• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUMBANGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP HASIL TENDANGAN JARAK JAUH PEMAIN SSB DIPONGGOLO BUMIHARJO KECAMATAN WINONG PATI TAHUN 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SUMBANGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP HASIL TENDANGAN JARAK JAUH PEMAIN SSB DIPONGGOLO BUMIHARJO KECAMATAN WINONG PATI TAHUN 2011"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

1

SUMBANGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN

TERHADAP HASIL TENDANGAN JARAK JAUH

PEMAIN SSB DIPONGGOLO BUMIHARJO

KECAMATAN WINONG PATI

TAHUN 2011

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Syahlan NIM 6301909025

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2011

(2)

S A R I

Syahlan ( 2011 ) : Sumbangan Kekuatan Otot Tungkai dan Keseimbangan Terhadap Hasil Tendangan Jarak Jauh Pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati Tahun 2011.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1) Berapa besar sumbangan kekuatan otot tungkai terhadap hasil tendangan jarak jauh ? 2) Berapa besar sumbangan keseimbangan terhadap hasil tendangan jarak jauh ? 3) Berapa besar sumbangan kekuatan otot tungkai dan keseimbangan terhadap hasil tendangan jarak jauh ? Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui: 1) Berapa besar sumbangan kekuatan otot tungkai terhadap hasil tendangan jarak jauh, 2) Berapa besar sumbangan keseimbangan terhadap hasil tendangan jarak jauh, 3) Berapa besar sumbangan kekuatan otot tungkai dan keseimbangan terhadap hasil tendangan jarak jauh.

Metode penelitian menggunakan metode survey test. Populasi yang digunakan adalah Pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati Tahun 2011 yang berjumlah 20 orang. Teknik pengambilan sampel dengan teknik randoom sampling. Metode pengolahan data menggunakan analisis statistik deskriptif. 1) Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan Kolmogorov-

Smirnov tes 2) Uji Homogenitas menggunakan Chi-Square dan 3) Uji linieritas

garis regresi dengan melihat nilai F, 4) Uji keberartian model, uji sumbangan dengan uji regresi sederhana dan regresi ganda. Pengolahan data dengan komputerisasi dengan system SPSS versi 12.

Hasil penelitian adalah : 1) Dari perhitungan untuk uji sumbangan kekuatan otot tungkai dengan hail tendangan jarak jauh diperoleh nilai t hitung sebesar 5,227 dan nilai signifikasi sebesar 0,000 < 0,05 kesimpulannya terdapat hubungan yang signifikan antara keduanya maka dapat diketahui besarnya sumbangan, ialah sebesar (0,778)2 x 100% = 61,62%. 2) Dari hasil perhitungan hubungan keseimbangan dengan tendangan jarak jauh diperoleh t hitung sebesar 3,112 dan nilai signifikasi sebesar 0,006 < 0,05 maka kesimpulannya terdapat hubungan maka dapat diketahui besarnya sumbangan, ialah sebesar (0,602)2 x 100% = 36,24%, 3) Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Fhitung sebesar 38,794 dan nilai signifikasi sebesar 0,000 < 0,05 kesimpulannya terdapat hubungan kekuatan otot tungkai, dan kelincahan dengan kecepatan menggiring bola maka dapat diketahui besarnya sumbangan, ialah sebesar 82%.

Saran Peneliti adalah : 1) Pelatih perlu memberikan latihan kepada pemain dalam peningkatan kekuatan otot tungkai sehingga menghasilkan tendangan semakin jauh. 2) Pelatih perlu memberikan latihan keseimbangan kepada pemain dalam peningkatan koordinasi dalam melakukan tendangan sehingga menghasilkan sudut yang tepat agar menghasilkan tendangan semakin jauh. 3) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang keterkaitan antara keseimbangan dengan sudut elevasi. Dengan demikian diharapkan akan diketahui peran keseimbangan terhadap sudut elevasi saat menendang bola.

(3)

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul “Sumbangan Kekuatan Otot Tungkai dan Keseimbangan

Terhadap Hasil Tendangan Jarak Jauh Pemain SSB DIPONGGOLO Kecamatan Winong Pati Tahun 2011”.

Telah disetujui untuk diajukan dalam sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang

Hari : Tanggal : Semarang, Pembimbing I Pembimbing II Drs. Sukirno, M. Pd Drs. Wahadi, M. Pd NIP 19510612 198101 1 004 NIP 19610114 198601 1 001 Mengetahui,

Ketua Jurusan PKLO

Drs. Nasuka, M. Kes

NIP 19590916 198511 1 001

(4)

HALAMAN PENGESAHAN

Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang

Pada hari : Sabtu

Tanggal : 13 Agustus 2011

Panitia Ujian :

Ketua Panitia Sekretaris

Drs. Uen Hartiwan, M.Pd Soedjatmiko, S.Pd. M.Pd NIP. 19530411 198303 1 001 NIP. 19720815 199702 1 001 Dewan penguji : 1) Drs. Hermawan, M.Pd ( Ketua ) 1. NIP 19590401 198803 1 002 2) Drs. Sukirno, M.Pd ( Anggota ) 2. NIP. 19510612 198103 1 004 3) Drs. Wahadi, M.Pd ( Anggota ) 3. NIP . 19610114 198601 1 001 iv

(5)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Sermarang,

Yang membuat pernyataan

Syahlan

NIM 6301909025

(6)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

“Dan janganlah kamu campurkan kebenaran dengan yang batil, dan jangan kamu sembunyikan kebenaran itu sedang kamu mengetahui”. (Q.S. Al Baqoroh : 42 )

Persembahan :

Skripsi ini saya persembahkan kepada : Bapak Rus Karnadi dan Ibu Padmi tercinta, Kedua mertuaku Bapak Dawud dan Ibu Marsih

Istriku Kunasih tercinta Kedua Anandaku Evita dan Erina tercinta

semua Sobat Aktivis Mahasiswa, dan Almamater FIK UNNES.

(7)

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam kita sanjungkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, yang kita tunggu syafaatnya di hari kiamat kelak.

Dalam penyelesaian penelitian sampai dengan tersusunnya skripsi ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rektor UNNES yang telah memberikan berbagai fasilatas dan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti kuliah di Universitas Negeri Semarang. 2. Dekan FIK UNNES yang telah memberikan ijin penelitian dan dorongan

selama penulis mengikuti kuliah di FIK.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga yang telah memberi motivasi serta arahan selama penulis kuliah di FIK.

4. Bapak Drs. Sukirno, M.Pd dan Drs. Wahadi, M.Pd sebagai pembimbing utama dan pembimbing pendamping yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Matfur selaku Manager SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati yang telah berkenan mengijinkan penulis dalam pengambilan data penelitian.

6. Bapak Yantono, S.Pd selaku Pelatih SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati yang telah berkenan mengijinkan dan membantu penulis dalam pengambilan data.

7. Pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati yang telah bersedia menjadi sampel dalam penelitian ini.

(8)

8. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi dan studi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran, kritik dan balikan sangat penulis harapkan guna kesempurnaan skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan bagi pembaca pada umumnya.

Amin...Amin...Amin….Yaa Robbal Alamin.

Semarang,

Penulis

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

SARI ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN …... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN ………... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Alasan Pemilihan Judul ... 1

1.2 Permasalahan ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Penegasan Istilah ... 9

1.4.1 Sumbangan... 9

1.4.2 Kekuatan Otot Tungkai ………...………. 9

1.4.3 Keseimbangan……… 10

1.4.4 Hasil………... 10

1.4.5 Tendangan Jarak Jauh... 10

1.4.6 Pemain ... 11

1.5 Manfaat Penelitian ... 11

BAB II LANDASAN TEORI ... 12

2.1 Landasan Teori ... 12

2.1.1 Permainan Sepak Bola ………... 12

2.1.2 Teknik Dasar Sepak bola ...……… 12

2.1.3 Menendang Bola .. ... 13

2.1.4 Tendangan Jarak Jauh ... 23

(10)

2.1.5 Kekuatan Otot Tungkai ...………...……….. 25

2.1.6 Keseimbangan ………...30

2.2 Kerangka Berfikir ... 32

2.3 Hipotesis ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

1. Populasi... 37

2. Sampel... 38

3. Variabel Penelitian ... 38

4. Rancangan Penelitian... 38

5. Teknik Pengambilan Data... 39

6. Prosedur Penelitian .. ... 39

7. Instrumen Penelitian... 40

8. Metode Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 45

4.1 Hasil Penelitian ... 45

4.1.1 Analisis Deikriptif ……. ... 45

4.1.2 Hasil Uji Prasyarat…... 46

4.1.3 Hasil Uji Hipotesis... 48

4.2 Pembahasan ... 50

BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 53

A. Simpulan ... 53

B. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54

LAMPIRAN-LAMPIRAN... 56

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 4.1. Analisis Deskriptif …... 45

Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas Data... 46

Tabel 4.3. Hasil Uji Linieritas... 47

Tabel 4.4. Hasil Analisis Regresi Ganda... 48

Tabel 4.5. Hasil Uji Simultan ………... 49

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Menendang bola dengan kaki bagian dalam ……… 16

2. Menendang bola dengan punggung kaki ………. 17

3. Menendang bola dengan kura-kura kaki bagian luar ……….. 18

4. Menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam ……….. 19

5. Menendang bola dengan ujung kaki ………... 20

6. Menendang bola dengan tumit ……… 21

7. Struktur otot tungkai atas ……… 28

8. Struktur otot tungkai bawah ………... 30

9. Alat Back and Leg Dynamometer ……….. 41

10. Tes Pengukuran Otot Tungkai ……… 42

11. Tes Pengukuran Keseimbangan ………. 43

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sepak bola adalah olahraga permainan yang paling populer dan digemari di seluruh dunia. Permainan sepak bola berkembang pesat dikalangan masyarakat, karena permainan ini dapat dimainkan oleh laki-laki, perempuan, anak-anak, dewasa dan orang tua, (Sucipto, 2000:7). Di kota, di desa bahkan di pelosok-pelosok kampung juga tidak asing dengan permainan sepak bola. Banyak orang bermain sepak bola karena berbagai macam tujuan, antara lain : untuk hiburan, pengisi waktu luang, hobi, kesenangan, menjaga kesegaran dan kebugaran, mencari keringat dan lain-lain. Tetapi ada diantara mereka yang giat berlatih karena ingin berprestasi di bidang olaharaga.. Prestasi olahraga adalah puncak penampilan dari seorang olahragawan atau atlet yang diraih dalam suatu pertandingan. Prestasi tinggi yang dapat dicapai merupakan suatu kebanggaan dan dambaan setiap atlet.

Sepak bola merupakan permainan beregu, masing-masing terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya menjadi penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan kaki kecuali penjaga gawang yang diperbolehkan menggunakan tangan di daerah tendangan hukuman. Dalam perkembangannya permainan ini dapat dimainkan di luar lapangan (out door) dan di dalam ruangan tertutup (in door), (Sucipto, 2000:7).

Tujuan permainan sepak bola adalah pemain memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan berusaha menjaga gawangnya sendiri agar tidak

(14)

kemasukan, (Sucipto, 2000:7). Tetapi tujuan yang paling utama dan yang paling diharapkan untuk dunia pendidikan terutama pendidikan jasmani adalah sepak bola merupakan salah satu mediator untuk mendidik anak agar kelak menjadi anak yang cerdas, jujur dan sportif. Selain itu melalui permainan sepak bola diharapkan dalam diri anak akan tumbuh dan berkembang semangat persaingan (competition), kerjasama (cooperation), interaksi sosial (social interaction), dan pendidikan moral (moral education).

Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang banyak mengandung unsur gerak yang kompleks. Gerakan-gerakan pada permainan sepak bola terdapat gerakan lari, lompat, loncat, menendang, menghentakkan dan menangkap bola bagi penjaga gawang. Semua gerakan-gerakan terangkai dalam suatu pola gerak yang diperlukan pemain dalam menjalankan tugasnya bermain sepak bola (Sucipto, 2000:8). Agar dapat bermain sepak bola dengan baik, pemain diharuskan menguasai teknik-teknik sepak bola, selain ditunjang dengan kondisi fisik dan kesiapan mental. Menurut Sukatamsi, (2004:2.6) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dikuasai oleh pemain dalam berlatih sepak bola, yaitu : 1) teknik tanpa bola yaitu semua gerakan tanpa bola yang terdiri dari : lari cepat dan mengubah arah, melompat dan meloncat, gerak tipu tanpa bola dan geakan-gerakan khusus penjaga gawang. 2) teknik dengan bola yaitu semua geakan- gerakan-gerakan dengan bola yang terdiri dari : mengenal bola, menendang bola, menerima bola, menggiring bola, menyundul bola, melempar bola, gerak tipu dengan bola, merampas atau merebut bola dan teknik khusus penjaga gawang. Selain itu harus didukung dengan kondisi fisik yang baik seperti kecepatan (speed), ketepatan (accuracy), kekuatan (strength), kelentukan (flexibility),

(15)

kelincahan (agility), keseimbangan (balance), daya tahan (endurance) dan koordinasi (coordination), (Sukatamsi, 2004:1.39).

Faktor penting yang sangat mempengaruhi prestasi pemain sepak bola adalah penguasaan teknik dasar sepak bola. Teknik dasar bermain sepak bola adalah semua gerakan-gerakan tanpa bola dan gerakan-gerakan dengan bola yang diperlukan untuk bermain sepak bola (Sukatamsi, 2004:2.4). Menurut Remmy Muchtar (1992:54) bahwa untuk dapat bermain sepak bola penguasaan teknik merupakan keharusan dan penguasaan teknik yang tinggi memerlukan latihan yang sungguh-sungguh dan terencana dengan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Sarumpaet (1992:12) bahwa teknik dasar sepak bola merupakan salah satu pondasi bagi seseorang untuk dapat bermain sepak bola. Dalam usaha meningkatkan mutu permainan ke arah prestasi maka masalah teknik merupakan salah satu syarat yang menentukan keberhasilan seorang pemain.

Penguasaan pola gerak dominan merupakan syarat mutlak guna terbentuknya keterampilan khas dalam suatu cabang olahraga, salah satunya adalah sepak bola. Dalam gerakan-gerakan bermain sepak bola terdapat pola gerak yang dominan seperti gerakan lari ke berbagai arah untuk mengikuti irama permainan, meloncat atau melompat pada waktu menyundul bola, merampas bola, menendang bola, menggiring bola, menahan bola dan menangkap bola, (Sucipto, 2000:9).

Sebetulnya ada tiga gerakan yang perlu dikembangkan pola gerak dominannya pada permainan sepak bola yaitu lari, lompat dan menendang. Gerakan lari yang bervariasi baik kecepatan maupun arahnya dalam permainan sepak bola, seperti ke depan, ke belakang, ke samping, pada akhirnya mengarah pada pengembangan agilitas. Agilitas itu sangat penting dalam bermain sepak

(16)

bola, seperti untuk menjaga atau melepaskan lawan, dribbling melewati lawan, mengecoh lawan, dan masih banyak lagi, (Sucipto, 2000:10-11). Gerakan melompat dalam sepak bola terutama bertujuan untuk menyundul bola. Dalam perebutan bola tinggi umpamanya, pemain perlu melompat untuk dapat lebih dahulu menyundul bola daripada lawan. Dan untuk ”lebih dahulu” dapat menyundul bola itu, perlu melompat lebih tinggi dari lawan. Untuk mencapai tinggi lompatan yang maksimal, caranya adalah dengan melakukan lompatan yang

vertical atau tegak lurus, (Remmy Muchtar, 1992:28). Sedangkan menendang

untuk memberikan operan, shooting dan tendangan-tendangan.

Menendang adalah teknik dasar yang paling dominan dalam permainan sepak bola dari berbagai teknik yang ada, dikarenakan kemampuan menendang bola dengan baik dan benar dapat dipergunakan untuk tujuan memberi operan kepada teman, menembak bola ke arah mulut gawang lawan, untuk membuat gol kemenangan, membersihkan atau menyapu bola di daerah pertahanan (belakang) langsung ke depan yang dilakukan oleh pemain belakang untuk mematahkan serangan lawan, dan untuk melakukan bermacam-macam tendangan diantaranya adalah tendangan bebas, tendangan sudut, tendangan gawang dan tendangan hukuman pinalti, (Sukatamsi, 2004:2.41).

Menendang bola merupakan pola gerak dominan yang paling penting dalam permainan sepak bola. Pada dasarnya bermain sepak bola itu tidak lain dari permainan menendang bola. Sedangkan teknik-teknik dasar lainnya bermuara pada teknik menendang bola. Pemain yang memiliki teknik menendang dengan baik, akan dapat bermain secara efisien. Tujuan menendang bola adalah untuk mengumpan (passing), menembak ke gawang (shooting at the goal) dan menyapu

(17)

untuk menggagalkan serangan lawan (sweeping), (Sucipto, 2000:7) Menendang adalah merupakan teknik dasar yang paling utama karena teknik menendang bola tidak hanya dibutuhkan oleh pemain depan, namun juga diperlukan oleh pemain belakang, pemain tengah bahkan oleh penjaga gawang. Menendang bola merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam bermain sepak bola. Menendang bola adalah modal dasar untuk mengalahkan lawan dengan menciptakan gol ke gawang lawan sebanyak-banyaknya.

Teknik tendangan terbagi dua macam yaitu : tendangan yang biasa kita lakukan dan tendangan yang tidak biasa kita lakukan. Tendangan yang biasa kita lakukan adalah tendangan dengan menggunakan kaki bagian dalam, kura-kura kaki, kura-kura kaki bagian dalam dan kura-kura kaki bagian luar. Yang tidak biasa kita lakukan adalah tendangan dengan ujung kaki, tendangan dengan menggunakan kaki bagian belakang ( tumit ), dan tendangan dengan kaki bagian bawah. Dilihat dari perkenaan bagian kaki ke bola, menendang dibedakan beberapa macam, yaitu menendang dengan kaki bagian dalam (inside), kaki bagian luar (outside), punggung kaki (instep) dan punggung kaki bagian dalam (inside of the step), (Sucipto, 2000:17). Adapun prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam menendang bola adalah : 1) pandangan mata, 2) kaki tumpu, 3) kaki yang digunakan menendang, 4) bagian bola yang ditendang, dan 5) sikap badan, ( Sukatamsi, 2004:2.40 ).

Selain harus menguasai teknik dasar dengan baik dan benar, seorang pemain sepak bola harus memiliki kondisi fisik yang baik. Kecerdasannya dalam mengolah latihan, aspek-aspek latihan, pengembangan fakto-faktor lain yang mendukung dalam pelatihan sepak bola, misalnya faktor fisik, teknik, taktik, mental dan kematangan

(18)

juara (M. Sajoto, 1988 :7). Faktor fisik mempunyai peranan yang sangat utama, hal ini berarti keberadaan fisik yang baik merupakan modal utama bagi atlet dalam meraih prestasi, agar kondisi fisik selalu stabil, atlet harus sadar dan disiplin dalam melakukan latihan serta menjalankan program yang telah ditetapkan pelatih. Dukungan fisik yang baik akan meningkatkan prestasi seorang atlet bila program yang diberikan sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan. Menurut M Sajoto, (1995 : 8) mengatakan bahwa ”kondisi fisik adalah suatu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisah-pisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Artinya dalam usaha pengembangan kondisi fisik maka seluruhnya komponen tersebut harus dikembangkan, walaupun disana-sini dilakukan dengan sistem prioritas sesuai keadaan atau status tiap komponen itu dan untuk apa keperluan atau status yang dibutuhkan. Kondisi fisik tersebut antara lain: kekuatan, daya tahan, daya otot, kecepatan, kelentukan, kelincahan, keseimbangan, ketepatan, reaksi, (M. Sajoto, 1995:8)

Dalam permainan sepak bola untuk bisa menghasilkan tendangan melambung jarak jauh lebih tepat bila menggunakan kura-kura kaki bagian dalam, karena akan menghasilkan tendangan bola yang parabola sehingga jarak yang akan di tempuh semakin jauh. Agar tendangan menjadi lambung dan keras tentu dibutuhkan kekuatan otot tungkai yang maksimal, oleh karena itu perlu melatih kekuatan otot tungkai. Menendang bola melambung agar menghasilkan tendangan yang jauh maka gerakan eksplosif otot tungkai sangat dibutuhkan untuk memperoleh gaya yang besar.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, pemain-pemain asing (Eropa) bisa menendang bola sampai 2/3 lapangan sedangkan bagi pemain Indonesia kurang lebih 50 meter. Sebagai contoh di Liga Inggris, Nieke Summerbee bisa menendang sejauh 87 meter sedangkan Riky Yacob hanya mampu menendang sejauh 67 meter. Selain

(19)

itu juga, salah satu pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo atas nama Trio Mardiyanto hanya bisa mencapai 34,87 m pada saat menendang bola. Padahal fungsi tendangan lambung sangat besar manfaatnya, diantaranya menjauhkan dari titik aman (dekat gawang), untuk mencetak gol (shooting), umpan lambung jarak jauh. Kebanyakan pemain-pemain top dunia mengandalkan shooting jarak jauh, hal ini dikarenakan rapatnya barisan pertahanan. Banyak metode latihan untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai. Misalnya: dengan menggunakan katrol, bangku,

skipping, barbell, dumbbell dan juga bola berbeban (bola medicine).

Selain kekuatan otot tungkai, kondisi fisik yang mendukung dalam meningkatkan hasil tendangan jarak jauh adalah keseimbangan. Kesimbangan adalah suatu kemampuan untuk mempertahankan posisi tubuh dalam keseimbangan pada situasi gerakan statis maupun dinamis Keseimbangan yang baik dapat menentukan keberhasilan seorang pemain dalam melakukan tendangan. Keseimbangan dalam mengatur tumpuan kaki dapat menentukan arah lintasan bola dan tinggi rendahnya lambungan bola.

Tendangan jarak jauh dalam permainan sepak bola memiliki fungsi yang penting. Dengan tendangan jauh seorang penjaga gawang dapat langsung memberikan bola kepada pemain penyerang yang jauh berada di depan, pemain belakang dapat menggunakannya untuk menyapu atau menjauhkan bola dari area pertahanan ketika tim dalam keadaan terdesak, dan pemain sayap banyak menggunakan tendangan jauh untuk mengumpan ke arah penyerang, bahkan seorang penyerang bisa menggunakannya untuk mencetak gol ketika posisi penjaga gawang terlalu jauh dengan gawangnya.

(20)

Sebagai salah satu wujud kepedulian di dalam cabang olah raga khususnya olahraga sepak bola, SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati ikut menyelenggarakan dan mengembangkan olahraga ini. Namun berbagai kekurangan banyak dialami oleh para pemain maupun pelatih. Oleh karena itu, penulis memandang perlu untuk melakukan penelitian terhadap SSB DIPONGGOLO Kecamatan Winong Pati.

Dari uraian tersebut peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “ SUMBANGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP HASIL TENDANGAN JARAK JAUH PEMAIN SSB DIPONGGOLO BUMIHARJO KECAMATAN WINONG PATI TAHUN 2011“.

1.2 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah dan alasan memilih judul tersebut maka permasalahan penelitian yang dimunculkan adalah sebagai berikut :

1. Berapa besar sumbangan kekuatan otot tungkai terhadap hasil tendangan jarak jauh pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati tahun 2011 ?

2. Berapa besar sumbangan keseimbangan terhadap hasil tendangan jarak jauh pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati tahun 2011 ?

3. Berapa besar sumbangan kekuatan otot tungkai dan keseimbangan secara bersama-sama terhadap hasil tendangan jarak jauh pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati tahun 2011 ?

(21)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui berapa besar sumbangan kekuatan otot tungkai terhadap hasil tendangan jarak jauh pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati tahun 2011.

2. Untuk mengetahui berapa besar sumbangan keseimbangan terhadap hasil tendangan jarak jauh pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati Tahun 2011.

3. Untuk mengetahui berapa besar sumbangan kekuatan otot tungkai dan keseimbangan secara bersama-sama terhadap hasil tendangan jarak jauh pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati tahun 2011.

1.4 Penegasan Istilah

Untuk menghindari terjadinya perbedaan pemahaman dan persoalan yang dibicarakan dalam penelitian ini agar tidak menimbulkan tanggapan yang berbeda-beda dan menyimpang dari tujuan, maka perlu adanya penegasan istilah. yang meliputi :

1.4.1 Sumbangan

Sumbangan adalah memberikan sokongan. (Depdikbud, 1999:972)

Sumbangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sumbangan kekuatan otot tungkai dan keseimbangan terhadap hasil tendangan jarak jauh.

1.4.2 Kekuatan Otot Tungkai

Tungkai dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai ”kaki” atau seluruh kaki dari pangkal paha ke bawah, (Poerwodarminto, 2003:1226) Kekuatan

(22)

otot tungkai menurut M.Sajoto ( 1995:98 ) adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban suatu kerja. Semakin besar serabut otot seseorang, semakin kuat pula untuk bergerak dan dipengaruhi oleh faktor latihan. Dalam penelitian ini kekuatan otot tungkai yang dimaksud adalah kemampuan otot tungkai dalam melakukan aktifitas menendang bola. Hasil aplikasi kekuatan otot tungkai dapat dilihat berdasarkan hasil tendangan jarak jauh.

1.4.3 Keseimbangan

Keseimbangan adalah suatu kemampuan untuk mempertahankan posisi tubuh dalam keseimbangan pada situasi gerakan statis maupun dinamis, (Sri Haryono, 2003 : 23). Keseimbangan adalah kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ syaraf otot, (M. Sajoto, 1988 : 9). Keseimbangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerapan keseimbangan yang digunakan dalam bermain sepak bola.

1.4.4 Hasil

Menurut Kamus Pelajar Bahasa Indonesia, (Bambang Sarwiji, 2006 : 272) hasil adalah perolehan dari proses produksi atau proses kerja. Sedangkan berhasil adalah mampu mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Hasil yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil tendangan jarak jauh yang dimanfaatkan dalam permainan sepak bola.

1.4.5 Tendangan Jarak Jauh

Tendangan berasal dari kata tendang yang artinya menyepak atau mendepak (dengan kaki) ( Depdikbud, 1989 : 927). Tendangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu usaha untuk memindahkan bola dari satu tempat ke

(23)

tempat lain dengan menggunakan kaki, (Sarumpaet, 1992 : 20). Dari tendangan yang berbeda-beda dapat kita lihat melalui hasil tendangan melambung sejauh-jauhnya yang diukur dengan satuan meter.

1.4.6 Pemain

Yang dimaksud pemain disini adalah pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati Tahun 2011.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Mahasiswa Ilmu Kepelatihan Olahraga sebagai sumber informasi tentang peranan otot tungkai dan keseimbangan sebagai penunjang yang harus dimiliki terkait dengan hasil tendangan jarak jauh.

2. Masyarakat sepak bola khususnya dan masyarakat luas pada umumnya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan tentang permainan sepak bola.

3. Pemain sebagai masukan dalam upaya meningkatkan kualitas permainan khususnya yang berhubungan dengan tendangan jarak jauh.

(24)

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Permainan Sepak Bola

Sepak bola adalah permainan beregu yang dimainkan oleh sebelas orang pemain dalam satu tim yang disebut kesebelasan. Dalam pertandingan, masing-masing regu atau kesebelasan yang bertanding saling berusaha untuk memasukkan bola ke gawang lawan untuk memperoleh kemenangan dan mempertahankan gawang timnya dari kemasukan. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan tungkai, kecuali penjaga gawang yang dibolehkan menggunakan lengannya di daerah tendangan hukumannya, (Sucipto, 200 : 7).

Sepak bola adalah cabang olahraga beregu atau tim, maka suatu kesebelasan yang baik, kuat tangguh adalah kesebelasan yang terdiri atas pemain-pemain yang menguasai berbagai teknik dasar sepak bola dan mampu menyelenggarakan permainan yang kompak, yang artinya memiliki kerja sama tim yang baik. Untuk mencapai kerjasama tim yang baik diperlukan pemain-pemain yang dapat menguasai semua bagian-bagian dan macam-macam teknik dasar dan keterampilan bermain sepak bola.

2.1.2 Teknik Dasar Bermain Sepak Bola

Teknik dasar merupakan dasar bagi seseorang untuk dapat bermain sepak bola. Teknik dasar adalah semua kegiatan yang mendasari sehingga dengan sedemikian itu sudah dapat bermain sepak bola, (Sarumpaet, 1992 : 17). Untuk bermain bola dengan baik pemain dibekali dengan teknik dasar yang baik. Pemain yang memiliki teknik dasar yang baik, pemain tersebut dapat bermain sepakbola

(25)

dengan baik pula. Beberapa teknik dasar yang perlu dimiliki pemain sepak bola adalah menendang (kicking), menghentikan (stoping), menggiring (dribbling), menyundul (heading), merampas (tackling), lemparan ke dalam (throw-in), dan menjaga gawang (goal keeping), ( Sucipto, 2000 : 17). Menurut Sukatamsi ( 2004 : 2.6) teknik dasar permainan sepak bola terdiri dari : 1) teknik tanpa bola yaitu semua gerakan-gerakan tanpa bola terdiri dari : a) lari cepat dan mengubah arah, b) melompat dan meloncat, c) gerak tipu tanpa bola, d) gerakan-gerakan khusus untuk penjaga gawang. 2) teknik dengan bola yaitu semua gerakan-gerakan dengan bola terdiri dari : a) mengenal bola, b) menendang bola, c) menerima bola, d) menggiring bola, e) menyundul bola, f) melempar bola, g) gerak tipu dengan bola, h) merampas atau merebut bola dan i) teknik-teknik khusus penjaga gawang. 2.1.3 Menendang Bola

Menendang bola merupakan suatu usaha memindahkan bola dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kaki atau bagian kaki, (Sarumpaet, 1992 : 20). Menendang bola merupakan teknik dengan bola yang paling banyak dilakukan dalam permainan sepak bola. Maka teknik menendang bola merupakan dasar didalam bermain sepak bola. Seorang pemain yang tidak menguasai teknik menendang bola dengan baik, tidak akan mungkin menjadi pemain yang baik. Menendang bola dapat dilakukan dalam keadaan bola diam, menggelinding maupun melayang di udara. Kesebelasan yang baik adalah suatu kesebelasan yang semua pemainnya menguasai teknik menendang bola dengan baik, dengan cermat, cepat dan tepat pada sasaran baik sasaran teman maupun dalam membuat gol ke mulut gawang lawan, (Sukatamsi, 2004 : 2.38). Menendang bola merupakan salah satu karakteristik permain sepak bola yang paling dominan. Pemain yang

(26)

memiliki teknik menendang dengan baik, akan dapat bermain secara efisien. Tujuan menendang bola adalah untuk mengumpan (passing), menenmbak ke gawang ( shooting at the goal), dan menyapu untuk menggagalkan serangan lawan (sweeping), (Sucipto, 2000 : 17).

Dilihat dari perkenaan bagian kaki ke bola, menendang dibedakan beberapa macam, yaitu menendang dengan kaki bagian dalam (inside), kaki bagian luar (out

side), punggung kaki (instep), dan punggung kaki bagian dalam (inside of the

step).

Prinsip-prinsip menendang bola : 1. Pandangana mata

Pandangan mata terutama untuk mengamati situasi atau keadaan permainan. Pada saat akan menendang bola, mata harus melihat pada bola dan bagian bola yang akan ditendang, kemudian pandangan ke arah jalannya bola.

2. Kaki tumpu

a. Kaki tumpu adalah kaki yang menumpu pada tanah pada persiapan akan menendang dan kaki tumpu merupakan letak titik berat badan.

b. Posisi kaki tumpu atau dimana harus meletakkan kaki tumpu terhadap letak bola, akan menentukan arah lintasan bola dan tinggi rendahnya lambungan bola.

c. Lutut kaki tumpu sedikit ditekuk dan pada waktu menendang lutut diluruskan. Gerakan dari lutut ditekuk kemudian diluruskan merupakan kekuatan mendorong ke depan.

(27)

Kaki yang menendang adalah kaki yang dipergunakan untuk menendang bola.

a. Pergelangan kakik yang menendang bola pada saat menendang bola dikuatkan atau ditegangkan, tidak boleh bergerak.

b. Tungkai kaki yang menendang diangkat ke belakang kemudian diayunkan ke depan hingga bagian kaki yang digunakan untuk menendang mengenai bagian bola yang ditendang, kemudian dilanjutkan gerak lanjutan ke depan, dan seterusnya bergerak lari untuk mencari posisi.

4. Bagian bola yang ditendang.

Bagian bola yang ditendang merupakan bagian bola di sebelah mana yang akan ditendang, ini akan menentukan :

a. arah jalannya bola

b. tinggi-rendahnya lambungan bola c. Sikap badan

Sikap badan waktu menendang bola sangat dipengaruhi oleh posisi atau letak kaki tumpu terhadap bola :

a. Posisi kaki tumpu tepat di samping bola maka pada saat menendang bola badan berada tepat di atas bola dan sikap badan akan sedikit condong ke depan, sikap badan ini untuk tendangan bola menggulir rendah atau sedikit melambung sedang.

b. Posisi kaki tumpu berada di samping belakang bola, maka badan berada di atas belakang bola hingga sikap badan condong ke belakang maka hasil tendangan bola melambung tinggi.

(28)

1. Atas dasar bagian mana dari kaki yang digunakan untuk menendang : a. dengan kaki bagian dalam

Pada umumnya teknik menendang dengan kaki bagian dalam digunakan untuk mengumpan jarak pendek (short passing). Analisis gerak menendang dengan kaki bagian dalam adalah sebagai berikut :

1) badan menghadap sasaran di belakang bola

2) kaki tumpu berada disamping bola kurang lebih 15 cm, ujung kaki menghadap sasaran, lutut sedikit ditekuk

3) perkenaan kaki pada bola tepat pada mata kaki dan tepat di tengah-tengah bola.

4) gerak lanjut kaki tendang diangkat menghadap sasaran

5) pandangan ditujukan ke bola dan mengikuti arah jalannya bola terhadap sasaran

6) kedua lengan terbuka di samping badan

7) untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut ini

Gambar : 1

Menendang bola dengan kaki bagian dalam ( Gintar Meliala, 1985 : 9 )

(29)

b. dengan kura-kura kaki penuh

Menendang dengan kura-kura penuh digunakan untuk menembak ke gaeawang ( shoting at the goal ). Analisis gerak menendang dengan kura-kura kaki adalah sebagai berikut :

1) badan di belakang bola sedikit condong ke depan, kaki tumpu diletakkan di samping bola dengan ujung kaki menghadap ke sasaran, dam lutut sedikit ditekuk

2) kakik tendang berada di belakang bola dengan punggung kaki menghadap ke depan/sasaran.

3) kaki tendang tarik ke belakang dan ayunkan ke depan sehingga mengenai bola

4) perkenaan kaki pada bola tepat pada punggung kaki penuh dan tepat pada tengah-tengah bola dan pada saat mengenai bola pergelangan kaki ditegangkan

5) gerak lanjut kaki tendang diarahkan dan diangkat ke arah sasaran 6) pandangan mengikuti jalannya bola dan ke sasaran

Gambar : 2

Menendang bola dengan punggung kaki ( Gintar Meliala, 1985 : 11 )

(30)

c. dengan kura-kura kaki bagian luar

Menendang dengan kura-kura kaki bagian luar digunakan untuk mengumpan jarak pendek ( short passing ). Analisis gerak menendang dengan kura-kura kaki bagian luar adalah sebagai berikut :

1) posisi badan di belakang bola, kaki tumpu di samping belakang bola kurang lebih 25 cm, ujung kaki menghadap ke sasaran,lutut sedikit ditekuk 2) kaki tendang di belakang bola, dengan ujung kaki menghadap ke dalam 3) kaki tendang ditarik ke belakang dan ayunkan ke depan sehingga

mengenai bola

4) perkenaan kaki pada bola tepat pada punggung kaki bagian luar dan tepat pada tengah-tengah bola, pada saat perkenaan dengan bola pergelangan kaki ditegangkan.

5) Gerak lanjut kaki tendang diangkat serong kurang lebih 45 derajat menghadap sasaran

6) Pandangan ke bola dan mengikuti jalannya bola ke sasaran 7) Kedua lengan terbuka menjaga keseimbangan di sampng badan.

Gambar : 3

Menendang dengan kura-kura kaki bagian luar ( Gintar Meliala, 1985 : 13 )

(31)

d. dengan kura-kura kaki bagian dalam

Menendang dengan kura-kura kaki bagian dalam pada umumnya digunakan untuk mengumpan jarak jauh (long passing).

Analisis menendang dengan kura-kura kaki bagian dalam :

1) posisi badan berada di belakang bola, sedikit serong kurang lebih 40 derajat dri garis lurus bola, kaki tumpu diletakkan di samping belakang bola kurang lebih 30 cm dengan ujung kaki membuat sudut 40 derajat dengan garis lurus bola.

2) Kaki tendang berada di belakang bola dengan ujung kaki serong kurang lebih 40 derajat ke arah luar. Kaki tendang tarik ke belakang dan ayunkan ke depan sehingga mengenai bola. Perkenaan kaki pada bola tepat di punggung kaki bagian dalam dan tepat pada tengah bawah bola dan pada saat keki mengenai bola, pergelangan kaki ditegangkan.

3) Gerak lanjutan kaki tendang diangkat dan diarahkan ke depan. 4) Pandangan mengikuti jalannya bola ke sasaran

5) Lengan dibuka berada di samping badan sebagai keseimbangan.

Gambar : 4

Menendang dengan kura-kura kaki bagian dalam ( Gintar Meliala, 1985 : 14 )

(32)

e. dengan ujung kaki

Menendang dengan ujung kaki pada umumnya jarang digunakan. Analisis gerak menendang dengan ujung kaki adalah sebagai berikut :

1) kaki tumpu sedikit ditekuk pada lutut, dan ujung jari menghadap ke depan 2) kaki sepak diangkat (ditekuk) dan membentuk sudut runcing dengan ujung

kaki bagian bawah, pergelangan kaki dikuatkan.

3) ayunan dilakukan dengan jalan meluruskan lutut. Ujung sepatu adalah daerah yang kontak dengan bola.

Gambar : 5

Menendang dengan ujung kaki ( Gintar Meliala, 1985 : 15 ) f. dengan tumit (jarang digunakan)

Analisis gerak menendang dengan tumit adalah sebagai berikut :

1) kaki tumpu diletakkan kurang lebih selebar kaki disamping depan bola, jari-jari menghadap ke arah yang berlawanan dengan jalannya bola, dengan lutut ditekuk sedikit.

(33)

2) Ayunan dilakukan dari depan ke belakang dengan suatu hentakan. Daerah yang kontak dengan bola adalah bagian tumit.

Gambar : 6

Menendang dengan tumit ( Gintar Meliala, 1985 : 12 ) 2. Atas dasar kegunaan atau fungsi dari tendangan : untuk memberikan operan bola kepada teman

a) memberikan umpan untuk menembakkan bola ke arah mulut gawang lawan, untuk membuat gol kemenangan.

b) untuk membersihkan atau menyapu bola di daerah pertahanan (belakang) langsung ke depan, tendangan ini biasa dilakukan oleh pemain belakang untuk mematahkan serangan lawan.

c) untuk melakukan bermacam-macam tendangan khusus yaitu untuk

i. tendangan bebas langsung maupun tendangan bebas tidak langsung ii. tendangan sudut

iii. tendangan gawang

(34)

3. Atas dasar tinggi-rendahnya lambungan bola a). Tendangan bola rendah

Bola menggulir datar di atas permukaan tanah sampai setinggi lutut. b). Tendangan bola melambunglurus atau melambung sedang

Bola melambung paling rendah setinggi lutut dan paling tinggi adalah setinggi kepala.

c). Tendangan bola melambung tinggi

Bola melambung tinggi paling rendah setinggi kepala. 4. Atas dasar putaran dan jalannya bola.

a) Tendangan lurus (langsung), bola setelah ditendang tidak berputar, sehingga bola melambung lurus dan jalannya kencang. Pada tendangan lurus ini, tenaga tendangan melalui titik pusat bola, keluar menuju lintasan bola (lurus).

b) Tendangan melengkung ( slice ), bola setelah ditendang berputar ke arah yang berlawanan dengan arah tendangan dan arah bola, bila bola melambung setelah sampai puncak akan turun vertikal.

Pada tendangan melengkung ini tenaga tendangan tidak melalui pusat bola, tenaga tendangan menyinggung bola dan memutar bola, sehingga lintasan bola melengkung atau berupa garis lengkung sesuai dengan arah putaran bola.

Menurut Sucipto, (1992 : 32) bahwa untuk memperoleh hasil tendangan yang diinginkan sesuai kebutuhannya dalam bermain perlu diperhatikan :

a. letak kaki tumpu pada saat menendang b. perkenaan kaki pada bola

(35)

d. titik berat badan

e. kekuatan dan follow thrugh

2.1.5 Tendangan Jarak Jauh

Tendangan jauh dalam permainan sepak bola memiliki fungsi yang penting.

Dengan tendangan jauh seorang kipper dapat langsung memberikan bola kepada pemain penyerang yang jauh berada di depan, pemain belakang dapat menggunakannya untuk menyapu atau menjauhkan bola dari area pertahanan ketika tim dalam keadaan terdesak, dan pemain sayap banyak menggunakan tendangan jauh untuk mengumpan kepada penyerang, bahkan seorang penyerang bisa menggunakannya untuk mencetak gol ketika posisi penjaga gawang terlalu jauh dari gawangnya.

Menurut Sukatamsi ( 2004 : 2.41 ) atas dasar kegunaan dan fungsi dari tendangan sebagai berikut :

a. untuk memberikan operan bola kepada teman

b. untuk menenmbakan bola ke arah mulut gawang lawan c. untuk menyapu

d. untuk melakukan bermacammacam tendangan khusus sepaerti tendangan bebas, tendangan sudut dan tendangan pinalti.

Untuk dapat menendang bola melambung dengan hasil yang jauh di samping membutuhkan power otot tungkai juga memerlukan penguasaan teknik menendang bola yang baik. Perlu diperhatikan pula bahwa teknik-teknik tertentu dapat memberikan hasil yang diharapkan sedangkan untuk menghasilkan suatu tendangan yang melambung dan jarak yang jauh lebih tepat jika menggunakan

(36)

kura-kura kaki bagian dalam (inside of the instep). Analisis gerak menendang dengan menggunakan punggung kaki bagian dalam adalah sebagai berikut:

a. Posisi badan berada di belakang bola, sedikit serong kurang lebih 40 derajat dari garis lurus bola, kaki tumpu diletakkan di samping belakang bola kurang lebih 30 cm dengan ujung kaki membuat 40 derajat dengan garis lurus bola. b. Kaki tendang berada di belakang bola dengan ujung kaki serong kurang

lebih 40 derajat ke arah luar. Kaki tendang tarik ke belakang bola dan ayunkan ke depan sehingga mengenai bola. Perkenaan kaki dengan bola tepat di punggung kaki bagian dalam dan tepat pada tengah bawah bola dan pada saat kaki mengenai bola pergelangan kaki dikunci.

c. Gerak kaki lanjutan kaki tendang diangkat dan di arahkan kedepan d. Pandangan mengikuti jalannya bola ke sasaran

e. Lengan dibuka berada di samping badan sebagai keseimbangan, (Sucipto dkk, 2000:21)

Uraian di atas dapat diketahui bagaimana teknik atau pola dasar melakukan tendangan lambung yang baik dan benar. Agar para pemain dapat melakukan tendangan lambung sejauh mungkin maka diperlukan suatu bentuk latihan teknik dan fisik terutama yang dapat meningkatkan kemampuan tendangan lambung dalam permainan Sepakbola. Seorang pemain untuk dapat menendang bola dengan hasil yang terjauh pada tendangan lambung secara teoritis tergantung pada: a) sudut elevasi saat bola lepas dari kaki dan, b) kecepatan gerak bola saat meninggalkan kaki. Sudut 45 derajat adalah sudut maksimum untuk menghasilkan tendangan terjauh.

(37)

Tendangan jarak jauh sering digunakan oleh pemain sepak bola guna mengoper teman yang berada jauh di depan atau pun bisa digunakan untuk menembak bebas maupun pinalti..Tendangan jarak jauh harus dikuasai dengan benar oleh pemain sepak bola karena apabila pemain tersebut tidak mampu menendang jarak jauh maka pemain tersebut perlu memperhatikan teknik menendang dengan benar terlebih dahulu. Tendangan jarak jauh dapat dilakukan dengan punggung kaki, kaki sebelah dalam maupun kaki bagian luar yang terpenting adalah pemain harus menguasai teknik dasar tendangan tersebut dengan benar. Untuk menghasilkan tendangan jauh tersebut bisa dilakukan dengan latihan kekuatan otot tungkai dan keseimbangan.

2.1.4 Kekuatan Otot Tungkai

Kekuatan (strength) adalah kemampuan kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewktu bekerja, (M. Sajoto, 1995 : 98). Kekuatan yang dominan dalam permainan sepak bola adalah kekuatan otot tungkai yaitu kemampuan kerja otot tungkai dalam menerima beban untuk melakukan teknik menendang bola.

Kita dapat bergerak karena adanya otot dan persendian, kekuatan kontraksi tergantung dari otot. Otot dalam menjalankan fungsinya dibedakan menjadi dua macam yaitu otot sinergis dan otot antagonis. Otot sinergis adalah otot-otot yang mempunyai kerja sama, umumnya otot-otot yang menekuk. Otot antagonis adalah otot-otot yang mempunyai kerja yang berlawanan, sebagai contoh otot untuk meluruskan dan menekuk. Otot merupakan 40-45% dari berat badan tubuh seseorang, di dalam tubuh manusia terdapat 217 pasang otot rangka. Untuk dapat mempelajari fungsi otot dengan jelas maka perlu kita ketahui struktur otot. Otot

(38)

terdiri dari empat macam komponen yaitu : a) jaringan otot yang terdiri dari sel-sel otot, b) jaringan ikat, c) syaraf, d) urat-urat darah, (Soekarman, 1987 : 27-29). Menurut Soekarman (1987 : 31) fungsi otot adalah untuk berkontraksi. Kontraksi ini terdiri dari : (a) Kontraksi isotonik, dalam kontraksi ini terjadi pemendekan otot. (b) Kontraksi isometrik, kontraksi ini tidak kelihatan adanya gerakan untuk mempertahankan sikap tubuh. (c) Kontraksi eksentrik, tidak ada perpanjangan otot pada waktu kontraksi. (d) Kontraksi isokinetik, ketegangan yang timbul pada otot pada waktu menjadi pendek dengan kecepatan yang sama.

Apabila otot itu dapat berkontraksi berturut-turut secara maksimal untuk jamgka waktu yang lama dikatakan mempunyai ketahanan otot yang baik. Dalam proses latihan, kadang-kadang otot mengalami kepayahan, dan otot-otot yang cepat payah ini dikatakan bahwa ketahanannya rendah.

Kekuatan otot tungkai sangat menentukan dalam teknik sepak bola sebab kekuatan otot tungkai pada dasarnya adalah kemampuan otot atau sekelompok otot tungkai untuk melakukan kerja tertentu, dalam hal ini adalah pada saat melakukan teknik-teknik dasar sepak bola yaitu teknik menendang bola.

Kekuatan adalah energi untuk melawan suatu tahanan, atau kemampuan untuk membangkitkan tegangan (tension) terhadap suatu tahanan (resistance), (Harsono, 1988 : 47). Menurut Sugianto (1993 : 226) kekuatan otot adalah unsur kemampuan fisik yang menjadikan sesorang mampu menahan beban atau tahanan dengan menggunakan kontraksi otot. Kekuatan otot ditentukan oleh besarnya penampang otot serta kualitas kontrol pada otot yang bersangkutan.

Tungkai adalah kaki atau seluruh kakinya dari pangkal paha ke bawah (Depdiknas, 2001 : 895). Tungkai dalam Kamus Bahasa Indonesia diartikan

(39)

sebagai ”kaki” atau seluruh kaki dari pangkal paha ke bawah (Poewodarminto, 2003 : 1226). Kekuatan otot tungkai yang dimaksud di sini adalah kemampuan otot untuk menerima beban dalam waktu tertentu dimana kemampuan itu dihasilkan oleh kontraksi otot yang terdapat pada tungkai dan kontraksi ini timbul untuk melakukan gerakan atau tahanan pada saat melakukan teknik sepak bola. Kekuatan otot adalah kemampuan sekelompok otot yang secara maksimal dalam sekali angkat, atau sekali dorong melawan beban yang berat. Semakin kuat seseorang, maka semakin besar pula beban yang dapat diangkat atau didorong, (Yunusul Hairy, 2004 : 1.22).

Menurut Sudarminto (1992 : 60-61), tungkai terdiri dari tungkai atas yaitu pangkal paha sampai lutut dan tungkai bawah yaitu lutut sampai kaki. Otot-otot tungkai atas (otot paha) mempunyai selaput pembungkus yang sangat kuat dan disebut fasia lata yang dibagi atas 3 golongan yaitu :

1. Otot abduktor terdiri dari : a. Muskulus abduktor maldanus sebelah dalam. b.

Muskulus abduktor brevis sebelah tengah. c. Muskulus abduktor longus

sebelah luar. Ketiga otot ini menjadi satu yang disebut muskulus abduktor

femoralis. Fungsinya menyelenggarakan gerakan abduksi dari femur.

2. Muskulus ekstensor (quadriseps femoris) otot berkepala 4. Otot ini merupakan otot yang terbesar terdiri dari : a. Muskulus rektus femoris. b.

Muskulus vastus lateralis eksternal. c. Muskulus vastus medialis internal. d.

Muskulus vastus intermedial.

3. Otot fleksor femoris, yang terdapat dibagian belakang paha terdiri dari : a.

Biseps femoris, otot berkepala 2 (dua). Fungsinya membengkokkkan paha dan

(40)

selaput. Fungsinya membengkokkan tungkai bawah. c. Muskulus semi

tendinosis, otot seperti urat. Fungsinya membengkokkan urat bawah serta

memutarkan ke dalam. d. Muskulus sartorius, otot penjahit. Bentuknya panjang seperti pita, terdapat dibagian paha. Fungsinya eksorotasi femur, memutar keluar pada waktu lutut mengetul, serta membantu gerakan fleksi femur dan membengkokkan keluar.

Gambar : 7

Struktur otot tungkai atas (Syaifuddin, 1997:45-46)

Otot tungkai bawah, terdiri dari :

1. Otot tulang kering depan muskulus tibialis anterior. Fungsimya mengangkat pinggir kaki sebelah tengah dan membengkokkan kaki.

2. Muskulus ekstensor talangus longus. Fungsinya meluruskan jari telunjuk ke tengah jari, jari manis dan jari kelingking kaki.

(41)

3. Otot kedang jempol, fungsinya dapat meluruskan ibu jari kaki. Urat-urat tersebut dipaut oleh ikat melintang dan ikat silang sehingga otot itu bisa membengkokkan kaki ke atas. Otot-otot yang terdapat di belakang mata kaki luar dipaut oleh ikat silang dan ikat melintang. Fungsinya dapat mengangkat kaki sebelah luar.

4. Urat Akiles (tendo achilles). Fungsinya meluruskan kaki di sendi tumit dan membengkokkan tungkai bawah lutut (muskulus popliteus). Otot-otot tersebut terletak dengan berpangkal pada kondilus tulang kering, melintang dan melekat di kondilus lateralis tulang paha. Fungsinya memutar tibia ke dalam endorotasi. Otot ketul jari (muskulus fleksor falangus longus). Berpangkal pada tulang kering dan uratnya menuju telapak kaki dan melekat pada ruas jari kaki. Fungsinya membengkokkan jari dan menggerakkan kaki ke dalam. 5. Otot ketul empu kaki panjang (muskulus falangus longus). Berpangkal pada

betis, uratnya melewati tulang jari dan melekat pada ruas empu jari. Fungsinya membengkokkan empu kaki.

6. Otot tulang betis belakang (muskulus tibialis posteior) Berpangkal pada selaput antara tulang dan melekat pada pangkal tulang kaki. Fungsinya dapat membengkokkan kaki di sendi tumit dan telapak kaki di sebelah ke dalam. 7. Otot kedang jari bersama. Letaknya di punggung kaki. Fungsinya dapat

meluruskan jari kaki (muskulus ekstensor falangus 1-5) Otot-otot yang lain antara lain :

1. Otot ketul

(42)

3. Otot pronasi, terletak di sebelah punggung kaki. Aponeurosis plantaris, tapak kaki yang ditutupi oleh selaput. Fasia flontaris, bagian khusus dari fasia yang terletak di bawah telapak kaki.

Gambar : 8

Struktur otot tungkai bawah (Syaifuddin, 1997:48)

Jadi yang dimaksud kekuatan otot tungkai adalah komponen kondisi fisik tulang kemampuannya dalam mempergunakan otot tungkai untuk menahan beban sewaktu melakukan aktifitas kerja. Kekuatan otot tungkai memiliki peranan yang sangat penting untuk keberhasilan pemain sepak bola dalam melakukan teknik-teknik sepak bola khususnya pada waktu menendang bola.

Hasil aplikasi kekuatan otot tungkai dapat dilihat berdasarkan hasil tendangan bola lambung jauh.

2.1.6 Keseimbangan

Keseimbangan adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan organ-organ syaraf otot (M. Sajoto, 1995 : 9). Kesimbangan adalah suatu kemampuan

(43)

untuk mempertahankan posisi tubuh dalam keseimbangan pada situasi gerakan statis maupun dinamis. Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh yang pada saat melakukan gerakan tergantung pada kemampuan integrasi antara kerja indera penglihatan, kanalis semisis kuralis pada telinga dan reseptor pada otot. Diperlukan tidak hanya pada olah raga tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari (Dangsina Moeloek, 1984 : 10). Keseimbangan ini penting dalam kehidupan maupun olahraga, untuk itu penting dimana tanpa keseimbangan orang tidak dapat melakukan aktivitas dengan baik. Seorang pemain sepak bola apabila memiliki keseimbangan yang baik, maka pemain itu akan dapat mempertahankan tubuhnya pada waktu menguasai bola. Apabila keseimbangannya baik maka pemain tersebut tidak akan mudah jatuh dalam perebutan bola maupun dalam melakukan body contact terhadap pemain lawan.

Keseimbangan dibutuhkan hampir diseluruh cabang olahraga yang mana setiap cabang olahraga menerapkannya dengan cara yang berbeda. Disuatu saat ada kalanya seorang atlet harus berada pada tingkat keseimbangan yang tinggi dan ada kalanya seorang atlet harus berada pada tingkat keseimbangan yang rendah. Dalam cabang olahraga kususnya sepak bola keseimbangan merupakan salah satu faktor yang penting agar dapat bermain sepak bola dengan baik. Sepak bola adalah cabang olahraga yang senantiasa bergerak. Dan selain itu gerak dalam sepak bola dalam waktu yang cukup lama yaitu 2x 45menit.

Keseimbangan dalam sepak bola ada dalam berbagai contoh seperti : 1) Saat kontak fisik 2) Saat bertumpu sesudah melakukan heading 3) Berlari dan bergerak ke samping 4) Saat menendang bola 5) Penggunaan sepatu berspoul enam. Menurut Sukatamsi, (2004 : 2.39) dalam melakukan tendangan, tumpuan kaki

(44)

harus tepat dan benar. Kaki tumpu adalah kaki yang menumpu pada tanah pada persiapan akan menendang bola dan kaki tumpu merupakan letak titik berat badan. Posisi kaki tumpu atau dimana harus meletakkan kaki tumpu terhadap letak bola, akan menentukan arah lintasan bola dan tinggi rendahnya lambungan bola.

Bentuk-bentuk kegiatan di atas merupakan penerapan keseimbangan dalam kegiatan sepak bola, meskipun dapat dikatakan bahwa keseimbangan tersebut tidak mutlak, tetapi erat sekali hubungannya dengan gerakan menendang bola.

2.2 Kerangka berfikir

2.2.1 Analisis Sumbangan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Hasil Tendangan Jarak Jauh

Tujuan melakukan latihan dalam olahraga adalah untuk meningkatkan kondisi fisik dan menguasai keterampilan dalam suatu cabang olahraga secara efektif dan efisien, yang akhirnya keterampilan itu melekat selama waktu tertentu. Latihan dilakukan dengan tujuan menguasai suatu keterampilan , agar latihan berhasil materi latihan harus diberikan secara bertahap dari yang sederhana sampai dengan yang komplek.

Seorang pemain sepak bola agar dapat bermain dengan baik dan benar dia harus bisa menendang dengan baik dan benar. Untuk dapat menendang bola melambung dengan hasil yang jauh di samping membutuhkan kekuatan otot tungkai juga memerlukan kondisi fisik yang baik. Perlu diperhatikan agar para pemain dapat melakukan tendangan lambung sejauh mungkin maka diperlukan suatu bentuk latihan teknik dan fisik terutama yang dapat meningkatkan kemampuan tendangan lambung dalam permainan sepakbola. Seorang pemain

(45)

untuk dapat menendang bola dengan hasil yang terjauh pada tendangan lambung secara teoritis tergantung pada proses gerakan-gerakan yang terarah dan sistematis dengan tujuan terjadi penyesuaian pada otot dan fungsi organ tubuh.

Meninjau kembali gerakan-gerakan pada permainan sepakbola terdapat gerakan lari, loncat, menendang, menghentakkan, dan menangkap bola bagi penjaga gawang. Semua gerakan tersebut terangkai dalam suatu pola gerak yang diperlukan pemain dalam menjalankan tugasnya dilapangan. Komponen-komponen gerak yang digunakan dalam bermain sepakbola (lompat, loncat, menendang, menghentak) yang mana gerakan tersebut membutuhkan kekuatan yang maksimal, sehingga latihan kekuatan otot tungkai sangat cocok untuk pemain sepak bola. Kekuatan digunakan pada saat bola lepas dari kaki, semakin kuat otot yang mendukung gerakan tersebut semakin jauh tendangan yang dihasilkan. Pelaksanaan tendangan lambung akan menjadi efektif bila pemain memiliki teknik gerakan menendang yang baik dan benar serta didukung kondisi fisik yang dibutuhkan telah terpenuhi, yaitu komponen kondisi fisik kekuatan otot tungkai. Gerakan menendang dibutuhkan gerakan ekplosive dari otot tungkai maka peranan dari latihan kekuatan otot tungkai sangat besar guna meningkatkan

power otot tungkai.

Kekuatan otot tungkai diperlukan dalam melakukan rangkaian gerakan pada saat menendang bola. Selain untuk tumpuan, tungkai digunakan sebagai ayunan dalam melakukan rangkaian gerakan menendang bola, yaitu dari gerakan awal sampai akhir. Tahapan-tahapan gerakan menendang bola merupakan satu-kesatuan gerak yang dinamis dan tidak terputus-putus

(46)

2.2.2 Analisis Sumbangan Keseimbangan terhadap Hasil Tendangan Jarak Jauh

Keseimbangan (balance) adalah suatu kemampuan untuk mempertahankan posisi tubuh dalam keseimbangan pada situasi gerakan statis maupun dinamis. Keseimbangan yang baik adalah kemampuan untuk mempertahankan sikap atau posisi dalam beberapa waktu tertentu. Gerak dan teknik tinggi dalam olahraga sulit atau bahkan tidak akan dapat dilakukan apabila atlet tidak memiliki keseimbangan yang baik, (Sri Haryono, 2008 : 38). Keseimbangan adalah suatu kemampuan tubuh untuk mengatur posisi secara tepat dan akurat.

Gerakan yang dilakukan pada saat menendang bola adalah gerakan yang memerlukan keseimbangan yang tinggi, sebab gerakan menendang bola pada kenyataannya ditentukan oleh letak dan posisi tumpuan kaki. Seorang pemain akan mudah jatuh dan kehilangan kontrol tanpa ditunjang oleh keseimbangan yang tinggi, maka dapat dipastikan bahwa ada sumbangan antara keseimbangan terhadap hasil tendangan jarak jauh pada pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo.

2.2.3 Analisis Sumbangan Kekuatan Otot Tungkai dan Keseimbangan terhadap Tendangan Jarak Jauh

Semua kondisi fisik berperan aktif dalam gerakan menendang bola. Peranan kekuatan otot tungkai dan keseimbangan seperti yang dijelaskan tersebut sangat besar dalam menendang bola. Perpaduan kontraksi otot yang ada di paha kaki dan kaki akan menghasilkan explosive dan keseimbangan digunakan untuk mengatur tumpuan kaki dan posisi tubuh. Kekuatan otot yang dihasilkan oleh otot-otot paha dan kaki digunakan untuk mengayunkan kaki saat melakukan tendangan dan

(47)

keseimbangan digunakan untuk mengatur tumpuan dan posisi tubuh pada saat akan melakukan tendangan sehingga hasil tendangan yang diperoleh akan semakin jauh.

Permainan sepak bola merupakan jenis olahraga permainan yang berat, karena membutuhkan tenaga yang besar dalam waktu yang relatif lama yaitu 2 x 45 menit Seorang pemain harus memiliki kondisi fisik yang baik dan dituntut untuk mempunyai ketangkasan bermain yang tinggi karena permainan dilakukan dalam waktu yang relatif lama. Seorang pemain sepak bola juga harus mampu menguasai teknik menendang bola, karena teknik bermain sepak bola pada dasarnya bermuara pada teknik menedang bola.

Berdasarkan uraian di atas secara umum menunjukkan bahwa dengan kekuatan otot yang maksimal dan keseimbangan yang tinggi, akan diperoleh hasil yang optimal dalam gerakan menendang bola, sehingga dapat diduga bahwa ada hubungan kekuatan otot tungkai dan keseimbangan dengan hasil tendangan jarak jauh pada permainan sepak bola. Dengan demikian dapat dicari berapa besar sumbangannya masing-masing variabel atau secara bersama-sama.

2.3 Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih dipikirkan kebenarannya, (Sutrisno Hadi, 1996 : 257). Berdasarkan landasan teori tersebut, hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Ada sumbangan kekuatan otot tungkai terhadap hasil tendangan jarak jauh

pada pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati tahun 2011 tetapi besarnya tidak dapat diprediksi.

(48)

2. Ada sumbangan keseimbangan terhadap hasil tendangan jarak jauh pada

pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati tahun 2011 tetapi besarnya tidak dapat diprediksi.

3. Ada sumbangan kekuatan otot tungkai dan keseimbangan terhadap hasil

tendangan jarak jauh pada pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati tahun 2011 tetapi besarnya tidak dapat diprediksi.

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah kegiatan untuk mengembangkan dan menguji suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara-cara ilmiah untuk mencapai tujuan melalui proses yang sistematis dan analisis yang logis, (Sutrisno Hadi, 1984 : 4).

Penggunaan metode harus tepat dan mengarah pada tujuan penelitian agar hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode survey. Secara sistematis metodologi penelitian meliputi hal-hal sebagai berikut :

3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, (Suharsimi Arikunto, 2006 : 130). Sedangkan menurut Khomsin, (2008 : 88) populasi adalah sekelompok yang menarik peneliti, dimana kelompok tersebut oleh peneliti dijadikan objek untuk menggenaralisasikan hasil penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah sebagian dari pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Kabupaten Pati tahun 2011 yang berjumlah 20 pemain. Adapun sifat-sifat yang sama dari populasi penelitian ini adalah : 1) Populasi adalah pemain SSB DIPONGGOLO yang mendapat pelatihan yang sama di klub sepak bola SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati. 2) Usia populasi antara 12-16 tahun. Dengan demikian populasi yang dimaksud sudah memenuhi memenuhi syarat sebagai sampel dalam penelitian.

(50)

3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi, (Khomsin, 2008 : 90). Menurut (Suharsimi Arikunto, 2006:131) sampel adalah sebagian atau wakil populasi. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan random sampling, karena jumlah populasinya 52 pemain yang diambil 20 pemain yaitu pemain yang berusia 12-16 tahun. Yang 32 pemain berusia 9-11 tahun.

3.3 Variabel

Variabel menurut Frakel dan Walen (1990) dalam buku Khomsin (2008 : 110) dapat diartikan sebagai suatu konsep benda yang bervariasi. Dalam penelitian ini ada dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi dan sebagai penyebab salah satu faktor dalam penelitian. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi. Variabel tersebut adalah :

1) Variabel bebas atau X yang terdiri atas dua variabel yaitu : a) Variabel bebas 1 atau X1 : kekuatan otot tungkai b) Variabel bebas 2 atau X2 : keseimbangan

2) Variabel terikat atau Y yaitu : hasil tendangan jarak jauh

3.4 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah pola pikir yang menunjukkan hubungan antar variabel yang akan diteliti, (Khomsin, 2008 : 116). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey dengan metode tes dan pengukuran.

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasi dua variabel bebas dan satu variabel terikat, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :

(51)

X1 - Y

X2 - Y

X1.2 – Y

3.5 Teknik Pengambilan Data

Metode pengumpulan data adalah suatu cara untuk memperoleh keterangan yang benar sehingga dapat dipertanggung jawabkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai latar (setting), berbagai sumber, dan berbagai cara, (Khomsin, 2008 : 131).

Langkah-langkah pengambilan data dalam penelitian ini sebagai berikut : pengukuran otot tungkai dengan menggunakan Back and Leg Dynamometer, keseimbangan dengan Stork Stand dan hasil tendangan jarak jauh dengan tes menendang bola dari M. Barrow, PED, Physical Education Philadelpia, (1971 : 310).

3.6 Prosedur Penelitian

3.6.1 Tahap Persiapan Penelitian

3.6.1.1 Mengajukan ijin ke pihak SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati, untuk mendapatkan rekomendasi.

Kekuatan Otot Tungkai X1 Keseimbangan X2 Hasil tendangan jarak jauh Y

(52)

3.6.1.2 Menghubungi pihak pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati, untuk mendapatkan daftar nama pemain. 3.6.1.3 Tempat penelitian dilaksanakan di lapangan Bumiharjo Winong Pati 3.6.1.4 Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 5 Juni 2011 yang dimulai

pada pukul 14.30 hingga selesai 3.6.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian

3.6.2.1 Sebelum penelitian dilaksanakan, pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati dikumpulkan lalu dilakukan pendataan ulang, setelah itu melakukan pemanasan

3.6.2.2 Peserta tes harus berpakaian olahraga.

Pelaksanaan penelitian menggunakan metode penelitian survey, sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan pengukuran yaitu : 1) Pengukuran kekuatan otot tungkai dengan menggunakan Back and Leg

Dynamometer, 2) Keseimbangan dengan Stork Stand tes. 3) Tendangan jarak jauh

dengan tes menendang bola dari M. Barrow, PED, Physical Education

Philadelpia, (1971 : 310).

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data. Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dipertanggungjawabkan hasil pengukurannya, dan mempunyai validitas tes dan realibitas tes. Instrumen merupakan alat bantu bagi peneliti di dalam menggunakan metode pengumpulan data, (Suharsimi Arikunto, 2009:101). Tes yang digunakan ada tiga macam yaitu : 1) pengukuran kekuatan otot tungkai, 2) pengukuran keseimbangan, 3) pengukuran tendangan jarak jauh.

(53)

3.7.1 Pengukuran Kekuatan Otot Tungkai

Pengukuran kekuatan otot tungkai dengan menggunakan alat Back and

Leg Dynamometer, bertujuan untuk mengukur kekuatan otot tunkai

maksimal.

Gambar : 9

Alat Back and Leg Dynamometer ( 2011, UNNES )

Pelaksanaanya adalah :

1. Testee berdiri dengan kaki sejajar dan dibuka selebar 6 inchi, kemudian petugas memasangkan sabuk pada pinggang dan diikatkan pada besi

pegangan.

2. Kepala tegak, punggung lurus, dan tangan menggenggam palang selebar paha setelah diolesi kapur

3. Testee menekuk kaki dengan sudut 115-125 derajat, badan tegak, pandangan lurus ke depan dan kedua lengan memegang besi pandangan.

Gambar

Tabel 4.3  Hasil Uji Linieritas
Tabel 4.12  Data Hasil Penelitian
Gambar 1 : Tes Kekuatan Otot Tungkai
Gambar 3 : Stork Stand
+2

Referensi

Dokumen terkait

Kalus yang mampu beregenerasi berasal dari media kombinasi 2,4-D 1 mg/l dan BA 2 mg/l dengan persentasi 16,67% dengan jumlah kecambah sebanyak 6 buah per 0,2 gram kalus..

Hal ini menunjukkan bahwa responden dengan perilaku merokok berat lebih besar berada pada kategori mereka yang mendapat dukungan keluarga (mendukung) yaitu sebesar

Hasil penelitian ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Choiri tentang hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap gambar penyakit akibat merokok

The antioxidant activity test of ethanolic extract, hexane, ethyl acetate and methanol-water fractions of local longan seeds and rinds were evaluated by

Pendidikan tersebut juga diperlukan agar remaja dapat menghindari perilaku seks yang beresiko, yang membahayakan kesehatan reproduksi dan seksualnya.. Oleh karena itu

Hipotesis yang akan dibuktikan pada penelitian ini adalah: ada per- bedaan Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) dan KPV (Kapasitas Vital Paksa) antara Laki-Laki Perokok dan

Kadar yodium kurang kemungkinan disebabkan karena cara penyimpanan yang kurang baik, misalnya dalam wadah terbuka atau kandungan yodium dalam garam tidak sesuai dengan yang tertera

Dalam penelitian ini metoda yang digunakan untuk membumikan konsep harmoni dan tatatentrem ke dalam realitas sosial kesatuan akuntansi adalah model berpikir Jawa.. Model