• Tidak ada hasil yang ditemukan

Iklim Tropis dan Sub Tropis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Iklim Tropis dan Sub Tropis"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ARSITEKTUR IKLIM TROPIS

Arsitektur Tropis adalah suatu konsep bangunan yang mengadaptasi kondisi iklim tropis. Letak geografis Indonesia yang berada di garis khatulistiwa membuat Indonesia memiliki dua iklim, yakni kemarau dan penghujan. Pada musim kemarau suhu udara sangat tinggi dan sinar matahari memancar sangat panas. Dalam kondisi ikim yang panas inilah muncul ide untuk menyesuaikannya dengan arsitektur bangunan gedung maupun rumah yang dapat memberikan kenyamanan bagi penghuninya.

IKLIM TROPIS

Climate (iklim) berasal dari bahasa Yunani, klima yang berdasarkan kamus Oxford berarti region (daerah) dengan kondisi tertentu dari suhu dryness (kekeringan), angin, cahaya dan sebagainya. Dalam pengertian ilmiah, iklim adalah integrasi pada suatu waktu (integration in time) dari kondisi fisik lingkungan atmosfir, yang menjadi karakteristik kondisi geografis kawasan tertentu”. Sedangkan cuaca adalah “kondisi sementara lingkungan atmosfer pada suatu kawasan tertentu”. Secara keseluruhan, iklim diartikan sebagai “integrasi dalam suatu waktu mengenai keadaan cuaca” (Koenigsberger, 1975:3).

Kata tropis berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu kata tropikos yang berarti garis balik, kini pengertian ini berlaku untuk daerah antara kedua garis balik ini. Garis balik ini adalah garis lintan 23027” utara dan garis lintan 23027 selatan. Iklim tropis adalah iklim dimana panas merupakan masalah yang dominan yang pada hampir keseluruhan waktu dalam satu tahun bangunan “bertugas” mendinginkan pemakai, dari pada menghangatkan dan suhu rata-rata pertahun tidak kurang dari 200C (Koenigsberger. 1975:3). Menurut Lippsmiere, iklim tropis Indonesia mempunyai kelembaban relatif (RH) yang sangat tinggi (kadang-kadang mencapai 90%), curah hujan yang cukup banyak, dan rata-rata suhu tahunan umumnya berkisar 230C dan dapat naik sampai 380C pada musim “panas”.

Pada iklim ini terjadi sedikit sekali perubahan “musim” dalam satu tahun, satu-satunya tanda terjadi pergantian musim adalah banyak atau sedikitnya hujan, dan terjadinya angin besar. Karakteristik warm humid climate (iklim panas lembab) adalah sebagai berikut (Lippsmiere. 1980:28) :

 Landscap, rain forest (hutan hujan) terdapat sepanjang pesisir pantai dan dataran rendah daerah ekuator.

 Kondisi tanah, merupakan tanah merah atau coklat yang tertutup rumput.

(2)

 Musim. Terjadi sedikit perbedaan musim. Pada bulan “panas” kondisi panas dan lembab sampai basah. Pada belahan utara, bulan “dingin” terjadi pada Desember-Januari, bulan”panas” terjadi pada Mei sampai Agustus. Pada belahan selatan bulan “dingin” terjadi pada April sampai Juli, bulan “panas” terjadi pada Oktober sampai Februari.

 Kondisi langit, hampir sepanjang tahun keadaan langit berawan. Lingkungan awan berkisar 60%-90%. Luminance (lumansi) maksimal bisa mencapai 7000 cd/m2 sedangkan luminasi minimal 850cd/m2.

 Radiasi dan panas matahari, pada daerah tropis radiasi matahari dikategorikan tinggi. Sebagian dipantulkan dan sebagian disebarkan oleh selimut awan,meskipun demikian sebagian radiasi yang mencapai permukaan bumi mempunyai dampak yang besar dalam mempengaruhi suhu udara.

 Temperatur udara, terjad fluktuasi perbedaan temperatur harian dan tahunan.Rata-rata temperatur maksimum tahunan adalah 30,50C. temperatur rata-rata tahunan untuk malam hari adalah 250C tetapi umumnya berkisar antara 21-270C. sedangkan selama siang hari berkisar 27-320c. kadang-kadang lebih dari 320C.

 Curah hujan sangat tinggi selama satu tahun, umumnya menjadi sangat tinggi dalam beberapa tahun tertentu. Tinggi curah hujan tahunan berkisar antara 2000-5000 mm, pada musim hujan dapat bertambah. Sampai 500 mm dalam sebulan. Bahkan pada saat badai bisa mencapai 100 mm per jam.

 Kelembaban, dikenal sebagai RH (Relative humidity), umumnya rata-rata tingkat kelembaban adalah sekitar 75%, tetapi kisaran kelembabannya adalah 55% sampai hampir 100%. Absolute humidity antara 25-30 mb.

 Pergerakan udara, umumnya kecepatan angin rendah, tetapi angin kencang dapat terjadi selama musim hujan. Arah angin biasanya hanya satu atau dua.

 Karakteristik khusus, tingginya kelembaban mempercepat pertumbuhan alga dan lumut, bahan bangunan organik membusuk dengan cepat dan banyaknya serangga. Evaporasi tubuh terjadi dalam jumlah kecil karena tingginya kelembaban dan kurangnya pergerakan udara (angin). Rata-rata badai adalah 120-140 kali dalam satu tahun.

(3)

 Radiasi matahari relatif tinggi 1500-2500 kwh/m²/tahun, Jakarta : ± 1800kwh/m²/tahun.

 Kelembaban udara tinggi, Jakarta : ± 65-93%.  Suhu udara relatif tinggi, Jakarta : 24 ºC -34 ºC.

 Kecepatan angin relatif rendah, Jakarta : rata-rata di bawah 5 m/s.

IKLIM TROPIS ADA 2 :

1. Iklim Tropis Kering 2. Iklim Tropis Lembab

1. IKLIM TROPIS KERING

 Kelembaban rendah  Curah hujan rendah

 Radiasi panas langsung tinggi

 Suhu udara pada siang hari tinggi dan pada malam hari rendah (45o dan

-10oCelcius)

 Jumlah radiasi maksimal, karena tidak ada awan.

 Pada malam hari berbalik dingin karena radiasi balik bumi cepat berlangsung (cepat dingin bila dibandingkan tanah basah/lembab).

 Menjelang pagi udara dan tanah benar-benar dingin karena radiasi balik sudah habis. Pada siang hari radiasi panas tinggi dan akumulasi radiasi tertinggi pukul 15.00. Sering terjadi badai angin pasir karena dataran yang luas.

 Pada waktu sore hari sering terdengar suara ledakan batu-batuan karena perubahan suhu yang tiba-tiba drastis.

Di daerah benua atau daratan yang cukup luas, banyak terdapat gurun pasir karena di tempat itu jarang terjadi hujan, bahkan dapat dikatakan tidak terjadi sama sekali, karena angin yang melaluinya sangat kering, tidak mengandung uap air. Uap air yang terkandung di udara sudah habis dalam perjalanan menuju ke pedalaman benua itu, atau juga karena terhalang oleh daratan tinggi atau gunung, sehingga daerah itu menjadi sangat panas dan tidak ada filter pada tanah dari sengatan sinar matahari, yang mengakibatkan bebatuan hancur menjadi pasir. Suhu di padang pasir dapat mencapai 50o C

hingga 60o C di siang hari, dan di malam hari dapat mencapai -1o C.

Strategi untuk Perancangan Bangunan di Iklim Tropis Kering

(4)

Konduktivitas rendah agar panas siang hari tidak langsung masuk ke dalam bangunan. Berat jenis bahan tinggi, dimensi tebal agar kapasitas menyimpan panas tinggi.

 Bukaan-bukaan dinding kecil untuk mencegah radiasi sinar langsung dan angin atau debu kering masuk sehingga mempertahankan kelembaban.  Memperkecil bidang tangkapan sinar matahari dengan atap-atap datar dan

rumah-rumah kecil berdekatan satu sama lain saling membayangi, jalan-jalan sempit selalu terbayang. Atap datar juga untuk menghindari angin kencang, karena curah hujan rendah.

 Menambah kelembaban ruang dalam dengan air mancur yang dibawa angin sejuk.

 Pola pemukiman rapat dan jalan yang berbelok untuk memotong arus angin  Bangunan efisien bila rendah, masif dan padat.

2. IKLIM TROPIS LEMBAB

Ciri Iklim Tropis Lembab:

(5)

panas akan memberikan gambaran tersendiri mengenai upaya pencapaian pendinginan pasif bangunan. Sekalipun terdapat kondisi yang luar batas kenyamanan thermal manusia, sebenarnya terdapat potensi iklim natural yang dapat mewujudkan terciptanya kenyamanan dengan strategi lain. Kenyamanan tersebut tercapai dengan interaksi antar fungsi iklim dengan lingkungan maupun dengan pemanfaatan teknologi.

Kriteria Perencanaan pada Iklim Tropis Lembab

Kondisi iklim tropis lembab memerlukan syarat-syarat khusus dalam perancangan bangunan dan lingkungan binaan, mengingat ada beberapa factor-faktor spesifik yang hanya dijumpai secara khusus pada iklim tersebut, sehingga teori-teori arsitektur, komposisi, bentuk, fungsi bangunan, citra bangunan dan nilai-nilai estetika bangunan yang terbentuk akan sangat berbeda dengan kondisi yang ada di wilayah lain yang berbeda kondisi iklimnya. Menurut DR. Ir. RM. Sugiyatmo, kondisi yang berpengaruh dalam perancangan bangunan pada iklim tropis lembab adalah, yaitu :

Kenyamanan Thermal

Kenyamanan thermal adalah suatu kondisi thermal yang dirasakan oleh manusia bukan oleh benda, binatang, dan arsitektur, tetapi dikondisikan oleh lingkungan dan benda-benda di sekitar arsitekturnya.

Kriteria dan Prinsip Kenyamanan Thermal Standar internasional mengenai kenyamanan thermal ( suhu) “ISO 7730 : 1994” ”menyatakan bahwa sensasi thermal yang di alami manusia merupakan fungsi dari 4 faktor iklim yaitu: suhu udara, radiasi, kelembaban udara, kecepatan angin, serta faktor-faktor individu yang berkaitan dengan laju metabolisme tubuh, serta pakaian yang di gunakan.”

Untuk mencapai kenyamanan thermal haruslah di mulai dari Kualitas udara di sekitar kita yang harus memiliki kriteria :

a) Udara di sekitar rumah tinggal tidak mengandung pencemaran yang berasal dari asap sisa pembakaran sampah, BBM, sampah industru, debu dan sebagainya.

(6)

Karen jika suhu tubuh manusia dengan lingkungannya memiliki perbedaan suhu yang signifikan maka akan terjadi ketidak nyamanan yang di wujudkan melalui kepanasan atau kedinginan yang di alami oleh tubuh Usaha untuk mendapatkan kenyamana thermal terutama adalah mengurangi perolehan panas, memberikan aliran udara yang cukup dan membawa panas keluar bangunan serta mencegah radiasi panas, baik radiasi langsung matahari maupun dari permukaan dalam yang panas. Perolehan panas dapat dikurangi dengan menggunakan bahan atau material yang mempunyai tahan panas yang besar, sehingga laju aliran panas yang menembus bahan tersebut akan terhambat. Permukaan yang paling besar menerima panas adalah atap. Sedangkan bahan atap umumnya mempunyai tahanan panas dan kapasitas panas yang lebih kecil dari dinding. Untuk mempercepat kapasitas panas dari bagian atas agak

sulit karena akan memperberat atap. Tahan panas dari bagian atas bangunan dapat diperbesar dengan beberapa cara, misalnya rongga langit-langit, penggunaan pemantul panas reflektif juga akan memperbesar tahan panas. Cara lain untuk memperkecil panas yang masuk antara lain yaitu: a) Memperkecil luas permukaan yang menghadap ke timur dan barat. b) Melindungi dinding dengan alat peneduh.

(7)

Aliran Udara Melalui Bangunan

Prinsip upaya perancangan bangunan pada daerah beriklim tropis yang benar harus mempertimbangkan pemanfaatan sebanyak mungkin kondisi alam, diantaranya adalah pengupayaan pemikiran penghawaan alami untuk memenuhi kebutuhan udara dan kelancaran sirkulasi udara pada bangunan tersebut.

Brown (1987:123) menyebutkan bahwa prinsip terjadinya aliran udara adalah, mengalirnya udara dari daerah bertekanan tinggi kearah daerah yang bertekanan rendah. Perbedaan tekanan udara terjadi karena adanya perbedaan temperatur pada masing-masing daerah tersebut, dimana secara horizontal akan menimbulkan perbedaan tekanan dan secara vertikal akan menimbulkan perbedaan berat jenis.

Dalam upaya pemanfaatan penghawaan alami, perlu diperhatikan bahwa pengaliran udara yang perlahan-lahan namun kontinyu sangat mutlak diperlukan, agar udara didalam ruangan selalu diganti dengan udara yang bersih, sehat, segar dan terasa nyaman. Pada kegiatan rumah tinggal, pergantian udara bisa dikatakan baik apabila udara didalam ruangan dapat selalu berganti sebanyak 15 m3/orang/jam, semakin kecil ukuran ruang, maka frekuensi pergantian udara harus semakin sering.

Keterlambatan atau kekurangan volume pergantian udara didalam ruang akan meningkatkan derajat kelembaban ruang, yang akan menimbulkan perasaan tidak nyaman, disamping itu udara kotor sisa gas buang yang tidak secepatnya tersalur keluar akan sangat merugikan kesehatan pemakai ruang. Sebagai pedoman, suatu ruang akan terasa nyaman untuk tubuh apabila kelembaban didalam ruang tersebut berkisar antara 40 – 60%. Pada ruang-ruang yang jarang terkena pengaruh panas sinar matahari, maka pengendalian kelembaban sangat ditentukan oleh kelancaran sirkulasi udara yang mengalir didalam ruang tersebut.

Kelembaban tinggi, disamping disebabkan oleh kurang lancarnya sirkulasi udara didalam ruang dan kurangnya pengaruh sinar matahari, juga disebabkan oleh faktor-faktor:

a) Air hujan:

(8)

b) Kondisi air tanah

Akibat merembesnya air dari tanah melalui pondasi dan dinding ke lantai secara kapilerisasi.

Dengan demikian pemecahan teknis akibat adanya kelembaban tinggi secara rinci juga tergantung dari penyebab utama timbulnya hal tersebut. -Sirkulasi Udara Dengan Sistem Ventilasi HorisontalPerancangan tata ruang yang benar harus dengan memperhatikan kelancaran sirkulasi atau pengaliran udara yang dapat melalui seluruh ruang-ruang yang dirancang. Kelancaran aliran/ sirkulasi udara pada suatu susunan ruang bisa diperoleh dengan:

Membuat lubang-lubang ventilasi pada bidang-bidang yang saling berseberangan (cross ventilation), Memanfaatkan perbedaan suhu pada masing-masing ruang, karena udara akan mengalir dari daerah dengan suhu rendah (yang mempunyai tekanan tinggi) kedaerah dengan suhu tinggi (yang mempunyai tekanan rendah).

Dengan memperhatikan dua hal diatas, dalam perancangan tata ruang, perlu dipikirkan 1). Spesifikasi arah angin dominan pada suatu lokasi dimana bangunan akan didirikan, dan 2). Dengan memperhitungkan perancangan tata ruang yang dapat menghasilkan ruang dengan kondisi suhu ruang yang bervariasi, untuk mengarahkan dan memperlancar sirkulasi udara ruang, yaitu dengan upaya pengolahan pelubangan-pelubangan yang berbeda-beda. Pada kasus-kasus tertentu dapat terjadi, angin yang datang masuk ke ruangan ternyata terlalu kencang, sehingga justru menimbulkan perasaan yang tidak nyaman. Untuk mengatasi hal ini perlu dipikirkan dan diupayakan adanya semacam louvre atau kisi-kisi yang dipasang pada lubang tersebut. Kisi-kisi tersebut berfungsi sebagai sarana untuk membelokkan dan memperlambat kecepatan angin yang masuk ruangan, sehingga ruangan bisa terasa nyaman. Brown (1987:87) menyatakan bahwa dengan dipasangnya louvre atau kisi-kisi tersebut, dapat mengurangi kecepatan angin dari 9 - 40 km/jam menjadi 5 – 7,5 km/jam.

Sirkulasi Udara Dengan Sistem Ventilasi Vertikal. Mangunwijaya (1980:153) menyebutkan bahwa prinsip perancangan ventilasi vertikal adalah berdasarkan suatu teori bahwa udara kotor dan kering akan selalu mengalir keatas secara alamiah, sedangkan udara segar dengan berat jenis yang lebih besar akan selalu mengalir kebawah atau selalu mendekati lantai. Prinsip diatas harus diperhatikan dalam upaya perancangan tata ruang, sehingga pembuangan udara kotor keluar ruangan dan suplai udara segar ke dalam ruangan dapat terpenuhi.

(9)

a) Pelubangan dan atau kisi-kisi pada langit-langit, yang memungkinkan udara kotor dan kering bisa menerobos keluar ruangan secara vertikal, Adanya pori-pori pada atap, aplikasinya pada susunan genting yang masih mempunyai sela-sela.

b) Penerapan “skylight”,yaitu upaya memanfaatkan sinar matahari dengan sistem pencahayaan dari atap, yang dikombinasikan dengan lubang-lubang ventilasi vertikal pada daerah tersebut, dengan demikian panas akibat adanya radiasi sinar matahari dari skylight bisa berfungsi sebagai penyedot udara, hal ini disebabkan didaerah tersebut terjadi tekanan udara rendah akibat timbulnya kenaikan suhu udara.

Mangunwijaya juga menyebutkan bahwa, perencanaan penghawaan alami pada perencanaan bangunan akan lebih efektif apabila merupakan penggabungan antara sistem ventilasi horisontal dengan sistem ventilasi vertikal, karena kedua sistem tersebut akan saling menunjang. Berdasarkan penelitian, upaya tersebut ternyata bisa menaikkan tingkat keberhasilan 10% dibandingkan apabila sistem tersebut diterapkan secara terpisah. Kegunaan dari aliran udara atau ventilasi adalah :

a) Untuk memenuhi kebutuhan kesehatan yaitu penyediaan oksigen untuk pernafasan, membawa asap dan uap air keluar ruangan, mengurangi konsentrasi gas-gas dan bakteri serta menghilangkan bau.

b) Untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan thermal, mengeluarkan panas, membantu mendinginkan bagian dalam bangunan.

Aliran udara terjadi karena adanya gaya thermal yaitu terdapat perbedaan temperatur antara udara di dalam dan diluar ruangan dan perbedaan tinggi antara lubang ventilasi. Kedua gaya ini dapat dimanfaatkan sebaikbaiknya untuk mendapatkan jumlah aliran udara yang dikehendaki. Jumlah aliran udara dapat memenuhi kebutuhan kesehatan pada umumnya lebih kecil daripada yang diperlukan untuk memenuhi kenyamanan thermal. Untuk yang pertama sebaiknya digunakan lubang ventilasi tetap yang selalu terbuka. Untuk memenuhi yang kedua, sebaiknya digunakan lubang ventilasi yang bukaannya dapat diatur.

Penerangan Alami pada Siang Hari

Di Indonesia seharusnya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya cahaya ini untuk penerangan siang hari di dalam bangunan. Tetapi untuk maksud ini, cahaya matahari langsung tidak dikehendaki masuk ke dalam bangunan karena akan menimbulkan pemanasan dan penyilauan, kecuali sinar matahari pada pagi hari. Cahaya langit yang sampai pada bidang kerja dapat dibagi dalam 3 (tiga) komponen :

(10)

b) Komponen refleksi luar c) Komponen refleksi dalam

Dari ketiga komponen tersebut komponen langit memberikan bagian terbesar pada tingkat penerangan yang dihasilkan oleh suatu lubang cahaya. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya tingkat penerangan pada bidang kerja tersebut adalah :

a) Luas dan posisi lubang cahaya. b) Lebar teritis

c) Penghalang yang ada dimuka lubang cahaya

d) Faktor refleksi cahaya dari permukaan dalam dari ruangan e) Permukaan di luar bangunan di sekitar lubang cahaya.

Secara umum sinar matahari yang masuk kedalam ruangan bisa dibedakan dalam beberapa jenis:

a) Sinar Matahari Langsung, yang masuk kedalam ruang tanpa terhalang oleh apapun,

b) Sinar matahari yang berasal dari pantulan awan, Untuk nomor 1 dan 2 biasa disebut sinar langit.

c) Sinar matahari refleksi luar, yaitu sinar matahari hasil pantulan (refleksi) cahaya dari benda-benda yang berada diluar bangunan, dan masuk kedalam ruangan melalui lubang-lubang cahaya. Termasuk disini adalah sinar matahari yang terpantul dari tanah, perkerasan halaman, rumput, pohon yang selanjutnya terpantul kebidang kerja didalam ruangan (bidang kerja adalah suatu bidang khayal atau anggapan, setinggi 75 cm dari lantai, yang dipergunakan sebagai titik tolak perhitungan penyinaran).

d) Sinar matahari refleksi dalam, yaitu sinar matahari pantulan cahaya dari benda-benda atau elemen-elemen didalam ruang itu sendiri.

Sinar matahari yang bermanfaat karena terangnya, juga akan mendatangkan panas, atau setidak-tidaknya akan menaikkan suhu ruang, dengan demikian perlu diperhatikan kenyataan:

a) Bahwa gangguan sinar matahari datang dari silau sinarnya, dan kemudian sengatan panasnya,

b) Sinar matahari disamping memberi terang juga memberi panas.

(11)

a) Dalam memanfaatkan sinar matahari, seoptimal mungkin kita memanfaatkan sinarnya, namun sekaligus mengupayakan langkah-langkah untuk bisa mengurangi panas yang timbul,

b) Dalam memanfaatkan potensi sinar matahari, kita tidak mengupayakan cahaya langsung, tapi cukup cahaya pantulan atau cahaya bias.

c) Untuk mendapatkan cahaya pantul/bias, lubang cahaya harus diletakkan didaerah bayang-bayang.

d) Pemanfaatan cahaya langsung didalam ruang biasanya hanya dipergunakan pada suatu kasus atau keadaan khusus, yang memerlukan suatu effek arsitektural khusus, kesan aksentuasi, atau untuk suatu fungsi-fungsi tertentu saja.

Menurut Dirjend Cipta Karya, (1987:12), disebutkan bahwa standard minimal lubang cahaya untuk ruang-ruang kegiatan sehari-hari adalah 1/8-1/10 dari luas lantai. Dalam ungkapan fisik, biasanya disain lubang cahaya merupakan pemikiran yang tidak terpisahkan dari disain lubang ventilasi, dengan demikian rincian bentuk maupun perletakannya perlu dijabarkan lagi dengan lebih detail dengan mempertimbangkan kedua aspek tersebut.

Dalam kegiatan perancangan bangunan, upaya pemikiran pemanfaatan sinar matahari perlu memperhitungkan 3 faktor yang akan mempengaruhi derajat/tingkat penyinaran suatu ruang, yaitu:

a) Ketinggian lubang cahaya.

Yang dimaksud ketinggian lubang cahaya adalah jarak vertikal yang diperhitungkan dari bidang kerja kearah ambang atas maupun ambang bawah lubang cahaya.

b) Lebar Lubang Cahaya

Lebar lubang cahaya merupakan dimensi horizontal dari lubang cahaya tersebut.

c) Kedalaman ruang

Kedalaman ruang adalah jarak batas ruang terluar dengan batas datang sinar (misalkan: panjang oversteck dimuka ruang).

Radiasi Panas

Radiasi panas dapat terjadi oleh sinar matahari yang langsung masuk ke dalam bangunan dan dari permukaan yang lebih panas dari sekitarnya, untuk mencegah hal itu dapat digunakan alat-alat peneduh (Sun Shading Device).

(12)

melebihi 40C. hal ini sering kali terjadi pada permukaan bawah dari langit-langit atau permukaan bawah dari atap.

Beberapa jenis shading device

Bentuk bangunan pada Arsitektur Tropis

 Bentuk arsitektur tropis mengacu pada bentuk yang berdasarkan adaptasi / penanganan iklim tropis.

 Meskipun demikian bentukan bangunan oleh arsitek/desainer yang baik akan memberikan kualitas arsitektur yang estetis.

 Hal ini karena selain memperhatikan bagaimana menangani iklim tropis, juga memperhatikan bagaimana kesan estetika eksterior dan interior dari bangunan tersebut.

 Bentuk secara makro sangat memperhatikan faktor panas dan hujan, dimana untuk menangani hal tersebut maka arsitektur tropis yang baik akan memperhatikan bagaimana bangunan tidak panas dan ketika hujan tidak tampias, selain itu terdapat kualitas kenyamanan berkaitan dengan suasana panas dan dingin yang ditimbulkan oleh hujan, biasanya dibuat teras untuk memberikan perlindungan serta menikmati iklim tropis yang bersahabat.

 Bentuk secara mikro pada masing-masing elemen bangunan seperti jendela dengan bentuk lebar, berjalusi, berkanopi, atau semacam itu.

(13)

ARSITEKTUR IKLIM SUB TROPIS

Bumi ini terbagi menjadi 2 bagian yang mendasar yaitu lautan dan daratan. Seperti yang kita ketahui di daratan terdapat gunung, lembah, dataran, gurun, bukit dan lain sebagainya. Karena posisi daratan yang menyebar di seluruh penjuru bumi, maka posisinya pun juga berbeda-beda. Ada daratan yang posisinya dilalui oleh jalur garis equator atau yang biasa kita sebut dengan garis khatulistiwa dan ada yang posisinya berada di atas garis khatulistiwa serta di bawah garis khatulistiwa. Maka dari perbedaan posisi itu terjadi perbedaan musim yang dialami oleh Negara-negara yang ada di bumi ini.

Rata-rata Negara yang posisinya dilalui oleh garis khatulistiwa sebagian besar mengalami hanya 2 musim saja, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Sedangkan Negara yang posisinya berada di atas ataupun di bawah garis khatulistiwa, negaranya mengalami 4 musim yaitu musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin. Yang di kenal dengan Arsitektur 4 musim

Subtropis adalah wilayah bumi yang berada di bagian utara dan bagian selatan setelah wilayah tropis yang dibatasi oleh garis balik utara dan garis balik selatan pada lintang 23,5° utara dan selatan. Kondisi iklim subtropis diwarnai dengan gangguan dan rintangan dari alam seperti badai, hujan salju, atau tornado. Daerah beriklim subtropis memiliki 4 musim yaitu musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin. Keempat musim di atas memiliki karakteristik tersendiri, dengan suhu maksimal, suhu minimal, kelembaban, maupun kondisi mahluk hidup yang berbeda.

Daerah subtropis di belahan bumi utara meliputi:

 Sebagian besar Eropa, kecuali Skandinavia.

 Kawasan Asia Tengah, Asia Timur, dan Asia Barat sebelah utara.  Amerika Serikat dan sekelilingnya.

 Afrika Utara dan Afrika Bagian Selatan.

Sedangkan daerah di bagian selatan meliputi:

 Australia

(14)

Ciri - Ciri Iklim Subtropis :

 Batas yang tegas tidak dapat ditentukan dan merupakan daerah peralihan dari daerah iklim tropis ke iklim sedang

 Terdapat empat musim, yaitu musim panas, dingin, gugur, dan semi. Tetapi musim dingin pada iklim ini tidak terlalu dingin. Begitu pula dengan musim panas tidak terlalu panas.

 Suhu sepanjang tahun menyenangkan. Maksudnya tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.

 Daerah sub tropis yang musim hujannya jatuh pada musim dingin dan musim panasnya kering disebut daerah iklim Mediterania, dan jika hujan jatuh pada musim panas dan musim dinginnya kering disebut daerah iklim Tiongkok.

Dari Referensi Lain Ciri-ciri iklim subtropis yakni :

 Pada musim panas radiasi panas besar, sedangkan pada musim dingin radiasi panas kecil sekali

 Jam siang musim panas lebih lama dari pada jam malam, sebaliknya pada musim dingin jam siang lebih pendek dari pada jam malam

 Akumulasi panas pada musim panas lebih kurang ¾ waktu musim panas, begitu sebaliknya pada musim dingin

 Pada waktu musim dingin hujan salju, kelembaban rendah

 Pada musim-musim tertentu disertai angin dataran yang cukup kencang

 Pada belahan utara sinar matahari selalu berada di selatan dan pada musim dingin kadang-kadang matahari tidak muncul. Strategi untuk bangunan

 Ruangan-ruangan dibantu pemanasannya dengan jendela-jendela kaca menghadap selatan untuk menangkap panas. Kadang-kadang pada musim dingin dibantu dengan pemanasan listrik dan perapian di dalam ruangan.

Negara 4 musim sendiri, rata-rata dialami oleh Negara yang terletak dibagian utara dan selatan bumi.

(15)

Di belahan utara terjadi antara bulan Februari hingga April. Di belahan Selatan terjadi antara bulan Agustus hingga Oktober. Di belahan utara bumi, musim semi dimulai sekitar tanggal 21 Maret hingga 21 Juni , sementara di belahan selatan bumi musim semi dimulai sekitar tanggal 23 September hingga 21 Desember. Di musim semi ini pohon mulai tumbuh dan muncul daun- daun. Di belahan utara terjadi antara bulan Februari hingga April. Di belahan Selatan terjadi antara bulan Agustus hingga Oktober. Ciri-ciri terjadi musim Semi ialah : Tumbuhan yang rontok akibat salju berubah menjadi indah. Hawa di musim semi 60% panas dan 40 % dingin. Hewan yang ada di musim itu sering bermunculan dari sarangnya dan melakukan aktivitasnya. Dan sering juga mengalami cuaca hujan. Musim semi adalah satu dari empat musim di daerah nontropis, peralihan

dari musim dingin ke musim panas.

Di belahan utara bumi, musim semi dimulai sekitar tanggal 21 Maret hingga 21 Juni , sementara di belahan selatan bumi musim semi dimulai sekitar tanggal 23 September hingga 21 Desember .

2. Musim Panas :

Dibelahan utara terjadi antara bulan Mei hingga Juli. Di belahan Selatan terjadi antara bulan November hingga Januari. Musim panas adalah salah satu musim di negara berhawa sedang. Tergantung letak sebuah negara, musim panas dapat terjadi pada waktu yang berbeda-beda. Di banyak negara, musim panas adalah musim liburan sekolah. Pada musim ini orang-orang suka pergi ke pantai untuk berjemur. Selain itu, pada musim panas buah-buahan dan tumbuh-tumbuhan umumnya sedang pada masa pertumbuh-tumbuhan penuhnya . Dibelahan utara terjadi antara bulan Mei hingga Juli. Di belahan Selatan terjadi antara bulan November hingga Januari. Ciri-ciri terjadinya musim Panas ialah : Tumbuhan yang indah berubah menjadi tumbuhan biasa. Hawa di musim panas 80% panas dan 20 % dingin. Hewan yang ada di musim itu melakukan aktivitasnya. Dan terkadang akan terjadinya badai angin yang kencang dan juga hujan yang adda di musim tersebut.Musim panas adalah salah satu musim di negara berhawa sedang. Tergantung letak sebuah negara, musim panas dapat terjadi pada waktu yang berbeda-beda.

(16)

panas, orang- orang biasa pergi ke pantai untuk menikmati laut dan mandi matahari.

3. Musim Gugur :

Dibelahan utara terjadi antara bulan Agustus hingga Oktober. Dibelahan Selatan terjadi antara bulan Februari hingga April. Dan terkadang dalam musim gugur terjadi cuaca yang seakan akan gelap dan suasan warna di musim itu sedikit berwarna orange.Musim gugur adalah salah satu dari empat musim di daerah beriklim sedang, masa peralihan dari musim panas ke musim dingin. Dibelahan utara terjadi antara bulan Agustus hingga Oktober. Dibelahan Selatan terjadi antara bulan Februari hingga April. Ciri-ciri terjadinya musim Gugur ialah : Tumbuhan yang biasa berubah menjadi layu dan mulai rontok. Hawa di musim gugur 60% dingin dan 40 % panas. Hewan yang ada di musim itu memulai persiapan untuk kembali ke sarangnya. Dan terkadang dalam musim gugur terjadi cuaca yang seakan akan gelap dan suasan warna di musim itu sedikit berwarna orange.Musim gugur adalah salah satu dari empat musim di daerah beriklim sedang, masa peralihan dari musim panas ke musim dingin.

Dalam zona beriklim sedang, musim gugur adalah musim di mana kebanyakan tumbuhan dipanen atau ditunai, dan pohon deciduous melepas daun-daun mereka. Dia juga merupakan musim di mana hari-hari bertambah pendek dan dingin (terutama di latituda utara), dan peningkatan presipitasi di beberapa bagian dunia. Di belahan utara bumi, musim gugur dimulai sekitar tanggal 23 September hingga 21 Desember, sementara di belahan selatan bumi musim gugur dimulai sekitar tanggal 21 Maret hingga 21 Juni.

Secara Astronomi,Bumi mulai dengan equinox autumnal dan berakhir pada titik balik matahari.Namun, meteorologis menghitung bulan-bulan September, Oktober, dan November di belahan Utara dan Maret, April, dan Mei di belahan Selatan sebagai musim gugur. Suatu pengecualian definisi ini ditemukan di Kalender Irlandia di mana mereka masih mengikuti putaran Keltik, di mana musim gugur dihitung dari bulan-bulan Agustus, September, dan Oktober. Meskipun hari-hari mulai memendek di bulan Juli atau Agustus di latituda utara dan dalam bulan Januari dan Februari di selatan, biasanya pada September atau Maret matahari terbenam lebih awal.

4. Musim Dingin :

(17)

antara bulan November hingga Januari. Dibelahan selatan terjadi antara bulan Mei hingga Juli. Ciri-ciri terjadinya musim dingin ialah : Tumbuhan yang biasanya sudah mulai rontok dan gundul sekarang sudah mulai menjadi ditimbuni salju-salju. Hawa di musim dingin 80% dingin dan 20 % panas. Hewan yang ada di musim itu tertidur di sarangnya atau melakukan aktivitasnya di dalam sarang. Dan seringnya di musim tersebut sering terjadi hujan salju dan terkadang terjadi badai salju. Fenomena yang terkadang terjadi dimusim dingin ialah terjadinya Aurora di langit-langit. Musim dingin atau musim salju ialah saat paling dingin di bumi. Merupakan salah satu dari 4 musim di negeri-negeri yang beriklim subtropis dan sedang.

Di belahan utara bumi, musim dingin dimulai sekitar tanggal 21 Desember hingga 21 Maret, sementara di belahan selatan bumi musim dingin dimulai sekitar tanggal 21 Juni hingga 23 September.

Bangunan Subtropis

Bentuk desain dan perencenaan bangunan subtropis di berbagai-bagai negara, sangatlah berbeda-beda bentuk desain dan perencenaan bangunannya. yang menyebabkan perbedaan bentuk desain dan perencanaan bangunan subtropis di berbagai negara yang memiliki iklim subtropis antara lain, sebagai berikut :

 iklim yang terjadi di tiap negara  budaya dan tradisi di tiap negara  kearifan lokal masyarakatnya  mata pencaharian di tiap negara

 perkembangan teknologi rancang bangun  fungsi bangunan

Masih banyak faktor yang menyebabkan bentuk desain dan perencanaan bangunan subtropis yang harus diperhatikan oleh setiap negara yang memiliki iklim subtropis.

Di negara-negara yang beriklim subtropis harus memperhatikan kondisi dan realitas yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. hal ini sangat penting untuk mendesain dan merencanakan berbagai jenis bangunan yang sesuai dengan iklim subtropis. tanpa disadari banyak bentuk-bentuk bangunan yang di bangun di negara yang beriklim tropis tidak sesuai lagi dengan karakter dan ciri khas dari bangunan subtropis. faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran nilai-nilai dari bangunan subtropis ketika dilakukan perencanaan dan perancangan bangunan subtropis antara lain, sebagai berikut :

(18)

 pemilihan material modern  estetika bangunan

 fungsi bangunan

 mengikuti perkembangan teknologi bangunan  bentuk desain dan perencanaan

masih banyak lagi faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pergeseran nilai-nilai bangunan subtropis.

Nilai-nilai dari desain dan perencanaan bangunan subtropis tidak dimaksudkan untuk membatasi kreatifitas dan imajinasi akan perkembangannya dari waktu ke waktu. tetapi desain dan perencanaan bangunan subtropis tetap menjadi dasar pertimbangan yang harus di perhatikan. jadi, setiap perencana dan pemilik bangunan sebaiknya memperhatikan konsep desain dan perencanaan bangunan subtropis ketika hendak mendesain berbagai jenis bangunan subtropis. ada beberapa faktor yang merupakan konsep desain dan perencanaan bangunan subtropis antara lain, sebagai berikut :

 faktor pergantian musim / iklim

 faktor bentuk arsitektural dan konstruksi bangunan  faktor lingkungan dan topografi

 faktor kearifan lokal dan budaya masyarakatnya

(19)

PERBEDAAN ARSITEKTUR TROPIS DAN SUBTROPIS

Berdasarkan uaraian diatas, maka bisa dilihat bahwa tujuan dari perencanaan dan perancangan suatu bangunan memiliki hasil yang berbeda. Khususnya pada bangunan yang dibuat. Dibawah ini akan diberikan ilustrasi tentang respon bangunan yang berdiri di negara dua musim dan negara dengan empat musim.

Tabel Perbedaan Iklim Tropis dan Subtropis rumah tradisional Malaysia adalah sarana ventilasi pada

Kondisi ini memungkinkan adanya sirkulasi udara yang tidak akan terbagi secara kuat.

Tertata berjajar, membentuk blok-blok, menciptakan aliran udara yang deras dan tidak memiliki sekat-sekat antar ruang sehingga menahan aliran udara dan menghambat ventilasi silang pada rumah. 3. Vegetasi

TROPIS SUBTROPIS

(20)

pohon tinggi lain memiliki naungan yang baik dan tidak menghambat gerakan angin pada ketinggian rumah.

pada ketinggian rumah setelah membagi kekuatannya.

4. Overhangs and Exposed Vertical Areas

TROPIS SUBTROPIS Penghalang lebih besar dan

bukaan vertikal kecil

Sinar matahari dapat menembus secara langsung 5. Glare (Silau)

TROPIS SUBTROPIS Silau terkendali oleh tutup atap

yang besar

Silau dari pantulan area yang keras dan dinding luar rumah

lain menyebabkan

(21)

KESIMPULAN

Arsitektur Tropis adalah suatu konsep bangunan yang mengadaptasi kondisi iklim tropis. Dalam kondisi ikim yang panas muncul ide untuk menyesuaikannya dengan arsitektur bangunan gedung maupun rumah yang dapat memberikan kenyamanan bagi penghuninya.

Perbedaan antara Arsitektur Tropis dan Subtropis adalah :

 Arsitektur Tropis adalah suatu konsep bangunan yang mengadaptasi kondisi iklim tropis.

 Sedangkan Arsitektur Subtropis adalah suatu pendekatan yang mengarahkan arsitek untuk mendapatkan penyelesaian desain dengan memperhatikan hubungan antara bentuk arsitektur dengan lingkungannya dalam kaitannya iklim daerah tersebut.

(22)

Gambar

Tabel Perbedaan Iklim Tropis dan Subtropis

Referensi

Dokumen terkait

Dengan perancangan alat ini diharapkan dapat membantu mengatur sirkulasi udara, mendeteksi adanya bahaya gas karbon monoksida dalam asap rokok disebuah ruangan,

Sansevieria mampu menyerap 107 jenis polutan di daerah padat lalu lintas dan ruangan yang penuh asap rokok,Tanaman sansevieria mampu mengurangi pencemaran udara baik

kimia berbahaya menyebabkan penyakit kronis manusia. Tidak hanya itu kerusakan lingkungan juga terjadi karena asap rokok, kekurangan udara bersih dan segar

Proses terjadinya hujan asam apabila gas asam yang mengandung sulfur/belerang (asap pabrik) dan nitrogen (asap kendaraan) terlepas ke udara dan bereaksi dengan

Polusi udara yang dihasilkan langsung oleh manusia adalah kandungan asap yang beruba gas CO ( Carbon monoksida ) yang terdapat pada rokok yang manusia isap

Asap rokok sangat berbahaya bagi kesehetan karena mengandung berbagai bahan kimia yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit seperti batuk kronis, kanker paru- paru, dan

Menurut Bekman (2010), bahan kimia dalam pengharum ruangan banyak mengandung zat yang sama dengan kandungan asap rokok sehingga efek pendedahan pengharum ruangan dapat

Asap rokok mengandung 4.000 senyawa kimia bioaktif dan zat karsinogen yang dapat menyebabkan perubahan struktural dan fungsional saliva, yang secara kontinu