• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL PENELITIAN. dengan jumlah sampel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V HASIL PENELITIAN. dengan jumlah sampel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

5.1 Gambaran Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah makanan yang disajikan kepada pasien dengan jumlah sampel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 50 sampel. Gambaran tentang sampel penelitian berdasarkan tempat perawatan (IRNA) dan pendidikan ahli gizi dapat dilihat pada table 5.1 berikut ini.

Tabel 5.1

Gambaran Sampel Penelitian Berdasarkan Tempat Perawatan (IRNA) dan Pendidikan Ahli Gizi

Variabel n (%) Tempat perawatan IRNA B 22 (44,00) IRNA C 18 (36,00) IRNA D 10 (20,00)

Pendidikan Ahli Gizi

DIII Gizi 46 (92,00)

DIV Gizi 4 (8,00)

Hasil analisis deskriptif diperoleh data dari rekam medis menurut tempat perawatan (IRNA) sebagian besar sampel penelitian 44,00 % dirawat di IRNA B, dan paling sedikit 20,00% dirawat di IRNA D. Berdasarkan pendidikan ahli gizi sebagian besar dengan kualifikasi pendidikan DIII Gizi sebanyak 92,00% dan paling sedikit 8,00% dengan kualifikasi pendidikan DIV Gizi.

(2)

5.2 Gambaran Kandungan Zat Gizi Berdasarkan Tahapan Terapi Gizi Medik Yang Diberikan

Terapi Gizi Medik merupakan tahapan pemberian makanan kepada pasien

rawat inap untuk membantu proses penyembuhan penyakit yang terdiri dari preskripsi diet, kitir makanan, pemorsian makanan, dan makanan yang disajikan. Berdasarkan terapi gizi medik yang diberikan dengan menunjukkan nilai Mean ± SD dapat dilihat pada Tabel 5.2 berikut ini.

Tabel 5.2

Gambaran Kandungan Zat Gizi

Berdasarkan Tahapan Terapi Gizi Medik Yang Diberikan

Kandungan Zat Gizi Tahapan Terapi Gizi Medik (Mean ± SD)

Preskripsi Kitir Pemorsian Makanan Yang Diet Makanan Makanan Disajikan

Energi (kalori) 1728±151,2 1787,8±155,8 1787,8±155,8 1794±155,1 Protein (gram) 57,4±4,4 60,3±5,7 60,3±5,7 61,8±5,2

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai Mean ± SD terapi gizi medik yang terdiri dari preskripsi diet, kitir makanan, pemorsian makanan, dan makanan yang disajikan menunjukkan nilai kandungan zat gizi (energi dan protein) sudah sesuai dengan preskripsi diet yang diberikan oleh dokter spesialis gizi klinik karena masih dalam rentang range 95% limit of agreement.

(3)

1.3 Hasil Analisis Kesesuaian Kandungan Energi dan Protein Pada Pasien Rawat Inap Yang Mendapatkan Terapi Gizi Medik di RSUP Sanglah Denpasar

Analisa Kesesuaian Kandungan Zat Gizi pada pemberian Terapi Gizi Medik adalah salah satu cara untuk mengevaluasi pemberian nutrisi berdasarkan zat gizi yang diberikan meliputi energi (kalori), dan protein (gram) kepada pasien rawat inap ditentukan dari nilai mean difference, 95% limit of agreement, nilai r, dan nilai p dengan analisa STATA Bland Altman yang dapat dilihat pada Tabel 5.3 dan Tabel 5.4 berikut ini.

Tabel 5.3

Nilai Mean Difference dan 95% Limit of Agreement

Berdasarkan Analisis Kesesuaian Kandungan Energi dan Protein Pada Pasien Rawat Inap Yang Mendapatkan Terapi Gizi Medik

di RSUP Sanglah Denpasar

Tahapan Kandungan Mean 95% TGM Zat Gizi Difference Limit of Agreement ( Tahap 1)

Preskripsi Diet Energi (kalori) 23,801 -162,000-38,000 & Kitir Makanan Protein (gram) 1,200 -9,778-4,500

(Tahap 2)

Kitir Makanan Energi (kalori) 0,000 0,000 & Pemorsian Mkn Protein (gram) 0,000 0,000

(Tahap 3)

Pemorsian Makanan Energi (kalori) 6,284 -98,319-22,479 & Mkn Disajikan Protein (gram) 1,002 -4,680-1,017 (Tahap 4)

Preskripsi diet Energi (kalori) 26,084 -166,230-30,069 & Mkn Disajikan Protein (gram) 1,384 -10,828-3,070

(4)

Tabel 5.3 menunjukkan nilai mean difference dan 95% limit of aggrement dari analisis kesesuaian kandungan energi dan protein pada pasien rawat inap yang mendapatkan terapi gizi medik. Pada Tahap 1 dari pemberian terapi gizi medik yaitu preskripsi diet dan kitir makanan diperoleh perbedaan kandungan energi dan protein yang diberikan, namun secara klinis perbedaan itu masih bisa diterima. Hal ini dapat dilihat dari nilai mean difference yang masih berada dalam

range yang sempit pada 95% limit of agreement yang dapat dilihat dengan gambar

plot dibawah ini.

Gambar 5.1 Plot Bland Altman Kesesuaian Kandungan Energi (kalori) Antara Preskripsi Diet dan Kitir Makanan

Plot Bland Altman diatas menunjukkan excellent egreement yang sebaran

range pemberian energi (kalori) masih dalam rentang 95% limit of agreement

(-162,000-38,000), dan nilai sebaran pemberian terapi gizi medik ditunjukan dengan besar kecil bulatan, dimana semakin besar bulatan berarti dari 50 sampel penelitian yang diperoleh paling banyak berada pada sebaran range tersebut, dan sebaliknya dimana semakin kecil bulatan berarti diperoleh paling sedikit berada pada sebaran range pemberian energi yang diberikan kepada pasien rawat inap.

(5)

Pada gambar plot 5.1 diatas mengambarkan sebagian besar sebaran range dengan terdapat bulatan besar yang artinya sebaran paling banyak memiliki pemberian energi yang sama pada 50 sampel yang masih dalam rentang range 95% limit off

agreement.

Gambar 5.2 Plot Bland Altman Kesesuaian Kandungan Protein (Gram) Antara Preskripsi Diet dan Kitir Makanan

Plot Bland Altman diatas menunjukkan excellent egreement yang sebaran range pemberian protein (gram) masih dalam rentang 95% limit of agreement

(-9,778-4,500), dan nilai sebaran pemberian terapi gizi medik ditunjukan dengan besar kecil bulatan, dimana pada gambar plot 5.2 diatas mengambarkan sebagian besar sebaran range dengan terdapat bulatan besar yang artinya sebaran paling banyak memiliki pemberian protein yang sama pada 50 sampel yang masih dalam rentang range 95% limit off agreement.

Pada Tahap 2 dari pemberian terapi gizi medik yaitu kitir makanan dan pemorsian makanan diperoleh tidak ada perbedaan kandungan energi dan protein yang diberikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai mean difference dan 95% limit of

(6)

Gambar 5.3 Plot Bland Altman Kesesuaian Kandungan Energi (Kalori) Antara Kitir Makanan dan Pemorsian Makanan

Gambar 5.4 Plot Bland Altman Kesesuaian Kandungan Protein (Gram) Antara Kitir Makanan dan Pemorsian Makanan

Plot Bland Altman pada tahap 2 diatas menunjukkan high excellent egreement yang sebaran range pemberian energi (kalori) dan protein (gram),

dimana pada gambar plot 5.3 diatas mengambarkan sebaran range dengan terdapat bulatan besar dan kecil yang masih dalam rentang range 95% limit off

(7)

Pada Tahap 3 dari pemberian terapi gizi medik yaitu pemorsian makanan dan makanan disajikan diperoleh perbedaan kandungan energi dan protein yang diberikan, namun secara klinis perbedaan itu masih bisa diterima. Hal ini dapat dilihat dari nilai mean difference yang masih berada dalam range yang sempit pada 95% limit of agreement yang dapat dilihat dengan gambar plot dibawah ini.

Gambar 5.5 Plot Bland Altman Kesesuaian Kandungan Energi (Kalori) Antara Pemorsian Makanan dan Makanan Disajikan

Plot Bland Altman diatas menunjukkan excellent egreement yang sebaran range pemberian energi (kalori) masih dalam rentang 95% limit of agreement

(-98,319-22,479), dimana pada gambar plot 5.5 diatas mengambarkan sebagian besar sebaran range dengan terdapat bulatan kecil yang artinya sebaran paling banyak memiliki pemberian energi yang berbeda pada 50 sampel yang masih dalam rentang range 95% limit off agreement.

(8)

Gambar 5.6 Plot Bland Altman Kesesuaian Kandungan Protein (Gram) Antara Pemorsian Makanan dan Makanan Disajikan

Plot Bland Altman diatas menunjukkan excellent egreement yang sebaran range pemberian protein (gram) masih dalam rentang 95% limit of agreement

(-4,680-1,017), dimana pada gambar plot 5.6 diatas mengambarkan sebagian besar sebaran range dengan terdapat bulatan kecil yang artinya sebaran paling banyak memiliki pemberian energi yang berbeda pada 50 sampel yang masih dalam rentang range 95% limit off agreement.

Pada Tahap 4 dari pemberian terapi gizi medik yaitu preskripsi diet sampai makanan disajikan diperoleh perbedaan kandungan energi dan protein yang diberikan, namun secara klinis perbedaan itu masih bisa diterima. Hal ini dapat dilihat dari nilai mean difference yang masih berada dalam range yang sempit pada 95% limit of agreement yang dapat dilihat dengan gambar plot dibawah ini.

(9)

Gambar 5.7 Plot Bland Altman Kesesuaian Kandungan Energi (Kalori) Antara Preskripsi Diet dan Makanan Yang Disajikan

Plot Bland Altman diatas menunjukkan excellent egreement yang sebaran range pemberian energi (kalori) masih dalam rentang 95% limit of agreement

(-166,230-30,069), dimana pada gambar plot 5.7 diatas mengambarkan sebagian besar sebaran range dengan terdapat bulatan kecil yang artinya sebaran paling banyak memiliki pemberian energi yang berbeda pada 50 sampel yang masih dalam rentang range 95% limit off agreement.

Gambar 5.8 Plot Bland Altman Kesesuaian Kandungan Protein (Gram) Antara Preskripsi Diet dan Makanan Yang Disajikan

(10)

Plot Bland Altman diatas menunjukkan excellent egreement yang sebaran range pemberian protein (gram) masih dalam rentang 95% limit of agreement

(-10,828-3,070), dimana pada gambar plot 5.8 diatas mengambarkan sebagian besar sebaran range dengan terdapat bulatan kecil yang artinya sebaran paling banyak memiliki pemberian protein yang berbeda pada 50 sampel yang masih dalam rentang range 95% limit off agreement.

Berdasarkan analisis kesesuaian kandungan energi dan protein pada pasien rawat inap yang mendapatkan terapi gizi medik di RSUP Sanglah Denpasar untuk mengetahui kekuatan korelasi dapat diketahui dengan nilai r, dan hubungan yang signifikan dapat diketahui dengan nilai p yang dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut ini:

Tabel 5.4

Nilai Korelasi dan Hubungan Signifikan

Berdasarkan Analisis Kesesuaian Kandungan Energi dan Protein Pada Pasien Rawat Inap Yang Mendapatkan Terapi Gizi Medik

di RSUP Sanglah Denpasar

Tahapan Kandungan Nilai Nilai

TGM Zat Gizi r p ( Tahap 1)

Preskripsi Diet Energi (kalori 0,429 0,038 & Kitir Makanan Protein (gram) 0,482 0,017

(Tahap 2)

Kitir Makanan Energi (kalori) 1,000 0,000 & Pemorsian Mkn Protein (gram) 1,000 0,000

(Tahap 3)

Pemorsian Makanan Energi (kalori) 0,482 0,025 & Mkn Disajikan Protein (gram) 0,501 0,013 (Tahap 4)

Preskripsi diet Energi (kalori) 0,519 0,042 & Mkn Disajikan Protein (gram) 0,568 0,021

(11)

Hasil analisis kesesuaian energi dan protein pada pasien rawat inap yang mendapatkan terapi gizi medik meliputi : preskripsi diet dan kitir makanan (tahap 1), kitir makanan dan pemorsian makanan (tahap 3), serta preskripsi diet sampai makanan disajikan (tahap 4) adalah memiliki korelasi yang cukup kuat berada pada nilai cut off point cukup kuat yaitu 0,4-0,59 (Sugiono, 2011). Selain itu, pada tahap 1, 3, dan 4 ini dalam pemberian terapi gizi medik adalah memiliki hubungan yang signifikan berada pada nilai cut off point signifikan yaitu p≤ 0,05 (Sudigdo, 2011).

Dari tahapan terapi gizi medik untuk tahap 2 yaitu hasil analisis kesesuaian kandungan energi dan protein pada kitir makanan dan pemorsian makanan

sama-sama dinyatakan memiliki korelasi yang kuat (r = 1,000), dan signifikan (p = 0,000). Oleh karena itu untuk menentukan ada kesesuaian kandungan energi

dan protein pada pemberian terapi gizi medik menggunakan 4 indikator yaitu, nilai mean difference, 95% limit of agreement, nilai r, dan nilai p dengan menggunakan STATA Bland Altman dapat dilihat pada lampiran 7.

(12)

BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Gambaran Sampel Penelitian Berdasarkan Tempat Perawatan dan Pendidikan Ahli Gizi di RSUP Sanglah Denpasar

Penelitian ini dilaksanakan di RSUP Sanglah Denpasar yang merupakan rumah sakit tipe A yang melayani masyarakat Bali dan wilayah Indonesia bagian Timur serta merupakan rumah sakit pendidikan yang melayani siswa dan mahasiswa untuk mengadakan pengamatan, penelitian, dan pengembangan ilmu. Sampel penelitian ini adalah makanan yang disajikan kepada pasien rawat inap di RSUP Sanglah Denpasar yang mendapatkan terapi gizi medik.

Dalam menangani penyembuhan pasien dengan pemberian terapi gizi medik diperlukan peran ahli gizi di masing-masing ruang perawatan di rumah sakit. Di RSUP Sanglah Denpasar dalam penelitian ini diperoleh hasil analisis data menurut tempat perawatan (IRNA) sebagian besar sampel penelitian 44,00 % dirawat di IRNA B yaitu tempat perawatan untuk kandungan serta anak-anak, dan paling sedikit 20,00% dirawat di IRNA D yaitu tempat perawatan untuk pasien penderita penyakit menular, dan penyakit dalam. Hal ini dilihat dari perkembangan zaman, kini banyaknya ditemui pasien penderita penyakit kanker, kista, dan tumor pada wanita dibandingkan pasien yang menderita penyakit degeneratif.

Pendidikan ahli gizi sesuai profesi dan standar tenaga kesehatan untuk di rumah sakit sangat dibutuhkan dalam pemberian terapi gizi medik. Berdasarkan

(13)

pendidikan ahli gizi sebagian besar dengan kualifikasi pendidikan DIII Gizi sebanyak 92,00% dan paling sedikit 8,00% dengan kualifikasi pendidikan DIV Gizi. Jumlah ahli gizi di RSUP Sanglah Denpasar di masing-masing ruang rawat inap terdiri dari 1-2 orang ahli gizi yang disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan rumah sakit, sedangkan menurut buku Pelayanan Gizi Rumah Sakit untuk rumah sakit tipe A minimal harus dipenuhi dengan kualifikasi ahli gizi dengan standar pendidikan minimal DIII Gizi, dan DIV Gizi atau S1 Gizi. Hal ini menunjukkan bahwa di RSUP Sanglah Denpasar sudah memenuhi Standar Pelayanan Gizi Rumah Sakit (Depkes RI, 2004).

6.2 Gambaran Kandungan Zat Gizi Berdasarkan Terapi Gizi Medik Yang Diberikan

Terapi gizi medik adalah pengaturan jumlah serta jenis makanan dan

jadwal makan setiap hari yang bertujuan membantu penyembuhan pasien. Di dalam terapi gizi medik merupakan alur proses kegiatan perencanaan makan sampai makanan disajikan kepada pasien melibatkan beberapa orang yang memiliki profesi berbeda seperti dokter spesialis gizi klinik, ahli gizi, dan pramusaji dengan menghasilkan suatu makanan yang sesuai dengan standar mulai dari perencanaan sampai disajikan harus sesuai dengan jumlah, jenis, dan jadwal makan pasien. Proses tahapan dari terapi gizi medik dimulai dari preskripsi diet, kitir makanan, pemorsian makanan, dan makanan yang disajikan untuk pasien (Almatsier, 2012).

(14)

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data menggunakan software

nutrisurvey serta STATA Bland Altman untuk menganalisis kesesuaian

kandungan zat gizi (energi dan protein) diperoleh nilai Mean ± SD dari terapi gizi medik yang terdiri dari preskripsi diet, kitir makanan, pemorsian makanan, dan makanan yang disajikan menunjukkan nilai kandungan energi dan protein sudah sesuai dengan preskripsi diet dari dokter spesialis gizi klinik karena masih berada dalam rentang 95% limit off agreement.

6.3 Analisis Kesesuaian Kandungan Zat Gizi Pada Pasien Rawat Inap Yang Mendapatkan Terapi Gizi Medik di RSUP Sanglah Denpasar

Analisa Kesesuaian Terapi Gizi Medik meliputi : preskripsi diet dan kitir makanan, kitir makanan dan pemorsian makanan, pemorsian makanan dan makanan yang disajikan, serta preskripsi diet dan makanan yang disajikan untuk penyembuhan penyakit kepada pasien. Pengaturan makanan bagi orang sakit rawat inap di Rumah Sakit bukan merupakan tindakan yang berdiri sendiri dan terpisah dari perawatan dan pengobatan, akan tetapi ketiganya merupakan satu kesatuan dalam proses penyembuhan penyakit pasien antara Dokter, Perawat dan Ahli Gizi (Moehyi, 2005).

Preskripsi diet ditentukan oleh dokter spesialis gizi klinik dengan indikator keberhasilan pelayanan gizi rumah sakit adalah terwujudnya penentuan kebutuhan gizi, terselenggaranya evaluasi terhadap preskripsi diet yang diberikan sesuai perubahan keadaan klinis, status gizi dan status laboratorium dan terwujudnya penterjemahan preskripsi Diet (Depkes RI, 2004). Pada tahap 1

(15)

dalam pemberian terapi gizi medik adalah menterjemahkan kandungan energi dan protein dari preskripsi diet ke dalam kitir makanan. Hasil analisis kesesuaian kandungan gizi (energi dan protein) pada pasien rawat inap yang mendapatkan terapi gizi medik meliputi preskripsi diet dan kitir makanan adalah memiliki korelasi yang cukup kuat dan signifikan. Walaupun terdapat mean difference namun secara klinis perbedaan tersebut masih dapat diterima, pemberian nutrisi untuk pasien masih bisa diterima jika masih dalam range 95% limit of agreement. Hal ini juga dikarenakan ahli gizi di RSUP Sanglah Denpasar dalam menterjemahkan preskripsi diet dari dokter spesialis gizi klinik ke dalam bentuk kitir makanan sudah menggunakan Pedoman Pemberian Makanan Rumah Sakit (PPMRS) tahun 2014. Selain itu hasil observasi peneliti adalah sebelum dokter memberikan preskripsi diet, ahli gizi bersama-sama dokter spesialis gizi klinik visite ke ruangan pasien dan selanjutnya berkolaborasi untuk mendiskusikan kandungan zat gizi dalam bentuk makanan yang harus diberikan kepada pasien yang bertujuan untuk membantu penyembuhan pasien dalam pemberian nutrisi.

Kemudian tahap 2 terapi gizi medik selanjutnya adalah menterjemahkan kitir makanan ke dalam pemorsian makanan yang berupa pembagian bahan makanan ke dalam Ukuran Rumah Tangga (URT). Dimana didalam pemorsian makanan dalam terapi gizi medik dimulai dari tahapan kitir makanan yang diterjemahkan ahli gizi ruangan kemudian diterjemahkan kembali oleh ahli gizi di instalasi gizi di dalam tahapan pemorsian makanan. Dari tahapan terapi gizi medik dinyatakan pada tahap 2 ini memiliki korelasi yang kuat dan signifikan. Kemudian tidak memiliki nilai mean difference (0,000) dalam range 95% limit of agreement.

(16)

Hal ini dikarenakan di RSUP Sanglah Denpasar dalam pelayanan gizi sudah menggunakan standar Pedoman Pemberian Makanan Rumah Sakit (PPMRS) tahun 2014 yang sudah terstandar dan ditetapkan oleh pihak berwenang yaitu direktur rumah sakit. Dalam pengamatan peneliti selama melakukan penelitian, ahli gizi di instalasi gizi menyalin tulisan di kitir makanan yang bertujuan menterjemahkan kembali kitir makanan ke dalam pemorsian makanan dengan standar Ukuran Rumah Tangga (URT). Mereka juga benar-benar menimbang makanan tersebut dengan timbangan makanan sehingga selama pengamatan tahapan dari kitir makanan dan pemorsian makanan sudah sangat sesuai karena semua ahli gizi yang bertugas sudah melakukan pemorsian makanan sesuai prosedur dan standar yang ditetapkan.

Tahap 3 dari terapi gizi medik yaitu tahap menganalisis kesesuaian kandungan zat gizi (energi dan protein) antara pemorsian makanan dan makanan yang disajikan. Pada tahapan ini diperoleh korelasi yang cukup kuat dan signifikan. Pada tahap 3 ini memiliki nilai mean difference yang secara klinis masih bisa diterima karena masih berada dalam range 95% limit of agreement. Hal ini dikarenakan saat penelitian, peneliti menemukan salah satu petugas pramusaji salah (tertukar) memberikan makanan yang disajikan kepada pasien, hal ini yang membuat adanya perbedaan nilai mean difference pada analisa kesesuaian kandungan energi dan protein pada tahap pemorsian makanan dan makanan yang disajikan.

Tahap 4 dari terapi gizi medik yaitu menganalisis kesesuaian kandungan zat gizi (energi dan protein) antara preskripsi diet dan makanan yang disajikan.

(17)

Pada tahap ini adalah evaluasi pemberian kandungan zat gizi secara keseluruhan dalam tahapan terapi gizi medik. Pada tahapan ini diperoleh korelasi yang cukup kuat dan signifikan dengan memiliki nilai mean difference yang secara klinis masih bisa diterima, karena masih di dalam range 95% limit of agreement. Hal ini disebabkan karena pada tahap awal sampai akhir dalam pemberian terapi gizi medik pada pasien rawat inap di RSUP Sanglah Denpasar masing-masing tahapan memiliki kesesuaian kandungan energi dan protein dalam pemberian terapi gizi medik.

Analisa Bland Altman digunakan untuk mengetahui kesesuaian kandungan energi dan protein dengan menggunakan 4 indikator yaitu, nilai mean difference,

95% limit of agreement, nilai r, dan nilai p sehingga kesesuaian kandungan energi

dan protein dalam pemberian terapi gizi medik dikatakan sesuai jika keempat indikator tersebut terpenuhi, walaupun diperoleh nilai mean difference namun masih dapat diterima secara klinis berdasarkan 95% limit off agrrement.

Penelitian di RS Sardjito, mendapatkan hasil bahwa sebanyak sebanyak 51.8 % pasien yang dirawat rata – rata asupan makan pada tiga hari pertama dirawat tidak cukup, dan keadaan ini berlangsung beberapa hari selama rawat inap (Dwiyanti, 2010). Selain itu juga menunjukkan bahwa ada ketepatan pemberian diet yang diketahui dari laporan dan evaluasi pencatatan ahli gizi di buku register gizi dan pencatatan oleh pramusaji. Namun dalam penelitian ini belum melihat kesesuaian kandungan zat gizi antara preskripsi diet sampai makanan disajikan, sehingga tidak diketahui kesesuaian kandungan zat gizi dari pemberian Terapi Gizi Medik.

(18)

Salah satu penelitian yang bertujuan untuk menilai kesesuaian asupan gizi dengan preskripsi diet pada pasien diabetes tipe II ruang rawat inap di RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar tahun 2012 (Handayani, 2012), menunjukkan adanya kesesuaian antara preskripsi diet dengan asupan adalah pada diet DM 1300, kesesuaian antara preskripsi dengan distribusi adalah pada diet DM 1700 dan diet DM 1900. Namun penelitian ini dikumpulkan melalui data sekunder yaitu laporan kegiatan saja yang berdasarkan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, sedangkan penelitian analisis kesesuaian preskripsi diet sampai makanan yang disajikan di RSUP Sanglah Denpasar melalui metode observasi langsung mengamati setiap tahapan terapi gizi medik dan tidak membedakan berdasarkan jenis penyakitnya.

Di RSCM Jakarta dari hasil beberapa penelitian pada tahun 2002-2005 didapatkan 20-60% pasien menderita gizi kurang pada saat masuk RS. Peristiwa inipun terjadi di Sub-Bagian Ginekologi RSCM. Menurut hasil penelitian yang dilakukan pada pasien ginekologi yang dirawat di RSCM, ternyata 22,7-32 % pasien menderita KEP selama dirawat di rumah sakit. Tingginya angka prevalensi gizi kurang di RSCM menimbulkan perhatian yang besar terhadap kegiatan pelayanan gizi termasuk terapi gizi medik. Dengan perbaikan strategi melalui terapi gizi medik, terbukti jumlah pasien gizi kurang menurun menjadi 38% pada tahun 2008. Namun demikian, perkembangan ini berjalan lambat. Hasil penelitian pada tahun 2005 menunjukkan 50% pasien rawat inap mengalami gizi kurang dengan derajat bervariasi dan sebanyak 25-30% penderita mengalami gizi kurang yang semakin berat selama perawatan di rumah sakit. Klasifikasi gizi kurang pada

(19)

pasien rawat inap berdasarkan penyebabnya terbagi menjadi dua yaitu primer dan sekunder. Penyebab primer gizi kurang adalah karena asupan zat gizi yang tidak adekuat, sedangkan penyebab sekunder gizi kurang adalah penyakit yang dapat

mempengaruhi asupan makanan, meningkatnya kebutuhan, perubahan

metabolisme dan malabsorbsi. Asupan makan yang rendah pasien merupakan salah satu penyebab terjadinya gizi kurang. Selain itu penelitian yang dilakukan Triyani (2009) menunjukkan bahwa 69,9 % pasien haemodialisis di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) asupan makan kurang dari kebutuhannya.

Status gizi mempunyai efek penting terhadap kesehatan. Status gizi kurang berhubungan dengan kelesuan, depresi, kelelahan, kekuatan otot menghilang sehingga dapat mempengaruhi fungsi pernafasan, menurunnya fungsi imun dan kepekaan terhadap infeksi meningkat. Status gizi kurang yang dialami pasien selama pasien dirawat di Rumah Sakit (RS) selain penyakit yang diderita dan berujung pada hari rawat yang lebih lama juga terhadap angka kesehatan dan biaya rawat yang meningkat (Whirter, 2004). Kekurangan gizi digambarkan sebagai suatu status dari tidak cukupnya zat gizi dihubungkan dengan baik asupan makan tidak cukup memenuhi kebutuhan tubuh maupun ketidakmampuan tubuh untuk mencerna makanan.

Untuk itu upaya pemberian terapi gizi medik di rumah sakit sangat penting untuk proses penyembuhan penyakit. Setiap tahapan terapi gizi medik yang sudah dilakukan harus diikuti dengan adanya evaluasi yang berkesinambungan. Dengan adanya evaluasi ini diharapkan membantu dalam pengembangan ilmu terhadap baik tidaknya sistem pelayanan gizi yang telah berjalan di rumah sakit.

(20)

6.4 Keterbatasan Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti menyadari terdapat keterbatasan dan kelemahan dalam penelitian ini yaitu :

1. Terdapatnya penulisan kitir makanan yang kurang jelas (berupa singkatan, dan tulisan kabur) namun sudah dapat dikordinasikan dengan ahli gizi ruangan.

(21)

BAB VII SIMPULAN

7.1 Simpulan

Ada kesesuaian kandungan energi dan protein dengan pemberian terapi gizi medik pada pasien rawat inap di RSUP Sanglah Denpasar antara :

1. preskripsi diet dan kitir makanan. 2. kitir makanan dan pemorsian makanan.

3. pemorsian makanan dan makanan yang disajikan. 4. preskripsi diet dan makanan yang disajikan.

7.2 Saran

1. Sistem pemberian terapi gizi medik yang sudah sesuai di RSUP Sanglah Denpasar dapat di monitoring secara berkesinambungan untuk membantu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang lebih baik di tingkat pelayanan kesehatan tersier.

2. Disarankan ada penelitian lebih lanjut tentang kesesuaian kandungan zat gizi dalam pemberian terapi gizi medik dengan kelompok-kelompok penyakit tertentu, mengingat penelitian tentang kesesuaian kandungan zat gizi belum pernah ada yang meneliti.

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Altmatsier, S. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Altmatsier, S. 2012. Penuntun Diet Edisi Keempat. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Depkes RI. 2013. Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta

Dwiyanti. 2010. Penilaian Pemberian Diet Pada Pasien Yang Menderita Penyakit

Diabetes Mellitus Yang Di rawat Inap di RSUP Sarjito Yogyakarta. at:

http://jurnal.kesmas.ac.id/index.php/jkmi/article/view/104 [Accessed Juny

17, 2015].

Efriza, 2011. Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien Terhadap Makanan

Yang di Sajikan di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi. Available

at:http://jurnal.kesmas.ac.id/index.php/jkmi/article/view/114 [Accessed

December 13, 2014].

Eschleman. 2006. Perceived Organizational Support: A Review of The Literatur. Journal of Applied Psychology, Vol.87, pp.698-714.

Handayani. 2012. Kesesuaian Preskripsi Diet dengan Asupan Makan dan

Distribusi Makanan Pada Pasien Diabetes Mellitus Yang dirawat Inap di RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar. Jurnal Kesehatan Mayarakat

Indonesia. Vol.6. No.2. [cited 2015,Feb,4]. Available from

http://jurnal.kesmas.ac.id/index.php/jkmi/article/view/154

Hartono. 2000. Perkembangan Suatu Penyakit Dengan Pendekatan Terapi Gizi (Edisi Kelima). Erlangga. Jakarta.

Instalasi Gizi RSUP. Sanglah Denpasar 2013. Penilaian Pelayanan Gizi

Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal di RSUP Sanglah Denpasar tahun 2013. Denpasar

Irianton, A. 2013. Manajemen Asuhan Gizi. Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Yogyakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Khomsan, A. 2003. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta.

(23)

Mc. Whirter, Pernington. 2004. Does Perceived Organizational Support Mediate

The Relationship Between Prosedural Justice and Organizational Citizenship behavior. Academy of Management, Vol. 41, pp. 350-357.

Moehyi. 2005. Pengaruh Tingkat Pengetahuan dan Sikap Penjamah Makanan

Tentang Higiene Sanitasi di Rumah Sakit Kota Semarang. Universitas

Diponegoro.Semarang. [cited: 2014, Sept, 22]. Available from: http://eprints.undip.ac.id/28484/1/2710.pdf.

Muchtadi, D., Nurheni Sri Palupi, dan Made Astawan. 2002. Metode kimia

biokimia dan biologi dalam evaluasi nilai gizi pangan olahan. Hal.: 5-28,

82-92, dan 119-121.

Nurlaela, E.2011. Keamanan Pangan dan Perilaku Penjamah Makanan dalam

Labelling Makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit.Media Gizi Masyarakat

Indonesia, Vol.1,No.1,2011.

Peraturan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012.

Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. 17 November 2012. Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227. Jakarta.

Poleman. 2004. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Petugas Penjamah Makanan

dengan Praktek Higiene Sanitasi Makanan di Unit Gizi RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang.Jurnal Kesehatan Mayarakat Indonesia. Vol.6.

No.2. [cited 2014,Oct,4]. Available from

http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jkmi/article/view/154

Prawiningdyah. 2010. Hubungan Praktik Higiene Sanitasi Makanan dengan

Kejadian Diare pada Anak Usia 6-24 Bulan Yang di rawat Inap di Rumah Sakit Siloam Semarang. Universitas Diponegoro. Semarang.

Rosen. 2001. Food Handlers Knowledge on Food Hygiene in Hospital: The Case

of a Catering Company in Portugal. Food Control Journal, Vol.23, Issue.1,

pp.184-190. [cited 2014,Oct,4]. Available from URL:

http:/www.sciencedirect.com/science/article.

Sastroasmoro, S., Ismael, S. 2011. Dasar-dasar Metodelogi Penelitian Klinis. Edisi keempat. Jakarta : CV. Sagung Seto.

Tonapa. C.L. 2012. Knowledge, Attitudes and Self-Reported Practices of Food

Services Staff Regarding Food Hygiene in Edirne, Turkey. Food Control

Journal, Vol.20, Issue.6, June 2009, pp.565-568.

Tonapa.C. L. 2014. The Role of Theoretical Food, Safety Training on Brazilian

Food Handlers Knowledge, Attitude and Practice. Food Control Journal,

(24)

Lampiran 1 LEMBAR OBSERVASI PRESKRIPSI DIET RUANG PERAWATAN :... NO ID SAMPEL/ NO RM :... TANGGAL PEMERIKSAAN :... JENIS DIET YANG DIBERIKAN :...

PRESKRIPSI DIET HASIL OBSERVASI

Preskripsi Diet oleh dokter spesialis gizi klinik :  Energi (kalori)  Protein (gram) Denpasar, ... Peneliti (...)

(25)

Lampiran 2 LEMBAR OBSERVASI KITIR MAKANAN RUANG PERAWATAN :... NO ID SAMPEL/ NO RM :... TANGGAL PEMERIKSAAN :... JENIS DIET YANG DIBERIKAN :...

ENERGI = ... Kalori PROTEIN = ... Gram

WAKTU

MAKAN KITIR MAKANAN

HASIL OBSERVASI JUMLAH (gram) Pagi Nasi/bubur/pengganti Lauk nabati Lauk hewani Sayuran Buah Snack Siang Nasi/bubur/pengganti Lauk nabati Lauk hewani Sayuran Buah Snack Sore Nasi/bubur/pengganti Lauk nabati Lauk hewani Sayuran Buah Snack

(26)

Lampiran 3 LEMBAR OBSERVASI PEMORSIAN MAKANAN RUANG PERAWATAN :... NO ID SAMPEL/ NO RM :... TANGGAL PEMERIKSAAN :... JENIS DIET YANG DIBERIKAN :...

ENERGI = ... Kalori PROTEIN = ... Gram WAKTU MAKAN PEMORSIAN MAKANAN HASIL OBSERVASI JUMLAH (gram) HASIL OBSERVASI URT Pagi Nasi/bubur/pengganti Lauk nabati Lauk hewani Sayuran Buah Snack Siang Nasi/bubur/pengganti Lauk nabati Lauk hewani Sayuran Buah Snack Sore Nasi/bubur/pengganti Lauk nabati Lauk hewani Sayuran Buah Snack Keterangan URT : Sdm = sendok makan Sdt = sendok teh Ptg = potong Gls = gelas Mgk = mangkok

(27)

Lampiran 4

LEMBAR OBSERVASI MAKANAN YANG DISAJIKAN

RUANG PERAWATAN :... NO ID SAMPEL/ NO RM :... TANGGAL PEMERIKSAAN :... JENIS DIET YANG DIBERIKAN :...

ENERGI = ... Kalori PROTEIN = ... Gram WAKTU MAKAN MENU YANG DIBERIKAN MAKANAN YANG DISAJIKAN HASIL OBSERVASI JUMLAH (gram) Pagi Nasi/bubur/pengganti Lauk nabati Lauk hewani Sayuran Buah Snack Siang Nasi/bubur/pengganti Lauk nabati Lauk hewani Sayuran Buah Snack Sore Nasi/bubur/pengganti Lauk nabati Lauk hewani Sayuran Buah Snack

(28)

Lampiran 5

CATATAN OBSERVER

(29)

Lampiran 6 Hasil Ekstraksi Data Terapi Gizi Medik

No_S Tgl_pngmt No_RM IRNA R_Perawatan Jenis_Diet pendAG E1 P1 E2 E2 E3 P3 E4 P4

01 25/4/2015 15017111 IRNA C Angsoka 1, kamar 105 bed 5 DM 1900 kal, 60 gr ( 3x snack diabetasol) DIII Gizi 1900 60 1900.00 60.00 1900.00 60.00

1,912.55

62.02

02 25/4/2015 15019023 IRNA B Cempaka Timur, kamar 3 bed 5 1900 kal, 60 gr DIII Gizi 1900 60 1970.00 67.00 1970.00 67.00

1,968.44

68.12

03 25/4/2015 13032184 IRNA D Mawar, bed 12 1700 kal, 60 gr DIII Gizi 1700 60 1780.00 60.00 1780.00 60.00

1,783.52

59.97

04 25/4/2015 15017827 IRNA D Nusa Indah lantai 2, kamar 7 bed 2 1500 kal, 50 gr DIII Gizi 1500 50 1566.00 52.00 1566.00 52.00

1,568.23

54.23

05 26/4/2015 15019960 IRNA B Bakung Timur, kamar 4 bed 1 DM 1500 kal, 50 gr DIII Gizi 1500 50 1500.00 51.50 1500.00 51.50

1,502.48

52.77

06 26/4/2015 01556880 IRNA B Cempaka Timur, kamar 1 bed 2 1900 kal, 60 gr DIII Gizi 1900 60 1970.00 67.00 1970.00 67.00

1,972.77

68.08

07 26/4/2015 14053727 IRNA C Angsoka 3, kamar 306 bed 3 diet jantung III (Snack pediasure) 1700 kal, 60 gr DIII Gizi 1700 60 1662.00 60.00 1662.00 60.00

1,700.58

62.05

08 26/4/2015 15016657 IRNA C Angsoka 1, kamar 101 bed 8 1900 kal, 60 gr DIII Gizi 1900 60 1970.00 67.00 1970.00 67.00

1,972.12

67.11

09 27/4/2015 15022462 IRNA B Bakung timur, Kamar 1 bed 3 1700 kal, 60 gr DIII Gizi 1700 60 1780.00 60.00 1780.00 60.00

1,784.83

64.68

10 27/4/2015 14036336 IRNA B Cempaka Timur, kamar 1 bed 4 1900 kal, 60 gr DIII Gizi 1900 60 1970.00 67.00 1970.00 67.00

1,975.92

67.05

11 27/4/2015 14075109 IRNA B Cempaka Timur, kamar 1 bed 2 1500 kal, 50 gr DIII Gizi 1500 50 1566.00 52.00 1566.00 52.00

1,570.43

53.98

12 28/4/2015 15020451 IRNA D Mawar, bed 7 1500 kal, 50 gr DIII Gizi 1500 50 1566.00 52.00 1566.00 52.00

1,568.36

54.63

13 28/4/2015 15017645 IRNA D Nusa Indah lantai 1, kamar 3 bed 2 1900 kal, 60 gr DIII Gizi 1900 60 1970.00 67.00 1970.00 67.00

1,970.68

67.03

14 28/4/2015 01532780 IRNA D Lely, kamar 3 bed 3 1900 kal, 60 gr DIII Gizi 1900 60 1970.00 67.00 1970.00 67.00

1,977.22

68.11

15 29/4/2015 15017413 IRNA B Cempaka Timur, kamar 3 bed 1 1700 kal, 60 gr DIII Gizi 1700 60 1780.00 60.00 1780.00 60.00

1,780.45

59.93

16 29/4/2015 15026254 IRNA B Bakung Barat, kamar 1 bed 3 DM 1700 kal, 50 gr (3x snack diabetasol) DIII Gizi 1700 50 1700.00 55.50 1700.00 55.50

1,798.32

57.88

17 29/4/2015 15014374 IRNA D Mawar, bed 9 1900 kal, 60 gr DIII Gizi 1900 60 1970.00 67.00 1970.00 67.00

1,972.67

67.08

(30)

18 30/4/2015 15021305 IRNA C Kamboja, bed 5 1700 kal, 60 gr D IV Gizi 1700 60 1780.00 60.00 1780.00 60.00

1,782.82

63.96

19 30/4/2015 15019285 IRNA C Angsoka 1, kamar 204 bed 2 diet jantung III (Snack pediasure) 1500 kal, 60 gr DIII Gizi 1500 60 1662.00 60.00 1662.00 60.00

1,666.23

61.14

20 30/4/2015 15021562 IRNA C Kamboja, bed 3 1900 kal, 60 gr D IV Gizi 1900 60 1970.00 67.00 1970.00 67.00

1,972.76

67.44

21 1/5/2015 15008078 IRNA B Cempaka Timur, kamar 2 bed 3 1700 kal, 60 gr DIII Gizi 1700 60 1780.00 60.00 1780.00 60.00

1,780.95

62.05

22 1/5/2015 15021697 IRNA B Bakung Timur, kamar 4 bed 2 1900 kal, 60 gr DIII Gizi 1900 60 1970.00 67.00 1970.00 67.00 1,973.62 68.72 8.72

23 1/5/2015 15023087 IRNA B Cempaka Timur, kamar 3 bed 5 1900 kal, 60 gr DIII Gizi 1900 60 1970.00 67.00 1970.00 67.00

1,978.11

68.05

24 2/5/2015 15021708 IRNA C Angsoka 1, Kamar 2 bed 1 DM 1700 kal, 50 gr (3x snack diabetasol) DIII Gizi 1700 50 1700.00 55.50 1700.00 55.50

1,704.33

58.92

25 2/5/2015 15023601 IRNA B Cempaka Timur, Kamar 2 bed 4 1900 kal, 60 gr DIII Gizi 1900 60 1970.00 67.00 1970.00 67.00

1,972.95

68.03

26 2/5/2015 13014187 IRNA B Cempaka Timur, kamar 3 bed 3 1700 kal, 60 gr DIII Gizi 1700 60 1780.00 60.00 1780.00 60.00

1,784.58

59.82

27 2/5/2015 01456232 IRNA C Angsoka 3, kamar 307 bed 4 DM 1700 kal, 50 gr (3x snack diabetasol) DIII Gizi 1700 50 1700.00 55.50 1700.00 55.50

1,703.44

56.16

28 4/5/2015 15012874 IRNA D Lely, kamar 5 bed 1 1900 kal, 60 gr DIII Gizi 1900 60 1970.00 67.00 1970.00 67.00

1,972.68

67.96

29 4/5/2015 15016657 IRNA C Angsoka 1, kamar 108 bed 3 Diet jantung III (Snack pediasure) 1700 kal, 60 gr DIII Gizi 1700 60 1662.00 60.00 1662.00 60.00

1,669.93

64.14

30 5/5/2015 15010396 IRNA B Cempaka Timur, kamar 3 bed 4 1900 kal, 60 gr DIII Gizi 1900 60 1970.00 67.00 1970.00 67.00

1,973.11

68.92

31 5/5/2015 15000610 IRNA C Lely, kamar 2 bed 5 1900 kal, 60 gr DIII Gizi 1900 60 1970.00 67.00 1970.00 67.00

1,973.85

67.22

32 5/5/2015 14007501 IRNA B Bakung Timur, Kamar 5 bed 1 1700 kal, 60 gr DIII Gizi 1700 60 1780.00 60.00 1780.00 60.00

1,788.22

59.97

33 5/5/2015 15023640 IRNA C Angsoka 2, kamar 2 bed 2 1700 kal, 60 gr DIII Gizi 1700 60 1780.00 60.00 1780.00 60.00

1,783.94

61.02

34 5/5/2015 15024347 IRNA C Angsoka 2, kamar 1 bed 2 1500 kal, 50 gr (nutrican 3x250 ml) DIII Gizi 1500 50 1566.00 52.00 1566.00 52.00

1,568.39

52.44

35 7/5/2015 15024419 IRNA B Bakung Timur, kamar 5 bed 1 1500 kal, 50 gr DIII Gizi 1500 50 1566.00 52.00 1566.00 52.00

1,570.03

55.09

36 8/5/2015 15002252 IRNA B Cempaka timur, kamar 4 bed 2 1700 kal, 60 gr DIII Gizi 1700 60 1780.00 60.00 1780.00 60.00

1,780.43

60.23

37 9/5/2015 01594339 IRNA C Kamboja, bed 12 1700 kal, 60 gr D IV Gizi 1700 60 1780.00 60.00 1780.00 60.00

1,783.05

62.38

38 9/5/2015 14075109 IRNA B Cempaka Timur, Kamar 4 bed 3 1700 kal, 60 gr DIII Gizi 1700 60 1780.00 60.00 1780.00 60.00

1,082.98

61.92

(31)

39 12/5/3015 15000066 IRNA C Kamboja, bed 2 1900 kal, 60 gr D IV Gizi 1900 60 1970.00 67.00 1970.00 67.00

1,974.57

67.04

40 12/5/2015 15022836 IRNA C Angsoka 1, kamar 107, bed 3 1900 kal, 60 gr DIII Gizi 1900 60 1970.00 67.00 1970.00 67.00

1,978.88

67.88

41 12/5/2015 15021956 IRNA D Mawar, bed 24 1500 kal, 50 gr DIII Gizi 1500 50 1566.00 52.00 1566.00 52.00

1,568.33

55.32

42 13/5/2015 14007501 IRNA B Bakung Timur, Kamar 4 bed 1 1500 kal, 50 gr DIII Gizi 1500 50 1566.00 52.00 1566.00 52.00

1,566.49

52.06

43 13/5/2015 01562272 IRNA B Bakung Timur, Kamar 2 bed 2 RG 1900 kal, 60 gr DIII Gizi 1900 60 1970.00 67.00 1970.00 67.00

1,973.04

67.11

44 13/5/2015 15025811 IRNA C Angsoka 2, kamar 202 bed 4 DM 1700 kal, 60 gr ( 3x snack diabetasol) DIII Gizi 1700 60 1700.00 55.50 1700.00 55.50

1,705.92

58.02

45 13/5/2015 15025314 IRNA C Angsoka 2, kamar 202 bed 3 DM 1700 kal, 60 gr (3x snack diabetasol) DIII Gizi 1700 60 1700.00 55.50 1700.00 55.50

1,703.33

56.93

46 13/5/2015 01567274 IRNA B Bakung Timur, Kamar 4 bes 2 1500 kal, 50 gr DIII Gizi 1500 50 1566.00 52.00 1566.00 52.00

1,568.47

54.77

47 18/5/2015 15026548 IRNA C Angsoka 2, kamar 203 bed 4 1700 kal, 60 gr DIII Gizi 1700 60 1780.00 60.00 1780.00 60.00

1,781.03

61.48

48 22/5/2015 15027360 IRNA B Cempaka Timur, kamar 5 bed 1 1700 kal, 60 gr (2x ekstraputih telur) DIII Gizi 1700 60 1780.00 60.00 1780.00 60.00

1,785.12

62.22

49 22/5/2015 15004904 IRNA D Lely, kamar 1 bed 3 1500 kal, 50 gr DIII Gizi 1500 50 1566.00 52.00 1566.00 52.00

1,570.88

54.96

50 22/5/2015 15026746 IRNA D Mawar, bed 10 1700 kal, 60 gr DIII Gizi 1700 60 1780.00 60.00 1780.00 60.00

1,782.16

61.12

(32)

Lampiran 7 Analisa STATA Bland Altman

---

name: <unnamed>

log: D:\Hasil analisis\hasil analisis 19 juni.log log type: text

opened on: 19 Jun 2015, 18:26:39 . tab IRNA

KELOMPOK |

IRNA | Freq. Percent Cum. ---+--- IRNA B | 22 44.00 44.00 IRNA C | 18 36.00 80.00 IRNA D | 10 20.00 100.00 ---+--- Total | 50 100.00 . tab PEND_AG PENDIDIKAN |

AHLI GIZI | Freq. Percent Cum. ---+--- D IV Gizi | 4 8.00 8.00 DIII Gizi | 46 92.00 100.00 ---+--- Total | 50 100.00 . sum E1 P1 E2 P2 E3 P3 E4 P4

Variable | Obs Mean Std. Dev. Min Max ---+--- E1 | 50 1728 151.2398 1500 1900 P1 | 50 57.4 4.430875 50 60 E2 | 50 1787.8 155.7991 1500 1970 P2 | 50 60.32 5.673749 51.5 67 E3 | 50 1787.8 155.7991 1500 1970 P3 | 50 60.32 5.673749 51.5 67 E4 | 50 1794.084 155.1134 1502.48 1978.88 P4 | 50 61.7842 5.241686 52.06 68.92 . baplot E1 E2

Bland-Altman comparison of E1 and E2

Limits of agreement (Reference Range for difference): -162.000 to 38.000

Mean difference: 29.801 (CI 19.655 to 69.945) Range : 1500.000 to 1935.000

Pitman's Test of difference in variance: r = 0.429, n = 50, p = 0.038

(33)

. baplot P1 P2

Bland-Altman comparison of P1 and P2

Limits of agreement (Reference Range for difference): -9.778 to 4.500

Mean difference: 1.202 (CI 0.894 to 2.130) Range : 50.750 to 63.500

Pitman's Test of difference in variance: r = 0.482, n = 50, p = 0.017

. baplot E2 E3

Bland-Altman comparison of E2 and E3

Limits of agreement (Reference Range for difference): 0.000 to 0.000

Mean difference: 0.000 (CI 0.000 to 0.000) Range : 1500.000 to 1970.000

Pitman's Test of difference in variance: r = 1.000, n = 50, p = 0.000

. baplot P2 P3

Bland-Altman comparison of P2 and P3

Limits of agreement (Reference Range for difference): 0.000 to 0.000

Mean difference: 0.000 (CI 0.000 to 0.000) Range : 51.500 to 67.000

Pitman's Test of difference in variance: r =1.000, n = 50, p = 0.000

. baplot E3 E4

Bland-Altman comparison of E3 and E4

Limits of agreement (Reference Range for difference): -98,319 to 22.479

Mean difference: 6.284 (CI 2.197 to 10.371) Range : 1501.240 to 1974.440

Pitman's Test of difference in variance: r = 0.482, n = 50, p = 0.02

. baplot P3 P4

Bland-Altman comparison of P3 and P4

Limits of agreement (Reference Range for difference): -4.680 to 1.017

Mean difference: 1.002 (CI 0.112 to 1.817) Range : 52.030 to 67.960

Pitman's Test of difference in variance: r = 0.501, n = 50, p = 0.013

(34)

. baplot E1 E4

Bland-Altman comparison of E1 and E4

Limits of agreement (Reference Range for difference): -166.230 to 30.069

Mean difference: 66.084 (CI 56.814 to 75.354) Range : 1501.240 to 1939.440

Pitman's Test of difference in variance: r = 0.519, n = 50, p = 0.042

. baplot P1 P4

Bland-Altman comparison of P1 and P4

Limits of agreement (Reference Range for difference): -10.828 to 3.070

Mean difference: 1.384 (CI 2.469 to 3.300)

Pitman's Test of difference in variance: r = 0.568, n = 50, p = 0.021

Gambar

Tabel 5.3 menunjukkan nilai mean difference dan 95% limit of aggrement  dari  analisis  kesesuaian  kandungan  energi  dan  protein  pada  pasien  rawat  inap  yang  mendapatkan  terapi  gizi  medik
Gambar 5.2   Plot  Bland  Altman  Kesesuaian  Kandungan  Protein  (Gram)  Antara                         Preskripsi Diet dan Kitir Makanan
Gambar 5.3  Plot  Bland  Altman  Kesesuaian  Kandungan  Energi  (Kalori)  Antara                       Kitir Makanan dan Pemorsian Makanan
Gambar 5.5   Plot  Bland  Altman  Kesesuaian  Kandungan  Energi  (Kalori)  Antara                       Pemorsian Makanan dan Makanan Disajikan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!.. Konservasi sumber daya alam adalah pengelolaan sumber daya alam yang pemanfaatannya

Hubungan Berat Dan STABILITAS DAN KEKUATAN TANAH KLASIFIKASI REMBESAN AIR DALAM TANAH (5) Berat Dan Volume 3... POKOK BAHASAN POKOK

(4) Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dinilai dan ditetapkan dari tugas jabatan dengan mempertimbangkan pengalaman dalam pelaksanaan tugas di bidang sistem

Berdasarkan penjelasan yang telah dibahas, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh perceived network exernality dan motivasi affiliasi

Circulatory Emergency merupakan tindakan pertolongan pertama yang diberikan kepada seseorang yang tiba-tiba jatuh sakit, atau yang telah terluka, sampai

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur ketelitian dalam memprediksi data time series menggunakan metode mesin belajar LSTM (Long Short-Term Memory), serta

Hasil penelitian tentang pemberian manipulasi masase sebelum latihan dan sesudah latihan bulutangkis dapat disimpulkan, yaitu: Ada pengaruh efek psikologis pemberian

Dalam melaksanakan tugas Direktorat Kesehatan menyelenggarakan fungsi penyiapan bahan rumusan kebijakan di bidang pembinaan kesehatan komponen utama pertahanan