• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penilaian Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Aktivitas Produksi di PT Harita Panca Utama Project Site Sekayan, Kalimantan Utara Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penilaian Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Aktivitas Produksi di PT Harita Panca Utama Project Site Sekayan, Kalimantan Utara Tahun 2014"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Penilaian Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Aktivitas

Produksi di PT Harita Panca Utama Project Site Sekayan, Kalimantan

Utara Tahun 2014

Eko Yudhi Prasetya, Syahrul Meizar Nasri

Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia

Email:  yudhiprasettya92@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini membahas tentang penilaian risiko K3 pada aktivitas produksi di PT Harita Panca Utama project site Sekayan, Kalimantan Utara tahun 2014. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan nilai risiko K3 pada setiap aktivitas produksi di PT Harita Panca Utama. Penelitian ini mengacu pada standar AS/NZS 4360:2004 dengan menggunakan analisis risiko semikuantitatif dan perhitungan nilai risiko dengan metode dari W.T. Fine. Penelitian ini menggunakan Job Hazard Analysis (JHA) untuk mengidentifikasi bahaya dan risiko. Nilai risiko merupakan hasil perkalian dari nilai consequences, probability, dan exposure. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas produksi di PT Harita Panca Utama memiliki 133 risiko K3.

Kata Kunci :

Penilaian risiko, aktivitas produksi, consequences, probability, exposure

Occupational Health and Safety Risk Assessment on Production Activity in PT Harita Panca Utama Project Site Sekayan, North Kalimantan 2014

Abstract

This study describe risk assessment of occupational health and safety in PT Harita Panca Utama project site Sekayan, North Kalimantan 2014. The objective of this study is to get health and safety level of risk in every production activity in PT harita Panca Utama. This study referred to AS/NZS 4360:2004 standard with semi-quantitative analysis, and mathematics method from W.T. Fine. This study used Job Hazard Analysis (JHA) for hazard and risk identification. Risk score is determined by multiplication of consequences, probability, and exposure. This result of this study showed that production activity in PT Harita Panca Utama has 133 occupational health and safety risk.

Key words:

Risk assessment, production activity, consequences, probability, exposure

(2)

Pada abad ke-21 di era globalisasi, teknologi dan industrialisasi berkembang sangat pesat. Interaksi antara manusia dan teknologi pun berlangsung setiap waktu di dalam pekerjaan maupun kegiatan sehari-hari. Tidak bisa dipungkiri, teknologi yaitu peralatan dan mesin, menjadi hal yang penting dalam mendukung dan mempermudah pekerjaan manusia. Akan tetapi, interaksi antara manusia dan teknologi menimbulkan risiko yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan, kecelakaan kerja, maupun kerugian lainnya. Selain itu, munculnya teknologi baru juga menimbulkan bahaya dan risiko baru. Sedangkan bahaya dan risiko dari teknologi yang terdahulu masih belum bisa dikendalikan sampai acceptable level. Oleh karena itu, disiplin ilmu Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) muncul sebagai solusi untuk mengendalikan bahaya dan meminimalisir risiko yang ada akibat interaksi antara manusia dan teknologi.

Berdasarkan data dari Bureau of Labor Statistics (BLS, 2013), terjadi 4.551 kasus kematian di Amerika Serikat akibat kecelakaan kerja pada tahun 2009, 4.690 kasus pada tahun 2010, 4.693 kasus pada tahun 2011, dan 4.383 kasus pada tahun 2012. Jika kita melihat tren kecelakaan dari data tersebut, pada tahun 2009 sampai 2011 terjadi peningkatan kasus kematian akibat kecelakaan kerja dan terjadi penurunan kurang lebih 7% pada tahun 2012. Akan tetapi, penurunan tersebut tidak signifikan dan angka kematian akibat kecelakaan kerja masih tinggi.

Sedangkan di Indonesia, berdasarkan data dari PT Jamsostek, terdapat 96.314 kasus kecelakaan kerja pada tahun 2009, 98.711 kasus pada tahun 2010, 99.491 kasus pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 telah terjadi 103.074 kasus kecelakaan kerja. (Jamsostek, 2013). Berdasarkan International Labor Organization (ILO), dari setiap 100.000 pekerja di Indonesia 20 orang diantaranya mengalami fatalitas kecelakaan kerja (Pusat Humas Kemnakertrans, 2013). Data tersebut menunjukan tren kecelakaan kerja yang terus meningkat di Indonesia dan jumlahnya masih sangat tinggi.

Industri pertambangan khususnya batubara merupakan industri yang memiliki tingkat risiko keselamatan dan kesehatan kerja yang tinggi. Menurut U.S. Departemen of Labor, Mine Safety and Health (2012), terdapat 3.832 kasus kecelakaan kerja dan 10 kasus fatalitas di Amerika Serikat pada tahun 2009, 3.712 kasus kecelakaan kerja dan 44 kasus fatalitas pada tahun 2010, 3.872 kasus kecelakaan kerja dan 14 fatalitas pada tahun 2011, dan 3.396 kasus

(3)

kematian serta 18 fatalitas pada tahun 2012. Angka tersebut masih sangat tinggi dibandingkan dengan industri lainnya.

Sedangkan di Indonesia sendiri, fatalitas kecelakaan kerja sektor pertambangan mineral dan batubara juga masih tinggi. Tercatat pada tahun 2010 terdapat 15 jiwa, tahun 2011 terdapat 22 jiwa, tahun 2012 terdapat 29 jiwa, dan tahun 2013 terdapat 45 jiwa. Selain jumlahnya yang masih tinggi, terlihat tren yang terus meningkat pula sejak tahun 2010-2013 (Lestari, 2014).

Menurut L. Meily Kurniawidjaja (2010) dalam bukunya Teori dan Aplikasi Kesehatan kerja, inti dari upaya K3 ialah manajemen risiko, yang didalamnya terdapat proses identifikasi bahaya dan penilaian risiko. Selain itu, dalam PP No. 50 Tahun 2012 juga telah disebutkan terkait kewajiban setiap perusahaan untuk melakukan identifikasi bahaya dan penilaian risiko. Manajemen risiko merupakan salah satu upaya perusahaan dalam melakukan pengendalian bahaya serta meminimalisir risiko. Dengan adanya proses identifikasi bahaya dan penilaian risiko maka dapat diketahui bahaya dan risiko apa saja yang ada di tempat kerja sehingga dapat dilakukan tindakan pengendalian.

PT Harita Panca Utama (HPU) sebagai salah satu perusahaan tambang di Indonesia yang berada di bawah naungan regulasi di Indonesia sudah seharusnya menerapkan program dan sistem manajemen K3 di tempat kerja. Berdasarkan data dari Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, serta Lingkungan Hidup (K3LH) PT HPU project site Sekayan, Kalimantan Utara, tingkat kecelakaan masih cukup tinggi. Pada tahun 2012 terdapat 16 kasus dan tahun 2013 terdapat 34 kasus. Hal tersebut menunjukkan peningkatan yang sangat siginifikan lebih dari 100%. Dan dari 16 kasus yang terjadi pada tahun 2012, 12 kasus terjadi pada Departemen Produksi dan dari 34 kasus pada tahun 2013, 29 kasus terjadi pada Departemen Produksi. Berdasarkan data tersebut, menjadi latar belakang penulis melakukan penelitian terkait penilaian risiko pada aktivitas produksi PT Harita Panca Utama project site Sekayan, Kalimantan Utara pada tahun 2014.

Tinjauan Teoritis

Menurut Kurniawidjaja (2010), bahaya adalah segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan kerugian, baik dalam bentuk cidera atau gangguan kesehatan pada pekerja maupun kerusakan

(4)

harta benda antara lain berupa kerusakan mesin, alat, properti, termasuk proses produksi dan lingkungan serta terganggunya citra perusahaan. Definisi bahaya menurut Ramli (2010) yaitu segala sesuatu termasuk situasi atau tindakan yang berpotensi menimbulkan kecelakaan atau cidera pada manusia, kerusakan atau gangguan lainnya. W. T. Fine (1971) juga menjelaskan bahwa bahaya adalah kondisi tidak aman atau sumber yang berpotensi menyebabkan kecelakaan.

Menurut AS/NZS 4360:2004, risiko adalah peluang terjadinya sesuatu yang dapat menimbulkan dampak, dan dapat diukur berdasarkan kombinasi dari kosekuensi dan peluang terjadinya seuatu hal yang dapat menimbulkan kerugian. OHSAS 18001:2007 mendefinisikan risiko sebagai gabungan dari kemungkinan (likelihood) kejadian dari keadaan atau pajanan berbahaya dan keparahan dari kecelakaan atau penyakit yang dapat disebabkan oleh kejadian atau pajanan.

Menurut OHSAS 18001:2007, manajemen risiko adalah suatu proses untuk mengelola risiko yang ada dalam setiap pekerjaan. Manajemen risiko juga menyangkut budaya, proses, dan struktur dalam mengelola suatu risiko secara efektif dan terencana dalam suatu sistem manajemen yang baik. Manajemen risiko adalah bagian dari proses manajemen yang berjalan dalam perusahaan atau lembaga (AS/NZS 4360:2007).

 

(5)

Sumber: Kolluru, 1996

Identifikasi bahaya dan risiko bertujuan untuk mengidentifikasi semua kemungkinan bahaya atau risiko yang mungkin terjadi di lingkungan kegiatan dan seberapa besar dampak atau keparahan terjadi. Identifikasi bahaya merupakan dari program pencegahan kecelakaan atau pengendalian risiko. Tanpa mengenal bahaya, maka risiko tidak dapat ditentukan, dan upaya pencegahan serta pengendalian risiko ridak dapat dijalankan. (Ramli, 2010). Identifikasi bahaya dan risiko harus dilakukan secara komprehensif dengan menggunakan prosedur yang sistematis dan terstruktu agar mendapatkan hasil analis yang akurat. Salah satu metode identifikasi bahaya yaitu Job Hazard Analysis (JHA).

Analisis risiko merupakan proses menentukan bentuk, dimensi, dan karakteristik risiko (Kolluru, 1996). Menurut Ramli (2010), analisis risiko adalah proses menentukan besaran risiko dengan melihat besarnya kemungkinan dan keparahan yang ditimbulkannya. Ada beberapa hal yang diperhatikan dalam menentukan analisis risiko, sumber risiko, dampak (consequences), dan kemungkinan (probability). Kolluru (1996) menjelaskan bahwa terdapat tiga jenis analisis risiko, yaitu analisis kualitatif, semi kuantitatif, dan kuantitatif.

Metode semi kuantitatif lebih baik dalam mengungkapkan tingkat risiko disbanding dengan teknik kualitatif (Ramli, 2010). Perbedaannya dengan teknik kualitatif, analisis semi kuantitatif menggunakan besaran dalam bentuk angka atau nilai. Tujuan analisis ini adalah agar skala risiko yang dihasilkan dapat lebih luas, walaupun nilai yang dihasilkan masih bersifat relatif. Teknik analisis risiko yang digunakan menggunakan perhitungan risiko berdasarkan matematika W. T. Fine (1971). Pada formula matematika Fine tersebut, terdapat tiga komponen yang digunakan dalam melakukan penghitungan nilai risiko, yaitu dampak (consequences), kemungkinan terjadinya kecelakaan (probability), dan frekuensi terjadinya kejadian (exposure). Rumus penilaian risiko yang digunakan dalam teknik ini ialah :

Risk  (R)=  Consequences  (C)  x  Probability  (P)  x  Exposure  (E)  

Tabel 1. Penilaian risiko konsekuensi (consequences) pada teknik semi kuantitatif

Level Deskripsi Nilai

Catastrophe Kematian massal, kerusakan parah pada beragam fasilitas yang bersifat permanen, dan kerusakan permanen pada lingkungan setempat, aktivitas dihentikan, dan kerugian melebihi $5 juta.

(6)

Disaster Kematian lebih dari satu orang, kerusakan permanen dan bersifat lokal terhadap lingkungan, aktivitas dihentikan, serta kerugian $1 juta - $5 juta.

50

Very Serious Kematian, gangguan produksi yang signifikan, kerusakan lingkungan yang parah, dengan kerugian $500 ribu - $1juta

25 Serious Kecelakaan serius (amputasi, kecacatan permanen), sedikit

berakibat buruk pada lingkungan dengan kerugian $50 ribu - $500 ribu, gangguan produksi pada area tertentu

15

Important Membutuhkan penanganan medis, terjadi emisi buangan di luar lokasi, tetapi tidak mengakibatkan pencemaran di luar lokasi dan sedikit gangguan produksi, serta kerugian finansial $5 ribu - $50 ribu.

5

Noticeable Terjadi cidera atau penyakit ringan, memar bagian tubuh, kerusakan kecil, terhentinya proses kerja sementara waktu tetapi tidak mengakibatka pencemaran di luar lokasi, dan kerugian finansial kurang dari $5 ribu.

1

Sumber  :  Fine,  1971  

Tabel  Error!  No  text  of  specified  style  in  document..  Penilaian  kemungkinan  (probability)   pada  teknik  semi  kuantitatif  

Level Deskripsi Nilai

Almost Certain Kejadian yang paling sering terjadi 10 Likely Kesempatan terjadi kecelakaan 50 – 50 6 Unusual but

Possible

Tidak biasa terjadi tetapi memiliki kemungkinan besar untuk terjadi.

3 Remotely

Possible

Kejadian yang kecil kemungkinannya untuk terjadi. 1 Conceivable Tidak pernah terjadi kecelakaan selama bertahun – bertahun

pemajanan tapi mungkin saja terjadi

0,5 Practically

Impossible

Sangat tidak mungkin terjadi 0,1

Sumber : Fine, 1971

Tabel  3.  Penilaian  pajanan  (exposure)  pada  teknik  semi  kuantitatif   Level

Deskripsi Nilai

Continously Sering terjadi pemajanan dalam sehari atau pajanan sepanjang hari.

10 Frequently Terjadi pajanan sekali dalam sehari 6 Occasionally Terjadi pajanan satu kali dalam seminggu sampai satu kali

sebulan

3 Infrequent Terjadi pajanan satu kali dalam sebulan sampai satu kali setahun 2 Rare Jarang diketahui kapan terjadinya pajanan 1 Very Rare Tidak diketahui kapan terjadinya pajanan 0,5

(7)

Tabel  4.  Penilaian  risiko  semi  kuantitatif  

Risiko Status Tindakan

>350 Very High Aktivitas dihentikan sampai risiko dapat direduksi hingga batas aman

181 – 350 Priority 1 Perlu dilakukan perbaikan secepatnya 71 – 180 Substantial Membutuhkan perbaikan teknis

21 – 70 Priority 3 Membutuhkan pengawasan selama aktivitas dilakukan ≤ 20 Acceptable Kegiatan yang menimbulkan risiko dikurangi seminimal

mungkin

Sumber : Fine, 1971

Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 7 minggu yaitu mulai tanggal 16 Januari – 9 Maret 2014. Lokasi dilakukannya penelitian ini di PT Harita Panca Utama project site Sekayan, Kalimantan Utara. Dan Objek dari penelitian ini adalah bahaya dan risiko keselamatan dan kesehatan kerja yang terdapat pada aktivitas produksi.

Penelitian menggunakan pendekatan observasional dengan jenis penelitian deskriptif yang mengacu pada standar AS/NZS 4360:2004 dan perhitungan nilai risiko semi kuantitatif berdasarkan metode W. T. Fine (1971). Tahapan penelitian ini adalah identifikasi bahaya dan risiko K3 pada aktivitas produksi tambang batubara dengan menggunakan formula Job Hazard Analysis (JHA), analisis risiko untuk menentukan tingkat risiko K3 dengan menghitung besar nilai consequences, probability, dan exposure.

Pengumpulan data terkait bahaya dan risiko K3 pada aktivitas produksi yang dilakukan di PT Harita Panca Utam project site Sekayan, Kalimantan Utara, dilakukan dengan mengambil data primer atau data yang diperoleh langsung dari hasi observasi dan wawancara pekerja serta data sekunder diperoleh dari data operasional perusahaan.

Pada tahap analisis data, langkah awal yang dilakukan adalah dengan mengidentifikasi aktivitas produksi yang ada di perusahaan. Tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi bahaya dan risiko yang ada dengan menggunakan tabel Job Hazard Analysis (JHA), observasi, dan wawancara. Setelah itu, analisis risiko K3 dilakukan dengan metode semi kuantitatif dengan menggunakan matriks penilaian risiko dari W.T. Fine (1971), dengan cara mengalikan consequences, probability, dan exposure untuk mendapatkan nilai risiko.

(8)

Hasil Penelitian

Aktivitas produksi di PT Harita Panca Utama project site Sekayan, Kalimantan Utara yaitu:

  Gambar 2. Aktivitas Produksi di PT Harita Panca Utama project site Sekayan, Kalimantan Utara

Pada aktivitas produksi tersebut, terdapat bahaya-bahaya yang teridentifikasi, yaitu: 1. Bahaya Mekanik

Bahaya mekanik terdapat pada kondisi tanah yang mudah amblas, tidak rata, dan berupa tanjakan, serta turunan. Selain itu berasal dari mesin-mesin dan unit yang sedang beroperasi, contohnya : excavator, dozer, dan dump truck.

2. Bahaya Fisika

Bahaya fisika berasal dari mesin-mesin unit yang sedang beroperasi yaitu berupa getaran dan bising. Selain itu, berasal dari panas matahari, debu dari tanah dan batubara yang dikeruk dan terlindas oleh unit.

3. Bahaya Biologi

Bahaya biologi berupa serangga dan binatang buas, seperti lebah, anjing hutan, dan ular. Mengingat aktivitas produksi dilakukan di area dekat hutan.

4. Bahaya Ergonomi Tahap   Persiaapan   • Infrastruktu r  penunjang   • Penerimaan   tenaga  kerja   • dll   Pembersihan   Lahan  (Land   Clearing   • Land  clearing   menggunakan   dozer.   • Land  clearing   menggunakan   excavator   Pengupasan   top  soil  dan   overburden     • Loading  top   soil   • Loading   overburden   • Manuver   dan  parkir   unit   • Hauling   material   • Dumping   Coal  Ge6ng   • Laoding   batubara   • Hauling   batubara   • Dumping   batubara  

(9)

Bahaya ergonomi berupa postur janggal ketika mengoperasikan unit, posisi statis, dan gerakan berulang ketika mengoperasikan unit. Hampir semua aktivitas produksi terdapat potensi bahaya ergonomi.

5. Bahaya perilaku

Bahaya perilaku merupakan bahaya yang paling dominan teridentifikasi. Bahaya ini berupa kebiasaan operator merokok dan menggunakan handphone ketika mengoperasikan unit. Selain itu yaitu operator mengantuk dan kelelahan ketika mengoperasikan unit.

Pembahasan

Penilaian risiko dilakukan pada 10 aktivitas produksi di PT Harita Panca Utama project site Sekayan, Kalimantan Utara. Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa terdapat 133 risiko K3 yang teridentifikasi. Aktivitas produksi dengan jumlah risiko terbanyak yaitu pada aktivitas top soil removal yaitu 16 risiko yang teridentifikasi dan aktivitas dengan jumlah risiko terendah yaitu pada aktivitas manuver dan parkir, serta dumping batubara. Grafik dan data selengkapnya ditampilkan pada gambar di bawah ini.

(10)

  Gambar 3. Distribusi Risiko per Aktivitas Produksi

Berdasarkan hasil penilaian risiko, pada level basic risk, yaitu tingkat risiko sebelum ada pengendalian, terdapat 91 risiko dengan kategori very high, 28 risiko dengan kategori priority 1, dan 14 risiko dengan kategori substantial. Bahaya yang dominan dengan kategori very high yaitu pada bahaya mekanik dan bahaya perilaku.

  Gambar 4. Gambaran Risiko Basic Risk

0   2   4   6   8   10   12   14   16   18   AkMvitas  Produksi  

Distribusi  Risiko  per  

AkHvitas  Produksi  

Land  clearing  (dozer)   Land  clearing  (excavator)   Top  soil  removal  dan  loading  dari   excavator  ke  unit  HD  /  DT   Overburden  removal  dan  loading   dari  excavator  ke  unit  HD  /  DT   Manuver  dan  parkir  

Hauling  top  soil  dan  overburden   Dumping  material  top  soil  dan   overburden  

Coal  geUng  dan  loading  barubara   dari  excavator  ke  DT  Mercy   Perjalanan  menuju  port   Dumping  batubara   91   28   14   0   0   0   20   40   60   80   100  

Very  High   Priority  1   SubstanMal   Priority  3   Acceptable  

Basic  Risk  

Very  High   Priority  1   SubstanMal   Priority  3   Acceptable  

(11)

Perusahaan sudah melakukan pengendalian terhadap potensi bahaya yang ditemukan. Akan tetapi, belum optimal diimplementasikan. Pengendalian yang sudah dilakukan oleh perusahaan yaitu engineering control berupa penggunaan desain kursi yang ergonomis, bersuspensi, ergonomis, dan adjustable, melindungi hoze dari kebocoran, pengunaan unit berkabin, proses pit service. Administrative control berupa JSA dan SOP, pelatihan, maintenance unit, pengaturan shift dan jadwal istirahat, promkes, dan penggunaan SIMPER. Penggunaan dan penyediaan APD berupa masker, helm, seragam, safety shoes, kaca mata, dan ear plug.

Pengendalian tersebut dapat mengurangi tingkat risiko yang ada di tempat kerja. Berdasarkan hasil penelitian, nilai risiko pada level existing risk atau residual risk atau nilai risiko setelah ada pengendalian, terdapat 36 risiko dengan kategori very high, 38 risiko dengan kategori priority 1, 15 risiko dengan kategori substantial, dan 44 risiko dengan kategori priority 3. Rekomendasi pengendalian yang diberikan peneliti yaitu subtitusi dengan mengganti unit yang masih belum berkabin atau terbuka agar berkabin (tertutup). Rekayasa teknik berupa pemasangan pelindung pada kaca kabin, melindungi hoze agar tidak mudah bocor, memasang bendera pada mobil-mobil yang lebih kecil, melindungi kabin bagian belakang dari runtuhan material, membuat desain tambang sesuai standar, mengatur desain tambang untuk memecah keramaian, melakukan perataan dan pengerasan jalan tambang, melakukan penyiraman untuk minimalisasi debu, menggunakan kursi unit yang dapat diatur, ergonomis, dan bersuspensi, serta memasang bantalan atau melapisi komponen unit yang bersentuhan dengan operator untuk mengurangi getaran. Pengendalian administrasi berupa sosialisasi SOP dan JSA, memasang rambu-rambu peringatan, memberikan program pelatihan, sosialisasi hasil survey ergonomi, promosi kesehatan, melakukan pengukuran bahaya secara berkala, penyediaan air minum di area tambang, P5M, P2H, meningkatkan pengawasan, memastikan operator memiliki SIMPER, maintenance unit secara berkala, memastikan penyediaan radio komunikasi, penyediaan APAR, memastikan housekeeping yang bagus di mess. Dan penyediaan alat pelindung diri (APD) berupa helm, sarung tangan, safety shoes, seragam, kaca mata, masker, dan ear plug.

(12)

Adanya rekomendasi pengendalian tersebut membuat nilai risiko (predictive risk) menjadi 45 risiko pada kategori priority 3 dan 88 risiko pada kategori acceptable. Grafik di bawah menunjukan perubahan tingkat risiko pada level basic risk, existing risk,dan predictive risk.

  Gambar 5. Perbandingan Risiko Level Basic Risk, Existing Risk, dan Predictive Risk

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan bahwa dari sepuluh aktivitas produksi di PT Harita Penca Utama project site Sekayan, Kalimantan Utara, aktivitas top soil removal merupakan aktivitas dengan jumlah risiko terbanyak. Bahaya dan risiko yang muncul pada seluruh aktivitas produksi hampir sama. Bahaya dan risiko yang teridentifikasi pada semua aktivitas produksi yaitu bahaya fisika berupa radiasi matahari, bahaya perilaku berupa merokok, menggunakan HP, mengantuk, dan kelelahan ketika mengoperasikan unit.

Saran 0   10   20   30   40   50   60   70   80   90   100  

Very  High   Priority  1   SubstanMal   Priority  3   Acceptable  

Perbandingan  Risiko  Level  Basic  Risk,  ExisHng  

Risk,  dan  PredicHve  Risk  

Basic  Risk   ExisMng  Risk   PredicMve  Risk  

(13)

Saran yang diberikan penulis yaitu melakukan optimalisasi pengendalian yang sudah ada, terutama pengawasan terhadap aktivitas produksi, melaksanakan prioritas pengendalian pada aktivitas dengan jumlah risiko teridentifikasi paling banyak, yaitu aktivitas top soil removal, dan memberikan prioritas pengendalian pada bahaya fisika berupa radiasai matahari, dan bahaya perilaku berupa merokok, menggunakan HP, mengantuk, dan kelelahan ketika mengoperasikan unit.

Daftar Referensi

Australian Standard/New Zealand Standard. 2004. Australian Standard/New Zealand Standard 4360: 2004“Risk Management”.

Bureau of Labor Statistics, U.S. Departement of Labor. (2013). Number and Rate of Fatal Occupational injuries, by Industry Sector.

Bureau of Labor Statistics, U.S. Departement of Labor. (2013). Number of Fatal Work Injuries, 1992 – 2012.

Departemen K3LH PT Harita Panca Utama Site Sekayan. Laporan dan Analisa Insiden PT Harita Panca Utama Site Sekayan 2013-2014. Kalimantan Utara.

Fine, William T. (1971). Mathematical Evaluations for Controlling Hazards. Mayland: Naval Ordanance Laboratory.

Kurniawidjaja, Meily. 2010. Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. UI Press. Jakarta.

Kolluru, Rao V. et al. Risk Assessment and Management handbook for Environmental, Health and Safety Professional. Mc. Graw-Hill Inc. New York.

Lestari, Fatma. Strategi Peningkatan Keselamatan Kerja dan Keselamatan Publik di Indonesia Melalui Pendekatan Sistematik Pencegahan Kecelakan. http://www.fkm.ui.ac.id/content/strategi-peningkatan-keselamatan-kerja-keselamatan-publik-di-indonesia-melalui-pendekatan. (15 April 2014).

OHSAS 18001. (2007). Guide to Implementing a Health and Safety Management System. NQA.

PT Jamsostek. Setiap Hari Ada 9 Peserta Jamsostek Tewas Kecelakaan. www.jamsostek.co.id/content/news.php?id=3957. (15 April 2014).

Ramli, Soehatman. 2010. Pedoman Praktis Manajemen Risiko dalam Perspektif K3 OHS Risk Management. Dian Rakyat. Jakarta.

(14)

Sembiring, Rika A. N. T. (2103). Penilaian dan Evaluasi Risio Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Aktivitas Tambang di PT Arutmin Indonesia Tambang Asam – Asam Kalimantan Selatan Tahun 2013. Skripsi. Progam Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Depok.

U.S. Departement of Labor, Mine Safety and Health. (2013). Injury Experience in Coal Mining.

Lampiran

Daftar Pertanyaan Wawancara Terbuka

Nama :

Pekerjaan : Jabatan :

PERTANYAAN UMUM

1. Jelaskan secara singkat mengenai aktivitas pekerjaan yang Anda lakukan! 2. Apa yang Anda ketahui tentang bahaya dalam pekerjaan?

3. Apa yang Anda ketahui tentang risiko dalam pekerjaan?

4. Apakah Anda mengetahui bahaya dan risiko apa saja yang ada dalam pekerjaan yang dilakukan? Jika iya, sebutkan!

5. Apakah Anda mengetahui bahaya dan risiko apa saja yang ada di sekeliling tempat kerja? Jika iya, sebutkan!

PERTANYAAN TENTANG PROBABILITY

(15)

2. Apakah Anda melakukan pekerjaan sesuai dengan instruksi kerja yang ada? Bagaimana dengan pekerja lain (sesuai pengamatan Anda) ?

3. Apakah Anda menguasai pekerjaan yang Anda lakukan?

4. Apakah Anda pernah mendapatkan pelatihan atau pendidikan tentang pekerjaan yang dilakukan? Jika iya, sebutkan dan kapan terakhir kali?

5. Dalam melaksanakan pekerjaan Anda, fasilitas atau peralatan apa saja yang digunakan?

6. Apakah peralatan yang Anda gunakan mengandung potensi bahaya K3? 7. Apakah peralatan yang Anda gunakan dalam keadaan baik?

8. Apakah peralatan tersebut Anda gunakan dengan baik dan benar?

9. Apakah Anda pernah mendapatkan pelatihan atau pendidikan tentang K3 dalam melaksanakan kegiatan kerja Anda? Jika iya, sebutkan!

10. Pengendalian bahaya apa yang sudah dilakukan oleh perusahaan?

11. Apakah ada safety sign di wilayah pekerjaan Anda? Jika iya, coba sebutkan! 12. Apakah Anda dan teman pekerja lain mematuhi safety sign tersebut?

13. Apakah dalam melaksanakan pekerjaan Anda sehari-hari disediakan alat pelindung diri? Sebutkan?

14. Apakah Anda dan teman-teman Anda (sesuai pengamatan) selalu memakai alat pelindung diri tersebut?

15. Apakah Anda sudah merasa cukup aman dalam melakukan pekerjaan Anda?

PENYAKIT TENTANG PAJANAN/EXPOSURE

(16)

2. Bagaimana frekuensi pekerjaan yang Anda lakukan? (berapa jam dalam sehari, berapa kali dalam sehari atau berapa kali dalam seminggu)

3. Bagaimana frekuensi pekerjaan yang Anda lakukan dalam sebulan terakhir? 4. Bagaimana frekuensi Anda kontak dengan bahaya yang ada di tempat kerja?

PERTANYAAN TENTANG DAMPAK/CONSEQUENCES

1. Apa saja keluhan (berkaitan dengan gangguan keselamatan dan kesehatan) yang pernah Anda alami selama bekerja? Jika iya, jelaskan!

2. Apakah Anda pernah mengalami insiden/kecelakaan kerja atau near miss (hampir mengalami kecelakaan kerja) selama 6 bulan terakhir? Jika iya, deskripsikan! 3. Apakah Anda pernah mengalami sakit akibat / terkait pekerjaan Anda selama 6 bulan terakhir? Jika iya, deskripsikan!

4. Bagaimana cara pengendalian yang Anda lakukan untuk menghindari diri dari kecelakaan kerja dan Penyakit Akibat Kerja?

5. Bagaimana cara pengendalian yang Anda lakukan untuk menghindari diri dari penyakit akibat kerja?

6. Apakah dalam area Anda bekerja pernah ada kecelakaan kerja baik yang menyebabkan cedera fatality maupun tidak? Jika iya, jelaskan!

7. Apakah pernah ada kejadian (berkaitan dengan gangguan keselamatan dan kesehatan kerja) yang merugikan perusahaan? Jika iya, jelaskan dan sebutkan

Gambar

Gambar 1. Proses Manajemen Risiko AS/NZS 4360:2004
Tabel	
  Error!	
  No	
  text	
  of	
  specified	
  style	
  in	
  document..	
  Penilaian	
  kemungkinan	
  (probability)	
   pada	
  teknik	
  semi	
  kuantitatif	
  
Tabel	
  4.	
  Penilaian	
  risiko	
  semi	
  kuantitatif	
  

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya berupa ilmu pengetahuan, kesehatan dan petunjuk, sehingga skripsi dengan

Instrumen angket digunakan untuk mengukur pembinaan akhlak siswa melalui pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) dan pengaruhnya terhadap kualitas perilaku

Menurut PRDB (Laju Pertumbuhan Ekonomi) Kota Depok pada sektor tersier sub-sektor restoran terdapat peningkatan persentase menurut harga konstan tahun 2000 untuk tahun

Di dalam domain bisnis, kegunaan dari sistem komputer untuk menyimpan dan mengatur data personal dapat membuat beberapa tanggung jawab manajemen domain teknologi,

(2) Dalam rangka melaksanakan fungsi verifikasi sebagaimana dimaksud pada pasal 35, Komda Masyarakat Adat berwenang menerima pendaftaran, melakukan verifikasi

Senyawa-senyawa yang berasal dari spesies Sonneratia caseolaris telah banyak dilaporkan memiliki senyawa yang bersifat bioaktivitas, seperti antidiabetes dan

This research is about the case study of the teaching learning model based on the cognitive moral on Indonesia Language subject in 4th grade in Pasirtamiang 2 Elementary school in a

[r]