• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan Nasional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sistem Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan Nasional"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Sistem Evaluasi dan Pengendalian

Pembangunan Nasional

Disampaikan oleh :

Deputi Evaluasi Kinerja Pembangunan

Bappenas

Spimnas

Bidang

(2)

KEMENTERIAN PPN/

BAPPENAS

OUTLINE

1

• Latar Belakang

2

• Mandat Evaluasi Kinerja Pembangunan

3

• Monitoring dan Evaluasi Kinerja

4

• Hasil Monev

5

• Permasalahan dan Tindak Lanjut

Bidang

(3)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

LATAR BELAKANG

3

Spimnas

Bidang

Kepemimpinan

(4)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

Gambaran

Monev Kinerja Pembangunan

Nasional di Indonesia Saat ini

Terdapat beberapa peraturan per-UU-an yang terkait Sistim Monitoring Evaluasi pembangunan

(K/L dan pemerintah daerah) dengan tujuan utama untuk pengendalian dan evaluasi

pelaksanaan pembangunan. Peraturan per-UU-an tersebut memandatkan kepada beberapa K/L

tertentu untuk mengkoordinasikan pelaksanaan Monev sesuai tupoksi masing-masing

Selama ini sistim yang dikembangkan oleh masing-masing K/L koordinator berbeda namun

sebenarnya berkaitan satu sama lain, khususnya terkait dengan data/informasi dasar yang sama.

Karena sistim yang berbeda, K/L yang menjadi obyek monev harus melakukan pelaporan hasil

monev yang serupa secara berulang, sehingga menimbulkan beban yang tidak perlu; selain itu

selama ini hasil monev masih belum jelas pemanfaatannya sehingga sering diabaikan oleh K/L

dan pemda; akibatnya pelaksanaan monev oleh K/L ybs menjadi kurang berkualitas baik dari sisi

data/informasi yang disampaikan maupun dari sisi kepatuhan penyampaian hasil monev;

Mengingat akan hal tersebut diatas, ke depan perlu dikembangkan sistim Monev terpadu yang

dapat memenuhi kebutuhan pengendalian pelaksanaan pembangunan yang dimandatkan

kepada beberapa K/L (Kemenkeu, Bappenas, Kemenpan, Kemendagri, UKP4, BPKP), namun tidak

perlu membebani K/L yg menjadi obyek monev secara berlebihan;

Untuk tujuan pengembangan Sistem Monev terpadu tersebut, diperlukan komunikasi dan

koordinasi bersama antara K/L sehingga kebutuhan masing-masing K/L dapat diakomodasikan

dalam sistem yang dikembangkan.

Bidang

(5)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

Pelaku dan Peraturan Terkait Monev

K/L

Peraturan Perundangan

BAPPENAS

PP 39/2006 : Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan

UKP4

Inpres Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional (Inpres

1/2010, Inpres 3/2010, Inpres Percepatan Pelaksanaan RKP 2011)

KemenPAN

PP 08/2006 : Pelaporan Keuangan & Kinerja Instansi Pemerintah

Inpres 7/1999 : Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP/LAKIP)

Rancangan Perpres SAKIP : Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(SAKIP/LAKIP) Ket: Peraturan Pengganti Inpres No. 7/1999 dan pelaksanaan

PP 8/2006 (inisiasi dari KemenKeu)

KemenKeu

PP 90/2010 : Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian

Negara/Lembaga (RKA-KL)

Permenkeu 59/2005 : Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah

Pusat

KemenDagri

PP 03/2007 : Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) Kepada

Pemerintah

PP 06/2008 : Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

PP 08/2008 : Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pemda

BPKP

PP 60/2008 : Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Spimnas

Bidang

(6)

KEMENTERIAN PPN/

BAPPENASK/L Fokus Waktu Pemanfaatan Hasil Monev

Bappenas - Pemantauan dan Evaluasi RKP, Renja KL, RPJMN , Renstra KL

- Pelaporan Pengukuran Kinerja aplikasi E-Monev (Revisi/penyempurnaan PP 39/2006).

- Kerangka kerja evaluasi meliputi: pengukuran kinerja, evaluasi pelaksanaan rencana kerja, evaluasi program, evaluasi kebijakan/program strategis. Monitoring: Triwulan; dan Evaluasi :Tahunan, Mid-term dan Akhir Periode 5 thn.

- Input untuk : Perencanaan&Penganggaran Berbasis Kinerja, Perbaikan Program, Perbaikan Manajemen Koordinasi Kebijakan Nasional.

- Rentang : Jumlah KL 76, Program Nasional 178, Jumlah Kegiatan 10,000, dan Jumlah indikator kinerja dalam RPJMN: 6.440, (sumber: WB). Dan Renja KL : 19.000 UKP4 - Pemantauan untuk membantu terlaksananya janji

kampanye dan prioritas presiden.

- Mengawasi KL dalam pelaksanaan Inpres

Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional.

Dwibulan/ Triwulan

- Penilaian terhadap kinerja dari Pimpinan K/L (Kabinet) berdasarkan ranking

warna.Kinerja Program/Kegiatan yang dipantau.

KemenPAN & RB

- Pemantauan dan evaluasi kinerja penyelenggaraan dan akuntabilitas institusi pemerintahan.

- Kinerja perencanaan, pengukuran, pelaporan dan pencapaian.

- Setiap aspek dinilai dan dibobot, kemudian setiap institusi akan di beri penilaian.

Tahunan - Penilaian Ranking Institusi dalam

Penyelenggaraan Akuntabilitas Organisasi Kelembagaan KL

Kementerian Keuangan

- Kemenkeu merancang sistem pemantauan dan evaluasi RKA-KL.

- 8 Kriteria pengukuran, diantaranya realisasi anggaran, realisasi target output, kualitas perencanaan dan kualitas pengeluaran.

Bulanan/ Triwulan

- Informasi evaluasi kinerja akan digunakan sebagai bahan untuk mekanisme “reward” dan “punishment” penganggaran.

KemenDagri - Pemantauan dan evaluasi daerah

- Terdapat 3 jenis pelaporan evaluasi : (i) evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah (EKPPD); (ii) Evaluasi Kemampuan

Penyelenggaraan Otonomi Daerah (EKOPD); (iii)

Hasil dilaporkan pada interval yang berbeda kepada

EKOPD menggunakan 119 indikator kesejahteraan sosial, Daya Saing, dan

penyampaian pelayanan publik . Namun tidak jelas tindak-lanjut manfaat dari Laporan evaluasi yang diterima dari daerah.

FUNGSI MONEV BERBAGAI K/L

Bidang

(7)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

Tumpang Tindihnya Fungsi Monev

Subjek

Lingkup

Pemerintah

Nasional

Sektor

Lintas

Sektor/KL

Individual

Pemerintah

Daerah

Perencanaan

Kebijakan/

Program/ Kegiatan

Penganggaran

Manajemen Kinerja

Akuntabilitas

Keme

nDag

ri

KemenPAN

UKP4

BAPPENAS

TNP2K

Bappenas

BAPPENAS

Kemenkeu

Spimnas

Bidang

Kepemimpinan

(8)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

MANDAT EVALUASI KINERJA

PEMBANGUNAN

Bidang

(9)

MANDAT TENTANG EVALUASI KINERJA

PEMBANGUNAN NASIONAL

Pemerintah melaksanakan reformasi perencanaan dan penganggaran,

salah satunya melalui pelaksanaan perencanaan dan penganggaran

berbasis pada informasi kinerja (performance based planning and

budgeting).

Pemerintah melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja untuk menjadi

masukan bagi proses perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja.

Evaluasi Kinerja pembangunan nasional dilakukan untuk menilai

pelaksanaan Renja KL, Rencana Kerja Pemerintah (RKP), Renstra KL dan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sebagai

terjemahan dari komitmen visi dari Presiden beserta kabinetnya.

UU No. 25/2004 (Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional)

PP 39/2006 (Tata cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan)

Spimnas

Bidang

(10)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

MONITORING

DLM PP 39/2006

Ps 8 & 9. Laporan triwulanan disampaikan paling lambat 14

hari kerja setelah triwulan ybs berakhir kepada Men

PPN/Bappenas, Menkeu, & Mendagri/Menpan.

Ps 10. Bappenas menghimpun dan menganalisis laporan

pemantauan Triwulanan untuk menilai kemajuan pelaksanaan

rencana serta mengidentifikasi permasalahan yang memerlukan

tindak lanjut.

Bidang

(11)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

EVALUASI

DLM PP 39/2006

Ps 13. K/L menyampaikan laporan hasil evaluasi Renja-KL

kepada Bappenas paling lambat 2 (dua) bulan setelah tahun

anggaran (akhir Februari).

Ps 14. Evaluasi RKP dilakukan oleh Bappenas berdasarkan hasil

evaluasi Renja-KL, & hasilnya digunakan utk penyusunan RKP

periode 2 tahun berikutnya.

Ps 15. K/L menyampaikan evaluasi Renstra ke Bappenas paling

lambat 4 bulan sebelum RPJMN berakhir.

Selanjutnya, MenPPN/Bappenas melakukan evaluasi RPJMN

menggunakan evaluasi Renstra-KL & evaluasi RKP.

Penjelasan Umum. Evaluasi dilakukan untuk menilai:

Efisiensi: output/outcome vs input

Efektivitas: outcome/impact vs sasaran

Manfaat: impact vs need

11

Spimnas

Bidang

(12)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

Evaluasi Kinerja

Pasal 2 ayat 4 UU 25/2004 tentang SPPN

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional bertujuan untuk:

1. Mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan;

2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antarDaerah, antarruang,

antarwaktu, antarfungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah;

3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,

dan pengawasan;

4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan

5. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan

berkelanjutan.

• Penetapan indikator kinerja

• Evaluasi Dokumen Rencana

• Cost Benefit Analysis

Ex-Ante

• Pengukuran kinerja (output indikator ) dan

Anggaran

Pengendalian (On-Going)

• Evaluasi output, outcome, impact

Ex-Post

Bidang

(13)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

PERSPEKTIF MANAJEMEN & LEGAL FORMAL

MONEV

PERSPEKTIF MANAJEMEN

Berguna untuk memberikan umpan balik terhadap

pelaksanaan pembangunan

Sebagai bentuk akuntabilitas pelaksanaan pembangunan

karena dibiayai oleh dana publik

Membantu pemangku kepentingan untuk belajar mendalami

dan menghayati kebijakan/kegiatan pembangunan

PERSPEKTIF LEGAL FORMAL

UU 25/2004 (SPPN)  Ps 29: Bappenas melakukan evaluasi

rencana pembangunan berdasarkan hasil evaluasi K/L, dan

hasilnya digunakan untuk penyusunan rencana pembangunan

periode berikutnya

PP 39/2006 (Tatacara Pengendalian & Evaluasi)  Evaluasi

penting dilakukan untuk menilai

efisiensi, efektivitas, manfaat, dampak, dan keberlanjutan dari

suatu program

13

Spimnas

Bidang

(14)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

4

3

2

Planning

Budgeting

Implementation

1

M&E

4

3

2

Planning

Budgeting

Implementation

1

M&E

MONEV SEBAGAI BAGIAN DARI SIKLUS

PERENCANAAN

PP 40/2006 ttg Tatacara

Penyusunan Rencana

Pembangunan Nasional

RPJMN

Ps. 10 (3): Rancangan rencana

pembangunan secara teknokratik

meliputi kerangka ekonomi

makro, rencana pembangunan

sektoral & kewilayahan dihimpun

dari

hasil evaluasi pelaksanaan

RPJMN

yang sedang berjalan dan

aspirasi masyarakat.

RKP

Ps 19 (2): Rancangan Awal RKP

memuat rancangan kebijakan

umum, prioritas pembangunan

nasional, rancangan kerangka

ekonomi makro, rencana kerja

dan pendanaannya yang

penyusunannya memperhatikan

kinerja pembangunan nasional

tahun-tahun sebelumnya

, serta

prakiraan

permasalahan, tantangan, dan

peluang yang dihadapi pada

tahun rencana.

Bidang

(15)

MONEV -

BAGIAN DARI SIKLUS PERENCANAAN

15

Evaluasi

Kinerja Pembangunan

- Pencapaian Kinerja

- Kendala/Hambatan

- Langkah Tindak Lanjut

Monitoring

/

Pengendalian

Bappenas:

& Mengevaluasi

Memonitor

Pelaksanaan

Pembangunan 

Dokumen RPJMN & RKP

PERENCANAAN/

PENGANGGARAN

PELAKSANAAN

EVALUASI

Hasil evaluasi

digunakan sebagai

bahan bagi

penyusunan

rencana/anggaran

Penetapan indikator kinerja dengan memperhatikan kaidah SMART agar kegiatan/program yang direncanakan dapat dievaluasi Pengembangan sistem dan mekanisme monitoring sebagai early

warning pelaksanaan kegiatan/program pembangunan Pelaksanaan post evaluation dengan membandingkan apa yang sudah dikerjakan dengan yang direncanakan

Evaluasi Output

Evaluasi Outcome

Evaluasi Impact

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

Spimnas

Bidang

Kepemimpinan

(16)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

Tahap

Perencanaan

(ex-ante)

- Dilakukan sebelum ditetapkannya rencana

pembangunan

- Untuk melihat rasionalitas pilihan, target

dan kesuaian antar dokumen perencanaan

Tahap

Pelaksanaan

(on-going)

Dilakukan saat pelaksanaan Kegiatan

Untuk menjamin kegiatan dilakukan sesuai

dengan rencana yang telah ditetapkan

Tahap

Pasca-Pelaksa

naan (ex-post)

Menilai pencapaian (keluaran/ hasil/ dampak)

program mampu mengatasi masalah

pembangunan yang ingin dipecahkan

menilai efisiensi, efektivitas dan dampak

terhadap sasaran), ataupun manfaat dari suatu

program.

Periodisasi Pelaksanaan Evaluasi

Bidang

(17)

03/26/09 Seite

RENSTRA

K/L

RENJA

K/L

RPJMN

2010-2014

RKP

APBN

APBD

RKPD

RPJMD

RPJPN

2005-2025

RPJPD

RENSTRA

SKPD

RENJA

SKPD

SPPN

Evalua

si

Evalua

si

Spimnas

Bidang

Kepemimpinan

(18)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

Alur Laporan Pemantauan dan Pengendalian

(PP 39/2006)

Kemendagr

i

Bappenas

Kemenkeu

KemenPAN

Pemda

Prop.

K/L

Revisi

RPJM atau

RKP

APBN-P

Kemendagri

Bappenas

Pemda

Kab.

Bidang

Kepemimpinan

(19)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

MONITORING DAN EVALUASI KINERJA :

(INDIKATOR KINERJA, EVALUASI OUTPUT, OUTCOME

DAN IMPACT)

19

Spimnas

Bidang

(20)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

BAGAN MODEL LOGIKA

Sumber : Framework for Managing Programme Performance Information, National Treasury, Republic of South Africa, May 2007

Hasil pembangunan yang diperoleh

dari pencapaian outcome

Apa yang ingin dirubah

DAMPAK

Manfaat yang diperoleh dalam jangka

menengah untuk beneficieries tertentu

sebagai hasil dari output

Apa yang ingin dicapai

OUTCOME

Produk/barang/jasa akhir yang

dihasilkan

Apa yang dihasilkan

(barang) atau dilayani

(jasa)

OUTPUT

Proses/kegiatan menggunakan input

menghasilkan output yang diinginkan

Apa yang dikerjakan

KEGIATAN

Sumberdaya yang memberikan

kontribusi dalam menghasilkan

output

Apa yang digunakan

dalam bekerja

INPUT

Metode Pelaksanaan M et od e P en yu su na n

Bidang

Kepemimpinan

(21)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS 21

INDIKATOR

IMPACTS

(DAMPAK/OUTCO

ME AKHIR)

PRIORITAS

NASIONAL

(POLICY)

KELUARAN

(PRODUK)

MASUKAN (INPUT)

PERMASALAHAN UTAMA

(Permasalahan Pokok Nasional Yang Akan

diselesaikan)

INDIKATOR

OUTCOMES

KEGIATAN

(PROYEK)

INDIKATOR

OUTPUTS/

KELUARAN

SUMBER DAYA

INDIKATOR

INPUTS /

MASUKAN

INDIKATOR

IMPACTS

FOKUS PRIORITAS (ISU STRATEGIS LINTAS BIDANG/K-L) P RO G RA M

OUTCOMES

(HASIL)

R

e

le

va

nsi

K

e

b

e

rl

an

ju

tan

Pengukuran

Kinerja

Penilaian Proses

Pelaksanaan

Kriteria Evaluasi

D

amp

ak

E

fe

k

tifit

a

s

E

fis

ie

ns

i

HUBUNGAN ANTARA KRITERIA PENGUKURAN KINERJA DAN EVALUASI DAN

STRUKTUR KEBIJAKAN

Spimnas

Bidang

(22)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

INDIKATOR DALAM DOKUMEN

PERENCANAAN

Secara umum, RPJMN 2010-2014/RKP 2010

sudah lebih baik dari RPJMN/RKP sebelumnya

karena sudah memiliki indikator capaian

Namun, indikator baru terbatas pada indikator

Kegiatan (output) dan belum indikator Fokus

Prioritas (outcome).

Di samping itu, masih banyak ditemukan

indikator yang rumusannya kurang tepat

(lebih sebagai bahasa sasaran), dan belum

memenuhi kaidah SMART

Bidang

(23)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

KINERJA: KONSEP DASAR

KINERJA: terkait erat dengan istilah seperti

“penyelesaian”, “pencapaian”, “realisasi” atau “pemenuhan”.

Menunjukkan hal yang bersifat obyektif

tercapainya suatu tujuan karena suatu tindakan publik

Menunjukkan hal yang bersifat subyektif

tingkat kepuasan atas suatu tindakan.

Literatur-literatur manajemen publik menekankan pada hal yang

bersifat obyektif karena

mempunyai implikasi langsung terhadap masyarakat

kepuasan yang bersifat subyektif lebih sulit untuk diukur

PENGUKURAN KINERJA: membandingkan tujuan yang ingin

dicapai pada waktu yang telah ditentukan Vs perkembangan

pencapaian yang sedang diamati pada suatu waktu

23

Spimnas

Bidang

(24)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

INDIKATOR KINERJA

INDIKATOR: alat ukur untuk menggambarkan tingkatan capaian

suatu sasaran/target yang telah ditetapkan

Indikator dapat merupakan variabel kuantitatif atau kualitatif

INDIKATOR KINERJA: ukuran mengenai

masukan, kegiatan, keluaran, hasil dan dampak dari

kegiatan-kegiatan pemerintah

Jenis-jenis indikator secara hierarkis:

Indikator Input: mengukur jumlah sumber daya yang dipergunakan

untuk melaksanakan kegiatan.

Indikator Output: mengukur keluaran yang langsung dihasilkan dari

suatu pelaksanaan kegiatan

Indikator Outcome: mengukur capaian dari berbagai kegiatan dalam

suatu program yang telah selesai dilaksanakan. Mencerminkan

berfungsinya keluaran berbagai kegiatan pada jangka menengah.

Indikator Impact: menunjukkan pengaruh, baik positif maupun

negatif, yang ditimbulkan dari pelaksanaan kebijakan/program/kegiatan

dan asumsi yang telah digunakan

Bidang

(25)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

SMART,

KRITERIA INDIKATOR YANG BAIK

25

1.

S

imple (sederhana): Indikator yang ditetapkan sedapat mungkin

sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam penghitungan

untuk mendapatkannya.

2.

M

easurable (dapat diukur): Indikator yang ditetapkan harus

merepresentasikan informasi dan jelas ukurannya.

3.

A

ttributable (bermanfaat): Indikator yang ditetapkan harus

bermanfaat untuk kepentingan pengambilan kebijakan.

4.

R

eliable (dapat dipercaya): Indikator yang ditentukan harus dapat

didukung oleh pengumpulan data yang baik, benar dan teliti.

5.

T

imely (tepat waktu): Indikator yang ditentukan harus dapat

didukung oleh pengumpulan data dan pengolahan data serta

pengemasan informasi yang waktunya sesuai dengan saat

pengambilan keputusan yang dilakukan.

Spimnas

Bidang

(26)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

Evaluasi Output Base

Metode Evaluasi menggunakan basis PP 39,

untuk kementerian dan Daerah

Waktu kegiatan triwulanan

Sumber Data K/L dan Daerah

Evaluator : Bappenas

Bappenas melaksanakan setiap tahun; pada

tahun 2009 juga dilakukan untuk program

stimulus fiskal dan beberapa program lainnya

26

EKPD

Bidang

(27)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

Evaluasi Program Prioritas

Metode yang digunakan Performance

Evaluation dengan Comparative Analysis

Waktu tahunan

Sumber Data (outcome level) BPS, K/L dan

Daerah

Data yang digunakan target yang telah

ditetapkan dalam RPJM dan Capaiannya serta

penjelasannya

Evaluator : Bappenas

Bappenas melakukan untuk Pelaksanaan

program RPJM

27

EKPD

Spimnas

Bidang

Kepemimpinan

(28)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

Impact Evaluation

Metodologi :

Social Impact : DID

Infrastructur : NPV, CBA, IRR

Waktu Kegiatan : atas permintaan

Sumber Data : Survey

Evaluator : Task Force

Contoh: Bappenas melakukan untuk evaluasi

pelaksanaan BLT 2008 dan BLT 2009

28

EKPD

Bidang

(29)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

HASIL MONEV

29

Spimnas

Bidang

Kepemimpinan

(30)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

KEPATUHAN K/L DLM MENYAMPAIKAN

LAPORAN PP 39/2006

TW 1

TW 2

TW 3

TW 4

BULAN

2009

2010

BULAN

2009

2010

BULAN

2009

2010

BULAN

2009

2010

Σ

2009

2009

%

2010

Σ

2010

%

2009

Σ

2009

%

2010

Σ

2010

%

Σ 2009 %

2009

2010

Σ

2010

%

2009

Σ

2009

%

2010

Σ

2010

%

April

19 24.68 35 46.05

Juli

26 33.77 38 50.00 Oktober

25 32.47 34 44.74 Januari 27 35.06 22 28,57

Mei

38 49.35 52 68.42 Agustus 43 55.84 43 56.58 November 43 55.84 49 64.47 Februari 45 58.44 38 49.35

Juni

47 61.04 58 76.32 September 45 58.44 43 56.58 Desember 51 66.23 49 64.47 Maret 54 70.13 40 51.95

Juli

48 62.34 59 77.63 Oktober 48 62.34 43 56.58 Januari

52 67.53 49 64.47 April

56 72.73 40 51.95

> Juli 58 75.32 61 80.26 > Oktober 51 66.23 43 56.58 > Januari 53 68.83 49 64.47 > April 56 72.73 40 51.95

Tidak

Masuk

19 24.68 15 19.74

Masuk

Tidak

26 33.77 33 43.42

Masuk

Tidak

24 31.17 27 35.53 Tidak

Masuk

21 27.27 37 48.05

Total

77 100.00 76 100.00

77 100.00 76 100.00

77 100.00 76 100.00

77 100.00 77 100.00

Bidang

(31)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

Evaluasi RKP 2010

31

Spimnas

Bidang

Kepemimpinan

(32)

RUANG LINGKUP EVALUASI

Evaluasi Kinerja Pembangunan RKP 2010

menggunakan Laporan Triwulan-4 TA 2010

40 K/L berdasarkan PP 39/2006

Analisis dilakukan terhadap:

1.Tingkat keluaran pencapaian fisik(output)

2.Realisasi penyerapan anggaran

3.Kinerja Kementerian/Lembaga

4.Kinerja Program

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

Bidang

Kepemimpinan

(33)

33

CARA ANALISIS

(1/2)

1. Realisasi Fisik

Rata-rata realisasi fisik dihitung menggunakan metode rata-rata tertimbang (dengan pagu

anggaran sebagai bobotnya). Formula yang digunakan adalah sebagai berikut:

Rata-rata Realisasi Fisik =

Σ (Persentase Realisasi Fisik K/Li x Total Pagu Anggaran K/Li)

Σ Total Pagu Anggaran K/Li

X 100

i = 1,2…..,40

2. Realisasi Anggaran

Rata-rata realisasi anggaran dihitung menggunakan metode rata-rata tertimbang (dengan

pagu anggaran sebagai bobotnya). Formula yang digunakan adalah sebagai berikut:

Rata-rata Realisasi Anggaran =

Σ (Persentase Realisasi Anggaran K/Li x Total Pagu Anggaran K/Li)

Σ Total Pagu Anggaran K/Li

X 100

i = 1,2…..,40

3. Kinerja K/L

Kinerja K/L dilihat dari kombinasi antara realisasi fisik dengan realisasi

anggaran, yang menghasilkan 4 (empat) kondisi sebagai berikut:

Kondisi 1: K/L dengan realisasi fisik dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata

Kondisi 2: K/L dengan realisasi fisik di bawah rata-rata dan realisasi anggaran di atas/sama

dengan rata-rata

Kondisi 3: K/L dengan realisasi fisik dan realisasi anggaran di bawah rata-rata

Kondisi 4: K/L dengan realisasi fisik di atas/sama dengan rata-rata dan realisasi anggaran di

bawah rata-rata

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

Spimnas

Bidang

Kepemimpinan

(34)

4. Kinerja Program Per K/L

Kinerja program per K/L dilihat dari kombinasi antara realisasi fisik

dengan realisasi anggaran, yang menghasilkan 4 (empat) kondisi

sebagai berikut:

Kondisi 1:

Program dengan realisasi fisik dan realisasi anggaran di

atas/sama dengan rata-rata

Kondisi 2:

Program dengan realisasi fisik di bawah rata-rata dan

realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata

Kondisi 3:

Program dengan realisasi fisik dan realisasi anggaran di

bawah rata-rata

Kondisi 4:

Program dengan realisasi fisik di atas/sama dengan

rata-rata dan realisasi anggaran di bawah rata-rata-rata-rata

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

CARA ANALISIS

(2/2)

Bidang

(35)

35

Kondisi 1 :

K/L atau Program mempunyai kapasitas

/kemampuan melaksanakan kegiatan yang TINGGI.

(realisasi fisik dan realisasi anggaran di atas/sama

dengan rata-rata)

Kondisi 2 :

K/L atau Program cenderung TIDAK EFISIEN dalam

melaksanakan kegiatan. (realisasi fisik di bawah rata-rata

dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata)

Kondisi 3 :

K/L atau Program mempunyai kapasitas/kemampuan

melaksanakan kegiatan RENDAH. (realisasi fisik dan

realisasi anggaran di bawah rata-rata)

Kondisi 4 :

K/L atau Program cenderung EFISIEN dalam

pelaksanaan kegiatan. (realisasi fisik di atas/sama

dengan rata dan realisasi anggaran di bawah

rata-rata)

PENGERTIAN KUADRAN (KONDISI)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

Spimnas

Bidang

(36)

3 K/L ( 7.50%) 21 K/L (52.50%) 6 K/L (15.00%) 10 K/L (25.00%)

Realisasi Fisik Di Atas/Sama dengan Rata-Rata Realisasi Keuangan Di Bawah Rata-Rata Realisasi Fisik Di Bawah Rata-Rata

Realisasi Keuangan Di Bawah Rata-Rata Realisasi Fisik Di Bawah Rata-Rata

Realisasi Keuangan Di atas/Sama dengan Rata-Rata

Realisasi Fisik Di Atas/Sama dengan Rata-Rata Realisasi Keuangan Di Atas/Sama dengan Rata-Rata

POSISI KEMENTERIAN/LEMBAGA

I

2

3

4

Bidang

Kepemimpinan

(37)

KINERJA PROGRAM KEMENTERIAN/LEMBAGA

(3/3)

No

K/L

Persentase Program K/L pada Kondisi

Total

Program

1

2

3

4

1

Kemendiknas

50.00%

7.14%

35.71%

7.14%

14

2

POLRI

62.50%

0.00%

37.50%

0.00%

8

3

Kemenhub

88.00%

8.00%

4.00%

0.00%

25

4

Kemenhan

76.92%

0.00%

23.08%

0.00%

13

5

Kemenkes

42.86%

14.29%

14.29%

28.57%

7

6

Kemenkeu

16.67%

16.67%

66.67%

0.00%

12

7

Kemenlu

62.50%

0.00%

37.50%

0.00%

8

8

MA

63.64%

0.00%

9.09%

27.27%

11

9

Kemensos

30.77%

38.46%

15.38%

15.38%

13

10

Kemenpora

57.14%

0.00%

42.86%

0.00%

7

11

Setneg

33.33%

0.00%

22.22%

44.44%

9

12

Kemenperin

33.33%

0.00%

66.67%

0.00%

9

13

Kemenbudpar

70.00%

0.00%

30.00%

0.00%

10

14

Kemenakertrans

70.00%

0.00%

20.00%

10.00%

10

15

BKMG

33.33%

0.00%

16.67%

50.00%

6

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

37

Spimnas

Bidang

Kepemimpinan

(38)

No

K/L

Persentase Program K/L pada Kondisi

Total

Program

1

2

3

4

16

BPKP

50.00%

0.00%

25.00%

25.00%

4

17

LEMSANEG

33.33%

0.00%

66.67%

0.00%

3

18

BAPPENAS

80.00%

0.00%

20.00%

0.00%

5

19

Kemen KUKM

75.00%

0.00%

16.67%

8.33%

12

20

Basarnas

50.00%

0.00%

50.00%

0.00%

2

21

KPK

16.67%

0.00%

66.67%

16.67%

6

22

BAKOSURTANAL

86.67%

0.00%

13.33%

0.00%

15

23

Perpusnas

0.00%

50.00%

50.00%

0.00%

6

24

BATAN

6.67%

0.00%

53.33%

40.00%

15

25

BNN

25.00%

0.00%

50.00%

25.00%

4

26

LAPAN

62.50%

12.50%

25.00%

0.00%

8

27

ANRI

60.00%

20.00%

20.00%

0.00%

5

28

LAN

57.14%

0.00%

28.57%

14.29%

7

29

MK

57.14%

0.00%

14.29%

28.57%

7

30

LEMHANNAS

80.00%

0.00%

0.00%

20.00%

5

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

KINERJA PROGRAM KEMENTERIAN/LEMBAGA

(2/3)

Bidang

(39)

39

No

K/L

Persentase Program K/L pada Kondisi

Total

Program

1

2

3

4

31

Kemenko Polhukhankam

66.67%

0.00%

33.33%

0.00%

3

32

BSN

28.57%

14.29%

57.14%

0.00%

7

33

Kemenko Perekonomian

0.00%

54.55%

45.45%

0.00%

11

34

KPU

37.50%

12.50%

50.00%

0.00%

8

35

PPATK

0.00%

50.00%

0.00%

50.00%

2

36

LKPP

33.33%

33.33%

16.67%

16.67%

6

37

Kemenko Kesra

50.00%

0.00%

50.00%

0.00%

2

38

BAKORKAMLA

66.67%

0.00%

33.33%

0.00%

3

39

KY

66.67%

0.00%

33.33%

0.00%

3

40

Komnas HAM

28.57%

0.00%

28.57%

42.86%

7

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

KINERJA PROGRAM KEMENTERIAN/LEMBAGA

(3/3)

Spimnas

Bidang

(40)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

Secara umum pencapaian kinerja pembangunan nasional tahun 2010 telah

sesuai dengan sasaran pembangunan yang telah direncanakan, seperti :

Meningkatnya APK pendidikan tinggi 26,34% dari target 24%

Meningkatnya APM pendidikan setingkat SMP 75,64 dari target 74%

Pengembangan Desa Mandiri Pangan mencapai 1994 desa dari target 1750

desa

Puskesmas melayani penduduk miskin mencapai 8967 unit dari target 8481

unit

Namun

demikian masih terdapat beberapa pencapaian pembangunan yang

belum sesuai

dengan target yang telah ditentukan, seperti :

Peningkatan kapasitas energi alternatif geothermal yang termanfaatkan baru

mencapai 1.189 MW dari target 1.261 MW,

Penyelesaian pembangunan Lintas Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi,

NTB, NTT, dan Papua sepanjang 19.370 km (target RPJM), dgn capaian 2.530

Km (2010) dari target 3.660Km.

Jangkauan akses sumber air bersih, baru mencapai 45,7 % dari target 62 %

Pemberian imunisasi dasar kpd bayi, baru mencapai 53,8 % dari target 80 %

(Lihat data pencapaian Prioritas Nasional dalam lampiran)

BEBERAPA CAPAIAN KINERJA RKP 2010

(Outcome 14 Prioritas Nasional)

Bidang

(41)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

PERMASALAHAN & TINDAK

LANJUT

41

Spimnas

Bidang

(42)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

PERMASALAHAN UMUM

1.Perencanaan Kegiatan:

Revisi dokumen

anggaran (DIPA), kegiatan dibintang, pemindahan lokasi

kegiatan.

2.Pelaksanaan kegiatan:

Keterlambatan dalam

penetapan KPA dan PPA, mundurnya waktu pelaksanaan

kegiatan, lemahnya kapasitas pelaksana kegiatan,

kurangnya koordinasi dengan instansi lain, pelaksanaan

tender, kegiatan tergantung pada lembaga lain,

ketersediaan uang muka yang tidak mencukupi.

3.Organisasi:

Perubahan struktur organisasi.

4.Pembebasan Tanah:

Sertifikasi belum dapat

dilakukan dikarenakan kepemilikan tanah yang tidak

jelas.

Bidang

(43)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

TINDAK LANJUT

43

1. Perencanan Kegiatan: Memperbaiki proses perencanaan melalui peningkatan

kapasitas SDM dan penyiapan perencanaan yang lebih matang (perencanaan teknis sudah

disiapkan T-2), koordinasi dan sinergi program (antar K/L).

2.

Pelaksanaan kegiatan:

Meningkatkan konsolidasi/sinergi dan koordinasi program sejak tahap perencanaan utk

mengurangi ketergantungan dalam pelaksanaan.

Menyiapkan organisasi pelaksanaan yang andal (PPA, bendahara dan staf teknis)

Mempercepat proses pelelangan pekerjaan untuk kegiatan pada tahun berikutnya.

Revisi dokumen anggaran, pencairan bintang, kontrak tahun jamak (MYC), dll

Perlu ditingkatkan besarnya uang muka untuk pelaksanaan kegiatan.

3.

Pembebasan Tanah:

Meningkatkan koordinasi penyediaan tanah dengan pihak-pihak terkait, shg permasalahan

tanah dapat diselesaikan sebelum TA berjalan

4. Lain-lain:

Monev diprioritaskan pada K/L yang bertanggung jawab thd pencapaian Prioritas

Nasional dan mempunyai pagu anggaran besar (misal K/L dgn pagu > 10 Triliun)

Spimnas

Bidang

(44)

Bidang

(45)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

LAMPIRAN:

45

Spimnas

Bidang

Kepemimpinan

(46)

DAFTAR K/L DENGAN PAGU ANGGARAN DI ATAS 10 TRILIUN

T.A. 2011

NO

KEMENTERIAN/LEMBAGA

(Miliar)

APBN

1

2

3

1

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

57,960.70

2

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

55,623.11

3

KEMENTERIAN PERTAHANAN

47,498.50

4

KEMENTERIAN AGAMA

32,109.40

5

KEPOLISIAN NEGARA RI

29,781.78

6

KEMENTERIAN KESEHATAN

27,657.06

7

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

22,111.72

8

KEMENTERIAN KEUANGAN

17,570.74

9

KEMENTERIAN PERTANIAN

16,724.40

10

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

15,298.59

11

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

14,754.80

Jumlah

337,090.80

Jumlah Pagu Keseluruhan Kementerian/Lembaga

432,779.30

% 11K/L Terhadap Jumlah Keseluruhan K/L

77.89

Bidang

(47)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

1.

Evaluasi Dampak Pemberian BLT

2008

2. Monitoring dan Evaluasi Stimulus

Fiskal 2009

Contoh Evaluasi Bappenas

Spimnas

Bidang

(48)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

Evaluasi Dampak Pemberian

BLT 2008

Bidang

(49)

49

Latar Belakang

• Tujuan utama Program BLT adalah menjaga agar tingkat konsumsi rumah tangga

sasaran (sangat miskin, miskin, dan dekat miskin/near poor) tidak menurun pada

saat Pemerintah meningkatkan harga BBM.

• Evaluasi ini dilakukan untuk melihat apakah program BLT tahun 2008 mencapai

tujuan yang diinginkan.

• Pada tahun 2008 BLT dilaksanakan selama 7 bulan, dengan dua kali pembayaran.

Pembayaran tahap pertama adalah Rp. 300.000 untuk bulan Juni-Agustus.

Pembayaran tahap kedua adalah Rp, 400.000 untuk bulan September-Desember.

• Evaluasi ini dilakukan dalam rangka melihat dampak pemberian BLT terhadap tingkat

konsumsi rumah tangga sasaran.

• Survei dilakukan pada bulan Juli-Agustus dimanan penyaluran BLT adalah baru

untuk pembayaran tahap pertama.

• Evaluasi dilakukan dengan membandingkan antara konsumsi rumah tangga sasaran

penerima BLT dengan konsumsi rumah tangga sasaran yang tidak menerima BLT

(control group).

• Metodologi menggunakan Double Different (Diffferent in Differences)

Spimnas

Bidang

(50)

Hasil Evaluasi Dampak Pemberian BLT Kepada Rumah Tangga Sasaran

Tabel 2

Pergeseran Status RTS Penerima BLT dan RTS Bukan-Penerima BLT

(Dalam %)

Turun

Tetap

Naik

Naik + Tetap

(Tidak Miskin

Menjadi Miskin)

(Miskin Menjadi

Tidak Miskin)

Menerima BLT

5,3

59,7

35,0

94,7

Tidak Menerima BLT

8,1

63,7

20,5

91,9

Catatan:

Periode pelaksanaan BLT: Mei-Juli 2008

RTS baru menerima pembayaran pertama sebesar Rp.

300.000,-Bidang

(51)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

Evaluasi Ex-Post

Stimulus Fiskal 2009

Pemotongan Anggaran Kementerian Tenaga

Kerja dan Transmigrasi sebesr Rp. 74M

Dilakukan bulan Juni – Agustus 2010

Menggunakan Metodologi Computable General

Equilibrium (CGE)

Hasil Stimulus Infrastruktur memberikan

pengaruh positif sebesar 0.06% terhadap PDB

2009

Spimnas

Bidang

(52)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

Tabel 1.

Perkembangan Penyerapan Anggaran Stimulus Fiskal 2009

No

Kementerian/Lembaga

Bulan (%)

Mei

JulI Agustus Sept.

Okt.

Nop.

Des.

1 Pekerjaan Umum

0,00

5,38

15,08

27,36 50,12 65,72 97,46

2 Perhubungan

0,00

6,86

17,19

26,68 37,19 49,83 94,58

3 Energi dan Sumber Daya Mineral

0,00

0,17

22,86

23,84 43,60 86,62 98,47

4 Pertanian

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

5 Negara Perumahan Rakyat

0,06

17,28

26,54

42,52 58,37 74,06 99,29

6 Kelautan dan Perikanan

0,00

2,13

6,18

8,63

13,31 44,39 96,78

7 Tenaga Kerja dan Transmigrasi

0,00

0,74

3,59

6,49

14,76 22,69 84,43

8 Kesehatan

0,00

0,00

35,62

76,70 94,57 99,00 99,86

9 Perdagangan

0,00

0,83

6,20

10,80 17,00 45,14 94,26

10 Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

0,00

6,44

14,48

20,76 28,56 59,69 93,44

11 Badan Usaha Milik Negara

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00 100,00

12 Bendahara Umum Negara

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

Bidang

0,00

0,00

(53)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

53

No

Kementerian/Lembaga

Mei

Juli

Agust Sept.

Bulan (%)

Okt.

Nop.

Des.

1 Pekerjaan Umum

0,00

4,89

14,01 30,85 50,61 72,76

97,53

2 Perhubungan

0,00

6,35

19,88 30,38 48,84 68,73

95,95

3

Energi dan Sumber Daya Mineral

0,00

12,73 17,68 19,71 26,77 45,90

99,72

4 Pertanian

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

5

Perumahan Rakyat

0,00

5,04

29,59 44,43 67,17 90,17

99,97

6 Kelautan dan Perikanan

0,00

0,00

7,96

22,58 49,67 78,27

99,33

8 Kesehatan

0,00

0,00

0,00

72,41 94,62 94,62

100,00

9 Perdagangan

0,00

1,32

1,75

16,06 25,43 71,82

94,63

10 Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

0,00

0,00

27,00 44,00 56,00 86,00

100,00

11 Badan Usaha Milik Negara

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

100,00

12 Bendahara Umum Negara

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

Tabel 2.

Perkembangan Fisik Stimulus Fiskal 2009

Spimnas

Bidang

(54)

REKAPITULASI KINERJA PELAKSANAAN BULANAN PROGRAM STIMULUS FISKAL 2009

BULAN : DESEMBER 2009

No Instansi

Alokasi Anggaran Penyerapan Anggaran Perkembangan Fisik (%) Penyerapan Tenaga Kerja (orang) Rp (milyar) % Rp (milyar) % Rencana Realisasi Rencana

Realisasi Orang Terlibat 1 Departemen Pekerjaan Umum 6.601,00 57,15 6.433,43 97,46 100,00 97,53 1.235.936 952.674

a. Sekretariat Jenderal 5,00 0,04 4,91 98,18 100,00 98,18 9 9

b. Ditjen. Penataan Ruang 15,00 0,13 13,57 90,45 100,00 90,45 73 73

c. Ditjen. Sumber Daya Air 1.535,00 13,29 1.484,93 96,74 100,00 96,74 439.014 137.171

d. Ditjen. Bina Marga 1.772,00 15,34 1.751,52 98,84 100,00 98,85 12.420 16.003

e. Ditjen. Cipta Karya 290,00 2,51 272,45 93,95 100,00 94,25 9.674 7.461

f. Daerah 2.984,20 19,85 2.906,05 97,38 100,00 97,51 774.746 791.957

2 Departemen Perhubungan 2.198,80 19,04 2.079,73 94,58 100,00 95,95 45.962 72.898

a. Ditjen. Perhubungan Darat 61,81 0,54 59,22 95,81 100,00 100,00 640 520

b. Ditjen. Perkeretaapian 601,90 5,21 594,71 98,80 100,00 100,00 14.286 62.278

c. Ditjen. Perhubungan Laut 675,90 5,85 602,35 89,12 100,00 91,88 6.741 5.105

d. Ditjen. Perhubungan Udara 859,19 7,44 823,45 95,84 100,00 96,02 24.295 4.995

3 Departemen Pertanian 650,00 5,63 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0

4 Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral 500,00 4,33 492,36 98,47 100,00 99,72 6.434 6.434

a. Induk Pembangkit dan Jaringan Jawa, Bali dan Nusra 230,00 1,99 230,00 100,00 100,00 100,00 2.532 2.532 b. Inkitring Sulawesi, Maluku dan papua 195,00 1,69 195,00 100,00 100,00 100,00 2.641 2.641

c. Desa Mandiri Energi 75,00 0,65 67,36 89,82 100,00 97,97 1.261 1.261

5 Departemen Kelautan dan Perikanan 100,00 0,87 96,78 96,78 100,00 99,33 12.450 12.590 6 Departemen Perdagangan 335,00 2,90 315,76 94,26 100,00 94,63 8.013 7.653

a. Pembangunan dan Pengembangan Sarana Distribusi 215,00 1,86 195,76 91,05 100,00 94,16 5.143 4.532

b. Pembangunan Gudang SRG 120,00 1,04 120,00 100,00 100,00 96,74 2.870 3.121

7 Departemen Kesehatan 150,00 1,30 149,78 99,86 100,00 100,00 150 146 8 Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi 300,00 2,60 253,30 84,43 100,00 95,19 23.261 10.983 9 Kementerian Negara Perumahan Rakyat 400,00 3,46 397,15 99,29 100,00 99,97 5.000 5.000 10 Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah 100,00 0,87 93,44 93,44 100,00 100,00 5.720 4.234 11 Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara 500,00 4,33 500,00 100 100,00 100,00 0,00 0,00 12 Bendahara Umum Negara 365,00 3,16 0,00 0,00 0,00 0,00

Bidang

0,00 0,00

(55)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS 0,00 0,17 22,86 23,84 43,60 86,62 98,47 0,00 0,00 35,62 76,70 94,57 99,00 99,86 0,00 5,38 15,08 27,36 50,12 65,72 97,46 0,00 0,83 6,20 10,80 17,00 45,14 94,26 0,00 6,86 17,19 26,68 37,19 49,83 94,58 0,00 0,74 3,59 6,49 14,76 22,69 84,43 0,00 2,13 6,18 8,63 13,31 44,39 96,78 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 100,00 0,00 6,44 14,48 20,76 28,56 59,69 93,44 0,06 17,28 26,54 42,52 58,37 74,06 99,29 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00

Mei-09 Jul-09 Agust-09 Sep-09 Okt-09 Nop-09 Des-09

Bendahara Umum Negara Departemen ESDM Departemen Kesehatan

Departemen Pekerjaan Umum Departemen Perdagangan Departemen Perhubungan

Departemen Pertanian Depnakertrans DKP

Meneg BUMN (untuk KUR) Menkop dan UKM Menpera

PERKEMBANGAN PENYERAPAN ANGGARAN (%)

STIMULUS FISKAL 2009

Spimnas

Bidang

(56)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS 0,00 12,73 17,68 19,71 26,77 45,90 99,72 0,00 0,00 0,00 72,41 94,62 94,62 100,00 0,00 4,89 14,01 30,85 50,61 72,76 97,53 0,00 1,32 1,75 16,06 25,43 71,82 94,63 0,00 6,35 19,88 30,38 48,84 68,73 95,95 0,00 0,00 0,00 0,00 27,00 40,00 95,19 0,00 0,00 7,96 22,58 49,67 78,27 99,33 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 100,00 0,00 0,00 27,00 44,00 56,00 86,00 100,00 0,00 5,04 29,59 44,43 67,17 90,17 99,97 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00

Mei-09 Jul-09 Agust-09 Sep-09 Okt-09 Nop-09 Des-09

Bendahara Umum Negara Departemen ESDM Departemen Kesehatan

Departemen Pekerjaan Umum Departemen Perdagangan Departemen Perhubungan

Departemen Pertanian Depnakertrans DKP

Meneg BUMN (untuk KUR) Menkop dan UKM Menpera

PERKEMBANGAN REALISASI FISIK (%)

STIMULUS FISKAL 2009

Bidang

(57)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS 0,06 4,83 14,72 24,95 42,10 57,45 93,61 0,00 4,51 13,93 27,79 47,45 62,85 94,73 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Mei-09 Jun-09 Jul-09 Agust-09 Sep-09 Okt-09 Nop-09 Des-09

P

er

sen

(%

)

Persentase Penyerapan Perkembangan Fisik

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN

KEGIATAN STIMULUS FISKAL 2009

Spimnas

Bidang

Referensi

Dokumen terkait

Variabel yang digunakan untuk analisis adalah variabel jumlah penduduk, luas wilayah, jumlah rw rawan banjir, luas tempat pembuangan sampah, luas ruang terbuka hijau, dan jumlah

Tipe fender yang digunakan dan penempatannya pada sisi depan dermaga harus dapat melindungi dan menyerap energi benturan dari semua jenis dan ukuran kapal untuk berbagai

yang tertarik dengan metode atau konsep yang dilakukan oleh Kyai Asrori, hingga pada akhirnya, Kyai Asrori mengajak mereka untuk mengadakan majelis mana>qib dan pengajian

Menurut prinsip operasi, perbedaan dibuat antara jenis cairan, di mana tekanan atau vakum yang diukur adalah seimbang dengan kolom cairan, dan jenis mekanik, di

Sedangkan variabel dependen berkaitan perkembangan karier dengan adanya pembantu yang dilambangkan dengan Y. Dengan uji regresi ini maka dapat diketahui tingkat kekuatan

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan studi pustaka dan dokumentasi, sedangkan model analisis data yang digunakan adalah Analisis Path, Analisis Path

2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, serta untuk mencapai keterpaduan perencanaan Pembangunan Daerah

Anggota komunitas yang terus bertambah tidak hanya dari Jakarta tetapi juga dari luar Jakarta hingga ke sumatera membuat masing- masing daerah membuat masing-masing komunitas gundam