional yang diselenggarakan antar perguruan tinggi semakin memperluas kesempatan belajar di UB. Namun demikian promosi dalam bentuk berita kemajuan UB (pendidikan, penelitian dan pengabdian) melalui jalur media masa masih perlu ditingkatkan untuk semakin memperkuat brand image UB sebagai universitas yang berkualitas.

Pola seleksi yang telah berjalan bertahun-tahun telah menunjukkan standar mutu penerimaan yang cukup baik dan dapat dipertanggung jawabkan. Aspek kualitas dan kuantitas penerimaan mahasiswa baru dapat dilihat dari data calon mahasiswa dan mahasiswa yang

(17)

Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Evaluasi Diri | 9

diterima serta tingkat persaingan untuk dapat diterima. Rasio pendaftar dan yang diterima dalam empat tahun terakhir sedikit mengalami penurunan seiring dengan peningkatan daya tampung universitas (Tabel L.1) selain adanya kecenderungan nasional yang juga menurun. Rasio rata-rata 1:5 pada saat ini dipandang masih cukup bagus untuk tetap memberikan jaminan kualitas mahasiswa baru. Namun demikian dengan kecenderungan yang ada langkah antisipasi dalam peningkatan daya saing mahasiswa baru perlu dilakukan. Perluasan informasi dan menjaga daya tampung pada jumlah yang tidak terlalu besar dapat dilakukan. Dengan memperhatikan luas kapasitas sarana dan prasara yang ada, hal ini dapat dilihat pada perkembangan jumlah mahasiswa (Tabel L.2). Dengan demikian upaya menjaga kualitas dapat difokuskan pada peningkatan persaingan.

Perluasan cakupan penerimaan mahasiswa baru dari berbagai wilayah disamping memberikan aspek perluasan akses diharapkan juga dapat meningkatkan kualitas mahasiswa baru karena akan lebih meningkatkan jumlah pendaftar. Pada sisi lain upaya sistematis untuk melakukan sosialisasi dan peran universitas berikut berbagai disiplin ilmu yang ditawarkan kepada masyarakat perlu semakin digalakkan. Variasi pola-pola rekruitmen telah dilakukan untuk menjaring calon-calon mahasiswa yang potensial dari sisi akademik.

Pada saat ini, mahasiswa UB tersebar dari berbagai propinsi di Indonesia (Gambar 2.1). Hal ini menunjukkan bahwa universitas sudah cukup dikenal di berbagai wilayah di Indonesia. Namun demikian sebagian sangat besar masih berasal dari Jawa Timur. Selain permasalahan penyebaran informasi kualitas universitas pada lulusan-lulusan SLTA, permasalahan sebaran geografis ini nampaknya juga didominasi dari faktor mobilitas masyarakat (khususnya lulusan SLTA) serta kemampuan ekonomi masyarakat. Dengan akses transportasi yang cukup mudah antara Jawa Timur (Malang) dengan

Kalimantan Timur serta kemampuan ekonomi daerah secara signifikan menunjukkan peningkatan persentase mahasiswa dari wilayah ini dibandingkan wilayah lain di luar pulau Jawa. Semakin jauh dan akses transportasi yang semakin sulit (karena jarak dan waktu tempuh) maka prosentase mahasiswa dari wilayah provinsi bersangkutan menjadi semakin kecil. Selain mahasiswa dari dalam negeri pada saat ini UB telah menerima mahasiswa dari luar negeri.

Sistem penerimaan mahasiswa baru juga telah mengatur mekanisme yang memungkinkan mahasiswa tidak mampu dan cacat fisik untuk juga mendaftar di UB. Berbagai ragam beasiswa yang ada (lebih dari 10% mahasiswa UB menerima beasiswa, Tabel L.3.) dan penerapan pemungutan SPP secara proporsional berdasarkan kemampuan ekonomi orang tua mahasiswa, memungkinkan mahasiswa dari golongan tidak mampu untuk melanjutkan studi di UB. Hal in merupakan satu aspek yang perlu ditunjukkan pada masyarakat untuk meningkatkan kualitas input. Kerjasama kemitraan daerah dan instansi memungkinkan semakin besarnya peluang ini disamping perluasan pemerataan daerah asal mahasiswa. Dalam konsep pengembangan kedepan direncanakan suatu mekanisme penawaran pemberian beasiswa pada golongan tidak mampu, jika dapat memenuhi persyaratan akademik yang ditentukan, dapat memiliki kepastian dalam melanjutkan studi di UB. Langkah ini cukup strategis namun perlu disinkronkan dengan upaya peningkatan penggalian sumber-sumber pembiayaan universitas.

Kesempatan bagi mahasiswa cacat fisik diatur dalam suatu mekansime aturan yang memungkinakan adanya kesamaan penerimaan. Namun demikian cacat fisik yang disandang perlu diperhatikan apakah dapat menjadi kendala utama terkait dengan bidang yang ditempuh

Gambar 2.1. Sebaran asal daerah mahasiswa UB 2004 - 2007

(18)

Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Evaluasi Diri | 10

atau tidak. Misalnya untuk beberapa bidang ilmu tertentu tidak memungkinkan menerima mahasiswa buta warna, disebabkan akan menjadi kendala utama dalam studi dan kompetensi keilmuannya. Namun bagi mahasiswa seperti ini masih diberi kesempatan studi di UB dengan memilih program studi lain yang memungkinkan.

Sistem pembelajaran secara lengkap merupakan suatu integrasi sistem yang mencakup berbagai aspek dalam proses pembelajaran. Kurikulum sebagai bentuk teknis dari perwujudan visi, misi, tujuan dari program studi yang diturunkan dari visi, misi dan tujuan universitas merupakan satu pilar utama dalam proses pembelajaran. Kurikulum bukan hanya menentukan kualitas pembelajaran namun memiliki dampak yang cukup luas bagi mahasiswa, dan penyeenggara universitas, fakultas dan jurusan.

Kurikulum di masing-masing Program Studi di UB memiliki ciri umum universitas sebagai perwujudan dari nilai-nilai, visi dan memiliki ke khasan dari bidang ilmunya. Kurikulum disusun secara dinamis dengan memperhatikan perkembangan iptek, sosial budaya dan kebutuhan masyarakat. Penyempurnaan kurikulum terus dilakukan secara periodik sehingga selalu up to-date. Dukungan kelembagaan untuk menjaga kurikulum yang baik tertuang dalam dokumen-dokumen peraturan sampai dengan SPMA. Hal ini merupakan keunggulan yang dimiliki UB.

Implementasi kebijakan juga didukung dengan komitmen yang cukup kuat sehingga pengembangan kurikulum dapat terlaksana di program studi dengan ketersediaan anggaran dan sumber daya. Pengembangan kurikulum selalu dilakukan dengan melalui proses analisis dan kajian di masing-masing PS. Peningkatan kualitas kurikulum dapat dilihat dari data konsistensi perbaikan kurikulum yang tertuang dimasing-masing buku pedoman akademik dari waktu ke waktu. Dengan tersedianya manual prosedur penyusunan kurikulum memudahkan penyusunan kurikulum dan tercapainya standar yang ditetapkan.

Kelemahan dalam pengembangan kurikulum adalah upaya untuk melakukan resource sharing berbagai subyek pembelajaran yang memiliki kandungan yang sama. Koordinasi antar unit akademik dengan dukungan manajemen perlu ditingkatkan untuk mencapai efisiensi kurikulum dan peningkatan standar kompetensi yang semakin tinggi. Upaya ini sudah mulai dirintis melalui pelaksanaan project I-MHERE-Jurusan yang mendorong terselenggaranya perkuliahan lintas jurusan. Dari aspek manajemen perlu dikembangkan sistem informasi akademik dengan peraturan dan pelaksanaan teknis yang memungkinkan hal ini bisa berjalan lebih luas serta upaya untuk membawa pola fikir sebagai satu unit besar universitas, bukan pada bentuk primordialisme jurusan atau fakultas. Melalui pembenahan manajemen diharapkan hal ini dapat diperbaiki.

PJM melakukan proses monitoring dalam penyusunan kurikulum. Audit mutu akademik yang dilakukan memberikan jaminan tercapainya standar mutu yang ditetapkan oleh universitas. Peningkatan mutu dari waktu ke waktu bukan hanya disebabkan oleh adanya audit, namun juga seiring dengan peningkatan kualitas SDM yang dimiliki. Dosen-dosen dengan kompetensi yang baik diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam pengembangan kurikulum. Pertambahan jumlah dosen dengan jenjang akademik S3 dan jabatan akademik profesor dan lektor kepala yang cukup siginifikan menunjukkan suatu potensi kekuatan sumber daya pembelajaran yang akan menjadi tambahan kekuatan UB. Arah pengembangan kurikulum berbasis kompetensi memungkinkan pengembangan yang dinamis dan up-to-date. Upaya-upaya memasukkan kompetensi tambahan berupa softskill dalam disain kurikulum merupakan usaha perbaikan berdasarkan masukan dari stakeholder.

Sesuai dengan filosofi dan makna KBK, desain pembelajaran lebih ditekankan kepada “active learning” yang berpusat kepada “mahasiswa”. Upaya yang dilakukan antara lain dengan pelatihan untuk melakukan re-orientasi design pembelajaran ke arah “Student-Centered Learning (SCL)”. Meskipun demikian, perubahan ke arah SCL masih memerlukan waktu untuk dapat dievaluasi seberapa banyak MK dibelajarkan dengan metode SCL serta dampak pelaksanaannya terhadap kompetensi mahasiswa peserta didik. Dari analisis kurikulum dan pembelajaran tiap-tiap MK saat ini masih belum dapat dilakukan evaluasinya terhadap relevansi kebutuhan stakeholders. Sebagian besar isi MK masih lebih banyak berorientasi terhadap

(19)

Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Evaluasi Diri | 11

pengembangan ilmu yang belum tentu relevan dengan “market signal”. Upaya penggalian umpan balik yang lebih luas dan efektif perlu ditingkatkan.

Mengimbangi pengembangan kurikulum yang dinamis berbasis kompetensi dengan pendekatan pembelajaran SCL, maka diperlukan SDM, infrastruktur dan sistem yang mendukung. Peningkatan kemampuan staf akademik dalam penguasaan metode pembelajaran terus ditingkatkan, hal ini nampak dengan aktifnya kegiatan pelatihan oleh LP3. Pemanfaatan IT untuk pembelajaran memberikan peluang yang lebih baik yang memungkinkan mahasiswa dan dosen dapat beritenraksi dengan lebih dinamis dan kreatif. Pembelajaran melalui e-Learning ini tumbuh dan menjadi salah satu kekuatan universitas. Upaya-upaya ini terus dilakukan meskipun terdapat beberapa kendala, terutama pada sebagian kecil staf dosen yang kurang akrab dengan teknologi informasi. Melalui Surat Edaran Rektor No. 0552/J10/AK/2007 yang mewajibkan dosen untuk mengikuti pelatihan metode pembelajaran berbasis multimedia yang diselenggarakan oleh LP3-UB, maka telah dilakukan 10 kali pelatihan hingga akhir tahun 2007. Salah satu output dalam pelatihan ini adalah tersedianya materi ajar dosen dalam bentuk multimedia yang siap untuk digunakan melalui model pembelajaran elektronik (e-Learning). Ketersediaan infrastruktur untuk mendukung pelaksanaan e-Learning telah dimulai melalui server pembelajaran UB (www.inherent.brawijaya.ac.id\vlm).

Pemanfaatan IT untuk mendukung kegiatan akademik ini semakin nyata dengan ketersediaan akses nirkabel di area kampus. Mahasiswa yang memanfaatkan akses ini dengan menggunakan notebook semakin banyak dan secara nyata terlihat dalam keseharian kehidupan kampus. Hal ini menjadikan nilai lebih UB. Kelemahan yang ada dalam aspek ini adalah dukungan ketersediaan dan stabilitas pasokan energi listrik. Ketidakstabilan pasokan energi listrik terkadang menimbulkan permasalahan kesulitan akses karena jaringan yang tersedia tidak dapat terakses. Peningkatan infrastruktur dan manajemen sarana dan prasarana melalui project I-MHERE dan inisiatif universitas mulai dapat memberikan solusi komprehensif.

Umpan balik dalam proses pembelajaran secara aktif telah dilakukan oleh berbagai jurusan baik dilakukan secara terkoordinasi oleh fakultas maupun oleh masing-masing jurusan. Umpan balik dilakukan dengan evaluasi terhadap proses pembelajaran oleh mahasiswa. Evaluasi ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap proses pembelajaran sehingga menjadi lebih baik. Berbagai aspek pembelajaran meliputi performansi pengajar, materi dan aspek lain masuk dalam proses evaluasi ini. Dengan sifat evaluasi yang terbuka (isian anonym) memungkinkan mahasiswa secara obyektif memberikan penilaian. Kekurangan dari mekanisme yang bagus ini adalah masih belum adanya instrument yang dapat mengikat terhadap hasil evaluasi ini, misalnya terkait dengan reward maupun penalty yang mungkin dapat diterapkan. Sehingga dampak hasil evaluasi ini lebih banyak tergantung pada masing-masing individu dosen dalam menyikapinya.

Keberhasilan dalam proses pembelajaran dan pola rekruitmen yang dilakukan dapat dilihat dari nilai IPK lulusan. Secara rata-rata IPK lulusan dari waktu ke waktu mengalami kenaikan dan sampai pada nilai IPK rerata di atas 3. Angka IPK ini secara statistik dapat dipandang sudah dalam kondisi ideal dengan pola penilaian yang ada. Meskipun demikian masih terdapat sebaran dalam capaian IPK yang cukup lebar dengan rentang dari kurang dari 2.5 sampai dengan mendekati 4.0, sehingga pola pembelajaran, evaluasi dan pembimbingan mahasiswa perlu dilakukan disamping upaya peningkatan standar proses penerimaan.

Hasil monitoring PJM menyimpulkan bahwa secara umum kinerja pengajaran dan pendidikan yang telah dilakukan oleh UB adalah sangat baik. Beberapa ukuran kinerja yang dapat menunjukkan indikasi keberhasilan pendidikan dan pengajaran adalah meningkatnya IPK lulusan dan angka efisiensi edukasi (AEE), serta menurunnya lama studi. Rata-rata lama studi mahasiswa dapat dilihat pada Gambar 2.2. IPK lulusan pun juga meningkat (Gambar 2.3).

(20)

Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Evaluasi Diri | 12

Dengan telah tercapainya kondisi yang baik pada capaian IPK maka fokus perbaikan dilakukan pada upaya pemendekan lama studi mahasiswa. Dengan berbagai upaya yang dilakukan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan menunjukkan kecenderungan lama studi yang semakin pendek. Berbagai upaya yang dimaksud antara lain: meningkatkan peran dosen Penasihat Akademik dan pembentukan Tim Pemantau Tugas Akhir di setiap jurusan/ fakutas. Kecendeungan positif ini perlu disikapi dengan cermat karena masih adanya sebaran-sebaran dimana mahasiswa memerlukan waktu studi yang lebih dari 6 tahun untuk menyelesaikan studi S1. Peningkatan mutu yang ada tidak terlepas dari banyaknya Jurusan/Program Studi di UB yang telah menerima dana peningkatan mutu melalui hibah kompetisi yang diselenggarakan Ditjen Dikti. Pada saat ini lebih dari 90% PS/Jurusan telah menerima hibah dari Ditjen Dikti dari berbagai pola hibah yang ada. Hanya program studi atau jurusan baru yang belum pernah mendapatkan dana hibah. Kemampuan

pengembangan diri yang terus meningkat sehingga dipercaya dalam mengelola dana pengembangan yang semakin besar (Tabel L.4) dari unit-unit ini merupakan suatu keunggulan dan perlu dijaga dengan strategi dan dukungan manajemen dengan lebih baik lagi.

Meskipun belum sampai pada kondisi ideal, angka efisiensi edukasi (Tabel 2.1) dan produktivitas per angkatan (Tabel L.5) juga semakin meningkat menuju suatu kondisi AEE ideal untuk S1. Namun demikian angka ini perlu dicermati karena data di beberapa PS menunjukkan adanya akumulasi kelulusan mahasiswa dari tahun-tahun sebelumnya sehingga jumlah mahasiswa yang lulus lebih besar daripada yang masuk. Upaya pengawasan yang konsisten atas penyelenggaraan kegiatan akademik perlu dilakukan agar diperoleh suatu langkah antisipasi untuk mencari solusi. Ketersediaan DSS (Decision Support System) yang sedang dikembangkan diharapkan ke depan dapat memberikan suatu gambaran komprehensif atas kondisi universitas secara cepat sehingga dapat dipergunakan sebagai landasan dalam pengembangan kebijakan, diantaranya untuk meningkatkan AEE ini.

Suasana akademik yang sehat memberikan andil yang cukup besar dalam peningkatan kualitas penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi. Suasana akademik yang sehat terutama ditentukan oleh penyikapan masing-masing individu dalam berinteraksi serta bagaimana sistem dan mekanisme di dalam uiniversitas mampu mendorong ke arah suasana akademik yang sehat. Pada sisi lain kondisi infrastruktur dengan penataannya serta kondisi sosial wilayah dimana universitas berada juga dapat mempengaruhi bagaimana pola hubungan ini akan terbentuk.

Tabel 2.1. Rata-rata Angka Efisiensi Edukatif (AEE) Tahun Akademik 2003/2004 – 2007/2008 No Program 2003/2004 (%) 2004/2005 (%) 2005/2006 (%) 2006/2007 (%) 2007/2008 (%) 1 Diploma (S-0) 29,84 33,71 40,21 42,12 46,67 2 Strata 1 16,65 15,53 16,46 23,42 23,88 3 Strata 2 45,29 44,24 32,16 49,73 39,24 4 Strata 3 9,55 7,59 7,54 18,48 27,61 4 .6 7 4 .4 8 4 .5 8 4 .5 6 4 .5 0 4.35 4.40 4.45 4.50 4.55 4.60 4.65 4.70 2003/2004 2004/2005 2005/2006 2006/2007 2007/2008 Gambar 2.2. Rata-rata Lama Studi Lulusan S-1

UB 2.00 2.20 2.40 2.60 2.80 3.00 3.20 3.40 3.60 3.80 4.00 2005/2006 2006/2007 2007/2008

(21)

Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Evaluasi Diri | 13

Karakteristik lingkungan sosial Jawa Timur, Malang khususnya, yang cukup heterogen dan terbuka ikut memberikan andil pada sikap dan perilaku sivitas akademika. Tata hubungan masyarakat yang terbuka ikut mendorong terciptanya hubungan yang terbuka antar sivitas akademika di dalam kampus. Komunikasi sosial dalam gaya “Kèra Ngalam (Arèk Malang = Orang Malang)” memberikan kontribusi positif dalam penciptaan hubungan egaliter dalam kehidupan kampus. Kota Malang yang merupakan suatu kota yang terus berkembang namun dalam lingkup kehidupan sosial yang cukup akrab antar masyarakatnya memberikan pengaruh dalam pola hidup sivitas akademika. Hal ini mendorong terciptanya suasana akademik yang sehat dan merupakan suatu keuntungan dari aspek letak universitas.

Kondisi geografis dan klimatologi yang cukup nyaman ikut memberikan andil dalam pola kehidupan dan interaksi sosial. Landscape kampus yang tertata dengan asri dan sejuk dengan jarak antar gedung yang cukup dekat menimbulkan suasana tenang dan kedekatan emosional antar elemen sivitas akademika. Hal ini juga merupakan kekuatan dalam pencipataan suasana akademik yang kondusif.

Mahasiswa juga memiliki peran penting dalam penciptaan suasana akademik yang sehat. Tidak pernah terdengar atau timbulnya demonstrasi, apalagi bentrokan antar mahasiswa menunjukkan tata hubungan yang baik. Interkasi sosial mahasiswa dalam kampus, dalam beraktivitas di unit kegiatan mahasiswa yang melibatkan berbagai unsur mahasiswa, ikut mendorong interaksi positif dalam penciptaan suasana akademik.

Teknologi Informasi juga memberikan ruang bagi mahasiswa untuk berekspresi melalui forum diskusi dan berinteraksi melalui e-mail maupun sarana chatting. Kebebasan berekspresi dan berpendapat cukup terjamin dan terakomodasi baik dalam interaksi nyata langsung maupun melalui internet. Pernyataan sikap, demo, dialog, dan diskusi yang terbentuk dapat dilaksanakan dengan bebas dan bertanggung jawab. Keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan kampus (penelitian, pendidikan, pengabdian dan kegiatan lain) ikut mendorong hubungan yang baik antara mahasiswa dengan dosen. Hal ini juga menumbuhkan susana akademik yang baik. Aspek-aspek ini merupakan kekuatan UB untuk menuju universitas yang berkualitas.

Interaksi antar dosen dan mahasiswa dalam bentuk penelitian bersama, interaksi organisasi lintas jurusan/fakultas, kegiatan kesenian, olahraga dan berbagai kegiatan lain ikut mendorong hubungan kerja yang semakin kondusif dan akrab. Hal ini pada akhirnya mampu menciptakan suasana akademik yang kondusif, dan hasilnya pada tahun 2008 ini UB meraih Juara Umum Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) XXI.

Sampai saat ini fokus penyelenggaraan pendidikan adalah pada program pendidikan S1, dan secara bertahap ditingkatkan kapasitas penyelenggaraan program pascasarjana, sedangkan kegiatan pendidikan program diploma semakin dikurangi, bahkan sebagian besar diantaranya sudah dihapus dan sedang dalam proses phasing out. Dari hasil analisis yang lebih mendalam dengan mengikut-sertakan data hasil kuisioner, disimpulkan masih andanya inefisiensi pemanfaatan sumberdaya staf. Beberapa dosen dan tenaga non akademik terbukti bekerja melampaui 8 jam per hari, namun sebagian besar masih berkisar antara 4-5 jam per hari, bahkan masih terdapat dosen yang hanya memiliki beban 2-4 sks tiap semester. Ketidak merataan beban ini jika tidak dapat disikapi dengan positif, akan berpotensi menimbulkan permasalahan dalam hubungan kerja antar dosen yang dapat memberikan dampak negatif pada penciptaan suasana akademik. Peningkatan tata kelola manajemen sumber daya manusia dan sistem manajemen akademik diharapkan dapat memberikan solusi atas permasalahan ini. Pada saat ini upaya pembenahan manajemen sumber daya manusia sedang berjalan dan dikembangkan.

Studi tentang profil lulusan UB telah dilakukan pada tahun 2003 untuk melihat kualitas lulusan tahun 1998 hingga 2002. Sejak tahun 2005 studi ini menjadi agenda rektor yang dilakukan secara rutin setiap tahun. Studi tahun 2005 dan 2006 dilakukan untuk melihat kualitas lulusan tahun 2003 hingga 2005. Berdasarkan studi tersebut telah teridentifikasi kualitas lulusan

(22)

Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Evaluasi Diri | 14

di 36 kabupaten/kota di Indonesia, ditinjau dari aspek waktu tunggu bekerja, kesesuaian bidang pekerjaan dan gaji awal yang diterima.

Data pelacakan alumni diperoleh melalui tracer study secara sistematik dan berkala, dilakukan melalui pengisian aktif alumni melalui halaman web. Metode tracer study juga dilakukan melalui wawancara dengan orang tua mahasiswa. Hasil pelacakan tertuang dalam dokumen laporan tracer study. Hasil studi pelacakan lulusan sangat bermanfaat sebagai dasar pertimbangan dalam penyempurnaan kurikulum dan proses pembelajaran serta dalam penentuan kebijakan akademik. Dari hasil tracer study yang dilakukan didapatkan waktu tunggu lulusan relatif cukup pendek dengan waktu tunggu antara 4-6 bulan (Tabel L.7 – L.9). Waktu tunggu paling panjang dialami oleh lulusan dari bidang agrokompleks. Hal ini nampaknya berkorelasi dengan kondisi lapangan kerja. Dari data yang ada nampak bahwa lulusan memiliki daya saing yang memadai dalam mencari pekerjaan. Namun demikian daya saing lulusan nampaknya perlu ditingkatkan agar mereka mampu mendapatkan pekerjaan dengan imbalan yang lebih baik. Hal ini dengan melihat bahwa kisaran gaji pertama yang diperoleh masih di sekitar besaran UMR dan 88% lulusan memiliki gaji ≥ Rp. 1,5 juta.

Beberapa kebijakan penyelenggaraan kegiatan akademik telah dikeluarkan menyikapi hasil tracer study. Dorongan untuk meningkatkan kemampuan bahasa Ingris dalam perkuliahan sebagai upaya meningkatkan kemampuan komunikasi bahasa Inggris. Perbaikan kurikulum yang dilakukan secara periodik juga memperhatikan hasil dari tracer study.

Proses umpan balik ini menunjukkan adanya suatu upaya yang sistematis dalam proses peningkatan kualitas akademik. Dengan pola yang dikembangkan diharapkan universitas dapat secara dinamis melakukan antisipasi perubahan pasar kerja dan sekaligus kedepan diharapkan dapat berperan dalam penciptaan pasar kerja baru.

Peningkatan kualitas pembelajaran disertai dengan peningkatan soft skill diharapkan dapat tetap mempertahankan lama waktu tunggu atau bahkan dapat memperpendek waktu tunggu lulusan. Dengan pengembangan dan strategi peningkatan kualitas yang ada diharapkan daya kompetisi lulusan makin meningkat sehingga memberikan peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi dan sekaligus peningakatn soft skill dan pemahaman kewirausahaan dalam kerangka entrepreneurial university diharapkan juga mendorong lulusan untuk aktif dan kreatif membuka lapangan kerja secara mandiri. Fungsi inkubator bisnis yang dikembangkan diharapkan mampu memberikan kontribusi positif pada aspek ini.

2.2. Penelitian

Kinerja penelitian dan pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu program utama yang harus dicapai UB sebagai perguruan tinggi yang berorientasi entrepreneur. Secara umum UB telah berhasil meningkatkan jumlah penelitian dan pengabdian masyarakat setiap tahunnya, baik dari segi kuantitas maupun pendanaan. Bahkan, pendanaan dari pihak luar juga terus meningkat. Usaha-usaha yang telah dilakukan UB untuk meningkatkan kinerja penelitian, antara lain adalah:

a. Melakukan pelatihan penulisan buku ajar dari hasil-hasil penelitian b. Melakukan pelatihan jurnal terkareditasi nasional dan internasional

c. Melakukan pelatihan proposal bagi peneliti muda bidang teknik, sosial ekonomi, dan hayati d. Mengembangkan pusat-pusat studi baru

e. Melakukan monitoring dan evaluasi proses penelitian

f. Mengembangankan sistem perolehan paten dan royalti bagi riset mahasiswa dan dosen g. Melakukan sosialisasi hasil-hasil penelitian

(23)

Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Evaluasi Diri | 15

Usaha-usaha tersebut telah menun-jukkan hasil yang bagus. Jumlah kegiatan penelitian dari waktu ke waktu terus tumbuh dan berkembang. Dalam hal kuantitas perolehan kegiatan penelitian dan pengabdian UB termasuk dalam peringkat atas untuk ajang nasional. Aspek ini juga menjadi salah satu keunggulan universitas dan menunjukkan peran akademik yang semakin menonjol. Ketersediaan sarana dan prasarana pendukung yang semakin berkualitas mendorong semakin tumbuhnya kegiatan penelitian dan pengabdian.

Usulan penelitian, dana penelitian, dan jumlah paten juga terus meningkat. Kinerja jumlah usulan penelitian yang telah dicapai oleh UB dapat dilihat pada Gambar 2.4. Sedangkan jumlah hasil penelitian beserta dana dari berbagai sumber tahun 2005–2007 tercantum dalam Tabel 2.2 dan Tabel 2.3.

Tabel 2.2. Jumlah Hasil Penelitian dari Berbagai Sumber Dana (2005-2007)

No.

Bidang Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni

(IPTEKS)

Jumlah Hasil Penelitian dari Sumber Biaya Dari PT Biaya dari Luar

PT

Biaya Luar Negeri 1. Sains dan Teknologi 72 56 - 2. Ilmu Hayati dan Agro 161 137 46 3. Sosial dan Hukum 353 68 -

Jumlah 586 261 46

Dari data yang ada nampak kekuatan pada sisi ilmu hayati dan agrokomplek. Sedangkan kegiatan pada bidang sains dan teknologi masih perlu ditingkatkan dan mendapat perhatian khusus agar semakin berdaya.

Jumlah paten setiap tahun juga menunjukkan trend peningkatan begitu juga dana penelitian. Jumlah peningkatan paten dan dana penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.5. dan Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Besarnya Dana Penelitian dari Berbagai Sumber (2005-2007)

No. Sumber Dana Jumlah (juta rupiah)

1. UB 3.285

2. Luar UB 8.352

3. Kerja sama Dalam Negeri 20.062

Jumlah 31.700

Jumlah dosen dan mahasiswa yang semakin banyak terlibat dalam kegiatan penelitian berkorelasi dengan suasana akademik yang terbangun. Angka keikutsertaan dosen maupun jumlah anggaran yang dapat terserap dan teralokasikan menunjukkan trend positif dari waktu ke waktu. Kekuatan ini nampak terus dijaga dengan berbagai dorongan yang lebih aktif dan terstruktur oleh institusi. Peningkatan tata kelola yang semakin baik juga ikut mendorong peningkatan ini.

Gambar 2.4. Jumlah Usulan Penelitian UB Tahun Anggaran 2003-2007

Gambar 2.5. Perkembangan Jumlah Aplikasi Paten UB

Gambar

Gambar 2.1. Sebaran asal daerah mahasiswa UB  2004 - 2007
Gambar 2.2. Rata-rata Lama Studi Lulusan S-1  UB  2.002.202.402.602.803.003.203.403.603.804.00 2005/2006 2006/2007 2007/2008
Tabel 2.3. Besarnya Dana Penelitian dari Berbagai Sumber (2005-2007)
Gambar 2.6. Jumlah Kegiatan Pengabdian  Kepada Masyarakat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) terdapat pengaruh positif yang sangat signifikan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru yang ditunjukkan

Sebagaimana sekolah dasar pada umumnya, di sekolah ini selalu mengirimkan perwakilan untuk mengikuti olimpiade ataupun lomba matematika, namun ketika mengikuti

Setiap jawaban yang diinputkan pengguna akan dicocokkan dengan aturan dalam basis pengetahuan dan disimpan sebagai fakta baru dalam memori kerja.. Jika jawaban yang

BA hasil Musrenbang Nagari ttg Kesepakatan Rancangan RKP Nagari a.Wali Nagari mengarahkan perbaikan Rancangan RKP utk diperbaiki oleh TIM Penyusun RKP sesuai hasil

Berdasarkan kedua definisi diatas, kami simpulkan Foreign key adalah sebuah atau beberapa atribut dalam suatu tabel yang merupakan primary key dari tabel lainnya...

AKREDITASI PROGRAM STUDI MAGISTER EVALUASI DIRI PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG KATA PENGANTAR Puji syukur

Sistematika Renstra FTUB ini, mengacu pada Renstra Universitas Brawijaya dan tujuh komponen evaluasi sebagaimana digunakan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan

• 8uru meminta peserta didik untuk megajukan pertanyaan "erdasarkan apa yang tela# diamati, pertanyaan yang di#arapkan ;apa yang akan terjadi ketika campuran kapur