• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ganesha Public Speaking School adalah salah satu lembaga pelatihan / training dan seminar teknik berbicara di depan umum terbaik di kota Bandung. Berdiri sejak tahun 2009, dengan para pelatih terbaik yang memberikan seminar dan pelatihan kepada ribuan peserta baik individu maupun peserta dari berbagai perusahaan, sekolah, dan universitas di kota Bandung. Trainer Ganesha Public Speaking School selalu menanamkan keyakinan dan semangat pada peserta seminar dan pelatihan public speaking yang berbunyi “Public speaking itu ternyata mudah dan menyenangkan” . hal tersebut diharapkan agar peserta memiliki anggapan bahwa public speaking itu memang menyanangkan dan mudah, tidak sesulit apa yang mereka bayangkan. Adapula perbedaan yang dimiliki oleh Ganesha Public Speaking School jika disbanding kan dengan lembaga pe;atihan lain, sekaligus menjadi hal menarik sebagai alasan peneliti memilih Ganesha Public Speaking School untuk diteliti yaitu adanya sesi hipnoterapi. Trainer sudah terlatih untuk membantu peserta mengakses alam bawah sadar menggunakan teknik hipnoterapi. Ini adalah metode yang memanfaatkan gabungan pilihan kata, musik dan suasana untuk merubah keyakinan-keyakinan negatif yang selama ini berpengaruh buruk pada kepercayaan diri peserta, khususnya yang berhubungan langsung dengan performa peserta ketika melakukan presentasi. Selain harus mampu menguasai hipnoterapi trainer juga harus menguasai NLP (neuro linguistic programming) sehingga mampu member arahan pada peserta dengan baik. Ganesha Public Speaking School juga ditujukan untuk kalangan menengah, yang tidak kalah menarik dari lembaga ini yaitu alumni diperbolehkan mengikuti kelas training berkali-kali tanpa dipungut biaya.

Seperti yang kita ketahui, dalam komunikasi ada yang disebut dengan istilah komunikasi publik atau public speaking. Public speaking sudah dikenal sejak

(2)

2500 tahun lalu di Athena kuno. Pada masa itu Socrates (c. 469-3998), Plato (427-347 SM), dan Aristoteles (384-322 SM) mengajari murid mereka filsafat serta retorika.Pada abad ke-1 SM, Marcus Tullius Cicero (c. 106-43 SM) menjadi orator “nomor 1” dan dikenal sebagai pengacara, politisi serta filsuf. Dia mengembangkan lima hukum retorika yang digunakan hingga sekarang.. Di Indonesia sendiri Public speaking merupakan salah satu profesi dengan bayaran yang mahal. Karena kita harus memiliki kemahiran tersendiri dalam menyampaikan pesan dihadapan banyak orang dan hal itu sangatlah tidak mudah, Public speaker yang handal sering kali mengembangkan kemampuannya untuk melakukan public speaking, sekaligus menonjolkan karakter positif yang dimilikinya sehingga ia akan lebih mudah untuk menguasai Peserta. Dalam menyampaikan pesannya, seorang public speaker tentunya menggunakan komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal adalah Komunikasi yang menggunakan kata-kata, entah lisan Maupun tulisan, komunikasi ini paling banyak dipakai dalam hubungan antar manusia.Melalui kata-kata, mereka mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan, atau maksud mereka, menyampaikan fakta, data, dan informasi serta menjelaskannya, saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling berdebat, dan bertengkar. Dalam komunikasi verbal, bahasa memegang peranan penting. Jadi aspek utama komunikasi verbal adalah bahasa atau kata-kata. Sedangkan yang dimaksud dengan komunikasi nonverbal adalah isyarat yang bukan kata-kata. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter, komunikasi nonverbal mencakup semuarangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai pesan potensial bagi pengirim atau penerima. Dalam hidup nyata komunikasi nonverbal jauh lebih banyak dipakai dari pada komuniasi verbal.Dalam berkomunikasi hampir secara otomatis komunikasi nonverbal ikut terpakai.Karena itu, komunikasi nonverbal bersifat tetap dan selalu ada.Komunikasi nonverbal lebih jujur mengungkapkan hal yang mau diungkapkan karena spontan. (Mulyana, 2009 : 343)

(3)

Agar Informasi yang di sampaikan mencapai tujuan, pembicara harus memiliki kemampuan dan keterampilan untuk menyampaikan informasi kepada orang lain. Karakter asli dari seorang public speaker akan tampak oleh Peserta dari komunikasi nonverbal yang ditunjukan dalam melakukan public speaking. Komunikasi nonverbal ini merupakan bentuk dari sinyal komunikasi yang dapat juga memberikan pengaruh kuat kepada Peserta. Peserta dapat mengetahui komitmen, integritas, dan intuisi dari seorang public speaker dari komunikasi nonverbal yang ditunjukkannya lewat public speaking. Hal menarik dari komunikasi nonverbal adalah studi albert mahrabian (Borg, 2009 : 49) yang menyimpulkan bahwa tingkat kepervayaan dari pembicaraan orang hanya sekitar 7% berasal dari bahasa verbal, 38% dari vocal suara, dan 55% dari expresi muka. Ia juga menambahkan jika terjadi pertentangan antara apa yang diucap seseorang dengan perbuatannya, orang lain cenderung lebih percaya dengan komunikasi nonverbal yang ia sampaikan.

Oleh sebab itu, mark knapp (Cangara, 2010 : 104) menyebutkan bahwa penggunaan kode nonverbal dalam berkomunikasi memiliki fungsi untuk :

a. Meyakinkan apa yang diucapkan (repetition)

b. Menunjukan perasaan dan emosi yang tidak bisa diutarakan dengan kata-kata (substitution)

c. Menunjukan jati diri sehingga orang lain bisa mengenalnya (identity) Menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasakan belum sempurna Penggunaan komunikasi nonverbal dalam komunikasi publik sendiri menjadi salah satu strategi komunikasi untuk dapat menjadikan komunikasi lebih dapat diterima dengan baik oleh peserta. Dalam kehidupan sehari-hari manusia memang tidak bisa lepas dari komunikasi baik interpersonal maupun komunikasi public, hal itu dikarenakan manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya, karena adanya rasa ingin tahu mengenai lingkungan sekitar bahkan ingin tahu apa yang terjadi dengan dirinya. Melalui rasa ingin tahu ini manusia didesak untuk berkomunikasi dengan sesamanya.

(4)

Komunikasi adalah salah satu cara untuk berhubungan antar sesama manusia, melalui komunikasi manusia dapat menyampaikan pesan atau informasi kepada orang lain sehingga dapat beinteraksi antara satu dengan lainnya. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia.Dengan berkomunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari dirumah tangga, ditempat pekerjaan, dipasar, dalam masyarakat atau dimana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak terlibat dalam komunikasi.

Oleh karena itu, pada penelitian kali ini peneliti ingin membahas mengenai komunikasi nonverbal yang yang digunakan oleh trainer public Speaking dalam menyampaikan materi kepada peserta. Ketika seseorang berkomunikasi, tentunya salah satu hal yang diperhatikan adalah bagaimana pesan itu disampaikan, apakah cara ia menyampaikan pesan dapat meyakinkan penerimanya atau tidak. Dalam hal ini yang akan diteliti adalah trainer public speaker di Ganesha Public Speaking School Bandung. Peneliti ingin meneliti topik tersebut karena dalam berkomunikasi di depan umum, kita perlu memperhatikan berbagai aspek agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik sehingga tidak ada kesalahpahaman antara pengirim dan penerima pesan. Seseorang public speaker biasanya sangat terlihat komunikasi nonverbalnya, Apakah ia terlihat gugup, percaya diri, atau apakah pesan yang disampaikannya meyakinkan atau tidak dan apakah sang pembicara bisa menciptakan komunikasi yang sesuai dengan yang ia inginkan. Oleh karena itu seorang public speaker harus mampu menggunakan bahasa nonverbal yang sesuai dengan pesan yang disampaikannya agar pesan tersebut bisa diterima dengan baik oleh peserta. Penelitian yang berjudul “PenggunaanKomunikasi Nonverbal Dalam Berkomunikasi (studi kasus pada penggunaan komunikasi nonverbal trainer public speaking di Ganesha Public Speaking School Bandung)” diharapkan agar kita dapat mengetahui bagaimana bahasa nonverbal dapat digunakan untuk menciptakan komunikasi yang efektif saat berbicara di depam umum.

(5)

1.2 Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakangtersebut diatas, maka fokus dari penelitian yang akan diteliti, yaitu:

1. Bagaimana penggunaan komunikasi non verbal yang digunakan seorang trainer publik speaking di Ganesa Public speaking School Bandung ? 2. Bagaimana manfaat penggunaan komunikasi nonverbal oleh trainer public

speaking di Ganesha Public Speaking School Bandung ?

Penelitian mengenai komunikasi non verbal seorang public speaker diharapkan menjadi salah satu referensi bagi mahasiswa ataupun seorang public speaker untuk meningkatkan kemahirannya dalam berkomunikasi public di Bandung dan dapat dijadikan untuk rekomendasi pada penelitian berikutnya. 1.3 Tujuan penelitian

Adapun beberapa hal yang menjadi maksud dan tujuan dari penelitian ini, diantaranya adalah untuk mengetahui :

1. Penggunaan komunikasi non verbal trainer Ganesha Public speaking School ketika menyampaikan materi pada peserta.

2. Manfaat penggunaan komunikasi nonverbal yang digunakan oleh trainer Ganesha Public speaking School.

1.4 Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini Peneliti berharap semoga hasil penelitian dapat memberikan manfaat konseptual utamanya kepada pembelajaran ilmu komunikasi. Disamping itu juga kepada penelitian komunikasi non verbaldalam public speaking.

1.4.1 Aspek Teoritis

Secara akademis hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut : a. Sebagai salah satu kajian komunikasi non verbal dan public speaking

(6)

b. Sebagai panduan untuk dapat mengolah bahasa non verbal agar tercipta komunikasi yang efektif dalam public speaking

c. Dapat digunakan sebagai bahan masukan khususnya bagi dosen Ilmu Komunikasi tentang pembelajaran komunikasi non verbal.

1.4.2 Aspek praktis

Secara praktis penelitian ini yaitu diharapkan dapat memperoleh pengalaman dan mendapatkan pengetahuan mengenai komunikasi non verbal dan perannya dalam Public speaking.

1.5 Tahap Penelitian

Dalam penelitian ini, agar pelaksanaannya terarah dan sistemastis maka disusun tahapan-tahapan penelitian. Menurut Moleong (2007: 127-148), ada empat tahapan dalam pelaksanaan penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Tahap pra lapangan

Peneliti mengadakan survei pendahuluan yakni dengan mencari subjek sebagai narasumber. Selama proses survei ini peneliti melakukan penjajagan lapangan (field study) terhadap latar penelitian, mencari data dan informasi tentang trainer public speaking. Peneliti juga menempuh upaya konfirmasi ilmiah melalui penelusuran literatur buku dan referensi pendukung penelitian. Pada tahap ini peneliti melakukan penyusunan rancangan penelitian yang meliputi garis besar metode penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian. Tahap pra lapangan dilakukan peneliti selama bulan Oktober-Desember 2013.

2. Tahap pekerjaan lapangan

Dalam hal ini peneliti memasuki dan memahami latar penelitian dalam rangka pengumpulan data. Tahap ini dilaksanakan selama bulan Januari-febuari 2014.

(7)

3. Tahap analisis data

Tahapan yang ketiga dalam penelitian ini adalah analisis data. Peneliti dalam tahapan ini melakukan serangkaian proses analisis data kualitatif sampai pada interpretasi data-data yang telah diperoleh sebelumnya. Selain itu peneliti juga menempuh proses triangulasi data yang diperbandingkan dengan teori kepustakaan. Tahap analisis data dilakukan selama bulan Februari-Maret 2014.

4. Tahap evaluasi dan pelaporan

Pada tahap ini peneliti berusaha melakukan konsultasi dan pembimbingan dengan dosen pembimbing yang telah ditentukan. November 2013-Mei 2014.

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.6.1 Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini Peneliti akan melaksanakan penelitian di : Ganesha Public Speaking School. Gedung Muda Mulia Center Lt.2 . Jl. Tubagus Ismail No. 5D, Dago. Bandung, Jawa Barat. Hal tersebut dipilih untuk mempermudah Peneliti dalam melakukan penelitian.

(8)

1.6.2 Waktu Penelitian

Tabel 1.1 Waktu Penelitian

No Tahapan Bulan Okt 2013 Nov 2013 Des 2013 Jan 2013 Feb 2013 Mar 2014 Apr 2014 Mei 2014 1 Persiapan 2 Pengumpulan data sekunder melalui observasi awal 3 Pengumpulan data primer 4 Analisis data berdasarkan unit analisis 5 Penyelesaian data 6 Pendaftaran Sidang 7 Sidang Skripsi

Gambar

Tabel 1.1 Waktu Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Rusak atau baiknya pendidikan sangat ditentukan oleh kepedulian seluruh komponen pendidikan di sekolah maupun di kampus untuk selalu menyorot pola hubungan sosial dan

Jenis ikan buntal yang paling banyak ditemukan di Muara Perairan Bengkalis Kabupaten Bengkalis berada pada muara Sungai Pakning yaitu 7 spesies.. Hal ini

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: pertama, keabsahan akta notaris meliputi bentuk isi, kewenangan pejabat yang membuat, serta pembuatannya harus memenuhi

bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar perlu menyesuaikan

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan FGD pada orang tua atau keluarga korban, anak yang menjadi korban, tokoh masyarakat, tokoh agama dan pejabat dari instansi terkait,

Secara parsial, variabel kualitas layanan yang terdiri dari: dimensi variabel bukti fisik (tangibles) dan empati (emphaty) berpengaruh secara signifikan dan

BILLY TANG ENTERPRISE PT 15944, BATU 7, JALAN BESAR KEPONG 52100 KUALA LUMPUR WILAYAH PERSEKUTUAN CENTRAL EZ JET STATION LOT PT 6559, SECTOR C7/R13, BANDAR BARU WANGSA MAJU 51750

Penelitian ini difokuskan pada karakteristik berupa lirik, laras/ tangganada, lagu serta dongkari/ ornamentasi yang digunakan dalam pupuh Kinanti Kawali dengan pendekatan