• Tidak ada hasil yang ditemukan

TOKSIKOLOGI. Ika Puspita Dewi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TOKSIKOLOGI. Ika Puspita Dewi"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

TOKSIKOLOGI

(2)

TOKSIKOLOGI

 Toksikologi  digunakan

untuk membedakan makanan yg aman dan yg beracun

(3)

Senyawa toksin diproduksi oleh tanaman, hewan dan bakteria

Xenobiotik  senyawa alami ataupun buatan manusia yang tidak secara normal berada dlm tubuh

Zat toksik  merupakan senyawa kimia tertentu yang memang bersifat toksik

Phytotoxins Zootoxins Bacteriotoxin

(4)

Sejarah Ilmu Toksikologi

“semua zat adalah racun, tidak ada satupun yg bukan racun. Dosis yg tepat membedakan antara racun dan obat”

PARACELCUS

(1493-1541)

• Bapak Toksikologi modern

• toksikologi sebagai disiplin ilmu tersendiri

• tata cara terapi atas toksisitas zat kimia • metodologi kuantitatif utk mempelajari

aksi toksikologi zat kimia pada hewan • prinsip eliminasi obat/zat kimia tertentu

dari tubuh

MJB

ORFILLA

(5)

Perkembangan Definisi Toksikologi

Loomis (1978)  Toksikologi adalah ilmu yg mempelajari aksi berbahaya zat kimia atas sistem biologi tertentu

Doull & Bruce (1986)  Toksikologi adalah ilmu yg mempelajari berbagai pengaruh zat kimia yg merugikan atas sistem biologi

Timbrell (1989)  Toksikologi adalah ilmu yg mempelajari antaraksi zat kimia dengan sistem biologi

Toksikologi  ilmu yg mempelajari aksi

(6)

Why Toxicology?

Antisipasi

pengaruh

toksik

Pencegahan

aksi toksik

Terapi

keracunan

yg mungkin

tjd karena

pemejanan

suatu

senyawa

(7)

Racun

Pemejanan (exposure)

Kondisi

Sel atau jaringan sasaran

Antaraksi

Tempat aksi

Pengaruh (efek) berbahaya

Wujud Sifat

(8)

KONDISI PEMEJANAN (jenis zat toksik, jalur pemberian, frekuensi)

KONDISI MAKHLUK HIDUP (usia, BB, jenis kelamin,

kondisi fisiologi & patologi)

MEKANISME AKSI WUJUD & SIFAT EFEK TOKSIK

ASAS UMUM TOKSIKOLOGI

(9)

Hubungan Kausal Asas Utama

Toksikologi

SEBAB • KONDISI PEMEJANAN PERANTARA • MEKANISME AKSI AKIBAT • WUJUD EFEK TOKSIK

Jenis: akut/ subkronis/ kronis Lama, kekerapan, saat,

takaran

KONDISI MAKHLUK HIDUP: Keadaan fisiologi Keadaan patologi UBAHAN BEBAS UBAHAN MODERATOR/ UBAHAN TERKENDALI Perubahan: biokimia/ fungsional/ struktural

SIFAT EFEK TOKSIK: - Terbalikkan

- Tak terbalikkan

(10)

Yg akan dipelajari

Ruang lingkup toksikologi Faktor-faktor yg mempengaruhi ketoksikan racun Tolak ukur ketoksikan Antidot Uji Toksikologi

(11)

TOLAK UKUR

KETOKSIKAN

(12)

Tolak Ukur Ketoksikan

Kualitatif

Mekanisme efek toksik

Jenis wujud efek toksik

Sifat efek toksik Gejala klinis Kuantitatif takaran-responKekerabatan

(13)
(14)

Mekanisme Aksi Efek Toksik

Aksi langsung (primer) Terjadi di dalam sel Ada respon perbaikan Luka

intrasel Aksi tak langsung

(sekunder) Beraksi di lingkungan luar sel Perubahan fungsi / struktur Luka ekstrasel

Dasar : sifat & tempat kejadian

Mekanisme :

(15)

Wujud Efek Toksik

Hambatan respirasi sel Perubahan keseimbanga n cairan elektrolit Gangguan pasok energi SIANIDA BIO KIMIA Anoksia Pernapasan Sistem saraf Hiper/hipoten si Hiper/ hipoglikemi Kontraksi/ relaksasi otot MALATION FUNGSIO NAL Degenerasi Nekrosis Karsinogen esis Mutagenesi s Teratogene sis TETRASIKLI N STRUKTU RAL PERUBAHAN

(16)

Sifat Efek Toksik

Terbalikkan

• Aksi khas  pd reseptor, neurotransmiter, tempat aktif enzim dll • Kadar racun habis, reseptor kembali

• Efek toksik cepat kembali ke normal

• Ketoksikan tergantung takaran, kec abs, distr, elimns

• Toksin botulinus, alkaloid ergot, pestisida organofosfat & karbamat

Tak terbalikkan

• Kerusakan menetap

• Pembentukan ikatan kovalen  luka kimia  toksik

• Aktivitas enzim  pemblokan enzim redoks & penghambatan enzim • Penumpukan efek toksik

• Pemejanan takaran kecil jangka panjang = takaran besar jangka pendek

• Senyawa pengalkil, radiasi nuklear, sinar X, benzo(a) piren, aflatoksin B1

(17)

Gejala klinis

Gejala yang menandai wujud efek toksik

yang tampak secara makroskopi setelah

subjek terpejani dengan racun

Misal : denyut jantung, warna kulit,

(18)

Tolok ukur kualitatif

Ditegaskan dg uji ketoksikan racun

Misal : keracunan Sodium nitrit

 Wujud efek toksik : anoksia

 Mekanisme aksi  ekstra sel : nitrit menyebabkan

berkurangnya pasok oksigen ke dalam sel atau jaringan  mengoksidasi hemoglobin menjadi methemoglobin

 Gejala klinis : sianosis, takikardi, sesak napas &

gelisah

 Sifat efek toksik : terbalikkan, jika tak

terganggulangi  perubahan struktural (nekrosis sel)  tak terbalikkan  kematian

(19)
(20)

Tolak ukur kuantitatif

 Kekerabatan antara takaran (dosis) pemejanan dan

ketoksikan suatu xenobiotika

 Ketoksikan xenobiotika mrpk efek bertingkat,

berhubungan langsung dg takaran pemejanannya

What is there that is not poison?

All things are poison and nothing (is)without

poison. Solely the dose determines that a thing is not a poison.

(21)

Mengetahui FREKUENSI atau angka kejadian timbulnya efek toksik pada

sekelompok populasi subjek uji Kekerabatan antara kondisi pemejanan & wujud efek toksik Kekerabatan takaran dan efek

(takaran-efek)

Jenis

Kekerabatan waktu dan efek

(waktu-efek)

Kegunaan

Mengetahui kondisi pemejanan & INTENSITAS efek toksik yg timbul pada satu atau sekelompok subjek

(22)

Tolak Ukur Kuantitatif

KEKERABATAN TAKARAN/DOSIS-RESPON & WAKTU-RESPON

Tujuan evaluasi ketoksikan :

RISIKO PEMEJANAN

(Ukuran kemungkinan timbulnya efek berbahaya racun pada sekelompok tertentu)

Misal : nilai masukan harian racun yang dapat diterima manusia

(23)

Kekerabatan takaran respon

Asumsi :

 Efek toksik mrpk fungsi kadar racun di tempat

aksinya

 Kadar racun di tempat aksi berhubungan

dengan takaran pemejanan

 Respon toksik menunjukkan hubungan sebab

akibat dengan racun yg dipejankan

Takaran pemejanan ↑  jumlah subjek yg menunjukkan efek toksik ↑

(24)

Kekerabatan takaran respon

Tolok ukur potensi ketoksikan racun :

 TD50 (toxic dose)  jika efek toksik berupa perubahan

biokimia, fungsional & struktural

 LD50 (lethal dose)  jika efek toksik berupa kematian

Takaran ambang pemejanan racun

: takaran

pemejanan di bawah mana individu tidak

menunjukkan efek atau respon toksik yang dapat

terukur atau teramati 

KETT (Kadar Efek Toksik

yang Tak Teramati)

 batas aman ketoksikan

(25)

Kekerabatan Waktu-Respons

Evaluasi ketoksikan racun lazimnya

 Subkronis (10% masa hidup subjek)  Kronis (85% masa hidup subjek)

Mekanisme antaraksi pada pemejanan

kronis:

 Terbalikkan

 Tak terbalikkan

(26)

Mekanisme Antaraksi—t

½

Eliminasi

Terbalikkan

 t½ eliminasi relatif pendek

 Eliminasi racun sebanding dengan perubahan kadar

Tak terbalikkan

 t½ eliminasi relatif lama

 Penumpukkan efek toksik pada pemejanan berulang  Pada dosis rendah, efek toksik sudah terlihat nyata

Sekuestrasi fisik

 t½ eliminasi paling lama

(27)

Kekerabatan Waktu-Respons

Tolok ukur kuantitatif

 MHDD (Masukan Harian yang Dapat

Diterima)  acceptable daily intake

 MHMD (Masukan Harian Maksimum yang

(28)
(29)

KETT

Takaran ambang pemejanan racun

• Adalah takaran pemejanan di bawah mana individu

tidak menunjukkan efek atau respon toksik yang dapat terukur atau teramati

• Merupakan batas aman ketoksikan racun

Lazim disebut :

Kadar Efek Toksik Tak Teramati (KETT)

Atau

(30)

KETT

KETT menggambarkan takaran

pemejanan tertinggi yang tidak

menyebabkan timbulnya efek toksik

atau kematian pada diri subjek uji

(31)

MHDD (Masukan Harian yang Dapat

Diterima)  ADI (Acceptable Daily

Intake)

 Merupakan takaran harian maksimum

(mg/kgBB) racun pangan (zat tambahan makanan, senyawa pencemar, residu dsb) yg dapat

diterima manusia pada pemejanan jangka pendek

MHMD (Masukan Harian Maksimum

yang Diperbolehkan)

 Merupakan kadar maksimum bahan

(32)
(33)

Faktor aman  tetapan yg menggantikan

berbagai faktor yang tidak diketahui dlam

mengekstrapolasikan data hasil uji hewan ke

manusia (misalnya kondisi fisiologi dan patologi,

faktor perbedan jumlah subjek yg terlibat dalam

ekstrapolasi)

)

100

(

)

(

)

(

biasanya

aman

faktor

kgBBhewan

mg

KETT

a

kgBBmanusi

mg

MHDD

(34)

Contoh nilai MHDD beberapa

senyawa

MHMD = MHDD x 60 (mg/kg)

SENYAWA KETT (TIKUS) FAKTOR

AMAN MHDD (MANUSIA) Heksaklorobe nzena 1,25 mg/kg tikus/hari 2000 0,6 mcg Dieldrin (1970) 0,025 mg/kg tikus/hari 200 0,1 mcg DDT 0,05 mg/kg tikus/hari 1 5,0 mcg

(35)
(36)

Definisi

 LD50 merupakan dosis yang menyebabkan

kematian pada 50% populasi/subyek coba.

 LD50 menunjukkan besarnya potensi

ketoksikan dari suatu racun.

(37)
(38)

LD50

Diperoleh dari uji ketoksikan akut

 Pemejanan sekali, diamati selama 24 jam  Kadang kala selama 7-24 jam

Hanya menggambarkan potensi ketoksikan racun

relatif terhadap racun yg lain (potensi relatif) 

tidak menggambarkan batas aman takaran

pemejanan

Berguna untuk mengetahui indeks terapi suatu

obat

(39)

Kegunaan Data LD

50

Melihat potensi ketoksikan

Klasifikasi zat kimia berdasarkan

potensi ketoksikan

Evaluasi dampak keracunan yang tidak

disengaja

Perencanaan penelitian subkronis dan

(40)

Kriteria/ Kategori Ketoksikan Akut

Berdasarkan

Loomis (1978)

KRITERIA

LD

50

(mg/kg subjek)

1

Luar biasa toksik

1 atau kurang

2

Sangat toksik

1 – 50

3

Cukup toksik

50 – 500

4

Sedikit toksik

500 – 5000

5

Praktis tidak toksik

5000 – 15000

(41)

Kriteria/ Kategori Ketoksikan Akut

Berdasarkan

Lu (1995)

KRITERIA

LD

50

(mg/kg subjek)

Super-toksik

5 atau kurang

Amat sangat toksik

5 – 50

Sangat toksik

50 – 500

Toksik sedang

500 – 5000

Toksik ringan

5000 – 15000

(42)

Metode Perhitungan/ Penetapan

LD

50

Paling lazim/ konvensional:

 Metode grafik Litchifield dan Wilcoxon (1949)

 Metode kertas grafik logaritmik Miller dan Tainter

(1944)  ANALISIS PROBIT

 Tata cara menemukan kisaran Weil (1952)

Kontemporer (untuk senyawa sintetis)LD

50

cut-off

:

 Up-and-Down Procedure  Acute Toxic Class Method  Fixed-Dose Procedure

(43)
(44)

ANALISIS PROBIT

1

(45)

ANALISIS PROBIT

3

(46)
(47)

Langkah-langkah

1. Hitung log dosis (basis 10)

2. Hitung persentase kematian (%)

 Lakukan perhitungan normalisasi jika terdapat 0% dan atau 100%

kematian

3. Tentukan nilai probit berdasarkan persentase kematian dan lakukan

koreksi atau normalisasi jika perlu  LIHAT TABEL PROBIT

4. Buat persamaan regresi linier y = mx+b (manual atau menggunakan piranti

lunak)

 Nilai probit sebagai y  Log dosis sebagai x

5. Tentukan log LD50 menggunakan:  nilai probit 5,

 manual/grafik pada kertas grafik atau memakai persamaan regresi

linier

6. Hitung anti-log-nya  Nilai LD50 ditemukan

7. Tentukan SE kira-kira berdasarkan nilai probit 84 dan 16 8. LD50 ± SE dengan taraf kepercayaan 95%

(48)

CONTOH SOAL

Penentuan LD

50

akut parasetamol thd 10 tikus

putih jantan adl sbb :

Kelp Dosis (mg/kg) ∑ tikus yg mati ∑ tikus yg hdp 1 1000 10 0 2 500 6 4 3 250 4 6 4 125 0 10 5 62,5 0 10 48

(49)

1. Hitung log dosis

Kelp Dosis (mg/kg)

Log dosis ∑ tikus yg mati ∑ tikus yg hdp 1 1000 3 10 0 2 500 2,69 6 4 3 250 2,39 4 6 4 125 2,09 0 10 5 62,5 1,79 0 10

(50)

2. Hitung presentase

kematian

Kelp Dosis (mg/kg)

Log dosis ∑ tikus yg mati ∑ tikus yg hdp % kematian 1 1000 3 10 0 100 2 500 2,69 6 4 60 3 250 2,39 4 6 40 4 125 2,09 0 10 0 5 62,5 1,79 0 10 0

(51)

Faktor Koreksi

• Faktor koreksi hanya khusus untuk % kematian 0 dan

100

• u/0% kematian,

% koreksi = 100 (0,25/n)

• u/ 100% kematian,

(52)

3. Tentukan nilai probit &

koreksi

Krn semua tikus pd kelp 4 tetap hidup, mk klp 5

diabaikan.

Hitung % koreksi u/ % kematian 0 dan 100%

u/ 0 % kematian :

% koreksi

=

100 (0,25/n)

= 100 (0,25/10) = 2,5

u/ 100% kematian :

% koreksi =

(100n-25)/n

= (100x10-25)/10 = 97,5

(53)

Penentuan % koreksi

Kelp Dosis (mg/kg)

Log

dosis yg mati∑ tikus ∑ tikusyg hdp kematian% koreksi%

1 1000 3 10 0 100 97,5

2 500 2,69 6 4 60 60

3 250 2,39 4 6 40 40

(54)

Jika ada selisih probit...

 Tentukan probit……lihat pd tabel probit

Misal % koreksi 2,5; mk liat tabel probit u/ % koreksi 2 dan 3

2……2,95 3……3,12

(55)

Harga probit u/ % koreksi = 97,5

lihat harga probit u/ 97 % dan 98%

97% = 6,88

98% = 7,05

97,5% = 6,88 + 0,5 (7,05-6,88) = ……..

Harga probit u/ % koreksi = 2,5

lihat harga probit u/ 2% dan 3%

2% = 2,95

3% = 3,12

(56)

Penentuan harga probit

 Lihat pada tabel probit

Kelp Dosis (mg/kg)

Log

dosis yg mati∑ tikus ∑ tikusyg hdp kematian% koreksi% probitNilai

1 1000 3 10 0 100 97,5 6,97

2 500 2,69 6 4 60 60 5,25

3 250 2,39 4 6 40 40 4,75

(57)

4. Buat persamaan regresi linier log

dosis vs probit

y = 4,05x - 5,31 Kelp Dosis (mg/kg) Log

dosis probitNilai

1 1000 3 6,97

2 500 2,69 5,25

3 250 2,39 4,75

(58)

5 & 6. Penentuan harga LD50

• Masukkan nilai probit 5 pada persamaan

y = 4,05x - 5,31

5 = 4,05x – 5,31 x = 2,55

• Dapatkan nilai LD50 dari antilog nya

antilog2,55 = 354, 81 LD50 = 354, 81 mg/kg

(59)

7. Penentuan SE (standard error)

Nilai probit u/ 84% kematian = 5,99, masukkan ke

persamaan

5,99 = 4,05x – 5,31  x = 2,79

antilog 2,79 = 616,59 mg/kg

Nilai probit u/ 16% kematian = 4,01, masukkan ke

persamaan

4,01 = 4,05x – 5,31  x = 2,30

antilog 2,30 = 199,53 mg/kg

(60)

8. Tentukan nilai LD50 + SE

SE LD50 = 93,25

10

2

53

,

199

59

,

616

50

x

LD

SE

LD50 + SE = (354,81 + 93,25) mg/kg

(61)

Soal Latihan

 Dilakukan sebuah penelitian toksisitas akut thymoquinone

menggunakan tikus dalam 5 kelompok peringkat dosis (masing-masing n = 10). Didapatkan data sbb:

Kelomp ok

Dosis (mg/kg BB) Subjek mati/total

subjek 1 25 0/10 2 50 4/10 3 75 7/10 4 100 9/10 5 150 10/10

(62)
(63)
(64)
(65)

Referensi

Dokumen terkait

Kadar kadmium, tembaga dan timbal yang diperoleh menunjukkan bahwa pisang goreng pinggir jalan masih berada dalam batas aman berdasarkan Peraturan Badan Pengawas Obat dan

Kadar kadmium, tembaga dan timbal yang diperoleh menunjukkan bahwa pisang goreng pinggir jalan masih berada dalam batas aman berdasarkan Peraturan Badan Pengawas Obat dan

Kadar kadmium, tembaga dan timbal yang diperoleh menunjukkan bahwa pisang goreng pinggir jalan masih berada dalam batas aman berdasarkan Peraturan Badan Pengawas Obat dan

Hasil menunjukkan bahwa berdasarkan analisis efek 2 faktor, yaitu konsentrasi PVP dan ekstrak kering, dan interaksi terhadap respon, yaitu organoleptik, kadar