5 2.1. Konsep Dasar
Setiap sistem memiliki tujuan. Tujuan inilah yang menjadi daya dorong atau motivasi yang mengarahkan kearah mana sistem itu bergerak. Sistem dibuat untuk menangani sesuatu yang terus-menerus dan berulang-ulang dilakukan atau yang secara rutin terjadi. Unsur-unsur yang mewakili suatu sistem yaitu meliputi masukan (input), pengolahan (process) dan keluaran (output). Sistem tidak terlepas dari lingkungan sekitarnya maka umpan balik (feedback) yang dihasilkan bersal dari output dan juga berasal dari lingkungan sistem tersebut.
2.1.1. Pengertian Sistem
Menurut Fauzi (2017:2) “Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari interaksi subsistem untuk mencapai tujuan yang sama”.
Terdapat dua kelompok dasar pendekatan dalam mendefinisikan sistem yaitu berdasarkan pendekatan pada prosedurnya dan yang berdasarkan pendekatan komponennya.
1. Pendekatan sistem pada prosedurnya
Suatu sistem adalah suatu jaringan dan prosedur yang saling berkaitan, dan bekerja sama untuk melakukan suatu pekerjaan atau menyelesaikan suatu masalah tertentu.
2. Pendekatan sistem pada komponennya
Suatu sistem adalah sekumpulan dari beberapa elemen yang saling berinteraksi dengan teratur sehingga membentuk suatu totalitas untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu.
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem adalah kumpulan bagian-bagian atau sub sistem-sub sistem yang disatukan dan dirancang untuk mencapai satu tujuan.
2.1.1. Karakteristik Sistem
Suatu dapat disebut sistem, jika mempunyai karakteristik tertentu. Sehingga terdapat beberapa faktor dalam karakteristik sistem yaitu komponen sistem, batasan sistem, lingkungan luar sistem, penghubung sistem, masukan sistem, keluaran, pengolahan sistem, dan sasaran sistem.
Menurut Ladjamudin (2013:4) mendefinisikan “Suatu sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem”, yaitu :
1. Komponen Sistem
Komponen sistem adalah terdiri dari sejumlah komponen serta saling berinteraksi yang bekerja sama membentuk suatu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat-sifat yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar yang disebut “supra system”.
2. Batasan Sistem
Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem lainnya, atau sistem dengan lingkungan luarnya, batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan dan menunjukan ruang lingkup dari sistem tersebut.
Lingkungan luar adalah bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut dengan lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat menguntugkan, namun dapat juga merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan berupa energi bagi sistem tersebut, sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan, kalau sistem tersebut tidak dikendalikan maka akan mengganggu kelangsungan hidup suatu sistem tersebut.
4. Penghubung Sistem
Media yang menghubungkan antara suatu sistem dengan subsistem yang lainnya disebut dengan penghubung sistem atau interface. Penghubung sistem ini merupakan sumber daya yang mengalir dari suatu subsistem yang lainnya. Keluaran suatu subsistem akan menjadi masukan utuk subsistem yang lain, dengan melewati penghubung. Dengan demikian terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.
5. Masukan Sistem
Energi yang dimasukan kedalam sistem disebut dengan masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input) sebagai contoh, didalam suatu sistem unit computer, “program” adalah maintenance
input yang digunakan untuk mengoperasikan computer. Sementara “data”
adalah signal input yang akan diolah menjadi sebuah informasi. 6. Keluaran Sistem
Keluaran sistem adalah mengolah suatu energy dan di klasifikasikan menjadi suatu keluaran yang berguna, keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain seperti sistem informasi.
7. Pengolahan Sistem
Pengolahan sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran.
8. Sasaran Sitem
Sebuah sistem memiliki tujuan atau sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Jadi inti dari pembahasan diatas adalah suatu karakteristik sistem saling berhubungan dalam sistem seperti komponen sistem, batasan sistem, lingkungan luar sistem, penghubung sistem, masukan sistem, keluaran, pengolahan sistem, sasarn sistem.
2.1.3. Klasifikasi Sistem
Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara suatu komponen dengan komponen lainmya, oleh karena itu sistem dapat diklasifikasikan beberapa sudut pandang.
Menurut Ladjamudin (2013:6) “sistem adalah suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lain karena memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi dalam sistem.” Oleh sebab itu, sistem klasifikasi dari beberapa sudut pandang diantaranya :
1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik.
2. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi,terjadinya siang dan malam, serta pergantian musim. Sedangkan sistem buatan merupakan sistem yang
melibatkan hubungan manusia dengan mesin, yang disebut Human Machine
System. Salah satu contohnya adalah sistem informasi berbasis computer,
karena menyangkut penggunaan computer yang berinteraksi dengan manusia. 3. Sistem Determinasi dan Sistem Probabilistic
Sistem yang beroperasi dengan tiga tingkah laku yang dapat diprediksi disebut sistem deterministic. Sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilistic.
4. Sistem Terbuka dan Sistem Tertutup
Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya, yang menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk subsistem lainnya. Sedangkan sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan atau tidak dipengaruhi oleh lingkungan luarnya, sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya campur dari pihak luar.
2.1.4. Tujuan Sistem
Adapun tujuan sistem menurut Susanto (2013:23) adalah sebagai berikut :
Tujuan sistem merupakan target atau sasaran akhir yang ingin dicapai oleh suatu sistem. Sistem ada karena tujuan. Sistem dibangun agar tujuan tercapai tidak menyimpang sehingga resiko kegagalan bisa di minimalkan. Agar supaya target tersebut bisa tercapai secara efektif dan efisien maka target tersebut harus diketahui terlebih dahulu ciri-ciri atau kriteria nya agar sistem dapat dibangun dan menuntun dengan jelas dan tegas setiap aktivitas menuju tujuan yang telah ditetapkan.
2.1.5. Pengertian Informasi
Informasi mempunyai peranan penting terhadap suatu unit usaha apapun. Tanpa adanya informasi sebuah unit usaha tidak bisa menjalankan usahanya dengan baik. Pentingnya informasi pada sebuah unit usaha dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap usaha tersebut. Informasi membantu para pelaku ekonomi mengambil keputusan dengan cepat dan mencapai tujuan dengan baik. Jadi bisa dikatakan bahwa informasi merupakan sebuah keterangan yang bermanfaat bagi para pelaku usaha untuk mengambil keputusan sehingga tercapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menurut Susanto (2013:38) mengemukakan bahwa “informasi adalah hasil dari pengolahan data yang memberikan arti dan manfaat.”
Dari definisi teori yang sudah dikemukakan, penulis meyimpulkan bahwa informasi adalah sekumpulan data yang sudah dioah sedemikian rupa untuk membantu penerima dalam mengambil keputusan.
2.1.6. Kualitas Informasi
Berikut ini disampaikan delapan kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan nilai dari suatu informasi. Penjelasan tentang kualitas informasi tersebut dipaparkan dibawah ini menurut Lippeveld, Sauborn, dan Bodart di dalam bukunya Bambang Hartono (2013:17-18) yaitu :
1. Relevansi
Informasi disediakan atau disajikan untuk digunakan. Oleh karena itu, informasi yang bernilai tinggi adalah yang relevan dengan kebutuhan, yaitu untuk apa informasi itu digunakan.
Informasi akan bernilai semakin tinggi, jika tersaji secara lengkap dalam cakupan yang luas. Informasi yang sepotong-sepotong, apalagi tidak tersusun sistematis, tentu tidak akan banyak artinya. Demikian pun bila informasi itu hanya mencangkup area yang sempit dari suatu permasalahan.
3. Kebenaran
Kebenaran informasi ditentukan oleh validitas atau dapatnya dibuktikan. Informasi berasal dari data, dan data fakta. Informasi yang bernilai tinggi adalah informasi yang benar-benar berasal dari fakta, bukan opini atau ilusi. 4. Terukur
Informasi berasal dari data atau hasil pengukuran dan pencatatan terhadap fakta. Jadi, informasi yang bernilai tinggi adalah informasi yang jika dilacak kembali kepada datanya, data tersebut dapat diukur sesuai dengan faktanya. 5. Keakuratan
Informasi berasal dari data atau hasil pengukuran dan pencatatan terhadap fakta. Oleh karena itu kecermatan dalam mengukur dan mencatat fakta akan menentukan keakuratan data dan nilai dari informasi yang di hasilkan. 6. Kejelasan
Informasi dapat disajikan dalam berbagai bentuk teks, tabel, grafik, chart dan lain-lain. Namun, apapun bentuk yang dipilih, yang penting adalah menjadikan pemakai mudah memahami maknanya. Oleh sebab itu, selain bentuk peyajiannya harus benar, juga harus diperhatikan kemampuan pemakai dalam memahaminya.
7. Keluwesan
Informasi yang baik adalah yang mudah diubah-ubah bentuk penyajiannya sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang dihadapi.
8. Ketepatan Waktu
Informasi yang baik adalah informasi yang disajikan tepat pada saat dibutuhkan. Informasi yang terlambat datang menjadi informasi basi yang tidak ada lagi nilainya (misalnya untuk pengambilan keputusan).
2.1.7. Pengertian Sistem Informasi
Menurut Susanto (2013:52) Sistem informasi adalah kumpulan dari sub sistem baik phisik maupun non phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi yang berguna.
Suatu informasi memiliki beberapa komponen yaitu sebagai berikut : 1. Perangkat keras (hardware), mencakup peranti-peranti fisik seperti
computer dan printer.
2. Perangkat lunak (software) atau program, yaitu sekumpulan intruksi yang memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data. 3. Basis Data (database), adalah sekumpulan table hubungan dan lain-lain
yang berkaitan dengan penyimpanan data.
4. Prosedur, adalah sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki.
5. Personil atau orang, adalah semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi, pemrosesan dan penggunaan keluaran sistem informasi.
6. Jaringan computer dan komunikasi data, merupakan sistem penghubung yang memungkinkan sumber (resources) dipakai secara bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai.
2.1.8. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Susanto (2013:72) mengemukakan bahwa Sistem Informasi Akuntansi adalah kumpulan (integrasi) dari sub-sub sistem/bagian/komponen baik phisik ataupun non phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mengolah data transaksi yang berkaitan dengan masalah keuangan menjadi informasi keuangan.
2.1.9. Tinjauan Akuntansi Pembelian
Akuntansi sering disebut “bahasanya dunia usaha” karena akuntansi akan menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang menyelenggarakannya dan pihak luar untuk mengambil keputusan. Suatu perusahaan agar dapat eksis, perusahaan tersebut harus terus beroperasi dengan melakukan sejumlah aktifitas bisnis yang salah satunya adalah transaksi pembelian.
2.1.10. Pengertian Akuntansi
Menurut Hery (2014:6) menyatakan bahwa “Akuntansi dapat disefinisikan sebagai sebuah sistem informasi yang memberikan laporan kepada para pengguna informasi akuntansi atau pada pihak-pihak yang memiliki kepentingan (stakeholders) terhadap hasil kerja dan kondisi keuangan perusahaan,” Berdasarkan teori diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa akuntansi adalah informasi seputar keuangan sebuah perusahaan yang dibutuhkan oleh para pemakai jasa akuntansi dan pihak pihak yang memiliki kepentingan terhadap hasil kinerja dan kondisi keuangan perusahaan.
2.1.11. Siklus Akuntansi
Menurut Hery (2014:66) “Proses akuntansi yang diawali dengan menganalisis dan menjual transaksi, dan diakhiri dengan membuat laporan dinamakan dengan siklus akuntansi (accounting cycle). Produk akhir dari siklus akuntansi ini adalah laporan keuangan.” Tahapan-tahapan dalm siklus akuntansi dapat diurutkan sebagai berikut :
1. Mula-mula dokumen pendukung transaksi dianalisis dan informasi yang terkandung dalam dokumen tersebut dicatat dala jurnal.
2. Lalu data akuntansi yang ada dalam jurnal di posting ke buku besar. 3. Seluruh saldo akhir yang terdapat pada masing-masing buku besar akun
“didaftar” (dipndahkan) ke neraca saldo untuk membuktikan kecocokan antara keseluruhan nilai akun yang bersaldo normal debet dengan keseluruhan niali akun yang bersaldo normal kredit.
4. Menganlisis data penyesuaian dan membuat ayat jurnal penyesuaian. 5. Memposting ayat jurnal penyesuaian ke masing-masing buku besar
akun yang terkait.
6. Dengan menggunakan pilihan (optional) bantuan neraca lajur sebagai kertas kerja ( work sheet), neraca saldo setelah penyesuaian (adjusted
trial balance) dari laporan keuangan disiapkan.
7. Membuat ayat jurnal penutup (closing entry)
8. Memposting data jurnal penutup ke masing-masing buku besar akun yang terkait.
9. Menyiapkan neraca saldo setelah penutupan (post-closing trial
10. Membuat ayat jurnal pembalik (reversing entries) 2.1.12. Pencatatan Jurnal Akuntansi Pembelian
Menurut Hery (2014:35) Jurnal dibedakan menjadi dua yaitu jurnal umum (general jurnal) dan jurnal khusus (special jurnal). Jurnal umum dibuat atas transaksi yang tidak dicatat dalam jurnal khusus. Contoh transaksi yang akan dicatat dalam jurnal umum adalah transaksi retur pembelian, retur penjualan, serta transaksi pembelian peralatan dan perlengkapan secara kredit. Jurnal koreksi (correcting entries), jurnal penyesuaian (adjusting entries) dan jurnal penutup (closing entry) tergolong kedalam jurnal umum.
1. Sistem Pencatatan Perpetual
Dalam sistem perpetual, catatan mengenai harga pokok dari masing-masing barang dagangan yang dibeli maupun yang dijual diselenggarakan secara terperinci. Yang perlu diperhatikan dalam mencatat transaksi barang dagangan dengan menggunakan metode/sistem perpetual ini adalah bahwa akun pembelian, retur pembelian, potongan pembelian, dan angkut ongkos angkut masuk tidak akan pernah digunakan. Seluruh akun tersebut digambarkan dengan akun persediaan barang dagangan. Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk mencatat transaksi pembelian adalah sebagai berikut :
a. Persediaan Barng Dagangan xxx
kas xxx
(apabila pembelian dilakukan secara tunai)
b. Persediaan Barang Dagangan xxx
(apabila pembelian dilakukan secara kredit) 2. Sistem Pencatatan Periodik
Dengan sistem periodik, pembelian barang dagangan akan dicatat dengan menggunakan akun pembelian bukan akun persediaan barang dagangan seperti yang dilakukan pada sistem pencatatan perpetual. Ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi pembelian adalah sebagai berikut :
a. Pembelian xxx
Kas xxx
(apabila pembelian dilakukan secara tunai)
b. Pembelian xxx
Utang Usaha xxx
(apabila pembelian dilakukan secara kredit) 2.2. Peralatan Pendukung (Tools System)
Fungsi dari peralatan pendukung adalah untuk menjelaskan kepada pengguna bagaimana fungsi dari system dapat bekerja dengan baik. Peralatan pendukung tersebut dari :
2.2.1 Pengertian Unified Modeling Language (UML)
Menurut Rosa dan Shalahuddin (2013:133) menyatakan bahwa, “UML adalah standar bahasa yang banyak digunakan di dunia industry untuk mendefinisikan requirement, membuat analisis dan desain, serta menggambarkan arsitektur dalam pemrograman orientasi objek.”
2.2.2. Diagram Unified Modeling Language (UML)
Unified Modeling Language adalah bahasa standar yang digunakan
untuk menuliskan blueprint perangkat lunak. UML dapat digunakan untuk memvisualisasikan, menentukan, membangun, dan mendokumentasikan artifak dari sistem perangkat lunak.
A. Untuk memahami UML, maka diperlukannya membentuk sebuah konsep bahasa pemodelan dan membutuhkan 3 unsur utama yaitu :
1. Things
a) Class, class adalah deskripsi dari sejumlah objek yang memiliki atribut, operasi, dan hubungan semantik.
b) Interface, antar muka yang mengubungkan operasi class atau antar class. c) Colaboration, interaksi dan hubungan antara elemen yang satu dengan yang lainnya.
d) Use case, deskripsi dari urutan tindakan sebuah sistem yang dilakukan aktor, use case direalisasikan menggunakan collaboration.
2. Relationships
Terdiri dari 4 jenis hubungan di dalam UML: a) Dependency
Hubungan semantik antara dua model elemen yang dapat merubah elemen lainnya (sebuah objek berubah mengakibatkan perubahan pada objek yang lain).
b) Association
Hubungan terstruktur pada class yang di gambarkan menggunakan link, link melakukan hubungan antara objek.
Gambar II.2 Association c) Generalization
Hubungan Generalisasi atau spesialisasi dimana elemen khusus (anak) dibangun diatas spesifikasi elemen umum (orang tua atau parent). Child (objek anak) berbagi struktur dan perilaku parent (objek induk).
Gambar II.3 Generalization d) Realization
Realisasi adalah hubungan semantik antara pengklasifikasi dimana satu
classifier menentukan kontrak yang classifier lain untuk menjamin adanya
ikatan diantaranya. Yakni antara interface dengan class, antara use case dan
colaboration.
3. Diagram UML
Menurut Rosa dan Shalahuddin (2013:140) Pada UML terdiri dari 13 macam diagram yang dikelompokkan dalam 3 kategori. Pembagian kategori dan macam-macam diagram tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Berikut ini penjelasan singkat dari pembagian kategori tersebut : 1. Structure Diagrams
Kumpulan diagram yang digunakan untuk menggambarkan suatu struktur statis dari sistem yang dimodelkan.
a. Class diagram
Diagram kelas menunjukan hubungan satu set kelas, interface, dan kolaborasi. Diagram kelas juga merupakan dasar untuk beberapa diagram terkait yaitu diagram komponen dan diagram deployment.
Gambar II.6 Class Diagram b. Object Diagram
Hal-hal yang ada pada object diagram terkandung didalam class diagram. Tujuan dasar dari sebuah object diagram adalah mengikuti sebuah analisa untuk tambahan detail yg tidak tertutupi pada sebuah class.
Gambar II.7 Object Diagram c. Component Diagram
Diagram komponen atau component diagram dibuat untuk
menunjukkan organisasi dan ketergantungan diantara kumpulan komponen dalam sebua sistem.
d. Composite Struktur Diagram
Diagram yang digunakan untuk memodelkan hubungan antara bagian-bagian dari sebuah kelas. Diagram untuk menunjukan dekomposisi secara hirarkis sebuah class ke sebuah struktur internal.
Gambar II.9 Composite Struktur Diagram e. Package Diagram
Mekanisme tujuan umum untuk mengatur model untuk menjadi sebuah hirarki. Sebuah package bisa menjadi anggota package yang lain. Bila dibuat hirarki, package yang palig tinggi akan mengandung package-package yang lain.
Gambar II.10 Package Diagram f. Deployment Diagram
Untuk merepresentasikan hubungan antara hardware yang digunakan dalam infrastruktur sebuah sistem informasi.
Contoh: ketika akan mendesain sebuah sistem informasi terdistribusi akan menggunakan sebuah network area, dan deployment dapat digunakan untuk menggambarkannya dalam sebuah jaringan.
2. Behavior Diagrams
Kumpulan diagram yang digunakan untuk menggambarkan kelakuan sistem atau rangkaian perubahan yang terjadi pada sebuah sistem
a. Use Case Diagram
Shalahuddin dan Sukamto (2013:155) Merupakan pemodelan untuk kelakuan (behavior) sistem informasi yang akan dibuat.
Gambar II.11 Use Case Diagram b. Activity Diagram
Sebuah diagram yang menggambarkan aktivitas dari sebuah sistem dan penggunaan diagram ini untuk sebuah analisa sistem. Activity diagram termasuk kedalam diagram behaviour.
Gambar II.12 Activity Diagram c. State Machine Diagram
Shalahuddin dan Sukamto (2013:163) Diagram mesin status atau sering disebut juga diagram status, digunakan untuk menggambarkan perubahan status atau transisi status dari sebuah mesin atau sistem atau objek.
3. Interaction Diagrams
Kumpulan diagram yang digunakan untuk menggambarkan interaksi sistem dengan sistem lain maupun interaksi antar subsistem pada suatu system.
a. Sequence Diagram
Shalahuddin dan Sukamto (2013:16) Menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan dan diterima antar objek.
b. Communication Diagram
Sejenis diagram interaksi yang lebih menekankan pada link data diantara bermacam-macam participant pada interaksi tersebut.
Gambar II. 15 Communication Diagram c. Timing Diagram
Shalahuddin dan Sukamto (2013:169) Merupakan diagram yang fokus pada penggambaran terkait dengan batasan waktu. Timing diagram digunakan untuk menggambarkan tingkah laku sistem dalam periode waktu tertentu.
Gambar II. 16 Timing Diagram d. Interaction Diagram
Pencangkokan secara bersama antara activity diagram dengan sequence diagram. Interaction diagram bisa dianggap sebagai activity diagram dimana semua aktivitas diganti dengan sedikit sequence diagram, atau bisa dianggap sebagai
sequence diagram yang dirincikan dengan notasi activity diagram yang digunakan
Gambar II.17 Interaction Diagram 2.2.3. Pengertian Entity Relationship Diagram (ERD)
Menurut Ladjamudin (2013:142) “ERD adalah suatu mode jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan dalam sistem secara abstrak.” ERD ini berbeda dengan DFD yang merupakan suatu model jaringan fungsi yang akan dilaksanakan oleh sistem.
Menurut Rosa dan Shalahuddin (2015:50) “ERD adalah bentuk paling awal dalam melakukan perancangan basis data resional. Jika menggunakan OODBMS maka perancangan ERD tidak diperlukan.
Berdasarkan pengertian dari para ahli diatas dapat disimpulkan, bahwa ERD adalah suatu model jaringandalam melakukan perancangan basis data resional.
Ada dua komponen utama pembentuk model Entity-Relationship, yaitu Entitas (Entity) dan Relasi (Relation). Kedua komponen ini dideskripsikan lebih jauh melaui sejumlah atribut/property.
1. Entitas (Entity) dan Himpunan Entitas (Entitas Set)
Entitas merupakan individu yang mewakili sesuatu yang nyata dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain. Sekelompok entitas yang sejenis dan berada dalam lingkup yang sama membentuk sebuah himpunan entitas (Entity Set). Sederhananya Entitas menunjuk pada individu suatu objek, sedang himpunan Entitas menunjuk pada rumpun atau (Family) dari individu tersebut.
2. Atribut (Attributes/ Properties)
Setiap Entitas pasti memiliki atribut yang mendeskripsikan karakteristik (property) dari entitas tersebut. Sebagaimana teah disebutkan sebelumnya, penentuan atau pemilihan atribut-atribut yang relevan bagi sebuah entitas merupakan hal yang penting lainnya dalam pembentukan model data.
3. Relasi (Relationship) dan Himpunan Relasi (Relationship Sets)
Relasi menunjukan adanya hubungan diantara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda. Kumpulan semua relasi diantara entitas-entitas yang terdapat pada himpunan entitas-himpunan entitas membentuk Himpunan Relasi (Relationship Sets).
4. Kardinalitas/Derajat Relasi
Kardinalitas Relasi menunjukan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas lainnya. Kardinalitas relasi yang terjadi diatara dua himpunan entitas (misalnya A dan B) dapat berupa :
a. Satu ke Satu (one to one)
Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas B, dan begitu juga sebaliknya setiap entitas pada himpunsn entitas B berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas A.
b. Satu ke Banyak (one to many)
Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya, dimana setiap himpunan entitas B berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas A.
c. Banyak ke Satu (many to one)
Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya, dimana setiap entitas pada himpunan entitas Aberhubungan dengan paling banyak entitas pada himpunan entitas B.
d. Banyak ke Banyak (many to many)
Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, dan demikian juga sebaliknya, dimana setiap entitas pada himpunan entitas B dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas A.
5. Tahapan Pembuatan Diagram E-R
a. Mengidentifikasi dan menetapkan seluruh himpunan entitas yang terlibat.
b. Menentukan atribut-atribut key dari masing-masing himpunan entitas.
c. Mengidentifikasi dan menetapkan seluruh himpunan relasi diantara himpunan entitas-himpunan entitas yang ada beserta foreign key nya.
d. Menentukan derajat/kardinalitas relasi untuk setiap himpunan relasi. e. Melengkapi himpunan entitas dan himpunan relasi dengan
atribut-atribut deskriptif (non key). 2.2.4. Pengertian SDLC
Pada awal perkembangan perangkat lunak, para pembuat program (programmer) langsung melakukan pengodean perangkat lunak tanpa menggunakan prosedur atau tahapan pengembangan perangkat lunak. Dan ditemuilah kendala-kendala seiring dengan perkembangan skala sistem-sistem perangkat semakin besar.
Menurut Rosa dan Shalahuddin (2013:26) SDLC atau Software
Development Life Cycle adalah proses mengembangkan atau mengubah suatu
sistem perangkat lunak dengan menggunakan model-model dan metodologi yang digunakan orang untuk mengembangkan sistem-sistem perangkat lunak sebelumnya (berdasarkan best practice atau cara-cara yang sudah teruji baik).
Tahapan-tahapan yang sudah ada pada SDLC secara global adalah sebagai berikut :
1. Inisiasi (Initiation)
Tahap ini biasanya di tandai dengan pembuatan prosposal proyek perangkat lunak.
2. Pengembangan konsep sistem (System Concept Develpoment)
Mendefinisikan lingkup konsep termasuk dokumen lingkup sistem, analisis manfaat biaya, manajemen rencana, dan pembelajaran kemudahan sistem.
3. Perancangan (Planning)
Mengembangkan rencana manajemen proyek dan dokumen perencanaan lainnya. Menyediakan dasar untuk mendapatkan sumber daya (resources) yang dibutuhkan untuk memperoleh solusi.
4. Analisis kebutuhan (Requirements Analysis)
Menganalisis kebutuhan pemakai sistem perangkat lunak (user) dan mengembangkan kebutuhan user . Membuat dokumen kebutuhan fungsional.
5. Desain (Design)
Mentransformasikan kebutuhan detail menjadi kebutuhan yang sudah lengkap, dokumen desain sistem fokus bagaimana dapat memenuhi fungsi-fungsi yang dibutuhkan.
6. Pengembangan (Develpoment)
Mengonversi desain ke sistem informasi yang lengkap termasuk bagaimana memeperoleh dan melakukan instalasi lingkungan sistem yang dibutuhkan, membutuhkan basis data dan mempersiapkan prosedur kasus pengujian, mempersiapkan berkas atau file pengujian, pengodean, pengompialasian, memeperbaiki dan membersihkan program, peninjauan pengujian.
7. Integrasi dan Pengujian (Integration and Test)
Mendemonstrasikan sistem [erangkat lunak bahwa telah memenuhi kebutuhan yang dispesifikasikan pada dokumen kebutuhan fungsional. Dengan diarahkan oleh staf penjamin kualitas (Quality Assurance) dan
user. Menghasilkan laporan analisis pengujian.
8. Implementasi (Implementation)
Termasuk pada persiapan implementasi, implementasi perangkat lunak pada lingkungan produksi (lingkungan pada user) dan menjalankan reso;usi dari permasalahan yang teridentifikasi dari fase integrasi dan pengujian.
9. Operasi dan Pemeliharaan (Operations and Maintenance)
Mendeskripsikan pekerjaan untuk mengoperasikan dan memelihara sistem informasi pada lingkungan produksi (lingkungan pada user) termasuk implementasi akhir dan masuk pada pengujian.
10. Disposisi (Disposition)
Mendeskripsikan aktifitas akhir dari pengembangan sistem dan membangun data yang sebenarnya yang sesuai dengan aktifitas user. 2.2.5. Model SDLC
Menurut Rosa dan Shalahuddin (2013:28) SDLC memiliki beberapa model dalam penerapan tahapan prosesnya, model-model SDLC adalah sebagai berikut :
1. Model Waterfall
Model air terjun (waterfall) sering juga disebut sequential linear atau daur hidup klasik. Model air terjun menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sekuensial atau terurut dimulai dari analisis, desain, pengodean, pengujian dan tahap pendukung (support).
2. Model Prototipe
Model prototype dapat digunakan untuk menyambungkan ketidakpahaman pelanggan mengenai hal teknis dan memperjelas spesifikasi kebutuhan yang diinginkan pelanggan kepada pengembang perangkat lunak.
3. Model Rapid Application Develpoment (RAD)
Model proses perangkat lunak yang bersifat incremental terutama untuk waktu pengerjaan yang pendek. Model RAD adalah adaptasi dari model air terjun versi kecepatan tinggi dengan model air terjun untuk pengembangan setiap komponen perangkat lunak.
4. Model Iteratif
Model Iteratif mengkombinasikan proses-peroses pada model air terjun dan iterative pada model prototype. Model incremental akan menghasilkan versi-versi perangkat lunak yang sudah mengalami
penambahan fungsi untuk setiap pertambahannya
(inkremen/increment). 5. Model Spiral
Model Spiral menyediakan pengembangan dengan cara cepat dengan perangkat lunak yang dimiliki versi yang terus bertambah fungsinya (increment).
2.2.6. Pengertian LRS (Logical Record Structure)
Menurut Sukmaindrayana dan Rahman Sidik (2017:35) “LRS merupakan reprentasi dari struktur record-record pada tabel-tabel yang terbentuk dari hasil antar himpunan Entitas”.
Konversi ERD ke LRS sebuah model sistem yang digambarkan dengan ERD akan mengikuti pola pemodelan tertentu. Dalam kaitannya, dengan konversi ke LRS untuk perubahan yang terjadi adalah mengikuti aturan-aturan sebagai berikut :
a. Setiap entitas diubah kebentuk kotak dengan nama entitas, berada diluar kotak dan atribut berada di dalam kotak.
b. Sebuah relationship kadang disatukan, dalam sebuah kotak bernama entitas, kadang sebuah kotak bersama-sama dengan entitas, kadang disatukan dalam sebuah kotak tersendiri.
c. Konversi LRS ke relasi tabel atau tabel adalah bentuk pernyataan secara grafis dimensi, yang terdiri dari kolom dan baris. Relasi adalah bentuk visual dari sebuah file, dan tiap tuple dalam sebuah
field, atau dalam bentuk lingkaran Diagram Entity Relationship
dikenal dengan sebutan atribut. Konversi dari logical structure, dilakukan dengan cara :
1. Nama Logical Record Structure menjadi nama relasi 2. Tiap atribut menjadi sebuah kolom dalam relasi. 2.2.7. Pengertian User Interface
Menurut Nurlatifa dkk (2014:333) “Setiap teknologi informasi memiliki interface atau antarmuka yang berfungsi untuk menjembatani antar pengguna dengan teknologi itu sendiri. Tekonologi Informasi satu dengan yang lain memiliki desain interface yag berbeda-beda sesuai dengan fungsi dan kebutuhan penggunanya.”
Sebuah kelas dapat menimplementasikan lebih dari satu antarmuka yang dibutuhkan oleh kelas itu sejaligus mendefinisikan isinya pada kode program kelas itu. Metode pada antarmuka yang diimplementasikan pada suatu kelas harus sama persis dengan dengan yang ada pada antarmuka.
2.2.8. Pengertian Java 1. Pengenalan Java
Java merupakan salah satu bahasa pemrograman yang bersifat miltiflatform dengan slogan dari para pengembangnya adalah “Write
once one everyehere” sehingga aplikasi yang dikembangkan
menggunakan bahasa java akan dapat dijalankan pada berbagai macam platform, atau sistem operasi. Hal ini menjadi salah satu solusi dari berbagai macam bahasa pemrograman yang ada di dunia IT saat ini, yang biasanya hanya dapat dijalankan pada satu sistem operasi saja dan tidak dapat dijalankan di sistem operasi yang lain.
2. Pengertian Java
Menurut Utomo (2013:2) ada dua pengertian dari Java yaitu : a. Sebagai bahasa pemrograman
Java merupakan bahasa pemrograman yang berorientasi objek yang sintaksnya mengikuti bentuk bahasa C dan C++ sehingga bagi orang programmer bahasa C tidak akan kesulitan ketika akan berimigrasi ke bahasa java karena sintaksnya hampir sama.
b. Sebagai platform yang menjalankan program aplikasi lain yang dibangun menggunakan bahasa java
Pada platform lain memerlukan prosedur secara bentuk fisik dan dan sistem operasi, missal prosesor intel dengan sistem operasi Windows 7. Berbeda dengan Java ketika berfungsi sebagai platform terdiri dari sebuah mesin virtual dan media untuk melakukan eksekusi (execution environtment). Kode sumber pada Java juga
tidak perlu diubah ketika akan di compile ulang pada sistem operasi lainnya. Hasil komplisi dari kode sumber Java bukanlah kode mesin namun berupa bytecode dengan ekstensi class. Bytecode ini bisa langsung dieksekusi pada setiap sistem operasi dengan menggunakan JVM sebagai interpreter terhadap bytecode tersebut. 3. Database
Hampir semua bahasa pemrograman computer saat ini selalu berhubungan dengan database sebagai media penyimpanan datanya. Java merupakan salah satu bahasa pemrograman yang multi database, artinya dapat mendukung penggunaan berbagai macam database, antara lain Microsoft Acces, MySQL dan Oracle.
Untuk melakukan koneksi Java ke masing-masing jenis database tersebut, diperlukan konektor atau library yang akan menghunungkan antara Java dengan database tersebut, yang akan dikenal dengan JDBC (Java Database Coonectivity). Salah satu database yang mendukung pemrograman Java adalah MySQL. Database MySQL merupakan salah satu database yang bersifat open sources yang banyak digunakan oleh perusahaan jelas dunia, seperti Facebook, Google, Adobe, Alcatel Lutel, dan Zappos. Salah satu kelebihan yang ada pada database ini adalah performa yang tinggi, relialibitas, dan kemudahannya. MySQL dapat dijalankan pada lebih dari 20 platform seperti pada Linux, Windows, Mac OS, Solaris, serta IBM AIX. Selain itu, MySQL mempunyai tool database, support, pelatihan serta banyaknya forum di
dunia maya sehingga berbagai permasalahan terkait database MySQL dapat dengan mudah ditemukan solusinya dengan cepat.
MySQL dimiliki dan disponsori oleh sebuah perusahaan komersial Swedia, yaitu MySQL AB. Perusahaan tersebut memegang penuh hak cipta atas hampir semua kode sumbernya. MySQL mempunyai cukup banyak fitur yang dapat digunakan dan dimaksimalkan dalam membuat aplikasi Java yang menggunakan database antara lain :
a. MySQL mendukung RDBMS (Relational Database Management
System), artinya database ini mempunyai kumpulan data yang
terstruktur dan dapat melakukan berbagai macam operasi data sesuai permintaan pengguna.
b. Mendukung arsitektur client-server, artinya database MySQL dapat terinstal deserver, kemudian klien dapat pada computer yang sama di server atau bisa dikomputer lain yang berkomunikasi dengan server melalui jaringan computer, baik internet maupun intranet. c. Mendukung penggunaan bahasa SQL standar.
d. Mendukung berbagai operasi yang mempermudah dan mempercepat proses eksekusi di MySQL, antara lain subquery, stored-prosedure (sejak versi MySQL.5), views dan triggers.
e. Bersifat free atau bebas didownload dan digunakan. f. Stabil dan tangguh.
g. Fleksibel ketika disandingkan dengan berbagai macam bahasa pemrograman.
i. Adanya dukungan banyak dari forum dan komunitas.