• Tidak ada hasil yang ditemukan

E-COMMERCE PEMANFAATAN E-COMMERCE DALAM BERBISNIS DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "E-COMMERCE PEMANFAATAN E-COMMERCE DALAM BERBISNIS DI INDONESIA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

E-COMMERCE

(2)

PEMANFAATAN E-COMMERCE DALAM BERBISNIS DI INDONESIA

Abstrak

Electronic Commerce (e-commerce) sangat mendukung dalam peningnkatan, pengembangan suatu perushaan. Dengan ini adanya e-commerce akan dapat memberika suatu kelayakan bagi pihak menajemen dalam memproses berbagi sumber daya yang digunakan. Diantara sumberdaya tersebut, e-commerce merupakan pendukung manajemen dalam proses pemasaran untuk mencapai tujuan. Hal tersebut dikarenakan e-commerce dapat merubah bentuk pelayanan yang semula datang langsung kesuatu instansi yang di tuju ataupun melalui via telefon, tapi sekarang menjadi pelayanan yang online disetiap waktu dimanapun berada sehingga dapat memudahkan dalam menangani segala transaksi. Tampilan media e-commerce menjadikan pelanggan dapat dapat leluasa melihat segala aktifitas yang dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk memasarkan produknya. Pemasaran terbentuk karena adanya asset yang unik sehingga menjadi sebuah jaringan pemasaran yang terdiri dari perusahaan dan pemercaya (stake holder) pendukung, karyawan, pemasok, distribusi, pengecer, agen periklanan dan sebagainya seiring dengan langkah perusahaan membangun hubungan timbale balik yang saling menguntungkan. E-commerce dengan manajemen perusahaan sangat erat kaitannya, karena disini e-commerce berperan sebagai sarana pemasaran untuk menyampaikam informasi demi mencapai tujuan. Semoga jurnal ini dapat bermanfaat dan digunakan sebagai bahan referensi yang dapat memberikan wawasan luas dalam bidang dalam bidang meningkatkan daya persaingan bisnis perusahaan melalui media internet.

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

E-Commerce merupakan salah satu konsep yang cukupberkembang dalam dunia internet. Penggunaan sistem ini sebenarnya dapat menguntungkan banyak pihak, baik pihak konsumen, produsen maupun penjual (retail). Konsep online shopping menyediakan banyak kemudahan dan kelebihan jika dibandingkan dengan konsep belanja yang konvensional. Selain proses transaksi bisa menjadi lebih cepat, di internet telah disediakan hampir semua barang yang biasanya dijual secara lengkap.Di sisi lain, pada saat ini bisnis toko bunga di Indonesia khususnya Jawa Timur pun telah berkembang cukup baik [4]. Sudah ada penerapan model bisnis e-commerce pada bisnis tersebut, namun layanan transaksi dan informasi bunga dalam bentuk website umumnya bersifat kaku dan juga kurang menarik.

Di tengah semakin tingginya mobilitas masyarakat yang merupakan kandidat konsumen bisnis bunga, website yang hanya diakses melalui PC (personal computer) yang terhubung dengan internet secara langsung masih memberikan sebuah keterbatasan yang membuat berkurangnya peluang untuk terjadinya sebuah transaksi pada bisnis bunga tersebut.

1.2 Sejarah singkat E commerce

Penerapan Electronic Commerce bermula diawal tahun 1970-an, dengan adanya Electronic Found Transfer(EFT). Saat itu, tingkat aplikasinya masih terbatas pada perusahaan besar, lembaga keungan, dan beberapa perusahaan kecil. Kemudian muncuk Electronik Data Interchange(EDI

)

, yang berkembang dari transaksi keuangan ke pemprosesan transaksi lain, Jumlah perusahaan yang ikut serta menjadi besar, mulai dari lembaga keuangan sampai perusahaan manufaktur, layanan dsb. Aplikasi lain kemudian muncul, memiliki jangkauan dari perdagangan

(4)

saham hingga sistem reservasi perjalanan, aplikasi ini disebut aplikasi telekomunikasi yang nilai strategisnya sudah dikenal secara umum.

1.3 Tujuan

Untuk mengandalkan media e-commerce kepada perusahaan dalam memasarkan produk-produknya baik berupa barang atau jasa.

Mencari pengalaman dalam menerapkan ilmu pengetahuan selama di bangku kuliah.

Guna berpartisipasi dalam membuat suatu karya ilmiah, sekaligus menjadi suatu kebangggaan tersendiri dalam memahami ilmu yang telah di dapatkan.

1.4 Metode Pendekatan

Jurnal ini di buat dengan menggunakan metode pendekatan teoritis, yaitu di peroleh dari buku-buku,internet yang berhubungan dengan pemasaran, e-commerce dan manajemen perusahaan.

(5)

BAB ll

PEMANFAATAN E-COMMERCE DALAM BERBISNIS DI INDONESIA

2.1 Pengertian E-Commerc

Electronic Commerce (Perniagaan Elektronik), sebagai bagian dari Electronic Business (bisnis yang dilakukan dengan menggunakan electronic transmission), oleh para ahli dan pelaku bisnis dicoba dirumuskan definisinya. Secara umum e-commerce dapat didefinisikan sebagai segala bentuk transaksi perdagangan/perniagaan barang atau jasa (trade of goods and service) dengan menggunakan media elektronik. Jelas, selain dari yang telah disebutkan di atas, bahwa kegiatan perniagaan tersebut merupakan bagian dari kegiatan bisnis. Kesimpulannya, “e-commerce is a part of e-business”.

E-commerce singkatan dari Electronic Commerce yang artinya system pemasaran secara atau dengan media electronic. E Commerce ini mencakup distribusi, penjualan, pembelian, marketing dan service dari sebuah produk yang dilakukan dalam sebuah system elektronika seperti Internet atau bentuk jaringan computer yang lain.

E-commerce ini dapat berupa sebuah aplikasi bisnis yang dipadukan dengan interface web. Ini yang paling sering orang bilang dengan e-commerce. Tanpa menyalahkan, karena memang benar.

Jadi dengan adanya internet ini, orang buka toko di sebuah website, pemasaran dilakukan dengan misalnya barter link, banner, email. Pembayaran melalui online banking atau via kartu kredit.

2.2 Penerapan E Commerce dalam berbisnis

Berbicara mengenai manusia Indonesia, dapat dikatakan bahwa pengusaha kecil, menengah dan koperasi di indonesia merupakan sasaran pokok yang harus dibina dan didorong agar memanfaatkan perdagangan elektronik ini dengan melihat posisinya yang amat strategis, antara lain : populasinya yang mencapai 2,1 juta unit usaha yang relatif tahan terhadap resesi ekonomi dan memiliki daya saing untuk menghasilkan produk di pasaran global.

(6)

Entrepreneur dengan investasi yang tidak terlalu besar (Usaha Kecil Menengah) dapat memulai usahanya dengan lebih mudah dengan mengakses internet untuk dapat menjangkau pelanggan di seluruh dunia. Beberapa perusahan Indonesia misalnya menjadi anggota ProNetLink untuk mempromosikan produk-produk mereka pada layanan e-commerce. E-Commerce dalam pengertian the business internet adalah bagaimana memanfaatkan internet untuk membangun hubungan lebih dekat dengan pelanggan dan rekanan bisnis. Berjualan produk di internet hanyalah salah satu bentuk e-commerce. Internet akan mengubah cara pembelian dan pemasaran. Konsumen akan dapat berbelanja dari rumahnya masing-masing untuk segala jenis produk dari manufaktur maupun retail dari seluruh dunia. Mereka akan dapat melihat produk-produk yang diinginkan melalaui komputer atau televisinya, mengakses informasi tentang produk yang diinginkan, dan akhirnya memesan dan membayar produk yang dipilih Dalam kaitan upaya-upaya pemulihan ekonomi, kita senantiasa harus proaktif memberdayakan kelompok usaha kecil menengah yang mempunyai keterbatasan modal, sumber daya manusia dan keahlian sehingga mereka dapat berperan dalam perdagangan global yang akan datang.

Berbagai usaha dan upaya telah dan terus dilakukan baik oleh pemerintah maupun sektor swasta untuk pemberdayaan UKMK dalam pemanfaatan perdagangan elektronik ini antara lain pengembangan kemampuan SDM UKMK dibidang pemanfaatan teknologi informasi melalui Technical Assostance and Training Program (TATP) yang pengelolahnya ditangani oleh Deperindag dengan bantuan Bank Dunia. Pemasyarakatan teleshoping dengan pemanfataan fasilitas Trade Point yang dipersiapkan UNCTAD; wahana informasi bisnis oleh KADIN melalui KADINnet; dan lain-lain.

Beberapa aspek yang perlu segera ditindaklanjuti berkenaan dengan perdagangan elektronika oleh pemerintah dan swasta adalah : Pertama , kebutuhan akan perangkat keras infrastruktur untuk menyalurkan lalulintas informasi transaksi tersebut, oleh karena itu Indonesia perlu mengembangkan National Information Infrastructure, karena tanpa infrastruktur tersebut kita tidak dapat segera optimal memeanfaatkan peluang-peluang bisnis yang berkembang dengan cepat di dalam Global Information Infrastructure untuk memperluas jaringan perdagangan pengusaha nasional. Yang kedua Perlu diantisipasi adalah kebutuhan akan perangkat lunak infrastruktur yang antara lain berupa tingkat keamanan dan legalitas yang akan menjamin traskasi bisnis. Dalam hal perangkat lunak untuk dapat mewujudkan terciptanyatransaksi elektronikyang dapat memenuhi kriteria aman (secure) dan kwalitas yang dapat dipercaya (reliable)serta didukung oleh aspek legalitas. Untuk ini diperlukan hukum dan perundang-undangan yang dikenal sebagai Cyber Law yang meliputi antara lain: Digital Signature; Computer Crimes; IPR (Intelectual Property Right). Hal ketiga adalah Akses Pasar yang bertujuan untuk menghilankan hal-hal yang menghambat pelaksanaan transfer teknologi informasi seperti tingginya biaya telekomunikasi.

Era perdagangan dimasa mendatang nantinya akan merupakan information based economy era yang akan sangat bergatung pada infastruktur informasi nasional (NII) di setiap negara dalam mengantisipasi bentuk perdagangan global. Dalam hal ini e-commerce dapat memacu pertumbuhan ekonomi nasional setiap negara.

(7)

Pertumbuhan internet yang semakin besar akan membuat potensial e-commerce semakin menjanjikan, dan dapat mengubah bisnis tradisional dan consumer life menjadi internet based electronic transactions.

2.3 Manfaat E-Commerce 1. Harga yang kompetitif

Karena perusahaan-perusahaan eCommerce tidak perlu menanam uang untuk stok dan menyewa showroom dan efisiensi-efisiensi lainnya (cutting the middleman [kasus Dell.com] etc)- dan ditambah dengan semakin banyaknya saingan maka harga barang bisa ditekan.

2. Populasi Indonesia

Indonesia dengan populasi penduduk ratusan juta adalah potensi yang luar biasa besar, jika daya belinya sudah meningkat. Untuk itu perlu diantisipasi sejak jauh-jauh hari, agar ketika yang demikian itu terjadi maka sudah siap untuk menampung animo beli mereka.

3. Infrastruktur Internet

Infrastruktur Internet Indonesia mungkin bukan yang terbaik, namun termasuk cukup merata - terutama berkat Wasantara.Net. Dan di pusat-pusat ekonomi (Jakarta, dan lain-lain) banyak pilihan ISP (Internet Service Provider) dan WarNet (Warung Internet) sehingga mudah untuk mengakses Internet.

Pengusaha bisa memperbesar pasar. Di mana pasar yang sudah ada bisa ditambah dengan netter community alias komunitas pemakai jasa internet. pengusaha sendiri bisa mengetahui secara rinci mengenai pembeli atau pelanggan mereka, karena dengan menggunakan transaksi on-line data pembeli harus dilengkapi. Di lain pihak, pelanggan bisa menggunakan sarana on-line tersebut untuk keperluan window shopping dari rumah atau dari mana pun tanpa harus datang ke lokasi.

sarana e-commerce di internet juga sangat berguna terutama untuk para pengusaha yang bisnisnya berbasis export. Para pengusaha tidak perlu lagi membawa contoh barang kepada para klien di luar negeri. Calon pembeli yang berminat untuk melakukan transaksi, maka mereka bisa membelinya sebagai barang contoh melalui internet. Dan jika merasa puas dengan tampilan barang tersebut, mereka bisa mengontaknya melalui situs e-commerce tersebut.

2.4 Faktor Pendukung E- Commerce

1. Cangkupan yang luas

2. Proses transaksi yang cepat

3. E Commers dapat mendorong kreatifitas dari pihak penjual secara cepat,tepat dan pendistribusaian informasi yang disampaikan berlangsung secara periodic. 4. E-Commerce dapat menciptakan efisiensi yang tinggi,murah serta informative. 5. E-Commerce dapat meningkatkan kepuasan pelanggan,dengan pelayanan yang

(8)

2.5 Masa Depan E-Commerce

Tampaknya e-commerce mempunyai masa depan yang cerah. Jika berbagai detail dari perdagangan online ini dapat di selesaikan maka bukan mustahil e-commerce dan Internet akan mengubah struktur dunia usaha secara global.

Dengan perkembangan masyarakat virtual yang demikian besar - banyak orang yang berpartisipasi dalam berbagai interest group online - memperlihatkan pergeseran pardigma dari kekuatan ekonomi yang bertumpu pada pembuat / manufacturer ke kekuatan pasar. Paling tidak demikian yang dilihat oleh John Hagel dan Arthur Armstrong, sepasang analis dari McKinsey sebuah perusahaan konsultan manajemen internasional.

Masyarakat virtual telah memperlihatkan effek-nya. Situs investment seperti Motley Fool memungkinkan anggota untuk bertukar pengalaman tanpa melalui broker / perantara. ParentsPlace http://www.parentsplace.com/ merupakan tempat pertemuan para orang tua yang akhirnya memberikan kesempatan pada vendor-vendor kecil untuk mencapai pelanggan potensial mereka untuk produk yang sangat spesifik seperti makanan bayi dan shampo. Masyarakat virtual akan menggoyang kehebatan divisi marketing dan penjualan di perusahaan-perusahaan besar. Justru perusahaan-perusahaan kecil dengan produk yang lebih baik dan customer service yang baik akan dapat menggunakan masyarakat virtual ini untuk mengalahkan perusahaan besar - sesuatu yang cukup sulit dimengerti di dunia nyata.

Dalam bukunya Net Gain: Expanding Markets Through Virtual Communities, yang dipublikasikan oleh Harvard Business School Press, Hagel dan Armstrong berargumen bahwa daripada melawan trend yang ada, perusahaan yang pandai akan membantu terbentuknya

virtual community ini dan menggunakannya untuk mencapai pelanggannya.

2.6 Dampak pemanfaatan E-Commerce

E-Commerce pada awalnya bergerak dalam bidang retail seperti perdagngan CD atau buku lewat situs dalam WORD WIDE WEB ( W W W ), tapi saat ini E - Commerce sudah melangkah jauh menjangkau aktifitas -aktifitas dibidang perbankan dan jasa asuransi. Pada umumnya E- Commerce dapat dipahami sebagai transaksi perdagangan baik barang maupun jasa lewat media elektronik.

Dalam operasionalnya E-Commerce ini dapat berbentuk B to B (Business to Business ) atau B to C ( Business to Consummers ).

Persoalaan jaminan keamanan dalam E-Commerce pada umumnya manyangkut keamanan data Credit card si konsumen dan keakuratan barang yang dipesan serta harganya, sehingga dalam ini yang dirugikan bisa si penjual ataupun si konsumen. Misalnya di khawatirkan tidak ada alamat si penjual sehingga bila tidak cocok, kemana dikembalikan ?. Demikian juga belum tentu alamat pengirim barang adalah orang yang memiliki data kartu kredit tersebut.

(9)

Pengaturan pajak merupakan persoalan yang tidak mudah untuk diterapkan dalam transaksi E - Commerce tersebut diantara kawan baik si penjual maupun si konsumen sama - sama sulit dilaksanakan secara fisik, disamping itu masing-masing negara juga berbeda dalam penerapan / perhitungan pajak suatu barang.

Penilaian negatif terlebih lagi bila hal tersebut diterapkan di Indonesia. Ada beberapa alasan yang membuat e-commerce secara sendiri (stand alone) merupakan hal yang tidak baik, khususnya untuk pasar di Indonesia.

Dalam hal B to C, umumnya posisi konsumen tidak sekuat perusahaan dan dapat menimbulkan beberapa persoalan yang menyebabkan para konsumen agak hati-hati dalam melakukan transaksi lewat Internet.

Persoalan tersebut antara lain menyangkut masalah mekanisme

Pertama, karena kebiasaan pelanggan dalam memegang barang sebelum belanja. Hal ini dapat ditemui terutama dalam hal membeli buku, baju, dan elektronik. Memang, toko di internet mempunyai fasilitas yang tidak dimiliki oleh toko tradisional seperti otomatisasi relasi pelanggan, di mana toko tersebut mengingat barang apa saja yang pernah kita beli, dan dapat pula merekomendasi barang baru berdasarkan perilaku belanja. Ini dikenal dengan nama CRM teknologi, yang terdapat pada Amazon.com. Di samping itu toko online juga terkenal dengan fitur `bertukar informasi' (information sharing), di mana pendapat kita terhadap suatu produk dapat dibaca oleh pelanggan lain. Walaupun bisa kita lihat beberapa toko buku online di Indonesia telah mengintergrate komentar-komentar pembaca seperti di Amazon.com yang merupakan nilai tambah bagi pebelanja, tetapi partisipasi terhadap fitur ini masihlah sangat rendah.

Pembayaran credit card masih termasuk langka terutama dalam transaksi e-commerce. Ketakutan terhadap pembajakan nomor kartu kredit masih sangat mempengaruhi. Masalah kepercayaan ini memang tidak cukup beralasan, karena toko tradisional pun dapat terjadi pencurian nomor kartu kredit, tetapi ini menjadi hal nomor satu, alasan orang untuk tidak siap belanja di Internet. Bahkan masih banyak pelanggannya yang membayar dengan uang tunai yang diantar ke kantor toko tersebut.

Tawar-menawar untuk produk tertentu, seperti elektronik, masih mempengaruhi kebiasaan belanja. Salah satunya adanya pasar gelap untuk produk elektronik seperti handphone yang merajai pasar perdagangan. Kalau melihat historis kesuksesan e-commerce di Amerika, toko on-line di sana bisa memberikan harga yang jauh lebih murah dari toko tradisional, terebih lagi toko

on-line tersebut terkadang berani memberikan garansi harga paling murah. Sementara di Indonesia yang dituju adalah kuantitas penjualan, hal seperti ini sulit untuk diikuti oleh perusahaan e-commerce yang mandiri dan baru. Tetapi hal sebaliknya terjadi di Indonesia, harga di Roxy dan Mangga Dua jauh lebih murah daripada toko on-line yang ada, di mana pararel barang impor menjadi sesuatu yang sangat biasa. Ini merupakan sesuatu yang sangat pelik.

(10)

Daftar Pustaka

1. M. Suyanto, 2003, Strategi Periklanan pada E-Commerce Perusahaan Top Dunia,

Andi Yogyakarta 2. http://andaru89.blogspot.com 3. http://fun-chocotic.blogspot.com/2009/05/bagaimana-masa-depan-e-commerce-what-is.html 4. https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:O7V8LIEHWwcJ:blog.elearning.u nesa.ac. 5. www.google.com 6. http://citozcome.blogspot.com/2009/05/pemanfaatan-e-commerce-dalam-bisnis-di.html

Referensi

Dokumen terkait

Perubahan dari fakultas muda (cabang ) menjadi fakultas madya didasarkan pada kebijakan Menteri Agama H. Alamsyah Ratu Prawiranegara yang tidak menginginkan asset umat Islam ini

Berdasarkan upaya yang telah dilakukan tahun 2009— seperti penyusunan Panduan FPIC untuk UN-REDD Programme Indonesia— di tahun 2010, UN-REDD Programme Indonesia telah

Dalam hal ini, Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia juga turut memperjelas kedudukan tiga aktor utama pembentukan kebijakan (law makers) tersebut melalui berbagai

Negative past firm performance will lead Indonesian listed family owned business to choose CEO from outside the family member and the more number of family

Hasil penelitian dalam aspek prestasi belajar siswa dengan menerapkan metode outdoor learning mengalami peningkatan pada siklus I nilai rata-rata kelas 74,09 dengan

13 No.4 Desember 2015 | 557 dari semua pihak yang terlibat dalam suatu SKPD, hal ini akan sangat menunjang pada kualitas dan ketepat waktuan pelaporan LAKIP baik itu

Berdasarkan data dari anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjuang yang dilakukan, disimpulkan bahwa assessment pada Ny.Rohmaniatin adalah : GIII P21 Ab000 post

Alat analisis yang digunakan dalam riset ini adalah analisis faktor dan uji Paired Sample T test kedua analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan nilai