• Tidak ada hasil yang ditemukan

Semua hak dilindungi undang-undang/dicetak di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Semua hak dilindungi undang-undang/dicetak di Indonesia"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Hak Cipta 2014

Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH - German International Cooperation -

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Pemerintan Provinsi Kalimantan Barat Semua hak dilindungi undang-undang/Dicetak di Indonesia

Penerbit:

Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH - Regional Economic Development (RED) -

Wisma Bakrie 2, Lantai 5 Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B2 Jakarta 12920 – Indonesia T +62 21 579 45740 F +62 21 579 45740 E jakarta@red.or.id I www.red.or.id Penyusun: Dyah Manohara Dono Wahyuno Reproduksi:

Dilarang mereproduksi publikasi ini baik seluruhnya, maupun sebagian dalam bentuk apapun tanpa seizin dari pemegang hak cipta, kecuali untuk tujuan pendidikan atau nirlaba, dengan ketentuan bahwa pengakuan sumber harus dibuat dan salinannya diberikan kepada GIZ. Disclaimer:

Informasi yang terdapat dalam publikasi ini diambil dari sumber-sumber yang diyakini dapat diandalkan. Namun, tidak ada pernyataan atau jaminan yang diberikan sehubungan dengan keakuratan, kelengkapan atau keandalannya. GIZ tidak bertanggungjawab atas setiap akibat/kerugian dari penggunaan isi publikasi ini.

(3)

Daftar Isi

Latar Belakang 4 Penyakit Hawar Benang Putih

dan Penyakit Rambut Kuda 26

Pendahuluan 5 Penyakit Jamur Upas 27

Hama Bunga 6 Pengendalian Hama dan

Penyakit Secara Terpadu 28

Hama Buah 7 Budidaya Anjuran: Integrasi

Lada dengan Ternak 41

Hama Penggerek Batang 8

Pengendalian Hama Tanaman Lada

11

(4)

LATAR BELAKANG

RED adalah salah satu proyek kerjasama antara Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

(BAPPENAS) beserta Kementerian Federal Jerman untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ). Program ini diimplementasikan oleh Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) dengan berusaha meningkatkan daya saing wilayah melalui jalur pertumbuhan ekonomi guna kelanjutan yang lebih baik.

Melalui pendekatan yang terpadu, RED:

 Membantu pemerintah Indonesia pada tingkat nasional dalam menyiapkan kerangka dan program- program sektor yang koheren serta kondusif bagi Pengembangan Ekonomi Lokal dan Wilayah (LRED). Penyediaan layanan ini guna memfasilitasi berbagai inisiatif LRED di seluruh Indonesia.

 Mendukung mitra pada tingkat wilayah di Jawa Tengah, Kalimantan Barat, dan Nusa Tenggara Barat untuk memajukan sektor-sektor terpilih dan menciptakan lingkungan yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan bisnis secara lebih baik, berdasarkan kebutuhan lokal.

Di Kalimantan Barat, RED mendukung Wilayah Singbebas, yang terdiri dari Kota Singkawang dan dua kabupaten, yakni Bengkayang dan Sambas. Dukungan tersebut antara lain:

 Penyusunan Strategi Pengembangan Ekonomi Wilayah, berdasarkan prioritas wilayah dan provinsi;

 Promosi Sektor Wisata, termasuk promosi pasar produk pariwisata yang potensial, seperti tenun, kopi dan kerajinan bidai;

 Promosi Rantai Nilai Lada Putih;

 Penciptaan lingkungan bisnis yang kondusif melalui Survai iklim Usaha, Analisis Dampak Regulasi dan promosi Pelayanan Perizinan Bisnis Satu Pintu.

(5)

PENDAHULUAN

Singbebas merupakan daerah potensial penghasil lada putih. Budidaya

lada/sahang di Singbebas telah berkembang cukup lama. Sebagai penegak tanaman lada digunakan kayu mati dan/atau tanaman hidup (Gamal/Rasidi dan Simpur). Pengetahuan teknik budidaya diperoleh dari orang tua (turun temurun). Produk lada yang dihasilkan adalah lada putih. Hama dan penyakit tanaman lada merupakan kendala produksi yang dihadapi petani di Singbebas. Hama utama yang ditemukan adalah, pengisap bunga, pengisap buah dan Penggerek batang. Penyakit utama yaitu jamur pirang, busuk pangkal batang dan penyakit kerdil/keriting disamping itu dijumpai penyakit lainnya yang bila dibiarkan dapat berkembang menjadi penyakit yang mematikan tanaman, yaitu penyakit hawar benang putih (Thread blight), rambut kuda (Horse hair) dan jamur upas (Pink disease).

Kehilangan/kerugian hasil akibat serangan hama dan penyakit dapat ditekan melalui penerapan budidaya lada anjuran (sesuai GAP) yang bersifat ramah lingkungan dan berkelanjutan

(6)

Hama bunga (Diconocoris hewetti )

Cairan bunga dihisap menyebabkan kegagalan

pembentukan buah. Di Bangka, hama ini menyebabkan kehilangan hasil sebesar ± 30%.

Serangga dewasa berwarna hitam, panjang ± 4,5 mm; lebar ± 3 mm; hidup selama ± 27 hari.

Serangga menjatuhkan diri bila ada gangguan. Bila tanaman digoyang, serangga akan berjatuhan. Serangan berat bunga rusak (berwarna coklat) dan gugur

Telur diletakkan pada tangkai bunga, menetas setelah 10 hari. Anaknya/nimfa sampai dewasa menghisap cairan bunga yang mekar (± 16 hari).

Anakan/Nimfa

Ciri khas : tonjolan di punggung

serangga.

(7)

Hama buah (Dasynus piperis )

Cairan buah dihisap, buah menjadi kosong/hampa, kering dan gugur. Serangga dewasa berwarna agak coklat, panjang 12 -13 mm, hidup selama ± 3 bulan.

Serangga betina bertelur pada siang hari. Telur diletakkan berkelompok (3-10

butir) pada permukaan daun atau tandan buah muda di bagian tengah

tanaman.

Buah yang diserang hama penghisap buah

Telur

Serangga aktif pagi dan sore hari, siang hari bersembunyi di dalam tajuk tanaman lada.

Ciri khas : mengeluarkan bau seperti

walang sangit

(8)

Hama Penggerek Batang (Lophobaris piperis)

Serangga dewasa hitam, kepalanya memanjang seperti belalai. Panjang 3,2 – 4,2 mm,

lebar 1,5 – 2,1 mm, dapat hidup 1 – 1,5 tahun.

Gejala serangan penggerek batang (layu/mati sebagian)

Telur diletakkan pada buku/ruas batang, cabang buah atau pada luka bekas pangkasan. Telur menetas jadi larva (ulat kecil) yang hidup dan

makan dalam batang/cabang (±30 hari), menyebabkan gejala layu pada bagian atas

batang/cabang yang diserangnya

Gejala ada penggereknya

Larva merusak

(9)

Serangan penggerek batang

Larva menggerek, merusak batang

(10)

Musuh alami hama tanaman lada yang ada di lapang : Anastatus dasyni Hitam, 1,5 – 2.0 mm (jantan), 2,0 – 2,4 mm (betina) Spathius piperis

Musuh hama penghisap buah : Anastatus dasyni ; Gryon spp. dan Ooencyrtus sp. hama penggerek batang : Spathius piperis; Eupelmus curculionis

Jamur Beauveria bassiana; Spicaria sp.

Serangga penggerek batang mati diserang jamur B. bassiana

Eupelmus curculionis

(warna hitam, panjang 5 mm, lebar 1 mm)

Warna coklat kuning, panjang 3,25 – 4,50 mm (betina); 2,5 – 4,0 mm (jantan)

Gryon sp.

Warna hitam, panjang 1,4 – 1,6 mm

Ooencyrtus sp.

(11)

Pengendalian hama tanaman lada

 Konservasi musuh alami.

Menyediakan makanan untuk kehidupan musuh alami :

 Gulma/rumput berbunga misalnya penutup tanah Arachis pintoi. Sekeliling /piringan tanaman lada dibersihkan

 Pola tanam lada dengan tanaman lain, misal lada campur dengan tanaman kopi, jagung, padi, palawija

 Melakukan monitoring secara teratur.

 Bila dijumpai bagian tanaman yang diserang penggerek, segera dipotong dan dimusnahkan

 Serangga hama pada saat populasinya masih rendah dapat ditekan perkembangannya dengan memusnahkan serangga hama tersebut atau memusnahkan bagian tanaman yang diserangnya.

 Pemeliharaan tanaman lada secara optimal

 Memangkas tajar/pohon penegak lada secara teratur  Pemupukan berimbang dan tepat waktu

 Rampasan buah lada pada saat akhir panen (memutus siklus hidup hama buah)

(12)

Pengendalian hama tanaman lada

 Pengendalian dengan insektisida (kimia)

 Dilakukan secara bijaksana yaitu bila populasi hama tinggi. Bahan kimia/ insektisida disamping mematikan serangga hama, juga dapat mematikan musuh alami serangga hama. Penyemprotan insektisida sebaiknya dilakukan secara serempak, bersama-sama (dalam satu hamparan)

 Pilih insektisida dengan bahan aktif yang tepat seperti :  Carbofuran untuk ulat penggerek dalam batang, cabang.

Cypermethrin/deltametrin,/dimethoate untuk serangga dewasanya

 Deltametrin/sipermetrin/karbosulfan/lamda sihalotrin/BPMC/ Karbaril untuk hama bunga dan hama buah

 Pengendalian dengan jamur patogen serangga

Jamur Beauveria bassiana dan Spicaria sp. (dapat dilakukan dengan bimbingan petugas lapang/penyuluh perkebunan)

(13)

Penyakit jamur pirang (Velvet blihgt)

Penyakit ini pertama kali ditemukan pada tahun 1989 di Transau, Sanggau Ledo, pada beberapa tanaman lada. Sumber penyakit ini diduga berasal dari luar daerah Singbebas. Saat itu gejala yang ditemukan terdapat pada buah dan sedikit pada tangkai daun, tidak dijumpai serangan pada

batang/sulur panjat lada. Pengendalian atau pemusnahan tanaman sakit tidak dilakukan, akibatnya penyakit menyebar ke tanaman dan daerah lain. Penyebaran dapat terjadi dengan cepat melalui bahan tanaman/setek yang diambil dari tanaman sakit kemudian dibawa kedaerah lain. Pada tahun 2002 penyakit jamur pirang ditemukan di pertanaman lada di sekitar

Pontianak. Saat ini penyakit jamur pirang merupakan penyakit yang paling berbahaya dan mematikan tanaman lada di daerah Singbebas.

Di Sarawak, penyakit jamur pirang tidak merupakan penyakit berbahaya karena secara rutin dilakukan pengendalian dengan cara memusnahkan bagian tanaman sakit.

(14)

Penyakit jamur pirang (Velvet blight)

Merupakan penyakit utama di Singbebas Penyebabnya :

kutu tempurung dan jamur Septobasidium sp.

Tanaman sakit, tampak seperti sehat. Bagian dalamnya telah diserang kutu dan diselimuti jamur

Kutu tempurung (dibawah lapisan jamur)

Kutu tempurung menghisap bagian tanaman (dibawah lapisan jamur). Jamur tumbuh menutupi kutu

Lapisan jamur

(15)

Penyakit jamur pirang (Velvet blight)

Lanjutan Serangan lanjut : seluruh batang , cabang, ranting, tangkai daun dan buah diselimuti jamur mengakibatkan kematian tanaman lada secara

bertahap/perlahan Pengendalian :  Serangan ringan, pangkas dan musnahkan bagian tanaman sakit Aplikasi fungisida berbahan

aktif Tebuconazol atau tembaga (Cu) setiap dua minggu

 Aplikasi insektisida yg bersifat sistemik

(16)

Penyakit jamur pirang (Velvet blight)

Lanjutan

Rangkaian gejala

(17)

Penyakit kerdil/keriting

Penyebabnya: virus PYMV dan CMV Tidak menyebabkan kematian, menghambat pertumbuhan (jadi kerdil) dan menurunkan

produktivitas . Serangan berat, tanaman tidak dapat berbuah.

Serangan ringan, tanaman dapat berbuah tapi tandan buah pendek, buah mengecil.

Tanaman yang menunjukkan gejala sakit tidak boleh

dijadikan sumber bahan tanaman (setek/benih)

(18)

Penyebaran penyakit kerdil/keriting

:

Alat pertanian : parang, gunting setek yang dipakai

pada tanaman sakit lalu dipakai ke tanaman sehat

Bahan tanaman/setek berasal dari tanaman sakit

Serangga :

kutu putih,

(19)

Pengendalian penyakit kerdil/keriting

 Tanaman sakit di musnahkan (dibakar ditempat)

 Alat pertanian (parang, pisau, gunting setek) bekas

pakai pada tanaman sakit harus dicuci/dibersihkan

dulu sebelum dipakai ke tanaman sehat

 Bahan tanaman/setek harus berasal dari tanaman lada

yang 100% sehat. Tidak mengambil setek pada

tanaman yang sakit ringqn.

 Bila ditemukan serangga penyebar penyakit, harus

segera dimusnahkan

(20)

Penyakit busuk pangkal batang

Menyebabkan kematian tanaman secara cepat

Penyebabnya : Jamur Phytophthora capsici

 Serangan pada pangkal batang/akar

tanaman layu tanaman mati  Serangan pada daun gejala bercak daun

(pinggiran bercak bergerigi seperti renda, nampak jelas pada waktu masih segar)

 Serangan pada bunga/buah busuk (hitam)

Gejala layu akibat serangan pada pangkal batang

Busuk bunga dan buah

(21)

Rangkaian gejala serangan jamur P. capsici pada pangkal batang tanaman lada (inzet)

Penyakit busuk pangkal batang.

Lanjutan

(22)

Penyakit busuk pangkal batang.

Lanjutan

Gejala serangan jamur P. capsici pada akar tanaman lada Penyebarana penyakit terjadi melalui :

Aliran air; angin; tanah yang terbawa di kaki orang/hewan

(23)

Sakit BPB

Siklus penyakit Phytophthora

Hujan Pelepasan zoospora Sporangia Zoospora Penyebaran langsung

(di dalam tanah)

Penyebaran tidak langsung

- Bahan tanaman - Tanah - Alat pertanian - Air - Hewan/ternak

(24)

Pengendalian penyakit busuk pangkal batang

 Musnahkan tanaman sakit (bakar di tempat) dan siram dengan bubur bordo atau fungisida tembaga oksiklorida

 Tanaman di sekitar tanaman sakit tersebut di siram bubur bordo atau fungisida tembaga oksiklorida atau disemprot dengan fungisida yang bersifat sistemik  Lakukan perbaikan teknik budidaya seperti :

 Membuat saluran drainase dan parit keliling

 Menanam penutup tanah diikuti penyiangan hanya di sekeliling tanaman lada saja

 Lakukan pemupukan sesuai anjuran dan pangkas tajar hidup sebelum pemupukan

 Buang sulur cacing dan sulur gantung

 Hindari perlakuan yang dapat menyebabkan pelukaan akar

 Alat pertanian bekas digunakan pada tanaman sakit harus dicuci terlebih dulu sebelum digunakan pada tanaman sehat

(25)

PENYAKIT LAIN

Maksud sebutan penyakit lain adalah penyakit yang ditemukan pada saat survey (Desember 2012 dan November 2013) dengan kondisi tidak merugikan (kerusaknnya sedikit/rendah). Tiga macam penyakit lain : penyakit hawar benang putih, penyakit rambut kuda dan penyakit jamur upas. Penyakit tersebut berpotensi menjadi penyakit yang sangat

merugikan, dapat mematikan tanaman lada. Oleh sebab itu bila

menjumpai satu tanaman dengan gejala penyakit tersebut, maka harus segera dimusnahkan/dibakar ditempat supaya tidak menyebar ke tanaman lain.

(26)

Penyakit hawar benang putih (Thread blight) dan

penyakit rambut kuda (horse hair)

2 jenis penyakit tersebut memperlihatkan gejala yang sama

Penyakit hawar benang putih. Tampak pertumbuhan

benang-benang putih dipermukaan bagian tanaman sakit. Serangan lanjut: kematian bagian tanaman yang

diserang dan terbentuk tubuh buah dari jamur (Marasmius tenuisimus)

Penyakit rambut kuda. Terdapat benang-benang

warna hitam , kasar/kaku seperti ekor kuda. Serangan lanjut : kematian bagian tanaman yang diserang dan

terbentuk tubuh buah dari jamur

(27)

Penyakit jamur upas (Pink disease)

Biasanya penyakit ini dijumpai pada areal dekat atau bekas tanaman karet

Penyebabnya :

Jamur Corticium salmonicolor

Permukaan batang sakit nampak lapisan jamur berwarna putih dan akan menjadi warna merah muda (pink) pada gejala lanjut

Gejala serangan jamur upas

Penyebaran penyakit terjadi

melalui percikan air hujan dan angin yang membawa bagian tanaman sakit yang telah kering

Pengendalian : pangkas dan

musnahkan bagian tanaman sakit. Lakukan penyemprotan dengan larutan bubur bordo atau fungisida berbahan aktif tembaga (Cu)

(28)

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

SECARA TERPADU

Hama dan penyakit sebagai hambatan produksi lada di Singbebas terjadi secara bersama-sama. Terjadinya serangan hama dan penyakit pada tanaman lada merupakan kombinasi dari kondisi tanaman , serangga hama atau penyebab penyakiit dan keadaan lingkungan yang menguntungkan serta mendukung perkembangan dari serangga hama dan penyebab penyakit tersebut. Oleh sebab itu pengendaliannya harus dilakukan secara terpadu (menggabungkan beberapa cara pengendalian)

Hasil penelitian : tanaman lada merupakan tanaman yang rakus unsur hara. Untuk mendapatkan produksi lada yang optimum, tanaman memerlukan hara (organik dan anorganik) dalam jumlah yang cukup tinggi dan diberikan tepat waktu. Pengendalian hama dan penyakit secara terpadu terdiri dari perbaikan teknik budidaya lada, melakukan pengendalian hama dan penyakit secara mekanis, hayati dan kimia serta integrasi dengan ternak sehingga akan terwujud suatu sistem agribisnis lada yang bersifat ramah lingkungan

(29)

 Bahan tanaman

Bahan tanaman berupa setek dari sulur panjat

harus

diambil/berasal

dari

tanaman

lada yang

benar-benar sehat

.

Setek pendek (satu buku berdaun tunggal) Setek panjang (5 – 7 buku)

Tanam dalam polibag

Bibit siap ditanam (5-7 buku)

Potong daun-daunnya Benamkan dalam tanah 10 – 14 hari (keluar akar)

(30)

 Jenis tiang panjat

Hasil penelitian : tanaman lada membutuhkan cahaya matahari

50 – 75%; jadi sebaiknya digunakan tiang panjat hidup/tajar yang daun-daunnya dapat dipangkas sesuai kebutuhan tanaman.

Syarat tanaman hidup dapat sebagai tajar lada : Tumbuh lebih cepat dari lada; akar lada dapat melekat dengan baik pada batang tajar; Daun-daun tajar dapat dipangkas.

 Jarak tanam

2,5 X2,5 meter atau 3,0 X 3,0 meter

 Persiapan Tanam

Lubang tanam : 45 X45X45 cm atau 60X60X60 cm. Lubang dibiarkan terbuka selama 30- 40 hari. Tanah dicampur pupuk kandang/bahan organik. Lubang ditutup kembali.

(31)

 Buat saluran drainase dan parit keliling kebun

Jangan ada genangan air di dalam kebun

 Menanam tanaman penutup tanah.

Tanah antara tanaman lada jangan terlalu bersih, tanami dengan penutup tanah misalnya Arachis pintoi

 Lakukan penyiangan terbatas.

Pembersihan rumput hanya di sekitar tanaman lada

(32)

Pemeliharaan tanaman lada

 Pangkas bentuk tanaman lada supaya banyak cabang buah  Pangkas/buang sulur gantung dan sulur cacing

 Pangkas tajar 7 – 10 hari sebelum pemupukan

Pangkas ke I (umur 5-6 bulan) Pangkas II (umur 13-14 bulan) Pangkas III (umur 21 - 22 bulan)

Sulur gantung dan sulur cacing/tanah harus dibuang

Pemangkasan tajar

(33)

Pemupukan dan komposisinya

Pupuk 1.600 g NPKMg (12:12:17: 2) per tanaman per tahun. Pemberian pupuk di bagi 3 – 4 kali per tahun

dengan perbandingan takaran 4:3:2:1

Tanaman produktif

Keterangan

I

II

III

IV

Waktu pemberian Awal musim hujan 30-40 hari dari I 30-40 hari dari II 30-40 hari dari III Dosis (g) 640 g NPKMg 480 g NPKMg 320 g NPKMg 160 g NPKMg dan pupuk kandang/bahan organik 5-10 kg Kondisi tajar gamal/ rasidi yang disarankan Tajar dipangkas semua Pangkas ringan Pangkas ringan Tajar disisakan 2-3 cabang 33

(34)

Tanaman berumur 13 – 24 bulan

Pupuk 1/4 dosis tanaman produktif

= 400 g NPKMg (12:12:17: 2) per tanaman per tahun Pemberiaan pupuk di bagi 3 – 4 kali per tahun

dengan perbandingan takaran 1:2:3:4

Keterangan

I

II

III

IV

Waktu pemberian Awal musim hujan 3 bulan dari I 3 bulan dari II 3 bulan dari II Dosis (g) 40 g NPKMg, dan pupuk kandang/bahan organik 80 g NPKMg, 120 g NPKMg, 160 g NPKMg, Kondisi tajar gamal/ rasidi yang disarankan Tajar dipangkas semua Pangkas ringan Tajar disisakan 2-3 cabang Pangkas ringan

Pemupukan dan komposisinya

(35)

Tanaman berumur kurang dari 12 bulan

Keterangan

I

II

III

IV

Waktu pemberian Awal musim

hujan 3 bulan dari I 3 bulan dari II 3 bulan dari II Dosis (g) 20 g NPKMg, dan pupuk kandang/bahan organik 40 g NPKMg 60 g NPKMg 80 g NPKMg Kondisi tajar

gamal/ rasidi yang disarankan Tajar dipangkas semua Pangkas ringan Tajar disisakan 2-3 cabang Pangkas ringan

Pupuk 1/8 dosis tanaman produktif

= 200 g NPKMg (12:12:17: 2) per tanaman per tahun Pemberian pupuk di bagi 3 – 4 kali per tahun

dengan perbandingan takaran 1:2:3:4

Pemupukan dan komposisinya

(36)

Cara pemberian pupuk

Mengikis permukaan tanah guludan, taburkan/sebarkan pupuk, tutup kembali dengan tanah kikisan dan tanah sekitarnya.

Bahan organik disebarkan juga setelah pupuk, kemudian tutup dengan

(37)

Pengawasan kebun

Pengawasan kebun harus dilakukan secara berkala/rutin, apabila melihat ada gejala serangan hama atau penyakit maka harus langsung dilakukan pengendalian ;

- Musnahkan bagian/tanaman terserang

- Alat-alat yang dipakai pada pemusnahan tersebut, harus

dibersihkan/cuci sebelum dipakai untuk tanaman lain/sehat

Pemusnahan tanaman terserang virus (cabut dan bakar)

Penyemprotan bahan kimia dilakukan pada saat:

- Populasi serangga

hama tinggi

- Pada sekeliling

tanaman yang diserang penyakit busuk pangkal batang, menggunakan fungisida bersifat sistemik

(38)

BAHAN DAN CARA MEMBUAT BUBUR BORDO

Bahannya :

100 gram terusi (CuSO4)

dilarutkan dalam 5 liter air

100 gram kapur tohor atau kapur tembok dilarutkan dalam 5 liter air

Cara membuat bubur bordo:

Larutan terusi dituang ke larutan kapur sambil diaduk-aduk

Setelah bercampur, larutan bubur bordo harus segera digunakan

Penggunaan bubur bordo:

• Siramkan pada tanah bekas

tanaman terserang busuk pangkal batang

• Rendam/cuci alat-alat dan

sepatu/sandal bekas pakai pada tanaman sakit

(39)

Arachis pintoi

Bawang Kucai di sekeliling tanaman lada, mencegah terjadinya infeksi P. capsici

Penyebaran penyakit Busuk Pangkal Batang terhambat karena adanya tanaman penutup tanah

Budidaya tanaman lada menggunakan tajar Gamal/rasidi dan menanam penutup tanah yang berbunga seperti rumput Arachis pintoi

Bunga A.pintoi menyediakan makanan untuk musuh alami serangga hama

Pangkasan tajar Rasidi dan A. pintoi untuk makanan ternak

(40)

BUDIDAYA ANJURAN:

INTEGRASI LADA DENGAN TERNAK

(41)

Satu hektar tanaman lada dapat untuk memelihara 5 ekor kambing PE

Tanaman lada

Penutup tanah

(Arachis pintoi)

Tajar (penegak hidup)yang

dipangkas secara berkala Menciptakan kondisi yang

optimum untuk pertumbuhan

Konservasi musuh alami hama Ternak Sebagai pakan ternak Sebagai pakan ternak Menghambat penyebaran jamur P. capsici (penyebab penyakit Busuk Pangkal Batang)

Kotoran ternak sebagai bahan organik dan substrat untuk

Trichoderma Bahan organik

(42)

RED

Regional Economic Development

Kantor Pontianak Kantor Singkawang

BAPPEDA Singkawang Jl. Pelita No. 1 Singkawang 79123 West Kalimantan T. +62 562 639154/56 F. +62 562 639152 E. singbebas@red.or.id BAPPEDA West Kalimantan

Governor Official Complex Jl. Ahmad Yani Pontianak 78124 T. +62 561 740019 F. +62 561 740019 E. pontianak@red.or.id Pelaksana:

Wisma Bakrie 2 Lantai 5 Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B2 Jakarta 12920

T +62 21 57945740 F +62 21 57945740 E jakarta@red.or.id

(43)

Referensi

Dokumen terkait

Respon pasien terhadap nyeri akut dengan nyeri kronis biasanya berbeda, Pada pasien nyeri kronik biasanya karena nyeri yang begitu lama yang dialami membuat pasien letih untuk

Tujuan dari penelitian ini adalah menjawab permasalah yang telah dikemukakan, yaitu mengembangkan sistem komunikasi industri berbasis wireless sensor network dan IoT edge

Simpulan yang dapat ditarik dari hasil analisis dan pembahasan adalah komponen-komponen yang terkandung dalam perubahan kewajiban pajak tangguhan bersih seperti akrual dan

Berikut ini merupakan data yang telah dibuat dalam bentuk laporan excel berdasarkan penjualan stok setiap bulannya selama 2 tahun yang akan digunakan untuk melakukan

Morfologi bentuk kota bandar mengalami penyurutan akibat proses geomorfologi alam pantai dan secara drastis terjadi perubahan orientasi dan aksesibilitas 41. Hal ini

Aktivitas antibakteri pada kitosan terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dengan derajat deasetilasi berbeda, memperlihatkan DD 93% lebih besar membentuk zona

Informan Dalam Penelitian ini berasal dari orang yang berkaitan langsung dalam Pelayanan Prima dilihat dari Budaya Masyarakat (Studi Kasus di Rumah Sakit Mayjen

Dalam Anggaran Rumah Tangga ini, yang dimaksud dengan :.. a) KKG PAI SD Kecamatan Ngaliyan adalah suatu wadah organisasi profesi guru; Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI)