• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTEMUAN 3 Laporan Keuangan Fiskal Pend

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERTEMUAN 3 Laporan Keuangan Fiskal Pend"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERTEMUAN 3:

LAPORAN KEUANGAN FISKAL (PENDEKATAN UMUM DAN PERBEDAAN ORIENTASI PELAPORAN)

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Akuntansi komersial dan perpajakan, mahasiswa harus mampu dan memahami :

3.1 .Laporan Keuangan Fidkal dengan Pendekatan Umum

3.2 Laporan Keuangan Fiskal dan Komersial Perbedaan Orientasi Pelaporan

B. URAIAN MATERI

Tujuan Pembelajaran 3.1:

Laporan Keuangan F iskal dengan Pendekatan Utama

1. Akuntansi Pajak

Transaksi Pajak pada dasarnya serupa dengan transaksi pada akuntansi. Jadi, transaksi pajak adalah transaksi ekonomi yangmenjadi objek akuntansi untuk dihitung, dicatat, dilaporkan, disajikan dan diungkapkan sesuai denganstandar akuntansi yang berlaku. Kekeliruan atau bahkankesalahan yang disengaja atau penghilangan transaksi ekonomi yangmenjadi objek pajak akan berimplikasi pada koreksi dan sanksi Fiskaldan berkembang istilah akuntansi pajak.

Pasal 1 angka 29 UU KUP (UU nomor 28 tahum 2007) Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi HARTA, KEWAJIBAN, MODAL, PENGHASILAN dan BIAYA, serta jumlah HARGA PEROLEHAN dan PENYERAHAN barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa NERACA, dan LAPORAN LABA RUGI untuk periode Tahun Pajak tersebut. Laporan Keuangan tersebut wajib dilampirkan dalam penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) sesuai dengan pasal 4, (4A) dan 4 (B) Undang – Undang KUP.

Ketentuan Pajak sebagaimana diatur dalam pasal 4 ayat (4) Undang – UndangKUP yang menyatakan bahwa Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan oleh Wajib Pajak yang wajib menyelenggarakan pembukuan harus dilampiri dengan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi serta keterangan lain yang diperlukan untuk menghitung

(2)

Hal ini menunjukan bahwa Laporan Keuangan memiliki peran penting dalam bidang perpajakan, khususnya sebagai dasar dalam penghitungan besarnya pajak yang terhutang. Laporan Keuangan yang dihasilkan dari pembukuan, disamping sebagai dasr dalam pengisian SPT juga nantinya harus mampu mendukung atau membuktikan kebenaran angka – angka yang dilaporkan dalam SPT tersebut khususnya pada saat pemeriksaanatau penyidkan pajak. 2. FUNGSI AKUNTANSI PAJAK

Fungsi akuntansi adalah menyajikan data kuantitatif yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan, oleh karena itu akuntansi harus dapat memenuhi tujuan kualitatif. Sedangkan fungsi akuntansi pajak adalah mengolah data kuantitatif yang akan digunakan untuk menyajikan laporan keuangan yang memuat perhitungan perpajakan.

Agar dapat menyajikan data kuantitatif yang aakan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan berkaitan dengan perpajakan maka Akuntansi pajak harus memenuhi

tujuan kualitatif.

Tujuan Kualitatif Akuntansi pajak antara lain sebagai berikut:

1. Relevan

A. Laporan Keuangan yang dihasilkan dalam akuntansi pajak harus relevan antara data yang dimiliki WP dengan adanya kewajiban ataupun yang timbul dalam kaitannya dengan perpajakan

B. Berdasarkan pasal 28 ayat 9, catatan termasuk laporan keuangan yang dihasilkan dapat dipergunakan untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak dan besarnya pajak yang terhutang

2. Dapat Dimengerti

A. Laporan Keuangan yang dihasilkan dalam akuntansi pajak harus dapat dimengerti, baik oleh WP maupun pihak lain termasuk oleh fiscus

B. Berdasrkan pasal 28 ayat 4, pembukuan diselenggarakan dengan menggunakan huruf latin dan angka arab, satuan mata uang rupiah, dengan menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa asing yang diizinkan, mengandung arti agar laporan keuangan yang dihasilkan dapat dimengerti

3. Daya Uji

(3)

B. Pasal 28 ayat 9 UU KUP bahwa catatan yang dipergunakan untuk menghitung penghasilan kena pajak, yang dilakukan oleh WP akan menghasilkan angka yang sama apabila dihitung oleh pihak lain, termasuk oleh fiscus

4. Netral

A. Laporan keuangan yang dihasilkan dalam akuntansi pajak harus netral, tidak memihak kepada WP dan juga tidak memihak kepada pihak lain termasuk pihak negara (pihak yang sangat berkaitan dengan penerimaan perpajakan)

B. Pasal 28 ayat 3 UU KUP, pembukuan yang dilakukan oleh WP harus berdasarkan itikad baik dan mencerminkan keadaan yang sesungguhnya

5. Tepat Waktu

A. Laporan keuangan yang disajikan dalam akuntansi pajak harus tepat waktu, sesuai dengan tahun takwim atau tahun buku yang dipergunakan oleh WP

B. Pasal 1 ayat 7 UU PPh, Laporan keuangan WP dibuat berdasarkan tahun takwim atau tahun buku

6. Daya Banding

A. Laporan keuangan yang dihasilkan dalam akuntansi pajak harus memiliki daya banding, terutama dengan peraturan perpajakan

B. Penjelasan pasal 28 ayat 7 UU KUP, pembukuan harus diselenggarakan dengan cara atau sistem yang lazim dipakai di Indonesia, seperti Standar Akuntansi keuangan (SAK), atau berdasarkan ketentuan peraturan perundangan

7. Lengkap

A. Laporan keuangan yang disajikan dalam akuntansi pajak harus lengkap, tidak terdapat data yang tidak terakumulasi dalam laporan keuangan

B. Pasal 28 ayat 7 UU KUP, pembukuan sekurang-kurangnya memuat catatan harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta pembelian dan penjualan

Tujuan Pembelajaran 3.2:

Laporan Keuangan Fiskal dan Komersial Perbedaan Orientasi Pelaporan

(4)

Apabila kita lihat dari pemakai laporan keuangan fiskal, yaitu pihak negara (administrasi pajak) lebih berkepentingan terhadap beberapa unsur yang terdapat laporan keuangan fiskal antara lain Laba tahun berjalan untuk mengitung pajak penghasilan, Distribusi laba untuk menghitung pajak atas pembayaran dividen, Peredaran usaha untuk menghitung Pajak pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), pengeluaran untuk karyawan dan pembelian jasa lain untuk menghitung pemotongan pajak penghasilan.

Berbeda dengan Laporan keuangan fiskal, pemakai laporan keuangan komersial

adalah berbagai pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda- beda sehingga informasi yang diperlukan adalah berkaitan dengan kinerja ekonomi dan keadaan finansial perusahaan.

Pelaporan akuntansi komersial dan akuntansi pajak memerlukan penilaian atas setiap fakta untuk menentukan posisi finansial (harta,utang dan modal) dan hasil operasi (pendapatan dan biaya). Walaupun berbeda antara kedua laporan keuangan tersebut tetapi mempunyai keterkaitan satu sama lain. Dalam penyusunan laporan keuangan komersial dan pajak terdapat perbedaan orientasi dan sifat pelaporan terutama menyangkut tingkat toleransi fleksibilitas pemilihan standar.

(5)

2. HUBUNGAN AKUNTANSI PAJAK DENGAN AKUNTANSI KOMERSIAL

Dari akuntansi komersial, seseorang dapat memperoleh suatu konsepsi bahwa tiap

organisasi (satuan usaha atau aktivitas) memerlukan informasi tentang keadaan yang

sudah terjadi selama suatu periode tertentu. Informasi itu disajikan oleh akuntansi kepada

manajemen atau pihak lain sehingga dapat diambil suatu penilaian dan kesimpulan yang

terjadi serta keputusan yang dilakukan selanjutnya. Bagaimana informasi itu diramu,

dikemas dan disajikan sangat ditentukan oleh praktek dan kelaziman yang berlaku dalam

profesi akuntansi serta diselaraskan dengan pembaca dan tujuan pembuatan laporan.

Tujuan akuntansi komersial antara lain untuk menyediakan laporan dan informasi

keuangan serta informasi yang lain kepada, misalnya pimpinan perusahaan. Akuntansi

perpajakan dapat dirumuskan sebagai bagian dari akuntansi yang menekankan kepada

penyusunan surat pemberitahuan pajak (tax return) dan pertimbangan konsekuensi

perpajakan terhadap transaksi atau kegiatan perusahaan. Akuntansi perpajakan secara

khusus menyajikan laporan keuangan dan informasi lain kepada administrasi pajak.

Penyajian itu sebagai pemenuhan kewajiban perpajakan (tax compliance). Walaupun secara

teknis proses penyajian laporan tidak diatur secara rinci dalam ketentuan perpajakan,

pengukuran dan penilaian atas suatu fakta sangat dipengaruhi oleh ketentuan perpajakan.

Ketentuan perpajakan merupakan produk lembaga legislatif yang mengikat semua anggota

masyarakat (termasuk profesi akuntan). Dengan demikian, apabila terjadi

kekurangsesuaian antara ketentuan perpajakan dan praktek atau standar akuntasi yang

berlaku umum, Undang-undang Perpajakan mempunyai prioritas untuk dipatuhi di atas

praktek dan kelaziman akuntansi. Keengganan mematuhi ketentuan itu dapat membawa

kerugian material bagi perusahaan. Akuntansi mengasumsikan bahwa praktek-praktek

akuntasi dilakukan dengan sehat (sound-accounting practice) yaitu sesuai dengan SAK. Jika

terjadi praktek-praktek akuntansi yang tidak sehat atau menyimpang dari SAK, dibedakan

antara :

a. Tidak material, tidak mempengaruhi opini akuntan publik b. Material, akan mempengaruhi opini akuntan publik

(6)

GAMBAR 3.1

Pelanggaran Akuntansi Komersial dan Akuntansi Pajak AKUNTANSI

S.A.K

MELANGGAR

TIDAK ADA SANKSI

MEMPENGARUHI OPINI AKUNTAN PUBLIK - Unqualified Opinion

- Qualified Opinion - No Opinion - Disclaimer

PPh UU PPh & KUP

MELANGGAR

PEMERIKSAAN PAJAK DIKENAKAN SANKSI

STP/SKP

SANKSI ADMINISTRASI - Denda

- Bunga - Kenaikan

Ada bukti permulaan tindak pidana perpajakan (TPP)

PENYIDIKAN

PENGADILAN

Terbukti ada TPP

(7)

C. Tugas

Tugas Pertemuan ke 3

LAPORAN KEUANGAN FISKAL (PENDEKATAN UMUM DAN PERBEDAAN ORIENTASI PELAPORAN)

Setelah membaca Materi diatas diharapkan anda memahami materi tersebut : 1. Jelaskan Persamaan Akuntansi Pajak dan Akuntansi Komersial ?

2. Jelaskan Hubungan Akuntansi Pajak dan Akuntansi Komersial ? C. DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan;

Ilyas B.Wiryawan, Diaz.2014. Akuntansi Perpajakan. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media

Yusuf Al Haryono. 2014.Dasar dasar Akuntansi Jilid 2. Yogyakarta: Penerbit STIE YKPN.

Samryn.2011. Pengantar Akuntansi. EdisiIFRS. Buku 1. Jakarta: Penerbit PT.Raja Grafindo Perkasa

Hery.2014. Akuntansi Perpajakan. Jakarta: Penerbit PT. GramediaWidiasarana Indonesia

Purwono Hery.2010. Dasar dasar Perpajakan dan Akuntansi Pajak. Jakarta: Penerbit Erlangga

BinaFiscal Indonesia.2016. Brevet A dan B. Jakarta: Penerbit Tax Center Unpam

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2007 tentang Perubahan ketiga atas undang- undang nomor 6 tahun 1983 tentangKetentuan Umum dan tata cara Perpajakan

Gunadarma. 2015. “Akuntansi Pajak”. http://elearning.gunadarma.ac.id diakses 5 Sept 2016.

GLOSARIUM

Opini : Pendapat AkuntanPublik terhadap penyajian Laporan Keuangan setelah dilakukan audit pemeriksaan Laporan Keuangan.

Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)

Pendapat ini disebut juga unqualified opinion, clean opinion, pendapat tanpa cacat, pendapat bersih, pendapat WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dan lain-lain. Akuntan publik akan memberikan pendapat atau opini seperti ini apabila laporan keuangan secara umum menggambarkan posisi keuangan dan hasil usaha yang wajar yang didasarkan pada

(8)

Pendapat Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion)

Pendapat ini disebut juga pendapat wajar dengan pengecualian, qualified opinion, pendapat wajar dengan catatan, atau pendapat bersyarat. Pendapat atau opini ini akan diberikan oleh akuntan publik apabila ia menilai bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar dalam arti disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dilihat dari keseluruhan laporan, namun ada hal-hal tertentu yang tidak dapat diterima oleh akuntan yang sifatnya material tetapi tidak sampai merusak kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.

Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)

Pendapat tidak wajar disebut juga adverse opinion. Pendapat atau opini ini diberikan oleh akuntan publik apabila laporan keuangan secara umum menggambarkan posisi yang tidak

wajar baik karena banyak perkiraan atau jumlah yang menjadi masalah, maupun karena penerapan prinsip akuntansi lainnya yang tidak tepat atau penerapannya yang tidak konsisten. Singkatnya pendapat ini diberikan dalam situasi yang bertentangan dengan syarat-syarat agar laporan keuangan dapat dinyatakan wajar.

Menolak Memberi Pendapat (Disclaimer of Opinion)

Referensi

Dokumen terkait

Sejumlah pin yang sebenarnya merupakan pin digital tetapi sejumlah pin tersebut dapat diprogram kembali menjadi pin output analog dengan cara membuat programnya

upaya atau tindakan yang dilakukan oleh guru atau peneliti untuk memecahkan masalah pembelajaran melalui kegiatan penelitian. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP

Berdasarkan pembahasan skripsi yang telah diuraikan di atas, maka dapat peneliti simpulkan bahwa pelaksanaan manajemen pelatihan da`i di Pondok Pesantren Musthafawiyah

Jika kebijakan subsidi BBM dicabut, maka akan berdampak sangat buruk bagi nelayan dimana dapat menurunkan pendapatan rerata 89.5%, bahkan untuk nelayan kecil khususnya akan

 Tanya jawab mengenai hasil temuan dari berbagai referensi dan mencermati contoh jenis-jenis sumber daya alam di buku teks (hal 59 - 60) (nilai yang ditanamkan: Kerja

Peranan perempuan dalam pengembangan pendidikan Non Formal Keagamaan dan Non Keagamaan melalui Badan Kontak Majelis Ta’lim (BKMT) Kota Pekanbaru dapat terlihat dari

Ayahnya adalah seorang hakim, dan kakeknya yang terkenal dengan sebutan “Ibnu Rusyd kakek” ( al-Jadd ) adalah kepala hakim di Cordova.Ibnu Rusyd adalah seorang ulama

LUARAN PENELITIAN Luaran wajib dari penelitian dana internal berupa satu artikel ilmiah minimal pada jurnal penelitian yang memiliki ISSN.. Luaran lainnya yang diharapkan