• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATERI DAN METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MATERI DAN METODE. Waktu dan Tempat Penelitian"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

21 MATERI DAN METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2011, bertempat di pesisir pantai utara Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat. Zona pengamatan dibagi menjadi 3 zona berdasarkan jarak dari pantai.

Gambar 1. Peta Zona Pengamatan, Kecamatan Gebang. Materi

Materi penelitian adalah hijauan makanan ternak serta rumput lokal yang tumbuh di Kecamatan Gebang dan alat-alat yang digunakan berupa kuadran berukuran 0.5m x 0.5m, pisau, kantong plastik, alat tulis, alkohol 70%, kertas buram, dan label.

Pelaksanaan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survey dengan melakukan wawancara dengan beberapa peternak domba terkait kondisi peternakan, serta meninjau langsung keberagaman hijauan makanan ternak terutama rumput lapang di Kecamatan Gebang yang dibagi menjadi tiga zona pengamatan berdasarkan jarak dari pantai yaitu: zona-1 (0-1 km dari pantai); zona-2 (1-2 km dari

Zona-1

Zona-3

(2)

Zona-22 pantai); dan zona-3 (2-3 km dari pantai). Lokasi pengambilan sampel pada tiap zona didasari pada banyaknya peternak yang mengambil dan memanfaatkan rumput lapang pada daerah pengambilan sampel tersebut.

Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer didapat dari semua responden melalui wawancara dengan beberapa peternak mengenai kondisi peternakan, teknik observasi yaitu pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung ke lapangan untuk mengetahui fenomena atau gejala yang ada pada objek-objek penelitian dan pengukuran langsung di lapangan.

Data sekunder diperoleh dari bahan tertulis atau pustaka yang dapat dipercaya dan berhubungan dengan penelitian berupa data-data pendukung yang diperoleh dari instansi terkait seperti Kantor Kecamatan Gebang dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Cirebon.

Identifikasi Rumput Lapang

Rumput lapang diidentifikasi dengan bantuan herbarium. Herbarium adalah tumbuhan yang telah dikeringkan dengan suatu proses tertentu. Selain itu herbarium dapat diartikan sebagai koleksi kering specimen tumbuhan yang digunakan dalam penelitian maupun sebagai museum tumbuhan. Pembuatan herbarium hijauan pakan khususnya rumput yang ada di Kecamatan Gebang bertujuan untuk memberikan contoh specimen tumbuhan dalam bentuk awetan kering dan untuk memudahkan proses identifikasi.

Metode yang digunakan dalam pembuatan herbarium rumput mengacu pada metode Stone (1983) yaitu eksplorasi koleksi tumbuhan dengan bunga dan buah (fertil) diproses untuk spesimen herbarium, baik koleksi kering, basah, maupun karpologi. Setiap rumput lokal yang ditemukan tumbuh di Kecamatan Gebang dibuat koleksi herbariumnya dengan cara mengambil 1 helai sampel tanaman rumput lengkap dengan akar dan bunga serta daunnya, lalu semprotkan alkohol 70 % pada seluruh bagian tanaman, direkatkan pada kertas, kemudian dipadatkan (press) hingga kering.

(3)

23 Rumput lapang yang telah dijadikan herbarium kemudian diidentifikasi dengan menggunakan metode studi literatur yaitu dengan melihat dan menyamakan antara herbarium dengan foto-foto atau gambar yang terdapat dalam buku-buku yang membahas khusus tentang rumput.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil survey lapangan dan profil kecamatan diolah secara deskriptif meliputi gambaran keadaan umum lokasi penelitian, serta karakteristik peternakan domba di lokasi penelitian. Metode pengolahan data yang digunakan adalah perhitungan komposisi botani metode “dry weight rank”, analisis Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia (KPPTR) metode Nell dan Rollingson, serta analisis SWOT.

Analisis Komposisi Botani Rumput Lapang

Analisis komposisi botani yang dilakukan adalah analisisi metode “Dry Weight Rank” menurut Mannetje dan Haydock (1963). Metode ini digunakan untuk menaksir komposisi botani padang rumput atas dasar bahan kering tanpa melakukan pemotogan dan pemisahan spesies hijauan.

Dalam analisis ini digunakan Bingkai kuadran terbuat dari kawat berukuran 0,5m x 0,5m. Kuadran ditempatkan secara acak dilakukan sebanyak 25 kali. kemudian catat semua spesies yang ada dan lakukan estimasi perhitungan persentase (dalam angka) spesies yang menduduki peringkat pertama, kedua, dan ketiga dalam hal bahan kering. Pemilihan lokasi sampling dilakukan berdasarkan banyaknya peternak yang mengambil rumput dan memanfaatkannya untuk makanan ternak mereka di lokasi tersebut.

Analisis Kapasitas Daya Tampung Nell dan Rollinson

Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia (KPPTR) merujuk pada metode Nell dan Rollinson (1974) yang merupakan metoda komparatif yang memebatasi diri hanya pada sumber-sumber hijauan pakan yang tercatat luas atau ukurannya dalam laporan statistik.

(4)

24 Potensi penyediaan hijauan dari sumber-sumber tersebut dikonversikan terhadap potensi padang rumput alami seperti ditampilkan pada Tabel.1, kemudian dilakukan perhitungan potensi penyediaan hijauan sebagai berikut.

Tabel.1 Sumber Hijauan Makanan Ternak dan Nilai Konversi Kesetaraan Sumber Hijauan Nilai konversi kesetaraan

(Sumber pembaku)

Keterangan Padang rumput

permanen/ Prp (sumber pembaku)

- Produksi: 15 ton BK/Ha/thn

Sawah bera (Sb) 10% luas Sb setara Prp

Galengan sawah (Gs) 100% luas Gs setara Prp Luas galengan: 3% luas sawah

Tegalan (Tg) 1% luas Tg setara Prp Pinggir jalan (Pj) Setiap 1 km panjang jalan

setara 0,5 Ha Prp

1. Analisis Daya Dukung (ST) Rumus : Potensi hijauan pakan

Konsumsi ternak/hari

x 365 hari

Keterangan:

1. Potensi hijauan pakan dalam bentuk BK dengan satuan kg/tahun 2. Konsumsi atau kebutuhan ternak dengan satuan kg BK/ ST/hari 3. 365 hari=1 tahun

2. Analisis KPPTR Efektif (ST) = Daya Dukung – POPRIIL

Keterangan: POPRIIL adalah populasi riil ternak ruminansia (ST) pada tahun tertentu.

Analisis SWOT

Analisis SWOT merupakan identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi pengambilan keputusan. Analisis ini meliputi analisis faktor internal dan analisis faktor eksternal yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi. Analisis faktor internal meliputi penilaian terhadap faktor kekuatan dan kelemahan. Sementara analisis faktor eksternal mencakup faktor peluang dan tantangan.

(5)

25 A. Pendekatan Kuantitatif Matriks SWOT

Data SWOT dapat dikembangkan secara kuantitaif melalui perhitungan Analisis SWOT agar diketahui secara pasti posisi organisasi yang sesungguhnya. Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

1. Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor setta jumlah total perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor S-W-O-T;

Menghitung skor (a) masing-masing point faktor dilakukan secara saling bebas (penilaian terhadap sebuah point faktor tidak boleh dipengaruhi atau mempengeruhi penilaian terhadap point faktor lainnya. Pilihan rentang besaran skor sangat menentukan akurasi penilaian namun yang lazim digunakan adalah dari 1 sampai 10, dengan asumsi nilai 1 berarti skor yang paling rendah dan 10 berarti skor yang paling tinggi.

Perhitungan bobot (b) masing-masing point faktor dilaksanakan secara saling ketergantungan. Artinya, penilaian terhadap satu point faktor adalah dengan membandingkan tingkat kepentingannya dengan point faktor lainnya. Sehingga formulasi perhitungannya adalah nilai yang telah didapat (rentang nilainya sama dengan banyaknya point faktor) dibagi dengan banyaknya jumlah point faktor).

2. Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d) dan faktor O dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu X, sementara perolehan angka (e = y) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Y;

3. Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran matrik analisis space SWOT (pada Gambar 2).

Gambar 2. Matrik Analisis Space

I

II IV

(6)

26 Keterangan:

Kuadran I : Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang. Strategi yang diterapkan adalah strategi agresif yang berarti untuk terus melakukan ekspansi dapat dilakukan dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk mencapai peluang-peluang yang ada.

Kuadran II : Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar. Strategi yang dapat diterapkan adalah strategi diversifikasi yang berarti organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.

Kuadran III : Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang. Strategi yang disarankan adalah strategi konserfatif yang artinya organisasi harus meminimalkan masalah internal (kelemahan) yang dimiliki untuk dapat meraih peluang yang ada.

Kuadran IV : Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan besar. Strategi yang disarankan adalah strategi devensif yang berarti untuk terus bertahan, organisasi harus meminimalkan masalah internal yang ada serta berusaha untuk menghindari ancaman-ancaman dari luar.

B. Pendekatan Kualitatif Analisis SWOT

Pendekatan kualitatif matriks SWOT ditampilkan delapan kotak seperti yang ditampilkan pada Gambar 3, yaitu dua kotak paling atas adalah kotak faktor eksternal (Peluang dan Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal (Kekuatan dan Kelamahan). Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemua antara faktor-faktor internal dan eksternal.

(7)

27 \ Gambar 3. Kotak Pendekatan Kualitatif Matrik SWOT

Keterangan:

Sel A: Comparative Advantages

Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang lebih cepat. Sel B: Mobilization

Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini harus dilakukan upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi untuk memperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itu menjadi sebuah peluang.

Sel C: Divestment/Investment

Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari luar. Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur. Peluang yang tersedia sangat meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan karena kekuatan yang ada tidak cukup untuk menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil adalah (melepas peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain) atau memaksakan menggarap peluang itu (investasi)

Sel D: Damage Control

Sel ini merupaka kondisi yang paling lemahdari semua sel karena merupakan pertemuan antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar, dan karenanya keputusan yang salah akan membawa bencana yang besar bagi organisasi. Strategi yang harus diambil adalah Damage Control (mengendalikan kerugian) sehingga tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.

Gambar

Gambar 1. Peta Zona Pengamatan, Kecamatan Gebang.

Referensi

Dokumen terkait

6. Informed consent yang sudah di tanda tangani oleh pasien atau keluarga pasien disimpan dalam rekam medic.. Bila informed consent yang diberikan oleh pihak lain atau pihak ke

Untuk membuat objek pada WebGL, yang pertama kali dilakukan adalah dengan menentukan vertex dari objek dan disimpan pada sebuah array. Lalu dengan menggunakan

Kemudian secara terminologis yang berdasarkan pada pendapat para ahli bahwa politik hukum adalah kebijakan dasar penyelenggara negara dalam bidang hukum yang akan, sedang dan

Maka dari itu, untuk meningkatkan peran pemerintah dalam mengawasi transaksi, diperlukan inovasi untuk menjamin perlindungan serta keamanan konsumen terhadap pelaku usaha

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, tes performansi (unjuk kerja), observasi, dan studi pustaka. 1) Wawancara dilakukan untuk

Dalam menentukan persepsi wisatawan terhadap aksesibilitas Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan ditinjau dari indikator aksesibilitas dapat diketahui melalui 10

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi pada Program Studi S1 Ilmu

Menurut Jhon Elliot bahwa yang dimaksud dengan PTK adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan didalamnya (Elliot,