• Tidak ada hasil yang ditemukan

INSTRUMENTASI DAN KONTROL UNTUK PENGHEMATAN ENERGI KOLOM ALDEHID

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INSTRUMENTASI DAN KONTROL UNTUK PENGHEMATAN ENERGI KOLOM ALDEHID"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

INSTRUMENTASI DAN KONTROL UNTUK

PENGHEMATAN ENERGI KOLOM ALDEHID

Totok R. Biyanto

Jurusan Teknik Fisika - FTI – ITS Surabaya Kampus ITS Keputih Sukolilo Surabaya 60111 Telp : 62 31 5947188 Fax : 62 31 5923626

Email : trb@ep.its.ac.id

Abstrak

Di tengah melambungnya harga LPG yang merupakan bahan bakar pada boiler, dan kelangkaan bahan baku berupa gas alam membuat kolom distilasi aldehid tidak bisa berproduksi sesuai kapasitas yang optimal, sehingga mengurangi laju feed pada kolom distilasi aldehid, yang pada akhirnya menurunkan laju produksi. Namun penurunan laju produksi tidak sebanding dengan besarnya penurunan laju panas pada reboiler, sehingga efisiensi pemakaian energi menurun dan mengganggu konsistensi komposisi produk.

Makalah ini membahas alternatif strategi kontrol pada kolom distilasi yang mampu mempertahankan konsistensi komposisi produk, menghemat pemakaiaan energi walaupun terjadi penurunan laju feed akibat penurunan ketersediaan gas alam, tanpa ada penambahan atau perubahan plant dan instrumentasi.

Metodologi yang digunakan adalah dengan merubah struktur kontrol yang ada yaitu dari kontrol inferensial ke kontrol secara cascade tanpa menambahkan instrumen/hardware, yaitu dengan menerapkan soft sensor sebagai pengganti instrumen analiser untuk menekan biaya, meningkatkan reliabiliti dan performansi yang cepat.

Hasil simulasi menunjukkan bahwa struktur kontrol yang diajukan lebih mampu mempertahankan komposisi produk dan lebih hemat energi ketika terjadi disturbance. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai Integral Absolute Error (IAE) dan energi yang dibutuhkan kedua struktur kontrol ketika terjadi disturbance. Dari pengujian diperoleh bahwa struktur kontrol secara cascade mempunyai nilai IAE yang jauh lebih kecil dari pada struktur kontrol secara inferensial untuk kolom distilasi aldehid dengan disturbance berupa penurunan laju feed.

Kata kunci : Penghematan Energi, Kolom Distilasi Aldehid, Instrumentasi dan Struktur kontrol

PENDAHULUAN

Konsumsi energi kolom aldehid yang memisahkan isobutyraldehyde (i-butanal) dan

(2)

40%-50% dari total biaya operasinya [9,10]. Hal ini akan menyebabkan biaya produksi yang besar, apalagi ditengah melambungnya harga LPG yang merupakan bahan bakar boiler.

Kelangkaan bahan baku berupa gas alam membuat kolom distilasi aldehid tidak bisa berproduksi sesuai kapasitas yang optimal [8], sehingga mengurangi laju feed pada kolom distilasi aldehid, yang pada akhirnya menurunkan laju produksi. Namun penurunan laju produksi tidak sebanding dengan besarnya dengan penurunan laju panas pada reboiler, sehingga efisiensi pemakaian energi terhadap hasil proses menurun.

Penurunan laju feed pada kolom distilasi aldehid juga akan menggangu kualitas atau komposisi produk yang merupakan prioritas utama yang harus dicapai dan dipertahankan melalui kontrol proses [1,2].

Untuk meminimalkan konsumsi energi pada kolom distilasi dapat dilakukan dengan cara penerapan integrasi panas pada kolom distilasi [1,9,10]. Namun untuk penerapan integrasi panas harus merubah konstruksi dari kolom distilasi. Hal ini sulit dilakukan karena selain biaya yang sangat mahal dan memakan waktu yang lebih lama, kolom distilasi aldehid ini sudah terpasang dan harus terus beroperasi. Untuk mengatasi hal itu maka alternatif lain adalah merubah strategi kontrol yang sudah terpasang dengan strategi kontrol yang mampu mengatasi terjadinya gangguan dan hemat energi.

Permasalahan pertama adalah bagaimana strategi kontrol yang dapat menjaga komposisi produk tetap stabil dan juga sekaligus bisa meminimalkan pemakaiaan energi [2]. Kedua adalah instrumentasi apa yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan startegi kontrol tanpa merubah instrumentasi yang ada, reliabel, mempunyai performansi yang baik dan menghemat biaya [3].

Penelitian ini bertujuan untuk mencari alternatif strategi kontrol pada kolom distilasi untuk proses pemisahan isobutyraldehyde dan normalbutyraldehyde yang dapat menjaga kestabilan komposisi produk dan tahan terhadap gangguan, meminimalkan penggunaan energi, khususnya energi panas pada reboiler serta menerapkan soft sensor sebagai pengganti instrumen analiser

TEORI PENUNJANG Proses Kolom Aldehid

Dalam proses produksi octanol terdapat kolom distilasi aldehid pada salah satu bagian prosesnya. Kolom aldehid mempunyai produk atas berupa isobutyraldehyde atau disingkat i-butanal dan produk bawah berupa normalbutyraldehyde atau disingkat n-i-butanal. Feed dari kolom aldehid adalah crude aldehyde yang merupakan hasil dari proses syn gas plant yang telah dipisahkan dari katalisnya. Produk dari kolom aldehid ini yang akan diproses lebih lanjut menghasilkan octanol sebagai produk utama, normal butyl alcohol dan isobutil alkohol sebagai produk sampingan.

(3)

F, Xf D,XD V R L Qr B,Xb Reflux drum reboiler kondensor Lb,Xb Vb,Yb L,Xd Vd,Yd Vn-1,Yn-1 Ln,Xn rectifying stripping Vn,Yn Ln-1,Xn-1

Gambar 1 : Kolom distilasi biner

Sistem Kontrol Direct

Sistem kontrol direct adalah suatu metode kontrol yang bekerja berdasarkan informasi yang diperoleh secara langsung dari variabel yang ingin diukur/dikendalikan. Pada kolom distilasi, sistem kontrol direct diaplikasikan pada pengukuran komposisi yang menggunakan analiser. Kelebihan analiser adalah hasil pengukuran yang dihasilkannya lebih akurat. Namun terdapat pula beberapa kelemahan, yaitu adanya keterlambatan (lag) dalam pengenalan komposisinya yang akan mengganggu performansi dari sistem, reliabiliti dari analiser yang rendah dan mahal. [3,5,11]

Gambar 2. Sistem kontrol direct pada kolom aldehid

Sistem Kontrol Inferensial

Pengukuran terhadap suatu variabel dapat dilakukan secara tidak langsung berdasarkan informasi dari variabel yang lain dan dikenal sebagai metode inferensial. Kelemahan yang terjadi

(4)

pada analiser (metode sistem kontrol direct) dapat diatasi dengan menggunakan metode ini. Salah satu strategi yang sering digunakan untuk sistem kontrol inferensial adalah dengan mengggunakan termodinamik sensor misalnya temperatur, laju aliran dan tekanan sebagai pengganti dari analiser pada Sistem kontrol direct. Namun sistem kontrol ini tidak dapat menjaga konsistensi komposisi atau kualitas produk bila ada perubahan pada pengganggu proses.

Gambar 3. Sistem kontrol inferensial pada kolom aldehid

Sistem Kontrol Cascade

Sistem kontrol cascade adalah salah satu jenis strategi kontrol yang digunakan untuk mengoptimasi suatu sistem kontrol. Strategi ini digunakan untuk mengurangi deviasi dan error yang disebabkan oleh disturbance dari sistem. Lag dari sebuah sistem pengukuran juga menjadi sebuah latar belakang untuk menerapkan strategi ini.

Gambar 4. Sistem kontrol cascade pada kolom aldehid

Konsep dari sitem kontrol cascade adalah menjadikan salah satu variabel dari sebuah loop kontrol (slave loop) sebagai input untuk loop kontrol yang lain (master loop).

Pada kolom distilasi aldehid terdapat dua buah sistem kontrol cascade yang diterapkan, yaitu loop kontrol komposisi distilat sebagai master loop dan kontrol flow pada reflux sebagai

(5)

slave loop, dan kontrol komposisi bottom produk sebagai master loop dan kontrol temperatur tray

sebagai slave loop.

Jaringan Syaraf Tiruan (JST) dengan Algoritma Belajar Levenbeg Marquard

Struktur jaringan saraf tiruan yang umum adalah multilayer perceptron (MLP). Gambar 5 menggambarkan struktur MLP, yang terdiri dari input, hidden dan output layer. Secara matematis MLP dapat ditulis :                          h n 1 j 0 , i n 1 l 0 , j l l , j j j , i i i F W .f w w W y (1) ) ( f1 ) ( f2 ) ( F1 ) ( F2 1  2  3  0 , i w 0 , i W 1 y 2 y

Input layer Hidden layer

Output layer

wi,j Wi,j

Gambar 5. Struktur multilayer perceptron

Algoritma pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah algoritma Levenberg Marquardt yang dapat di ringkas sebagai berikut [7]:

1. Pilih vektor bobot awal w(0) dan harga awal (0). dimana w adalah bobot dan  diberikan harga awal 2. Tentukan arah pencarian

R(w(i)λ(i)I

f(i)G(w(i))

maka diperoleh f dan dimasukkan ke : ) Z , w ( V min arg w N N w  ) i ( ) i ( ) i ( ) 1 i ( f w w    Jika

Jika VN ( w(i) + f(i), ZN) < VN ( w(i), ZN) sehingga memenuhi w(i+1) = w(i) + f(i) sebagai iterasi baru maka (i+1) = (i). Jika tidak maka mencari  baru dari harga r

) ( ) , ( ) , ( ) , ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( i i i N i N N i i N N i N i f w L Z w V Z f w V Z w V r     

Jika r(i) > 0.75 maka (i) = (i)/2. Jika r(i) < 0.25 maka (i) = 2 (i). Dimana :

(6)

         w | k ( yˆ ) k ( y ) w | k ( yˆ ) k ( y N 2 1 ) w ( L ) Z , w ( V T ) i ( N N ) ( () () ) (i i i f w L  = ((i) f(i)T f(i))-( f(i)T G)

3. Jika kriteria tercapai, maka perhitungan berhenti. Jika kriteria belum tercapai maka mengulangi langkah no 2

Struktur Dan Training JST

Pemodelan pada penelitian ini akan menggunakan JST - MLP (Neural Network - Multi Layer Percepton) dengan struktur ARX (AutoRegressive, eXternal input) dimana variabel input JST mengandung

input (U) dan output (Y) masa sekarang dan lampau [3,7]. Persamaan output model Yˆdapat ditulis sebagai berikut : ) , , , ( ˆ 2 1 2 1 Y U U Y f Y (2) dimana : T k y k y Yˆ[ˆ1( 1) ˆ2( 1)] )] ny k ( y , ), 1 k ( y ), k ( y [ Y11 1   11

y (k),y (k 1), ,y (k ny )

Y22 2   22

u (k),u (k 1), ,u (k nu )

U11 1   11

u (k),u (k 1), ,u (k nu )

U2 2 2   2  2

dimana ny dan nu adalah history length untuk output dan input proses.

Xd (k) Xd (k-1) Xd (k-5) L (k) L (k-1) L (k-5) T (k) T (k-1 ) T (k-5 ) Xb (k) Xb (k-1) Xb (k-5) 1 tgh tgh tgh tgh tgh tgh tgh 1 Lin Lin Xd (k ) Xb (k) tgh = tangen hiperbolik Lin = linier

Input layer Hidden layer Output Layer

(7)

Gambar 6 adalah JST MLP dengan struktur input ARX dengan jumlah layer dan fungsi aktifasi [4]. Pada saat awal pelatihan dengan bobot model diambil secara acak, maka Y dan Yhat akan menunjukkan harga yang berbeda pada keseluruhan data set pelatihan atau masih ada error (e). Error ini adalah fungsi tujuan yang akan diminimisasi pada setiap iterasi atau epoch selama pelatihan menggunakan algoritma Levenberg Marquard dengan mengubah bobot W1 dan W2 pada JST.

Validasi model yang telah dibuat terhadap plant dilakukan dengan memberikan input yang belum pernah dilatihkan kepada JST dan mencatat Root Mean Squared Error (RMSE) yang terjadi sepanjang N sampel validasi [6], seperti Gambar 7 RMSE dapat ditulis sebagai berikut :

N y y RMSE N i i i

   1 2 ˆ (3)

. Gambar 7. Xd dan Xb dari proses dan JST soft sensor

METODE PENELITIAN

Dalam perancangan ini, langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

 Pemodelan aldehide column menggunakan Hysys  Pengambilan data untuk training JST soft sensor.

Pembuatan strategi kontrol inferensial dan cascade control.  Pengujian sistem kontrol

 Analisa data hasil pengujian ANALISA DAN PEMBAHASAN Uji Perubahan Laju Feed

Uji penurunan laju feed dilakukan hingga laju feed turun menjadi 200 kmol/jam dari mula-mula sebesar 271.27 kmol/jam selama 9.1 jam (Gambar 8).

(8)

Gambar 8. Penurunan laju feed terhadap waktu

Gambar 9 menunjukkan bagaimana respon komposisi produk atas dengan kontrol secara

cascade ketika terjadi penurunan laju feed. Komposisi produk atas selalu kembali mendekati nilai setpoint walaupun pada setiap penurunan laju feed terjadi overshoot yang kecil, yaitu

maksimumnya sebesar 0.0002 dari nilai setpoint. Pada komposisi produk atas ini diperoleh nilai IAE sebesar 0.76972. Sedang untuk respon komposisi produk atas dengan kontrol secara inferensial, komposisi produk atas terus naik hingga mencapai nilai 0.995594 dan didapatkan nilai IAE sebesar 152.0986. Kenaikan nilai komposisi produk atas ini disebabkan tidak adanya kontrol secara langsung terhadap komposisi. Ketika laju feed turun akan menyebabkan laju distilat juga turun dan laju refluk tetap karena dikendalikan, maka nilai refluk rasio yaitu perbandingan antara laju refluk dan laju distilat semakin besar. Dengan bertambahnya nilai refluk rasio ini maka, komposisi produk atas juga semakin besar atau semakin murni.

Gambar 9. Xd karena penurunan laju feed pada kontrol secara direct dan cascade

(9)

Komposisi produk bawah dengan kontrol secara inferensial nilainya menurun ketika terjadi penurunan laju feed (Gambar 10). Penurunan ini menyebabkan nilai IAE yang cukup besar, yaitu 32.22162. Nilai IAE komposisi produk bawah dengan kontrol secara inferensial sangat jauh bila dibandingkan dengan kontrol secara cascade yang hanya sebesar 0.01196. Komposisi produk bawah dengan kontrol secara cascade walaupun terlihat berosilasi, namun dalam range yang sangat kecil yaitu sekitar plus minus 0.0005 dari nilai setpoint yang ditentukan.

Penurunan nilai komposisi produk bawah dengan kontrol secara inferensial disebabkan adanya kenaikan komposisi produk atas. Sehingga komposisi produk bawah harus turun sesuai dengan hukum kesetimbangan pada kolom distilasi. Pada kontrol cascade, komposisi produk bawah dikendalikan secara langsung dengan memanipulasi laju panas pada reboiler. Sehingga ketika ada penurunan laju feed komposisi produk bawah akan berubah, namun kembali lagi mengikuti setpoint.

Gambar 11. Qr karena penurunan laju feed pada kontrol secara direct dan cascade

Dilihat dari sisi penghematan energi, khususnya konsumsi energi kontrol secara cascade lebih banyak pengurangan laju panas reboilernya dibandingkan dengan kontrol secara inferensial. Pada Gambar 11 ditunjukkan penurunan laju feed hingga 200 kmol/jam pada kontrol secara

cascade bisa menurunkan laju panas reboiler sebesar 17.41 % , yaitu dari 27,000,000 kJ/jam turun

menjadi 22,300,000 kJ/jam. Bila menggunakan kontrol secara inferensial laju panas reboiler hanya turun sebesar 3.98 % yaitu dari 25,100,000 kJ/jam turun menjadi 24,100,000 kJ/jam.

KESIMPULAN

 Struktur kontrol secara cascade lebih mampu menjaga kestabilan komposisi produk kolom distilasi aldehid terhadap disturbance berupa penurunan laju feed.

 Ketika terjadi disturbance berupa penurunan laju feed hingga 200 kmol/jam, nilai IAE untuk kontrol secara cascade lebih kecil dari pada kontrol secara inferensial.

 Penurunan laju panas reboiler ketika terjadi disturbance berupa penurunan laju feed hingga 200 kmol/jam adalah 17.41 % untuk kontrol secara cascade dan 4.78 % untuk kontrol secara inferensial.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Biyanto, TR., Kusmartono, B, Mahfud, AH, Controllability and Total Annual Cost Analysis of Design and Control Acetone-Ethanol-Butanol Distillation Column with Heat Integration,

Journal Academia ISTA Vol.10 No 1, June 2005

[2] Biyanto, TR., LV, DV and RR-V Binary Distillation Column Control Performance Evaluation, Industrial Electronic Seminar V 2005, Electronic Engineering Polytechnic

Institute of Surabaya – ITS, Surabaya, November 24th, 2005.

[3] Biyanto, TR., Design of Non Linier Soft sensor for Predict Composition (mole-fraction) distillate and Bottom Product in Single Methanol-water Binary Distillation Column,

International Conference on Instrumentation, Communication and Information Technology (ICICI) 2005 Proc., Universitat Munchen-ITB, Bandung, August 3rd -5th, 2005.

[4] Cybenko G, Approximation by Super-position of A Sigmoid Function, Mathematics of

Control, Signal, and Systems, Vol. 2(4), 303-314, 1989

[5] Luyben, W. L. Bjorn D. Tyreus, Michael L. Luyben, Plant wide Process Control, Mc Graw – Hill, New York, 1998.

[6] Nelles O, Isermann R, Basis Function Networks for Interpolation of Local Linear Models,

Proc.of 35 th Conference on Decision and Control, Kobe, Japan, December,1996.

[7] Norgaard, M,.Ravn, O., Poulsen, N.K., and Hansen L.K., Neural Network for Modelling and

Control of Dynamic Systems, Springer London, November 1999.

[8] www.dprin.go.id, Laporan utama.

[9] www.engr.pitt.edu, Design of a heat-Integrated Distillation Column. [10] www.psenterprise.com, Heat-integrated Distillation Column.

[11] Zamprogna E., Barolo M. and Seborg D. E. Neural Network Approach to Composition Estimation in a Middle-Vessel Batch Distillation Column. Proc. DINIP 2000. Workshop on

Gambar

Gambar 2.  Sistem kontrol direct  pada kolom aldehid
Gambar 4. Sistem kontrol cascade pada kolom aldehid
Gambar 5. Struktur multilayer perceptron
Gambar 6. Struktur JST soft sensor rancangan
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dalam proses penciptaan suatu karya arsitektur fungsi juga sejalan dengan proses

komunikasi dalam mempresentasikan tugas dikelas adalah ketakutan atau kekhawatiran yang dialami oleh individu yang berhubungan dengan komunikasi secara langsung ketika

Otto turned back to Seth and shook his head unhappily. “More of

Kedudukan hukum pidana sangatlah penting, karena di lihat dari tujuan hukum pidana yaitu untuk melindungi kepentingan orang perseorangan atau hak asasi manusia dan

Hasil penelitian menunjukan bahwa pada setiap tahapan uji toksisitas akut tidak ditemukan gejala yang menunjukan efek toksik dari pemberian dosis ekstrak air buah pepaya

Mengatasi hal-hal seperti ini, seorang pendamping memiliki kewajiban untuk mempergunakan waktu yang telah ditentukan, sehingga respon dampingan bersifat positif, dalam hal ini

pusat Kedaulatan ke dalam dikuasai negara bagian 2 Hanya mempunyai 1 UUD Tiap daerah punya UUD. 3 Hak mengurus rumah tangga daerah

Metode penelitian yang digunakan adalah pengujian distribusi pada data jumlah kedatangan kapal, data waktu antar kedatangan kapal, dan waktu pelayanan kapal