• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA PENGUJIAN. INDONESIA Cilandak - Jakarta dengan menggunakan mesin Viscosity Kinematic Bath,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA PENGUJIAN. INDONESIA Cilandak - Jakarta dengan menggunakan mesin Viscosity Kinematic Bath,"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN ANALISA DATA PENGUJIAN

4.1 Data Hasil Pengujian

Data hasil pengujian yang telah dilakukan di laboratorium PT. CORELAB INDONESIA Cilandak - Jakarta dengan menggunakan mesin Viscosity Kinematic Bath,

Automatic Titrator dan Inductively Coupled Plasma (ICP). Hasil yang didapat dari

pengujian adalah nilai yang muncul dari hasil test kemudian di catat oleh komputer secara otomatis. Berikut adalah data hasil pengujian dan analisanya :

4.1.1 Analisa dan Data Hasil Pengujian Pelumas Mesin Diesel SAE 40 (Pelumas Baru)

Hasil pengujian terhadap pelumas mesin diesel SAE 40 (pelumas baru) menunjukkan bahwa pelumas tersebut memiliki viskositas sebesar 13.40 cSt pada temperatur 100ºC; dan memiliki kemampuan untuk menetralkan asam kuat (Total Base Number) yaitu sebesar 11.70 mg.KOH/gram. Sedangkan kandungan logam yang terdapat pada pelumas tersebut, diantaranya : Silicon (Si) sebesar 3 ppm; Magnesium (Mg) sebesar 10 ppm; dan Lead (Pb) sebesar 1 ppm.

(2)

Grafik Kandungan Logam pada Pelumas Mesin Diesel SAE 40 (Pelumas Baru)

0 5 10 15

Si Mg Pb

Jenis Kandungan Logam

Ju m la h ( p p m ) 3 10 1

Gambar 4.1. Grafik Kandungan Logam pada Pelumas Mesin Diesel SAE 40 (Pelumas Baru)

4.1.2 Analisa dan Data Hasil Pengujian Pelumas Mesin Diesel SAE 40 dengan Bahan Bakar Bio Solar

Hasil pengujian terhadap pelumas mesin diesel SAE 40 yang menggunakan bahan bakar bio solar menunjukkan kenaikan viskositas dari sebelumnya 13.40 cSt (pelumas baru) menjadi 13.80 cSt pada temperatur 100ºC. Sedangkan kemampuan untuk menetralkan asam kuat (Total Base Number) yang dimiliki pelumas tersebut mengalami penurunan dari sebelumnya 11.70 mg.KOH/gram menjadi 7.29 mg.KOH/gram. Juga terdapat kontaminasi soot (jelaga) sebesar 80 A/cm, hal ini disebabkan karena hasil pembakaran yang tidak sempurna dan adanya kotoran hasil pembakaran atau kotoran lain yang tidak larut. Kenaikan viskositas kemungkinan disebabkan oleh oksidasi dan kontaminasi soot (jelaga) dari pembakaran yang tidak sempurna. Sedangkan penurunan Total Base Number (TBN) kemungkinan disebabkan oleh oksidasi. Pada pelumas tersebut juga terdapat penambahan kandungan logam, yaitu antara lain : Silicon (Si)

(3)

sebesar 72 ppm, Iron ( Fe) sebesar 199 ppm, Copper (Cu) sebesar 18 ppm, Aluminium (Al) sebesar 29 ppm, Chromium (Cr) sebesar 8 ppm, Magnesium (Mg) sebesar 224 ppm, Tin (Sn) sebesar 4 ppm, Lead (Pb) sebesar 4 ppm, dan Sodium (Na) sebesar 41 ppm. Silicon dan aluminium mungkin berasal dari kontaminasi kotoran dan dapat menyebabkan keausan abrasive. Sedangkan kandungan logam Iron (Fe) diperkirakan berasal karena terjadinya keausan abnormal di sekitar silinder.

Grafik Kandungan Logam pada Pelumas Mesin Diesel SAE 40 dengan Bahan Bakar Bio Solar

0 50 100 150 200 250 Si Fe Cu Al Cr Mg Sn Pb Na

Jenis Kandungan Logam

Ju m la h ( p p m ) 72 199 18 29 8 224 4 4 41

Gambar 4.2. Grafik Kandungan Logam pada Pelumas Mesin Diesel SAE 40 dengan Menggunakan Bahan Bakar Bio Solar

4.1.3 Analisa dan Data Hasil Pengujian Pelumas Mesin Diesel SAE 40 dengan Bahan Bakar Solar Dex

Hasil pengujian terhadap pelumas Mesin diesel SAE 40 yang menggunakan bahan bakar solar dex menunjukkan kesamaan kenaikan viskositas dengan pengujian yang menggunakan bahan bakar bio solar, yaitu dari sebelumnya 13.40 cSt (pelumas baru)

(4)

menjadi 13.80 cSt pada temperatur 100ºC. Sedangkan kemampuan untuk menetralkan asam kuat (Total Base Number) yang dimiliki pelumas tersebut mengalami penurunan yang signifikan, yaitu dari sebelumnya 11.70 mg.KOH/gram menjadi 7.04 mg.KOH/gram. Sama halnya dengan pengujian pada pelumas dengan bahan bakar bio solar, pada pelumas ini juga terdapat kontaminasi soot (jelaga) sebesar 80 A/cm. Hal ini disebabkan karena hasil pembakaran yang tidak sempurna dan adanya kotoran hasil pembakaran atau kotoran lain yang tidak larut. Kenaikan viskositas kemungkinan disebabkan oleh oksidasi dan kontaminasi soot (jelaga) dari pembakaran yang tidak sempurna. Sedangkan penurunan Total Base Number (TBN) kemungkinan disebabkan oleh oksidasi. Pada pelumas tersebut juga terdapat penambahan kandungan logam, yaitu antara lain : Silicon (Si) sebesar 74 ppm, Iron ( Fe) sebesar 203 ppm, Copper (Cu) sebesar 18 ppm, Aluminium (Al) sebesar 32 ppm, Chromium (Cr) sebesar 8 ppm, Magnesium (Mg) sebesar 220 ppm, Tin (Sn) sebesar 4 ppm, Lead (Pb) sebesar 3 ppm, dan Sodium (Na) sebesar 46 ppm. Silicon dan aluminium mungkin berasal dari kontaminasi kotoran dan dapat menyebabkan keausan abrasive. Sedangkan kandungan logam Iron (Fe) diperkirakan berasal karena terjadinya keausan abnormal di sekitar silinder.

(5)

Gambar 4.3. Grafik Kandungan Logam pada Pelumas Mesin Diesel SAE 40 dengan Menggunakan Bahan Bakar Solar Dex

4.2 Grafik Perbandingan Viskositas antara Pelumas Mesin Diesel SAE 40 (Pelumas Baru), Pelumas yang Menggunakan Bahan Bakar Bio Solar, dan dengan Pelumas yang Menggunakan Bahan Bakar Solar Dex

Grafik Perbandingan Viskositas pada Pelumas Mesin 13.2 13.4 13.6 13.8 14

Pelumas Baru Bio Solar Solar Dex

V is k o si ta s (c S t) 13.4 13.8 13.8

Gambar 4.4. Grafik Perbandingan Viskositas Pelumas Mesin SAE 40 Pada Temperatur 100º C

Grafik Kandungan Logam pada Pelumas Mesin Diesel SAE 40 dengan Bahan Bakar Solar Dex

0 50 100 150 200 250 Si Fe Cu Al Cr Mg Sn Pb Na

Jenis Kandungan Logam

Ju m la h ( p p m ) 74 203 18 32 8 220 4 3 46

(6)

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa besarnya viskositas dari pelumas mesin baru yang sebelum diuji (pelumas baru) yang memiliki SAE 40 adalah 13.40 cSt. Setelah diuji dengan menggunakan bahan bakar bio solar pada putaran mesin 900 rpm, 1400 rpm dan 1800 rpm serta diberi beban sebesar 30 kg, nilai viskositas dari pelumas mesin tersebut mengalami kenaikan menjadi sebesar 13.80 cSt. Hasil yang sama juga didapatkan pada pengujian pelumas mesin yang menggunakan bahan bakar solar dex. Kenaikan viskositas pelumas tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : kontaminasi padatan seperti soot (jelaga), emulsi dengan air, degradasi atau oksidasi pada pelumas, serta kesalahan penambahan pelumas.

4.3 Grafik Perbandingan Total Base Number (TBN) antara Pelumas Mesin Diesel SAE 40 (Pelumas Baru), Pelumas yang Menggunakan Bahan Bakar Bio Solar, dan dengan Pelumas yang Menggunakan Bahan Bakar Solar Dex

Grafik Perbandingan TBN 0 2 4 6 8 10 12 14

Pelumas Baru Bio Solar Solar Dex

T B N ( M g .K O H /g ra m ) 11.7 7.29 7.04

Gambar 4.5. Grafik Perbandingan TBN (Total Base Number) pada Pelumas Mesin SAE 40

(7)

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa besarnya kandungan basa yang terdapat pada pelumas mesin baru sebelum diuji (pelumas baru) yang memiliki SAE 40 adalah 11.70 mg.KOH/gram. Setelah diuji dengan menggunakan bahan bakar bio solar pada putaran mesin 900 rpm, 1400 rpm dan 1800 rpm serta diberi beban sebesar 30 kg, besarnya kandungan basa pada pelumas mesin tersebut mengalami penurunan menjadi 7.29 mg.KOH/gram. Hal tersebut juga terjadi pada pelumas mesin yang pengujiannya menggunakan bahan bakar solar dex, yaitu mengalami penurunan TBN menjadi 7.04 mg.KOH/gram. Penurunan kandungan basa pada pelumas mesin tersebut disebabkan karena adanya oksidasi pada pelumas.

Gambar

Grafik Kandungan Logam pada Pelumas Mesin Diesel  SAE 40 (Pelumas Baru)
Grafik Kandungan Logam pada Pelumas Mesin Diesel SAE 40  dengan Bahan Bakar Bio Solar
Gambar 4.3.  Grafik Kandungan Logam pada Pelumas Mesin Diesel SAE 40 dengan  Menggunakan Bahan Bakar Solar Dex
Grafik Perbandingan TBN 02468101214

Referensi

Dokumen terkait

Mereka juga bisa belajar beberapa tarian Indonesia baik yang tradisional maupun yang lebih modern. Juga ada kesempatan belajar bermain alat musik tradisional Indonesia, dan

[r]

[r]

Pada penelitian ini selain data utama yang digunakan peneliti untuk melihat pengaruh pelatihan selling skill terhadap kinerja penjualan AO, peneliti juga

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Zang dkk,(1995), bahwa semakin tinggi suhu reaksi, kemungkinan COx yang akan terbentuk karena oksidasi lanjut semakin

Konsep ini dalam ilmu administrasi publik sama dengan desentralisasi teritorial, bukan desentralisasi jabatan (dekonsentrasi) atau desentralisasi

Selain itu, tujuan pendidikan menurut Ibnu Sina harus diarahkan pada upaya mempersiapkan seseorang agar dapat hidup di masyarakat secara bersama dengan melakukan pekerjaan atau