• Tidak ada hasil yang ditemukan

RINGKASAN TESIS NO BAB I S I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RINGKASAN TESIS NO BAB I S I"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

NO

BAB

I S I

1. PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang

Fenomena menarik bahwa pemerintah kecamatan sebagai salah satu pelaku PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Konawe belum sepenuhnya memberikan kesempatan bagi masyarakat setempat untuk membuat perencanaan, pelaksanaan, dan mengevaluasi kegiatan, termasuk dalam kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan. Pola komunikasi dan strategi komunikasi yang terjalin antara pemerintah, pelaku PNPM Mandiri Perdesaan tingkat kecamatan dan desa, serta masyarakat pun lebih terkesan komunikasi satu arah, kurang partisipatif, dan kurang interaktif. Artinya tidak adanya umpan balik dari masyarakat, bahkan acap kali menimbulkan konflik antara pelaku PNPM Mandiri Perdesaan, pemerintah kecamatan dan masyarakat setempat.

Gangguan komunikasi antar pelaku PNPM Mandiri Perdesaan, pemerintah kecamatan, dan masyarakat di Kecamatan Konawe cukup mengganggu implementasi PNPM Mandiri Perdesaan itu sendiri. Misalnya, masyarakat kerap beranggapan PNPM Mandiri Perdesaan lebih memberi keuntungan bagi pemerintah masyarakat ketimbang mereka. Hal ini bila dibiarkan akan mengakibatkan setiap proses kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan terganggu.

1.2.Rumusan masalah :

Berdasarkan latar belakang dari permasalahan yang dikemukan

penulis maka rumusan masalah yang akan dikaji lebih jauh

adalah :

1. Bagaimanakah pola komunikasi dalam PNPM Mandiri

Perdesaan?

2. Bagaimanakah strategi komunikasi dalam PNPM Mandiri

Perdesaan? 1.3.Tujuan penelitian

1. Untuk mendeskripsikan pola komunikasi dalam PNPM Mandiri Perdesaan.

2. Untuk mendeskripsikan strategi komunikasi dalam PNPM Mandiri Perdesaan.

1.4. Manfaat penelitian A. Manfaat Terhadap Ilmu

Diharapkan akan memberikan sumbangsih pada perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya mengenai pola dan strategi komunikasi terhadap program pemberdayaan masyarakat, seperti PNPM Mandiri Perdesaan. Ilmu pengetahuan yang relevan seperti ilmu komunikasi, komunikasi pembangunan, sosiologi komunikasi, sosiologi dan sebagainya.

B. Manfaat Terhadap Pemerintah

(2)

nasional untuk memperbaiki kualitas implementasi program pemberdayaan masyarakat sehingga tujuan program pemberdayaan masyarakat tersebut yaitu mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran tercapai, dan dampak panjangnya adalah peningkatan partisipasi masyarakat.

C. Manfaat Terhadap Masyarakat

Penelitian diharapkan memberikan informasi mengenai pengaruh pola dan strategi komunikasi terhadap program pemberdayaan masyarakat, seperti PNPM Mandiri Perdesaan. Informasi tersebut dijadikan sebagai bahan masukan bagi masyarakat untuk lebih terlibat aktif pada program pemberdayaan masyarakat, yaitu PNPM Mandiri Perdesaan khususnya masyarakat di Kecamatan Konawe, Kabupaten Konawe dan umumnya bagi masyarakat yang kecamatannya ikut serta pada PNPM Mandiri Perdesaan.

D. Manfaat Terhadap Peneliti Untuk Mengkaji Penelitian Berikutnya

Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya, terutama yang berkaitan dengan pola komunikasi, strategi komunikasi, dan progam pemberdayaan masyarakat, khususnya PNPM Mandiri Perdesaan.

2. TINJAUAN

PUSTAKA 2.1.1. Konsep KomunikasiSecara konseptual pengertian komunikasi pada dasarnya menekankan pada proses keyakinan atau upaya pengubahan perilaku, sebagaimana yang digambarkan oleh Littlejohn (Ndraha, 2000) menyatakan bahwa komunikasi diartikan sebagai proses keyakinan untuk mengubah sikap perilaku.

2.1.2. Konsep Pola Komunikasi

- Pola komunikasi merupakan tindakan atau tingkah laku dari seseorang, kelompok atau organisasi yang memberikan ciri tertentu dari seseorang, kelompok atau organisasi tersebut tanpa disadarinya. Pace dan Faules (2006) mendefinisikan bahwa pola komunikasi adalah jaringan komunikasi terdiri atas individu-individu yang saling berhubungan dijalin dengan arus informasi yang sudah direncanakan.

- Pace dan Faules (2006) mengungkapkan pendekatan komunikasi ini memiliki lima pola penting meliputi : a) pola komunikasi penyadaran (conscientization); b) pola komunikasi konvergen; c) pola komunikasi ranah publik (public sphere); d) pola komunikasi akar rumput (grassroots communication); dan e) pola komunikasi evaluasi.

1). Pola Komunikasi Penyadaran (Conscienzation)

Kata conscienzation berasal dari kata dalam bahasa Inggris conscious artinya kesadaran. Istilah conscious berasal dari bahasa Latin cum (yang artinya bersama dengan) dan scire (mengetahui). 2). Pola komunikasi konvergensi adalah pola komunikasi yang mempersyaratkan adanya partisipasi masyarakat dalam setiap proses perubahan sosial atau pembangunan.

(3)

3). Pola komunikasi ranah publik (public sphere) yang diperkenalkan Jurgen Habermas, dimana posisi yang seimbang akan memberikan kesempatan yang sama untuk mewujudkan kepentingan masing-masing.

4). Pola komunikasi akar rumput (grassroots) yaitu, pola komunikasi yang menggunakan media tradisional. Media yang mengakar di masyarakat dan tidak memerlukan biaya yang mahal sehingga diharapkan banyak masyarakat yang menggunakannya. Hal terpenting dari media ini adalah para peserta dilibatkan dalam proses penciptaan, dan penggunaannya (Pace dan Faules, 2006). 5). Pola komunikasi evaluasi ini sebagai langkah untuk melihat dan

menilai sejauh mana keberhasilan dan keefektifan perihal perencanaan, pengorganisasian, koordinasi serta pelaksanaan dan aktivitas program.

2.1.3. Konsep strategi komunikasi

6). Strategi komunikasi ditinjau dari pengertian harfiahnya "merupakan suatu kemampuan manajemen dalam mencapai tujuan (Effendy, 2003), yang apabila diperluas berkaitan dengan fungsi-fungsi manajemen yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan pengendalian dan evaluasi namun dalam kenyataannnya strategi itu sendiri tidaklah berfungsi sebagai peta jalan bagi pemakaiannya, melainkan harus mampu berfungsi sampai pada penentuan taktik operasionalnya.

Pesan yang disampaikan kepada sasaran (khalayak) jadi efektif. Sebagaimana pendapat Arifin (1984), menawarkan sebuah strategi komunikasi yaitu:

1). Mengenal khalayak

Mengenai khalayak, langkah pertama yang harus dipahami bagi komunikator dalam upaya agar menghasilkan komunikasi yang efektif. Dalam proses komunikasi khalayak tidak pernah pasif melainkan sangat aktif, sehingga antara komunikator bukan saja saling berhubumgan, tetapi saling mempengaruhi, artinya khalayak dapat dipengaruhi oleh komunikator, tetapi komunikator juga dapat dipengaruhi oleh keunikan khalayak. 2). Menyusun pesan

Menentukan isi pesan yang kana disampaikan pada khalayak sesuai dengan kondisinya, dikenal dua bentuk penyajian permasalaan, yaitu :

a. Penyajian pesan sepihak yakni, penyajian masalah secara sepihak dengan mengemukakan hal yang positif saja ataukah hal yang negatif saja kepada khalayak. Juga berarti dalam mempengaruhi khalayak, pesan itu berisi konsepsi dari komunikator semata-mata tanpa mempedulikan pendapat khalayak.

b. Penyajian pesan kedua belah pihak yakni, permasalahan yang disajikan baik negatif maupun positifnya, pesan yang disajikan merupakan konsepsi dari komunikator maupun pendapat yang telah berkembang pada khalayak (Arifin, 1984).

(4)

3). Menetapkan Metode

Metode atau teknik penyampaian pesan dalam mempengaruhi khalayak dapat dilihat dari dua aspek, yakni menurut cara pelaksanaannya dan bentuk isi pesannya (Arifin, 1984). Pertama, semata-mata melihat komunikasi dari segi pelaksanaannya dengan melepaskan perhatian dari isi pesannya. Kedua, melihat komunikasi dari bentuk pernyataan atau bentuk pesan dan maksud yang terkandung dalam pesan tersebut.

4). Seleksi dan Pemilihan Media

Media merupakan alat penyalur ide juga mempunyai fungsi sosial yang kompleks.

5) Konsep Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan (empowerment) berasal dari bahasa Inggris, power diartikan sebagai kekuasaan atau kekuatan. Menurut Korten (1992) pemberdayaan adalah peningkatan kemandirian rakyat berdasarkan kapasitas dan kekuatan internal rakyat atas Sumber Daya Manusia (SDM) baik material maupun non material melalui redistribusi modal.

3 METODE

PENELITIAN 3.1. Design PenelitianUntuk mencapai tujuan penelitian yang telah disebutkan terdahulu. penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis design penelitian yang dipilih penulis adalah penelitian deskriptif.

3.2. Fokus dan Ruang Lingkup Penelitian

Fokus dalam penelitian adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM- MP) di Kecamatan Konawe Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara, meliputi :

a). Pola komunikasi dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Konawe yaitu :

1. Pola komunikasi penyadaran 2. Pola komunikasi konvergen 3. Pola komunikasi ranah publik 4. Pola komunikasi akar rumput 5. Pola komunikasi evaluasi.

b). Strategi komunikasi dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Konawe, yaitu :

1. Mengenal khalayak 2. Menyusun pesan 3. Menetapkan metode

4. Seleksi dan penggunaan media. 3.3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Konawe Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara.

(5)

3.4. Tahap-Tahap Penelitian

Faisal (1990:14-15) mengidentifikasi tahap-tahap eksplorasi ke dalam 3 tahap yaitu;

a). tahap orientasi/eksplorasi yang bersifat menyeluruh, dengan melakukan apa yang oleh Spradley dalam Faisal (1990:18) disebut dengan grand our observation atau grand tour questions;

b). Tahap melakukan eksplorasi secara terfokus, sesuai dengan domain yang dipilih sebagai fokus, pilihan domain menggunakan dua macam per-timbangan ; organizing domain, dan kepentingan teori (theoretical interest);

c). Tahap mengecek hasil/temuan penelitian, terutama dengan melakukan apa yang oleh Lincoln & Guba (1984) dalam Faisal (1990:26) disebut prosedur "member check".

Ketiga tahapan tersebut dilaksanakan dalam penelitian ini, 3.5. Sumber Data

a). Data primer lebih rinci dapat di lihat sebagai berikut:

-

Di tingkat Kecamatan: Fasilitator Kecamatan

Konawe, Camat Konawe, Ketua BKAD, Ketua UPK,

PjOK Kecamatan Konawe.

-

Di tingkat Desa/ Kelurahan : Ketua TPK dan KPMD.

-

Kelompok SPP

b) Data sekunder adalah data yang sudah diolah dalam bentuk naskah tertulis atau dokumen yang relevan dengan masalah dan fokus penelitian ini, seperti Laporan Bulanan UPK Kecamatan Konawe, Laporan Bulanan Fasilitator Kecamatan, Laporan Penggunaan Dana (LPD) Kegiatan Fisik dan Non Fisik TPK, Laporan Bulanan KPMD, Kartu Kredit Kelompok SPP, dan Kecamatan Konawe Dalam Angka.

3.6. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi yaitu : Melalui pengamatan langsung pada obyek penelitian yaitu PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Konawe. Mengamati bagaimana pola komunikasi berlangsung dari sumber kepada khalayak dalam PNPM Mandiri Perdesaan. Kemudian juga melihat bagaimana strategi komunikasi yang digunakan PNPM Mandiri Perdesaan sebagai komunikator dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya.

b. Wawancara yaitu: dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada para responden atau informan untuk memperoleh keterangan yang berhubungan dengan masalah penelitian. Wawancara pertama kali dilakukan dengan informan kunci yaitu Fasilitator Kecamatan Konawe, Suharjaya. SH, untuk mengetahui bagaimana pola komunikasi dan strategi komunikasi dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Konawe. berdasarkan informasi beliau maka

(6)

pelaku PNPM Mandiri Perdesaan di desa/ kelurahan dan kecamatan.

c. Dokumentasi: cara ini dilakukan dengan mengamati, mencatat atau membuat fotocopy dari arsip atau dokumen resmi yang relevan dengan penelitian. Bahan dokumentasi yang penulis berupa Laporan Bulan UPK Kecamatan Konawe Bulan April 2015, Laporan Bulanan Fasilitator Kecamatan, buku Kecamatan Konawe Dalam Angka, dan foto-foto kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Konawe.

3.7. Definisi Konsep

1. Pola Komunikasi adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang berhubungan satu sama lain untuk mencapai tujuan secara bersama. Adapun indikator dari pola komunikasi meliputi : pola komunikasi penyadaran, pola komunikasi konvergen, pola komunikasi ranah publik, pola komunikasi akar rumput, dan pola komunikasi evaluasi.

2. Strategi komunikasi adalah merupakan suatu kemampuan manajemen dalam mencapai tujuan. Adapun indikator strategi komunikasi meliputi, mengenal khalayak, menyusun pesan, menetapkan metode, dan seleksi dan penggunaan media. 3. PNPM Mandiri Perdesaan adalah suatu usaha memandirikan

masyarakat berdasarkan potensi dan keterampilan yang dimilikinya.

3.8. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data model interaktif (interactive model of analysis ) oleh Miles & Huberman (1992:15-20)

3.9. Keabsahan Data

Menurut Moleong (2005) keabsahan data dapat dilakukan melalui empat kriteria teknik pemeriksaan, yaitu derajat kepercayaan, keteralihan, ketergantungan dan kepastian.

4 HASIL DAN

PEMBAHASAN 4.1. Gambaran umum lokasiGambaran mengenai lokasi penelitian yang dimulai dengan deskripsi wilayah Kecamatan Konawe Kabupaten Konawe sebagai kecamatan peserta PNPM Mandiri Perdesaan.

4.2. Pola komunikasi penyadaran :

- Proses penyadaran kelompok sasaran PNPM Mandiri Perdesaan

dilakukan dengan kegiatan pendampingan pada pelaksanaan kegiatan, baik fisik dan non fisik. Tiap kecamatan peserta PNPM Mandiri Perdesaan didampingi oleh 2 fasilitator, yakni fasilitator kecamatan dan fasilitator teknik. Kegiatan fasilitasi terjadi dalam situasi formil dan informil.

- Proses penyadaran masyarakat kedua terjadi dalam sosialiasi.

Sosialisasi adalah kegiatan penyebarluasan informasi perihal PNPM Mandiri Perdesaan. Sosialiasi dilakukan dalam forum resmi dan forum tidak resmi. Sosialisasi dalam forum resmi

(7)

berupa musyawarah baik di tingkat desa/ kelurahan dan kecamatan, serta pelatihan. Sosialisasi dalam forum tidak resmi berupa diskusi dan tanya jawab langsung antara pelaku PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan dengan pelaku desa.

b. Pola komunikasi konvergen :

Pola komunikasi konvergen dalam tahap pelaksanaan kegiatan fisik, hanya didominasi oleh TPK. Sedangkan pelaku PNPM Mandiri Perdesaan tingkat desa/ kelurahan lain seperti KPMD, Tim Monitoring, Tim Pemantau, Kader Teknik, tidak dilibatkan. Untuk kegiatan non fisik PNPM Mandiri Perdesaan seperti pemberian dana bergulir atau

SPP, sebatas keikut sertaan

mengajukan permohonan bantuan. Tingkat pengembalian SPP yang m asih jauh dari harapan. Total jumlahpinjaman SPP bermasalah yang di atas satu milyar, memerlukan perlakukan khusus. Pada tahapan pemeliharaan, partisipasi masyarakat pun kurang. Karena sebagian besar usulan berupa kegiatan sarana dan prasarana.

c. Pola komunikasi ranah publik

Forum musyawarah untuk mufakat merupakan kegiatan yang wajib dilaksanakan dalam siklus PNPM Mandiri Perdesaan. Pernyataan ini didukung oleh pendapat yang dikemukan Ketua UPK, KPMD, TPK, Camat, dan PjOK. Forum musyawarah mufakat dalam PNPM Mandiri Perdesaan misalnya Musyawarah Antar Desa (MAD), Musyawarah Desa (Musdes), Musyawarah Dusun, dan MAD SPP Perguliran. Kegiatan ini merupakan sarana menyosialisasikan pokok-pokok kebijakan PNPM Mandiri Perdesaan. Selain itu, juga untuk mencegah terjadinya tindakan penyalahgunaan dana PNPM Mandiri Perdesaan, misalnya dana SPP baik SPP Reguler maupun Perguliran. Manfaat musyawarah untuk mencegah terjadinya tindakan penyalah gunaan dana SPP, didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh dua orang ketua kelompok SPP.

d. Pola komunikasi akar rumput

Pola komunikasi akar rumput (grassroot) juga digunakan dalam PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Konawe. Media tradisional yang dipilih hanya bahasa daerah, yakni bahasa Tolaki, baik bahasa lisan maupun tertulis. Karena, sebagian besar kelompok sasaran PNPM Mandiri Perdesaan adalah suku Tolaki. Bahasa Tolaki adalah alat transfer informasi dari program pemberdayaan masyarakat tersebut kepada masyarakat. Pemilihan bahasa Tolaki selain bahasa Indonesia untuk memudahkan penerimaan masyarakat selaku khayalak.

Media tradisional lain, seperti upacara adat, alat musik, dan sebagainya belum digunakan.

e. Pola komunikasi evaluasi

Pola komunikasi evaluasi juga dilaksanakan dalam implementasi PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Konawe. Pola komunikasi evaluasi tampak dalam pembuatan laporan, baik laporan kegiatan fisik dan non fisik. Pelaku PNPM Mandiri Perdesaan di desa dan kecamatan wajib membuat laporan sebagai bahan evaluasi kegiatan fisik dan non

(8)

oleh TPK, Laporan Bulanan Fasilitator Kecamatan, Laporan Bulanan PjOK Kecamatan, Laporan Bulanan KPMD. Selain itu, untuk UPK Kecamatan juga wajib membuat Laporan Tutup Buku tiap akhir tahun. Khusus, Fasilitator Kecamatan, juga diwajibkan membuat laporan mingguan dalam bentuk sms, laporan tentatif (laporan kegiatan per tiga bulan). Laporan tersebut dibuat tiga rangkap, dan disampaikan dalam forum musyawarah dengan masyarakat desa. f. Strategi komunikasi mengenal khalayak

Strategi komunikasi dalam PNPM Mandiri Perdesaan adalah mengenal khalayak. Mengenal khalayak diperlukan untuk mengetahui kondisi awal kelompok sasaran dan lokasi penerima bantuan PNPM Mandiri Perdesaan. Mengenal khalayak diperlukan untuk mendapatkan informasi dasar mengenai kelompok sasaran PNPM Mandiri Perdesaan, misalnya masyarakat setempat, pemerintah setempat, dan kelembagaan lokal seperti TPK, KPMD, Kelompok SPP, dan sebagainya.

g. Strategi komunikasi menyusun pesan

Informasi atau pesan tentang pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Konawe, sudah memenuhi asas jelas, lengkap, ringkas, dan benar. Kelompok sasaran, seperti TPK, KPMD, UPK, dan sebagainya memahami karena menggunakan bahasa sederhana, menghindari penggunaan istilah ilmiah dan asing, serta menggunakan contoh nyata dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Namun, kegiatan non fisik (SPP) PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Konawe masih menyimpan masalah. Penyalah gunaan dana yang disebabkan ulah anggota kelompok SPP.

h. Strategi komunikasi menetapkan metode

Metode komunikasi PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Konawe adalah pengulangan (redudancy) dan persuasi. Kedua metode komunikasi ini lebih banyak digunakan oleh pelaku PNPM Mandiri Perdesaan tingkat Kecamatan, seperti Fasilitator, UPK, PjOK, dan sebagainya.

i. Strategi komunikasi seleksi dan pemilihan media

Strategi komunikasi keempat dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan, yaitu seleksi dan penggunaan media. Upaya sosialisasi dan penyebaran informasi mengenai PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Konawe beragam melalui cara yaitu, pertemuan langsung, komunikasi via telpon genggam dan media informasi.

5 Penutup 5.1. Kesimpulan

a. Pola komunikasi dalam Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaandi Kecamatan Konawe, telah dilaksanakan melalui pola penyadaran, pola konvergen, pola ranah publik, pola akar rumput, dan pola evaluasi. Pola komunikasi penyadaran melalui kegiatan fasilitasi dan sosialisasi. Pola komunikasi konvergen tampak dalam partisipasi kelompok sasaran dalam setiap tahapan PNPM Mandiri Perdesaan. Pola komunikasi ranah

(9)

publik melalui serangkaian proses musyawarah dalam alur tahapan PNPM Mandiri Perdesaan. Pola komunikasi akar rumput melalui penggunaan bahasa daerah Tolaki. Sedangkan pola komunikasi evaluasi melalui pembuatan laporan kegiatan fisik dan non fisik bagi pelaku PNPM Mandiri Perdesaan tingkat desa/ kelurahan dan kecamatan.

b. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Konawe dilakukan melalui empat cara, yaitu mengenal khalayak, menyusun pesan, menetapkan metode, dan seleksi dan penggunaan media. Mengenal khalayak dengan menemukenali kelompok sasaran, mencakup kondisi permasalahan dan potensi dilakukan pada saat tahap identifikasi awal lokasi sasaran PNPM Mandiri Perdesaan. Menyusun pesan dengan menggunakan bahasa yang sederhana, menghindari penggunaan istilah ilmiah dan asing, serta menggunakan contoh nyata dari khidupan sehari-hari masyarakat. Menetapkan metode yaitu menggunakan metode pengulangan, dan persuasif. Seleksi dan penggunaan media yaitu menggunakan media pertemuan langsung, komunikasi via telpon, media informasi (papan informasi, spanduk anti korupsi, booklet, lembar balik, dan sebagainya).

5.2. Saran

Hasil penelitian dan pembahasan penelitian ini, Penulis menyarankan sebagai berikut :

a). Pola komunikasi dalam PNPM Mandiri Perdesaan, khususnya pola komunikasi penyadaran dan pola komunikasi partisipatif untuk lebih digunakan ketika berhadapan dengan kelompok sasaran.

b). Strategi komunikasi dalam PNPM Mandiri Perdesaan khususnya menetapkan metode lebih dikembangkan yaitu metode komunikasi pengulangan, informatif, dan persuasif, serta metode edukatif.

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini digunakan madu murni kalimantan Barat, karena madu diketahui memiliki banyak sekali manfaat dan kegunaan bagi manusi baik untuk obat luar maupun

mengkonstruksi sistem secara terstruktur dari tanda. Untuk lebih menguatkan proses dalam pemaknaan, peneliti juga menggunaakan data yang diperoleh melalui wawancara

Gejala berat lainnya berupa koma/pingsan, kejang-kejang sampai tidak berfungsinya ginjal. Black water fever yang merupakan gejala berat adalah munculnya hemoglobin

Badan Usaha Milik Desa di Desa Kualu Nenas terbentuk melalui Program Pemberdayaan Desa (PPD) yaitu Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam (UED-SP) yang berdiri pada

Moleong (2006: 48)menyatakan bahwa metode kualitatif digunakan digunakan karena beberapa pertimbangan Pertama, metode kualitatif menyesuaikan dengan kenyataan ganda;

Perbedaan penelitan sebelumnya dengan yang akan diteliti oleh penelitiyaitu tentang Analisis Motivasi Kerja Pengelola Perpustakaan di Perpustakaan Abdurrasyid Daeng Lurang,

Berdasarkan hasil analisis data penelitian diketahui bahwa persepsi orang tua terhadap lembaga pendidikan anak usia dini di kecamatan sebangau, dapat disimpulkan sebagi berikut: