• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. terbatas atau sesuatu yang menjadi pusat perhatian umum. Persaingan dilakukan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. terbatas atau sesuatu yang menjadi pusat perhatian umum. Persaingan dilakukan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Persaingan (competition) adalah suatu proses sosial ketika berbagai pihak

saling berlomba dan berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Persaingan terjadi apabila beberapa pihak menginginkan sesuatu yang jumlahnya sangat terbatas atau sesuatu yang menjadi pusat perhatian umum. Persaingan dilakukan dengan norma dan nilai yang diakui bersama sehingga kecil kemungkinan persaingan menggunakan kekerasan atau ancaman dan persaingan dilakukan secara sehat dan terbuka (Sumadji, 2000: 4).

Perhatikan ilustrasi persaingan dalam kehidupan masyarakat berikut ini: Tanggal 13 April 2014 merupakan tanggal yang sangat penting bagi Kakak Arif, karena pada tanggal tersebut dia akan melakukan pembuktian apakah dia dapat berhasil menjadi juara olimpiade IPA tingkat provinsi atau tidak. Olimpiade Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) tingkat provinsi yang akan diselenggarakan di Kota Medan tersebut akan diikuti oleh 26 kabupaten/kota seluruh Sumatera Utara. Kakak Arif akan melakukan persaingan memperebutkan tiket juara satu agar bisa mewakili Provinsi Sumatera Utara di tingkat nasional. Hal yang dilakukan oleh Kakak Arif untuk menghadapi persaingan tersebut adalah meningkatkan ketekunannya dalam belajar dengan lebih banyak memahami pelajaran-pelajaran yang berhubungan dengan sains. Kakak Arif juga tidak melakukan satu pun hal untuk menyakiti lawan. Sebaliknya, kompetitornya dari kabupaten/kota yang lain, juga melakukan hal yang sama dengan apa yang

(2)

dilakukan oleh kakak Arif untuk memenangkan perlombaan. Hal di atas merupakan salah satu contoh persaingan dalam kehidupan bermasyarakat

Persaingan dapat juga diartikan sebagai suatu proses sosial dimana individu atau kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Definisi persaingan sebagai salah satu bentuk disosiatif yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan tanpa melakukan ancaman fisik kepada para pesaingnya (Sumadji, 2000:13). Persaingan disebut juga dengan kompetisi. Persaingan merupakan salah satu bentuk disosiatif yang paling aman sebab konflik yang terjadi tidak dipicu oleh kepentingan untuk menjatuhkan atau mencelakakan pihak lawan. Adapun yang dimaksud lawan adalah bukan pihak-pihak yang harus dikalahkan atau sampai mencelakakan.

Persaingan adalah suatu kegiatan antar individu dengan individu lainnya ataupun berkelompok yang bersaing atau berlomba untuk memperebutkan

hasil/tujuan yang sama. Persaingan juga diartikan sebagai proses sosial yang

ditandai dengan adanya saling berlomba atau bersaing antar individu atau antar kelompok tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan untuk mengejar suatu nilai tertentu supaya lebih maju, lebih baik, atau lebih kuat. Persaingan dalam

batas-batas tertentu dapat mempunyai beberapa fungsi, yaitu pertama;

(3)

sebagai jalan dimana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang pada suatu masa mendapat pusat perhatian tersalurkan dengan baik oleh mereka yang

bersaing, ketiga; sebagai alat untuk mengadakan seleksi atas dasar gender dan

sosial, keempat; menempatkan individu pada kedudukan serta peranan yang

sesuai dengan kemampuannya (Sumadji, 2000: 18).

Persaingan banyak terjadi dalam ruang lingkup kehidupan bermasyarakat misalnya persaingan dalam bidang kedudukan, contohnya seorang karyawan tentunya mempunyai keinginan untuk menaikkan jabatannya di dalam perusahaan. Hal tersebut akan berbanding lurus dengan naiknya gaji dan kedudukannya di masyarakat. Bidang persaingan ras, ras identik dengan keturunan dan suku bangsa. Ras dengan warna kulit hitam diidentikkan dengan ras yang rendah, bodoh, dan miskin. Namun seiring dengan berjalannya waktu, setiap ras terus berusaha meningkatkan kualitasnya. Hal ini dibuktikan dengan terpilihnya Barack Husein Obama yang berasal dari ras kulit hitam menjadi Presiden Amerika Serikat selama dua periode. Hal tersebut menjadi kebanggaan tersendiri bagi seluruh ras berkulit hitam di dunia. Persaingan bidang ekonomi, contohnya persaingan harga yang ditawarkan oleh pasar-pasar modern dengan tempat yang nyaman, murah dan aman.

Persaingan tidak hanya terjadi di dalam ruang lingkup kedudukan, ras, dan ekonomi tetapi hampir mencakup seluruh aspek kehidupan seperti di bidang seni

misalnya Indonesian Idol, X-Factor, Indonesia Mencari Bakat, dan lain-lain.

Persaingan dalam kompetisi Indonesian Idol ini misalnya, peserta diwajibkan untuk mengikuti beberapa tahap penyeleksian yang sangat ketat diawali dari audisi di beberapa kota di Indonesia yang diikuti lebih dari 25.000 peserta. Peserta

(4)

yang berhasil mendapatkan golden ticket diberikan kesempatan untuk berangkat ke Jakarta untuk mengikuti tahap audisi selanjutnya.

Proses penyaringan dari 25.000 peserta dari masing-masing kota dilakukan secara ketat untuk mendapatkan 25 peserta dari masing-masing kota yang mengharuskan peserta untuk bersaing secara sehat dan terbuka dengan memberikan penampilan terbaik mereka dalam bernyanyi dan bermain musik dengan keunikan khas dari suara mereka masing-masing. Proses penyeleksian ini terus berlangsung hingga diperoleh 13 orang peserta yang masuk ke dalam babak spektakuler yang kemudian kembali berjuang dan bersaing untuk memperebutkan juara pertama.

Persaingan tidak hanya terjadi dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat

namun juga terjadi dalam konsep reality show ditelevisi. Reality show adalah

genre acara televisi yang menggambarkan adegan seakan-akan benar-benar

berlangsung tanpa skenario, dengan pemain yang umumnya khalayak umum biasa, bukan aktor ataupun aktris. Acara realitas biasanya menggunakan tema seperti persaingan, kehidupan sehari-hari seorang selebritas, pencarian bakat, dan lain sebagainya (Morissan, 2008: 208).

Master Chef Indonesia merupakan suatu ajang pencarian bakat yang

diadopsi dari

bekerja sama denga Ajang ini merupakan salah satu program pencarian bakat dalam bidang memasak

yang menyajikan unsur reality show dengan menggunakan tema persaingan yang

dilakukan oleh para peserta dalam menghadapi beberapa tantangan memasak yang diberikan oleh para juri seperti meniru masakan, menghasilkan masakan dengan

(5)

kreativitas terbaik yang dimiliki oleh masing-masing peserta dan berlomba-lomba

untuk menjadi peserta terbaik dengan cara berhasil memperebutkan golden pin .

Reality show ini awalnya dipandu oleh tiga orang Chef ternama di

Indonesia pada Master Chef Indonesia Season 1 (2011) yang berperan serta

sebagai juri yaitu Chef Marinka, Chef Juna, dan Chef Tatang yang ketika itu

meninggal dunia lalu digantikan oleh Chef Vindex. Selanjutnya pada Master Chef

Indonesia Season 2 (2012) acara ini dipandu oleh Chef Marinka, Chef Juna dan

Chef Degan. Setelah Master Chef Indonesia Season 2 berakhir, Master Chef

Indonesia Season 3 (2013) ditayangkan kembali pada bulan Juni 2013 dengan juri yang sudah memiliki pengetahuan dan pengalaman terbaik dalam bidang

memasak yaitu Chef Marinka, Chef Degan dan Chef Arnold yang ditayangkan di

RCTI setiap hari sabtu dan minggu pada pukul 16.30 – 18.00 WIB.

Program reality show Master Chef Indonesia ini menayangkan sebuah

konsep pencarian bakat dalam bidang memasak dengan jumlah peserta 70 orang yang dipilih melalui proses seleksi menjadi 50 orang lalu diseleksi kembali menjadi 30 orang lalu diseleksi kembali hingga mencapai 24 orang yang akhirnya

berhasil masuk untuk mengikuti challenge yang memiliki latar belakang usia,

pendidikan, pekerjaan, suku, tempat tinggal, hobi, jenis kelamin dan budaya yang berbeda-beda yang dipertemukan dalam suatu ajang pencarian bakat untuk

mencari chef yang memiliki potensi, pengetahuan, dan kreativitas yang baik

dalam bidang memasak untuk menciptakan masakan yang memiliki cita dan rasa

yang baik. Nama-nama peserta yang berhasil lolos dalam seleksi Master Chef

Indonesia Session 3 adalah Angella, Brian, Denty, Ernest, Gio, Kevin, Lilian, Lius, Maichael, Melati, Nino, Nurul, Patty, Rani, Ratna, Ray, Revaldi, Rissa,

(6)

Setiyono, Tya, Wiliam, dan Yogi. Proses penyeleksian dilanjutkan hingga

mencapai posisi top ten, top five,top three hingga grandfinal.

Pemandu acara Master Chef Indonesia Session 3 yang berperan serta

sebagai juri memberikan tantangan satu menu masakan kepada para peserta dengan tingkat kesulitan yang cukup tinggi dengan batasan waktu sekitar empat puluh lima hingga enam puluh menit untuk menciptakan masakan yang memiliki rasa yang lezat dan memiliki estetika yang menarik.

Peserta disediakan sejumlah bahan dan resep masakan untuk segera diolah untuk menjadi masakan yang bercita rasa tinggi dan menarik. Setelah para juri memberikan aba-aba tanda dimulainya proses memasak, para peserta berlari ke

arah kitchen shop dan dengan waktu yang terbatas peserta memilih bahan

masakan yang akan digunakan untuk memasak sesuai dengan menu masakan yang diberikan oleh para juri. Dalam proses memasak sesekali para peserta melihat dan memperhatikan gerak gerik peserta lainnya sambil mengamati kemajuan proses masakan dari peserta lainnya. Peserta ini juga terlihat kebingungan ketika ia melihat kompetitornya sudah selesai memasak sebelum waktu yang ditentukan habis.

Peserta Master Chef Sesssion 3 ini mengeluarkan semua kemampuan,

kreativitas dan pengetahuan yang mereka miliki dalam bidang memasak dan berusaha menciptakan masakan yang memiliki cita rasa dan estetika yang menarik. Jika waktu yang sudah diberikan kepada peserta sudah habis maka satu persatu nama peserta akan dipanggil oleh juri dan peserta harus menghidangkan makanan ke hadapan para juri untuk segera dicicipi. Beragam komentar, kritik dan saran dari para juri yang menyakitkan hampir membuat peserta menangis dan

(7)

kecewa. Namun ada peserta yang berbahagia ketika mendapatkan komentar yang baik dari para juri sehingga menimbulkan kecemburuan dari para kontestan lainnya.

Strategi wacana persaingan yang ditonjolkan dalam tayangan reality show

Master Chef Indonesia Session 3 ini juga tampak pada berbagai komentar yang dilontarkan oleh masing-masing peserta ketika ditanya mengenai kemajuan

pesaingnya dalam kompetisi invention test dengan mengundang salah seorang

keluarga peserta untuk memasak sedangkan tangan peserta dalam keadaan diborgol misalnya seperti kutipan ;

“Aku ngeliat cara kerja papa ku lama banget ya, aduh aku udah panik sendiri, cuma aku juga ga bisa bandingin sama peserta yang lain, karena yang lain kayaknya lancar-lancar aja ya, aduh aku udah gregetan”.

Selain itu wacana persaingan juga tampak pada komentar yang dilontarkan oleh peserta mengenai keinginan dan harapan mereka untuk menang misalnya seperti kutipan dari Wiliam yang mengatakan ;

“Dari komentar para juri yang aku dengar semua cukup positif, kemungkinan besar kayaknya aku sama papaku bisa menjadi pemenang dalam challenge ini”.

Dari beberapa kutipan tersebut penelitian ini layak untuk diteliti dan menarik untuk diteliti karena peneliti meyakini ada strategi wacana yang berkaitan dengan proses produksi wacana persaingan yaitu bagaimana cara pekerja media menyusun bagian-bagian dari adegan demi adegan dapat menyatu kedalam tayangan secara utuh. Selain itu, peneliti juga melihat adanya ideologi kekuasaan secara implisit yang ditampilkan yaitu munculnya beberapa nama produk makanan, alat memasak, merek sepatu dan lain sebagainya sebagai sponsor dari acara tersebut sehingga peneliti melihat bahwa ada pesan-pesan kekuasaan

(8)

tersembunyi yang dengan sengaja ditampilkan oleh pekerja media dari tayangan Master Chef Indonesia Session 3.

Menurut hasil pengamatan peneliti melalui kumpulan penelitian dan makalah berupa skripsi, tesis, disertasi ataupun jurnal komunikasi belum pernah ada penelitian sebelumnya yang meneliti penelitian dengan judul Wacana

Persaingan Dalam Tayangan Reality Show Master Chef Indonesia 3 dengan

menggunakan pisau analisis Teun A. Van Dijk. Oleh sebab itu peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tersebut.

Peneliti memilih tayangan reality show Master Chef Indonesia karena

tayangan ini merupakan acara pencarian bakat dengan unsur reality show.

Tayangan ini juga menampilkan banyak strategi pewacanaan dan peletakan ideologi dan kekuasaan secara ekspilisit. Selain itu tayangan ini juga menunjukkan adanya persaingan dalam bidang memasak dengan jumlah peserta yang cukup banyak. Oleh sebab itu diperlukan penyeleksian dan persaingan yang sangat ketat diantara masing-masing peserta. Adegan persaingan yang dilakukan

oleh para peserta seperti persaingan untuk merebut golden pin, chef jacket dan lain

sebagainya untuk dapat berhasil meloloskan diri dari pressure test dan lain

sebagainya.

Selain itu tayangan Master Chef Indonesia Session 3 mampu menampilkan

kemampuan dari para peserta dalam memasak dan meniru tantangan menu masakan dari para juri seolah-olah tanpa menggunakan resep dan menampilkan kelebihan dan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing peserta dalam bidang memasak untuk bersaing dengan peserta lainnya dan memperebutkan

(9)

salah satu tayangan reality show yang memiliki rating tertinggi berdasarkan pada

hasil survei AGB Nielson. Selain itu MasterChef Indonesia memenangkan

berturut-turut yaitu pada tahun 2012 dan tahun 2013

Unsur persaingan dalam tayangan reality show dipilih oleh peneliti karena

tayangan Master Chef Indonesia merupakan ajang pencarian bakat dalam bidang

memasak dengan jumlah peserta yang cukup banyak yang berjumlah 25 orang yang telah berhasil melewati proses penyeleksian yang cukup kuat di antara masing-masing kontestan dan menghasilkan satu orang kontestan sebagai

pemenang pertama di galerryMaster Chef . Proses penyeleksian yang cukup kuat

yang tercipta di antara masing-masing kontestan mengarahkan tema persaingan

menjadi salah satu indikator penting dalam tayangan reality show yang berbasis

ajang pencarian bakat ini.

Konsep nuansa persaingan yang beraneka ragam yang tercipta di antara masing-masing kontestan, hal ini dimanfaatkan oleh pihak-pihak berkuasa dengan menggunakan media wacana persaingan yang ada dalam masyarakat untuk menghegemoni dan mempengaruhi kesadaran mental masyarakat. Selain itu wacana persaingan ini juga dijadikan oleh pihak-pihak berkuasa sebagai ajang bersembunyinya para kapitalis untuk memasarkan produk mereka secara implisit diantaranya munculnya merek sepatu, merek penyedap rasa makanan, merek bumbu bahan masakan, dan lain sebagainya sehingga menghasilkan keuntungan tersendiri bagi pihak-pihak yang berkuasa tersebut melalui media wacana persaingan yang ada dalam masyarakat.

(10)

Analisis wacana kritis dipakai untuk meneliti ideologi yang tersembunyi di dalam teks, bagaimana di dalam teks terdapat sebuah dominasi kekuasaan dan ketidakadilan dari pihak-pihak tertentu. Pihak-pihak yang berkuasa tersebut menggunakan media wacana yang ada dalam masyarakat, khususnya teks berita untuk menghegemoni dan mempengaruhi kesadaran mental masyarakat. Aspek bahasa dalam media massa, teks dan segala bentuk wacana di masyarakat merupakan tempat bersemayamnya kuasa-kuasa yang dipakai oleh pihak-pihak tertentu untuk melegitimasi dan melanggengkan posisi mereka (Eriyanto, 2001: 224). Oleh sebab itu peneliti menggunakan pendekatan analisis wacana kritis untuk membongkar ideologi dan strategi pewacanaan apa yang dilakukan oleh

produsen tayangan Master Chef Indonesia Session 3 di RCTI.

Analisis wacana kritis menurut Teun A Van Dijk mengatakan bahwa penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang harus juga diamati. Di sini harus dilihat juga bagaimana suatu teks diproduksi sehingga kita memperoleh suatu pengetahuan kenapa teks bisa semacam itu. Proses produksi itu melibatkan suatu proses yang disebut sebagai kognisi sosial. Teks dibentuk dalam suatu praktik diskursus, suatu praktik wacana. Di sini ada dua bagian : teks yang mikro yang merepresentasikan suatu topik permasalahan dalam berita, dan elemen besar berupa struktur sosial.

Van Dijk juga membuat suatu jembatan yang menghubungkan elemen besar berupa struktur sosial tersebut dengan elemen wacana yang mikro dengan sebuah dimensi yang dinamakan kognisi sosial. Kognisi sosial tersebut mempunyai dua arti. Arti pertama ia menunjukkan bagaimana proses teks tersebut

(11)

diproduksi oleh wartawan/ media, dalam arti kedua ia menggambarkan nilai-nilai masyarakat itu menyebar dan diserap oleh kognisi wartawan dan akhirnya digunakan untuk membuat teks berita (Eriyanto 2001:222). Dalam buku Eriyanto, Van Dijk melihat bagaimana struktur sosial, dominasi, dan kelompok kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan bagaimana kognisi/ pikiran dan kesadaran membentuk dan berpengaruh terhadap teks tertentu. Wacana oleh Van Dijk digambarkan mempunyai tiga dimensi/ bangunan : teks, kognisi sosial, dan konteks sosial (Eriyanto, 2001: 223). Oleh sebab itu peneliti memilih model analisis wacana kritis Teun A Van Dijk karena peneliti ingin melihat struktur sosial, dominasi, dan kelompok kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan kognisi/ pikiran dan kesadaran membentuk dan berpengaruh terhadap wacana

persaingan dalam tayangan Master Chef Indonesia Session 3 di RCTI.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui mengenai bagaimana proses produksi , strategi wacana persaingan serta strategi peletakan

ideologi tersembunyi yang terdapat di dalam tayangan reality show Master Chef

Indonesia Session 3 dalam episodetop five segmen ke-6 (enam).

1.2. Fokus Masalah

Perumusan masalah sebagai upaya membatasi penelitian agar lebih terarah, dan tidak terlalu luas dalam fokus penelitian yang sudah ditentukan (Hariwijaya dan Basri. 2005:59). Berdasarkan latar belakang dan pengertian di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

Berdasarkan permasalahan pada fokus masalah, kemudian dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

(12)

1) Bagaimana makna persaingan yang terdapat dalam struktur makro,

superstruktur dan struktur mikro yang disampaikan dalam tayangan reality

show Master Chef Indonesia Session 3 di RCTI dalam segmen ke-6

(enam) episode top three?

2) Dalam analisis wacana kritis, analisis wacana dipakai untuk meneliti

ideologi yang tersembunyi di dalam teks. Ideologi tersembunyi apakah yang terdapat di dalam struktur wacana (struktur makro, superstruktur dan

struktur mikro) dalam tayangan reality show Master Chef Indonesia

Session 3 dalam segmen ke-6 (enam) episode top three?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui lebih dalam mengenai makna persaingan yang terdapat

dalam struktur makro, superstruktur dan struktur mikro yang disampaikan

dalam tayangan reality show Master Chef Indonesia Session 3 di RCTI

dalam segmen ke-6 (enam) episodetop three.

2) Untuk mengetahui ideologi tersembunyi di dalam wacana persaingan yang terdapat di dalam struktur wacana (struktur makro, superstruktur dan struktur mikro) yaitu bagaimana di dalam sebuah wacana terdapat sebuah dominasi kekuasaan dan ketidakadilan dari pihak-pihak tertentu dimana pihak-pihak yang berkuasa tersebut menggunakan media wacana yang ada dalam masyarakat, khususnya wacana persaingan untuk menghegemoni dan mempengaruhi kesadaran mental masyarakat.

(13)

1.4. Manfaat Penelitian

1) Aspek teoritis, penelitian berdasarkan pendekatan analisa wacana kritis ini

bermanfaat dalam mengungkapan ideologi tersembunyi yang terdapat di dalam struktur makro, superstruktur dan struktur mikro dalam tayangan reality show Master Chef Indonesia Session 3 serta kekuasaan-kekuasaan yang ada didalamnya tentang wacana persaingan serta cara media tersebut merealisasikan ideologinya secara ekspilisit ke dalam wujud-wujud kebahasaan dan adegan sebagai sebuah strategi tayangan. Di samping itu, penelitian ini juga dapat memperkaya bidang kajian analisis wacana kritis. 2) Aspek praktis, penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat guna

mengetahui dan memahami ideologi dan strategi media massa, khususnya

media elektronik, dalam mewacanakan sebuah tayangan reality show. Di

samping itu penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan kepekaan para pemirsa dalam melihat ideologi tersembunyi di dalam suatu tayangan serta strategi yang digunakan oleh pekerja media dalam

mewacanakan sebuah tayangan reality show. Kemudian juga, bisa

dimanfaatkan pada aplikasi dalam kajian atau penelitian lain tentang wacana media massa secara kritis.

Referensi

Dokumen terkait

(Alat berat, Tani, Komputer, Alat laboratorium, Alat bengkel, Alat angkutan,

Untuk mempertahankan fungsi kerja roof elbow funace yang menerima panas betemperatur 1539°C membutuhkan debit aliran air yang bias memperthankan suhu keluar bertemperatur 55°C

Kode Barang Nomor Register Konstruksi Bangunan Bertingkat Tidak Asal Usul Letak/Lokasi

Sistem penghitungannya adalah dengan memperhitungkan nilai- nilai pada ketel perjam pengoperasian ketel selama delapan jam kemudian dihitung nilai rata-rata dari ketel tersebut

Nama Barang/ Jenis Barang Nomor Kontruksi Panjang (Km) Lebar (M) Luas (M2) Letak/Lokasi Alamat Dokumen Status Tanah Nomor Kode

Proses peleburan dan pengecoran adalah suatu proses meleburkan bahan baku berupa, Scrap(besi tua), Besi spons dan kapur bakar yang dimasukkan kedapur listrik untuk dilebur menjadi

Sehingga diharapkan peran dari pemerintah Kotamadya Jakarta Utara untuk memfasilitasi dan sekaligus menjaga ketersediaan dan terdistribusinya Bahan Asal Hewan (BAH) yang

Lembaga Sertifikasi ISPO yang selanjutnya disebut Lembaga Sertifikasi adalah lembaga independen yang telah mendapatkan pengakuan dari Komisi ISPO dengan persyaratan