• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK GAMBARAN VARIASI HASIL PEMERIKSAAN PAP SMEAR BERDASARKAN BETHESDA SYSTEM PADA PASIEN WANITA DI PATOLOGI ANATOMI RSUP SANGLAH TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK GAMBARAN VARIASI HASIL PEMERIKSAAN PAP SMEAR BERDASARKAN BETHESDA SYSTEM PADA PASIEN WANITA DI PATOLOGI ANATOMI RSUP SANGLAH TAHUN 2015"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

GAMBARAN VARIASI HASIL PEMERIKSAAN PAP SMEAR BERDASARKAN BETHESDA SYSTEM PADA PASIEN WANITA DI PATOLOGI ANATOMI RSUP

SANGLAH TAHUN 2015

Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi gambaran lesi hasil pemeriksaan pap smear berdasarkan kriteria Bethesda System.

Bahan dan Metode: penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan pada 567 sampel data rekam medis Patologi Anatomi RSUP Sanglah, dengan karakteristik usia ≤20 tahun, 20-70tahun, dan >70 tahun. Terdiri dari 511 data yang memuaskan untuk dievaluasi dan memberikan gambaran hasil pemeriksaan, dan 56 data tidak memuaskan untuk dievaluasi. Data yang memuaskan untuk dievaluasi, diklasifikasikan berdasarkan kriteria Bethesda System.

Hasil : Hasil pemeriksaan pap smear berdasarkan Bethesda System menunjukkan 465 (91.0%) dengan satu gambaran variasi terdiri dari 367 sampel dengan gambaran Non-neoplastic findings, terdiri dari: atrophy 51 sampel (13.9%), Reactive cellular changes associated with inflammation (include typical repair) 230 sampel (62.7%) , Reactive cellular changes associated with radiation (chemoradiotherapy) 84 sampel (22.9%), Reactive cellular changes associated with Intra Uterine Device (IUD) 1 sampel (0.3%), dan Glandular Cell Post Hysterectomy 1 sampel (0.3%). 21 sampel dengan gambaran organisms terdiri dari Fungal organisms morphologically consistent with candida spp 2 sampel (9.5%)dan Shift in flora suggestive of bacterial vaginosis 19 sampel (90.5%). 22 sampel dengan gambaran Epithelial Cell Abnormalities terdiri dari ASC-US 14 sampel (63.6%), LSIL 2 sampel (9.1%), HSIL 1 sampel (4.5%), Atypical (endocervical, Favor neoplastic) 1 sampel (4.5%), dan endocervical adenocarcinoma 4 sampel (18.2%). 42 data dengan gambaran 2 variasi, 8 sampel normal, dan 47 sampel tanpa variasi hasil.

Simpulan: Prevalensi gambaran variasi yang terbanyak adalah dari variasi NILM dengan gambaran 230 sampel (59.3%) Reactive cellular changes associated with inflammation (include typical repair).

(2)

ABSTRACT

Variation of Pap Smear Examination Results Based on Bethesda System in Female Patients at Patologi Anatomi Rsup Sanglah in 2015

Objective: This study aim to determine the prevalence of lession by Pap smear examination based on Bethesda System.

Materials and Methods: This study is an descriptive method performed on 567 sample from medical records at Patologi Anatomi RSUP Sanglah, aged consist of ≤20 year, 20-7- year, >70 year. The samples consist of 511 data that satisfactory for evaluations and showed the pap test representation, and 56 data unsatisfactory for evaluations, clasificication based on Bethesda System.

Result: Pap smear examination result based on Bethesda System showed 465 (91.0%) with one representation result, consist of 367 samples showed Non-neoplastic findings, the subvariation are : atrophy 51 samples (13.9%), Reactive cellular changes associated with inflammation (include typical repair) 230 samples (62.7%) , Reactive cellular changes associated with radiation (chemoradiotherapy) 84 samples (22.9%), Reactive cellular changes associated with Intra Uterine Device (IUD) 1 samples (0.3%), and Glandular Cell Post Hysterectomy 1 samples (0.3%). 21 samples showed organisms, subvariation are : Fungal organisms morphologically consistent with candida spp 2 samples (9.5%) and Shift in flora suggestive of bacterial vaginosis 19 samples (90.5%). 22 samples showed Epithelial Cell Abnormalities consist of ASC-US 14 samples (63.6%), LSIL 2 sampel (9.1%), HSIL 1 samples (4.5%), Atypical (Endocervical,Favor neoplastic) 1 samples (4.5%), and endocervical adenocarcinoma 4 samples (18.2%). 42 samples showed two representation result, 8 samples showed normal smear, and 47 samples did not show the pap result.

Conclusion: The most Prevalence of overview variation is NILM with 230 (59.3%) samples showed Reactive cellular changes associated with inflammation (include typical repair ) representation.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... iv

ABSTRAK ... v ABSTRACT... vi RINGKASAN ... vii SUMMARY ... viii KATA PENGANTAR ... ix DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 5 1.3 Tujuan Penelitian ... 5 1.4 Manfaat Pnelitian ... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Servik ... 6

2.2 Histologi Servik ... 6

2.3 Fisiologi Perubahan Metaplasia Servik... 8

2.4 Gambaran Umum Kanker Servik... 9

2.5 Pap Smear ... 13

(4)

ii

BAB III. KERANGKA BERPIKIR DAN KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Berpikir ... 26

3.2 Kerangka Konsep ... 29

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian ... 30

4.2 Subjek Penelitian... 30

4.3 Variabel Penelitian ... 30

4.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... 38

4.5 Instrumen Penelitian... 38

4.6 Cara Pengumpulan Data... 38

4.7 Pengolahan dan Analisis Data... 39

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Umum Sampel... 41

5.2 Adekuasi Sediaan ... 42

5.3 Gambaran Variasi Hasil Pap Smear ... 43

5.3.1 Prevalensi Satu Gambaran Hasil Pap Smear... 44

5.3.2 Prevalensi Dua Gambaran Hasil Pap Smear ... 48

5.3.3 Hasil Lainnya ... 50

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan... 51

6.2 Saran... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54

LAMPIRAN Lampiran 1. Jadwal Kegiatan... 57

Lampiran 2. Rancangan Anggaran dan Dana ... 58

(5)

iii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 5.1 Karakteristik Umur Pasien Pap Smear ... 41

Tabel 5.2 Gambaran Unsatisfactory for Evaluation Berdasarkan Penyebab... 42

Tabel 5.3 Prevalensi dengan Gambaran Variasi non-neoplastic findings ... 45

Tabel 5.4 Prevalensi Gambaran Variasi Organisms ... 46

Tabel 5.5 Gambaran Variasi Dua Epithelial Cell Abnormalities... 47

(6)

iv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Squamocolumnar junction pada Pubertas Awal. ... 8

Gambar 2.2 Sel Epitel Endoservik pada masa Pubertas dan Kehamilan ... 9

Gambar 2.3 Re-Lokasi dari SCJ endoservik setelah fase menopause ... 9

Gambar 2.4 Perjalanan Penyakit Kanker Serviks ... 11

Gambar 2.5Teknik Pap smear ... 16

Gambar 2.6 Temuan Sitologi CIN I... 22

(7)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Jadwal Kegiatan... 57 Lampiran 2. Rencana Anggaran Dana ... 58 Lampiran 3. Analisis SPSS ... 59

(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kanker serviks adalah penyakit keganasan yang mengenai serviks atau mulut rahim. Penyakit ini menimbulkan mortalitas yang cukup besar dan merupakan penyebab kematian kedua terbesar di seluruh dunia. Menurut International Agency for Research on Cancer, tahun 2008 insiden kanker serviks adalah 493.000, dengan angka kematian sekitar 273.000 dan 85% dari kasus dunia terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia (Sri,2005).

Pengidap kanker serviks di Indonesia terbanyak kedua setelah Cina. Data kasus di Indonesia, diperkirakan terdapat 40.000 kasus baru kanker serviks setiap tahunnya dan memiliki jumlah penderita penyakit terbanyak di Indonesia. Menurut data kanker berbasis patologi, jumlah penderita kanker serviks mencapai 36% (Atik, 2005). Kematian akibat kanker serviks adalah 7,5% dari semua kematian akibat kanker pada wanita, dan hampir 50% dari kasus baru kanker serviks yang mengalami kematian sebanyak 265.653 pada tahun 2012. Kejadian kanker serviks di Indonesia dari data terbaru 14 Juli 2014, yaitu 20.928 kasus baru didiagnosis setiap tahun dan paling sering terjadi pada umur 15-44 (Ibeanu, 2011). Kanker serviks disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) yang ditularkan melalui hubungan seksual terutama berganti-ganti pasangan. Beberapa faktor risiko lain yang berhubungan dengan tingginya angka insiden kanker serviks meliputi rendahnya pengetahuan wanita tentang faktor risiko kanker serviks, kurangnya sosialisasi, kesadaran pentingnya deteksi dini yang kurang, atau keterlambatan melakukan deteksi dini (American Cancer,2013).

(9)

2

Tes pap smear diindikasikan pada usia wanita produktif atau wanita yang mempunyai riwayat melahirkan. Tetapi tidak disarankan untuk wanita yang belum pernah mempunyai riwayat berhubungan seksual, wanita dalam keadaan menstruasi dan minimal 2 hari pra tes telah melakukan hubungan seksual (Bureau,2010). Faktanya, wanita di seluruh dunia terutama di negara berkembang, masih jarang melakukan tes pap smear karena merasa takut hasil tes menunjukkan positif menderita kanker serviks, biaya mahal, merasa malu, atau merasa tidak cukup perlu melakukan tes skrining ( Sri, 2005),( Hyacinth, dkk. 2012).

Hasil pap smear yang abnormal tidak selalu mengindikasi kanker serviks yang positif. Hal ini menunjukkan terjadi perubahan atau kelainan pada sel-sel epitel yang menutupi permukaan serviks. Perubahan yang dapat terjadi baik berupa hasil negatif untuk keganasan, yang meliputi infeksi dari organisme bakteri, fungi, virus, akibat radiasi, pemakain alat kontrasepsi dan lain sebagainya. Perubahan lain yang dapat ditemukan adalah abnormalitas dari sel epitel serviks yang dapat berkembang menjadi keganasan jika tidak diterapi dengan baik. Orang yang terinfeksi HVP, akan berkembang secara gradual mulai dari pra kanker menjadi kanker. Hal ini bisa dideteksi secara dini dengan pap smear yang sampai saat ini terbukti merupakan alat skrining yang efektif untuk menurunkan kanker serviks. Hampir semua karsinoma berkembang dari prekursor perubahan epitel yang disebut CIN (Cervical Intraepithelial Neoplasia), tetapi tidak semua berkembang menjadi kanker. Umumnya CIN akan bersifat asimptomatik dan terjadi sekitar 5 sampai 15 tahun sebelum berkembang menjadi karsinoma invasif (Agorastos, 2005).

(10)

3

Pemeriksaan sitologis dapat mendeteksi CIN sebelum timbul manifestasi klinis yang jelas. Perubahan prekanker dapat bermula dari lesi yang berderajat ringan yang berkembang menjadi lesi berderajat tinggi. Pelaporan pap smear adalah sarana komunikasi antara patolog dan klinisi sehingga harus dapat memberikan informasi yang akurat, informatif dan mempunyai korelasi yang jelas dengan sistem pengelolaan klinis serta sesuai pula dengan perkembangan ilmu. Sistem pelaporan Pap smear telah berkembang dari tahun ke tahun. Para ahli sitologi dan klinisi di bidang ginekologi telah menyadari perlunya sistem pelaporan yang dapat digunakan secara luas dan mempunyai korelasi dengan pengelolaan klinis.

Pertemuan berkesinambungan di Bethesda telah melahirkan sistem pelaporan yang disebut sebagai Bethesda System. Sistem ini telah di rekomendasikan oleh WHO untuk diterapkan di seluruh dunia dan digunakan sebagai pengganti sistem pelaporan. Pengelompokkan berdasarkan Bethesda System ini bertujuan untuk mempromosikan komunikasi yang efektif dari hasil temuan sitologi yang relevan, antara temuan laboratorium dan dokter agar pasien mendapat perawatan yang sesuai dengan diagnosis (Bethesda,2004).

Menurut hasil penelitian sebelumnya, berdasarkan Bethesda System 2014, prevalensi pap smear di India dengan 4.703 populasi, 3,2% yang terdiri dari 0,52% Aypical Squamous and Glandular Cell Of Undetermined Significance (ASCUS), 0,05% Atypical Squamous Cell can not exlude HSIL (ASC-H), 0,05% Atypical Glandular Cell of Undetermined Significance (AGUS) ,1,36% LSIL, 0,91% HSIL, dan 0,28% Squamous Cell Carsinoma. Sedangkan penelitian yang dilakukan di Indonesia, menunjukkan prevalensi pap smear abnormal terdiri dari

(11)

4

LSIL, pada populasi di Surabaya dan Mojekerto 1,4% yaitu 1,1% di Puskemas Tanah Kali Kedinding, dan 2% di Rumah Sakit Mawadah, sedangkan untuk HSIL 0% (Mastutik,2015). Sampai saat ini, di Bali, sejauh yang peneliti ketahui belum ada penelitian mengenai data epidemiologi dari kanker serviks serta penelitian tentang variasi hasil pemeriksaan pap smear. Sehingga diperlukan penelitian untuk mengetahui gambaran umum kejadian kasus kanker serviks dan variasi hasil pemeriksaan pap smear tersebut.

(12)

5

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran variasi diagnosis hasil pemeriksaan pap smear berdasarkan Bethesda System di Patologi Anatomi, Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah tahun 2015?

1.3. Tujuan

Untuk mengetahui gambaran variasi diagnosis hasil pemeriksaan pap smear berdasarkan Bethesda System di Patologi Anatomi, Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah tahun 2015.

1.4.Manfaat

1.4.1. Bagi Masyarakat

Dengan adanya penelitian ini diharapkan masyarakat khususnya wanita yang berisiko, semakin termotivasi untuk melakukan tes deteksi dini sehingga dapat dilakukan pencegahan

sesuai dengan temuan lesi hasil tes. 1.4.2. Bagi Petugas Kesehatan

Dengan data gambaran penelitian ini diharapkan petugas kesehatan, khususnya yang bertugas di patologi anatomi untuk lebih giat menggali informasi mengenai gambaran variasi diagnosis hasil pap smear, sehingga dapat menentukan derajat lesi dengan tepat guna penatalaksaan selanjutnya.

1.4.3. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini, peneliti dapat menambah ilmu mengenai pentingnya pap smear sebagai deteksi dini dan gambaran varian lesi hasil pap smear.

Referensi

Dokumen terkait

judul “Hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku SADARI pada mahasiswi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran” Sedangkan penelitian yang akan peneliti

Penerapan metode Problem Based Learning dalam pembelajaran statistika lanjut mampu meningkatkan minat belajar mahasiswa baik minat belajar di dalam maupun di luar kelas

Pengujian sistem yang dibangun menggunakan Pengujian Acceptance. Total responden yang berpartisipasi dalam pengujian ini sebanyak 30 orang. Pengujian dilakukan dengan

Sikap dasar kuda – kuda dari beladiri dapat menguatkan otot adalah.. Sikap dasar beladiri pada gambar di

Bagi Peserta yang berkeberatan dapat menyampaikan sanggahan secara tertulis kepada Panitia Lelang Sederhana atas penetapan pemenang dan diberi waktu 5 ( lima)

PENERAPAN MODEL IMAGE STREAMING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu. SMP Negeri 10 Bandung Tahun

Akibatnya, selain jalan semakin sempit, juga sering menimbulkan kecelakaan lalu-lintas, terutama bagi kendaraan yang berasal dari luar kota karena pada pembatas jalan tersebut

Adapun aplikasi yang dibuat pada Tugas Akhir ini adalah “Aplikasi Pembelajaran Rambu-Rambu Lalu Lintas Berbasis Smart Phone Android”, menggunakan Java 2