• Tidak ada hasil yang ditemukan

kimia HIDROLISIS K e l a s Kurikulum 2013 A. Definisi, Jenis, dan Mekanisme Hidrolisis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "kimia HIDROLISIS K e l a s Kurikulum 2013 A. Definisi, Jenis, dan Mekanisme Hidrolisis"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

HIDROLISIS

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami defi nisi, jenis, dan mekanisme hidrolisis.

2. Memahami sifat-sifat dan pH larutan garam.

3. Dapat menentukan pH pada hidrolisis garam.

A. Defi nisi, Jenis, dan Mekanisme Hidrolisis

Hidrolisis berasal dari kata hidro yang berarti air dan lisis yang berarti penguraian. Jadi, hidrolisis dapat diartikan sebagai reaksi penguraian oleh air. Salah satu zat yang mengalami hidrolisis adalah garam. Hidrolisis garam adalah reaksi penguraian garam oleh air. Pada hidrolisis garam, ion positif (kation) dan ion negatif (anion) dari garam akan bereaksi dengan air membentuk asam (H3O+) dan basa (OH) asalnya. Reaksi hidrolisis ini

berlawanan dengan reaksi penetralan. Reaksi penetralan adalah reaksi antara asam dan basa yang menghasilkan garam. Garam yang dihasilkan tidak selalu bersifat netral, tetapi bergantung pada kekuatan asam dan basa pembentuknya.

Larutan garam yang dapat terhidrolisis adalah garam-garam yang dibentuk dari asam dan basa, dengan salah satu atau keduanya bersifat lemah. Dengan demikian, garam yang dihasilkan dari asam kuat dan basa kuat tidak mengalami hidrolisis.

kimia

XI

K

e

l

a

s

Kurikulum 2013

(2)

2

B. Sifat-Sifat dan pH Larutan Garam

Garam terdiri atas ion positif (kation) yang berasal dari basa dan ion negatif (anion) yang berasal dari asam. Berdasarkan asam dan basa pembentuknya, garam dapat dibedakan menjadi empat, yaitu sebagai berikut.

1. Garam dari Asam Kuat dan Basa Kuat

Contoh garam dari asam kuat dan basa kuat adalah natrium klorida (NaCI). NaCI terionisasi sempurna di dalam air menurut reaksi berikut.

NaCI (aq) → Na+ (aq) + Cl(aq)

Sementara itu, reaksi ionisasi air berlangsung dalam kesetimbangan berikut. H2O (l)  H+ (aq) + OH(aq)

Ion Na+ pada garam NaCI berasal dari basa kuat NaOH, sehingga tidak dapat bereaksi

dengan ion OH– dari air. Sementara itu, ion Cl pada garam NaCI berasal dari asam kuat HCI,

sehingga tidak dapat bereaksi dengan ion H+ dari air. Oleh karena itu, garam yang berasal dari

asam kuat dan basa kuat tidak dapat terhidrolisis. Nilai [H+] dan [OH] dalam air tidak berubah

dengan adanya garam, sehingga pH-nya tetap sama dengan pH air murni (pH = 7). Dengan kata lain, larutan garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat ini bersifat netral.

2. Garam dari Asam Lemah dan Basa Kuat

Contoh garam dari asam lemah dan basa kuat adalah natrium asetat (CH3COONa). CH3COONa terionisasi di dalam air menurut persamaan reaksi berikut.

CH3COONa (aq) → CH3COO– (aq) + Na+ (aq)

Sementara itu, reaksi ionisasi air berlangsung dalam kesetimbangan berikut. H2O (l)  H+ (aq) + OH(aq)

Ion CH3COO– pada garam CH

3COONa berasal dari asam lemah CH3COOH. Ion CH3COO–

akan bereaksi dengan ion H+ dari air dan mengalami hidrolisis. Sementara itu, kation Na+

yang berasal dari basa kuat tidak bereaksi dengan air. Oleh karena hidrolisis hanya terjadi pada ion sisa asam lemah, maka hidrolisis ini disebut sebagai hidrolisis parsial atau hidrolisis sebagian. Reaksi hidrolisis parsial pada anion CH3COO– adalah sebagai berikut.

CH3COO– (aq) + H

2O (l)  CH3COOH (aq) + OH–(aq)

Oleh karena reaksi hidrolisisnya melepaskan ion OH–, maka garam yang dihasilkan

(3)

3

3. Garam dari Asam Kuat dan Basa Lemah

Contoh garam dari asam kuat dan basa lemah adalah amonium klorida (NH4CI). NH4CI terionisasi di dalam air menurut persamaan reaksi berikut.

NH4CI (aq) → NH4+ (aq) + Cl(aq)

Sementara itu, reaksi ionisasi air berlangsung dalam kesetimbangan berikut. H2O (l)  H+(aq) + OH(aq)

Ion NH4+ pada garam NH

4CI berasal dari basa lemah NH4OH. Ion NH4+ akan bereaksi

dengan ion OH– dari air dan mengalami hidrolisis. Sementara itu, anion Cl yang berasal

dari asam kuat tidak bereaksi dengan air. Oleh karena hidrolisis hanya terjadi pada ion sisa basa lemah, maka hidrolisis ini disebut sebagai hidrolisis parsial atau hidrolisis sebagian. Reaksi hidrolisis parsial pada kation NH4+ adalah sebagai berikut.

NH4+ (aq) + H

2O (l)  NH4OH (aq) + H+ (aq)

Oleh karena reaksi hidrolisisnya melepaskan ion H+, maka garam yang dihasilkan dari

asam kuat dan basa lemah bersifat asam.

4. Garam dari Asam Lemah dan Basa Lemah

Contoh garam dari asam lemah dan basa lemah adalah amonium sianida (NH4CN). NH4CN terionisasi di dalam air menurut reaksi berikut.

NH4CN (aq) → NH4+ (aq) + CN (aq)

Sementara itu, reaksi ionisasi air berlangsung dalam kesetimbangan berikut. H2O (l)  H+ (aq) + OH (aq)

Ion NH4+ pada garam NH

4CN berasal dari basa lemah NH4OH. Ion NH4+ akan bereaksi

dengan ion OH– dari air menurut reaksi berikut.

NH4+ (aq) + H

2O (l)  NH4OH (aq) + H+ (aq)

Ion CN– pada garam NH

4CN berasal dari asam lemah HCN. Ion CN– akan bereaksi

dengan ion H+ dari air menurut reaksi berikut.

CN– (aq) + H

(4)

4

Pada garam dari asam lemah dan basa lemah, hidrolisis terjadi pada ion sisa asam lemah dan juga ion sisa basa lemah. Dengan demikian, hidrolisis ini disebut sebagai

hidrolisis total. Oleh karena reaksi kedua ion tersebut masing-masing menghasilkan ion

H+ dan OH, maka sifat larutan garam yang dihasilkan bergantung pada nilai K

a dan Kb. Jika nilai Ka > Kb, larutan garam bersifat asam. Jika nilai Ka < Kb, larutan garam bersifat basa. Sementara itu, jika Ka = Kb, larutan garam bersifat netral.

C. Perhitungan pH Hidrolisis Garam

Pada prinsipnya, perhitungan pH untuk larutan yang bersifat asam adalah dari perhitungan konsentrasi ion hidronium H+. Sementara perhitungan pH untuk larutan yang bersifat

basa adalah dari perhitungan konsentrasi ion OH–. Secara umum, rumus yang digunakan

dalam perhitungan pH adalah sebagai berikut. pH = – log [H+]

pOH = – log [OH–]

pH + pOH = 14

1. Hidrolisis Garam dari Asam Kuat dan Basa Lemah

Pada hidrolisis yang menghasilkan garam bersifat asam, perhitungan pH dilakukan dengan menentukan konsentrasi ion H+. Rumus yang digunakan untuk menentukan

konsentrasi ion H+ adalah sebagai berikut.

[H+] = K K M w b valensi × × Keterangan:

Kw = konstanta ionisasi air = 10–14 (25°C, 1 atm); Kb = konstanta ionisasi basa lemah;

M = konsentrasi garam (mol/L);

valensi = koefi sien kation sisa basa lemah;

K K

w b

= konstanta hidrolisis (Kh); dan

(5)

5

Contoh Soal 1

Tentukan pH larutan garam NH4Cl 0,1 M jika nilai Kb NH3 adalah 1 × 10–5!

Penyelesaian:

Dengan menggunakan rumus perhitungan [H+] pada garam yang berasal dari asam

kuat dan basa lemah, diperoleh: [H+] = K K M w b valensi × × = 10 10 0,1 1 -14 -5 × × = 10–5 M

Dengan demikian, diperoleh: pH = – log [H+]

= – log (10–5)

= 5

Jadi, pH larutan garam tersebut adalah 5.

2. Hidrolisis Garam dari Basa Kuat dan Asam Lemah

Pada hidrolisis yang menghasilkan garam bersifat basa, perhitungan pH dilakukan dengan menentukan konsentrasi ion OH–. Rumus yang digunakan untuk menentukan konsentrasi

ion OH– adalah sebagai berikut.

[OH–] = K K M w a valensi × × Keterangan:

Kw = konstanta ionisasi air = 10–14 (25°C, 1 atm); Ka = konstanta ionisasi asam lemah;

M = konsentrasi garam (mol/L);

valensi = koefi sien anion sisa asam lemah;

K K

w a

= konstanta hidrolisis (Kh); dan

(6)

6

Contoh Soal 2

Tentukan pH larutan garam CH3COONa 0,2 M jika nilai Ka CH3COOH adalah 2 × 10–5!

Penyelesaian:

Dengan menggunakan rumus perhitungan [OH–] pada garam yang berasal dari basa

kuat dan asam lemah, diperoleh: [OH–] = K K M w a valensi × × = 10 2 10 0 2 1 14 5 -- , × × × = 10–5 M

Dengan demikian, diperoleh: pOH = – log [OH–]

= – log (10–5)

= 5

Oleh karena pH + pOH = 14, maka: pH = 14 – pOH = 14 – 5 = 9

Jadi, pH larutan garam tersebut adalah 9.

3. Hidrolisis Garam dari Asam Lemah dan Basa Lemah

Pada hidrolisis total, konsentrasi garam tidak memengaruhi besarnya pH larutan. Rumus yang digunakan untuk menentukan konsentrasi ion H+ dan ion OH dari suatu garam yang

terhidrolisis total adalah sebagai berikut. [H+] = K K K a b w × [OH–] = K K K b a w ×

(7)

7

Keterangan:

Ka = konstanta ionisasi asam lemah;

Kb = konstanta ionisasi basa lemah; dan

Kw = konstanta ionisasi air = 10–14 (25°C, 1 atm).

Contoh Soal 3

Tentukan pH larutan garam NH4CN jika nilai Ka HCN = 10–6 dan K

b NH3 = 10–5!

Penyelesaian:

Dengan menggunakan rumus perhitungan [H+] pada garam yang berasal dari asam lemah

dan basa lemah, diperoleh: [H+] = K K K a b w × = 10 10 10 -6 -5 -14 × = 10–7,5

Dengan demikian, diperoleh: pH = – log [H+]

= – log (10–7,5)

= 7,5

Referensi

Dokumen terkait

pada garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah mengalami

Menurut konsep hidrolisis, komponen garam ( kation Atau anion ) yang berasal dari asam lemah dan basa Lemah bereaksi dengan air ( terhidrolisis ). Hidrolisis kation menghasilkan ion H

Asidi dan alkalimetri ini melibatkan titrasi basa yang terbentuk karena hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah (basa bebas) dengan suatu asam standar (asidimetri),

Begitu juga saat garam dilarutkan dalam air, maka ion-ion garam yang berasal dari asam lemah atau basa lemah akan bereaksi dengan air yang dinamakan reaksi hidrolisis.. Apa

= Kb, sedangkan apabila larutan garam bersifat asam maka Ka &gt; Kb, dan apabila larutan garam bersifat basa maka Ka &lt; Kb. Larutan garam yang berasal dari sisa asam lemah dan

Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat mengalami hidrolisis parsial dalam air.. Garam ini mengandung anion basa yang

Apabila suatu garam dari elektrolit kuat dan elektrolit lemah (misalnya garam dari asam kuat dari basa lemah atau garam dari basa kuat dan asam lemah), serta garam

%terhidrol hidrolisis isis&amp;. $ika hidrolisis menghasilkan ion  &amp;.. idrolisis garam sebenarnya adalah reaksi asam basa &#34;ronsted :owry. #omponen garam idrolisis