• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN INOVASI DAN KEMITRAAN DALAM MENDUKUNG PROGRAM DAERAH SENTUH TANAH DI SULAWESI UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANAN INOVASI DAN KEMITRAAN DALAM MENDUKUNG PROGRAM DAERAH SENTUH TANAH DI SULAWESI UTARA"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

SULAWESI UTARA

Manado, 18 Desember 2012

Hak Cipta @ 2013. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Jalan Tentara Pelajar No. 10, Bogor 16114

Telp : (0251) 8351277 Fax. : (0251) 8350928 E-Mail : bbp2tp@yahoo.com

Website : www.bbp2tp.litbang.deptan.go.id

Isi prosiding dapat disitasi dengan menyebutkan sumbernya

ISBN : 978-979-1415-86-6

Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

(3)

ii

SULAWESI UTARA

Manado, 18 Desember 2012

Penanggung Jawab : Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Penyunting : Bahtiar

Luice A. Taulu Subaidi

Jantje G. Kindangen Paulus C. Paat Ibrahim Erick Malia Payung Layuk Penyunting Pelaksana : Mevie Lintang Rusiadi Djuri

Jan James Mokoagow Faisal

Arnold C Turang Sunarti P. Datundugon

Suratini

Miftahulhair Ardan

Diterbitkan oleh : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Jalan Tentara Pelajar No.10 Bogor Telp. : 0251-8351277

Fax : 0251-8350928

e-mail : bbp2tp@litbang.deptan.go.id Website : www.bbp2tp.litbang.deptan.go.id

ISBN 978-979-1415-86-6

Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

(4)

Kata Pengantar

iii Kata Pengantar

Prosiding ini disusun berdasarkan hasil SEMINAR NASIONAL yang bertemakan “

Peran Inovasi dan Kemitraan Dalam Mendukung Program

Daerah Sentuh Tanah di Sulawesi Utara

” yang dilaksanakan Tanggal 18 Desember 2012 di Manado. Penyelengaraan seminar tersebut dimaksudkan untuk menjaring teknologi yang dihasilkan oleh para peneliti dan penyuluh serta pengalaman pelaku utama dan pelaku usaha khususnya dalam rangka mendukung Program Sentuh Tanah di Sulawesi Utara.

Tujuan tersebut perlu dibingkai dengan modal kemitraan diantara berbagai pihak terkait. Oleh karena itu pikiran dan pengalaman dari pihak terkait sangat diperlukan dalam rangka merumuskan pada kemitraan untuk pengembangan dan penerapan teknologi.

Kegiatan Seminar Nasional diikuti peserta yang terdiri atas pakar, peneliti, penyuluh, perguruan tinggi, Pemerintah Daerah dan praktisi di bidang peertanian.

Ucapan terima kasih kami disampaikan kepada Gubernur Sulawesi Utara yang telah memberikan arahan dan pandangan terkait dengan pentingnya Program Sentuh Tanah. Juga penghargaan dan terima kasih kepada para narasumber teristimewa kepada Prof. Dr. Jan Tatuh selaku ketua komisi penyuluhan Nasional Sulut atas program penyuluhan di era otonomisasi. Juga kepada Dr. Djailani Husain atas paparannya terkait dengan pengaruh perubahan iklim terhadap sistem pertanian.

Selanjutnya kepada para presenter dan editor serta pelaksana seminar Nasional ini disampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih atas jerih payahnya sehingga seminar dapat berlangsung dengan baik sampai tersusunnya prosiding ini.

Akhir kata, semoga prosiding ini bermanfaat khususnya dalam mensukseskan Program Sentuh Tanah di Sulawesi Utara.

Manado, Desember 2013

Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian,

(5)

Daftar Isi

iv

DAFTAR ISI

Halaman Kata Pengantar iii

Daftar Isi iv

TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

1. KAJIAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI VUB INPARI DI LOKASI SL-PTT KABUPATEN BOMBANA SULAWESI TENGGARA

Didik Raharjo, Zainal Abidin dan Cipto Nugroho

1 - 6

2. KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS PADI RAWA DI SULAWESI TENGAH

Andi Irmadamayanti, Irwan Suluk Padang dan Saidah

7 - 11

3. KERAGAAN HASIL DUA VARIETAS UNGGUL BARU (VUB) PADI SAWAH IRIGASI DALAM KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH SUMBER DI KABUPATEN SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH

Muh. AfifJuradi, Asni Ardjan hardan Benyamin Ruruk

12 - 17

4. PENGARUH PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PADI PADA LAHAN SAWAH IRIGASI DI SULAWESI SELATAN Sahardi, Herniwati dan Kartika Fauzih

18 - 27

5. PROFIL PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI SAWAH DI KABUPATEN KONAWE SELATAN, SULAWESI TENGGARA Cipto Nugroho, Sri Bananiek Sugiman dan Sunarti D

28 - 35

6. PENINGKATAN HASIL PADI ,JAGUNG DAN KEDELAI

MELALUI PENDAMPINGAN KEGIATAN SL-PTT PADA LAHAN KERING KABUPATEN JENEPONTO

M. Basir Nappu dan Herniwati

36 - 45

7. KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH TERHADAP HAMA DAN PENYAKIT UTAMA PADI DI KONAWE SELATAN, SULAWESI TENGGARA

Cipto Nugroho, Didik Raharjo dan Olvie Tandi

46 - 55

8. KAJIAN SISTIM TANAM LEGOWO MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH DI KECAMATAN KULAWI SELATAN

Irwan S. Padang, A. Irmadamayanti dan T. Febrianti

(6)

Daftar Isi

v

9. PENAMPILAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DODOKAN MENDUKUNG PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI BERAS NASIONAL DI PROVINSI RIAU

Ali Jamil, Rizqi Sari Anggraini dan Rathi Frima Zona

60 - 65

10. RESPON TIGA VARIETAS PADI LAHAN RAWA

TERHADAP SERANGAN TIKUS (Rattusargentiventer) DI SULAWESI TENGAH

Abdi Negara, Asni Ardjanhar Dan Basrum

66 - 70

11. STRATEGI PENGELOLAAN HARA SPESIFIK LOKASI PADI SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN KAMPAR, PROVINSI RIAU Ali Jamil, Rizqi Sari Anggraini dan Nurhayati

71 - 80

12. UJI ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU

PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN LUWU UTARA SULAWESI SELATAN

Sahardi

81 - 85

13. KAJIAN PENYEBARAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI DI PROVINSI GORONTALO

Patta Sija, Aisyah Ahmad, Faisal

86–90

14. KAJIAN PENINGKATAN PRODUKTIFITAS JAGUNG DI LAHAN KERING DATARAN TINGGI MELALUI PENDEKATAN PTT DI KABUPATEN MINAHASA SULAWESI UTARA

Janne .H. W. Rembang, Yenny Tamburian, Joula Sondakh

91 -104

15. RESPON TUJUH VUB PADI TERHADAP REKOMENDASI PEMUPUKANDI PROVINSI SULAWESI UTARA

Miftahulhair Ardan dan Bahtiar

105 - 109

16 PENGARUH KETINGGIAN TEMPAT TERHADAP

PERKEMBANGAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN (OPT) PADA TANAMAN PADI DI SULAWESI UTARA L.A. Taulu

110 - 120

17. ANALISIS KEBUTUHAN HARA K UNTUK TANAMAN JAGUNG DI KABUPATEN POHUWATO

Serli Anas dan Annas Zubair

121 - 127

18. PENGARUH EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annonamuricata L)TERHADAP MORTALITAS PENGGEREK BATANG

(Ostriniafurnacalis G) PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays L)

A. Tenrirawe

(7)

Daftar Isi

vi

19. STRATEGI UNTUK MENUNDA RESISTENSI

SERANGGATERHADAP JAGUNG YANG MENGEKSPRESIKAN TOKSIN Bacillus thuringiensis

Subiadi dan Aryanto

134 - 142

20. KAJIAN TEKNOLOGI BUDIDAYA KACANG TANAH DI KABUPATEN MINAHASA

Faisal dan August Polakitan

143 - 148

21. UJI BEBERAPA GALUR UNGGUL BARU KEDELAI PADA LAHAN SAWAHTADAH HUJAN DI KABUPATEN SOPPENG, SULAWESI SELATAN

Fadjry Djufry dan Abdul Fattah

149 - 154

22. PENGARUH CAHAYA DAN GIBERILIN ACID (GA3) TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH KEDELAI

Faisal dan Agust Polakitan

155 - 159

23. PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea mays L) YANG DIINOKULASI VA MIKORIZA DALAM TUMPANGSARI DENGANKACANG TANAH (Arachishypogeae L.) PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING

Wahid dan A. Arivin Rivaie

160 - 169

24. PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KEDELAI MELALUI

PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU DI PAPUA Abdul Wahid Rauf

170 - 177

25. KAJIAN PENGGUNAAN INSEKTISIDA NABATI DALAM PENGENDALIAN HAMA UTAMA (Spodopterasp, Aphis spp, Heliothisarmigera, dan Riptortuslinearis) pada KEDELAI DI SULAWESI SELATAN

Abdul Fattah, Fadjry Djufry, dan Abd Rahman

178 - 186

26. SKRINING KETAHANAN BEBERAPA GALUR/VARIETAS GANDUM TERHADAP HAMA UTAMA PADA KETINGGIAN 300-400 M DPL

A. A. Tenrirawe

187- 191

27. KAJIAN PAKET TEKNOLOGI UBI JALAR DI SULAWESI UTARA

August Polakitan

192 - 197

28. POTENSI DAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN TANAMAN PADI DI KECAMATAN LAMPASIO DAN BASIDONDO KABUPATEN TOLITOLI SULAWESI TENGAH

Andi Irmadamayanti, Tina Febrianti, Saidah dan Syafruddin

(8)

Daftar Isi

vii

29. PROSPEK PENGEMBANGAN BUDIDAYA KORO PEDANG (Canavaliasp.) UNTUK KECUKUPAN PANGAN/GIZI DAN KESUBURAN TANAH DI KEPULAUAN MALUKU

A. Arivin Rivaie

206 - 215

30. KAJIAN PENERAPAN BUDIDAYA DAN KELAYAKAN

EKONOMIS USAHATANI TEBU SISTEM BONGKAR RATOON MENDUKUNG SWASEMBADA GULA DI KABUPATEN SUBANG DAN MAJALENGKA

JAWA BARAT Zakiah

216 - 227

31. KARAKTERISTIK MIKROORGANISME LOKAL SEBAGAI BIODEKOMPOSER PADA PENGOMPOSAN BAHAN ORGANIK Herniwati

228 - 232

32. EFEKTIVITAS BEBERAPA MIKROORGANISME LOKAL (MOL) SEBAGAI BIODEKOMPOSER DALAM PENGOLAHAN BAHAN ORGANIK YANG DIPERKAYA ZEOLIT

Herniwati dan Herlina Nanny Salamba

233 - 243

33. PERBAIKAN KUALITAS LAHAN PERTANIAN DENGAN MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK YANG DIPERKAYA DENGAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL)

Novia Qomariyah, Matheus Sariubang, dan Fadjry Djufry

244 - 249

34. POTENSI HASIL DAN KETAHANAN TERHADAP ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN (OPT)

BEBERAPA VARIETAS KENTANG INTRODUKSI DI SULAWESI UTARA

Luice A. Taulu

250 - 255

35. KERAGAAN SISTEM USAHATANI DAN PENERAPAN TEKNOLOGIJERUK SIAM DI PAPUA

(Kasus Kabupaten Nabire)

Afrizal Malik, Syafruddin Kadir, dan Rusiadi Djuri

256 - 265

SOSIAL EKONOMI

36. KAJIAN POLA PENDAMPINGAN INOVASI PADA PROGRAM STRATEGI KEMENTERIAN PERTANIAN DI PROPINSI SULAWESI UTARA

Bahtiar

266 - 282

37. INOVASI DAN KEMITRAAN DALAM PROSES REVITALISASI TANAH PERTANIAN SEIRING GEJALA PERUBAHAN IKLIM Jailani Husain

(9)

Daftar Isi

viii

38. POTRET KINERJA DISEMINASI INOVASI TEKNOLOGI

PERTANIAN DI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) SULAWESI SELATAN

Novia Qomariyah, Amirullah dan Fadjry Djufry

296 - 308

39. PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN EKONOMI SPESIFIK DI PERDESAAN MEMACU PENYERAPAN TEKNOLOGI

PERTANIAN SERTA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI DI SULAWESI UTARA

Jantje G. Kindangen dan James Mokoagow

309 - 322

40. ANALISIS POTENSI WILAYAH PENGEMBANGAN KOMODITAS PANGAN DI SULAWESI TENGGARA Sri Bananiek, Cipto Nugroho dan Miftahulhair Ardan

323 - 330

41. IMPLEMENTASI SDMC DALAM MEMPERCEPAT TRANSFER TEKNOLOGI PERTANIANDI SULAWESI UTARA

Bahtiar

331 - 340

42. KAJIAN DIAGNOSTIK KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIANDI SULAWESI TENGGARA

Entis Sutisna dan Joula Sondakh

341 - 350

43. DAMPAK PEMBERDAYAAN PETANI MELALAUI INFORMASI TEKNOLOGI TERHADAP PENGEMBANGAN AGRIBISNIS WILAYAH

Zainal Abidin,Muh. Taufiq Ratule, Rusdin dan Rachmat Hendayana

351 - 358

44. PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN INOVASI TEKNOLOGI DI KABUPATEN

BOLAANG MONGONDOWSULAWESI UTARA Agustinus N. Kairupan

359 - 367

45. PEMBERDAYAAN KELOMPOK TANI DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI PERTANIAN

Suratini, SP

368 - 375

46. MEMBANGUN KOMUNIKASI INFORMASI TEKNOLOGI PERTANIANYANG EFEKTIF ANTARA PENELITI DAN PENYULUH SERTA FUNGSIONAL LAINNYA DI SULAWESI UTARA

Jantje G. Kindangen dan Louise Matindas

(10)

Daftar Isi

ix

47. ANALISIS KEUNTUNGAN DAN EFISIENSI USAHATANI PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (PTT) PADI SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT

Ismatul Hidayah, Edwen D. Waas dan Andriko Noto Susanto

389 - 399

48. ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN BENIH PADI DALAM MENDUKUNG SWASEMBADA BERAS

KEBERLANJUTAN DI SULAWESI TENGAH

Muh. AfifJuradi, Asni Ardjan Hardan Benyamin Ruruk

400 - 408

49. RESPON DAN KEPUASAN PETANI PADI DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG TERHADAPVARIETAS UNGGUL BARU (VUB) PADI TAHANRENDAM

Heni SP Rahayu dan Sukarjo

409 - 417

50. PREFERENSI DAN KEPUASAN PETANI TERHADAP VARIETAS UNGGUL BARU PADI RAWA DI KECAMATAN LAMPASIO KABUPATEN TOLITOLI

Tina Febrianti, Heni SP Rahayu dan Saidah

418 - 427

51. KONTRIBUSI PERBENIHAN KOMUNAL TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI PADI SAWAH DI KABUPATEN DONGGALA

Heni SP Rahayu, Sukarjo dan Benyamin Ruruk

428 - 435

52. IMPLEMENTASI PENDAMPINGAN SL-PTT DI KABUPATEN MINAHASA TENGGARA, SULAWESI UTARA

Bahtiar dan Miftahulhair Ardan

436 - 446

53. PENGEMBANGAN MODEL DISEMINASI

MELALUI PENDAMPINGAN SL-PTT PADI UNTUK MENINGKATKAN ADOPSI TEKNOLOGI DAN PRODUKSI

PADI DI KABUPATEN MANOKWARI PAPUA BARAT Entis Sutisna, Abdul Wahid Rauf dan Joula Sondakh

447 - 456

54. PERANAN KELEMBAGAAN PERTANIAN DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI

Sri Bananiek Sugiman, Didik Raharjo dan E. Malia

457 - 464

55. KAJIAN PRODUKTIVITAS DAN PENDAPATAN USAHATANI VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH DENGAN

PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU PADA LAHAN DATARAN TINGGI DI KABUPATEN MINSEL

Yenny Tamburian dan J. H. W. Rembang

(11)

Daftar Isi

x

66. KELAYAKAN TEKNIS DAN EKONOMIS BEBERAPA VARIETAS PADI SAWAH DENGAN PENDEKATAN PTT SPESIFIK LOKASI DI PAPUA(Kasus Kabupaten Jayapura)

Afrizal Malik dan Rusiadi Djuri

476 - 484

57. A SOSIO-ECONOMIC ANALYSIS OF RICE PRODUCTION IN IRRIGATED LAND OF KAMPAR REGENCY RIAU PROVINCE Rizqi Sari Anggraini and Ali Jamil

485 - 489

58. KAJIAN PENGELOLAAN USAHATANI PRODUKTIF DI LAHAN GAMBUT MENDUKUNG PROGRAM PENGELOLAAN LAHAN GAMBUT BERKELANJUTAN

Zakiah

490 - 504

59. ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUKPERWILAYAHAN KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINSIGORONTALO

Annas Zubair dan Serli Anas

505 - 511

60. PEMANFAATAN DATA KLIMATOLOGI UNTUK MENENTUKAN POLA TANAM 6 KABUPATEN DI SULAWESI UTARA

Faisal, Hartin Kasim dan Bahtiar

512 - 520

61. MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DAN PERKEMBANGANNYA DI SULAWESI UTARA

Payung Layuk, M. Lintang

521 - 532

62. TELAAHAN TERHADAP KALENDER TANAM PADI SAWAH MT I DAN MT II TAHUN 2012/2013 DI SULAWESI TENGGARA BESERTA UMPAN BALIKNYA

Suharno,Musyadik,Muh.Taufiq Ratule dan Miftahulhair Ardan

533 - 540

63. PEMANFAATAN PEKARANGAN PADA MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) KOTA KENDARI Syamsiar, Edi Tando, Hasrianti Silondae

541 - 548

64. PENGEMBANGAN DAN SEBARAN KRPL DI KEPULAUAN SANGIHE

Mardiana, G. Taroreh dan Jemmy Wenas

549 - 553

65. BEBERAPA MODEL BUDIDAYA YANG DAPAT DI TERAPKAN DI LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER PANGAN BAGI KELUARGA

Rita Novarianto dan Midi Lebang

(12)

Daftar Isi

xi

66. ANALISIS KEUNTUNGAN BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA DI KABUPATEN LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

Eka Triana Yuniarsih

565 - 570

67. KAJIAN USAHATANI PTT JAGUNG SEBAGAI SUMBER PANGAN ALTERNATIF PADA AGROEKOSISTEM LAHAN KERING DI KABUPATEN MALUKU TENGAH

Marietje Pesireron,Sheny Kaihatu,Payung Layuk

571 - 585

68. PROFIL USAHATANI JAGUNG (HASIL PENERAPAN

TEKNOLOGI PTT) DI DESA WAIHATU KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT

Maryam Nurdin dan M.P Sirappa

586 - 593

69. ANALISIS USAHA TANI KACANG TANAH DI LAHAN KERING DI KEC. SAMPOLAWA, KAB. BUTON, SULAWESI TENGGARA Syamsiar dan Rusdin

594 - 599

70. KELAYAKAN USAHATANI KENTANG PADA KAWASAN

PENGEMBANGAN HORTIKULTURA MODOINDING SULAWESI UTARA

I.E. Malia

600 - 606

71. KELAYAKAN USAHATANI KANGKUNG DARAT POLA PEKARANGAN PADA PERSPEKTIF USAHATANI WILAYAH URBAN KOTA MANADO

I.E. Malia

607 - 612

PASCA PANEN

72. BEBERAPA KEMUNGKINAN PENGANEKARAGAMAN PEMANFAATAN MINYAK CENGKEH DAN PROSPEK PENGEMBANGANNYA

Payung Layuk

613 - 626

73. TEKNOLOGI PEMANFAATAN LIMBAH KULIT METE (Anacardium occidental Linn) DI SULAWESI TENGGARA

MENJADI ARANG AKTIF YANG BERMANFAAT UNTUK KEHIDUPAN

Fathnur, Edi Tando, Hasrianti Silondae

627 - 630

74. KAJIAN PENGOLAHAN DODOL KENTANG SUPER JHON DAN ANALISIS EKONOMINYA

Meivie Lintang dan Payung Layuk

(13)

Daftar Isi

xii

75. PENERAPAN TEKNOLOGI PENGERINGAN UNTUK MENINGKATKAN MUTU KOPI HOORN SCHILD (HS) Payung Layuk dan G.H. Yoseph

639 - 646

76. PENGGUNAAN KEMASAN TRANSPORTASIDALAM PENGANGKUTAN BUAH DAN SAYURAN

Meivie Lintang

647 - 659

77. PENGELOLAAN HAMA PASCA PANEN

A. A. Tenrirawe 660 - 667

PETERNAKAN

78. SISTEM PEMELIHARAAN DOMBA PALU DI KELURAHAN KAWATUNA, KECAMATAN PALU SELATAN, KOTA PALU F.F. Munier

668 - 677

79. RESPON FISIOLOGI KAMBING KACANG DAN KAMBING PERANAKAN ETAWAH YANG DIBERIKAN PAKANTERBATAS DAN PAKAN AD-LIBITUM

Aryanto

678 - 684

80. PENGARUH SUPLEMEN LUMPUR SAWIT KERING (DRIED PALM OIL SLUDGE) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN DEDAK PADI TERHADAP KECERNAAN PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR KAMBING KACANG JANTAN

A. Nurhayu, Matheus Sariubang dan Anita Winokan

685 - 690

81. KAJIAN POLA PERKANDANGAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PERFORMAN TERNAK KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE)

Batseba M.W. Tiro dan Rusiadi Djuri

691 - 697

82. PEMANFAATAN JERAMI JAGUNG FERMENTASI SEBAGAI PAKAN BERKUALITAS PADA INDUK SAPI BRAHMAN DI KABUPATEN TAKALAR SULAWESI SELATAN

Matheus Sariubang, A. Nurhayu dan OlvieTandi

698 - 702

83. INTEGRASI TERNAK – TANAMAN JAMBU METE PADA LAHAN KERING DITINJAU DARI POTENSI KETERSEDIAAN PAKAN

Andi Ella

(14)

Daftar Isi

xiii

84. POTENSI PRODUKSI DAN KEBUTUHAN PUPUK ORGANIK PADA SISTEM USAHA TANI INTEGRASI TANAMAN TERNAK DI LAHAN MARGINAL MENGGUNAKAN ANALISIS SISTEM DINAMIK(StudiKasusKecamatanGerokgakKabupatenBuleleng Bali)

I Made Rai Yasa, I N Adijaya, dan Paulus C Paat

717 - 729

85. PEMANFAATAN LAHAN DIANTARA TANAMAN KELAPA

SAWIT SEBAGAI SUMBER HIJAUAN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI TERNAK MENDUKUNG SWASEMBADA DAGING DI SULAWESI BARAT

Andi Ella

730 - 737

86. STUDI POTENSI DAN RANTAI PASOK BAHAN BAKU PAKAN DIKABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SULAWESI UTARA Paulus C. Paat, Derek Polakitan, danJantje G. Kindangen

738 - 750

87. DEMPLOT PEMANFAATAN SELF FEEDER TIPE TOWER UNTUK PEMBERIAN PAKAN JERAMI PADA SAPI DI SULUT Paulus C. Paat, Derek Polakitan dan Jemmy Wenas

751 - 754

88. PENGARUH LAMA PERENDAMAN DAN KONSENTRASI GARAM DAPUR (NaCL) YANG BERBEDA TERHADAP KUALITAS TELUR AYAM RAS

Hasrianti Silondae, Derek Polakitan, dan Mardiana

755 - 763

89. PENGARUH SUHU LINGKUNGAN TERHADAP RESPON KONSUMSI AYAM RAS

Hasrianti Silondae, Derek Polakitan dan Supratman Sirih

764 - 774

90. PENGARUH SISTEM PEMBERIAN MAKANAN TERHADAP PERTUMBUHAN BABI SAPIHAN

James Mokoagow

775 - 785

91. PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI TERNAK BABI LOKAL DI DATARAN TINGGI KABUPATEN JAYAWIJAYA

Batseba M.W. Tiro dan Afrizal Malik

786 - 795

92. UJI ADAPTASI KLON-KLON HARAPAN KAKAO

DI DESA ANRE API KABUPATEN POLMAN SULAWESI BARAT Sahardi, Hatta Muhammad, K. Fauziah, Nurlaila, dan Peter Mc Mahon

796 - 802

93. APLIKASI FERO PENGGEREK BUAH KAKAO (PBK) TERHADAP INTENSITAS SERANGAN DAN JUMLAH SERANGGA PBK TERTANGKAP DI LAHAN PETANI Nurmasita Ismail, Asni Andjan Hardan F.F. Munier

(15)

Daftar Isi

xiv

94. KERAGAAN PERTANAMAN KAKAO ASAL BIBIT SOMATIK EMBRYO GENESISDI SULAWESI TENGAH

Yakob Langsa dan Muhammad Abid

809 - 817

95. KAJIAN TINGKAT PRODUKTIVITAS KAKAO PADA KEGIATAN INTENSIFIKASI PROGRAM GERNAS KAKAO (KASUS DI DESA WANAGADING KECAMATAN BOLANO LAMBUNU

KABUPATEN PARIGI MOUTONG) Muhammad Abid, dan Tina Febrianti

818 - 824

96. PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK BUAH KAKAO

(Conopomorpha cramerella) DENGAN PESTISIDA NABATI DAN HORMON FERO-PBK YANG RAMAH LINGKUNGAN Jeaneke Wowiling

825 - 831

97. PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK LIMBAH KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF BIBIT KELAPA DALAM MAPANGET (Cocosnucifera)

Muhammad Nur dan A.Lay.

832 - 839

98. PENGARUH POSISI TANDAN DAN LETAK BUAH PADA SPIKELET TERHADAP PERKECAMBAH BENIH

AREN(Arengapinnata MERR ) . Muhammad Nurdan Maliangkay. R.B

840 - 845

99. PATOGENISITAS Metarhiziumanisopliaevar. major TERHADAP BEBERAPA INSTAR LARVA HAMA Oryctes rhinoceros (Coleoptera : Scarabaeidae)

Salim

846 - 853

100. HAMA DAN PENYAKIT YANG MENYERANG TANAMAN PINANG (Areca catechu) DI KP.KAYUWATU

Salim

(16)

Kajian Tingkat Produktivitas Kakao pada Kegiatan Intensifikasi Program Gernas Kakao (Kasus di Desa Wanagading Kecamatan Bolano Lambunu Kabupaten Parigi Moutong)

818 KAJIAN TINGKAT PRODUKTIVITAS KAKAO PADA KEGIATAN

INTENSIFIKASI PROGRAM GERNAS KAKAO

(Kasus di Desa Wanagading Kecamatan Bolano Lambunu Kabupaten Parigi Moutong)

Muhammad Abid dan Tina Febrianti

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tengah Jl. Lasoso No. 62 Biromaru Palu

email :muh_abid12@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pendapatan dan efisiensi dalam usahatani kakao dengan membandingkan sebelum dan sesudah menggunakan teknologi Intensifikasi pada kegiatan Gerakan peningkatan produksi dan mutu kakao (Gernas) Metode penelitian yang digunakan adalah ”on farm research” melibatkan 25 petani kakao dengan total luas lahan18,75ha. Penelitian dilakukan di desa Wanagading Kecamatan Bolano Barat Kabupaten Parigi Moutong pada tahun 2011. Analisa pendapatan dan biaya usahatani dinilai berdasarkan kelayakan ekonomi dengan menggunakan rumus MBCR

(Ratio keuntungan dan biaya marginal). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata

produktifitas yang diperoleh dari usahatani Kakao setelah melakukan introduksi teknologi Intensifikasi mengalami peningkatan, produktifitas sebelum kegiatan intensifikasi 872,80kg/ha/tahun, setelah melakukan kegiatan Intensifikasi mengalami peningkatan menjadi 1,104,80 kg/ha/tahun. Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa penerapan inovasi teknologi usaha tani melalui kegiatan Intensifikasi menghasilkan tambahan keuntungan Rp.4.306.800 /ha/tahun dengan ratio keuntungan dan biaya marginal

(MBCR) mempunyai nilai 3,98 ini artinya bahwa setiap tambahan biaya produksi Rp

1.000,- akan mendapat keuntungan sebesar Rp 3.980. Dilihat dari nilai MBCR yang lebih besar dari dua, maka penerapan teknologi intoduksi usaha tani kakao dalam hal ini kegiatan Intensifikas sangat layak untuk dikembangkan ke wilayah yang lebih luas. Kata kunci : Produktivitas, kakao, Intensifikasi

PENDAHULUAN

Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peran penting dalam menunjang perekonomian Indonesia, sebagai sumber pendapatan dan penyediaan lapangan pekerjaan. Total areal tanaman kakao di Indonesia pada tahun 2008 mencapai 1,563,423 yang didominasi oleh perkebunan rakyat (93,11 %) dengan jumlah petani yang terlibat secara langsung sebanyak 1,526,271 KK. (Departemen Pertanian, 2007).

Dalam usaha meningkatkan produksi dan mutu kakao nasional maka sejak tahun 2009, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan telah meluncurkan program Gerakan Nasional peningkatan produksi dan mutu Kakao (Gernas). Sembilan Propinsi dengan 40 kabupaten yang menjadi sasaran program ini yaitu: Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur, Bali, Maluku, Papua dan Papua Barat. Di Sulawesi

(17)

Kajian Tingkat Produktivitas Kakao pada Kegiatan Intensifikasi Program Gernas Kakao (Kasus di Desa Wanagading Kecamatan Bolano Lambunu Kabupaten Parigi Moutong)

819 Tengah, Program Gernas kakao telah dilaksanakan di 10 Kabupaten. Kegiatan utama dari program ini adalah peremajaan kakao seluas 70 ribu ha, rehabilitasi tanaman seluas 235 ribu ha, intensifikasi tanaman seluas 145 ribu ha, pemberdayaan petani sebanyak 450 ribu orang, pengendalian hama/penyakit tanaman seluas 450 ribu Ha dan perbaikan mutu sesuai dengan standar Nasional Indonesia (SNI) (Sinar Tani, 2008).

Hasil analisis Land Question (LQ) pada tingkat nasional menunjukkan bahwa komoditas kakao di Sulawesi Tengah merupakan komoditas unggulan yang dicerminkan dengan nilai LQ 3,80 (Bakri, Heni S PR, 2010). Peningkatan Produksi, produktivitas, dan perluasan areal tanaman kakao yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, terbukti pada tahun 2011 luas perkebunan kakao yang ada di Provinsi Sulawesi tengah 281,765 ha yang terdiri dari tanaman belum menghasilkan 52,007 ha, Tanaman menghasilkan 195,725 ha dan tanaman rusak 34,033 ha (BPS Sulteng 2010). Hal mengindikasikan bahwa prospek pengembangan sektor perkebunan komoditi kakao sangat cocok untuk dikembangkan di wiliyah tersebut.

METODOLOGI Kerangka Pikir

Upaya pengembangan komoditas perkebunan dihadapkan pada berbagai kendala antara lain: (1) Produktifitas yang rendah dibawah potensi normal, karena banyak tanaman yang tua dan rusak dengan bahan tanaman asalan, (2) Industri hilir di dalam negeri yang kurang berkembang, sehingga ekspor dalam bentuk produk primer, (3) tidak tersedia lagi pendanaan khusus untuk perkebunan, serta (4) adanya berbagai kebijakan yang kurang mendukung pembangunan perkebunan, seperti diberlakukannya berbagai pungutan yang memberatkan iklim investasi. Kendala–kendala tersebut tentunya perlu diupayakan secara terpadu melalui berbagai kegiatan yang terkait (Deptan 2007).

Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional adalah upaya percepatan peningkatan produktifitas tanaman dan mutu hasil kakao nasional dengan memberdayakan/melibatkan secara optimal seluruh potensi pemangku kepentingan serta sumber daya yang ada. Cakupan kegiatan utamanya terdiri dari peremajaan, rehabilitasi dan intensifikasi tanaman kakao rakyat di sentra produksi kakao dengan teknologi terkini.Pelaksaan Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional (Gernas) diharapkan akan memberikan manfaat antara lain: 1) Meningkatnya produktifitas kakao di lokasi gerakan, 2) Menigkatkan pendapatan petani di lokasi, 3) Meningkatnya uang yang beredar di pedesaan, 4) Meningkatnya penerimaan devisa di lokasi gerakan, 5) Meningkatnya mutu kakao sesuai SNI, 6) Terpenuhinya kebutuhan bahan baku industri dalam negeri. (Ditjenbun.2009).

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berlokasi di DesaWanagading Kecamatan Bolano Lambunu Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah yang dilakukan secara sengaja pada bulan Juni sampai dengan Oktober 2011, dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut merupakan lokasi Demonstrasi Usaha tani (Demfarm) kegiatan pendampingan Gerakan Peningkatan produksi dan mutu Kakao (Gernas) yang dilakukan oleh BPTP Sulawesi Tengah.

(18)

Kajian Tingkat Produktivitas Kakao pada Kegiatan Intensifikasi Program Gernas Kakao (Kasus di Desa Wanagading Kecamatan Bolano Lambunu Kabupaten Parigi Moutong)

820 Pengumpulan dan Analisis Data

Untuk melihat seberapa besar tingkat produktivitas kakao pada lokasi kegiatan pengkajian, maka data dan informasi yang akan dikumpulkan dalam kegiatan ini adalah data primer yang diperoleh melalui hasil wawancara langsung terhadap petani, yang selanjutnya dari data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode Peningkatan produksi suatu komoditas (J) sebagai dampak teknologi dan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan matematika sebagai berikut (Hendayana, 2003):

J = ∆ Y x t x A Dimana :

J = Peningkatan produksi (ton) ∆ Y = peningkatan hasil (t/ha)

t = tingkat adopsi teknologi introduksi (hamparan atau Jumlah petani. A = Total area tanaman yang menerapkan teknologi introduksi

Dampak penerapan teknologi baru terhadap pendapatan rumah tangga ini dapat didekati dengan menggunakan analisis usahatani dengan membandingkan antara rata-rata pendapatan usahatani sebelum dan sesudah menerapkan teknologi baru dengan pendekatan partial budgeting analysis. Marginal benefitCost ratio (MBCR) dapat digunakan untuk mengukur kelayakan teknologi baru/introduksi dibandingkan dengan teknologi petani yang dapat diformulasikan sebagai berikut:

Penerimaan kotor (I) – Penerimaan kotor (P) MBCR =

Total Biaya (I) – Total Biaya (P) Dimana : I = Teknologi introduksi

P = Teknologi Petani

Secara teoritis, keputusan mengadopsi teknologi baru layak dilakukan jika MBCR >1. Artinya, tambahan penerimaan yang diperoleh dari penerapan teknologi baru harus lebih besar daripada tambahan biaya (Malian, 2004).

HASIL DAN PEMBAHASAN Teknologi Intensifikasi Program Gernas kakao

Insentifikasi tanaman kakao pada program gernas kakao adalah upaya untuk meningkatkan produktivitas tanaman kakao melalui penerapan teknis budidaya sesuai standar dan sesuai anjuran dengan tujuan memperbaiki kondisi kebun yang tanamannya kurang terawat dan terserang OPT (Hama, Penyakit, dan Gulma).Secara sederhana pelaksanaan program Intensifikasi gernas kakao meliputiPenanaman pelindung,pemangkasan, panen sering, sanitasi,pemupukan, dan aplikasi pestisida. Penerapan teknologi Intensifikasi pada tanaman kakao tersebut sangat berpengaruh pada peningkatan produksi dimana harus dilakukan sesuai dengan petunjuk dan sesuai anjuran yang langsung dilaksanakan oleh petani itu sendiri dibawah bimbingan dari petugas lapangan setempat.Pelaksanaan kegiatan intensifikasi dilaksanakan sesuai dengan

(19)

Kajian Tingkat Produktivitas Kakao pada Kegiatan Intensifikasi Program Gernas Kakao (Kasus di Desa Wanagading Kecamatan Bolano Lambunu Kabupaten Parigi Moutong)

821 petunjuk teknis yang ada. Sarana produksi dalam kegiatan Gernas kakao ini merupakan bantuan daripemerintah berupa pupuk, hand sprayer, gunting gala dan obat-obatan.

Pelaksanaan kegiatan Intensifikasi di Provinsi Sulawesi Tengah mulai dilakukan sejak adanya kegiatan Gerakan peningkatan produksi dan mutu Kakao (Gernas) dengan total luas areal 11.400 ha yang tersebar dibeberapa Kabupaten. Produktivitas Usahatani Kakao

Produktifitas adalah rasio dari total output dengan input yang dipergunakan dalam produksi (Heady, 2002). Selanjutnya dijelaskan bahwa berkenaan dengan lahan, produktivitas lahan berkesesuaian dengan kapasitas lahan untuk menyerap input produksi dan menghasilkan output dalam produksi pertanian.

Pendekatan yang digunakan untuk mengetahui dampak teknologi terhadap tingkat produktivitas dilakukan terhadap jenis kegiatan pengkajian, sehingga akan diperoleh gambaran yang realistis dari tampak teknologi pengkajian yang bersangkutan. Dalam analisis ini yang dikaji adalah petani koperator sebalum introduksi teknologi dan setelah menjadi petani koperator (setelah menerapkan teknologi introduksi). Harapannya adalah selisih antara dua kegiatan itu positif karena hal itu artinya teknologi berdampak positif. Namun bila kenyataanya negatif, artingya teknologi introduksi menyebabkan terjadinya penurunan pada aspek yang dikaji.

Dalam kegiatan ini input sarana produksi semuanya disediakan oleh pemerintah melalui bantuan gerakan nasional peningkatan produksi dan mutu kakao (Gernas) Kabupaten Parigi Moutong pada kegiatan intensifikasi. Dampak dari bantuan pemerintah melalui kegiatan intensifikasi gernas kakao dapat terlihat pada Tabel 1berikut :

Tabel 1. Dampak teknologi (intensifikasi kakao) terhadap produktivitas di Desa Wanagading Kecamatan Bolano Lambunu Kabupaten Parigi Moutong, 2011.

Sumber : Data Primer setelah diolah, 2011.

Berdasarkan pada Tabel 1, terlihat bahwa tingkat produktivitas usahatani kakao di Desa Wanagading Kecamatan Bolano Lambunu mengalami peningkatan dari 872,80 kg/Ha (sebelum kegiatan intensifikasi) meningkat menjadi 1,104,80 kg/ha (sesudah kegiatan intensifikasi) atau meningkat sekitar 232,80 kg/ha (21,0%), dengan demikian, kegiatan intensifikasi memberikan dampak yang positif terhadap peningkatan produksi dan produktifitas kakao di Desa Wanagading Kecamatan Bolano Lambunu Kabupaten Parigi Moutong.

Uraian Volume

Jumlah petani koperator (orang) 25

Rata-rata luas lahan kakao (ha) 0,97

Total areal dampak (ha) 24,25

Produktifitas sesudah menjadi petani koperator (kg/ha) 1.104,80 Produktifitas sebelum menjadi petani koperator (kg/ha) 872,80

Selisih produktifitas (kg) 232,80

Persentase peningkatan hasil (%) 21,0%

(20)

Kajian Tingkat Produktivitas Kakao pada Kegiatan Intensifikasi Program Gernas Kakao (Kasus di Desa Wanagading Kecamatan Bolano Lambunu Kabupaten Parigi Moutong)

822 Untuk melihat dampak teknologi terhadap produksi dapat dihitung dari perkalian selisih produksi dikalikan areal dampak. Sedangkan areal dampak yang diperoleh dari perkalian jumlah responden dengan rata-rata luas kepemilikan lahan responden. Dalam introduksi teknologi ini jumlah responden ada 25 orang, dengan rata-rata kepemilikan lahan seluas 0,97 ha sehingga total areal dampaknya adalah sekitar 24,25 ha. Dengan demikian dampak teknologi introduksi terhadap produksi adalah sebesar 5.645,40 kg.

Analisis Pendapatan Usahatani

Dampak teknologi Intensifikasiterhadap pendapatan dapat dihitung dari perkalian tambahan produktifitas dengan tingkat harga per kg yang berlaku yakni sekitar Rp. 18.500 yaitu sebesar Rp. 4.306.800 selanjutnya dengan mengalikan total areal dampak dengan pendapatan yaitu 24,25 ha dikalikan Rp. 4.306.800 maka hasilnya mencerminkan pendapatan wilayah. Hasil perkalian areal dampak dengan pendapatan menghasilkan nilai Rp.104.439.900,- . Gambaran dampak teknologi terhadap pendapatan, dengan analisis ini dapat pula diketahui informasi lainnya seperti disajikan pada Tabel 2 berikut :

Tabel 2.Dampak teknologi (intensifikasi kakao) terhadap pendapatan di Desa Wanagading Kecamatan Bolano Lambunu Kabupaten Parigi Moutong, 2011.

Uraian Volume

Produktifitas sesudah menjadi petani koperator (kg/ha) 1.104,80 Produktifitas sebelum menjadi petani koperator (kg/ha) 872,8

Selisih produktifitas 24,25

Persentase peningkatan hasil (%) 21,0

Kisaran Harga / kg (Rp) 18.500

Dampak terhadap pendapatan (Rp) 4.306.800 Dampak terhadap pendapatan wilayah (Rp) 104.439.900,00 pendapatan setelah melakukan introduksi (Rp/ha) 20.438.800,00 pendapatan sebelum melakukan introduksi (Rp/ha) 16.146.800,00 Total biaya setelah melakukan introduksi (Rp/ha) 4.124.000,00 Total biayasebelum melakukan introduksi (Rp/ha) 3.046.000,00

MBCR 3,98

Sumber : Data Primer setelah diolah, 2011.

Hasil analisis menunjukkan bahwa penerapan inovasi teknologi usahatani kakao melalui intensifikasi di wilayah penelitian menghasilkan tambahan keuntungan bagi petani sebesar Rp. 4.306.800 /ha/tahun. Nilai MBCR (marginal benefit cost ratio) dari penerapan inovasi teknologi introduksi tersebut sebesar 3,98 (21,0%) yang berarti setiap tambahan biaya dalam menerapkan inovasi teknologi introduksi sebesar Rp. 1.000 dapat meningkatkan penerimaan sebesar Rp. 3.980. Hal ini berarti penerapan inovasi teknologi introduksi usahatani kakao sangat layak untuk dikembangkan ke wilayah yang lebih luas.

Informasi lain yang diperoleh adanya besaran nilai biaya adopsi yang harus dikeluarkan pemerintah melalui kegiatan Gernas kakao. Biaya adopsi mencerminkan besarnya biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk menerapkan

(21)

Kajian Tingkat Produktivitas Kakao pada Kegiatan Intensifikasi Program Gernas Kakao (Kasus di Desa Wanagading Kecamatan Bolano Lambunu Kabupaten Parigi Moutong)

823 teknologi. Logikanya nilai biaya adopsi ini harus lebih rendah dari tingkat perolehan pendapatan, sehingga pendapatan usahatani dapat menutup biaya tersebut. Besarnya biaya adopsi sangat erat kaitannya dengan tingkat adopsi petani terhadap teknologi itu sendiri. Selain biaya adopsi, informsi yang juga penting adalah didapatkannya rasio harga dengan biaya usahatani. Rasio ini mencerminkan besarnya biaya yang harus dikeluarkan dalam setiap satuan harga output yang berlaku. Nilai rasio biaya terhadap harga semakin baik teknologi yang diintroduksikan yang tentunya akan meningkatkan pendapatan petani.

KESIMPULAN

1. Proses pelaksanaan kegiatan intensifikasi yang dilakukan oleh petani di Desa Wanagading Kecamatan Bolano Barat sudah sesuai dengan petunjuk teknis pelaksanaan yang meliputi penanaman pelindung, pemangkasan, panen sering, Sanitasi, pemupukan, dan aplikasi pestisida.

2. Peningkatan Produktivitas kakao dengan melakukan introduksi teknologi mengalami peningkatan yang cukup berarti dimana sebelum dilaksanakan kegiatan intensifikasi Program Gernas Kakao sebesar 872,80 kg/ha, sesudah dilakukan kegiatan sebesar 1,104,80 kg/ha, meningkat 232,80 kg/ha

3. Pendapatan petani kakao setelah melakukan kegiatan intensifikasi Program Gernas Kakao menigkat dari Rp. 16.146.800,- menjadi Rp. 20.438.800,- Hal ini sangat dipengaruhi oleh harga yang berlaku pada saat itu.

4. Penerapaninovasi teknologi introduksi (Intensifikasi) yang dilakukan petani memperoleh Nilai MBCR(marginal benefit cost ratio) sebesar 3,98, hal ini menunjukkan bahwa penerapan inovasi teknologi introduksi usahatani tersebut sangat layak untuk dikembangkan ke wilayah yang lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

Bakhri, Heni S PR, 2010. Kajian Sosial Ekonomi Penggunaan Sex Feromon Untuk Mengendalikan Hama Penggerek Buah Kakao (PBK). Study Kasus di Desa wenuni dan Desa Tovia Tambu Kabupaten Donggala. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah. Palu

BPS Sulteng. 2010. Sulawesi Tengah Dalam Angka 2011. Palu.

Departemen pertanian. 2007. Pedoman Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Karet, Kakao). Direktorat Jendera Perkebunan. Jakarta

Ditjenbun.2009.Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional. http//ditjenbun.deptan.go.id. tgl 21-7-2009.

FAO. 2003. Farming System Development; A General Guideline. FAO. Rome. Heady, O.E., and J.H. Dillon, 2002 Agricultiral Production. Ames, Lowa : lowa

(22)

Kajian Tingkat Produktivitas Kakao pada Kegiatan Intensifikasi Program Gernas Kakao (Kasus di Desa Wanagading Kecamatan Bolano Lambunu Kabupaten Parigi Moutong)

824 Hendayana, R. 2003. Dampak Peneraoan Teknologi Terhadap Perubahan Struktur Biaya dan Pendapatan Usahatani Pdi. Working Paper. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Bogor, 14 hal.

Malian, A.H. 2004 . Analisis Ekonomi Usahatani dan Kekeyaan Finansial Teknologi pada Skala Pengkajian. Makalah Disajikan dalam Pelatihan Analisa Finansial dan Ekonomi bagi pengembangan Sistem dan Usahatani Agribisnis Wilayah, Bogor, 29 November – 9 Desember 2004. Puslitbang Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.

(23)

Daftar Hadir

860

DAFTAR PESERTA SEMINAR NASIONAL

PERANAN INOVASI DAN KEMITRAAN DALAM MENDUKUNG

PROGRAM DAERAH SENTUH TANAH DI SULAWESI UTARA

Kalasey, 18 Desember 2012

No. Nama Asal peserta

1. Didik Raharjo BPTP Sultra

2. Zainal Abidin BPTP Sultra

3. Cipto Nugroho BPTP Sultra

4. Andi Irmadamayanti BPTP Sulteng 5. Irwan Suluk Padang BPTP Sulteng

6. Asni Ardjanhar BPTP Sulteng

7. Sahardi BPTP Sulsel

8. M. Basir Nappu BPTP Sulsel

9. Bahtiar BPTP Sulut

10. Tina Febrianti BPTP Sulteng

11. Andi Tanrirawe Balitsereal Maros

12. Ali Jamil BPTP Riau

13. Abdi Negara BPTP Sulteng

14. Jan Tatuh UNSRAT

15. Aryanto BPTP Sulut

16. Muhammad Nur BALITKA

17. Jailani Husain UNSRAT

18. John Rantung UNSRAT

19. Fadjri Djufry BPTP Sulsel

20. Wahid BPTP Maluku

21. Abdul Wahid Rauf BPTP Papua

22. Abdul Fatah BPTP Sulsel

23. Herniwati BPTP Sulsel

24. Novia Qomariyah BPTP Sulsel

25. Hartin Kasim BPTP Sulut

26. Luice Taulu BPTP Sulut

27. Frederik Frans Rumondor BPTP Sulut

28. Jeaneke Wowiling BPTP Sulut

29. Jimmy Wenas BPTP Sulut

30. Denny Mamesah BPTP Sulut

31. Midi S. Lebang BPTP Sulut

32. Sunarti Datundugon BPTP Sulut

(24)

Daftar Hadir

861

No. Nama Asal peserta

33. Jan James Mokoagow BPTP Sulut

34. Welly Rembang BPTP Sulut

35. Olvie Tandi BPTP Sulut

36. Agustinus N. Kairupan BPTP Sulut 37. August L. Polakitan BPTP Sulut

38. Paulus C. Paat BPTP Sulut

39. Faisal BPTP Sulut

40. Sudirman Mokoginta BPTP Sulut

41. Rita Novarianto BPTP Sulut

42. Suratini BPTP Sulut

43. Zainal Abidin BPTP Sultra

44. Yenny Tamburian BPTP Sulut

45. Derek Polakitan BPTP Sulut

46. Arnold C. Turang BPTP Sulut

47. Richard Reppi BPTP Sulut

48. I.E. Malia BPTP Sulut

49. G.H. Joseph BPTP Sulut

50. Payung Layuk BPTP Sulut

51. Hasriyanti Silondae BPTP Sulut

52. Jantje Kindangen BPTP Sulut

53. Louise Mathindas BPTP Sulut

54. Ismatul Hidayah BPTP Maluku

55. Heni SP Rahayu BPTP Sulteng

56. Sri Bananiek Sugiman BPTP Sultra

57. Entis Sutisna BPTP Papua Barat

58. Rusiadi Djuri BPTP Sulut

59. Mardiana BPTP Sulut

60. Miftahulhair Ardan BPTP Sulut

61. Suharno BPTP Sultra

61. Andi Ella BPTP Sulsel

62. F.F. Munir BPTP Sulteng

63. Supratman Sirih BPTP Sulut

64. Salim BALITKA

65. Anita Winokan BPTP Sulut

66. A. Lay BALITKA

67. Muhammad Abid BPTP Sulteng

68. Meivie Lintang BPTP Sulut

69. Eka Triana Yuniarsih BPTP Sulsel

(25)

Daftar Hadir

862

No. Nama Asal peserta

71. Serli Anas BPTP Gorontalo

72. Annas Zubair BPTP Gorontalo

73. Zakiah BBP2TP

74. Rizqi Sari Anggraini BPTP Riau

75. Afrizal Malik BPTP Papua

76. Syamsiar BPTP Sultra

77. Maryam Nurdin BPTP Maluku

78. Rusdin BPTP Sultra

79. Nurmasita Ismail BPTP Sulteng

80. Yakob Langsa BPTP Sulteng

81. Mitsi Rumangit Bakorluh

82. Jaclin Makaleow Pemprov Sulut

83. Frits Kaunang Bakorluh

84. Sugeng Bakorluh

85. Irianto Bakorluh

86. Umar Buhari Bakorluh

87. Adampe Sani Bakorluh

88. Oman Rimporo Bakorluh

90. Nova Isamtani Bakorluh

91. Debora Sauba Bakorluh

92. Rini Rampi Bakorluh

93. Femy Tumatompo Bakorluh

94. Luice Antow Bakorluh

95. Seni Tamuntuan Bakorluh

96. Junianto Taluga Bakorluh

97. Agus Taloliu Bakorluh

98. Yuli Mathindas Bakorluh

99. Barnece Mawikere Bakorluh

100. Seni Tindas Bakorluh

Gambar

Tabel  1.  Dampak  teknologi  (intensifikasi  kakao)  terhadap  produktivitas  di  Desa  Wanagading Kecamatan Bolano Lambunu Kabupaten Parigi Moutong, 2011

Referensi

Dokumen terkait

Kabupaten Ponorogo Formasi Tahun 2019 telah melakukan Final Verifikasi pada tahapan seleksi administrasi.. Pelamar yang dinyatakan Memenuhi Syarat (MS) segera mencetak

Nam 33 siswa (89, sesuai denga mengungkapka oleh dua fakto siswa dan fak Sebanyak 4 sis faktor yang da tersebut kura pembelajaran, diisi oleh peng melakukan keg dengan teman

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan nilai t hitung sebesar -5,077 dan probabilitas 0,000 menyatakan bahwa variabel Current Ratio tidak berpengaruh

Dari hasil investigasi dan wawancara terhadap Awak kapal, diketahui bahwa terjadi asap pada sambungan terminal instalasi listrik induk menuju tiang boom untuk penerangan pada

Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen disingkat sebagai BPSK adalah salah satu lembaga peradilan konsumen berkedudukan pada tiap Daerah Tingkat II kabupaten dan

Biaya yang dibutuhkan untuk membangun instalasi pengolahan greywater dengan tipikal pelayanan 100 KK di Kecamatan Rungkut bergantung pada lokasi peletakan. 7.2

Hasil penelitian membuktikan bahwa perceived usefulness berpengaruh terhadap attitude, perceived ease of use berpengaruh positif terhadap attitude, trust berpengaruh

Tindakan mitigasinya adalah dengan memberi tanda peringatan bahaya K3 dilarang bergurau saat melintasi tangga, beri papan kayu sebagai alas tangga agar tidak licin,