• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keanekaragaman Burung di Taman Wisata Alam Semongkat Kabupaten Sumbawa.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Keanekaragaman Burung di Taman Wisata Alam Semongkat Kabupaten Sumbawa."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Herdiyanto(1, Sugiyarto(2 dan Agung Budi Harjo(2 1)

Program Studi Biosain, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret 2)

Fakultas Biologi MIPA Universitas Sebelas Maret Email : herdiyanto81@gmail.com

Abstract: The purpose of this research to determine the bird diversity in Semongkat Nature recreation Park TWA). The method of this research is using IPA (Index Pontualle de'Abondace) that is determined based on bird distribution center count the number of observation points 3 points. Birds carried out in the morning starting at 6:00 to 10:30 pm. Birds that is found during the observations identified by Bhisop books and Coates (2000) and MacKinon (1995) then recorded the species and amount of each species. Analysis of the data by calculating the abundance of species and the diversity index of Shannon-Wienner. Research shows that the number of birds in the TWA Semongkat 38 species including three species reserved with the highest species abundance wallacean drongo, blue-tailed bee-eater and brown-capped woopecker respectively 0.2806, 0.2551 and 0.1888 with an diversity index is 3.4244

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis burung di TWA Semongkat. Penelitian menggunakan metode IPA (Index Pontualle de’Abondace) yang ditentukan berdasarkan pusat distribusi burung dengan jumlah titik hitung pengamatan 3 titik. Pengamatan burung dilaksanakan hanya pada pagi hari mulai pukul 06.00 – 10.30 Wita. Burung yang ditemukan selama pengamatan diidentifikasi dengan buku Bhisop dan Coates (2000) dan MacKinon (1995) kemudian dicatat jenis dan jumlah dari setiap jenis. Analisis data dengan menghitung kelimpahan jenis dan indeks keanekaragaman Shanon-Wienner. Penelitian menunjukkan bahwa jumlah jenis burung di TWA Semongkat 38 jenis. Tiga jenis diantaranya dilindungi undang-undang dengan kelimpahan jenis tertinggi srigunting wallacea 0,2806, diikuti kirik-kirik laut 0,2551, dan caladi tilik 0,1888 dengan nilai indeks keanekaragaman jenis sebesar 3,4244.

Kata kunci: Kelimpahan Jenis, Keanekaragaman, TWA Semongkat

Pendahuluan

Burung merupakan satwa liar yang hidup hampir di semua tempat, sehingga sangat mudah dijumpai. Jenisnya sangat beraneka-ragam dan mempunyai nilai keindahan tersendiri baik dari warna, suara maupun perilaku.

Burung merupakan bagian dari ke-anekaragaman hayati Indonesia yang masuk dalam urutan kelima dunia dengan jumlah jenis 1.531. Bahkan, untuk burung paruh bengkok, Indonesia menempati urutan per-tama dengan jumlah 75 jenis dan 38 di-antaranya endemik. Keberadaan burung disuatu daerah menjadi indikator perubahan lingkungan. Perubahan lingkungan sebagai pengaruh dari perubahan iklim berdampak

terhadap kelimpahan spesies burung, mor-fologi, fisiologi, dan komposisi komunitas.

Keanekaragaman jenis burung dipe-ngaruhi oleh faktor habitat tempat burung melangsungkan kehidupan seperti untuk ketersediaan makanan, tempat bertelur, ber-sarang, dan melindungi diri dari mangsa. Taman wisata sebagai tempat rekreasi tidak hanya berfungsi untuk menikmati pan-dangan yang indah. Namun yang lebih penting berperan sebagai fungsi ekologis. Fungsi ekologis dapat sebagai tempat burung untuk mencari makan, serangga, mengisap madu, menyediakan udara segar untuk dihirup, serta membantu menyerap karbondioksida. Keberadaan burung disuatu kawasan dapat membuat suasana menjadi lebih rileks karena kicauan yang merdu.

(2)

Taman Wisata Alam Semongkat merupakan taman wisata yang awalnya berstatus hutan lindung dan sekarang telah diubah menjadi kawasan konservasi sumber-daya alam berdasarkan surat keputusan Kementerian Kehutanan dan Perkebunan No. 418/Kpts-II/1999 Tanggal 15 Juni 1999. MacKinon (1995) menyatakan bahwa data burung di suatu kawasan sangat penting diperlukan untuk pengelolaan dan peren-canaan pembangunan. Berdasakan pemiki-ran tersebut maka penelitian keaneka-ragaman burung di TWA Semongkat perlu dilakukan.

Penelitian ini bertujuan untuk me-ngetahui keanekaragaman burung di Taman Wisata Alam (TWA) Semongkat.

Metode Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan dari bulan Agustus s.d. Oktober 2013 di TWA Semongkat Sumbawa. Peralatan yang digu-nakan dalam penelitian teropong lapangan binokuler 10 X 25 101/1000M, kamera Nikon DSLR tipe D3200 untuk memotret burung, daftar pengamatan, buku panduan lapangan pengenalan burung-burung di Jawa dan Bali oleh Mackinnon (1995) dan buku paduan lapangan burun-burung di kawasan wallacea Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara oleh Coates dan Bishop (2000).

Penghitungan jumlah jenis burung dilakukan dengan titik hitung metode IPA (Index Point of Abundance) (Carey et al.,1991; Gibson et al., 2006). Penentuan titik hitung berdasarkan pusat distribusi burung yang berjumlah tiga titik.

Pengam-bilan data dilakukan pada pagi hari dari jam 06.00 s.d 10.30 Wita dengan waktu kunjung 1 kali setiap bulan.

Analisis Data burung menggunakan beberapa cara meliputi:

1. Kelimpahan jenis

Menurut Van Balen, 1994 cit Fachrul , 2007 kelimpahan jenis dihitung dengan rumus Pi =

2. Indeks Keanekaragaman Jenis (H’) Indeks keanekaragaman jenis burung meng-gunakan indeks Shanon-Wienner dengan rumus H’ =

-Dimana H’ = indeks keanekaragaman Hasil dan Pembahasan

Hasil

Jumlah burung yang teramati 277 individu yang dikelompokkan ke dalam 38 jenis. Individu yang paling banyak ditemui Srigunting wallacea sebanyak 55 individu diikuti krik-krik laut dan caladi tilik masing 50 dan 37 individu. Individu paling sedikit ditemukan ayam hutan merah, ayam hutan hijau, caikrak daun, cikrak kutub, bondol hijau dada merah, ceret tilil, elang ular jari pendek, elang brontok, kancilann emas, nuri pipi merah, kerak basi besar, sikatan bodoh dan tekukur biasa masing-masing 1 individu. Data kelimpahan jenis dan keanekaragaman burung disajikan dalam tabel 1.

(3)

Tabel 1. Kelimpahan dan keanekaragaman Jenis Burung di TWA Semongkat

NO Jenis Total Pi H'

Nama Indonesia Nama Ilmiah

1 Ayam hutan merah Gallus gallus 1 0.0051 -0.0269

2 Ayam hutan hijau Gallus varius 1 0.0051 -0.0269

3 Bondol Hijau Dada

Merah Erythrura hyperythra 1 0.0051 -0.0269

4 Burung madu sriganti Nectarinia jugularis 8 0.0408 -0.1306

5 Cabai lombok Dicaeum maugei 2 0.0102 -0.0468

6 Cabai gesit Dicaeum agile 3 0.0153 -0.064

7 Caladi tilik Dendrocopos

moluccensis 37 0.1888 -0.3147

8 Ceret gunung Cettia vulcania 2 0.0102 -0.0468

9 Cerek tilil Charadrius alexandrinus 1 0.0051 -0.0269

10 Cikrak daun Phylloscopus trivirgartus 1 0.0051 -0.0269

11 Cikrak kutub Phylloscopus

sarasinorum 1 0.0051 -0.0269

12 Delimukan zamrud Chalcophahpas indica 4 0.0204 -0.0794

13 Elang brontok Spizaetus cirrhatus 1 0.0051 -0.0269

14 Elang ular jari pendek Circaetus gallicus 1 0.0051 -0.0269

15 Gelatik batu kelabu Parus major 2 0.0102 -0.0468

16 Kacamata Biasa Zosterops palpebrosus 17 0.0867 -0.2121

17 Kacamata gunung Zosterops montanus 13 0.0663 -0.18

18 Kacamata wallacea Zosterops wallacei 6 0.0306 -0.1067

19 Kancilan Emas Pachycephala pectoralis 1 0.0051 -0.0269

20 Kehicap ranting Hypothymis azurea 2 0.0102 -0.0468

21 Kekep Babi Artamus leucorhynchus 2 0.0102 -0.0468

22 Kepudang kuduk hitam Oriolus chinensis 6 0.0306 -0.1067

23 Kepudang sungu sumba Coracina dohertyi 8 0.0408 -0.1306

24 Kerakbasi besar Acrocephalus orientalis 1 0.0051 -0.0269

25 Kipasan flores Rhipidura diluta 8 0.0408 -0.1306

26 Kirik-kirik laut Merops philippinus 50 0.2551 -0.3485

27 Kirik-kirik australia Merops ornatus 14 0.0714 -0.1885

28 Nuri pipi merah Geoffroyus geoffroyi 1 0.0051 -0.0269

29 Cingcoang coklat Brachypteryx leucophrys 6 0.0306 -0.1067

30 Pergam punggung hitam Ducula lacernulata 5 0.0255 -0.0936

31 Perkutut loreng Geopelia maugei 2 0.0102 -0.0468

32 Hitam -putih* 2 0.0102 -0.0468

33 Sepah kerdil Pericrocotus lansbergei 3 0.0153 -0.064

34 Sikatan belang Ficedula westermanni 1 0.0051 -0.0269

35 Sikatan bodoh Ficedula hyperythra 1 0.0051 -0.0269

(4)

37 Srigunting Wallacea Dicrurus densus 55 0.2806 -0.3566

38 Tekukur biasa Streptopelia chinensis 1 0.0051 -0.0269

Jumlah Total Individu 277

Jumlah Jenis 38

Indeks keaneekaragaman 3.4244

Kelimpahan Jenis

Berdasarkan data yang diperoleh burung yang paling melimpah jenisnya burung srigunting wallacea dengan tingkat ke-melimpahan 0,2806 diikuti kirik-kirik laut dan caladi tilik dengan tingkat kelimpahan masing-masing 0,2551 dan 0,1888. Nilai kelimpahan jenis terendah kedua sebesar 0.0102 meliputi ceret gunung, cabai Lombok, gelatik batu kelabu, kekep babi, kehicap ranting dan perkutut loreng dan paling kelimpahan rendah ayam hutan hijau, ayam hutan merah, bondol hijau dada merah, cerek tilil, cikrak daun, cikrak kutub, elang brontok, elang ular jari pendek, kancilan emas, kerakbasi besar, nuri pipi merah, sikatan belang, sikatan bodoh dan tekukur biasa dengan nilai kelimpahan jenis 0,051.

Keanekaragaman Jenis

Dari hasil analisa keanekeragaman jenis burung yang terdapat di kawasan TWA semongkat diperoleh sebesar 3,4244. Ditin-jau dari keanekaragaman setiap jenis yang paling tinggi keanekaragamannya srigunting wallacea 0.3566 diikuti kirik-kirik laut dan caladi tilik masing-masing 0,3485 dan 0,3147. Adapun untuk jenis yang keaneka-ragaman paling rendah meliputi ayam hutan hijau, ayam hutan merah, bondol hijau dada merah, cerek tilil, cikrak daun, cikrak kutub, elang brontok, elang ular jari pendek, kancilan emas, kerakbasi besar, nuri pipi merah, sikatan belang, sikatan bodoh dan

tekukur biasa dengan nilai 0,0269. Data keanekaragaman jenis burung tampak pada tabel 1.

Pembahasan

Individu yang ditemukan paling sedikit disebabkan karena perilaku hidup burung umumnya tidak berkelompok, namun cen-derung sendiri. Meskipun kanofi pohon di kawasan TWA besar namun tidak be-rpengaruh terhadap kelimpahan jenis dan ini sesuai dengan penelitian dari Joshi et al. (2012). Burung yang ditemukan dengan jumlah individu banyak disebabkan karena burung tersebut sangat mudah diamati, selalu ditemui selama pengamatan. Khusus-nya pada bulan Oktober kirik-kirik laut sangat sering ditemukan hampir pada setiap titik hitung, sehingga burung ini teramati cukup banyak. Selain itu suara dari kirik-kirik laut sangat dominan terdengar dengan bunyi kirik-kirik.

Beberapa jenis burung yang terdapat di kawasan TWA merupakan burung yang dilindungi oleh undang-undang meliputi burung madu sriganti (Nectarinia jugularis), elang brontok (Spizaetus cirrhatus), dan elang ular jari pendek (Circaetus gallicus) Dari 38 jenis burung yang teramati 1 jenis burung belum teridentifikasi.

Keanekaragaman jenis burung di-suatu kawasan sangat berkaitan dengan kondisi vegetasi. Menurut Joshi et al (2012) bahwa keanekaragaman mempunyai hubu-ngan erat dehubu-ngan kehadiran tumbuhan

(5)

ter-tentu di dalam kawasan. Faktor lain yang menentukan keanekaragaman jenis pada suatu kawasan adalah kerapatan kanopi (Orians, 1969). Kanopi pohon di TWA Semongkat umumnya relatif tertutup se-hingga jarang sekali ditemukan burung yang bertengger atau mencari makan, sementara pada kanopi pohon yang relatif terbuka relatif banyak jenis dan jumlah burung yang teramati. Sesuai dengan hasil penelitian Wisnubudi (2009) bahwa habitat yang mempunyai kanopi yang relatif terbuka akan digunakan oleh banyak jenis burung untuk melakukan aktivitasnya, dibandingkan de-ngan habitat yang rapat dan tertutup.

Azman et al. (2011) mengemukakan bahwa keanekaragaman burung di habitat yang beragam tumbuhannya tingkat keane-karagamanya tinggi dan ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Laiolo (2002) di Italya dan Joshi et al. (2012) di India bahwa kemelimpahan dan keaneka-ragaman burung mempunyai hubungan yang positif dengan kekayaan spesies tumbuhan. Tumbuhan yang terdapat pada kawasan TWA Semongkat yang menyediakan sumber daya bagi burung yaitu ketimus, kukun sebagai pakan, beringin sebagai tempat bertengger dan mencari makan burung pemakan serangga, pohon dangar tempat bersarang bagi srigunting wallacea.

Ditinjau dari nilai keanekaragaman jenis burung di TWA Semongkat tinggi dengan nilai indeks 3.424. Hal ini menun-jukkan bahwa kawasan TWA Semongkat mempunyai keanekaragaman tinggi dengan stabilitas ekosistem yang mantap, produk-tivitas tinggi, dan tahan terhadap tekanan ekologi (Restu dalam Rubiyanto, 2009).

Simpulan dan Saran Simpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bah-wa jumlah jenis burung di TWA Semongkat 38 jenis. Tiga jenis diantaranya dilindungi undang-undang dengan kelimpahan jenis tertinggi srigunting wallacea 0,2806, diikuti kirik-kirik laut 0,2551, dan caladi tilik 0,1888 dengan nilai indeks keanekaragaman jenis sebesar 3,4244.

Saran

Penelitian ini hanya mengamati burung yang beraktivitas pada pagi hari, sehingga sarankan untuk penelitian selanjutnya di-lakukan terhadap burung yang beraktivitas malam hari dan siang hari-malam hari di TWA Semongkat untuk menambah dan memperkaya data jenis burung. Selain itu, pengamatan burung disarankan dilakukan dengan metode lain atau gabungan dengan dua metode atau lebih.

Daftar Pustaka

Azman, N, M, Latip, N, S, Abdul, S, S, A, M, Akil, M, A, M, M, Shafie, N, J, and Khairuddin, N, L. 2011. Avian Diversity and Feeding Guilds in a Secondary Forest, an Oil Palm Plantation and a Paddy Field in Riparian Areas of the Kerian River Basin, Perak, Malaysia. Trop Life Sci Res. 22 (2): 45–64.

Carey, A, B and Manual, D, A. 1991. Methods For Measuring Popula-tion of Small, Diurnal Forest Birds: General Technical Report. Was-hington: United States Depar-temenet of Agriculture.

(6)

Coates, B. J dan Bishop K. D. 2000. Paduan Lapangan Burung-Burung Di K-awasan Wallacea Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara. Bogor: Bird-Life International.

Fachrul, M, F. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: bumi Aksara. Gibbsons, D, W and Gregory, R, D. 2006.

Ecological Census Techniques. Cambridge University: Cambridge University Press.

Joshi, K, K, Bhatt, D, and Thapliyal, A. 2012. Avian Diversity and Its Association with Vegetation Struc-ture In Different Elevational Zones of Nainital District (Western Himalayan) of Uttarakhand. Int J. of Biodiv and Conserv. 4 (11): 364-376.

Laiolo, P. 2002. Effects Of Habitat Structure, Floral Composition and Diversity on a Forest Bird Community in North-Western Italy. Folia Zool. 51 (2): 121–128.

MacKinnon, J. 1995. Panduan Lapangan Pengenalan Burung-Burung di Jawa dan Bali. Yogyakarta: Gadjah Orians, G, H. 1969. The Number of Birds Species in Some Tropical Forest. Japan: Saunders College Pub. Rubiyanto H. 2009. Kajian Diversitas

Benthos Dan Hubungannya Dengan Faktor Lingkungand di Perairan Waduk Bade Kecamatan Klego Kabupaten Boyo Lali. Thesis: Program pasca sarjana UNS.

Gambar

Tabel 1. Kelimpahan dan keanekaragaman Jenis Burung di TWA Semongkat

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tingkat kesamaan jenis burung dan tingkat keanekaragaman jenis burung terdapat perbedaan yang signifikan di antara tipe habitat dalam satu jalur pengamatan

Berdasarkan tingkat kesamaan jenis burung dan tingkat keanekaragaman jenis burung terdapat perbedaan yang signifikan di antara tipe habitat dalam satu jalur pengamatan

penelitian, membandingkan keanekaiagaman jenis burung pada habitat hutan primer, hutan sekunder d'an kebun di ryGC, serta mengkaji penggunaan vegetasi secara

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji keanekaragaman burung pada Taman Wisata Alam Semongkat dan Hutan Produksi Jati di Sumbawa dan mendeskripsikan pengaruh

Berdasarkan kecenderungan tipe habitat yang digunakan oleh burung, gambar diatas merupakan ilustrasi peta persebaran burung pada empat tipe habitat di bentang alam

Berdasarkan kecenderungan tipe habitat yang digunakan oleh burung, gambar diatas merupakan ilustrasi peta persebaran burung pada empat tipe habitat di bentang alam

Berdasarkan kecenderungan tipe habitat yang digunakan oleh burung, gambar diatas merupakan ilustrasi peta persebaran burung pada empat tipe habitat di bentang alam

Dari penelitian ini diperoleh bahwa komposisi burung pemakan serangga di Taman Wisata Alam Semongkat lebih tinggi dibandingkan hutan produksi jati baik dari