• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGERTIAN PARTAI POLITIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGERTIAN PARTAI POLITIK"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan poltiik – (biasanya dengan cara konstitusionil) – untuk melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan mereka.

Carl J. Friedrich: partai politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau

mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi pimpinan partainya dan, berdasarkan penguasaan ini memberikan kepada

anggota partainya kemanfaatan yang bersifat ideal maupun material. Sigmund Neumann: partai politik adalah organisasi dari aktivis-aktivis politik yang berusaha untuk menguasai kekuasaan pemerintahan serta merebut dukungan rakyat atas dasar persaingan dengan suatu

golongan atau golongan-golongan lain yang mempunyai pandangan yang berbeda.

(3)

Partai politik merupakan kelompok anggota yang terorganisasi secara rapi dan stabil yang dipersatukan dan dimotivasi dengan ideologi

tertentu, dan yang berusaha mencari dan mempertahankan kekuasaan dalam pemerintahan melalui pemilihan umum guna melaksanakan alternatif kebijakan umum yang mereka susun.

George B. de Huszar dan Thomas H. Stevenson: partai politik adalah sekelompok orang-orang yang terorganisir untuk ikut serta

mengendalikan suatu pemerintahan, agar dapat melaksanakan

programnya dan menempatkan anggota-anggotanya dalam jabatan. Partai politik adalah sebuah organisasi permanen, tujuan utamanya adalah untuk mengikuti pemilihan umum dan untuk mempergunakan kekuasaan di dalam sebuah pemerintahan. partai menampilkan

banyak fungsi, termasuk memobilisasi partisipasi masyarakat di dalam politik, recruitment elit, dan mewakili (bagian dari) masyarakat, tetapi memenangkan pemilu dan mengontrol mesin kekuasaan negara

adalah yang utama. (barrie Axford dkk, an introduction secaond edition politics, p. 360)

(4)

Fungsi utama partai politik ialah mencari dan mempertahankan kekuasaan guna mewujudkan program-program yang disusun berdasarkan ideologi tertentu.

Rod Huge dalam bukunya berpendapat bahwa fungsi partai politik terdiri dari 4 hal, yaitu:

1. Partai berfungsi sebagai agen dari rekruitmen elite. Mereka melayani

sebagai mekanisme besar untuk menyiapkan dan merekrut kandidat untuk jabatan publik. Jika kamu ingin memimpin negaramu, pertam-tama kamu harus membujuk partai politik untuk mengangkatmu sebagai kandidatnya.

2. Partai melayani sebagai agen dari aggregasi kepentingan. Mereka

mentranformasi banyak tuntutan spesifik ke dalam paket-paket usul yang lebih mudah diatur. Partai-partai memilih, mengurangi dan mengkombinasi kepentingan-kepentingan. Mereka bertindak sebagai penyaring diantara masyarakat dan negara, memutuskan tuntutan mana yang diizinkan melalui jaringan mereka.

(5)

3. Partai politik masih melayani sebagai “point of reference” untuk

para pendukung dan pemilih, memberikan masyarakat sebuah kunci untuk mengintepretasikan sebuah dunia politik yang rumit.

4. Partai modern menawarkan ‘direction to government”,

menampilkan tugas penting dari mengendalikan kapal yang bernama negara. Secara krusila, partai-partai menyediakan kepemimpinan untuk memerintah.

Secara umum, partai politik dikenal menjalankan sejumlah fungsi sebagaimana berikut ini:

 Sebagai sarana komunikasi politik.  Sebagai sarana sosialisasi politik.  Sebagai sarana rekruitmen politik.

 Sebagai sarana artikulasi dan agregasi kepentingan.  Sebagai sarana pembuatan kebijakan.

(6)

Tipologi partai politik adalah pengklasifikasian partai

politik berdasarkan kriteria, seperti:

Berdasarkan

asas

dan

orientasi,

partai

politik

diklasifikasikan menjadi partai politik pragmatis, partai

politik doktriner, dan partai politik kepentingan.

Berdasarkan komposisi dan fungsi anggota, partai

politik diklasifikasikan menjadi partai massa/lindungan

dan partai kader.

Kebanyakan partai modern masuk ke dalam kategori yang

diistilahkan Otto Kirchheimer (1966) sebagai “catch all

parties”.

(7)

Berdasarkan basis sosial dan tujuan, partai politik

diklasifikasikan

menjadi:

partai

politik

yang

beranggotakan lapisan sosial dalam masyarakat, partai

politik

yang

anggotanya

berasal

dari

kalangan

kepentingan tertentu, berasal dari pemeluk agama

tertentu, dan berasal dari kelompok budaya tertentu.

Berdasarkan tujuan partai politik, partai politik

diklasifikasikan menjadi partai perwakilan kelompok,

partai pembinaan bangsa, dan partai mobilisasi.

Berdasarkan basis orientasi ideologis, partai politik

diklasifikasikan menjadi partai sayap kiri dan partai

sayap kanan.

(8)

SISTEM KEPARTAIAN

Sistem kepartaian mengacu kepada sejumlah dan tipe dari partai yang bekerja di dalam sistem politik.

Cara yang paling umum dalam membedakan tipe sistem partai politik adalah dengan referensi jumlah partai yang berkompetisi dalam memperebutkan kekuasaan.

Sistem kepartaian yang kebanyakan ditemui dalam politik modern saat ini adalah sebagai berikut:

SISTEM SATU PARTAI

Jerzy J. Wiatr, seorang ahli politik kebijakan, membedakan sistem partai tunggal kedalam tiga sub tipe, yaitu:

a. Sistem monopartai, dimana hanya ada satu partai yang secara resmi diizinkan untuk berdiri.

b. Sistem hegemoni, dimana ada beberapa aprtai yang diizinkan untuk berdiri tetapi mereka dapat mengajukan kandidat hanya ketika mereka diizinkan untuk melakukannya oleh seorang petugas partai senior, dan tidak ada persaingan antar partai yang diperbolehkan.

c. Sistem dominan, dimana beberapa partai poltiik boleh mengorganisasi dan mengajukan kandidat, tetapi sebuah partai yang memangkan hampir semua semua suara dan posisi karena ia memegang “kesetiaan” para pemilih.

(9)

SISTEM DUA PARTAI

Sebuah sistem dua partai adalah duopolistic yangmana didominasi oleh dua partai besar yang secara kasar memiliki prospek yang seimbang dalam memenangkan kekuasaan pemerintah. dalam bentuk klasiknya, sebuah sistem dua partai dapat diidentifikasi dengan tiga criteria, yaitu:

1. Meskipun ada sejumlah partai kecil, hanya dua partai yang menikmati kekuasaan electoral dan legislatif yang cukup untuk memiliki prospek yang realistik dalam memenangkan kekuasaan pemerintah.

2. Partai yang lebih besar dapat memerintah sendirian (biasanya pada basis mayoritas legislatif) dan yang lain menjadi oposisi.

3. Alternatif kekuasaan diantara partai-partai ini adalah menjadi partai yang terpilih utnuk menjalankan pemerintahan atau memainkan peranan sebagai sayap oposisi dalam pemeritnaha partai yang sedang berkuasa tersebut.

(10)

SISTEM PARTAI DOMINAN

Sistem partai dominan adalah sistem kepartaian yang kompetitif dalam pengertian bahwa sejumlah partai berkompetisi pada

pemilu reguler dan populer, tetapi didominasi oleh partai besar yang tunggal yang secara konsekuen menikmati periode

kekuasaan yang panjang.

Contoh: LDP di Jepang, Congress party di India, SAP di Swedia, dan DC di Italia.

SISTEM MULTI PARTAI

Sebuah sistem multi partai dikarakterkan dengan kompetisi diantara lebih dari dua partai, mengurangi

kesempatan pemerintahan oleh satu partai dan meningkatkan kemungkinan koalisi.

Keunggulan dari sistem multi partai, yaitumereka dapat menciptakan “checks and balances” internal di dalam

pemerintahan dan menunjukkan sebuah bias dalam debat yang menguntungkan, konsolidasi dan kompromi.

Kritik mendasar dari sistem multi partai berhubungan dengan perangkap dan kesulitan-kesu;itan dalam pembentukan koalisi. Lebih serius, pemerintahan koalisi dapat retak dan tidak stabil, memebrikan perhatian yang lebih besar pada

pertengkaran diantara partner koalisi daripada menjalankan tugas pemerintahan.

(11)

Giovanni Sartori mengemukakan adanya tujuh sistem kepartaian yang dapat digunakan untuk mengamati perubahan sistem kepartaian disuatu negara berikut segala konsekuensinya terhadap mekanisme pengambilan keputusan politik. Ketujuh sistem itu adalah:

1. Atomized party system

Jumlah partai antara 10, 20, atau lebih.

2. Polarized pluralism

Tipe polarized pluralism merupakan tipe sistem kepartaian yang diwarnai pola

fragmentasi yang tinggi. Fragmentasi tersebut mencakup jarak ideologi/polarisasi berdasarkan ideologi. Tipe ini sering dikenal sebagai extreme pluralism.

3. Moderate pluralism

Jumlah partai di legislatif antara 5-6. Partai yang ada terfragmentasi berdasarkan

parameter sosial ekonomi tertentu tetapi tidak terpolarisasi berdasarkan ideologi.

4. Two party system

5. Pre-dominant party system

Sistem partai pre-dominan bermakna ada partai besar yang secara konsisten didukung oleh 50%+1 (absolute majority) suara dari pemilih. Sistem partai ini diakui terbentuk minimal berdasarkan 4 kali hasil pemilu legislatif secara berurutan.

6. Hegemonic party system

Ada 1 partai dengan kekuasaan yang sangat dominan (mayoritas dominan), jika suara-suara partai lain digabungkan, masih tidak dapat mengalahkan partai tersebut.

Pragmatic hegemonic

a. Pragmatic Hegemonic

b. Ideological hegemonic

7. Single party system

a. Totalitarian

b. Authoritarian

(12)

Giovanni Sartori dalam bukunya Parties and Party

System (1976) mengungkapkan bahwa sistem

kepartaian disuatu negara dapat berubah-ubah karena

variabel pembentuknya tidak bersifat diskrit. Sartori

menunjukkan adanya empat variabel pembentuk,

yaitu:

Sistem dan mekanisme pemilu yang berlaku.

Nilai demokrasi pada tataran operasional yang dipahami

oleh satu bangsa.

Pola mekanisme pengambilan keputusan politik yang

dikenal dalam nilai kultural yang berlaku.

(13)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan dari

sebuah partai politik untuk bertahan akan ikut

mempengaruhi evolusi dari sistem kepartaian yang

ada. Sebuah partai politik bisa bertahan apabila

mempunyai:

Basis sosial yang berhubungan dengan indeks of

heterogeneity.

Basis ideologi.

Basis material.

Infrastruktur dan sebaran kader.

Program dan kandidat.

(14)

Sarana legitimasi politik.

Sirkulasi kekuasaan.

Representasi politik untuk mengaktualisasikan

aspirasi dan kepentingan rakyat.

Implementasi kedaulatan rakyat.

(15)

Electoral Law: Aturan yang disepakati

berdasarkan prinsip-prinsip pemilih.

ex: simple majority .

Electoral Process: Metode yang mentransfer suara

menjadi kursi.

-

OPOVOV (One person, One Vote, One Value).

(16)

“First past the post” plurality system

Pemilik jumlah suara terbesar yang memenangkan

kursi/pemilihan. Negara pengguna: Amerika, Inggris,

Kanada.

Absolute majority system.

Pemenang dalam pemilihan adalah yang

mengumpulkan suara 50% + 1. Negara pengguna:

Perancis, Rusia, Nigeria.

Preferential ballot.

Pemilih memberikan nomor urut pilihan pada setiap

kandidat disamping nama mereka. Contoh negara yang

menerapkan: Australia.

(17)

Party list system.

Pemilih memilih nama yang dinominasikan oleh partai

politik. contoh negara yang menerapkan: Israel, Swiss,

Indonesia (pada masa ORBA).

Single tranferable vote system.

Pemilih dapat menentukan sendiri siapa kandidat yang akan

dia pilih (tidak ada pilihan nama kandidat di lembar

pemilihan).

Diberlakukannya electoral quota.

Suara yang dihitung adalah pilihan pertama dari pemilih.

Adanya transfer perolehan suara seperti disistem

proporsional.

Contoh negara yang menerapkan sistem ini: Irlandia.

Approval voting.

Pemilih tidak dibatasi dalam memberikan dukungan.

Tidak ada pengurutan dalam proses memilih kandidat.

Yang paling banyak dimuat namanya yang memenangkan

pemilihan.

(18)

Keunggulan:

Wakil yang terpilih dapat dikenal oleh penduduk distrik

sehingga hubungannya dapat lebih erat.

Mendorong kearah integrasi partai.

Berkurangnya jumlah partai dan meningkatnya kerjasama

antar partai .

Sederhana dan mudah diselenggarakan.

Kelemahan:

Kurang memperhitungkan partai kecil dan golongan

minoritas, apalagi jika tersebar di berbagai daerah pemilihan.

Kurang representatif, partai/kandidat yang kalah akan

(19)

Keunggulan:

Tidak ada suara yang hilang.

Lebih representatif.

Kelemahan:

Mempermudah fragmentasi dan timbulnya partai-partai

baru.

Wakil terpilih lebih terikat kepada partai.

(20)

Sistem distrik cenderung menghasilkan sistem dua partai,

kecuali terdapat partai ketiga yang kuat di daeraha

tertentu.

Sistem distrik cenderung diterapkan dalam masyarakat

yang memiliki homogenitas masyarakat yang tinggi, tidak

hanya dalam hal komposisi sosialnya, tetapi juga

budayanya.

Sistem proporsional cenderung mempertahankan sistem

multi partai dan diterapkan oleh negara dengan

masyarakat yang tingkat kemanjemukannya relatif tinggi.

Koalisi menjadi sebuah mekanisme yang dimiliki oleh

sistem proporsional. Sementara dalam sistem distrik, yang

mungkin terjadi adalah penggabungan partai atau

(21)

Maklumat Wapres No. X tahun 1945.

Munculnya sistem multi partai.

Transisi presidensiil ke parlementer.

Pelaksanaan pemilu 1955.

Munculnya partai pemenang pemilu dan tidak adanya

partai dominan.

(22)

Pembatasan kebebasan berorganisasi.

Pertentangan politik antara presiden dengan partai

politik tertentu.

Pembubaran partai politik yang bertentangan dengan

rezim.

(23)

Fusi partai politik.

Penguasaan pemerintah terhadap lembaga pemilihan

umum.

Rekruitmen elit politik melalui proses pemilihan dan

pengangkatan.

(24)

Kebebasan berorganisasi jilid 2.

Menjamurnya partai politik.

Pergeseran sistem pemilihan umum dari proporsional

tertutup menuju proporsional terbuka.

Pengurangan militer dalam tubuh legislatif.

Pergeseran sistem kepartaian.

(25)

Pemilihan presiden secara langsung.

Sejak 2005 sistem politik Indonesia melaksanakan

Pilkada Langsung baik di propinsi maupun

kabupaten/kota.

Pilkada untuk mengimbangi kekuasaan legislatif yang

besar.

Penggunaan simple majority system dengan ketentuan

minimal 25% untuk memenangkan pilkada,

menyisakan kelemahan pada sisi legitimasi pemenang

pemilu.

Pemilihan DPD.

Referensi

Dokumen terkait

Proses pembentukan kelembagaan Badan Usaha Milik Desa di Desa Selensen dimulai dari Kebijakan Program Pemberdayaan Desa (PPD) yang dikeluarkan oleh Pemerintah

Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari kandungan dan profil mineral pada makanan hasil laut (seafood) yang umum dikonsumsi yaitu cumi-cumi (Loligo sp) dan udang

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di CV Sujiwo Kusuma, Klaten berjumlah 63. Jumlah subjek 63 ini dipergunakan semua sebagai

Metoda Analisis Komponen Utama (Principal Components Analysis) digunakan untuk mengekstraksi faktor. Pengumpulan data opini responden, tabulasi data dan analisa

Sehingga hakim-hakim pengadilan agama yang memutus terhadap kasus konkrit yang diajukan kepadanya tidak dapat merujuk hukum materil yang sama, akibatnya terjadilah perbedaan

Pekerjaan : Pembangunan Rumah Lokasi : Bumi Palir Sejahtera Type Rumah : RSh 27 Melati.. (Dinding Bataco diplester depan,

Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dan aktivitas belajar siswa terhadap hasil belajar kognitif siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif

Analisis yang digunakan adalah model persamaan struktural (SEM) dan terlebih dahulu dilakukan analisis faktor konfirmatori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi