• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA USAHA TANI SAWAH DI PROVINSI ACEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA USAHA TANI SAWAH DI PROVINSI ACEH"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

27 - Volume 3, No. 1, Februari 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA

USAHA TANI SAWAH DI PROVINSI ACEH

Fauzul Halim ZI1), Abubakar Hamzah2), Sofyan 3)

1) Mahasiswa Magister Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2) Magister Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

3) Magister Agribisnis Program Pascasarjana Syiah Kuala Banda Aceh Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No.7, Darussalam Banda Aceh 23111

Abstract: This study aimed to analyze the effect of labor force, GDP sub-sector of food crops, rice land area, farmers exchange rate and the provincial minimum wage (UMP) on employment on rice farms in the province of Aceh. The data used are secondary data in time series data over the period 2000-2013. The data were analyzed using multiple linear regression. The study found that the lapor force, food crops sub-sector GDP, rice land are, farmers exchange rate and the provincial minimum wage have positive and significant effet on employment of rice farming in the province of Aceh. Increasing the number of labor force, food crops sector GDP and the vast wetland can significantly increase employment in the farm fields. Increased exchange rate farmers and provincial minimum wages significantly impact on increasing employment farm fields. The conclusion of this study is that rice farming employment in the province of Aceh was significantly affected by the labor force, food crops sector GDP, wetland area, the exchange rate of the farmers and the provincial minimum wage..

Keyword : Employment on Rice Farms, Labor Force, Food Crops Sub-Sector GDP, Rice Land

Area, Farmers Exchange Rate and Provincial Minimum Wage.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh angkatan kerja, PDRB sub sektor tanaman pangan, luas lahan pertanian, nilai tukar petani dan upah minimum provinsi (UMP) terhadap penyerapan tenaga kerja pada usahatani sawah di Provinsi Aceh. Data yang digunakan adalah data sekunder dalam bentuk runut waktu (time series) selama periode tahun 2000-2013. Kemudian data dianalisis dengan menggunakan peralatan statistik regresi linier berganda. Penelitian menemukan bahwa Angkatan Kerja, PDRB sub sektor tanaman pangan, Luas Lahan Sawah, Nilai Tukar Petani (NTP) dan Upah Minimum Provinsi (UMP) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja pada usahatani sawah di Provinsi Aceh. Peningkatan jumlah angkatan kerja, PDRB sektor tanaman pangan dan luas lahan sawah secara nyata dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja pada usahatani sawah. Peningkatan nilai tukar petani dan upah minimum provinsi secara nyata berdampak pada peningkatan penyerapan tenaga kerja usahatani sawah. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah, penyerapan tenaga kerja usahatani sawah di Provinsi Aceh secara nyata dipengaruhi oleh angkatan kerja, PDRB sektor tanaman pangan, luas lahan sawah, nilai tukar petani dan upah minimum provinsi.

Kata Kunci : Kesempatan Kerja Usahatani Sawah, Angkatan Kerja, PDRB Sub Sektor Tanaman Pangan, Luas Lahan Sawah, Nilai Tukar Petani dan Upah Minimum Provinsi

PENDAHULUAN

Di Provinsi Aceh, penyerapan tenaga kerja sektor pertanian juga relatif besar bila dibandingkan dengan penyerapan tenaga kerja pada sektor ekonomi lainnya seperti sektor industri, jasa, dan sektor perdagangan misalnya. Hal ini berarti keberadaan sektor pertanian

memiliki andil yang sangat besar dalam menciptakan lapangan kerja dan mengurangi jumlah pengangguran di Provinsi Aceh.

Selama periode tahun 2008-2013 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian di di Provinsi Aceh terus mengalami peningkatan. Hal ini berarti bahwa sektor pertanian

(2)

Volume 3, No. 1, Februari 2015 - 28 menyediakan kesempatan kerja yang lebih luas

bagi masyarakat. Di antara sektor pertanian yang menyerap banyak tenaga kerja adalah sektor tanaman pangan seperti halnya usahatani sawah. Hal ini disebabkan kegiatan usahatani yang dilakukan oleh masyarakat di Provinsi Aceh menjadikan sektor usahatani sawah sebagai usahatani utama. Artinya, sekalipun seseorang petani bergerak dalam bidang usaha lain seperti perikanan, peternakan dan perkebunan misalnya, namun usahatani sawah juga dilakukannya. Apalagi usahatani sawah pada umumnya sudah ditekuni oleh keluarga petani secara turun temurun. Karena itu, masyarakat yang berusaha pada sektor pertanian dalam bidang usahatani sawah jauh lebih besar bila dibandingkan dengan masyarakat yang tidak bergerak dalam bidang usahatani lainnya selain usahatani sawah.

Penyerapan tenaga kerja pada usahatani sawah di Provinsi Aceh cenderung mengalami peningkatan peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan penyerapan tenaga kerja tersebut seiring dengan peningkatan jumlah angkatan kerja. Hal ini mengindikasikan bahwa keberadaan sektor pertanian tidak hanya dapat mengurangi jumlah pengangguran, tetapi juga dapat menjadi penggerak perekonomian masyarakat secara umum.

Keinginan masyarakat untuk bekerja pada sektor pertanian seperti halnya usahatani sawah tentunya tidak terlepas dari kemampuan sektor tersebut dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka. Hal ini disebabkan, pendapatan menjadi menjadi alasan utama bagi masyarakat

dalam melakukan kegiatan usaha termasuk usahatani. Umumnya masyarakat tertarik untuk melakukan kegiatan usaha yang mereka anggap mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka. Sebaliknya mereka akan beralih ke bidang usaha lain apabila sektor usaha yang selama ini mereka tekuni dianggap tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Selama periode tahun 2008 hingga tahun 2013 telah terjadi peningkatan PDRB Provinsi Aceh. Hal ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi di Provinsi tersebut juga mengalami peningkatan. Seiring dengan peningkatan PDRB tersebut, PDRB sub sektor tanaman pangan juga mengalami peningkatan. Selain PDRB sub sektor tanaman pangan, faktor lain yang dapat dikaitkan dengan penyerapan tenaga kerja sektor pertanian adalah luas lahan pertanian. Luas lahan pertanian dapat berpengaruh pada penyerapan tenaga kerja sektor pertanian. Luas lahan pertanian menentukan skala usaha, semakin besar luas lahan yang digunakan maka semakin besar pula skala usahanya (Soekartawi, 2003:15).

Keinginan masyarakat untuk melakukan kegiatan usahatani juga dapat disebabkan oleh kemampuan usaha tersebut dalam meningkatkan kesejahteraan mereka. Perbaikan kesejahteraan petani diindikasikan oleh nilai tukar petani (NTP). Perbaikan dan peningkatan nilai tukar petani yang mengindikasikan peningkatan kesejahteraan petani akan terkait dengan kegairahan petani untuk berproduksi. Hal ini akan berdampak pada peningkatan partisipasi petani dan

(3)

29 - Volume 3, No. 1, Februari 2015

produksi pertanian, tetapi juga meningkatkan minat masyarakat untuk melakukan kegiatan usahatani (Supriyati et al., 2000).

Upah Minimum Provinsi (UMP) juga dapat berdampak pada penyerapan tenaga kerja. Upah minimum provinsi (UMP) adalah standar upah minimal yang harus dibayarkan oleh dunia usaha kepada tenaga kerjanya sesuai dengan ketentuan yang diatur oleh peraturan berlaku. Terjadinya kenaikan upah di sektor formal akan berdampak pada peningkatan biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh pengusaha. Ketika upah yang harus dibayarkan dianggap memberatkan bagi dunia usaha, maka konsekuensinya adalah permintaan terhadap tenaga kerja akan berkurang (Nicholson, 2002). Ketika permintaan tenaga kerja menurun disaat penawaran tenaga kerja justru meningkat, maka salah satu dampak yang terjadi adalah menurunnya kesempatan kerja dan meningkatnya jumlah pengangguran. Sebagian tenaga kerja akan menganggur dan sebagian lagi harus bekerja di sektor lain termasuk sektor pertanian.

Seperti dijelaskan sebelumnya, penyerapan tenaga kerja sektor pertanian di Provinsi Aceh cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Di lain pihak, jumlah tenaga kerja, PDRB sektor pertanian, luas lahan pertanian, nilai tukar petani (NTP), Upah Minimum Provinsi (UMP) juga mengalami perubahan. Penelitian ini adalah bertujuan menganalisis pengaruh angkatan kerja, PDRB sub sektor tanaman pangan, luas lahan pertanian, nilai tukar petani dan upah

minimum provinsi (UMP) terhadap penyerapan tenaga kerja pada usahatani sawah di Provinsi Aceh.

TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan Penduduk dan Kesempatan Kerja

Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan mengurangi jumlah penduduk. Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh beberapa komponen yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), migrasi masuk dan migrasi keluar. Selisih antara kelahiran dan kematian disebut pertumbuhan alamiah (natural increase),

sedangkan selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar disebut migrasi netto.

Adanya pengaruh positif pertumbuhan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi di mana kondisi dan kemajuan penduduk sangat erat terkait dengan tumbuh dan berkembangnya usaha ekonomi. Penduduk disatu pihak dapat menjadi pelaku atau sumber daya bagi faktor produksi, pada sisi lain dapat menjadi sasaran atau konsumen bagi produk yang dihasilkan. Kondisi-kondisi kependudukan, data dan informasi kependudukan akan sangat berguna dalam memperhitungkan berapa banyak tenaga kerja akan terserap serta kualifikasi tertentu yang dibutuhkan dan jenis-jenis teknologi yang akan dipergunakan untuk memproduksi barang atau jasa. Dipihak lain pengetahuan tentang struktur penduduk dan kondisi sosial ekonomi pada wilayah tertentu, akan sangat bermanfaat dalam memperhitungkan berapa banyak

(4)

Volume 3, No. 1, Februari 2015 - 30 penduduk yang dapat memanfaatkan peluang

dan hasil pembangunan atau seberapa luas pangsa pasar bagi suatu produk usaha tertentu (Todaro, 2003).

 Sejalan dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi, maka laju pertumbuhan angkatan kerjanya pun cukup tinggi. Angkatan kerja di Indonesia pada tahun 1990 sekitar 73,9 juta orang dan bertambah menjadi sekitar 96,5 juta tahun 2000. Ini berarti bahwa pertumbuhan rata-rata angkatan kerja 2,7 persen per tahun dalam periode 1990-2000. Permasalahan yang ditimbulkan oleh besarnya jumlah dan pertumbuhan angkatan kerja tersebut, disatu pihak menuntut kesempatan kerja yang lebih besar dan di pihak lain menuntut pembinaan angkatan kerja itu sendiri agar mampu menghasilkan keluaran yang lebih tinggi sebagai prasyarat untuk menuju tahap tinggal landas.

Angkatan Kerja dan Penyerapan Tenaga Kerja

Tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah bekerja atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan kegiatan lainnya seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. Walaupun sedang tidak bekerja mereka secara fisik mampu dan sewaktu- waktu dapat ikut serta dalam bekerja (Simanjuntak, 2008 : 2).

Dalam kaitannya dengan pembangunan sektor pertanian, keberadaan tenaga kerja sangat penting. Tanpa adanya tenaga kerja, maka usaha peningkatan produktivitas

pertanian akan mengalami kendala. Semakin besar jumlah angkatan kerja, akan semakin besar pula ketersediaan tenaga kerja untuk melakukan kegiatan usahatani. Angkatan kerja yang tersedia merupakan penawaran (supply) tenaga kerja untuk seluruh sektor dalam perekonomian, termasuk sektor pertanian. Semakin banyak angkatan kerja yang tersedia berarti penawaran tenaga kerja sektor pertanian juga akan semakin besar, sehingga angkatan kerja dapat berpengaruh pada jumlah tenaga kerja yang bergerak dalam sektor pertanian

PDRB dan Penyerapan Tenaga Kerja

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah PDRB sektor pertanian di Provinsi Aceh. Meningkatnya PDRB sektor pertanian mengindikasikan bahwa pendapatan masyarakat yang bekerja di sektor pertanian juga meningkat. Dalam kegiatan usahatani, pendapatan merupakan faktor pertimbangan penting bagi masyarakat dalam menjalankan usahatani. Apabila pendapatan yang mereka peroleh dari usahatani meningkat, maka keinginan untuk melakukan usahatani juga meningkat. Sebaliknya apabila pendapatan yang mereka peroleh relatif kecil, atau mengalami penurunan, maka keinginan untuk menjalankan kegiatan usahatani juga menurun. Sehingga pendapatan usahatani yang tergambar dari PDRB sektor pertanian juga berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja sektor pertanian.

(5)

31 - Volume 3, No. 1, Februari 2015

Luas Lahan Usahatani dan Penyerapan Tenaga Kerja

Dalam skala wilayah, luas lahan pertanian dapat berdampak pada penyerapan tenaga kerja sektor pertanian. Hal ini disebabkan, kegiatan usahatani mensyaratkan adanya lahan pertanian. Semakin luas lahan pertanian, semakin terbuka kesempatan kerja bagi masyarakat ingin melaksanakan usahatani. Sebaliknya ketika luas lahan pertanian tidak mencukupi, maka semakin dari angkatan kerja akan beralih sektor lain yang mereka anggap dapat menghasilkan pendapatan.

Luas lahan pertanian dapat berpengaruh pada penyerapan tenaga kerja sektor pertanian. Hal ini sesuai dengan pendapat Soekartawi (2003:15) yang menyatakan, Luas lahan pertanian menentukan skala usaha, semakin besar luas lahan yang digunakan maka semakin besar pula skala usahanya. Lahan pertanian yang luas akan dapat menyerap tenaga kerja sektor pertanian dalam jumlah relatif besar. Sebaliknya apabila lahan pertanian relatif sempit, maka penyerapan tenaga kerja sektor pertanian juga akan relatif sedikit. Hal inilah yang mendasari bahwa luas lahan pertanian dapat berpengaruh pada penyerapan tenaga kerja sektor pertanian. Hal ini diperkuat oleh pendapat Tobing (2009) bahwa luas lahan berpengaruh positif terhadap curahan waktu kerja, yang berarti semakin luas lahan pertanian maka curahan waktu kerja juga semakin besar.

Nilai Tukar Petani dan Penyerapan Tenaga kerja

Nilai tukar petani (NTP) memperlihatkan kesejahteraan petani. Hal ini

disebabkan NTP berkaitan dengan kemampuan dan daya beli petani dalam membiayai hidup rumahtangganya. Apabila daya beli petani karena pendapatan yang diterima dari kenaikan harga produksi pertanian yang dihasilkan, lebih besar dari kenaikan harga barang yang dibeli, maka hal ini mengindikasikan bahwa daya dan kemampuan petani lebih baik atau tingkat pendapatan petani lebih meningkat.

Perbaikan dan peningkatan nilai tukar petani yang mengindikasikan peningkatan kesejahteraan petani akan terkait dengan kegairahan petani untuk berproduksi. Hal ini akan berdampak ganda (Supriyati et al., 2000) tidak saja dalam peningkatan partisipasi petani dan produksi pertanian dalam menggairahkan perekonomian pedesaan, penciptaan lapangan pekerjaan di pedesaan dan menumbuhkan permintaan produk non pertanian; tetapi juga diharapkan akan mampu mengurangi perbedaan (menciptakan keseimbangan) pembangunan antar daerah (desa-kota), maupun antar wilayah serta optimalisasi sumberdaya nasional.

Mengacu pada pendapat di atas dapat dipahami bahwa semakin tinggi nilai tukar petani (NTP) akan semakin tinggi keinginan masyarakat untuk melakukan usahatani. Hal ini mengindikasikan bahwa NTP dapat berpengaruh pada penyerapan tenaga kerja sektor pertanian.

METODE PENELITIAN

Variabel yang digunakan untuk memprediksi penyerapan tenaga kerja pada usahatani sawah

(6)

Volume 3, No. 1, Februari 2015 - 32 di Provinsi Aceh dibatasi hanya pada angkatan

kerja, PDRB sektor pertanian, luas lahan usahatani sawah, Nilai Tukar Petani (NTP) dan Upah Minimum Provinsi (UMP).

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari BPS Provinsi Aceh, BAPPEDA Provinsi Aceh dan instansi lainnya yang menyediakan data terkait. Keseluruhan data tersebut berbentuk data time

series (runut waktu) selama periode tahun

2000-2013 (n = 14).

Sesuai dengan perumusan masalah dimana penyerapan tenaga kerja sub sektor pertanian merupakan fungsi dari angkatan kerja, PDRB sub sektor tanaman pangan, luas lahan usahatani sawah, nilai tukar petani dan Upah Minimum Provinsi (UMP). Karena itu model analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda (Multiple Regresion) diformulasikan sebagai berikut (Gujarati, 2006:134).

KKs = β0 + β1AK + β2PDRBs + β3LLP + β4NTP + β5UMP + e

Di mana:

β0 : Konstanta

KKs : Kesempatan kerja pada usahatani sawah

AK : Angkatan Kerja

PDRBs : PDRB sub sektor tanaman pangan LLP : Luas Lahan Usahatani Sawah NTP : Nilai Tukar Petani

UMP : Upah Minimum Provinsi

β1, β2, β3, β4 dan β5 : Koefisien regresi AK, PDRBs, LLP, NTP dan UMP

e : Error term

Operasional variabel penelitian ini terdiri dari variabel terikat dan variabel bebas. Masing-masing variabel tersebut dijelaskan sebagai berikut.

1. Penyerapan tenaga kerja sektor pertanian yang dimaksudkan adalah penyerapan tenaga kerja pada usahatani sawah dalam periode tahun tertentu diukur dengan satuan orang.

2. Angkatan kerja, adalah masyarakat dengan usia produktif 15-64 tahun di Provinsi Aceh dalam periode waktu tertentu dihitung dengan satuan orang.

3. PDRB sub sektor tanaman pangan, adalah nilai produksi sub sektor tanaman pangan di Provinsi Aceh dalam periode waktu tertentu (miliar rupiah).

4. Luas lahan pertanian adalah luas lahan usahatani sawah di Provinsi Aceh dalam periode tahun tertentu (hektar).

5. Nilai tukar petani, adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang dinyatakan dalam persentase.

6. Upah Minimum Provinsi adalah upah minimum yang harus dibayarkan oleh dunia usaha kepada tenaga kerjanya di Provinsi Aceh dalam periode tahun tertentu dihitung dalam satuan rupiah.

.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa angkatan kerja (AK), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sub sektor tanaman pangan, Luas Lahan Sawah (LLS), Nilai Tukar Petani (NTP) dan Upah Minimum Provinsi (UMP) berpengaruh terhadap kesempatan kerja sektor pertanian di Provinsi Aceh. Hal ini

(7)

33 - Volume 3, No. 1, Februari 2015

ditunjukkan dalam persamaan regresi linier berganda dengan pendekatan OLS sebagai berikut.

KKS = -2.836,70 + 0,31361AK + 0,074967PRDBs + 0,19599LLS + 1,5016NTP + 0,000401UMP

Dilihat dari nilai koefisien determinasi

(R2 adjusted), yaitu sebesar 0,9950. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel independen terdiri dari AK, PDRB, LLS, NTP dan UMP yang dimasukkan ke dalam model tersebut dapat menerangkan 99,50 persen variasi yang terjadi pada jumlah petani sawah sebagai variabel dependen, dan sisanya 0,50 persen lagi variasi petani sawah sebagai tolok ukur penyerapan tenaga kerja pada usahatani padi sawah diterangkan oleh variabel lain selain kelima variabel independen tersebut. Dengan kata lain, sebesar 99,50 persen penyerapan tenaga kerja pada usahatani sawah dijelaskan oleh kelima variabel independen yang meliputi Angkatan Kerja (AK), Produk Domestik Regional Bruto sub sektor tanaman pangan (PDRBs), Luas Lahan Sawah (LLS), Nilai Tukar Petani (NTP) dan Upah Minimum Provinsi (UMP). Sisanya sebesar 0,50 persen (1-0,9950) lagi dipengaruhi oleh faktor lain diluar model. Faktor lain tersebut adalah faktor-faktor yang secara teoritis dapat mempengaruhi penyerapan tenaga kerja pada usahatani sawah.

Koefisien regresi kelima variabel independen yang terdiri dari angkatan kerja (AK), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sub sektor tanaman pangan, Luas Lahan Sawah (LLS), Nilai Tukar Petani (NTP)

dan Upah Minimum Provinsi (UMP) menunjukkan angka positif. Hal ini berarti semakin besar jumlah angkatan kerja semakin besar pula penyerapan tenaga kerja dalam bidang usahatani sawah. Demikian pula halnya dengan PDRB sub sektor tanaman pangan. Semakin besar PDRB sub sektor tanaman pangan yang mengindikasikan meningkatnya pendapatan petani, maka semakin besar pula penyerapan tenaga kerja bidang usahatani sawah.

Untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya dapat digunakan uji F dan uji t. Uji F digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh kelima variabel independen yang terdiri dari Angkatan Kerja (AK), PDRB sub sektor tanaman pangan, Luas Lahan Pertanian Sawah, Nilai Tukar Petani (NTP) dan Upah Minimum Provinsi (UMP) secara simultan terhadap penyerapan tenaga kerja usahatani sawah di Provinsi Aceh.

Hasil pengujian statistik menunjukkan nilai F hitung sebesar 519,199 dengan p-value sebesar 0,000. Nilai F tabel pada menunjukkan angka sebesar 3,688. Nilai F hitung > F tabel (519,199 > 3,688) dapat diartikan secara simultan kelima variabel independen yang meliputi Angkatan Kerja (AK), PDRB sub sektor tanaman pangan, Luas Lahan Pertanian Sawah, Nilai Tukar Petani (NTP) dan Upah Minimum Provinsi (UMP) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja usahatani sawah di Provinsi Aceh.

Selanjutnya statistik uji t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh masing-masing

(8)

Volume 3, No. 1, Februari 2015 - 34 variabel independen (secara parsial) terhadap

penyerapan tenaga kerja pada usahatani sawah. Hasil pengujian statistik uji t menunjukkan nilai t hitung masing-masing variabel, yakni sebesar 2,364 untuk variabel angkatan kerja (AK), sebesar 4,375 untuk PDRB sub sektor tanaman pangan (PDRBs), sebesar 6,447 untuk variabel luas lahan sawah (LLS), sebesar 3,985 untuk nilai tukar petani (NTP) dan sebesar 2,818 untuk variabel upah minimum provinsi (UMP). Nilai t tabel pada tingkat keyakinan 90% menunjukkan angka sebesar 2,197. Dengan membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel dapat diinterpretasikan bahwa secara parsial angkatan kerja (AK), PDRB sub sektor tanaman pangan (PRDBs), dan nilai tukar petani (NTP) berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja pada usahatani sawah. Sebaliknya luas lahan sawah (LLS) dan upah minimum provinsi (UMP) secara parsial tidak berpengaruh signifikan.

Adanya pengaruh signifikan angkatan kerja terhadap penyerapan tenaga kerja pada usahatani sawah disebabkan perkembangan jumlah angkatan kerja mendorong perlunya perluasan kesempatan kerja. Selama ini, sektor pertanian masih menjadi leading sektor bagi penyerapan tenaga kerja di Provinsi Aceh. Dilihat dari sisi angkatan kerja yang ada, sebagian besar tersebar di daerah pedesaan sehingga sektor pertanian terutama usahatani sawah menjadi alternatif pilihan utama dalam berusaha. Hal inilah yang menyebabkan angkatan kerja berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja pada usahatani sawah.

Adanya pengaruh signifikan produk domestik regional bruto (PDRB) sub sektor tanaman pangan terhadap penyerapan tenaga kerja pada usahatani sawah, disebabkan PDRB sub sektor tanaman pangan menggambarkan pendapatan yang diterima oleh petani dari usahatani yang mereka lakukan. Semakin besar pendapatan yang diperoleh dari usahatani, akan semakin besar pula minat untuk melakukan usaha tersebut. Pada akhirnya kondisi tersebut mendorong masyarakat untuk masuk dalam bidang usahatani yang salah satunya adalah usahatani sawah. Sebaliknya apabila pendapatan yang diterima oleh petani relatif kecil, maka minat untuk menjalankan usahatani akan berkurang. Hal inilah yang menyebabkan PDRB sub sektor tanaman pangan berhubungan searah secara signifikan dengan penyerapan tenaga kerja usahatani sawah.

Adanya pengaruh nilai tukar petani (NTP) terhadap penyerapan tenaga kerja pada usahatani sawah disebabkan nilai tukar mencerminkan tingkat kesejahteraan petani. Semakin tinggi nilai tukar petani berarti tingkat kesejahteraan mereka meningkat dan pada akhirnya mendorong angkatan kerja untuk masuk dalam usahatani. Sebaliknya apabila nilai tukar petani (NTP) menurun berarti tingkat kesejahteraan petani dari usahatani yang mereka lakukan juga menurun. Dengan demikian terdapat hubungan searah antara NTP dengan kesejahteraan petani yang pada akhirnya berdampak pada minat masyarakat untuk berusaha dalam bidang usahatani. Hal inilah yang menyebabkan nilai tukar petani

(9)

35 - Volume 3, No. 1, Februari 2015

(NTP) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja pada usahatani sawah.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Angkatan Kerja, PDRB sub sektor tanaman pangan, Luas Lahan Sawah, Nilai Tukar Petani (NTP) dan Upah Minimum Provinsi (UMP) berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja pada usahatani sawah di Provinsi Aceh. Dengan demikian dapat disimpulkan semakin besar jumlah angkatan kerja, semakin besar PDRB sub sektor tanaman pangan, semakin luas lahan sawah, semakin tinggi nilai tukar petani (NTP) dan upah minimum provinsi (UMP) semakin besar pula penyerapan tenaga kerja pada usahatani sawah.

2. Baik secara simultan maupun parsial Angkatan Kerja, PDRB sub sektor tanaman pangan, Luas Lahan Sawah, Nilai Tukar Petani (NTP) dan Upah Minimum Provinsi (UMP) berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja pada usahatani sawah di Provinsi Aceh. Peningkatan jumlah angkatan kerja, PDRB sektor tanaman pangan dan luas lahan sawah secara nyata dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja pada usahatani sawah. Demikian pula halnya dengan nilai tukar petani (NTP) dan upah minimum provinsi (UMP). Peningkatan nilai tukar petani dan upah minimum provinsi secara nyata berdampak

pada peningkatan penyerapan tenaga kerja usahatani sawah.

Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi saran dan rekomendasi dari penelitian ini sebagai berikut. 1. Pemerintah dipandang perlu meningkatkan

Nilai Tukar Petani (NTP). Upaya peningkatan NTP dapat dilakukan dengan melakukan kebijakan yang berorientasi pada peningkatan daya beli petani sawah. Subsidi pupuk bagi petani dapat dijadikan salah satu alternatif kebijakan paling tepat untuk meningkatkan nilai tukar petani yang bekerja pada sub sektor usahatani sawah. 2. Pemerintah Aceh dipandang perlu

meningkatkan Upah Minimum Provinsi (UMP). Sekalipun UMP berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja pada usahatani sawah, namun hal ini disebabkan adanya migrasi tenaga kerja dari sektor lain (industri dan sektor formal lainnya selain usahatani) ke sektor usahatani sawah sebagai akibat kurangnya penyerapan tenaga kerja pada sektor industri dan usaha formal lainnya. Pada gilirannya ketersediaan lahan usahatani sawah tidak seimbang dengan pertumbuhan angkatan kerja, sehingga peningkatan UMP dapat berdampak pada penurunan produktivitas marginal tenaga kerja pada usahatani sawah.

3. Pemerintah daerah dipandang perlu mengambil kebijakan yang berkaitan dengan penciptaan lapangan pekerjaan di Provinsi

(10)

Volume 3, No. 1, Februari 2015 - 36 Aceh. Hal ini disebabkan daya serap tenaga

kerja dalam sektor pertanian seperti halnya pada usahatani sawah mengalami keterbatasan. Luas lahan sawah hanya mengalami pertumbuhan yang relatif kecil dan pada daerah-daerah tertentu terjadi alih fungsi lahan sawah sesuai dengan kepentingan masyarakat dan pada akhirnya terjadi pengurangan areal pertanian secara umum. Secara operasional upaya penciptaan lapangan pekerjaan oleh pemerintah derah untuk menampung angkatan kerja dapat dilakukan dengan mempertimbangkan pembangunan industri yang dapat menopang sektor pertanian. Sehingga terdapat sinkronisasi antara sektor industri dan sektor pertanian dan pada akhirnya dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja. 4. Sebaiknya peneliti yang akan datang

menambahkan variabel lain selain variabel lain selain angkatan kerja, PDRB sub sektor tanaman pangan, luas lahan sawah, nilai tukar petani dan upah minimum provinsi untuk memprediksi penyerapan tenaga kerja pada usahatani sawah. Dengan demikian dapat diketahui secara detail faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja pada usahatani tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Gujarati, D. 2006. Ekonometrika Dasar. Alih Bahasa: Sumarno Zain, Erlangga: Jakarta. Nicholson, W. 2002. Intermediate

Microeconemic. Erlangga. Jakarta.

Rahmanta. (2010) Pengaruh Produk Domestik Bruto dan SBI Terhadap Penerimaan Pajak di Indonesia, QE Journal, Vol.01 - No.01, Hal 27-35.

Sektyanu, K. D., dan Khairina, N. 2000. Analisis Penentuan Indikator Utama Pembangunan Sektor Pertanian di Indonesia. Pendekatan Analisis Komponen Utama. Jurnal Penelitian

dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Vol. 18 (3). Bogor.

Sholeh, M. 2005. Permintaan dan Penawaran

Tenaga Kerja Serta Upah: Teori Serta Beberapa Potretnya di Indonesia.

Jogjakarta. http:// staff.uny.ac.id.

Simanjuntak, P.J. 2008. Pengantar Ekonomi

Sumberdaya Manusia. Edisi Kedua.

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta.

Supriyati, M. Rachmat, K.S Indraningsih, Tj. Nurasa. Roosgandha Elizabeth, R. Sajuti. 2000. LHP. Studi Nilai Tukar Petani dan Nilai Tukar Komoditas Pertanian. Jurnal

Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Vol. 18 (3). Bogor

Todaro, M.P. 2003. Economic Development. Eight Edition. Pearson Education Limited. Eidenburg Gate, Harlow, Essex, England.

Referensi

Dokumen terkait

dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “ Analisis Manajemen Pembiayaan Pendidikan Dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Menurut Perspektif Ekonomi

Remaja yang memiliki konsep diri yang negatif akan menjadi sulit untuk menerima diri dengan apa adanya, tidak yakin terhadap dirinya sendiri, dan menyangka orang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui kandungan total asam tertitrasi, bakteri asam laktat, derajat hidrolisis dan daya cerna protein dalam pembuatan daging

Dapat dilihat bahwa angka porositas terbesar terletak pada spesimen B yang merupakan hasil pengecoran dari almuniun yang menggunakan media pasir cetak dengan campuran pasir

Dari beberapa permasalahan diatas, maka penulisan tugas akhir ini dibuat untuk mengembangkan media pembelajaran dengan menggunakan adobe flash CS6 pada materi kalkulus

Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D) Teknik analisis data menggunakan t test untuk menguji efektivitas produk. Hasil penelitian

pengumpulan data utama ( primary data collection) yang mana ia merupakan satu kaedah yang asli digunakan oleh para pengkaji dengan menggunakan soal selidik. Kelebihan

9 Setiap orang yang telah menjadi anak Allah, tidak berbuat dosa lagi, sebab hidup baru yang diberikan Allah kepadanya, ada di dalam dia.. Ia tidak dapat terus berbuat dosa sebab