i
PERBEDAAN DERAJAT INFLAMASI, KADAR MALONDIALDEHIDE (MDA), SUPEROKSIDE DISMUTASE (SOD) PADA MENCIT SEHAT DAN MODEL
RHINOSINUSITIS AKUT
TESIS
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Spesialis I Program Studi Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher
Oleh :
Febri Arianto Bayu L S921608003
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I
ILMU KESEHATAN THT-KL FK UNIVERSITAS SEBELAS MARET/ RSUD DR. MOEWARDI
SURAKARTA 2020 commit to user
ii
4 Februari 2020
iii
4 Februari 2020
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS
Nama : Febri Arianto Bayu L
NIM : S 921608003
Tempat/Tanggal lahir :Yogyakarta, 10 Februari 1982
Agama : Islam
Jenis kelamin : Laki laki
Pekerjaan : Dokter
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD Muhammadiyah 24 jakarta : Tahun 1988 - 1994 2. SMP Labschool Jakarta : Tahun 1994 - 1997 3. SMUNegeri 81 Jakarta : Tahun 1997 - 2000 4. FK Universitas Trisakti : Tahun 2000 - 2008 5. PPDS IK T.H.T.K.L FK UNS Surakarta : Tahun 2016 - 2020
C. RIWAYAT KELUARGA
1. Nama Orang tua : Ayah : Alm. Ir. H. Muslim Alkan Ibu : dra. Sri Hartati, Apt 2. Saudara Kandung : 1. Shinta Hidayati, ST
3. Nama Istri : dr. Amalia Savitri
4. Nama Anak : 1. Nafia Rizky Khairunnisa 2. Mayra Nadhifa Wulandari 3. Muhammad Hafizii Yusuf D. RIWAYAT PEKERJAAN
1. Dokter.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tesis ini, sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar di Program Pendidikan Dokter Spesialis I Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret/RSUD Dr.Moewardi Surakarta.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan semua guru tercinta selaku staf pendidik serta semua pihak yang turut membantu, maka karya ilmiah ini tidak akan bisa terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamya kepada yang terhormat :
1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Direktur RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
4. dr. S. Hendradewi, Msi.Med, Sp.T.H.T.K.L(K), FICS selaku Kepala KSM Ilmu Kesehatan T.H.T.K.L Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. DR. dr. Made Setiamika, Sp. T.H.T.K.L(K), FICS selaku Ketua Program Studi PPDS IK T.H.T.K.L FK UNS/RSUD Dr. Moewardi Surakarta, penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya atas segala kesempatan, bimbingan serta doa selama penulis menjalani pendidikan spesialisasi Ilmu Kesehatan T.H.T.K.L di FK UNS/RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
6. dr. S. Hendradewi, Msi.Med, Sp.T.H.T.K.L(K), FICS sebagai pembimbing I Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas waktu dan kesempatan, bimbingan serta dukungan dalam proses penyelesaian tesis ini
7. dr. Vicky Eko NH, Msc, Sp. T.H.T.K.L(K), FICS sebagai pembimbing 2, terimakasih yang sebesar-besarnya atas waktu dan kesempatan, bimbingan serta dukungan dalam proses penyelesaian tesis ini.
8. dr. Dewi Pratiwi, Sp.T.H.T.K.L, (K), Mkes sebagai pembimbing akademik, terima kasih atas bimbingan dan dukungannya selama penulis menempuh pendidikan spesialisasi. 9. Seluruh staf pengajar Ilmu Kesehatan T.H.T.K.L FK UNS Surakarta : dr. Hadi
Sudrajad, Sp. T.H.T.K.L (K), Msi, Med, FICS; DR. dr. Imam Prabowo, Sp.T.H.T.K.L(K), FICS; dr. Putu Wijaya K, Sp.T.H.T.K.L(K), FICS, dr, Novi
vii
Primadewi Sp. Sp. T.H.T.K.L(K) M.Kes; dr, Niken Dwi A Sp. T.H.T.K.L, M.Kes; dr. Bayu Aristanto Kurniawan, Sp.T.H.T.K.L.
9. Seluruh staf pengajar Ilmu Kesehatan T.H.T.K.L di RS jejaring : dr. Eko Tavip R, Sp.T.H.T.K.L; dr. Ernest Yoice Y, Sp. T.H.T.K.L; dr. Dony Hartanto, Sp.T.H.T.K.L, Mkes; dr. Sunaryo, Sp.T.H.T.K.L; dr. Leny Yusanti, MSc, Sp.T.H.T.K.L, dr. Anton Christanto, Sp.T.H.T.K.L, Mkes; dr. Lenny Aprilia, Sp. T.H.T.K.L, MKes.
10. dr. Ari Natalia Probandari, Ph.D, MPH. selaku Ketua Minat Ilmu Biomedik Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
11. dr.Brian Wasita, Sp. PA (K), Phd terima kasih atas bimbingan dan dukungan dalam proses penyelesaian tesis ini.
12. Seluruh Rekan Sejawat Residen T.H.T.K.L FK UNS/RSUD Dr. Moewardi Surakarta, paramedis RSUD Dr. Moewardi Surakarta, serta semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung. Terimakasih yang sebesar-besarnya atas bantuan, kerjasama dan dukungannya.
13. Terimakasih yang tak terhingga dan penghargaan yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada orang tua tercinta, Mama Sri Hartati dan Alm. Muslim Alkan my
inspiration in life who taught me a very valuable lesson about life, yang selalu
mendoakan dan memberikan kasih sayang tanpa batas, serta yang tak pernah bosan memberikan semangat dan dukungan di setiap langkah- langkah ku.
14. Terimakasih yang tak terhingga dan penghargaan yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada keluarga besar Zarkoni A Faqih yang mensupport selama proses pendidikan.
15. Terimakasih kepada istriku tercinta, Amalia Savitri yang membuktikan bahwa kasih sayang Allah itu nyata. Dan juga untuk anak-anak hebatku Nafia Rizky Khairunnisa, Mayra Nadhifa Wulandari dan Muhammad Hafizii Yusuf. Terima kasih atas segala doa, keikhlasan, kesabaran, pengertian, dorongan, semangat, cinta, kasih dan sayang yang tulus sehingga penelitian ini dapat saya selesaikan.
16. Terimakasih kepada adikku tersayang Shinta Hidayati ST dan Ricky Sandra Hartantyo ST yang tak pernah bosan untuk siap membantu dan memberikan semangat untuk maju dan berjuang.
viii
Pada kesempatan ini pula Penulis menyampaikan mohon maaf yang sedalam-dalamnya kepada semua guru, teman sejawat, paramedis dan karyawan di lingkungan KSM Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret/RSUD Dr. Moewardi Surakarta atas semua kesalahan dan khilaf yang pernah penulis lakukan selama menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) I Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret/RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Penulis menyadari karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar penulis dapat menghasilkan karya yang lebih baik lagi di kemudian hari.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, Amiin.
Surakarta, Februari 2020
Penulis
ix DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………... i
LEMBAR PENGESAHAN………... ii
PERNYATAAN………....iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP………v
KATA PENGANTAR………vi DAFTAR ISI………...ix DAFTAR GAMBAR……….xii DAFTAR TABEL………xiii DAFTAR SINGKATAN………..xiv ABSTRAK………....xv ABSTRACT………xvi BAB I. PENDAHULUAN ...1 1.1. Latar Belakang … ...1 1.2. Rumusan Masalah ...4 1.3. Tujuan Penelitian ...4 1.4. Manfaat Penelitian...4 1.5. Orisinalitas Penelitian ...5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ...8
2.1. Rinosinusitis Akut…………. ...8
2.1.1. Definisi Rinosinusitis Akut ...8
2.1.2. Anatomi... 9 2.1.3. Epidemiologi ...12 2.1.4. Etiologi ...13 2.1.5. Patogenesis ...14 2.1.6. Gejala Klinis. ... 15 2.1.7. Diagnosa. ... 16 2.1.8. Penatalaksanaan. ... 16 2.1.9. Komplikasi. ... 17 2.2. Escherichia Coli………..18 commit to user
x
2.3. Peran Stres Oksidatif Pada Penyakit Rinosinusitis Akut………...20
2.4. Malondialdehid (MDA)………..………22
2.5. Superoxide Dismutase (SOD). ...26
2.5.1. Jenis jenis Superokside dismutase (SOD)…. ... .27
2.6. Cedera Sel……….28
2.6.1. Cedera Reversibel………29
2.6.2. Cedera Ireversibel………29
2.7. Derjat Inflamasi. ... ..31
2.8. Hewan Percobaan Tikus (Rattus Norwegians) ... ..33
2.9. Kerangka Teori ... ..36
2.10. Kerangka Konsep ... .37
2.11 Hipotesis ……….…38
BAB III. METODE PENELITIAN ...39
3.1. Desain Penelitian. ...39
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian. ...39
3.3. Subyek dan Sampel Penelitian ...39
3.3.1. Subyek Penelitian ... .39
3.3.2. Sampel Penelitian ... .39
3.3.3. Besar Sampel Penelitian ... ..40
3.4. Variabel Penelitian……….………40 3.5. Definisi Operasional ...41 3.6. Pelaksanaan Penelitian ...42 3.7. Cara Kerja ...42 3.8. Alur Penelitian … ...45 3.9. Analisa Data ...45 3.10. Etika Penelitian ...46
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….47
4.1 Deskripsi Data Penelitian………47
4.2 Hasil Penelitian………...47
1. Perbedaan derajat inflamasi pada kelompok mencit control dan mencit model rhinosinusitis akut………..………..47 2. Perbedaan kadar MDA antara kelompok mencit kontrol dan model rhinosinusitis commit to user
xi
akut………50
3. Perbedaan pemeriksaan SOD antara kelompok mencit sehat dan model rhinosinusitis akut……….51
4.3 Pembahasan………...…52
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN……….56
5.1 Kesimpulan………56
5.2 Saran………..56 DAFTAR PUSTAKA……….. LAMPIRAN
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. A n a t o m i Sinus Paranasal (Putz and Pabst, 2006)...11
Gambar 2.2. Histologi sinus paranasal. (Putz dan Pabst, 2006) ... 12
Gambar 2.3. Diferensiasi fenotip sel T yang relevan dalam CRS ... 14
Gambar 2.4. Morfologi E. Coli. (Carter & Wise, 2004) ... 18
Gambar 2.5. E. coli dengan pili dan flagella. (Quinn et al. 2002)………...19
Gambar 2.6. Komponen membran luar bakteri gram negatif ... 20
Gambar 2.7. Struktur Kimia MDA ... 24
Gambar 2.8. Mekanisme Kerja Superoksida Dismutase ... 26
Gambar 2.9.Tempat Kerja SOD ... 29
Gambar 2.10. Morfologi nekrosis sel, (Robbins, 2010) ... 30
Gambar 2.11. Komponen respon radang akut dan kronik pada sel dan protein. ... 32
Gambar 2.12. Tikus Putih Jenis Rattus Norwegians...35
Gambar 2.13. Kerangka Teori . ... 36
Gambar 4.1 Diagram Batang gambaran derajat inflamasi antara kelompok mencit sehat/kontrol normal dan model rhinosinusitis akut.……….49
Gambar 4.2 Diagram batang gambaran kadar MDA antara kelompok mencit Sehat/kontrol normal Dan Model Rinosinusitis Akut………51
Gambar 4.3 Diagaram batang antara gambaran SOD antara kelompok mencit sehat/kontrol normal dan model rhinosinusitis akut………..52
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Penelitian lain yang terkait dengan judul penelitian ... 5 Tabel 4.2. Uji Kappa Pada Data Infiltrasi Netrofil Pada Tunika Mukosa…………..48 Tabel 4.3. Gambaran Derajat Inflamasi Antara Kelompok Mencit Kontrol dan model Rhinosinusitis Akut……… 49 Tabel 4.4 Gambaran kadar MDA berdasarkan elompok mencit sehat/kontrol
normal dan model rhinosinusitis akut………..…….. 50 Tabel 4.5 Gambaran hasil pemeriksaan SOD berdasarkan kelompok mencit
sehat/kontrol normal dan model rhinosinusitis akut………51
xiv
DAFTAR SINGKATAN
ABRS : Acute bacterial Sinusitis
AOPP : Advanced Oxidation Protein Products APC : Antigen-Presenting Cells
ARE : Antioxidant Respond Element BSEF : Bedah Sinus Endoskopi Fungsional CFU : Colony Forming Units
CRP : C-reaktif protein
EPOS : European Position Paper On Rhinosinusitis and Nasal Polyps FESS : Functional endoscopic sinus surgery
GPX : Glutathione Peroxidase
HPLC : High-Performance Liquid Chromatography (HPLC) IL : Interleukin
IF : Interferron
ISPA : Infeksi Saluran Pernapasan Atas KOM : Kompleks Osteomeatal Meatus LPS : Lipopolisakarida
MDA : Malondialdehid
MRI : Magnetic Resonance Imaging
NADPH : Nicotinamide Adenine Dinucleotide Phosphate
xv NF-Kb : Nuclear Factor kappa Beta NO : Nitros Oxyde
NOS : NO synthase cNOS : konstitutif NOS iNOS : induksi NOS
LSD : Least Significant Difference NANC : Non-Adrenergik Non-Colinergik NRF2 : Nuclear Respiratory Factor 2 OXPHOS : Oxidative Phosphorylation System PAMP : Pathogen Associated Molecular Patterns PAF : Platelet Activating Factor
RA : Rinitis Alergi
ROS : Reactive Oxygen Species RSA : Rinosinusitis Akut SOD : Superoksida dismutase TBA : Thiobarbituric Acid
TBARS : Thiobarbituric Acid-Reaktive Substance TLR : Toll-like Receptors
TNF-α : Tumor Necrosing Factor α
xvi ABSTRAK
PERBEDAAN DERAJAT INFLAMASI, KADAR MALONDIALDEHIDE (MDA), SUPEROKSIDE DISMUTASE (SOD)
PADA MENCIT SEHAT DAN MODEL RHINOSINUSITIS AKUT Febri Arianto Bayu, Sarwastuti Hendradewi, Vicky Eko N H
Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret/ RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Latar Belakang : Rinosinusitis akut adalah inflamasi pada mukosa sinus paranasal dan hidung. Rinosinusitis akut merupakan penyakit multifactorial. Salah satu penyebabnya adalah bakteri gram negatif yang memiliki endotoksin penyebab meningkatnya inflamasi dan meningkatnya ROS yang diukur dengan MDA serta respon pertahanan tubuh membentuk SOD yang akan turun apabila terus menerus mengalami inflamasi.
Tujuan : Mengetahui perbedaan derajat inflamasi dengan kadar malondialdehid (MDA) dan kadar superokside dismutase pada mencit sehat dan model rinosinusitis akut.
Metode : Penelitian ini memakai rancangan eksperimental post-test only control group design dengan mencit jantan (Rattus Norwegians) galur Sprague dawley yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi dibagi dua kelompok. Kelompok kontrol 8 ekor yang tidak diinduksi E.
Coli dan kelompok perlakuan 8 ekor yang diinduksi E. Coli. Lalu diukur derajat inflamasi
kadar MDA dan SOD yang diambil dari sampel darah vena retroorbital.
Hasil : Kadar MDA dan SOD diukur pada masing-masing kelompok sebelum perlakuan dan derajat inflamasi serta kadar MDA dan SOD diukur setelah perlakuan. Analisa data penelitian ini menggunakan uji Mann Whitney. Sebelum dilakukan uji beda, dilakukan uji keseuaian Kappa karena data penelitian derajat inflamasi bersifat subyektif dengan hasil terdapat keseuaian antara penilaian peneliti 1 dengan peneliti 2 tentang derajat inflamasi dan signifikan secara statistik. sehingga data penelitian tentang derajat inflamasi bebas dari subyektifitas peneliti. Hasil uji mann whitney mendapatkan nilai p=0,001 (p<0,05), yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan derajat inflamasi antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.Terdapat perbedaan yang signifikan kadar MDA antara kelompok mencit kontrol dan mencit kelompok perlakuan, dimana kadar MDA kelompok perlakuan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol normal. Berdsarkan hasil uji independent t test mendapatkan nilai p=<0,001 (p<0,05). Terdapat perbedaan yang signifikan hasil pemeriksaan SOD antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, dimana hasil pemeriksaan SOD kelompok perlakuan lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol Hasil uji
independet t test mendapatkan nilai p=<0,001 (p<0,05)
Kesimpulan: Terdapat perbedaan derajat inflamasi, kadar MDA dan SOD pada mencit putih jantan model rinosinusitis akut.
Kata Kunci : rinosinusitis akut, derajat inflamasi, SOD, MDA.
xvii
ABSTRACT
DIFFERENT DEGREE OF INFLAMATION, MALONDIALDEHIDE (MDA) LEVELS, SUPEROXIDE DISMUTASE (SOD)
ON HEALTHY AND ACUTE RHINOSINUSITIS MODEL Febri Arianto Bayu, Sarwastuti Hendradewi, Vicky Eko N H
Departement of Ear Nose Throat Head and Neck Surgery Faculty of Medicines Sebelas Maret University/Dr. Moewardi Hospital
Surakarta
Background : Acute rhinosinusitis is an inflammation of the nasal mucosa and paranasal
sinuses. It has a multifactorial factor. One of the cause is gram-negative bacteria that has an endotoxin and causes an increase in inflammatory mechanisms, level in ROS as measured by MDA and the body's deffence response to form SOD which will decrease if it continues to become inflamed.
Objective : To determine the difference in degree of inflammation with levels of
malondialdehyde (MDA) and levels of superokside dismutase in healthy male white rats and acute rhinosinusitis models.
Methods : This study used an experimental design post-test only control group design with
male white rats (Rattus Norwegians) Sprague Dawley strain that met the inclusion and exclusion criteria divided into two groups. The control group was 8 individuals that were not induced by E. Coli and the treatment group was 8 individuals that were induced by E. Coli. Then measured the inflammation degree, the SOD and MDA levels are taken from retroorbital venous blood samples.
Result: MDA and SOD levels were measured in each group before treatment and the degree
of inflammation and MDA and SOD levels were measured after treatment. Analysis of the data of this study used the Mann Whitney test. Before a different test is performed, a Kappa suitability test is carried out because the degree of inflammation research data is subjective with the results that there is a match between the assessment of researcher 1 and researcher 2 about the degree of inflammation and statistically significant. so the research data about the degree of inflammation are free from the researchers' subjectivity. The results of the mann whitney test get a value of p = 0.001 (p <0.05), which means that there is a significant difference in the degree of inflammation between the control group and the treatment group. There is a significant difference in MDA levels between the control group and the treatment group, where MDA treatment group was higher than the normal control group. Based on the independent t test results, the value of p = <0.001 (p <0.05). There was a significant difference in the SOD examination results between the control group and the treatment group, where the results of the SOD examination group were lower than the control group. The results of the independent t test obtained p = <0.001 (p <0.05)
Conclusion : There are differences in the degree of inflammation, MDA and SOD levels in
male white rats with acute rhinosinusitis
Keyword : acute rhinosinusitis, degree of inflammation,, SOD, MDA.
.