• Tidak ada hasil yang ditemukan

SELEKSI TAHAP PERTAMA HASIL PERSILANGAN TEBU (Saccharum ) DENGAN KERABAT LIAR UNTUK PRODUKTIVITAS DAN NILAI BRIX TINGGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SELEKSI TAHAP PERTAMA HASIL PERSILANGAN TEBU (Saccharum ) DENGAN KERABAT LIAR UNTUK PRODUKTIVITAS DAN NILAI BRIX TINGGI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

SELEKSI TAHAP PERTAMA HASIL PERSILANGAN TEBU (Saccharum ) DENGAN KERABAT LIAR UNTUK PRODUKTIVITAS DAN

NILAI BRIX TINGGI

Anik Herwati dan Abdurrahman

Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat Jl. Raya Karangploso, Kotak Pos 199, Telp. 0341 – 491447

anikherwati@gmail.com

ABSTRACT

Sugarcane is one of the strategic food commodities and important in Indonesia because this plant is a major source of sugar producers. Domestic sugar production in 2013 reached 2.4 million tons. The needs are high enough that can not be met by domestic production, causing shortages that has to be met by imports. The Ministry of Agriculture has a program for self-sufficiency which expected to be achieved in 2014 whose production is expected to reach 5.7 million tons. One of the problems facing the development in dry areas is the availability of superior varieties that are tolerant or resistant to these conditions. The aim of this study was to perform a cane selection from crosses result in 2013, at the high productivity and drought resistant. Tests carried out in KP. Ngemplak starting in October 2014 till December 2015, the materials used was 45 clones of sugar cane (the first stage of selection) the crosses results (inter and intra-specific), carried out in the field without a layout. Each clone of sugarcane planted in plots consisting of 3 segments lenght 5 meters with PKP distance (from center to center of segment) was 100 cm length, with a distance of 50 cm between plants. The form of the seed is a ‘but chip’ was planted after 1.5 months old. Selection of the preferred clones based of stems character include the size and brix levels are 9, 10, and 11 months old. Results of the observation that the result is higher than the sixth parents on the character: (1) plant height are 4 clone(a)MLG1303179= 328 kg(b) MLG1314/ 81= 329(c) MLG 1311/= 3331 cm dan (d) MLG 1308/76: (2) stem’s length production are 2 clone a) MLG1303179= 303 kg dan (b) MLG 1308/76 =325 cm (3) there are no stem’s diameter that higher than the parents: (4) intact stem’s weight are 4 clone: (a) MLG 1308/75= 1698 grams, (b) MLG 1308/76 = 1700 grams, (c) MLG1314/81 = 1797 gramsand (d) MLG 1311/37 = 2076 grams : (5) stem’s weight (meters) are 2 clone (a) MLG 1308/75 = 691 gramsand (b) MLG 1311/37 = 950 grams: (6) brix value of 9 months old are 8 clone: (a) MLG 1303179/79 = 21.86, (b) MLG 1308/49 = 21.93, (c) MLG 1308/58 =22.13, (d) MLG 1308/57 = 22.26, (e) MLG 1308/45 = 22.26, (f) MLG 1308/75 = 22.33 (g) MLG1301/268 = 22.66, (h) MLG1308/72 = 24.13 dan (i) MLG 1308/74 = 26.06: (7) brix value of 10 months old are 9 clone: (a) MLG 1308/72 = 23.72, (b) MLG 1314/63 = 23.72, (c) MLG 1308/37 =23.93, (d) MLG 1308/49 = 24.06, (e) MLG 1303/183= 24.2, (f) MLG 1308/27 = 24.2 (g) MLG1308/47 = 24.53, (h) MLG1303/171 = 24.8, (i) MLG 1308/45 = 25.46 dan (g) MLG1308/74 = 25.6 : (8) and for brix value of 11 months old that higher from the parents is just 1 clone that is MLG 1308/74 = 25.6.

(2)

PENDAHULUAN

Tebu merupakan salah satu komoditas pangan yang cukup strategis dan penting di Indonesia karena tanaman ini menjadi sumber utama penghasil gula. Produksi gula dalam negeri pada tahun 2010 baru mencapai 2,4 juta ton. Kementerian Pertanian mempunyai program swasembada gula, diharapkan akan dicapai tahun 2014 yang produksinya dapat mencapai 5,7 juta ton, pengembangannya di lakukan di lahan kering. Untuk varietas yang tahan kering sampai saat ini belum tersedia, sehingga perakitan varietas yang tahan kering sangat dibutuhkan. Pada tahun 2007 lebih dari 60% pertanaman tebu di lahan kering (Hadisaputro dkk 2008). Perluasan ke lahan kering masih berpeluang, salah satu perma-salahan yang menghadang untuk pengembangan di daerah kering adalah ketersediaan varietas unggul yang toleran atau tahan terhadap kondisi tersebut. Permasalahan ini dapat dipecahkan dengan perakitan varietas tebu yang sesuai untuk lahan kering.Sugiarta E.; at al, 2007. Prosedur pemuliaan tentang tanaman tebu menjadi sederhana kalau dilakukan dengan cara membuat persilangan antar induk heterosis dan dilanjutkan dengan seleksi semai tanaman F1 serta generasi vegetative berikutnya. Sasaran-nya berupa pengisolasian segregan yang terbaik. Perakitan varietas tahan kering ini dapat dilakukan dengan memasukkan gen pembawa sifat tahan kering yang dimiliki oleh kerabat dekat tebu seperti Saccharu spontaneum dan Erianthus spp. Erianthus memiliki sifat toleran kekeringan dan genangan, selain itu memiliki kelebihan dalam kemampuan ratoon, vigor, serta ketahanan terhadap hama dan penyakit (Berding & Roach 1987; Beese & McIntyre 2000; Harvey dkk. 1998). Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk melakukan seleksi tebu hasil persilangan tahun 2013, pada daya kepras baik, rendemen tinggi dan tahan kering serta melakukan hibridisasi inter dan intra spesifik untuk pengembangan tetua dan populasi dasar sebagai bahan seleksi.

METODOLOGI

Penelitian dilaksanakan di Ngemplak tahun 2014. Bahan yang digunakan 52 klon tebu (seleksi tahap pertama) hasil persilangan tebu antara VMC 76-16 x PS 92-1871 dan hasil persilangan tahun 2013 populasi interdan intra spesifik), dilaksanakan di lapang tanpa rancangan. Masing-masing klon tebu ditanam dalam petakan terdiri atas 3 juring sepanjang 5 m dengan jarak PKP (dari pusat ke pusat juring) sepanjang 100 cm, dengan jarak antar tanaman 50 cm. Bibit berupa but chip ditanam setelah bibit berumur 1,5 bulan. Contoh untuk pengamatan diambil 2 tanaman setiap nomor.

Dosis pupuk 160 kg N + 70 kg P2O5+ 60 kg K2O per ha.Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, panjang batang produksi, diameter batang, berat batang utuh, berat batang setiap meter, nilai brix (batang bawah, tengah dan atas. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan statistik sederhana.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Salah satu indikasi untuk menghitung taksasi produksi tebu, dapat dilakukan dengan cara pengukuran, tinggi tanaman, jumlah batang, berat batang dan diameter batang. Hasil pengamatan tinggi tanaman, panjang batang produksi, diameter batang, berat batang utuh dan berat batang setiap meter dari penelitian ini disajikan pada Tabel.1. Tinggi tanaman, panjang batang produksi, diameter batang, berat batang utuh dan berat batang setiap meter merupakan

(3)

No. Kode Lapang Tinggi Tanaman (cm) Panjang Batang Produksi (cm) Diameter Batang (mm) Berat batang utuh (gram) Berat batang/ meter (gram) 1 MLG 1308/49 250 235 22 884 378 2 MLG 1308/51 200 168 22 852 508 3 MLG 1308/53 214 180 22 695 388 4 MLG 1308/57 222 198 21 681 346 5 MLG 1308/58 213 190 24 910 480 6 MLG 1308/76 350 325 26 1700 524 7 MLG 1308/80 231 204 22 682 338 8 MLG1307/132 223 199 21 839 419 9 MLG1307/135 170 150 24 732 488 10 MLG1307/138 238 208 16 868 415 11 MLG1307/145 285 255 18 1087 428 12 MLG1303/171 195 164 20 837 510 13 MLG1303/175 271 250 16 976 389 14 MLG1303/184 198 169 17 732 439 15 MLG 1308/47 166 141 20 561 397 16 MLG 1308/77 221 190 23 942 479 17 MLG1314/81 329 290 29 1797 621 18 MLG1307/124 255 233 21 759 326 19 MLG1307/129 199 175 24 1021 574 20 MLG1307/148 273 239 26 1127 471 21 MLG1303179 328 303 22 1366 452 22 MLG1303/183 315 295 23 1226 410 23 MLG1307/274 272 249 25 1193 485 24 MLG 1308/27 248 229 22 704 320 25 MLG 1311/34 239 209 23 768 369 26 MLG 1308/44 299 275 24 1469 533 27 MLG 1308/52 248 223 29 1316 591 28 MLG 1308/75 270 248 28 1698 691 29 MLG1307/126 235 208 29 1076 513 30 MLG1307/140 192 165 20 810 488 31 MLG1303/198 157 126 20 718 565 32 MLG1307/214 239 218 17 837 384 33 MLG1301/268 256 225 15 779 339 34 MLG1307/271 184 161 17 721 449 35 MLG1308/72 222 193 25 783 396 36 MLG 1308/45 174 149 23 683 465 37 MLG1307/133 208 180 27 1141 634 38 MLG1303/191 250 220 30 1375 624 39 MLG1303/194 205 178 25 931 519 40 MLG1307/245 240 203 22 729 361 41 MLG1314/63 253 230 21 791 337 42 MLG 1311/37 331 240 27 2076 950 43 MLG1303/172 295 255 23 1101 432 44 MLG 1308/74 249 215 25 1228 574 45 PS92/1871 233 203 28 1214 595 46 BL 214 188 23 750 47 PSJT 941 298 260 21 915 48 VMC 76-16 263 228 30 1541 49 PS 881 242 205 25 978 50 ERIANTHUS 323 296 20 686 51 SDA (Glagah) 275 250 17 259 Kisaran Nilai Tetua Hasil Persilangan 214s/d 323 157s/d 350 118 s/d 296 126 s/d 328 17 s/d 30 14 s/d 31 259 s/d 1541 561 s/d 2076 287 s/d 950

Tabel 1 Hasil pengamatan rata-rata tinggi tanaman, panjang batang produksi,

(4)

salah satu komponen yang sangat berpengaruh pada hasil. Pawirosemadi M. (2011) mengemukakan bahwa, taksasi produksi merupakan kegiatan menaksir hasil tebu baik tebu secara visual ataupun perhitungan berdasarkan perkiraan atau pengukuran komponen produksi tanaman yang mencakupt erutama tinggi batang, jumlah batang ha-1 dan

berat batang -1.

Hasil pengamatan tinggi tanaman dari tetua yang digunakan berkisar antara 214 cm s/d 323 cm, parameter tinggi tanaman klon hasil persilangan antara tebu dan kerabat liarnya berkisar antara 157 cm s/d 3350 cm. Parameter tinggi tanaman klon hasil persilangan yang lebih tinggi dari tetuanya ada 4 klon yaitu: (a)MLG1303179= 328 kg(b) MLG1314/81= 329(c) MLG 1311/= 3331 cm dan (d) MLG 1308/76.

Parameter panjang batang produksi nilai rata-rata tetuanya berkisar antara 118cm s/d 296cm sedangkan, nilai rata-rata klon hasil persilangan 126cm s/d 328cm. Untuk parameter Parameter panjang batang produksi ada 2 klon yang lebih tinggi dari tetuanya yaitu (a) MLG1303179= 303 kg dan (b) MLG 1308/76 =325 cm.

Rata-rata pengukuran diameter batang tetuanya berkisar antara 17 cm s/d 30 cm, sedangkan untuk klon hasil persilangannya rata-ratanya berkisar antara 14 cm s/d 31 cm. Parameter diameter batang dari klon hasil persilangan kalau di bandingkan dengan tetuanya, tidak ada yang lebih tinggi.

Berat batang utuh rata-rata dari tetuanya antara 298 gram s/d 1541 gram, sedangkan rata-rata dari hasil persilangannya antara 561 gram s/d 2076 gram, klon-klon hasil persilangan yang mempunyai nilai rata-rata lebih tinggi dari

tetuanya ada 4 klon yaitu: (a) MLG 1308/75= 1698 gram, (b) MLG 1308/76 = 1700 gram, (c) MLG1314/81 = 1797 gram dan (d) MLG 1311/37 = 2076 gram. Parameter berat batang setiap meter nilai rata-rata tetuanya antara 104 gram s/d 673 gram dan nilai rata-rata klon hasil persilangannya antara 287 gram s/d 950 gram. Dari nilai rata-rata tersebut ada 2 klon yang lebih tinggi dari tetuanya yaitu: klon MLG 1308/75 = 691 gram dan klon MLG 1311/37 = 950 gram.

Hasil pengamatan rata-rata nilai brix tebang pada umur 9 bulan (tebang September), tebang umur 10 bulan (bulan Oktober), dan tebang umur 11bulan (bulan Nopember) disajikan pada Tabel 2. Hasil rata-rata nilai brix tebang umur 9 bulan (bulan September), untuk tetuanya berkisar antar 8,2 s/d 21,66 dan untuk hasil persilangannya antara 13,6 s/d 26,06. Dari hasil rata-rata tersebut yang lebih tinggi dari tetuanya sebanyak 8 klon yaitu: (a) MLG 1303179/79 = 21.86, (b) MLG 1308/49 = 21.93, (c) MLG 1308/58 =22.13, (d) MLG 1308/57 = 22.26, (e) MLG 1308/45 = 22.26, (f) MLG 1308/75 = 22.33 (g) MLG1301/268 = 22.66, (h) MLG1308/72 = 24.13 dan (i) MLG 1308/74 = 26.06.

Hasil rata-rata nilai brix tebang umur 10 bulan (bulan Oktober), untuk tetuanya berkisar antar 0 s/d 23,53 dan untuk hasil persilangannya antara 16, 73 s/d 25,46. Dari hasil rata-rata tersebut yang lebih tinggi dari tetuanya sebanyak 10 klon yaitu: (a) MLG 1308/72 = 23.72, (b) MLG 1314/63 = 23.72, (c) MLG 1308/37 =23.93, (d) MLG 1308/49 = 24.06, (e) MLG 1303/183= 24.2, (f) MLG 1308/27 = 24.2 (g) MLG1308/47 = 24.53, (h) MLG1303/171 = 24.8, (i) MLG 1308/45 = 25.46 dan (g) MLG1308/74 = 25.6. Dari hasil pengamatan

(5)

Tabel 2. Hasil pengamatan rata-rata tinggi tanaman, panjang batang produksi, diameter batang, berat batang utuh dan berat batang setiap meter yang lebih tinggi atau lebih rendah dari tetuanya

No. Kode Lapang

Tinggi Tanaman (cm) Panjang Batang Produksi (cm) Diameter Batang (mm) Berat batang utuh (gram) Berat batang/ meter (gram) 1 MLG 1308/49 250 235 22 884 378 2 MLG 1308/51 200 168 22 852 508 3 MLG 1308/53 214 180 22 695 388 4 MLG 1308/57 222 198 21 681 346 5 MLG 1308/58 213 190 24 910 480 6 MLG 1308/76 350 325 26 1700 524 7 MLG 1308/80 231 204 22 682 338 8 MLG1307/132 223 199 21 839 419 9 MLG1307/135 170 150 24 732 488 10 MLG1307/138 238 208 16 868 415 11 MLG1307/145 285 255 18 1087 428 12 MLG1303/171 195 164 20 837 510 13 MLG1303/175 271 250 16 976 389 14 MLG1303/184 198 169 17 732 439 15 MLG 1308/47 166 141 20 561 397 16 MLG 1308/77 221 190 23 942 479 17 MLG1314/81 329 290 29 1797 621 18 MLG1307/124 255 233 21 759 326 19 MLG1307/129 199 175 24 1021 574 20 MLG1307/148 273 239 26 1127 471 21 MLG1303179 328 303 22 1366 452 22 MLG1303/183 315 295 23 1226 410 23 MLG1307/274 272 249 25 1193 485 24 MLG 1308/27 248 229 22 704 320 25 MLG 1311/34 239 209 23 768 369 26 MLG 1308/44 299 275 24 1469 533 27 MLG 1308/52 248 223 29 1316 591 28 MLG 1308/75 270 248 28 1698 691 29 MLG1307/126 235 208 29 1076 513 30 MLG1307/140 192 165 20 810 488 31 MLG1303/198 157 126 20 718 565 32 MLG1307/214 239 218 17 837 384 33 MLG1301/268 256 225 15 779 339 34 MLG1307/271 184 161 17 721 449 35 MLG1308/72 222 193 25 783 396 36 MLG 1308/45 174 149 23 683 465 37 MLG1307/133 208 180 27 1141 634 38 MLG1303/191 250 220 30 1375 624 39 MLG1303/194 205 178 25 931 519 40 MLG1307/245 240 203 22 729 361 41 MLG1314/63 253 230 21 791 337 42 MLG 1311/37 331 240 27 2076 950 43 MLG1303/172 295 255 23 1101 432 44 MLG 1308/74 249 215 25 1228 574 45 PS92/1871 233 203 28 1214 595 46 BL 214 188 23 750 47 PSJT 941 298 260 21 915 48 VMC 76-16 263 228 30 1541 49 PS 881 242 205 25 978 50 ERIANTHUS 323 296 20 686 51 SDA (Glagah) 275 250 17 259 Kisaran Nilai Tetua Hasil Persilangan 214s/d 323 157s/d 350 118 s/d 296 126 s/d 328 17 s/d 30 14 s/d 31 259 s/d 1541 561 s/d 2076 287 s/d 950 3 8 3 4 3

(6)

nilai brix jumlah klon hasil persilangan rata-rata tinggi dan terbanyak adalah, penilaian pada umur 9 bulan atau bulan September dan 10 bulan atau bulan Oktober. Sugiarta. E. (2008) mengemu-kakan bahwa, masa giling dimulai awal bulan kering sampai dengan puncak kering dimana lengas tanah paling minimal hingga layu permanent. Secara normal di Jawa, awal musim kering Mei sampai puncaknya awal pertengahan Oktober. Namun pada wilayah dimana lahan banyak mengandung pasir, berlereng, solum tanah dangkal, atau lahan kering yang mengandalkan tadah hujan, maka lengas tanah mencapai titik layu permanen akan lebih cepat dicapai. Sehingga pergeseran tipologi lahan dengan kecepatan kering akan mempercepat kemasakan varietas tebu. Kalau melihat pernyataan tersebut hasil dari nilai brix tersebut sudah sesuai, karena lahan yang digunakan untuk penelitian adalah tanah banyak mengandung pasir dan lahan kering yang mengandal-kan tadah hujan.

Hasil rata-rata nilai brix tebang pada bulan Nopember atau umur tebang 11 bulan, untuk nilai rata-rata tetuanya 0 s/d 25,83 dan nilai brix lebih tinggi dari tetuanya hanya 1 klon yaitu MLG 1308/74 = 25.6. Sugiyarta.E (2008) mengemukakan bahwa, puncak kemasakan tebu terjadi jika kadar

Tabel 3 Hasil pengamatan nilai rata-rata brix pada umur 9, 10, dan 11bulan

No. Kode Lapang

Rata-rata nilai Brix umur9 Bulan

(September) Rata-rata nilai Brix umur 10 bulan (Oktober) Rata-Rata nilai Brix umur 11 Bulan

(Nopember) 1 MLG 1308/49 21.93 24.06 24.8 2 MLG 1308/51 21.26 22.53 24.27 3 MLG 1308/53 19.46 23.33 21.77 4 MLG 1308/57 22.26 20.93 22.63 5 MLG 1308/58 22.13 23.53 25.5 6 MLG 1308/76 19.46 20.4 24.17 7 MLG 1308/80 19.66 19.2 22.03 8 MLG1307/132 19.66 17.73 24.83 9 MLG1307/135 21.6 23.4 25.5 10 MLG1307/138 17.46 20.73 23.1 11 MLG1307/145 17.2 20.73 21.25 12 MLG1303/171 20.6 24.8 22.9 13 MLG1303/175 17.33 19.2 22.57 14 MLG1303/184 20.66 22.6 22.1 15 MLG 1308/47 22.66 24.53 25.27 16 MLG 1308/77 20.66 22.86 26.03 17 MLG1314/81 16.73 19.53 19.93 18 MLG1307/124 19.66 22.86 23.23 19 MLG1307/129 21.6 24.8 23.5 20 MLG1307/148 16.33 21.53 21.73 21 MLG1303179 21.86 20.53 24.77 22 MLG1303/183 18.26 24.2 24.37 23 MLG1307/274 18 18 18.1 24 MLG 1308/27 18 24.2 23.17 25 MLG 1311/34 17.26 16.73 22.1 26 MLG 1308/44 19.13 20.33 22.5 27 MLG 1308/52 19.2 21.53 24.97 28 MLG 1308/75 22.33 22.66 20.97 29 MLG1307/126 17.06 19.73 22.7 30 MLG1307/140 15.66 17.73 17.6 31 MLG1303/198 21.06 22.73 23.67 32 MLG1307/214 17.06 20.6 20.23 33 MLG1301/268 22.66 22.73 24.17 34 MLG1307/271 19.66 22.73 22.27 35 MLG1308/72 24.13 23.73 24.67 36 MLG 1308/45 22.26 25.46 24 37 MLG1307/133 22.33 22.93 22.93 38 MLG1303/191 13.6 18.86 22.73 39 MLG1303/194 19.53 23.33 26.2 40 MLG1307/245 20.46 22.6 21.87 41 MLG1314/63 21.13 23.73 19.8 42 MLG 1311/37 21.26 23.93 22.23 43 MLG1303/172 17.73 22.53 23.53 44 MLG 1308/74 26.06 25.6 26.3 45 PS92/1871 15.73 18.8 20.1 46 BL 20.2 22 21.77 47 PSJT 941 21.66 23.53 20.8 48 VMC 76-16 14.73 21.53 23.57 49 PS 881 20.6 23.26 25.83 50 ERIANTHUS 10 0 0 51 SDA (Glagah) 8.2 0 0

Kisaran Nilai Brix Tetua

(7)

sukrosa dalam batang tebu seragam sepanjang ruas. Sebelum itu tebu dikatakan belum masak, sukrosa batang bawah lebih banyak dari batang atas. Kondisi setelah puncak tersebut tebu lewat masak yaitu sukrosa batang atas lebih banyak dari sukrosa batang bawah dan tebu menuju kematian. Puncak kemasakan tebu terjadi jika kadar sukrosa dalam batang tebu seragam sepanjang ruas batang.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil pengamatan telah terpilih 4 klon (MLG1314/81 = 1797 gram; MLG 1308/76 = 1700 gram; MLG 1308/75 = 1698 gram; dan MLG 1311/37 = 2076 gram). Nilai brix adalah sebagai patokan optamalisasi untuk tebu dapat dipanen. Klon-klon tebu hasil persilangan yang optimal dipanen pada umur 9 bulan (bulan September) dan lebih tinggi dari tetuanya adalah: nilai brix umur 9 bulan ada 8 klon : (a) MLG 1303179/79 = 21.86, (b) MLG 1308/49 = 21.93, (c) MLG 1308/58 =22.13, (d) MLG 1308/57 = 22.26, (e) MLG 1308/45 = 22.26, (f) MLG 1308/75 = 22.33 (g) MLG1301/268 = 22.66, (h) MLG1308/72 = 24.13 dan (i) MLG 1308/74 = 26.06: nilai brix umur 10 bulan ada 9 klon : (a) MLG 1308/72 = 23.72, (b) MLG 1314/63 = 23.72, (c) MLG 1308/37 =23.93, (d) MLG 1308/49 = 24.06, (e) MLG 1303/183= 24.2, (f) MLG 1308/27 = 24.2 (g) MLG1308/47 = 24.53, (h) MLG1303/171 = 24.8, (i) MLG 1308/45 = 25.46 dan (g) MLG1308/74 = 25.6: sedangkan untuk nilai brix umur 11 bulan yang lebih tinggi dari tetua hanya 1 klon yaitu MLG 1308/74 = 25.6.

Klon-klon dari hasil persilangan yang mempunyai parameter produksi dan rata-rata nilai brixnya tinggi dan di atas tetuanya perlu

dilakukan pengujian selanjutnya guna men-dapatkan klon-klon unggul tahan kekeringan.

DAFTAR PUSTAKA

Besse P, C. L McIntyre & N Berding 1997. Characterisation of Erianthus sect. Ripidium and Saccharum germplasm (Andropogoneae - Saccharinae) using

RFLP marker. Euphytica 93: 283–292

Berding N & BT Roach 1987.Germplasm collection, maintenance, and use. Dalam: Sugarcane Improvement Through Breeding. Heinz DJ (ed). New York: Elsevier.

Eka Sugiyarta, Hermono.B.S., dan Sri Winarsih. 2007. Status Pemuliaan Varietas Tebu Saat Ini. Varietas Tebu

Unggul dalam Optimalisasi

Produktivitas Gula. Sosialisasi Hasil Simposium Internasional Peningkatan Prtoduktivitas Gula, Di Gulin Cina 5-8 Desember 2006. P3GI. Surabaya, 23 Maret 2007.

Eka Sugiyarta. 2008. Varietas Tebu Unggul dalam Optimalisasi Produktivitas Gula. Prosiding. Peran Teknologi dalam Mendukung dan Berdaya Saing. P3GI. Pasuruan, 28 Agustus 2008. Tidak diplublikasikan.

Harvey H, AD Hont, K Alix, & B Huckett 1998. Use of PCR-basec markers for identifi-cation of Erianthus genetic material in putative intergeneric hybrids (Saccharum x Erianthus). Proc S Afr Sug Technol Ass (72); 318-320. Hadisaputro S, D Ariyani, AR Puspitasari.

(8)

pertanaman tebu giling saat ini dan prediksi produksi gula Indonesia tahun 2008. Tidak dipublikasikan.

Marsidi Pawirosemadi. 2011. Dasar-Dasar Teknologi Budidaya Tebu dan Penge-lolaan Hasilnya. UM PRESS.811: 648-649

Gambar

Tabel 1 Hasil pengamatan  rata-rata tinggi tanaman, panjang batang produksi, diameter  batang, berat batang utuh dan  berat batang setiap meter
Tabel 2. Hasil pengamatan  rata-rata tinggi tanaman, panjang batang produksi, diameter  batang, berat  batang  utuh  dan   berat  batang setiap meter yang lebih tinggi  atau lebih rendah dari tetuanya
Tabel 3 Hasil pengamatan  nilai rata-rata brix pada umur 9, 10, dan 11bulan

Referensi

Dokumen terkait

Model Pembelajaran Snowbal Throwing Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Ekonomi Kelas X IPS 1 SMA Negeri 9 Pontianak? Permasalahan utama tersebut

Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian pada SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/ Paket B, SMA/MA/SMALB/ Paket C, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan

Gejala penyakit yang banyak terdapat pada akar seledri ialah puru akar yang jumlahnya banyak dan jika dibedah akan terlihat nematoda Meloidogyne betina dengan jumlah

Dengan menggunakan metode analisis regresi berganda, dapat disimpulkan bahwa motivasi, persepsi, pengetahuan dan keyakinan berpengaruh secara signifikan terhadap

adalah ilmu yang membahas tentang suatu kata yang sama baik dalam bentuk lafal dan harkatnya yang disebutkan di beberapa tempat dalam al-Qur‟an yang memiliki

Ilmu memberikan pengetahuan sebagai dasar untuk mengambil keputusan, dimana keputusan itu harus didasarkan pada penafsiran kesimpulan ilmiah yang bersifat relative.Jadi,

a) Faktor lokasi, angkutan barang merupakan sebuah permintaan turunan yang menjadi bagian dari proses industri. Lokasi sumber bahan mentah pada suatu proses industri dan

adalah terkait bagaimana pelaksanaan transaksi saham tanpa warkat ( scriptless trading ) di Bursa Efek Indonesia, bagaimana keabsahan transaksi saham tanpa warkat ( scriptless trading