• Tidak ada hasil yang ditemukan

REFERAT TUMOR TESTIS.doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REFERAT TUMOR TESTIS.doc"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Tumor testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis (buah zakar), yang bisa Tumor testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis (buah zakar), yang bisa menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya benjolan di dalam skrotum (kantung menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya benjolan di dalam skrotum (kantung zakar). Testis merupakan lokasi tumor sel germinal tersering pada pria dan hanya 1%-2% berasal zakar). Testis merupakan lokasi tumor sel germinal tersering pada pria dan hanya 1%-2% berasal dari lokasi lain. Lebih dari !% tumor merupakan penggabungan lebih dari satu jenis tumor, dari lokasi lain. Lebih dari !% tumor merupakan penggabungan lebih dari satu jenis tumor, se

seperperti ti " " sesemiminonomama, , emembrbrioional nal kakarsrsininomoma, a, kukunining ng tetelulur r tutumomor r kakantntunung, g, popolylyemembrybryomoma,a, koriokarsinoma, dan teratoma.

koriokarsinoma, dan teratoma. Tu

Tumomor r sesel l gegermrmininal al teteststis is babanynyak ak diditetemumukakan n papada da kelkelomompopok k ususia ia 1-1-# # tatahunhun.. $nsidensinya meningkat dari ,1 kasus dari 1!!.!! pria pada populasi umum di tahun 1&' $nsidensinya meningkat dari ,1 kasus dari 1!!.!! pria pada populasi umum di tahun 1&' hingga , kasus dari 1!!.!! pria pada tahun 2!!.

hingga , kasus dari 1!!.!! pria pada tahun 2!!.

enyebab tumor testis belum diketahui dengan pasti, tetapi terdapat beberapa *aktor yang enyebab tumor testis belum diketahui dengan pasti, tetapi terdapat beberapa *aktor yang era

erat t kaikaitantannya nya dendengan gan penipeningkangkatan tan kejkejadiadian an tumtumor or testestis tis antantara ara lailain" n" malmaldesdesensensus us testestistis,, traumatestis, atro*i atau in*eksi testis dan hormonal.

traumatestis, atro*i atau in*eksi testis dan hormonal.

1 1

(2)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Definisi

Tumor testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis (buah zakar), yang bisa menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya benjolan di dalam skrotum (kantung zakar).

II.2 Etiologi

enyebab tumor testis belum diketahui dengan pasti, tetapi terdapat beberapa *aktor yang erat kaitannya dengan peningkatan kejadian tumor testis antara lain" maldesensus testis, traumatestis, interse+ syndrome atro*i atau in*eksi testis dan hormonal. enderita kriptorkismus atau bekas kriptorkismus mempunyai resiko lebih tinggi terjadinya tumor testis ganas. alaupun  pembedahan kriptorkismus pada usia muda mengurangi insidens tumor sedikit, resiko terjadinya

tumor tetap tinggi. riptorkismus merupakan suatu ekspresi disgenesia gonad yang berhubungan dengan trans*ormasi ganas. enggunaan hormon dietilstilbestrol yang terkenal sebagai /0 oleh ibu pada kehamilan dini meningkatkan resiko tumor maligna pada alat kelamin bayi pada usia deasa muda.

II.3 Epidemiologi

Tumor testis merupakan 1-2% dari semua neoplasma pada pria. 0eara umum, insidensi tumor sel germinal telah menunjukkan peningkatan pada sebagian besar populasi di negara /ropa dalam beberapa dekade terakhir. $nsidensi tumor sel germinal sedikit meningkat setelah  pubertas dan menapai peningkatan yang berarti pada pria usia 2!-#!.

II. An!tomi Testis

Testis terletak di srotum, berukuran masing-masing 3  m + # m + 2, m, 4olume 2 ml yang dilapisi oleh jaringan ikat yang disebut tunia albuginea. arenkim testis terdiri dari 2!-#! lobulus yang akan mengalirkan airan melalui mediastinum testis menuju epididimis.

(3)

5asing-masing lobulus dipisahkan oleh septa jaringan ikat yang berasal dari mediastinum testis. 0ebuah lobulus testis terdiri dari beberapa tubulus semini*erus yang berakhir dan bermula di rete testis. Tubulus semini*erus bermuara di bagian posterior untuk membentuk dutus yang lebih  besar yaitu tubulus retus yang akan mengalirkan airan menuju rete testis di bagian hilum testis.

6ete testis mengumpul di bagian posterior membentuk 1-2! dutus e**eren yang masuk  melalui sebuah area yang menebal di tunia albuginea untuk membentuk aput epididymis. 7rea tersebut akan masuk ke testis dan membentuk mediastinum testis. utus, sara* dan pembuluh darah masuk dan keluar testis melalui mediastinum tersebut. 0ekali berada di epidydimis, dutus e**eren mengumpul membentuk tubulus on4olutus di orpus dan auda yang akan keluar dari epididymis sebagai 4as de*erens.

0el germinal dan sel 0ertoli merupakan sel penyusun tubulus semini*erus. 0permatogenesis akan menghasilkan spermatogonium yang selanjutnya akan menjadi spermatoyt, spermatid dan akhirya spermatozoa yang akan bermigrasi menuju bagian tengah tubulus. 0edangkan sel 0ertoli yang berperan dalam maturasi sel germinal akan menuju ke lumen tubulus. 0el 0ertoli yang saling berikatan berperan sebagai blood-testis barrier. 6uang interstitial di antara tubulus semini*erus berisi sel Leydig berperan dalam produksi hormon testosteron,  jaringan ikat, lymphati, pembuluh darah, dan sel mast.

Testis diperdarahi oleh a. testiular yang merupakan abang dari aorta abdominal. /pidydimis diperdarahi oleh a. epidydimis superior, abang dari a. testiular. 8aringan  peritestiuler diperdarahi oleh a. remasteria yang merupakan abang dari a. epigastria in*erior 

dan beranastomosis dengan a. de*erential. 0edangkan a. de*erential sendiri merupakan abang dari a. 4esile superior yang memperdarahi 4as de*erens. Terdapat anastomosis yang ber4ariasi antara a. epidydimis posterior, a. de*erential dan a. remasteria.

9abang a. transmediastinal dari a. testiular tampak memperdarahi separuh bagian dari testis. 7rteri tersebut meleati mediastinum untuk memperdarahi a. apsular bersamaan dengan komponen 4ena. embuluh 4ena testis berasal dari ple+us pampini*ormis (ple+us 4enosa pada spermati ord) yang membentuk 4ena testiularis dan mengosongkan hingga 4ena renalis atau 4ena a4a in*erior.

(4)

embuluh lymphati testis mengalikan airan lympha melalui spermati ord menuju lymphonodi paraaorta. 0edangkan pembuluh lymphati srotum mengalirkan airan lymphati menuju lymphonodi inguinal.

ersara*an otonom testis berasal dari ganglia paraaorti yang terdiri dari ramus genitalis dari n. genito*emoral dan n.ilioinguinal. 6amus genitalis n.genito*emoral berasal dari ple+us lumbal setinggi L1-2 yang meleati analis inguinalis. 0ara* tersebut mempersara*i kulit srotum, m. remaster dan tunia dartos. 0edangkan n. ilioinguinal berasal dari ple+us lumbal mempersara*i kulit srotum, penis dan selangkangan.

II." #isiologi Testis

Testis mempunyai *ungsi eksokrin dalam spermatogenesis dan *ungsi endokrin untuk  mensekresi hormon-hormon seks yang mengendalikan perkembangan dan *ungsi seksual. usat  pengendalian hormonal dari sistem reproduksi adalah sumbu hipotalamus-hipo*isis. :ipotalamus memproduksi Gonadotropin Hormone Releasing Hormone (;n6:). :ormon-hormon ini adalah Follicle Stimulating Hormone Releasing Hormone  (<0:6:) dan Luteinizing Hormone  Releasing Hormone (L:6:). :ormone-hormon ini dibaa ke hipo*isis anterior untuk 

merangsang sekresi Follicle Stimulating Hormone (<0:) dan Luteinizing Hormone (L:), yang  pada pria lebih umum dikenal sebagai Interstitial Cell Stimulating Hormone ($90:).

roses pematangan sel-sel Leydig janin dikendalikan oleh kromosom = dan dirangsang oleh $90:. 0el-sel Leydig ini akan menghasilkan testosteron yang menyebabkan proses di*erensiasidari 4asa de*erens dan 4esikula seminalis. 5etabolit testosteron yaitu ihirotestosteron (:T), menyebabkan proses di*erensiasi dari prostat dan genitalia eksterna.

roduksi testosteron oleh sel-sel interstitial Leydig pada pria akan sangat meningkat pada  permulaan pubertas. $90: akan merangsang sel-sel Leydig untuk menghasilkan testosteron,

:T dan estradiol, <0: akan merangsang sel sertoli untuk mempengaruhi pembentukan sperma. <0: dalam kadar yang rendah juga akan memperkuat e*ek perangsangan $90:. Testosteron harus dihasilkan dalam kadar yang ukup supaya proses spermatogenesis dapat berlangsung dengan sempurna. engan demikian, baik <0: maupun $90: harus dilepaskan oleh hipo*isis

(5)

anterior agar spermatogenesis dapat berlangsung. 0elanjutnya testosteron, :T, estradiol dan zat yang disekresi oleh tubular-inhibin akan menghambat sekresi $90: dan <0: oleh hipo*isis anterior, sehingga terjadi sistem umpan balik yang mengatur kadar testosteron dalam sirkulasi darah.

II.$ Kl!sifi%!si T&mo' Testis

alam 0jamsuhidajat dan im de 8ong (1&&'), klasi*ikasi organisasi kesehatan dunia (orld :ealth >rganisation ? :>) tentang tumor testis ganas "

1. 0eminoma "

− 0permatositik 

− 7naplastik

2. @on 0eminoma

− arsinoma embrional

0ekitar 2!% dari kanker testis, terjadi pada usia 2!-#! tahun dan sangat ganas. ertumbuhannya sangat epat dan menyebar ke paru-paru dan hati.

− Teratokarsinoma

7sal dari sel benih. $nsiden punak 2! A #! tahun. Lebih agresi*  dibandingkan dengan seminoma. :9; dan al*a-*etoprotein berguna sebagai pertanda tumor. Teratoma terdiri atas berbagai jenis jaringan dari endoderm, ektoderm dan mesoderm. endapat pada saat ini, teratoma sel benih, dan bukan berasal dari sel totipoten yang terlepas dari keikutsertaan pengorganisasian dalam embrio. $nsidensi punak teratoma antara umur 2! sampai #! tahun dan dibandingkan dengan seminoma, teratoma lebih agresi*. lasi*ikasi yang digunakan di $nggris dan negara manapun, terdapat empat kelompok histologis dari teratoma, yaitu " o Berdi*erensiasi

o ;anas intermedia

o ;anas tanpa berdi*erensiasi 

(6)

o ;anas tro*oblastik 

− Teratom matur dan imatur 

#. oriokarsinoma

0eminoma testis adalah tumor testis yang paling umum sekitar % dari semua tumor  testis. Biasanya ditemukan pada pria berusia #!-! tahun dan terbatas pada testis. 0eminoma berasal dari sel benih yang tumbuh dari epitel tubulus semini*erus. Testis membesar berupa tumor solid berarna putih, homogen dan keras. Tumor ini mengganti seluruh bagian tubuh testis. 0ekelompok keil sisa testis terdesak pada salah satu tepi tumor.

II.( P!togenesis

0ebagian besar (3 &%) tumor testis primer, berasal dari sel germinal, sedangkan isinya  berasal dari non germinal. Tumor germinal testis terdiri atas seminoma dan non seminoma.

0eminoma berbeda si*atnya dengan non-seminoma, antara lain si*at keganasannya, respon terhadap radioterapi dan prognosis tumor.

Tumor-tumor sel embrional testis merupakan satu golongan tumor yang heterogen. ari  berbagai klasi*ikasi tumor testis ganas, klasi*ikasi organisasi kesehatan dunia (:>) paling sering dipakai. isamping seminoma yang memang berasal dari sel germinal terdapat karsinoma embrional, teratoma dan koriokarsinoma yang digolongkan non seminoma, yang dianggap  berasal dari sel germinal pada tahap perkembangan lain histogenesis.0eminoma meliputi sekitar  !% dari tumor ganas testis. oriokarsinoma jarang sekali ditemukan (1%). 5etastasis tumor  testis kadang berbeda sekali dari tumor induk, yang berarti tumor primer terdiri dari berbagai  jenis jaringan embrional dengan daya in4asi yang berbeda.

Tumor testis pada mulanya berupa lesi intratestikuler yang akhinya mengenai seluruh  parenkim testis. 0el-sel tumor kemudian menyebar ke rate testis, epididimis, *unikulus spermatikus, atau bahkan ke kulit srotum. Tunika albugenia merupakan barrier yang sangat kuat  bagi penjalaran tumor testis ke organ sekitarnya, sehingga kerusakan tunika albugenia oleh in4asi

tumor membuka peluang sel-sel tumor untuk menyebar keluar testis.

euali kariokarsinoma, tumor testis menyebar melalui pembuluh lim*e menuju ke kelenjar lim*e retroperitoneal (para aorta) sebagai stasiun pertama, kemudian menuju ke kelenjar 

(7)

mediastinal dan suprala4ikula, sedangkan kariokarsinoma menyebar seara hematogen ke paru, hepar, dan otak.

II.) Pe't&m*&+!n d!n Pe'%em*!ng!n  Berdasarkan :> "

enentuan stadium klinis yang sederhana dikemukakan oleh Boden dan ;ibb " 0tadium 7 atau $ " tumor testis terbatas pada testis, tidak ada bukti penyebaran baik seara klinis maupun radiologis.

0tadium B atau $$ " tumor telah mengadakan penyebaran ke kelenjar regional (paraaorta) atau nodus lim*atikus iliaka. 0tadium $$ 7 untuk pembesaran lim*onodi para aorta yang belum teraba, stadium $$ B untuk pembesaran lim*onodi yang telah teraba (C1! m).

0tadium 9 atau $$$ " tumor telah menyebar keluar dari kelenjar retroperitoneum atau telahmengadakan metastasis supradia*ragma.

Tumor testis menyebar melalui pembuluh lim*e. elenjar lim*e terletak para aortal kiri setinggi L2 tepat dibaah hilus ginjal dan di sebelah kanan antara aorta dan 4. ka4a setinggi L#

(8)

dan praka4a setinggi L2. 5etastasis di kelenjar inguinal hanya terjadi setelah penyusupan tumor  ke dalam kulit skrotum atau setelah dilakukan pembedahan pada *unikulus spermatikus. enyebaran hematogen luas pada tahap dini merupakan tanda koriokarsinoma.

6ute penyebaran hematogen primer adalah melalui sirkulasi darah dari testis ke paru, rute kedua adalah dari metastasis kelenjar retroperitoneal melalui dutus thoraius dan 4.subla4ia ke paru. eepatan terjadinya metastasis sering tampak ada hubungan dengan subtipe histologiknya. 0eminoma bermetastasis lambat dan terutama ke kelenjar paralumbal, koriokarsinoma bermetastasis epat dan kebanyakan hematogen.

II., -!nifest!si Klini% 

0emua gambaran atau mani*estasi klinis tumor urogenital tergantung dari letak tumor, stadium, dan penyulit yang disebabkan oleh tumor. ;ambaran khas tumor testis ialah adanya  benjolan di dalam skrotum yang tidak nyeri. ;ejala dan tanda lain seperti nyeri pinggang, perut kembung, sesak napas, batuk, dan ginekomastia menunjukkan adanya metastatis yang luas. 5etastasis pada kelenjar paraaorta sering menyebabkan perut menjadi kembung dan pasien mengeluh adanya massa di perut bagian atas. 5etastasis di paru dapat menyebar dengan epat sehingga menimbulkan sesak napas dan juga batuk. 0edangkan ginekomastia adalah mani*estasi dari beredarnya kadar b:9; di dalam sirkulasi sistematik yang banyak terdapat pada koriokarsinoma. Tidak jarang penurunan berat badan seara drastis dapat terjadi pada pasien dengan tumor testis.

II.1 Di!gnosis

• 7nemnesa

• emeriksaan *isik 

ada pemeriksaan *isis testis terdapat benjolan padat keras, tidak nyeri pada palpasi tetapi kadang-kadang nyeri pada perabaan dan konturnya bisa sangat ireguler atau sedikit ireguler dan tidak menunjukkan tanda transiluminasi.

• emeriksaan penunjang

(9)

US/

0eminoma biasanya munul sebagai massa testis homogeny ehogeniity rendah dibandingkan dengan jaringan testis normal. 5assa biasanya o4al dan dide*inisikan dengan baik tanpa adanya in4asi lokal. 7liran darah internal terlihat. aerah *ibrosis dan kalsi*ikasi kurang umum daripada non-seminomatous tumor sel kuman. 0eminoma lebih  besar dapat tampil lebih beragam.

.

(10)

0ebuah gambar melintang melalui testis kanan (anel 7) menunjukkan massa intratestiular kompleks dengan ystiomponent (panah) dan komponen padat (panah). 8aringan testis normal terlihat di sepanjang aspeto* anterior massa. 0ebuah gambar oppler (anel B) mengungkapkan minimal 4asularity dalam komponen padat (panah)

0T S!n

9T abdomen dan panggul yang penting dalam mem4isualisasikan metastasis baik sebagai bagian dari seminoma stadium primer tetapi juga dalam diagnosis utama ketika massa testis tidak diketahui. 5etastasis ke para-aorta kelenjar getah bening  pada tingkat pembuluh ginjal adalah situs pertama khas karena menyebar ke drainase lim*atik dari testis berhubungan dengan penurunan testis embriologi. 5etastasis nodal sering besar, kepadatan homogen dan enderung untuk membungkus 4essles sekitarnya. 5etastasis kelenjar getah inguinalis atau iliaka simpul menyarankan lim*atik menyebar melalui skrotum dan ekstensi tumor itu lokal di luar tunika 4aginalis. 5etastasis 4iseral terlihat di sekitar % pasien pada presentasi (paru-paru, hati, tulang, otak). 0taging 9T dada hanya ditunjukkan ketika daerah getah bening para-aorta  penyebaran simpul hadir atau jika ada <oto toraks abnormal. 0etelah metastasis kelenjar 

getah terapi simpul mengurangi nyata dalam ukuran tetapi beberapa jaringan abnormal tidak akti* tetap ada yang dapat sulit dibedakan dari penyakit sisa dan pemantauan sementara diperlukan.

Biopsi

iagnosis ditentukan dengan pemeriksaan histologik sediaan biopsi. 0etiap  benjolan testis yang tidak menyurut dan hilang setelah pengobatan adekuat dalam aktu dua minggu harus diurigai dan dibiopsi. Biopsi harus dilakukan dari testis yang didekati melalui sayatan inguinal. Testis diinspeksi dan dibuat biopsi insisi setelah *unikulus ditutup dengan jepitan klem untuk menegah penyebaran lim*ogen atau hematogen. Tidak boleh diadakan biopsi langsung melalui kulit skrotum karena bahaya penemaran luka bedah dengan sel tumor dengan implantasi lokal atau penyebaran ke regio inguinal.

(11)

Bila ternyata ganas dilakukan orkidektomi, yang disusuli pemeriksaan luas untuk  menentukan jenis tumor, derajat keganasan dan luasnya penyebaran.

8ika diagnosis tumor sel embrional telah ditetapkan, perlu dilakukan pemeriksaan tambahan penetapan stadium. $ni berarti di samping pemeriksaan *isik lengkap juga  pemeriksaan penitraan terdiri atas CT-scan toraks dan abdomen. emeriksaan ini

tergantung pada simtomatologinya.

T&mo' -!'%e's

Entuk menandai tumor seminoma atau non seminoma yang dilihat adalah  jumlah 7< (al*a *etoprotein), :9; (human horioni gonadotrophin).

- a< (7l*a <eto rotein) adalah suatu glikoprotein yang diproduksi oleh karsinoma embrional, teratokarsinoma, atau tumor yolk sa, tetapi tidak diproduksi oleh koriokarsinoma murni dan seminoma murni. enanda tumor ini mempunyai masa  paruh -' hari

- :9; (:uman 9horioni ;onadotropin) adalah suatu glikoprotein yang pada keadaan normal diproduksi oleh jaringan tro*oblas. enanda tumor ini meningkat pada semua pasien koriokarsinoma, pada !% - !% pasien karsinoma embrional, dan % - 1!% pasien seminoma murni. :9; mempunyai aktu paruh 2-# jam

(12)

II.11 Di!gnosis B!nding

iagnosis di*erensial meliputi setiap benjolan didalam skrotum yang berhubungan dengan testis dan keluhan-keluhan pada daerah testis, seperti epididimitis dan orkitis (nyeri dan gejala-gejala in*lamasi), torsio testis, hidrokel (kemungkinan hidrokel simtomatik terdapat sebagai akibat tumor testis, diperlukan pungsi dan kemudian palpasi), 4arikokel, spermatokel, kista epididimis, hernia skrotalis.

II.12 Pen!t!l!%s!n!!n

ada dugaan tumor testis tidak diperbolehkan melakukan biopsi testis, karena itu untuk   penegakan diagnosis patologi anatomi, bahan jaringan harus diambil dari orkidektomi.

>rkidektomi dilakukan melalui pendekatan inguinal setelah mengangkat testis dan *unikulus spermatikus sampai anulus inguinalis internus. Biopsi atau pendekatan trans-skrotal tidak  diperbolehkan karena ditakutkan akan membuka peluang sel-sel tumor mengadakan penyebaran. ada eksplorasi melalui insisi inguinal dalam instansi pertama *unikulus spermatikus harus diklem dulu untuk menghindari penyebaran sel melalui darah atau saluran lim*e. emudian tetis

(13)

diluksasi dari skrotum di dalam luka insisi dan diperiksa. ungsi atau biopsi skrotum harus dianggap sebagai satu kesalahan tindakan.

ari hasil pemeriksaan patologi dapat dikategorikan antara seminoma dan non seminoma.

Seminoma

0eminoma merupakan tumor yang sangat sensiti* terhadap sinar. arena itu sesudah orkidektomi pada seminoma kebanyakan dilakukan radioterapi pada stasiun-stasiun kelenjar  lim*e regional, juga jika tidak dapat ditunjukkan adanya metastasis kelenjar lim*e dibaeah dia*ragma. Lapangan penyinaran juga harus meliputi sikatriks di daerah inguinal dan terapinya terdiri atas paling sedikit #! ;y dalam #- minggu.

enderita dengan stadium $, $$7, dan $$B, setelah orkidektomi diradiasi pada regio  paraaorta dan regio panggul ipsilateral. arena kurang lebih separuh penderita dengan stadium $$9 mendapat kekambuhan dengan terapi penyinaran, pada penderita ini dilakukan kemoterapi. epada penderita stadium $$$ diberikan skema kemoterapi yang berlaku untuk penderita non seminoma. Bila penanganan bedah sempurna serta kemoterapi dan penyinaran lengkap prognosis  baik sekali.

0ejak beberapa tahun pada seminoma, jika tidak dapat ditunjukkan metastasis (stadium $), dalam beberapa pusat yang terspesialisasi ukup dikerjakan kontrol penderita yang *rekuen tanpa radioterapi. alam hal ada metastasis kelenjar retroperitoneal dengan diameter lebih dari  m dan atau metastasis kelenjar di atas dia*ragma dan atau metastasis hematogen maka ini terindikasi untuk kemoterapi. ebanyakan hal ini digunakan empat siklus masing-masing # minggu yang terdiri atas sisplatin dan etoposid (5enel dkk., 1&&). alam pusat tertentu nilai kombinasi kemoterapi ini dibandingkan dengan karboplatin, sendirian atau dalam kombinasi.

 Non-seminoma

enderita dengan tumor non seminoma stadium $ tidak membutuhkan terapi tambahan setelah pembedahan. enderita stadium $$7 dapat diobser4asi saja, kadang diberikan kemoterapi

(14)

dua seri. ada stadium $$B biasanya diberikan empat seri kemoterapi. enderita stadium $$9 dan $$$ diberikan kemoterapi yang terdiri dari sisplatin, beomisin dan 4inblastin. Bila respon tidak  sempurna diberikan seri tambahan dengan sediaan kemoterapi lain. Bila masih terdapat sisa  jaringan di regio retroperitoneal dilakukan laparatomi eksplorasi. ada kebanyakan penderita

ternyata hanya ditemukan jaringan nekrotik atau jaringan matur. 8aringan matur merupakan  jaringan yang berdi*erensiasi baik dan tidak bersi*at ganas lagi.

8ika tidak dapat ditunjukkan metastasis dan tumor terbatas pada testis maka ini disebut stadium $. 0esudah orkidektomi ukup pemantauan yang sering terhadap penderita (wait and see  policy). alam hal ini harus diperhatikan kenyataan baha kira-kira 2% penderita

selama follow up menunjukkan pertumbuhan tumor. engan kontrol yang sering, dengan menetapkan zat-zat penanda, pertumbuhan tumor dapat epat didiagnosis, dan karena keilnya massa tumor dapat diterapi kurati* dengan kemoterapi. 8ika dibuktikan adanya metastasis,  pertama-tama dinilai dengan polikemoterapi. 0emula kemoterapi ini terdiri atas kombinasi sisplatin, 4inblastin, dan bleomisisn, sesudah itu 4inblastin diganti dengan etoposid. ombinasi ini sama e*ekti*nya tetapi ukup ringan toksisitasnya.

II.13 P'ognosis

rognosis umumnya memuaskan, keuali pada penderita dengan metastasis banyak di  paru atau bila terdapat kekambuhan dengan kadar petanda tumor yang tinggi. rognosis tumor 

testis bukan hanya bergantung kepada si*at histologiknya, melainkan terutama pada stadium tumor. etahanan hidup  tahun adalah sebagai berikut"

o 0eminoma, stadium $ dan $$ " &%

o 0eminoma, stadium $$$-$F " '!-&!%

o @on-seminoma, stadium $ " &&%

o @on-seminoma, tumor sedikit " '!-&!%

o @on-seminoma, tumor banyak " !-'!%

(15)
(16)

BAB III KESI-PULAN

• Tumor testis merupakan keganasan terbanyak pada pria berusia diantara 1-# tahun dan

merupakan 1-2% dari semua neoplasma pada pria.

• Tumor testis berasal dari sel germinal atau jaringan stroma testis. Lebih dari &!% berasal

dari sel germinal. Tumor ini mempunyai derajat keganasan tinggi, tetapi dapat sembuh  bila diberi penanganan adekuat.

• enyebab tumor testis belum diketahui dengan pasti, tetapi terdapat beberapa *aktor yang

erat kaitannya dengan peningkatan kejadian tumor testis, antara lain maldesensus testis, trauma testis, atro*i atau in*eksi testis dan pengaruh hormon.

• 0eminoma merupakan tumor maligna testis yang tersering, diikuti dengan arsinoma

embrional, teratoma dan khoriokarsinoma.

• 0eminoma bermetastasis lambat dan terutama ke kelenjar paralumbal, koriokarsinoma

 bermetastasis epat dan kebanyakan hematogen.

• enanda tumor yang paling sering diperiksa pada tumor testis adalah G< dan :9;,

 penanda tumor pada karsinoma testis germinal berman*aat untuk membantu diagnosis,  penentuan stadium tumor, monitoring respons pengobatan dan sebagai indikator   prognosis tumor testis.

• 0eminoma atau non-seminoma sangat sensiti* terhadap kemoterapi. 0eminoma juga

sangat radiosensiti*, non-seminoma jauh kurang sensiti*.

• rognosis umumnya memuaskan, keuali pada penderita dengan metastasis banyak di

 paru atau bila terdapat kekambuhan dengan kadar petanda tumor yang tinggi.

DA#TA PUSTAKA

• 7nonym, 2!!, 0ertoli 9ell Tumor o* the Testis, .g*mer.h.

(17)

• 9oulier B, Le*e4re =, Fisher, Bourgeois, 5ont*ort L, 9lausse 5, 5ailleu+ , ;ielen .

5etastases o* 9linially >ult Testiular 0eminoma 5imiking rimary /+tragonadal 6etroperitoneal ;erm 9ell Tumors.8B6-BT6. 2!!D, &1"1#&-. #.

• a4ey . Tumor Testis. 7t a glane mediine. /disi ke-1. 8akarta " enerbit /rlanggaH

2!!.

• rohmer 08, 5@ulty, 0hned. Testiular 0eminoma ith Lymph @ode 5etastases.

60@7, 2!!&, 2&"21''AD#

• Lea, <ebinger. ;rayIs 7natomy. 2!!!, p #!1

• rie, ilson 5. Lorraine, ato*isiologi onsep linis roses-roses

enyakit, ;angguan 0istem 6eproduksi ria, Buku 2, /disi , /;9, 8akarta

• urnomo B., asar-dasar Erologi, Tumor Erogenitalia, /disi kedua, 9F. 0agung 0eto,

8akarta, 2!!#, :lm 1D1-1D.

• 0abiston. Te+tbook o* 0urgery " The Biologial Basis o* 5odern0urgial ratie.

/disi 1.E07".B 0aunders ompanies.2!!2

• 0hartz. riniples o* 0urgery. /disi etujuh.E07"The 5gra-:illompany.2!!. 5

ansjoer 7. apita 0elekta edokteran jilid $. /disi ke-#. 8akarta " 5edia 7esulapius < E$H2!!!.

• 0jamsjulhidayat 6., 8ong .., Buku 7jar $lmu Bedah, Tumor ;anas Testis, /disi 6e4isi,

/;9, 8akarta, :lm 1!'!-1!'#.

• Tsili 79, Tsampoulas 9, ;iannakopoulos J, 0te*anou , 7lamano =, 0o*ikiti @, 2!!',

56$ in the :istologi 9haraterization o* Testiular @eoplasms, 786, p 1D&.

• Fan de Felde 9.8.:., Bosman <.T., agener .8., >nkologi,Tumor Testis, /disi  6e4isi,

anitia anker 60E 0ardjito =ogyakarta, 7lih Bahasa " 7rjono,, :lm -#.

• :>, athology and ;enetis o* Tumours o* the Erinary 0ystem and 5ale ;enital

>rgans, $nternational 7geny *or 6esearh on 9an er ($769), $769ress Lyon, 2!!

Referensi

Dokumen terkait

Tumor ganas yang paling banyak ditemukan ialah karsinoma sel skuamos nonkeratinisasi dengan jumlah 244 kasus atau 69,7 % dari seluruh kasus tumor ganas.. Sisanya

Selain menyebabkan tumor sel darah putih tipe myelosit, pertumbuhan tumor myelosit pada organ-organ limfoid menyebabkan penurunan kekebalan/imunosupresi pada ayam

Sel skuamosa merupakan neoplasma ganas pada keratinosid yang berasal dari sel epidermis yang lebih berdiferensiasi (keratinosid). Secara khas, tumor timbul di atas kulit yang

Tumor Jinak berbeda dengan tumor ganas yang dapat menyebabkan kematian pada penderita, meskipun tumor jinak tergolong tumor yang jarang menyebabkan kematian, namun ada beberapa

Kami menyajikan kasus tumor testis methachronous bilateral dengan histopatologi yang berbeda pada pria berusia 29 tahun dengan hasil hystopatologycal adalah skrotum seminoma kiri,

Dengan asumsi bahwa jika dibiarkan testis tidak dapat turun sendiri setelah usia 1 tahun, sedangkan setelah usia 2 tahun terjadi kerusakan testis yang cukup berma kna, maka saat

Para peneliti telah menemukan bahwa pasien dengan tumor sel plasma memiliki abnormalitas pada sel-sel sumsum tulang lain dan abnormalitas ini juga dapat menyebabkan pertumbuhan

Tumor otak merupakan pertumbuhan yang abnormal dari sel-sel jaringan otak baik yang berasal dari otak ataupun meningen/selaputnya baik bersifat jinak atau ganas yang menyebabkan proses