• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unnes Journal of Biology Education

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Unnes Journal of Biology Education"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Unnes.J.Biol.Educ. 2 (1) (2013)

Unnes Journal of Biology Education

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujeb

PEMBELAJARAN GALLERY WALK BERPENDEKATAN CONTEXTUAL

TEACHING LEARNING MATERI SISTEM PENCERNAAN DI SMA

Sri Widarti

, Endah Peniati

, Priyantini Widiyaningrum

Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Negeri Semarang, Indonesia Gedung D6 Lt.1 Jl Raya Sekaran Gunungpati Semarang Indonesia 50229

Info Artikel

________________ Sejarah Artikel: Diterima April 2013 Disetujui Mei 2013 Dipublikasikan Mei 2013 ________________ Keywords: Contextual Teaching Learning, Digestive system, Gallery walk ____________________

Abstrak

___________________________________________________________________

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran Gallery walk berpendekatan CTL terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan makanan di SMA Negeri 1 Gringsing. Jenis penelitian Quasi experimental dengan Control group pre test-post test design. Populasi yang sekaligus sampel yaitu kelas XI IPA yang terdiri dari kelas XI IPA1 dan XI IPA2. Variabel bebas berupa pembelajaran Gallery walk berpendekatan CTL materi sistem pencernaan makanan sedangkan variabel terikat adalah aktivitas dan hasil belajar siswa. Data penelitian berupa aktivitas siswa diambil dengan lembar observasi dan hasil belajar diambil dengan lembar penilaian soal. Data aktivitas siswa dianalisis secara deskriptif kuantitatif persentase sedangkan hasil belajar dianalisis dengan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah siswa kelas eksperimen yang sangat aktif dan aktif 81,06%, sedangkan kelas kontrol 58,91%. Rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar 80,89 dengan ketuntasan klasikal 93,18% sedangkan kelas kontrol sebesar 74,08 dengan ketuntasan klasikal 55,81%. Hasil analisis menggunakan uji t menunjukkan terdapat perbedaan hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kesimpulannya pembelajaran Gallery walk berpendekatan CTL berpengaruh positif terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan di SMA Negeri 1 Gringsing.

Abstract

___________________________________________________________________

This study aimed to find out the effect of Gallery walk learning approaches and CTL upon the activities and the students’ learning outcomes on digestive system materials at SMA Negeri 1 Gringsing. The research was Quasi experiment with Control group pre test-post test design. The population and its sample altogether were grade XI science students from grade XI IPA1 and XI IPA2. The independent variable was the Gallery walk learning approaches with CTL on digestive system materials while the dependent variables were the activity and the students’ learning outcomes. The data of research were student activity taken by observation sheet and students’ learning outcomes taken by question assessment sheet. The data of students activity was analyzed by quantitatively descriptive percentage while the students’ learning outcomes were analyzed by t test. The result showed that number of students of experimental class who were very active and active were 81,06% while those of control class were 58,91%. The average of result students’ learning outcomes of experimental class was 80,89 with classical completeness 93,18% and that of control class was 74,08 with classical completeness 55,81%. The analysis using T-test showed that there was difference between the result of learning between experimental class and control class. The conclusion was that Gallery walk learning approaches with CTL brought a positive effect on students’ activity and learning outcomes on digestive system learning materials at SMA Negeri 1 Gringsing.

© 2013 Universitas Negeri Semarang

Alamat korespondensi:

(2)

S Widarti/ Unnes Journal of Biology Education 2 (1) (2013)

11 PENDAHULUAN

Pembelajaran biologi di SMA banyak mengalami kesulitan. Salah satunya dapat disebabkan oleh karakteristik materi yang terdapat pada pelajaran biologi tersebut. Banyak siswa mengalami kesulitan untuk memahami biologi terutama konsep fisiologis yang abstrak dan membutuhkan banyak hapalan (Lazarowitz 1992). Michael (dalam Lazarowitz 1992) menyatakan terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan materi fisiologis dianggap sulit, yaitu karakteristik materi biologi yang akan dipelajari, cara mengajarkan materi, dan modal awal siswa yang akan mempelajari materi.

Hasil Observasi di SMA Negeri 1 Gringsing dan wawancara dengan guru biologi diketahui bahwa kemampuan siswa dalam pembelajaran kurang baik, dari dua kelas XI IPA yang ada baru 55 % yang telah mencapai ketuntasan belajar ≥ 75 pada mata pelajaran biologi Semester Ganjil Tahun Ajaran 2011/ 2012. Aktivitas belajar siswa yang meliputi kemampuan bertanya dan menanggapi, mengemukakan pendapat, menjawab atau memberikan tanggapan terhadap pertanyaan kurang aktif. Berbagai upaya telah dilakukan guru untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Namun, masih tetap ada siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar. Strategi yang sering digunakan adalah melibatkan siswa dalam diskusi kelompok, tetapi strategi ini kurang efektif. Kebanyakan siswa pasif sebagai pendengar sementara komunikasi di kelas hanya dikuasai beberapa siswa. Untuk memperbaiki kondisi tersebut, suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga siswa mendapat kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain. Dalam interaksi ini siswa akan membentuk komunitas yang memungkinkan mereka untuk menyukai proses belajar yang menarik dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar (active learning).

Pembelajaran Gallery walk merupakan suatu teknik diskusi yang membuat siswa keluar dari tempat duduk mereka dan aktif dalam mengumpulkan konsep kalimat penting, menulis,

dan berbicara di depan umum (Francek 2006). Hal tersebut telah dibuktikan oleh Azizah (2010) bahwa penggunaan metode Gallery walk dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Qur’an-Hadits di MAN Lamongan yang dilihat dari persentase ketuntasan belajar dari 72,7 % menjadi 88,6 %. Keunggulan pembelajaran ini siswa dapat berpartisipasi aktif, saling belajar dari teman, pembelajaran menjadi menyenangkan sehingga siswa menjadi termotivasi yang mengakibatkan hasil dan aktivitas belajar siswa menjadi lebih baik.

Esensi pembelajaran Contextual Teaching

Learning (CTL) adalah membantu siswa

mengaitkan materi yang dipelajari dengan situasi dunia nyata mereka dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Kurniastuti (2006) telah membuktikan hal tersebut melalui hasil penelitiannya bahwa pendekatan CTL pada materi ekosistem dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMP 1 Doro-Pekalongan yaitu dari nilai rata-rata 69,12 menjadi 85,91 dengan ketuntasan belajar 62,50% menjadi 92,50%. Keaktifan siswa saat kegiatan praktikum juga meningkat selama proses pembelajaran. Oleh karena itu, kombinasi model pembelajaran

Gallery walk berpendekatan CTL diharapkan

dapat berpengaruh lebih baik terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan pemaparan di atas, permasalahan yang diajukan adalah Apakah pembelajaran Gallery walk berpendekatan CTL dapat berpengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan makanan di SMA Negeri 1 Gringsing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran Gallery walk berpendekatan CTL terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan makanan di SMA Negeri 1 Gringsing.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian Quasi experimental dengan

Control group pre test-post test design. Populasi

(3)

S Widarti/ Unnes Journal of Biology Education 2 (1) (2013)

12

SMA Negeri 1 Gringsing Kabupaten Batang Tahun Ajaran 2011/2012 yang terdiri dari XI IPA1 dan XI IPA2 berjumlah 87 siswa. Satu kelas sebagai kelas eksperimen (XI IPA1) memperoleh pembelajaran Gallery walk berpendekatan CTL, sedangkan yang lain sebagai kelas kontrol (XI IPA2) mendapat pembelajaran diskusi dan ceramah.

Variabel bebas adalah penerapan pembelajaran Gallery walk berpendekatan CTL materi sistem pencernaan makanan. Variabel terikat adalah aktivitas dan hasil belajar siswa dengan variabel kendali jumlah jam pelajaran, guru, dan soal evaluasi.

Data dalam penelitian ini berupa pre tes, aktivitas siswa, hasil belajar, kinerja guru, tanggapan guru, dan tanggapan siswa. Data pre tes diambil dengan memberikan tes awal sebelum perlakuan. Data aktivitas siswa diambil dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. Data hasil belajar siswa diambil dengan

menggunakan instrument penilaian tugas, LDS, dan pos tes. Data kinerja guru diambil dengan lembar observasi. Data tanggapan guru diambil dengan lembar pedoman wawancara guru. Data tanggapan siswa diambil dengan lembar angket tanggapan siswa. Data pre tes dianalisis dengan N-gain. Data aktivitas siswa, kinerja guru, dan tanggapan siswa dianalisis secara deskriptif kuantitatif persentase. Data hasil belajar dianalisis dengan uji t. data tanggapan guru dianalisis secara deskriptif kualitatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Aktivitas siswa

Hasil observasi aktivitas belajar siswa digunakan untuk mengetahui keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Ringkasan hasil observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Aktivitas siswa secara klasikal selama pembelajaran Gallery walk berpendekatan CTL pada materi sistem pencernaan makanan di SMA Negeri 1 Gringsing

Aktivitas siswa

Kelas eksperimen Kelas kontrol ∑ Siswa pert. I (%) ∑ Siswa pert. II (%) ∑ Siswa pert. III (%) ∑ Siswa pert. I (%) ∑ Siswa pert. II (%) ∑ Siswa pert. III (%) Sangat aktif 36.36 31.82 36.36 4.65 11.63 18.60 Aktif 36.36 56.82 45.46 41.86 48.84 51.16 Cukup aktif 25 11.36 18.18 44.19 37.21 30.23 Kurang aktif 2.27 0 0 9.30 2.32 0 Tidak aktif 0 0 0 0 0 0

Sangat Aktif & Aktif 72.72 88.64 81.82 46.51 60.47 69.76

Rata-rata 81.06 58.91

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa rata-rata jumlah siswa yang sangat aktif dan aktif pada kelas eksperimen sebesar 81,06%, sedangkan kelas kontrol sebesar 58,91%. Hal ini menunjukkan aktivitas siswa kelas eksperimen lebih baik daripada aktivitas siswa kelas kontrol sehingga pembelajaran Gallery walk

berpendekatan CTL pada materi sistem pencernaan makanan berpengaruh lebih baik terhadap aktivitas belajar siswa. Pembelajaran

Gallery walk berpendekatan CTL dapat menarik

minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran biologi yang dianggap masih sulit, abstrak, dan

membutuhkan banyak hafalan sehingga dapat mengoptimalkan aktivitas siswa.

Penerapan pembelajaran Gallery walk berpendekatan CTL pada materi sistem pencernaan makanan menuntut siswa untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran karena tanpa hal tersebut pembelajaran tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Dalam pembelajaran ini siswa saling belajar dan berbagi pengetahuan mengenai materi system pencernaan dengan temannya, karena guru hanya berperan sebagai motivator dan fasilitator. Siswa dibina dan dikembangkan keaktifannya

(4)

S Widarti/ Unnes Journal of Biology Education 2 (1) (2013)

13

baik di dalam maupun di luar kelompoknya melalui presentasi materi sistem pencernaan makanan yang telah didapatkan ketika eksplorasi, tanya jawab di dalam maupun di luar stand kelompoknya, berpikir kritis dalam pembuatan konsep yang ditampilkan di majalah dinding (mading) maupun ketika diskusi, dan diberikan kesempatan untuk mendapat pengalaman nyata dalam pelaksanaan aktivitas belajar meliputi perhatian siswa terhadap penjelasan guru dan teman, bertanya, menjawab pertanyaan, memberikan pendapat/ sanggahan, kerjasama, diskusi kelompok, penyelesaian tugas, presentasi, dan membuat rangkuman/ kesimpulan. Pembelajaran tidak hanya terjadi antara guru dan siswa tetapi juga antara siswa dengan siswa sehingga siswa yang belum memahami materi bisa bertanya dengan temannya tanpa rasa takut atau malu. Siswa terlihat lebih menikmati suasana pembelajaran karena tidak seperti biasanya yang hanya mendengarkan apa yang disampaikan guru, siswa juga terlihat lebih senang, tertarik, dan termotivasi dalam kegiatan pembelajaran ini

sehingga perhatian dan semangat belajar siswa menjadi lebih tinggi yang berakibat aktivitas siswa dalam pembelajaran juga tinggi.

Pada pembelajaran ceramah dan diskusi yang diterapkan di kelas kontrol, aktivitas kelas lebih sering didominasi oleh siswa tertentu saja sedangkan yang lainnya lebih memilih untuk diam dan mendengarkan. Guru sudah berusaha untuk membujuk agar semua siswa aktif dalam pembelajaran, misalnya dalam hal mengemukakan jawaban guru menunjuk siswa yang cenderung diam agar mau memberikan pendapat. Hasilnya, beberapa berhasil membuat siswa tersebut berbicara tetapi beberapa juga hanya diam dan menjawab tidak tahu. Ketika ada siswa yang presentasi pun hanya ditanggapi oleh beberapa siswa saja.

2. Selisih nilai sebelum dan setelah perlakuan

Untuk mengetahui apakah pembelajaran

Gallery walk berpendekatan CTL dapat

meningkatkan nilai siswa kelas XI SMA N 1 Gringsing dilakukan pengukuran normalitas gain (N-gain) dari nilai pre tes dan pos tes (Tabel 2). Tabel 2 Pengukuran N-gain hasil belajar siswa pada pembelajaran Gallery walk berpendekatan CTL

materi sistem pencernaan makanan di SMA N 1 Gringsing

Kategori Kriteria Kelas XI IPA1 (Eksperimen) Kelas XI IPA2 (Kontrol)

Jumlah % Jumlah %

g > 0,7 Tinggi 18 40.91 2 4.65 0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang 25 56.82 35 81.40 g < 0,3 Rendah 1 2.27 6 13.95

Berdasarkan hasil analisis normalitas gain, diketahui pada kelas eksperimen siswa yang memperoleh gain tinggi sebesar 40,91%, sedangkan pada kelas kontrol sebesar 4,65%. Semakin tinggi nilai gain, maka semakin baik peningkatan nilai siswa, hal ini dapat diartikan semakin baik pula pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Peningkatan nilai gain pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, sehingga dapat diartikan treatment yang diberikan pada kelas eksperimen mampu meningkatkan nilai siswa. Cahyono (2011) mengemukakan bahwa Gain yang rendah mempunyai dua pengertian yaitu: 1) Gain rendah disebabkan karena nilai pre tes siswa sudah tinggi

sehingga pada saat pos tes tidak banyak mengalami peningkatan yang biasanya dialami oleh siswa yang mempunyai tingkat kecerdasan yang tinggi sehingga treatment tidak terlalu berpengaruh terhadap siswa tersebut, dan 2) Gain rendah disebabkan karena memang siswa mempunyai nilai rendah pada saat pre tes dan pos tes. Dalam penelitian ini, gain rendah disebabkan oleh perolehan nilai pre tes dan pos tes yang rendah pada siswa tersebut.

Treatment yang diberikan pada kelas

eksperimen menyebabkan aktivitas siswa dalam pembelajaran sangat tinggi sehingga siswa lebih mudah memahami dan mengingat materi yang dipelajari. Siswa menjadi lebih mudah mengingat

(5)

S Widarti/ Unnes Journal of Biology Education 2 (1) (2013)

14

dan memahami macam makanan bergizi dan fungsinya bagi manusia, cara menguji kandungan zat gizi yang terdapat dalam bahan makanan, proses pencernaan pada manusia dan vertebrata, serta gangguan atau penyakit yang terjadi dalam sistem pencernaan manusia. Pada pembelajaran

Gallery walk berpendekatan CTL ini siswa

mengaplikasikan apa yang dipelajarinya dengan mengkomunikasikan dan membagi pada temannya. Kemampuan berbicara siswa juga dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan tanya jawab dan presentasi. Pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman secara langsung

dan terlibat aktif dalam pembelajaran menyebabkan ketika diberikan soal pos tes siswa merasa lebih mudah dalam mengerjakan sehingga terjadi peningkatan nilai pre tes ke pos tes yang lebih tinggi.

3. Hasil belajar siswa

Hasil belajar siswa diperoleh dari gabungan nilai tugas yang diberi bobot satu, LDS berbobot dua, dan pos tes berbobot tiga kemudian gabungan nilai tersebut dibagi enam. Siswa dianggap memenuhi KKM jika nilai hasil belajar ≥ 75 (Tabel 3).

Tabel 3 Hasil belajar siswa dalam pembelajaran Gallery walk berpendekatan CTL pada materi sistem pencernaan makanan di SMA Negeri 1 Gringsing

Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Jumlah siswa 44 43

Nilai tertinggi 87.79 81.76

Nilai terendah 64.24 65.47

Rata-rata hasil belajar 80.89 74.08

Jumlah siswa tuntas 41 24

Jumlah siswa tidak tuntas 3 19

Ketuntasan klasikal (%) 93.18 55.81 Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa

rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen adalah 80,89 dengan ketuntasan klasikal 93,18%, sedangkan kelas kontrol adalah 74,08 dengan ketuntasan klasikal 55,81%. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Azizah (2010) bahwa penggunaan metode Gallery walk dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Qur’an-Hadits di MAN Lamongan yang dilihat dari persentase ketuntasan dalam belajar dari 72,7% menjadi 88,6%. Penelitian lain yang mendukung yaitu penelitian yang dilakukan oleh Ghufron (2011) yang hasilnya penggunaan metode Gallery walk dan Small group dapat meningkatkan efektivitas belajar siswa kelas VIII E pada mata pelajaran PAI. Indikator peningkatan efektivitas ditandai dengan meningkatnya aktivitas, minat, dan perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran, semangat dan motivasi dalam mengerjakan tugas dan berusaha keras untuk menyelesaikan tugas itu, rasa ingin tahu siswa yang sangat tinggi untuk

bertanya dan banyak mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari.

Dari Tabel 3, dapat dilihat juga jumlah siswa yang memperoleh nilai hasil belajar ≥ 75 sebesar 41 siswa pada kelas eksperimen sedangkan pada kelas kontrol sebesar 24 siswa. Hasil ini menunjukkan bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dibandingkan hasil belajar kelas kontrol. Uji perbedaan dua rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan uji t menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dibandingkan kelas kontrol sehingga pembelajaran. Gallery walk berpendekatan CTL pada materi sistem pencernaan makanan berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1 Gringsing.

Hasil belajar yang optimal bisa dicapai dengan menekankan adanya aktivitas siswa baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional. Dalam pembelajaran Gallery walk berpendekatan CTL siswa dibina dan dikembangkan keaktifannya baik di dalam

(6)

S Widarti/ Unnes Journal of Biology Education 2 (1) (2013)

15

maupun di luar kelompoknya melalui presentasi materi, tanya jawab, berpikir kritis dalam pembuatan konsep, dan diberikan kesempatan untuk mendapat pengalaman nyata dalam pelaksanaan aktivitas belajar. Suasana pembelajaran Gallery walk berpendekatan CTL pada materi sistem pencernaan ini menjadi lebih hidup dan lebih aktif sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif. Sebagian besar siswa sudah berani bertanya mengenai materi yang berkaitan dengan sistem pencernaan makanan meskipun kualitas pertanyaannya masih kurang menarik dan kurang relevan. Sebagian besar siswa juga sudah mampu mengorganisasi kata-kata untuk menjelaskan konsep di dalam materi sistem pencernaan, misalnya tentang macam-macam organ, saluran, kelenjar pencernaan, dan proses yang terjadi di dalamnya. Hal ini sesuai dengan teori Sardiman (2009) bahwa dengan aktivitas belajar yang optimal, siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Hal ini juga didukung hasil penelitian Horbrook dan Kolodner (2000) bahwa dalam sebagian besar kelas yang menggunakan pembelajaran Gallery walk, siswa cukup terampil berbicara materi, siswa mampu belajar untuk menghormati ide-ide masing-masing, dan berharap untuk saling belajar satu sama lain. Penelitian lain yang mendukung adalah hasil penelitian Majiasih (2012) yang hasilnya siswa dapat menggunakan Gallery walk untuk meningkatkan kemampuan berbicara mereka karena Gallery walk dapat membantu mereka menemukan ide untuk berbicara, kosa kata baru, dan memungkinkan siswa untuk dapat belajar dari teman.

Gallery walk merupakan salah satu

pembelajaran kooperatif karena selama pembelajaran terjadi kegiatan kooperatif yaitu kegiatan kerjasama dalam menyelesaikan tugas dan diskusi. Tugas yang diberikan misalnya membuat media presentasi berupa majalah dinding, mengerjakan LDS, membuat pertanyaan yang dikemas dalam bentuk teka teki silang dan word square. Pada pembelajaran kooperatif siswa diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerjasama dengan baik di dalam kelompok misalnya menjadi pendengar dan pembicara yang baik.

Ratumanan (2004) diacu dalam Azal (2009) menyatakan bahwa selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah berupaya mencapai ketuntasan belajar. Adanya pembelajaran kooperatif dapat membuat siswa bekerjasama dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas yang telah diberikan guru. Hasil penelitian yang mendukung adalah penelitian Ghazali (2001) diacu dalam Setiawan (2008) yang menunjukkan bahwa dorongan dari anggota kelompok mampu menumbuhkan rasa percaya diri seorang siswa sehingga siswa mampu menyumbangkan pikirannya yang berguna bagi penyelesaian tugas kelompok. Berdasarkan teori dan hasil penelitian tersebut, gagasan tentang penggunaan pembelajaran

Gallery walk berpendekatan CTL dalam

pembelajaran biologi dalam penelitian ini diharapkan dapat menarik minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran biologi yang dianggap masih sulit, abstrak, dan membutuhkan banyak hafalan sehingga diharapkan dapat mengoptimalkan hasil belajar siswa. Seperti yang dikemukakan Ratumanan dalam Azal (2009) bahwa implementasi pembelajaran kontekstual dapat digabungkan dengan pembelajaran kooperatif dalam hal ini adalah Gallery walk.

4. Kinerja guru, tanggapan guru, dan tanggapan siswa

Aktivitas dan hasil belajar siswa dalam kelas dipengaruhi oleh kinerja guru. Guru merupakan faktor eksternal yang berperan penting dalam pencapaian hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Mulyasa (2006) yang menyatakan bahwa kualitas pembelajaran sangat bergantung pada kemampuan profesional guru, terutama dalam memberikan kemudahan belajar kepada siswa secara efektif dan efisien.

Kinerja guru selama pembelajaran Gallery

walk berpendekatan CTL pada materi sistem

pencernaan makanan di SMA Negeri 1 Gringsing mencapai persentase 88,14% dengan kriteria sangat baik, sedangkan persentase tanggapan siswa sebesar 70% setuju dengan pembelajaran

Gallery walk berpendekatan CTL dengan kriteria

(7)

S Widarti/ Unnes Journal of Biology Education 2 (1) (2013)

16

tersebut dapat mendukung pencapaian aktivitas dan hasil belajar yang lebih baik.

Kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran Gallery walk berpendekatan CTL selama tiga pertemuan dinyatakan sangat baik yakni sebesar 88,14%. Kinerja guru yang sangat baik tersebut dapat mendukung pencapaian aktivitas dan hasil belajar siswa yang optimal pada kelas eksperimen. Meskipun kinerja guru sangat baik tetap ada beberapa aspek kinerja yang dilaksanakan oleh guru belum secara optimal di kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu kinerja guru dalam memberikan apersepsi dan motivasi, mengkomunikasikan tujuan pembelajaran, berperan sebagai motivator dan fasilitator, memberikan klarifikasi dan penguatan terhadap hasil diskusi siswa, dan menutup pelajaran. Guru kadang-kadang melakukan apersepsi dan motivasi serta sempat mengkomunikasikan tujuan pembelajaran. Namun, ada kecenderungan bahwa guru tidak melakukan apersepsi dan motivasi serta mengkomunikasikan tujuan pembelajaran karena langsung masuk pada inti pembelajaran. Selain itu, pada kinerja mengkomunikasikan tujuan pembelajaran guru menganggap bahwa hal tersebut hanya perlu disampaikan pada awal pertemuan saja sedangkan untuk selanjutnya tidak perlu disampaikan lagi. Guru dalam pembelajaran di kelas kontrol kurang dapat berperan sebagai motivator dan fasilitator dikarenakan pada pembelajaran ini guru bertindak sebagai penceramah materi. Guru dalam memberikan klarifikasi dan penguatan terhadap hasil diskusi siswa belum dinyatakan baik karena keterbatasan waktu saat pembelajaran, sehingga guru hanya menyuruh masing-masing siswa mengecek sendiri di sumber belajar. Pada pertemuan pertama di kelas eksperimen, kinerja guru berupa menutup pelajaran belum terlaksana karena pengelolaan waktu yang belum optimal. Sebelum pelajaran ditutup waktu sudah habis dan sebagian siswa sudah berhamburan keluar dari kelas.

Tanggapan siswa diperoleh dengan memberikan lembar angket yang berisi 10 butir pernyataan tentang pembelajaran yang diterapkan guru dan diisi oleh siswa setelah

mengerjakan tes evaluasi pada pertemuan ke 4 (terakhir). Lembar angket memiliki tingkatan respon mulai dari sangat setuju (SS), setuju (S), cukup setuju (CS), kurang setuju (KS), dan tidak setuju (TS), kemudian dihitung masing-masing persentase tanggapannya.

Tanggapan siswa yang setuju terhadap pembelajaran Gallery walk berpendekatan CTL pada materi sistem pencernaan makanan masuk pada kriteria tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis angket yang diberikan pada kelas eksperimen yang terdiri dari 10 item pernyataan didapatkan rata-rata persentase angket 70% siswa setuju pada pembelajaran Gallery walk

berpendekatan CTL. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sangat antusias dalam pembelajaran

Gallery walk berpendekatan CTL, meski masih

ada 4,55% siswa yang tidak setuju dengan konsep materi yang disajikan jelas dan lebih paham diterangkan dengan pembelajaran Gallery walk berpendekatan CTL. Hal tersebut wajar mengingat gaya belajar masing-masing siswa berbeda, ada yang lebih suka dengan mendengarkan penjelasan dari guru dan ada yang suka belajar bersama temannya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi, guru memberikan tanggapan positif terhadap proses pembelajaran Gallery walk berpendekatan CTL pada materi sistem pencernaan makanan. Pembelajaran ini dapat membuat siswa lebih aktif dan kreatif dalam belajar, siswa juga lebih tertarik dan senang dalam belajar sehingga membantu mempermudah pemahaman dan penguasaan serta pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini sesuai yang dikemukakan Francek (2006) bahwa pembelajaran Gallery walk memberikan berbagai kesempatan seperti memungkinkan siswa tertarik pada pembelajaran, menyampaikan pertanyaan atau tanggapan sesuai istilah dan bahasa siswa sendiri. Adanya kombinasi dengan pendekatan CTL menjadikan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan tetapi tetap mengedepankan pemahaman siswa terhadap materi.

Pembelajaran Gallery walk berpendekatan CTL memerlukan suatu perencanaan yang lebih matang, pengontrolan siswa yang baik, dan pengelolaan waktu yang lebih baik sehingga

(8)

S Widarti/ Unnes Journal of Biology Education 2 (1) (2013)

17

proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Pembelajaran ini memberi kesempatan siswa bebas bergerak mencari atau mempelajari materi di stand pembelajaran sehingga kadang-kadang siswa terlalu asyik pada satu stand bahkan bercanda yang tidak penting sehingga tidak mendengar instruksi dari guru. Hal inilah yang dirasakan guru sebagai kendala atau kesulitan. Sesuai yang dikemukakan Francek (2006) sebuah Gallery walk bukan tanpa tantangan. Perhatian harus ditekankan dalam mempersiapkan pertanyaan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan mendapatkan semua siswa untuk berpartisipasi bisa menjadi suatu tantangan.

Pembelajaran Gallery walk berpendekatan CTL ini mudah dipahami oleh guru karena hampir mirip dengan pembelajaran Jigsaw yang pernah dipelajari guru tetapi ada beberapa modifikasi yang membuat berbeda. Materi sistem pencernaan makanan yang disampaikan dalam

Gallery walk berpendekatan CTL sudah

mencakup semua indikator yang ada dan sudah sesuai dengan SK dan KD. Suasana belajar menjadi lebih aktif karena masing-masing siswa dalam stand melakukan presentasi dan bebas mengajukan pertanyaan atau tanggapan. Adanya kreativitas siswa dalam membuat dan menyiapkan media menjadi salah satu wujud ketertarikan siswa pada pembelajaran dan adanya tanya jawab membuat siswa termotivasi untuk belajar lebih giat lagi agar mampu menjawab pertanyaan maupun mengajukan pertanyaan. Kreativitas ini menurut Holbrook dan Kolodner (2000) terletak pada tantangan untuk merancang bookstand kualitas terbaik dengan jumlah uang yang sedikit pada pertemuan selanjutnya. Siswa berlomba-lomba membuat stand materi yang paling menarik dan mengemas tampilan majalah dinding mereka dengan berbagai kreasi.

Pembelajaran Gallery walk berpendekatan CTL memiliki kekurangan yaitu memerlukan persiapan yang cukup lama untuk persiapan

media belajar dan bisa membutuhkan biaya untuk pembuatan medianya. Namun secara umum guru menyatakan hal yang baik terhadap pembelajaran ini dan tertarik untuk menerapkan dalam materi-materi lainnya dengan alasan pembelajaran Gallery walk berpendekatan CTL menarik dan menyenangkan.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Gallery walk berpendekatan CTL berpengaruh positif terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan makanan di SMA Negeri 1 Gringsing. Rata-rata jumlah siswa yang sangat aktif dan aktif pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, yaitu 81,06% > 58,91%. Rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen juga lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, yaitu 80,89 > 74,08 dengan ketuntasan klasikal 93,18% > 55,81%.

DAFTAR PUSTAKA

Azal AQ. 2009. Pembelajaran Kontekstual dengan Strategi Belajar Kooperatif TGT untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar. Jurnal Pendidikan Biologi UMM 1(1):1-14.Arends LR. 2008. Learning to Teach (seventh edition). New York: McGraw Hill Companies.

Azizah R. 2010. Efektivitas Penerapan Metode Gallery

Walk (Pameran Berjalan) Dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran Qur’an Hadits Di Madrasah Aliyah Negeri Lamongan (Skripsi). Surabaya: IAIN Sunan Ampel.

Cahyono MA. 2012. Pembelajaran E-Learning dengan Model Posting pada Materi Sistem Reproduksi Kelas XI SMA Negeri 2 Ungaran (Skripsi). Semarang. Universitas Negeri Semarang. Francek M. 2006. Promoting discussion in the science

classroom using gallery walks. Journal of College Science Teaching:27-31.

Ghufron. 2011. Implementasi Metode Gallery Walk

dan Small Group Discussion dalam

Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VIII E di SMP Negeri 1 Banyuanyar Probolinggo (Skripsi).

Diunduh di

http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/ introduction/07110106-ghufron.ps Tanggal 1 September 2012 Holbrook J dan Kolodner JL. 2000. Scaffolding the

(9)

S Widarti/ Unnes Journal of Biology Education 2 (1) (2013)

18 Classroom. Fourth International Conference of learning Sciences. Hal 221-227

Lazarowitz HR. 1992. Understanding students' interactive behavior: Looking at six mirrors of classroom. The Anatomy of Group Learning: hal 71 -102.

Majiasih H. 2012. The Effectiveness of Gallery Walk to Teach Speaking Viewed from the Students’ Self-Esteem (Tesis). Surakarta. English Education Department of graduate School, Sebelas Maret University of Surakarta. Diunduh di http://pasca.uns.ac.id/?p =2268 Tanggal 3 September 2012.

Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Suatu Panduan Praktis. Bandung: Rosdakarya.

Sardiman AM. 2009. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Setiawan IGAN. 2008. Penerapan Pengajaran

Kontekstual Berbasis Masalah untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X2 SMA Laboratorium Singaraja. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan 2(1), 42-59.

Gambar

Tabel 1  Aktivitas siswa secara klasikal selama pembelajaran Gallery walk berpendekatan CTL pada  materi sistem pencernaan makanan di SMA Negeri 1 Gringsing
Tabel 2  Pengukuran N-gain hasil belajar siswa pada pembelajaran Gallery walk berpendekatan CTL  materi sistem pencernaan makanan di SMA N 1 Gringsing
Tabel 3  Hasil belajar siswa dalam pembelajaran Gallery walk berpendekatan CTL pada materi sistem  pencernaan makanan di SMA Negeri 1 Gringsing

Referensi

Dokumen terkait

Untuk tampilan yang tidak memerlukan akses ke data source atau logika bisnis tertentu, View Helper berfungsi menampilkan tampilan halaman web yang sesuai dengan request dari

Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian, secara umum dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran, berjalan dengan efektif setelah diberikan model

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah spermatozoa setelah dilakukan pemberian Monosodium Glutamate dengan beberapa tingkat dosis pada tikus jantan

Terkait substansi penanggulangan kemiskinan, ada baiknya bila Lampung fokus pada pertanian dan perdesaan yang sebagian besar adalah pertanian rakyat.. Pertanian

Jika ada idea besar dan kecil, yang kalian rasa dapat membantu menjayakan Johor yang Berkemajuan, yang boleh membantu sekolah kita berfungsi dengan lebih baik,

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak limpahan berkat dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi sesuai

Dalam penelitian pembangunan aplikasi ini dapat dianalisa dan dikembangkan menjadi beberapa fungsionalitas meliputi aplikasi mampu membuat daftar belanja beserta

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data pada bab sebelumnya, secara umum disimpulkan bahwa terdapat perbedaan motivasi belajar antara siswa yang menggunakan