• Tidak ada hasil yang ditemukan

Daftar Isi. Motto...III. Kata Pengantar...3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Daftar Isi. Motto...III. Kata Pengantar...3"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Daftar Isi

Motto ...III

Kata Pengantar ...3

Bagian I

Peluang dan Proses untuk bekerja ke luar negeri

Bab 1

Pertimbangan Sebelum Menjadi TKI ...7 1.1 Siapa saja yang terkait dalam penempatan

TKI ke luar negeri? ...10 1.2 Yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Bekerja

Ke Luar Negeri ...18

BAB 2

Berburu lowongan kerja luar negeri ...23 2.1 Negara mana saja yang menerima TKI? ...26 2.2 Peluang di negara-negara Barat ...28

Bab 3

CV dan hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam

menghadapi interview ...33 3.1 Kemampuan berkomunikasi dalam bahasa asing..34 3.2 Tentang CV ...36 3.3 Mengirim CV ...39 3.4 Wawancara, tes dan negosiasi ...40 3.5 Penggantian uang transportasi datang ke

lokasi interview untuk pelamar dari luar kota ...41 3.6 Bila diterima, kapan harus mundur

(2)

VI Bekerja ke luar negeri

Bab 4

Yang berbayar dan yang dibiayai ...45

4.1 Bila calon TKI harus membayar, berapa jumlah seluruhnya? ...48

4.2 Mengapa biaya pemberangkatan yang dipungut PJTKI/PPTKIS selalu mahal? ...52

4.3 PJTKI bukan perusahaan alihdaya (outsourcing) 58 4.4 Membayar biaya proses dan perjanjian penempa- tan ...60

4.5 Mendeteksi penipuan ...62

4.6 Info lowongan lewat sponsor ...64

4.7 Pemberangkatan dengan sistem potong gaji ...66

4.8 Hal-hal yang perlu calon TKI waspadai saat melamar pekerjaan ke luar negeri...71

Bab 5 Tahapan yang harus dilalui & dokumen yang diperlukan ...75

5.1 Interview, seleksi, penawaran tertulis dan penandatangan perjanjian penempatan ...75

5.2 Paspor ...76

5.3 Cek Kesehatan (Medical Check Up) ...78

5.4 Pendatanganan Kontrak ...80

5.5 Pembekalan Akhir Pemberangkatan ...80

5.6 Pemberangkatan ...81

Bab 6 Mengapa proses pemberangkatan saya berjalan lambat?...85

Bab 7 TKI Mandiri dan persyaratannya ...89

(3)

Bab 8

Membedakan PJTKI legal dan ilegal ...95

Ciri PJTKI ilegal ...95

Bab 9 Bila timbul masalah di luar negeri, siapa yang bertanggung jawab?...99

9.1 DiPHK sebelum habis masa kontrak ...101

9.2 Posisi tak sesuai dengan perjanjian kerja ...103

9.3 Asuransi berfungsikah? ...104

Bab 10 Cuti dan memperpanjang kontrak ...107

Bab 11 TKI Pelaut dan agennya ...111

Bab 12 Penempatan TKI yang ditangani Pemerintah ...119

12.1 Korea (Pekerja pabrik dan low sklilled labor lain nya)...122

12.2 Jepang (Perawat di rumah sakit dan perawat manula)...126

12.3 Magang ke Jepang lewat Kemenakertrans...127

Bagian II Tenaga Kerja Indonesia Informal : TKW ...135

Bab 1 TKW kita unggul dimana-mana ...127

Mereka yang memilih tetap menjadi TKW PLRT ...144

Bab 2 TKW dan permasalahannya ...147

2.1 Masalah pada masa proses/sebelum keberangka tan...150

(4)

VIII Bekerja ke luar negeri

2.1.1 Masalah pada masa pelatihan ...153

2.2 Masalah pada masa penempatan ...155

2.3 Masalah saat kepulangan ...163

Bab 3 Yang tak ada matinya : sponsor ...167

Bab 4 Mereka-mereka yang nakal ...173

4.1 PJTKI nakal ...176

4.2 Majikan Nakal ...177

4.3 TKW nakal ...178

4.4 LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) nakal...183

4.5 Oknum aparat dan instansi nakal ...185

4.6 Media massa nakal ...187

4.7 Keluarga nakal sang TKW ...188

4.8 Asuransi nakal ...188

Bab 5 Perlindungan TKW, tanggung jawab siapa? ...191

Asuransi bukan perlindungan. ...197

Bagian III Bab 1 Daftar & Alamat PJTKI yang biasa menempatkan TKI formal ...203

Bab 2 Daftar & Alamat BP3TKI, P4TKI seluruh Indonesia ...211

Bab 3 Daftar Agen Perekrutan Pelaut ...217

Bab 4 Daftar & Alamat Klinik Cek Kesehatan TKI ...225

(5)

Bab 5

Daftar Nama & Alamat Penterjemah Tersumpah ...235

Bab 6

Format CV standar ...239 Daftar Pustaka ...245 Tentang Penulis ...249

(6)

3 Bekerja ke luar negeri

Kata Pengantar

Draft pertama buku yang anda baca saat ini sudah mulai ditulis tahun 2007. Selesai secara keseluruhan 3 tahun kemudian sekitar Desember 2010. Menjadi begitu lama karena kerap kali saya ragu untuk menuliskannya. Karena semua perekrutan dan penempatan TKI berkaitan dengan banyak orang dan instansi. Bila ditulis dan disebarkan akan ada pihak yang merasa dirugi-kan. Karena apa yang tadinya gelap menjadi terang. Tapi karena begitu banyaknya permasalahan yang diakibatkan kurangnnya pengetahuan masyarakat awam soal dunia perekrutan dan pen-empatan TKI, penulis memberanikan diri mengambil resiko.

Buku ini cukup sulit disusun. Masalahnya bukan pada teknis penulisan tentu saja, melainkan karena kerap berubahnya aturan yang menyangkut tentang kerja ke luar negeri. Bahkan sebenarnya penulis menunggu amandemen UU 39 2004 (Un-dang-undang yang mengatur penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri). Namun bila menunggu proses satu itu, buku ini akan semakin terlambat terbit sementara setiap hari ada saja calon TKI yang tertipu, penerbitan buku yang memuat informasi menyeluruh tentang seluk beluk berburu kerja ke luar negeri sudah sangat mendesak. Dan karena itu buku ini juga dicetak hanya berdasarkan pesanan saja (print on demand) agar bila ada perubahan aturan, info dalam buku ini dapat langsung direvisi.

Informasi ini adalah berdasarkan kesaksian orang dalam PJTKI, sponsor/calo TKI, aparat pemerintahan (terutama dari BNP2TKI, Kemenakertran, Imigrasi dan KBRI/KJRI). Selian

(7)

itu karena penulis adalah pencari order untuk calon TKI formal dan karenanya, apa yang diungkapkan di sini adalah informasi mutakhir.

Sesuai dengan judul bukunya; Bekerja Ke Luar Negeri, tentu saja yang menjadi pokok bahasan dalam buku ini adalah pekerjaan jenis formal di perusahaan) dan informal (di rumah tangga). Sebab pada dasarnya proses dokumen tak jauh berbeda. Namun mengingat pembaca buku ini, dalam bayangan penulis, adalah warga berpendidikan menengah ke atas, prosedur untuk pekerja formal yang lebih dahulu penulis bahas.

Sementara pekerjaan bidang informal tetap akan penu-lis singgung karena bagaimanapun mereka adalah bagian dari kita dan mereka-mereka itulah yang paling banyak mendatang-kan devisa untuk negara kita (di luar migas tentu saja) dan tidak patutlah bila dikesampingkan.

Buku ini juga disusun berdasarkan pertanyaan-pertan-yaan yang paling sering penulis dapat dari masyarakat selain tentu saja penulis bahas pula hal-hal yang luput diperhatikan oleh mereka namun penting untuk diketahui.

Untuk pertanyaan, kritik, protes dan saran, pembaca dapat menuliskan semuanya ke surel pribadi penulis:

humarihidayat@yahoo.co.id atau twitter: humarihidayat Jakarta, 30 Agustus 2014

(8)

7 Bekerja ke luar negeri

Bab 1

Pertimbangan Sebelum Menjadi TKI

P

enting untuk diketahui bahwa dalam buku ini, yang

penulis bahas adalah penempatan Tenaga Kerja Indone-sia (TKI) yang bekerja di luar negeri dengan visa kerja. Karenanya bila anda bercita-cita bekerja di luar negeri tapi tidak menggunakan visa kerja, sebelum anda merugikan waktu anda dan meski mungkin anda sudah rugi secara keuangan (bila buku ini anda dapat dengan cara membeli tentu saja), lebih baik tutup buku ini dan sumbangkan pada orang yang mungkin membu-tuhkan informasi soal bekerja ke luar negeri dengan visa kerja.

Karenanya semua urutan proses dan dokumentasi serta pihak-pihak yang terlibat dan perlu dilibatkan yang jadi pokok perhatian di buku ini sesuai dengan aturan negara kita dan seluk beluk prosedural. Juga tips di sana sini.

Karenanya penulis merasa perlu menerangkan apa saja yang perlu dipersiapkan, proses yang harus dilalui, trik agar ti-dak tertipu juga pihak mana saja yang terkait dengan penempa-tan TKI di luar negeri.

Bila migrasi kerja ke luar negeri kita lihat dari proses di dalam negeri kita, pangkal dari semua itu tentu saja, calon tenaga kerja itu sendiri alias calon Tenaga Kerja Indonesia atau CTKI, istilah singkatnya. Sudah ada selentingan bahwa dalam UU 39 2004 yang dalam proses revisi, istilah itu akan diganti menjadi Tenaga Kerja Luar Negeri alias TKLN. Penulis sendiri belum tahu apa konsekuensi dari pergantian istilah tersebut.

(9)

Yang jelas karena adanya saudara saudari kita yang ber-minat mencari nafkah keluar negeri yang membuat industri ini menjadi ada. Selalu saja ada orang kita yang berminat menjadi TKI. Dan dalam menulis buku ini dalam bayangan saya anda pembaca yang akan menjadi calon TKI.

Penting untuk disadari bahwa bekerja ke luar negeri penuh dengan tantangan dan hambatan yang kadang tak terbay-angkan. Bahkan oleh seorang seperti saya yang sudah berkecim-pung lebih dari satu dekade di bidang perekrutan dan penem-patan TKI ke luar negeri saja tak bisa menduga semua.

Seperti bekerja di tanah air, persoalan akan selalu ada. Dan bila hal itu muncul, semua akan terasa lebih berat daripada hal serupa yang biasa kita alami di tanah air. Mengapa? Karena TKI yang baru saja bekerja di luar negeri, belum punya teman untuk curhat, jauh dari keluarga dan sebagainya. Itu belum lagi hambatan bahasa, rindu kampung halaman, karakter orang kita yang suka mengalah (ini ciri terkenal dari orang Indone-sia) meski pihak perusahaan melanggar kontrak tapi tak berani mengutarakan keluhan ke perusahaan tempatnya bekerja dan sebagainya.

Lalu mengapa masih ada saja orang kita yang minat ker-ja di luar negeri? Duit. Ya duit memang harus menker-jadi alasan utama. Mengapa harus ke luar negeri kalau pendapatan yang ada di sini sama saja nilainya. Alasan berikutnya yang layak di-pertimbangkan adalah; menambah pengalaman kerja. Dua ala-san itu harus yang anda dahulukan. Selebihnya jadikan motif sekunder saja atau jangan masukkan hal lain (ingin jalan-jalan

(10)

9 Bekerja ke luar negeri

atau ibadah misalnya) jadi pendorong anda untuk menerima ta-waran kerja di luar tanah air kita.

Kalau dua faktor di atas bukan yang utama dalam ar-tian anda sudah punya penghasilan lumayan meski tak sebesar profesi serupa di luar negeri dan pengalaman kerja anda sudah berjibun di sini, tolonglah jangan pernah melamar kerja ke luar negeri.

Selain pertimbangan penghasilan yang lebih tinggi, me-nambah pengalaman dan meningkatkan kompetensi bisa juga layak menjadi motif utama.

Mengapa tidak? Kadang untuk mencapai posisi tertentu di tanah air, hambatan yang kita alami adalah tak punya konek-si di suatu perusahaan. Surat lamaran dan CV kita tak dilirik hanya karena tak ada koneksi tadi. Untuk ke luar negeri, hal semacam itu minim sekali. Perusahaan asing tak melihat siapa saudara pelamar, asal punya kemampuan dan memenuhi syarat yang ditentukan, lolos. Bahkan untuk negara tertentu, mereka menerima calon pelamar yang baru lulus studi.

Faktor lainnya yang perlu jadi pertimbangan adalah kualitas keperibadian anda calon TKI.

Bila anda adalah dari golongan manusia penggerutu, pengeluh, suka dilayani, tak bisa hidup jauh dari keluarga, gemar curhat dan curcol tentang apa saja dengan mereka, tak biasa ber-tualang dengan makanan aneh dan cuaca baru apalagi bila men-ganggap daerah tempat tinggal dan suku anda sekarang adalah yang terbaik di Indonesia, menganggap kerja di luar negeri

(11)

seb-agai tempat anda melatih diri agar lancar berbahasa asing (jelas sekali negara di luar sana sama sekali tak sama dengan lembaga kursus bahasa) saya sarankan buanglah jauh-jauh ide menjadi TKI meskipun biaya penempatan ditanggung sepenuhnya oleh majikan atau perusahaan asing. Bila saran ini anda langgar, ya itu adalah hak masing-masing dan jangan salahkan siapapun bila ternyata anda tidak betah dan merasa semua yang ada di sana seperti hidup di neraka. Anda tiba-tiba merasa ditipu dan paling menderita sejagat raya, meski anda (dan seluruh elemen bangsa Indonesia) selalu punya punya pihak lain yang perlu disalahkan (biasanya semua akan menuding PJTKI/PPTKIS tak bertang-gung jawab).

Jadi ya jadikanlah uang dan menambah pengalaman ker-ja sebagai faktor utama mengapa anda menerima kerker-ja di luar negeri. Sebab penawaran kerja di sana bukan penawaran hid-up di surga. Meski bukan juga penawaran untuk bermigrasi ke neraka. Hanya suasana, budaya, bahasa, kehidupan sosial yang beda.

1.1 Siapa saja yang terkait dalam penempatan TKI ke luar negeri?

Yang terkait erat dengan pengiriman dan penempatan TKI adalah lembaga pemerintah seperti KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) ataupun Konsulat Jenderal Republik Indo-nesia (KJRI) dan Badan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia atau lebih dikenal sebagai BNP2TKI, Kemen-terian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) dan tentu saja PJTKI atau PPTKIS.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dibatasi pada ruangan Laboratorium yang menggunakan lampu untuk mematikan dan menghidupkan lampu menggunakan perangkat smartphone yang diinstal

Messina dan Messina (dalam Gunarsa, 2009), menyatakan bahwa pengendalian diri memiliki beberapa fungsi:.. a) Mengatasi perhatian individu kepada orang lain. Dengan adanya

Dengan adanya program Sarjana Membangun Desa (SMD) 2010 dari Departemen Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan, dimana sarjana peternakan

Uji keragaman bobot dilakukan dengan syarat bahwa tidak boleh terdapat lebih dari dua suppositoria yang bobotnya menyimpang yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih

Mengingat penggunaan model pembelajaran snowball throwing dapat mendorong siswa lebih aktif dalam belajar dan meningkatkan mutu dan hasil pembelajaran, pada

Permasalahan penentuan awal bulan qomariyah seperti penentuan jatuhnya tanggal untuk bulan syawal, ramadhan atau bulan-bulan qomariyah yang lain, menjadi sebuah problematika

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk (1) mengidentifikasi jenis majas ironi dan sarkasme yang terdapat dalam novel TROSH dan terjemahannya, (2)

Begitu pula sebaliknya, orangtua tunggal ayah adalah seorang ayah yang tinggal bersama anaknya dalam satu rumah, karena ditinggal isterinya bercerai... Seperti yang