• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL SPEKTRUM ENERGI FLUENS PROTON PADA SIKLUS MATAHARI KE-23

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODEL SPEKTRUM ENERGI FLUENS PROTON PADA SIKLUS MATAHARI KE-23"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL SPEKTRUM ENERGI FLUENS PROTON

PADA SIKLUS MATAHARI KE-23

Wilson Sinambela, S. L Manurung, Nana Suryana Peneliti Pusat Pamanfaatan Sains Antariksa, LAPAN

e-mail:[email protected] e-mail:[email protected]

[email protected]

ABSTRACT

We derived the energy spectra of solar proton flux with energy from more than 1 MeV until more t h a n 100 MeV which based on data monitored by GOES-10 from 1999-2004. The density of solar proton flux is negative exponensial energy function. Either monthly or yearly energy spectra is dominated by energy s p e c t r a of solar proton event as well as spectra energy of J u l y 2000 and October 2 0 0 3 . The amplitudo of energy spectra d e p e n d s on solar activity.

ABSTRAK

Berdasarkan d a t a fluks proton berenergi lebih dari 1 MeV hingga lebih dari 100 MeV yang diamati oleh GOES 10 dari 1999 s.d 2004 d i b a n g u n model s p e k t r u m energi

fluens proton. H u b u n g a n fluens proton dengan energi dinyatakan oleh fungsi

eksponensial negatif dari energi. Spektrum energi fluens proton t a h u n a n didominasi oleh spektrum energi dari peristiwa proton surya yang dibuktikan oleh terjadinya peristiwa proton surya p a d a J u l i 2000 dan Oktober 2 0 0 3 . S p e k t r u m energi fluens proton bergantung j u g a p a d a aktivitas matahari.

Kata kunci: Spektrum energi, Fluks proton, Fluens proton, Peristiwa lontaran proton surya

1 PENDAHULUAN

Kendaraan antariksa, seperti satelit komunikasi, yang b e r a d a p a d a orbit terutama GEO, {Geostasionary Earth

Orbit) diterpa oleh radiasi matahari setiap

saat. Radiasi itu adalah gelombang elektromagnetik d a n partikel energetik. Intensitas gelombang elektromagnetik dan fluks partikel energetik serta energi-nya sangat b e r g a n t u n g pada aktivitas matahari. Pada m a s a aktivitas matahari maksimum, t e r u t a m a ketika t e r d a p a t daerah aktif di m a t a h a r i , intensitas,

fluks dan energi radiasi elektromagnetik

dan partikel energetik j a u h lebih b e s a r dibandingkan p a d a m a s a aktivitas matahari m i n i m u m .

Radiasi elektromagnetik dan partikel t e r u t a m a proton energetik mempunyai daya ionisasi tinggi dan daya penetrasi kuat. J i k a emisi itu mengenai materi atau b e n d a di antariksa, ada

k e m u n g k i n a n m e n e m b u s k e dalam dan m e n i m b u l k a n ionisasi yang dapat m en gak ib at k an p e r u b a h a n sifat fisis dan kimia atom-atom a t a u molekul dari materi yang d i m a k s u d . Demikian j u g a ketika partikel t e r u t a m a proton energetik m e n e r p a k e n d a r a a n antariksa, proton energetik a d a yang h a n y a mengenai badan pesawat, sebagian m e n e m b u s sampai ke dalam pesawat dan mengenai komponen elektronik dan instrumen elektronik.

Barangkali interaksi dalam waktu singkat tidak menimbulkan penumpukan m u a t a n yang kecil dan peluang ionisasi rendah, tetapi k a r e n a interaksi ber-langsung dalam waktu lama dan fluks partikel d a n energinya meningkat seiring dengan peningkatan aktivitas matahari, m u a t a n t e r t u m p u k semakin besar (akumulasi muatan) dan peluang ionisasi semakin tinggi, atau semakin banyak atom-atom komponen elektronika

(2)

ionisasi. Penumpukan m u a t a n menimbul-kan aliran a r u s p e n d e k dan ionisasi menimbulkan p e r u b a h a n sifat fisis atom. Peristiwa ini d a p a t m e n ga ki ba tk a n keru-sakan pada kinerja sistem i n s t r u m e n bahkan yang p a d a a k h i r n y a terjadi anomali kinerja satelit.

Untuk mencegah terjadinya anomali kinerja satelit akibat dari interaksi proton energetik dengan pesawat anta-riksa dan i n s t r u m e n yang t e r p a s a n g

(on-board), diperlukan pelindung (shielding)

yang tidak rentan t e r h a d a p proton energetik. Untuk m e r a n c a n g pelindung perlu diketahui sifat-sifat fisis proton energetik dari m a t a h a r i . Sifat-sifat fisis itu adalah s p e k t r u m energi fluks proton pada waktu peristiwa lontaran proton, dan spektrum energi akumulatif tahunan dan setengah siklus aktivitas matahari.

Peristiwa proton m a t a h a r i (Solar

Proton Event/SPE), p a d a u m u m n y a terjadi

bersamaan dengan lontaran massa korona

(Coronal Mass Ejection/CME) d a n flare

matahari, Namun flare m a t a h a r i tidak selalu diikuti oleh lontaran m a s s a korona dan lontaran proton. J u m l a h emisi proton dari m a t a h a r i yang dimonitor oleh instrumen satelit di GEO, misalnya satelit GOES-10 dinyatakan oleh s a t u a n j u m l a h proton per s a t u a n luas per s a t u a n waktu per satuan s u d u t ruang disingkat dengan proton fluence [fluens proton) matahari, atau sfp dengan 1 sfp = satu proton str im^s-1.

Suatu peristiwa disebut peristiwa emisi proton (proton event) terjadi apabila

fluens proton pada tiga kali pengamatan

berturut-turut dalam selang waktu 5 menitan lebih b e s a r atau s a m a dengan

10 sfp p a d a energi lebih besar dari 1-5 MeV. Sebaliknya peristiwa proton ber-henti jika fluens k u r a n g dari 10 sfp dalam tiga kali p e n g a m a t a n b e r u r u t a n . Oleh karena itu peristiwa proton di matahari ditentukan dari nilai fluens-nya. Proton yang diamati oleh GOES-10 di GSO pada energi dalam interval dari lebih

atau fluens proton sebagai fungsi dari energi. Dari pengamatan GOES-10 dalam selang t a h u n 1999- 2 0 0 3 , fluens proton terbesar adalah fluens proton Oktober 2 0 0 3 , dan k e d u a adalah fluens proton p a d a J u l i 2 0 0 0 . Pola fluens proton t a h u n a n mengikuti aktivitas matahari dengan p e r k a t a a n lain fluens proton m a k s i m u m terjadi p a d a m a s a matahari aktif dan sebaliknya.

Berdasarkan d a t a fluens proton bulanan, t a h u n a n d a n kumulatif selama setengah siklus m a t a h a r i , serta periode matahari aktif dibentuk s u a t u model s p e k t r u m energi fluens proton. Model yang dimaksud adalah berupa persamaan matematis dengan beberapa konstanta. Dari model yang dibangun, m a k a fluens proton b u l a n a n , t a h u n a n , dan kumulatif yang a k a n d a t a n g d a p a t diprediksi.

2 PENGOLAHAN DATA DAN HASILNYA

GOES-10 memonitor fluens proton energi lebih b e s a r d a r i 1 MeV, 5 MeV, 10 MeV, 30 MeV, 50 MeV, 60 MeV dan 100 MeV, dinyatakan dengan F l , f5, flO, f30, f50, f60 dan flOO. S a t u a n peng-a m peng-a t peng-a n dpeng-alpeng-am j u m l peng-a h proton s t r - ' m - V yang diamati dalam rata-rata waktu p e n g a m a t a n lima menitan. Data peng-a m peng-a t peng-a n ypeng-ang diolpeng-ah peng-adpeng-alpeng-ah fluens proton dari 1999 s.d 2003, atau hampir setengah siklus m a t a h a r i , dalam m a s a matahari aktif. Interval waktu d a t a yang diolah ditetapkan demikian k a r e n a peristiwa proton atau solar proton event sangat jarang terjadi pada waktu matahari tenang

dan masa operasional satelit pada umum-nya adalah dari 5 sampai dengan 7 tahun. Data ini tersedia di www.sec.noaa.gov/ D a t a / .

Untuk m e m b a n g u n spektrum energi fluens proton atau pola fluens proton kumulatif satu bulan ditentukan apabila fluens proton lebih besar dari 10 sfp dalam tiga kali pengamatan berurutan dan berhenti jika fluens proton k u r a n g dari 10 sfp dalam tiga kali pengamatan

(3)

proton kumulatif t a h u n a n d a n kumulatif selama masa m a t a h a r i aktif masing-masing adalah jumlah kumulatif bulanan dan kumulatif dari setiap t a h u n .

Spektrum energi fluens proton 15-21 Juli 2000 d a n 5-8 Oktober 2 0 0 3 diperlihatkan p a d a G a m b a r 2-1 d a n 2-2. Spektrum energi fluens proton kumulatif tahunan dan kumulatif dalam m a s a lima tahun diperlihatkan oleh Gambar 2-3 dan 2-4. Berdasarkan d a t a dan gambar tersebut diperoleh p e r s a m a a n matematis pada bulan ekstrim dan kumulatif selama masa matahari aktif sebagai berikut:

Spektrum energi fluens proton Juli 2000 m e m e n u h i p e r s a m a a n ,

dengan Jp adalah fluens proton dan B energi proton dari 1 s a m p a i dengan 100 MeV.

Dalam satu siklus matahari hanya beberapa fenomena aktivitas matahari yang m e m a n c a r k a n proton, demikian j u g a dengan flare m a t a h a r i tidak selalu

diikuti lontaran proton a t a u peristiwa yang diikuti oleh lontaran proton (Solar

Proton Event/SPE). Fenomena aktivitas

matahari sering terjadi dalam m a s a aktivitas m a t a h a r i m a k s i m u m dan di sekitar m a s a t u r u n aktivitas matahari. Oleh k a r e n a itu fluens proton kumulatif t a h u n a n dan setengah siklus aktivitas matahari, 1999-2003, diperlihatkan oleh

Gambar 2 - 1 : S p e k t r u m fluks proton energetik, 1, 2 , 5 10, 3 0 , 60 dan 100 MeV. Data dari monitoring GOES 10 , hari ke 197 s a m p a i dengan 203 t a h u n 2 0 0 0 , (15-21 Juli 2000)

(4)

Spektrum Energi Fluens Proton, Jul/00 dan Okl/03

(5)

3 PEMBAHASAN

Proton berenergi lebih besar dari 1 MeV sampai dengan lebih b e s a r dari 100 MeV yang terlontar dari matahari yang sampai ke orbit geostasioner diamati oleh instrumen yang ditempatkan p a d a satelit seri GOES. Berdasarkan peng-amatan yang dilakukan selama satu siklus matahari yakni siklus ke 2 3 , tidak setiap t a h u n terjadi lontaran proton yang signifikan yaitu bila fluens proton rata-rata dalam tiga kali pengamatan ber-urutan dalam interval 5 menit lebih besar dari 10 sfp. Pada waktu terjadi lontaran proton yang signifikan spektrum energi proton yaitu fluks proton sebagai fungsi dari energi dalam interval energi seperti dinyatakan di a t a s mengikuti fungsi ekponensial negatif dari energi.

Proton energi tinggi adalah partikel yang mempunyai daya penetrasi tinggi bagi materi yang dilaluinya atau ditum-buknya, (Marvin, 2000). Dalam m a s a fenomena aktivitas matahari yang melon-tarkan proton, proton secara kontinu berinteraksi dengan k e n d a r a a n antariksa atau satelit t e r u t a m a satelit yang berada di GEO, seperti satelit komunikasi. Interaksi itu dapat menimbulkan pemuatan di b a d a n k e n d a r a a n dan menimbulkan loncatan b u n g a api yang menimbulkan kerusakan bagi sistem di luar pesawat seperti sel surya. Penetrasi proton energi tinggi demikian k u a t hingga ke dalam pesawat dan berinteraksi dengan sistem elektronik, m e m b u a t sistem tidak berfungsi. Interaksi itu ber-langsung dalam waktu lama dalam m a s a fenomena lontaran proton. Interaksi yang berlangsung lama dapat mengakibatkan kerusakan bagi sistem elektronik di kendaraan antariksa, sehingga diperlukan model fluens proton kumulatif sesuai dengan m a s a operasional k e n d a r a a n antariksa yang biasanya a n t a r a 5 sampai dengan 10 t a h u n atau lebih k u r a n g setengah siklus matahari.

Dari pengolahan d a t a diperoleh bahwa spektrum energi kumulatif dari

fluens proton dalam satu siklus matahari

berbentuk fungsi eksponensial negatif energi. Spektrum energi fluens proton diperlukan u n t u k m e r a n c a n g pelindung sistem elektronika t e r h a d a p gangguan dari proton energi tinggi dari matahari.

Spektrum energi proton bergan-t u n g p a d a siklus mabergan-tahari. Hal ini terlihat dari s p e k t r u m energi yang diper-oleh King (1974, 1975), Feyman et al. (1993). Oleh karena itu, u n t u k mengetahui s p e k t r u m energi p a d a siklus yang akan datang diperlukan prediksi siklus aktivitas matahari dan amplitudo m ak si m u m ny a .

4 KESIMPULAN

Fluks proton atau fluens proton

sangat b e r g a n t u n g p a d a energi. Fluks proton energi r e n d a h selalu lebih tinggi dari fluks proton energi tinggi. Spektrum energi proton setiap siklus adalah fungsi eksponensial dari energi. Amplitudo spektrum energi fluens proton diper-kirakan b e r g a n t u n g p a d a amplitudo dari siklus matahari.

DAFTAR RUJUKAN

Feynman, J.; G. Spitale; J. Wang; and S. Gabriel, 1993. Interplanetary Proton

Fluence Model: JPL 1991, J.

Geophys. Res., 9 8 , 13, 281-13, 294. King, J. H., 1974. Solar Proton Fluences

for 1977-1983. Space Missions, J.

Spacecraft Rockets, 1 1 , 4 0 1 .

King J. H.; and E. G. 1975. Stassinopoulos, Energetic Solar Protons vs. Terrestrially Trapped Proton Fluxes for the Active Years 1977-1983, J. Spacecraft Rockets 12, 122, (B20337).

Marvin, D. C, 2000. Assessment of

Multijunction Solar Cell Performance in Radiation Environments, Aerospace

Report No. TOR-2000(1210)-1.

Gambar

Gambar  2 - 1 :  S p e k t r u m fluks proton energetik, 1, 2 , 5 10,  3 0 , 60 dan 100 MeV

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk cinta dalam cerpen ini tidak berbeda jauh dengan bentuk cinta yang ada pada cerpen sebelumnya.Tokoh utama dalam cerita ini merupakan seorang laki-laki yang telah

Terkait dengan latar belakang diatas banyaknya Biro Perjalanan Wisata online yang illegal atau tidak memiliki izin beropersi yang terdapat di Provinsi Bali

Awalnya kami mengekspektasi adanya kenaikan margin di segmen departement store yang cukup signifikan seiring pembukaan Harvey Nichols di FY08, namun melihat realisasi margin di

Saya Armelia Maharani, mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unika Soegijapranata Semarang. Saat ini saya sedang melakukan penelitian untuk

Dinas Pendidikan Dasar merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang Pendidikan yang dipimpin oleh Kepala Dinas dan berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab

Berdasarkan hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa faktor independesi dan kompetensi yang terdiri dari lama hubungan dengan klien, tekanan dari klien, jasa non audit,

Sistem Stilistik; warna biru sebagai ciri khas Tegal, adopsi teras (emperan) rumah tradisional tegal, susunan kayu pada jendela lebih khas dan mengadopsi pintu warung

Pembuatan garis batas yang dimaksudkan dalam hal ini adalah dilakukan dengan delineasi garis batas secara kartometrik meliputi : 1) Pembuatan peta kerja. Peta kerja